Anda di halaman 1dari 12

Sejarah Ikan Koi

Menurut sejarahnya, orang Cina-lah yang pertama kali menternakkan ikan karper, yaitu
sekitar tahun 1300-an. Jika kemudian diberitakan koi mulai ngetop dan diklaim sebagai "produk"
jepang tentu ada alasannya.
Pusat pembenihan koi di jepang terdapat di daerah pegunungan ojiya, niigata. Daerah ini
ter-kenal sebagai penghasil karper, karena penduduk di ojiya banyak membudidayakan karper
untuk lauk mereka sewaktu musim panas. Pada waktu mu-sim dingin, mereka tidak mungkin
lakukan karena daerah tersebut tertutup salju. Sebelum cuaca men-jadi dingin, karper tersebut
akan menempati kolam-kolam di dalam rumah, dan begitu melewati musim dingin karper
tersebut menjadi lauk bagi penduduk ojiya.
Melalui suatu pembudidayaan selama bertahun-tahun, akhirnya diperoleh strain yang
berwarna merah atau biru cerah. Itulah yang menjadi titik awal yang menyemangati mereka
untuk kemudian mencoba-coba menghasilkan strain-strain yang lebih indah. Akhirnya pada
tahun 1870 didapatkan-lah kohaku (merah dan putih), menyusul pada tahun 1910 shiroutsiiri
(putih dan hitam) dan kinutsuri (kuning dan hitam), garis keturunan mulai tampak dan
merupakan suatu yang tidak bisa di-pungkiri.
Tahun 1930, mulailah ditemukan karper warna dengan garis yang lain. Jika pada awal
mulanya hanya satu warna, kemudian menyusul penemuan koi dua dan tiga warna. Adapun koikoi cantik yang mulai dikenal adalah showa sanke (merah, putih dan hitam). Selain itu muncul
juga koi dengan corak lain seperti kinrin (sisik emas), ginrin (sisik perak), dan ogon (emas).
Pada tahun 1904, jerman mengirimkan koi dengan sisik yang tidak lengkap dan bahkan
yang tidak bersisik sama sekali, sebagai hadiah kepada jepang. Mereka lantas menernakkan koi
jerman ini dengan tipe sisik standar untuk koi, dan hasilnya melengkapi keanekaragaman dasar
variasi pada sisik koi. Jika koi warna-warni jepang dikenal sebagai nishikigoi, maka koi jerman
ini populer dengan sebutan doitsugoi (koi jerman). Dalam bahasa jepang, nishiki mengandung
makna kain yang berane-ka warna, sedangkan goi artinya tidak lain adalah karper. Akan halnya
nishikigoi yang akhirnya populer dengan nama koi.

