Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TENTANG BUDIDAYA
IKAN KOI

Kelompok :7
Disusun Oleh : - Tirta Murni Lestari
- Rendi Angger Syukur
- Deni Wijaya
- Sela Marsedina
Kelas : XI Sains 2

SMA NEGERI 1 PARENGGEAN


Tahun Pelajaran
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun mampu menyelesaikan tugas prakarya yang
berjudul “Budidaya Ikan Koi“.
Penyusun pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1). Kepala Sekolah SMA NEGERI 1 PARENGGEAN
2). Wakil Kepala Sekolah SMA NEGERI 1 PARENGEAN
3). Dewan guru beserta staf tata usaha
4). Guru pembimbing mata pelajaran prakarya
5). Semua pihak yang telah membantu dan memberikan saran serta bimbingan dalam
penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa penulisan makalah ini memiliki banyak kekurangan. Oleh
Karena itu, dengan tangan terbuka penyusun menerima kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari pembaca untuk menyempurnakan penulisan makalah ini.

Penyusun,

Kelompok 7

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan 

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Ikan Koi

B. Karakteristaik Ikan Koi

C. Jenis Jenis Ikan Koi

D. Tekhnik Budidaya Ikan Koi

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan hias merupakan salah satu komoditi perikanan yang potensial dalam
menghasilkan devisa bagi negara dan mensejahterakan masyarakat perikanan
(pembudidaya). Pangsa pasar ikan hias Indonesia di dunia saat ini sebesar 7,5 %,lebih
kecil dibandingkan dengan pasar Singapura yang mencapai 22,8 %, sedangkan potensi
ikan hias Indonesia jauh melebihi negara tetangga tersebut.Potensi ikan hias di Indonesia
tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Bali,Kalimantan,Sulawesi, Maluku, dan Papua
Pada saat ini peminat ikan hias terus bertambah dan semakin menyebar keseluruh
lapisan masyarakat. Meskipun kemampuan daya belinya bervariasi,masyarakat perkotaan
di Indonesia melengkapi rumahnya dengan akuarium-akuarium yang diisi beragam ikan
hias salah satunya ikan koi. Ikan koi berasal dari Negara Jepang (Kokugyo). Di negeri
matahari terbit itu, koi berkembang pesat. Ikankoi merupakan ikan hias unggulan. Corak
sisiknya yang berwarna-warni membuatikan ini banyak digemari, terutama oleh para
pengusaha ikan hias.
Koi termasuk golongan Aimal. Dari famili masih dikelompokan dalam beberapa
genus dan terdiridari beberapa specias salah satunya Chyprinus carpio dengan nama lokal
ikan koi.Ikan koi di Indonesia merupakan ikan hias favorit dan banyak digemari
masyarakat luas karena tubuhnya yang mempesona dan harganya relatif tidak
terlalumahal. Ikan koi sekarang ini masih menjadi salah satu komoditas perdagangan
yangcukup baik dalam bidang perikanan.
B. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana asal mula ditemukan Ikan Koi ?
2.      Bagaimana Karakteristaik Ikan Koi ?
3.      Apa sajakah jenis jenis Ikan Koi ?
4.      Bagaimanakah Teknik Budidaya Ikan Koi ?
C. Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan tentang budidaya ikan koi mulai dari   pembenihan
hingga pemasaran dan analisis ekonomi yang dibutuhkan.
2. Dapat memecahkan masalah dalam budidaya ikan koi.
3. Mengetahui potensi ikan koi sejak dulu hingga sekarang.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Ikan Koi
Menurut sejarahnya, orang Cina-lah yang pertama kali menternakkan ikan karper,
yaitu sekitar tahun 1300-an. Jika kemudian diberitakan koi mulai ngetop dan diklaim
sebagai "produk" jepang tentu ada alasannya.Pusat pembenihan koi di jepang terdapat di
daerah pegunungan ojiya, niigata. Daerah ini ter-kenal sebagai penghasil karper, karena
penduduk di ojiya banyak membudidayakan karper untuk lauk mereka sewaktu musim
panas. Pada waktu mu-sim dingin, mereka tidak mungkin lakukan karena daerah tersebut
tertutup salju. Sebelum cuaca men-jadi dingin, karper tersebut akan menempati kolam-
kolam di dalam rumah, dan begitu melewati musim dingin karper tersebut menjadi lauk
bagi penduduk ojiya.
Melalui suatu pembudidayaan selama bertahun-tahun, akhirnya diperoleh strain
yang berwarna merah atau biru cerah. Itulah yang menjadi titik awal yang menyemangati
mereka untuk kemudian mencoba-coba menghasilkan strain-strain yang lebih indah.
Akhirnya pada tahun 1870 didapatkan-lah kohaku (merah dan putih), menyusul pada
tahun 1910 shiroutsiiri (putih dan hitam) dan kinutsuri (kuning dan hitam), garis keturunan
mulai tampak dan merupakan suatu yang tidak bisa di-pungkiri.
Tahun 1930, mulailah ditemukan karper warna dengan garis yang lain. Jika pada
awal mulanya hanya satu warna, kemudian menyusul penemuan koi dua dan tiga warna.
Adapun koi-koi cantik yang mulai dikenal adalah showa sanke (merah, putih dan hitam).
Selain itu muncul juga koi dengan corak lain seperti kinrin (sisik emas), ginrin (sisik
perak), dan ogon (emas).
Pada tahun 1904, jerman mengirimkan koi dengan sisik yang tidak lengkap dan
bahkan yang tidak bersisik sama sekali, sebagai hadiah kepada jepang. Mereka lantas
menernakkan koi jerman ini dengan tipe sisik standar untuk koi, dan hasilnya melengkapi
keanekaragaman dasar variasi pada sisik koi. Jika koi warna-warni jepang dikenal sebagai
nishikigoi, maka koi jerman ini populer dengan sebutan doitsugoi (koi jerman). Dalam
bahasa jepang, nishiki mengandung makna kain yang berane-ka warna, sedangkan goi
artinya tidak lain adalah karper. Akan halnya nishikigoi yang akhirnya populer dengan
nama koi.
B. Karakteristik Ikan Koi
Sebagai "bentuk lain" dari ikan mas, pada dasarnya hampir seluruh organ tubuh koi
sama dengan ikan mas lauk tersebut. Hanya ada beberapa perbedaan pokok seperti bentuk
tubuh ideal, warna ideal, dan beberapa hal yang sifatnya sangat khusus.
Koi mempunyai badan yang berbentuk seperti torpedo dengan perangkat gerak
berupa sirip. Ada-pun sirip-sirip yang melengkapi bentuk morfologi koi adalah sebuah 
sirip punggung, sepasang sirip dada, sepasang sirip perut, sebuah sirip anus, dan sebuali
sirip ekor. Sirip-sirip tersebut sangat penting bagi inereka untuk berpindah tempat. Ibarat
manu-sia, ikan pun mempunyai kaki dan tangan. Sirip dada bisa diibaratkan  sebagai 