2.2 Karakteristik Ikan Koi


Sebagai "bentuk lain" dari ikan mas, pada dasarnya hampir seluruh organ tubuh koi sama
dengan ikan mas lauk tersebut. Hanya ada beberapa perbedaan pokok seperti bentuk tubuh ideal,
warna ideal, dan beberapa hal yang sifatnya sangat khusus.
Koi mempunyai badan yang berbentuk seperti torpedo dengan perangkat gerak berupa
sirip. Ada-pun sirip-sirip yang melengkapi bentuk morfologi koi adalah sebuah sirip punggung,
sepasang sirip dada, sepasang sirip perut, sebuah sirip anus, dan sebuali sirip ekor. Sirip-sirip
tersebut sangat penting bagi inereka untuk berpindah tempat. Ibarat manu-sia, ikan pun
mempunyai kaki dan tangan. Sirip dada bisa diibaratkan sebagai tangan, sedangkan sirip perut
sebagai kaki. Hanya bedanya dengan manusia, tangan dan kaki tidak baka) tumbuh lagi ketika
patah (Jika tidak disambung), sirip-sirip pada ikan koi umumnya akan tumbuh Jika patah atau dipotong.
Untuk bisa berfungsi sebagai alat bergerak, sirip ini terdiri atas jari-jari keras, jari-jari
lunak, dan selaput sirip. Yang dimaksud dengan jari-jari keras adalah jari-jari sirip yang kaku dan
patah jika di-bengkokkan. Sebaliknya jari-jari lunak akan lentur dan tidak patah jika
dibengkokkan, dan letaknya selalu di belakang jari-jari keras. Selaput sirip merupakan "sayap"
yang memungkinkan koi mempunyai tenaga dorong yang lebih kuat apabila bere-nang. Selaput
inilah yang sering dibabat habis para-sit dan penyakit sehingga sirip koi tampak seperti
sisir/sikat. Sirip dada dan sirip ekor hanya mempunyai jari-jari lunak. Sirip punggung
mempunyai 3 jari-jari keras dan 20 jari-jari lunak, sirip perut hanya terdiri dari jari-jari lunak,
sebanyak 9 buah, sirip anus mempunyai 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak.
Selain sirip sebagai sarana penggerak, koi juga mempunyai indera penciuman. Indera
pencium ini berupa sepasang sungut (kumis) pada sebelah atas mulutnya, yang berguna untuk
mencium makanan pada dasar kolam yang berlumpur. Dengan indera penciumnya ini, mereka
mampu mendapatkan makanan dengan memisahkannya dari lumpur yang menutupi makanan
tersebut. Kumis. ini pula yang membedakannya dengan ikan maskoki, yang cikal bakalnya
sangat mirip dengan mereka.
Pada sisi badannya, dari pertengahan kepala hingga batang ekor, terdapat gurat sisi (Linea
lateralis) yang berguna untuk merasakan getaran suara. Garis ini terbentuk dari urat-urat yang
ada di sebelah dalam sisik yang membayang hingga ke sebelah luar.

Badan koi tertutup selaput yang terdiri dari dua lapisan. Lapisan pertama terletak di luar,
dikenal sebagai lapisan epidermis, sedang lapisan dalam di-sebut endodermis. Epidermis terdiri
dari sel-sel getah dan yang menghasilkan lendir (mucus) pada permukaan badan ikan. Cairan ini
melindungi per-mukaan badan atau menahan parasit yang menye-rang koi. Berbeda dengan
lapisan epidermis, lapisan endodermis terdiri atas serat-serat yang penuh dengan sel. Pangkal
sisik dan urat-urat darah terdapat pada daerah ini. Di dalam lapisan ini juga terdapat sel warna
yang sangat diperlukan sekali oleh koi. Sel warna ini mempunyai corak yang sangat kompleks
yang dengan cara kontraksi memproduksi larutan dengan 4 macam seJ warna yang berbeda.
Adapun keempat sel yang diproduksinya adaJah melano-phore (hitam), xanthophore (kuning),
erythrophore (merah), dan guanophore (putih). Organ perasa dan sistem syaraf mempunyai
hubungan yang erat dengan penyusutan dan penyerapan sel-sel warna. Organ ini sangat
reaktif sekali dengan cahaya. Tem-patnya di antara lapisan epidermis dan urat syaraf pada
jaringan lemak, dan terletak di bawah sisik.
Sisik koi mempunyai pertumbuhan yang unik. Pada sisik akan tergambar garis-garis yang
bisa di-jadikan patokan untuk mengira-ngira umur koi. Kasus yang hampir sama dengan pohon
jati, yang mana umurnya bisa ditentukan dengan melihat garis-garis lingkar pada batangnya.
Demikian pula yang terjadi pada koi. Karena garis-garis ini begitu halusnya, maka untuk bisa
memastikan yang hampir mendekafi kebenaran - diperlukan bantuan untuk melihat lebih jelas
lingkaran-lingkaran yang terdapat pada sisik koi.
Untuk melihatnya, kita perlu merendam sisik tersebut dengan larutan Potasium
hidroksida dengan konsentrasi 15% selama 24 jam. Setelah itu sisik dibersihkan dan dibasuh
dengan air, dan dilihat di bawah mikroskop.
2.3 Jenis-Jenis Ikan Koi
Tancho
Tancho adalah sebutan untuk koi yang pada sekujur badannya tak terdapat warna merah, tetapi
pada kepalanya terdapat warna merah. Pada katagori varietas sudah banyak disebutkan
macamnya seperti Tancho-Kohaku, Tancho-Sanke, dan Tancho-Showa.
Kinginrin
Yang dimaksud dengan Kinginrin tidak lain adalah koi yang mempunyai tanda-tanda perak di
badannya. Beta-gin untuk sebutan koi yang hanya sebagian besar badannya diselimuti warna