tangan, sedangkan sirip perut sebagai kaki.  Hanya  bedanya dengan manusia, tangan dan
kaki tidak baka) tumbuh lagi ketika patah (Jika tidak disambung), sirip-sirip pada ikan koi
umumnya akan tumbuh Jika patah atau di-potong.
Untuk bisa berfungsi sebagai alat bergerak, sirip ini terdiri atas jari-jari keras, jari-
jari lunak, dan selaput sirip. Yang dimaksud dengan jari-jari keras adalah jari-jari sirip
yang kaku dan patah jika di-bengkokkan. Sebaliknya jari-jari lunak akan lentur dan tidak
patah jika dibengkokkan, dan letaknya selalu di belakang jari-jari keras. Selaput sirip
merupakan "sayap" yang memungkinkan koi mempunyai tenaga dorong yang lebih kuat
apabila bere-nang. Selaput inilah yang sering dibabat habis para-sit dan penyakit sehingga
sirip koi tampak seperti sisir/sikat. Sirip dada dan sirip ekor hanya mempunyai jari-jari
lunak. Sirip punggung mempunyai 3 jari-jari keras dan 20 jari-jari lunak, sirip perut hanya
terdiri dari jari-jari lunak, sebanyak 9 buah, sirip anus mempunyai 3 jari-jari keras dan 5
jari-jari lunak.
Selain sirip sebagai sarana penggerak, koi juga mempunyai indera penciuman.
Indera pencium ini berupa sepasang sungut (kumis) pada sebelah atas mulutnya, yang
berguna untuk mencium makanan pada dasar kolam yang berlumpur. Dengan indera
penciumnya ini, mereka mampu mendapatkan makanan dengan memisahkannya dari
lumpur yang menutupi makanan tersebut. Kumis. ini pula yang membedakannya dengan
ikan maskoki, yang cikal bakalnya sangat mirip dengan mereka.
Pada sisi badannya, dari pertengahan kepala hingga batang ekor, terdapat gurat sisi
(Linea lateralis) yang berguna untuk merasakan getaran suara. Garis ini terbentuk dari
urat-urat yang ada di sebelah dalam sisik yang membayang hingga ke sebelah luar.
Badan koi tertutup selaput yang terdiri dari dua lapisan. Lapisan pertama terletak di
luar, dikenal sebagai lapisan epidermis, sedang lapisan dalam di-sebut endodermis.
Epidermis terdiri dari sel-sel getah dan yang menghasilkan lendir (mucus) pada
permukaan badan ikan. Cairan ini melindungi per-mukaan badan atau menahan parasit
yang menye-rang koi. Berbeda dengan lapisan epidermis, lapisan endodermis terdiri atas
serat-serat yang penuh dengan sel. Pangkal sisik dan urat-urat darah terdapat pada daerah
ini. Di dalam lapisan ini juga terdapat sel warna yang sangat diperlukan sekali oleh koi.
Sel warna ini mempunyai corak yang sangat kompleks yang dengan cara kontraksi
memproduksi larutan dengan 4 macam seJ warna yang berbeda. Adapun keempat  sel 
yang diproduksinya adaJah melano-phore (hitam), xanthophore (kuning), erythrophore
(merah), dan guanophore (putih).  
Organ perasa dan sistem syaraf mempunyai hubungan yang erat dengan 
penyusutan   dan  penyerapan   sel-sel  warna. Organ ini sangat reaktif sekali dengan
cahaya. Tem-patnya di antara lapisan epidermis dan urat syaraf pada jaringan lemak, dan
terletak di bawah sisik.
Sisik koi mempunyai pertumbuhan yang unik. Pada sisik akan tergambar garis-garis
yang bisa di-jadikan patokan untuk mengira-ngira umur koi. Kasus yang hampir sama