perak ini, sedangkan yang keseluruhan. badannya berwarna perak dinamakan Tama-gin atau
Platinum Ginrin.
1. Kinginrin-Kohaku adalah Kohaku yang ada unsur warna peraknya. Jika perak ini terdapat
pada warna putihnya dinamakan Ginrin, sedang yang tampak pada warna merah dinamakan
Kinrin. Umumnya warna perak ini tampak pada punggung-nya.
2. Kinginrin-Sanke adalah Sanke yang ada peraknya. Dulu warna perak yang tampak ini tidak
di-| sukai, karena akan menyebabkan warna merah dan hitam menjadi pudar. Kini Ginrin-Sanke
dengan warna merah dan hitam yang cerah malahan diter-nakkan. Kinginrin-Showa adalah
Showa yang mem-punyai unsur warna perak, sedangkan Kinginrin-Bekko adalah Bekko yang
mempunyai unsur warna I perak.

Hikarimono
Hikarimono dari Shusui dinamakan Kinsui yang mempunyai warna merah, tetapi Jika tidak
ada merahnya bernama Ginsui. Sho-Chiku-Bai adalah sebutan untuk keturunan Ogon dengan Aigoromo yang mempunyai pola berbentuk kerucut berwarna biru. Kujaku-Ogon adalah koi yang
berhasil diter-nakkan oleh Toshio Hirasawa pada tahun 1960, yang merupakan keturunan dari
Goshiki dan Ogon. Yang masih keluarga koi jerman dinamakan Kujaku-Doitsu. Yang terakhir
adalah Tora-Ogon yang merupakan keturunan dari Ki-Bekko. Koi emas dengan tanda-tanda
hitam pada punggungnya disebut Tora-Ogon.
1. Hikarimono-Kinginrin adalah Hikarimono yang mempunyai unsur warna perak yang relatif
masih baru. Platinum-Ogon dan Yamabuki-Ogon yang ada unsur peraknya merupakan ikan yang
benar-benar menawan.
2. Hikarimoyo-mono adalah keturunan dari perkawinan Ogon dengan koi lain (kecuali Utsuri),
termasuk juga Hariwake. Yang masuk dalam daftar Hikarimoyo-mono adalah Hariwake,
Yamabuki-Hariwake, Orange-Hariwake, Hariwake-Matsuba, Hariwake-Doitsu, Kikusui, dan
Iain-lain.

Hariwake
Hariwake adalah koi yang mempunyai pola emas dan perak, dengan kepala jernih.
Yamabuki-Hariwake adalah koi yang mempunyai pola emas murni dan platinum. Orange-