dengan pohon jati, yang mana   umurnya  bisa  ditentukan   dengan  melihat garis-garis
lingkar pada batangnya. Demikian pula yang terjadi pada koi. Karena garis-garis ini begitu
halusnya, maka untuk bisa memastikan yang hampir mendekafi kebenaran - diperlukan
bantuan untuk melihat lebih jelas lingkaran-lingkaran yang terdapat pada sisik koi.
Untuk melihatnya, kita perlu merendam sisik tersebut dengan larutan Potasium
hidroksida dengan konsentrasi 1—5% selama 24 jam. Setelah itu sisik dibersihkan dan
dibasuh dengan air, dan dilihat di bawah mikroskop.
C. Jenis-Jenis Ikan Koi
1. Ikan Koi Hariwake
Hariwake adalah koi yang mempunyai pola emas dan perak, dengan kepala jernih.
Yamabuki-Hariwake adalah koi yang mempunyai pola emas murni dan platinum.
Orange-Hariwake mempunyai warna emas-oranye dan platinum, sedangkan yang
polanya seperti jarum cemara dinamakan Hariwake-Matsuba, dan yang keturunan koi
jerman disebut Hariwake-Doitsu. Kikusui adalah sebutan untuk Yamabuki-Hariwake-
Doitsu yang badannya seperti platinum dan mempunyai hiasan cantik pada sisi
badannya. Hyakunenzakura adalah sebutan untuk Kikusui yang mempunyai hiasan
berkilauan pada punggungnya.
2. Ikan Koi Platinum-Kohaku (Kin-Fuji)
Platinum-Kohaku (Kin-Fuji) adalah keturunan Kohaku dan Ogon. Koi ini
mempunyai punggung yang putih berkilauan seperti platinum. Yamatoni-shiki
diberikan untuk menyebut Hikarimono dari Taisho-Sanke yang berhasil dikembangkan
oleh Seikichi Hoshino pada tahun 1965. Koi ini mempunyai badan yang mirip
gumpalan platinum yang tampak indah sepanjang hari.
3.Ikan Koi Nezu-Ogon
Nezu-Ogon adalah panggilan untuk koi yang berwarna perak, sedangkan Platinum-
Ogon adalah sebutan untuk koi hasil ternakan Tadao Yoshioka (1963) yang merupakan
peranakan dari Kigof dan Nezu-Ogon. Sesuai namanya, koi ini mempunyai badan yang
berkilauan seperti platinum.
4. Ikan Koi Yamabuki-Ogon
Yamabuki-Ogon adalah sebutan untuk koi yang mempunyai badan berkilauan
seperti emas murni. Koi ini merupakan hasil perkawinan Kigoi dan Ogon yang
dilakukan Masaoka pada tahun 1957. Orange-Ogon adalah Orange-Hikarimono yang
muncul per-tama kali pada tahun 1956.
5. Ikan Koi Hi-Ogon
Koi yang mempunyai kepala yang jernih dan sisiknya berkilauan dan warnanya
merah disebut Hi-Ogon. Perkawinan antara Matsuba dengan Ogon menghasilkan Kin-
Matsuba. Kin-Matsuba mempunyai sisik timbul yang sangat terang. Kin-Matsuba yang
mempunyai sisik seperti platinum dinamakan Gin-Matsuba. Platinum-Doitsu adalah koi
Jerman yang mempunyai sisik berkilauan seperti platinum, sedangkan Orange-Doitsu
mempunyai badan ber-warna oranye.
6. Ikan koi Midorigoi
 adalah nama yang diberikan untuk koi Jerman yang mempunyai sisik berwarna
hijau kekuningan. Ikan ini hasil ternakan Tadao Yoshioka yang mengawinkan jantan
Shusui dan Yamabuki-Ogon. Itu terjadi pada tahun 1965.
7. Ikan Koi Koromo
Koromo diberikan bagi keturunan Asagi dengan Kohaku atau peranakan dari Asagi
dengan salah satu Sanshoku. Macam-macam Koromo adalah Ai-goromo (Blue-
Koromo), Sumi-Goromo (Dark-Koro-mo), Budo-Sanshoku, Koromo-Sanke, Koromo-
Showa (Ai-Showa).