Hariwake mempunyai warna emas-oranye dan platinum, sedangkan yang polanya seperti jarum
cemara dinamakan Hariwake-Matsuba, dan yang keturunan koi jerman disebut Hariwake-Doitsu.
Kikusui adalah sebutan untuk Yamabuki-Hariwake-Doitsu yang badannya seperti platinum dan
mempunyai hiasan cantik pada sisi badannya. Hyakunenzakura adalah sebutan untuk Kikusui
yang mempunyai hiasan berkilauan pada punggungnya.
Platinum-Kohaku (Kin-Fuji)
Platinum-Kohaku (Kin-Fuji) adalah keturunan Kohaku dan Ogon. Koi ini mempunyai
punggung yang putih berkilauan seperti platinum. Yamatoni-shiki diberikan untuk menyebut
Hikarimono dari Taisho-Sanke yang berhasil dikembangkan oleh Seikichi Hoshino pada tahun
1965. Koi ini mempunyai badan yang mirip gumpalan platinum yang tampak indah sepanjang
hari.
Ogon
Ogon adalah koi yang mempunyai badan berwarna emas (golden). Ogon merupakan koi yang
di-temukan oleh Sawati dan anak laki-lakinya pada tahun 1946. Pada awalnya, mereka
menemukan koiyang garis punggungnya berwarna kuning, yang kemudian dipakainya sebagai
induk. la memilih koi yang terbaik, dan setelah empat atau lima generasi kemudian,
didapatnyalah koi berkepala emas, dan berkepala perak, serta koi berwarna kuning. Dengan
rnengawinkannya bersama betina Shiro-Fuji, akhir-nya koi bersisik emas dihasilkannya.
Ciri-ciri Ogon adalah sebagai berikut:
Kepalanya selalu berwarna keemasan cerah.
Sisiknya dihiasi dengan warna keemasan. Koi yang mempunyai sisik lebar pada daerah perutnya, termasuk jenis yang dicari.
Sirip dadanya hams berkilauan
Bentuknya bagus.
Warna koi yang bagus tidak berubah menjadi gelap, meskipun suhunya naik.
1. Nezu-Ogon
Nezu-Ogon adalah panggilan untuk koi yang berwarna perak, sedangkan Platinum-Ogon
adalah sebutan untuk koi hasil ternakan Tadao Yoshioka (1963) yang merupakan peranakan dari

Kigof dan Nezu-Ogon. Sesuai namanya, koi ini mempunyai badan yang berkilauan seperti
platinum.
2. Yamabuki-Ogon
Yamabuki-Ogon adalah sebutan untuk koi yang mempunyai badan berkilauan seperti emas
murni. Koi ini merupakan hasil perkawinan Kigoi dan Ogon yang dilakukan Masaoka pada tahun
1957. Orange-Ogon adalah Orange-Hikarimono yang muncul per-tama kali pada tahun 1956.
3. Hi-Ogon
Koi yang mempunyai kepala yang jernih dan sisiknya berkilauan dan warnanya merah
disebut Hi-Ogon. Perkawinan antara Matsuba dengan Ogon menghasilkan Kin-Matsuba. KinMatsuba mempunyai sisik timbul yang sangat terang. Kin-Matsuba yang mempunyai sisik
seperti platinum dinamakan Gin-Matsuba. Platinum-Doitsu adalah koi Jerman yang mempunyai
sisik berkilauan seperti platinum, sedangkan Orange-Doitsu mempunyai badan ber-warna
oranye.
4. Mizuhi-Ogon
Mizuhi-Ogon adalah Orange-Ogon yang mempunyai sisik hitam berkilauan pada bagian
punggungnya.
Kawarimono
Yang termasuk dalam daftar Kawarimono ada-lah Karasugoi (Dark Koi), Kigoi (Yellow Koi),
Chagoi (Brown Koi), Midorigoi (Green Koi), dan Matsuba.
1. Karasugoi mempunyai badan yang lebih gelap dibandingkan Magoi (koi hitam).
2. Kigoi adalah koi yang mempunyai badan berwarna kuning. Beberapa Kigoi mempunyai
mata berwarna merah.
3. Chagoi adalah koi yang berwarna cokelat. Khusus koi yang masih keluarga karper Jerman,
tumbuhnya lebih cepat, dan umumnya berukuran besar.
4. Matsubagoi adalah koi yang seluruh sisiknya berwarna cerah. Matsuba yang berwarna merah
gelap disebut Aka-Matsuba. Ki-Matsuba untuk yang kuning, dan yang putih disebut ShiroMatsuba. Kin-Matsuba dan Gin Matsuba merupakan sebutan untuk keturunan Matsuba dan
Ogon.

5. Midorigoi adalah nama yang diberikan untuk koi Jerman yang mempunyai sisik berwarna
hijau kekuningan. Ikan ini hasil ternakan Tadao Yoshioka yang mengawinkan jantan Shusui dan
Yamabuki-Ogon. Itu terjadi pada tahun 1965.
Koromo
Koromo diberikan bagi keturunan Asagi dengan Kohaku atau peranakan dari Asagi dengan
salah satu Sanshoku. Macam-macam Koromo adalah Ai-goromo (Blue-Koromo), Sumi-Goromo
(Dark-Koro-mo), Budo-Sanshoku, Koromo-Sanke, Koromo-Showa (Ai-Showa).
1.