8. Ikan Koi Shusui


Tahun 1910 Yoshigori Akiyama mengawinkan Asagi-Sanke dengan karper kaca
dari Jerman, dan menghasilkan Shusui. Shusui adalah koi yang sisik-nya besar-besar
dan kulitnya lembut. Punggungnya berwarna biru gelap dan sangat cantik. Ujung hi-
dung, pipi, perut, dan lipatan siripnya berwarna merah terbakar.
9. Ikan Koi Asagi
Asagi adalah koi yang mempunyai badan berwarna biru atau biru cerah dengan
pipi, perut, dan lipatan sirip berwarna merah. Sisik-sisiknya berwarna biru cerah dan
membentuk susunan yang tidak bercacat.Walaupun Asagi cenderung mempunyai
kepala yang ada nodanya, tapi sebenarnya yang bersih tak bernoda lebih disukai.
Beberapa Asagi tidak punya warna merah pada perutnya. Warna merah ini konon akan
menjalar ke punggung dan menutupi warna biru sejalan dengan umur Asagi.
10. Ikan Koi Showa-Sanke
Showa-Sanke atau Showa-Sanshoku adalah koi yang berwarna hitam dengan
hiasan warna putih dan merah di badannya. Sepintas koi ini mirip dengan Taisho-
Sanke. Bedanya terletak pada warna dasarnya. Taisho berdasar putih, sedangkan Showa
berdasar hitam.
Pada tahun 1927, Jukichi Hoshino mengawin-kan seekor Ki-Utsuri dengan Kohaku
dan menghasil-kan Showa-Sanke. Awalnya warna merah yang menghiasi tubuhnya
masih bercampur dengan cokelat-kekuningan. Selanjutnya, Tomiji Kobayashi berhasil
mengawinkan Yagozaemon-Kohaku dan menghasilkan Showa-Sanke dengan warna
merah yang murni. Jenis ini kemudian menjadi yang ter-baik.
Warna merah di daerah kepala hams cukup be-sar, merata dan pekat. Tepinya
hams tegas (jelas). Putih hams seperti salju, dan banyaknya sekitar 20% dari seluruh
permukaan tubuhnya, terutama pada kepala, punggung, dan ekor. Pola warna hitam
hams menyerupai bentuk petir atau gunung. Sirip dada hams berwarna hitam tanpa
noda merah.
11. Ikan Koi Taisho Sanke
Taisho-Sanke adalah koi yang badannya berwarna putih dan-dihiasi dengan warna
merah dan hitam. Pola dasarnya merah pada bagian kepalanya, dan garis lebar hitam
pada bagian dadanya. Taisho-Sanke termasuk varietas yang terkenal, seperti hal-nya
Kohaku.
Tidak jelas sejak kapan koi dengan tiga warna ini muncul. Namun sejak
pertengahan jaman Meiji, koi dengan tiga warna sudah ditemukan. Pada awal-nya, yang
ada baru koi dengan tiga warna yang se-cara penuh menghiasi sekujur badan koi. Atas
jasa Eizaburo Hoshino dari Takezawa, kini telah dapat menikmati koi yang berbadan
putih dengan hiasan warna hitam dan merah pada sekujur badannya.
Seperti Kohaku, putihnya Taisho-Sanke harus seputih salju. Warna merah harus
seragam dan pekat. Yang bertepi terang lebih penting. Taisho-Sanke di-sebut bagus
Jika di kepalanya tidak terdapat warna hitam. Koi yang punggungnya terdapat warna
hitam lebar akan lebih bagus dan tampak sangat indah. Tsubo-Sumi adalah koi yang
mempunyai badan putih dengan bercak hitam, sedangkan Kasane-Sumi adalah koi yang
pada warna hitamnya terdapat di atas bercak merah. Yang paling ideal adalah sirip yang
juga mempunyai tiga pola warna.
12. Ikan Koi Kohaku