Ai-goromo adalah peranakan Asagi dengan Kohaku. Sisiknya yang berwarna merah

mempunyai lingkaran tepi biru yang membuatnya tampak cantik.


2. Sumi-goromo adalah koi yang warna hitamnya seperti yang tampak pada bercak hitam
Kohaku. Pada kepalanya juga terdapat warna hitam ini.
3. Koi yang mempunyai sisik ungu berbentuk seperti dom-polan buah anggur diberi nama
Budo-Sanshoku. Koi ini benar-benar indah.
4. Koromo-Sanke merupakan peranakan dari perkawinan Ai-goromo dan Taisho-Sanke. Tanda
biru keluar pada bercak merah pada Taisho-Sanke.
5. Koromo-Showa (Ai-Showa) adalah peranakan dari Ai-goromo dan Showa-Sanshoku. Tanda
biru keluar dari bercak merah pada Showa-Sanshoku.
Shusui
Tahun 1910 Yoshigori Akiyama mengawinkan Asagi-Sanke dengan karper kaca dari Jerman,
dan menghasilkan Shusui. Shusui adalah koi yang sisik-nya besar-besar dan kulitnya lembut.
Punggungnya berwarna biru gelap dan sangat cantik. Ujung hi-dung, pipi, perut, dan lipatan
siripnya berwarna merah terbakar.
1. Hana-Shusui adalah Shusui yang mempunyai tanda merah pada kulitnya yang biru di antara
garis sisik di punggung dan perut.
2. Hi-Shusui adalah Shusui yang warna merahnya cukup luas hingga menutup daerah
punggung.
3. Shusui yang berwarna kuning dengan daerah punggung berwarna hijau gelap hingga ungu
diberi nama Ki-Shusui.
4. Jika punggungnya mendekati kehitaman dan tidak ada- unsur warna hijau atau ungu, maka
koi tersebut bernama Ki-Matsuba-Doitsu.
5. Pearl Shusui diberikan untuk Shusui yang mempunyai sisik punggung yang berwarna
keperakan.

Asagi
Asagi adalah koi yang mempunyai badan berwarna biru atau biru cerah dengan pipi, perut,
dan lipatan sirip berwarna merah. Sisik-sisiknya berwarna biru cerah dan membentuk susunan
yang tidak bercacat.Walaupun Asagi cenderung mempunyai kepala yang ada nodanya, tapi
sebenarnya yang bersih tak bernoda lebih disukai. Beberapa Asagi tidak punya warna merah
pada perutnya. Warna merah ini konon akan menjalar ke punggung dan menutupi warna biru
sejalan dengan umur Asagi.
1.

Asagi dengan bintik merah di kepalanya dina-makan Asagi-Menkaburi (Mask Covered).

Lipatan sirip dada yang berwarna merah disebut sirip Shusui. Warna merahnya tidak akan
tampak pada punggung.
2. Kajo-Asagi (Dark blue Shusui) adalah Asagi yang warna badannya segelap warna badan koi
hi-tam.
3. Narumi-Asagi adalah yang mempunyai pola Narumi, yang menjadi ciri khas dari Asagi.
4. Mizu-Asagi adalah koi yang mempunyai warna paling cerah di antara Asagi.
5. Asagi-Sanke adalah koi yang mempunyai warna punggung biru pucat. Kepala dan bagian
atas perutnya terdapat tanda merah, dan bagian bawah perutnya putih susu. Inilah Asagi yang
benar-benar cantik.
Bekko
Bekko masih keluarga Taisho-Sanke. Warna dasarnya merupakan perpaduan putih, merah,
dan kuning. Sementara itu -warna hitam menjadi peng-hias di antara warna-warna tersebut.
Macam-macam Bekko yang ada misalnya Shiro-Bekko, Aka-Bekko, Ki-Bekko, dan BekkoDoitsu.
1. Shiro Bekko adalah Taisho-Sanke yang tidak punya warna merah. Garis hitam menghiasi
kulitnya yang putih. Koi ini disebut bagus Jika pada kepalanya tidak terdapat warna hitam.
Seandainya ada, warna hitam tersebut Jangan sampai merusak keseimbangan warna secara
keseluruhan. Warna hitam yang lebar pada punggungnya sangat diharap-kan, sedang warna putih
pada kepalanya tidak boleh kecokelatan. Pada sirip dada terdapat garis-garis yang cantik, tapi
ada beberapa koi yang tidak mempunyainya.
2. Aka-Bekko adalah koi yang mempunyai tanda hitam pada permukaan tubuhnya yang merah.
Per-bedaannya yang mencolok dibandingkan dengan Aka-Sanke adalah Aka-Bekko tidak
memiliki bagian yang berwarna putih asli, sedangkan Aka-Sanke mempunyainya. Aka-Sanke
(Red tricolor) boleh di-katakan sebagai Bekko yang mempunyai warna merah, hitam, dan putih

(yang biasanya terdapat pada perutnya). Aka-Bekko yang memiliki warna merah pekat sangat
diharapkan, tapi umumnya sangat jarang.
3. Ki-Bekko adalah koi kuning yang mempunyai tanda hitam, sedangkan Bekko-Doitsu adalah
Bekko dari koi asal Jerman.
Utsurimono
Yang termasuk ke dalam Utsurimono adalah Shiro-Utsuri, Ki-Utsuri, dan Hi-Utsuri. Masingmasing jenis ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1.

Shiro-Utsuri adalah koi yang mempunyai warna putih berbentuk kerucut pada badannya

yang hitam. Pada lipatan sirip dadanya terdapat warna hitam. Shiro-Utsuri sering disebut juga
sebagai Shiro-Utsushi. Shiro-Utsuri untuk pertama kalinya dihasilkan oleh Kazuo Minemura dari
Mushigame di perkampungan Yamakoshi. Warna putih pada Shiro-Utsuri harus seperti salju,
sedang warna hitamnya sebagai pendukung utama seperti halnya pada Showa-Sanke (ShowaSanshoku).
2. Ki-Utsuri adalah koi yang mempunyai bentuk kerucut berwarna kuning pada badannya yang
hitam. Ki-Utsuri muncul pada awal sejarah koi. Ki-Utsuri sudah ditemukan sejak awal jaman
Meiji. Hanya saja waktu itu namanya Kuro-Ki-Han (ber-tanda hitam dari kuning). Barulah pada
tahun 1920 Eizaburo Hoshino memberinya nama Ki-Utsuri. Warna hitamnya harus pekat dan
bentuk kerucutnya berwarna kuning dengan pangkal sirip dadanya bergaris-garis.
3. Hi-Utsuri adalah koi yang warna kuningnya me-nyerupai warna merah. Warna hitamnya
sangat kon-tras dengan warna merah. Koi ini umumnya sangat memikat banyak orang, karena
warnanya mampu menyaingi Kohaku, Showa-Sanke, ataupun Taisho-Sanke. Badan Hi-Utsuri
yang bagus tidak boleh ber-noda. Pada sirip dadanya terdapat garis-garis. Jenis-nya adalah
Utsuri-Doitsu yaitu Utsurimono yang merupakan keluarga koi Jerman, Kage-Utsuri, Ginshiro,
dan Ogon-Utsuri.
Showa-Sanke
Showa-Sanke atau Showa-Sanshoku adalah koi yang berwarna hitam dengan hiasan warna
putih dan merah di badannya. Sepintas koi ini mirip dengan Taisho-Sanke. Bedanya terletak pada
warna dasarnya. Taisho berdasar putih, sedangkan Showa berdasar hitam.
Pada tahun 1927, Jukichi Hoshino mengawin-kan seekor Ki-Utsuri dengan Kohaku dan
menghasil-kan Showa-Sanke. Awalnya warna merah yang menghiasi tubuhnya masih bercampur
dengan cokelat-kekuningan. Selanjutnya, Tomiji Kobayashi berhasil mengawinkan Yagozaemon-

Kohaku dan menghasilkan Showa-Sanke dengan warna merah yang murni. Jenis ini kemudian
menjadi yang ter-baik.
Warna merah di daerah kepala hams cukup be-sar, merata dan pekat. Tepinya hams tegas
(jelas). Putih hams seperti salju, dan banyaknya sekitar 20% dari seluruh permukaan tubuhnya,
terutama pada kepala, punggung, dan ekor. Pola warna hitam hams menyerupai bentuk petir atau
gunung. Sirip dada hams berwarna hitam tanpa noda merah.
1.