Kohaku adalah varietas koi yang mempunyai badan putih dengan bercak merah
pada badannya. Kohaku boleh dikatakan paling populer di antara varietas koi. Ini bisa
dimaklumi sebab corak warna-nya langsung mengingatkan orang pada bendera ke-
bangsaan Jepang. Dan tidaklah berlebihan bila Kohaku dianggap sebagai koi yang
“pertama dan terakhir”, karena umumnya pertama kali orang akan memilih  Kohaku, 
lalu berpindah-pindah varietas,lantas pada akhirnya kembali lagi pada Kohaku.
Untuk mencapai coraknya yang sekarang, di-butuhkan waktu yang lama untuk
menghasilkan Kohaku. Dari seekor koi berwarna hitam lahirlah koi berpipi merah lewat
suatu mutasi, yang lantas ngetop dengan nama “Hookazuki”. Pada tahun 1800, dari
“Hookazuki” ini lahirlah seekor koi berwarna putih. Koi berwarna putih ini lantas
dikawin-kan dengan Higoi, lahirlah Haraka, yaitu koi putih dengan bercak-bercak
merah. Haraka sendiri ber-arti berperut merah (Red belly). Kemudian ber-turut-turut
lahirlah Hoo-Aka (berpipi merah), Era-Hi (berinsang merah). Sejak 1830 muncullah
koi dengan sebagian kepala berwarna merah (Zukin-kaburi), koi berbibir merah
(Kuchibeni), dan Sarasa yang mempunyai punggung berwarna merah dan putih. Pendek
kata pada jaman Meiji, Kohaku sudah dikenal luas dan mulai dikembangkan secara
khusus.
Warna putih pada Kohaku menjadi pusat perhatian untuk menentukan kualitas
Kohaku. Warna putihnya harus bersih seperti warna salju, tidak boleh putih
kekuningan, atau putih kecokelatan. Sedangkan untuk warna merah, yang dikehendaki
adalah merah pekat tetapi cerah (terang). Warna merah ini ada dua, yaitu yang dasarnya
ungu dan cokelat kekuningan. Yang pertama lebih pekat dan tidak mudah luntur, tetapi
tidak halus. Sedangkan yang terakhir lebih halus dan tidak mudah luntur, tetapi sulit
didapatkan.
D. Teknik Budidaya Ikan Koi
Budidaya ikan koi cukup mudah dilakukan. Tahapan-tahapannya hampir sama
dengan budidaya ikan mas. Hanya saja yang menjadi krusial adalah ketersediaan bibit
berkualitas. Kali ini alamtani membahas mengenai langkah-langkah budidaya ikan koi.
Berikut ini adalah tahapan dalam budidaya ikan koi :
1. Memilih indukan
Memilih indukan memegang peranan penting dalam budidaya ikan koi. Indukan
yang bagus secara genetis akan menghasilkan keturunan yang bagus, begitu kira-kira
hukum umumnya. Indukan berkualitas biasanya dimiliki oleh penangkar atau para
pehobi. Bila kesulitan menemukan indukan yang baik, bisa dengan jalam meminjamnya
dari para pehobi.
Pehobi biasanya mengoleksi ikan koi yang berkualitas, baik untuk dipelihara
sendiri maupun untuk kontes. Namun para pehobi ini rata-rata tidak memiliki
keterampilan atau waktu untuk mengawinkan ikannya. Padahal, untuk menjaga agar
ikan tetap bugar salah satunya harus dikawinkan jika telah tiba waktunya.
Di sini pembudidaya bisa kerja sama dengan pemilik ikan. Dimana pemilik
diuntungkan karena ikannya bisa dikawinkan dan pembudidaya bisa mendapatkan
keturunan berkualitas. Sebagai imbalannya, biasanya si pemilik dipersilakan memilih
satu atau dua ekor ikan hasil perkawinan.