Boke-Showa adalah Showa-Sanke yang mempu-nyai sisik yang kabur dan terang, tidak

cerah seperti sisik umumnya.


2. Hi-Showa adalah Showa yang warna merahnya lebih menonjol menyelimuti punggung-nya
dengan hanya sedikit warna putih.
3. Sebaliknya Jika warna putih lebih menonjol maka namanya ada-lah Kindai-Showa (Modern
Showa).
4. Nama Kin Showa diberikan bagi Showa yang mempunyai warna mengkilat, yaitu yang
merupakan cross breeding antara Showa-Sanke dengan Ogon (gold).
5. Tancho-Showa merupakan predikat bagi Showa yang tidak mempunyai warna merah pada
sekujur badannya dan hanya sedikit terdapat pada kepalanya.
6. Showa-Sanke yang merupakan karper kaca Jerman men-dapat julukan Doitsu-Showa.
Showa-Sanke seringkali mirip dengan Taisho-Sanke. Untuk membedakannya dibutuhkan
ketelitian. Ada beberapa pegangan untuk membedakannya, yaitu :
Showa-Sanke mempunyai bintik hitam (sumi) di kepalanya, sedangkan Taisho-Sanke tidak.
Warna hitam (sumi) pada Taisho-Sanke hanya memenuhi punggungnya, sedangkan pada
Showa-Sanke warna hitam ini terdapat hingga perutnya
Sirip dada Taisho-Sanke berwarna putih atau bergaris-garis, tetapi pada Showa-Sanke warna
hitam terdapat pada lipatannya. Bagi yang benar-benar profesional, bintik hitam ini pasti-lah
akan menjadi perhatian dan kalau perlu di-tanyakan kepada pedagang, karena dari bintik inilah
dua ekor koi benar-benar menjadi ber-beda kualitasnya.
Taisho Sanke
Taisho-Sanke adalah koi yang badannya berwarna putih dan-dihiasi dengan warna merah dan
hitam. Pola dasarnya merah pada bagian kepalanya, dan garis lebar hitam pada bagian dadanya.
Taisho-Sanke termasuk varietas yang terkenal, seperti hal-nya Kohaku.

Tidak jelas sejak kapan koi dengan tiga warna ini muncul. Namun sejak pertengahan jaman
Meiji, koi dengan tiga warna sudah ditemukan. Pada awal-nya, yang ada baru koi dengan tiga
warna yang se-cara penuh menghiasi sekujur badan koi. Atas jasa Eizaburo Hoshino dari
Takezawa, kini telah dapat menikmati koi yang berbadan putih dengan hiasan warna hitam dan
merah pada sekujur badannya.
Seperti Kohaku, putihnya Taisho-Sanke harus seputih salju. Warna merah harus seragam dan
pekat. Yang bertepi terang lebih penting. Taisho-Sanke di-sebut bagus Jika di kepalanya tidak
terdapat warna hitam. Koi yang punggungnya terdapat warna hitam lebar akan lebih bagus dan
tampak sangat indah. Tsubo-Sumi adalah koi yang mempunyai badan putih dengan bercak hitam,
sedangkan Kasane-Sumi adalah koi yang pada warna hitamnya terdapat di atas bercak merah.
Yang paling ideal adalah sirip yang juga mempunyai tiga pola warna.
1. Aka-Sanke adalah Taisho-Sanke yang warna merahnya membentang dari kepala hingga ekor.
Koi ini memang sangat mengesankan, tetapi kurang ang-gun.
2. Doitsu-Sanke adalah Taisho-Sanke yang masih merupakan keluarga karper kaca dari Jerman.
Aka-Sanke dari karper kaca ini dikenal dengan Doitsu-Aka-Sanke.
3. Fuji-Sanke adalah Taisho-Sanke yang mempunyai gumpalan perak pada kepalanya.
4. Tancho-Sanke adalah koi yang mempunyai warna merah yang lebar pada kepalanya, tapi
pada badan-nya tak terdapat warna merah.

Kohaku
Kohaku adalah varietas koi yang mempunyai badan putih dengan bercak merah pada
badannya. Kohaku boleh dikatakan paling populer di antara varietas koi. Ini bisa dimaklumi
sebab corak warna-nya langsung mengingatkan orang pada bendera ke-bangsaan Jepang. Dan
tidaklah berlebihan bila Kohaku dianggap sebagai koi yang pertama dan terakhir, karena
umumnya pertama kali orang akan memilih Kohaku, lalu berpindah-pindah varietas,lantas pada
akhirnya kembali lagi pada Kohaku.
Untuk mencapai coraknya yang sekarang, di-butuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan
Kohaku. Dari seekor koi berwarna hitam lahirlah koi berpipi merah lewat suatu mutasi, yang
lantas ngetop dengan nama Hookazuki. Pada tahun 1800, dari Hookazuki ini lahirlah seekor

koi berwarna putih. Koi berwarna putih ini lantas dikawin-kan dengan Higoi, lahirlah Haraka,
yaitu koi putih dengan bercak-bercak merah. Haraka sendiri ber-arti berperut merah (Red belly).
Kemudian ber-turut-turut lahirlah Hoo-Aka (berpipi merah), Era-Hi (berinsang merah). Sejak
1830 muncullah koi dengan sebagian kepala berwarna merah (Zukin-kaburi), koi berbibir merah
(Kuchibeni), dan Sarasa yang mempunyai punggung berwarna merah dan putih. Pendek kata
pada jaman Meiji, Kohaku sudah dikenal luas dan mulai dikembangkan secara khusus.
Warna putih pada Kohaku menjadi pusat perhatian untuk menentukan kualitas Kohaku.
Warna putihnya harus bersih seperti warna salju, tidak boleh putih kekuningan, atau putih
kecokelatan. Sedangkan untuk warna merah, yang dikehendaki adalah merah pekat tetapi cerah
(terang). Warna merah ini ada dua, yaitu yang dasarnya ungu dan cokelat kekuningan. Yang
pertama lebih pekat dan tidak mudah luntur, tetapi tidak halus. Sedangkan yang terakhir lebih
halus dan tidak mudah luntur, tetapi sulit didapatkan.
Banyak ragam Kohaku. Jenis-jenisnya di antara-nya dibedakan berdasarkan banyaknya
bercak merah pada punggungnya. Ada yang dua, tiga atau empat, tetapi ada juga yang hanya
satu.
1. Inazuma-Kohaku mempunyai warna merah menyerupai ben-tuk kilat di punggungnya.
2. Gotenzakura adalah Kohaku yang mempunyai bercak merah yang seim-bang pada sisi kiri
dan kanan punggungnya.
3. Doitsu-Kohaku Napoleon adalah Kohaku Jerman yang mempunyai warna merah seperti topi
Napoleon.
4. Fuji Kohaku adalah Kohaku yang mempunyai gum-palan berwarna perak pada kepalanya.
Mereka tam-pak sangat cantik. Namun kecantikannya akan hi-lang ketika umurnya dua tahun.
5. Shiromuji adalah koi yang mempunyai badan berwarna putih biasa, sedangkan keseluruhan
badan Akamuji berwarna merah biasa. Akumuji sering disebut sebagai Higoi. Higoi yang
warnanya gelap disebut sebagai Benigoi atau Hiaka. Higoi dengan sirip putih akrab dipanggil
sebagai Aka-Hajiro.
6. Tancho-Kohaku adalah koi yang keseluruhan badannya berwarna putih dengan bercak merah
pada bagian kepalanya.

Anda mungkin juga menyukai