Selain keturunan atau sifat genetis, calon indukan ikan koi harus memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
·      Umur ikan sudah cukup matang, lebih dari 2 tahun
·      Memiliki jenis yang sama atau mendekati, misalnya kohaku dengan kohaku
·      Bentuk tubuh ideal, dari atas tampak seperti torpedo
·      Gaya berengang tenang dan seimbang
·      Warna cemerlang dan kontras
·      Sehat, gerakannya gesit tidak banyak diam di dasar kolam.
·      Indukan jantan dan betina telah matang gonad
2. Pemeliharaan indukan ikan koi
Sebaiknya calon indukan ikan koi dipelihara dalam kolam khusus. Kedalaman
kolam setidaknya 150 cm, lebih dalam lebih baik. Kepadatan kolam juga harus
diperhatikan, kolam berukuran 4×5 meter maksimal diisi 20 ekor indukan betina atau
40 ekor indukan jantan. Hal ini karena indukan betina biasanya lebih besar dari indukan
jantan.
Indukan betina dan jantan dipelihara dikolam yang berbeda, manfaatnya agar saat
dipijahkan indukan tidak perlu mengalami pemberokan lagi. Secara umum
pemeliharaan kolam indukan sama saja dengan pemeliharaan kolam pembesaran.
Pakan yang diberikan berupa pelet berukuran 8 mm, asumsinya ikan koi yang
berumur lebih dari 2 tahun sudah berukuran minimal 60 cm. Jumlah pakan yang
diberikan sekitar 3-5% dari bobot tubuhnya dalam satu hari. Frekuensi pemberian
pakan 2-4 kali.
3. Pemijahan ikan koi
a. Tempat pemijahan
Sebaiknya kolam pemijahan terbuat dari semen dan permukaannya
diplester. Hal ini untuk menjaga agar sisik ikan tidak rusak bila terjadi gesekan
saat proses pemijahan. Ukuran kolam variatif, biasanya sekitar 3×6 meter
dengan kedalaman 60 cm dan ketinggian air 40 cm.Kolam harus memiliki
saluran masuk dan keluar. Pada kedua saluran tersebut harus dipasang saringan
halus. Tujuannya agar tidak ada hama penganggu yang masuk ke kolam dan
telur atau larva hasil pemijahan tidak hanyut ke luar kolam.
Sebelum di isi air, kolam harus dijemur dan dikeringkan terlebih dahulu.
Gunanya untuk memutus siklus bibit penyakit yang mungkin ada dalam kolam.
Air yang dipergunakan untuk mengisi kolam hendaknya diendapkan terlebih
dahulu selama 24 jam.
Ikan koi senang menempelkan telurnya pada media yang ada dalam kolam.
Oleh karena itu, sediakan kakaban yang terbuat dari ijuk atau bisa
memanfaatkan tumbuhan air. Untuk memperkaya kadar oksigen pasang aerotor
pada kolam pemijahan.
b. Proses pemijahan
Setelah kolam pemijahan siap, masukkan indukan ikan koi betina terlebih
dahulu. Pemijahan biasanya berlangsung malam hari, sehingga induk betina bisa
dimasukkan pada sore hari. Biarkan indukan betina beradaptasi dengan kondisi
kolam agar tidak stres.
Setelah 2 hingga 3 jam, indukan jantan bisa dilepaskan di kolam pemijahan.
Jumlah indukan jantan yang dimasukkan 3 hingga 5 ekor. Hal ini untuk
menghindari kegagalan dalam pemijahan dan semua telur yang dikeluarkan
indukan betina bisa terbuahi. Sebenarnya bisa saja menggunakan hanya satu
jantan apabila ukuran si jantan cukup besar. Namun resiko kegagalannya lebih
tinggi.
Pemijahan biasanya berlangsung sekitar pukul 11 malam hingga dini hari
sebelum matahari terbit. Selama masa itu akan terjadi aksi kejar-kejaran, dimana
si betina akan menyemprotkan telurnya pada kakaban. Setelah telur menempel
indukan jantan akan menyemprotkan spermanya untuk membuahi telur tersebut.
Setelah proses pemijahan selesai, segera angkat indukan-indukan tersebut
dari kolam pemijahan. Apabila induka dibiarkan di kolam dikhawatirkan akan
memakan telur-telur tersebut. Biarkan telur-telur yang ada di kolam untuk
menetas.
c. Penetasan larva
Telur-telur yang menempel pada kakaban atau tanaman air harus terendam
dalam air. Oleh karena itu berikan pemberat pada kakaban. Pada keadaan
normal, suhu sekitar 27-30 derajat celcius, telur akan menetas dalam waktu 48
jam. Jika suhu air terlampau dingin penetasan akan lebih lama. Bila terlampau
panas telur bisa membusuk.
Setelah telur menetas kakaban atau tanaman air bisa diangkat. Larva yang
baru menetas masih menyimpan persedian makanan yang bisa bertahan hingga
3-5 hari. Apabila persediaan makanan sudah habis burayak ikan koi mulai
membutuhkan pakan.
Pakan yang bisa diberikan pada burayak umur 5 hari adalah kuning telur
yang telah direbus. Kemudian kuning telur tersebut dilumatkan dan dicampur
dengan air. Perhatikan pemberian pakan jangan sampai berlebihan dan
mengotori air kolam. Bila ada sisa pakan segera dibersihkan.
Beberapa penangkar tidak menganjurkan pemberian pakan kuning telur
karena mudah membuat kolam kotor dan menyebabkan kematian massal.
Sebenarnya yang paling diinginkan burayak adalah pakan hidup. Oleh karena
itu bisa diberikan kutu air (daphnia dan moina) yang telah disaring. Penyaringan
kutu dilakukan hingga burayak berukuran 1 cm.
Bila sudah lebih besar bisa diberikan kutu yang tidak disaring atau udang
artemia. Cacing sutera bisa diberikan bila ukuran burayak sudah mencapai 1,5
cm. Pemberian pakan tersebut berlangsung hingga burayak berumur 3 minggu.
Setelah itu, ikan dipindahkan ke kolam   pendederan.
d. Pendederan
Kolam pendederan adalah kolam untuk memelihara ikan koi hingga
berumur 3 bulan. Pada umur ini biasanya ukuran ikan koi telah mencapai 15 cm.
Ukuran kolam 3×4 dengan kedalaman 40 cm bisa menampung 250-300 ekor
anak ikan koi.
Pada fase ini, pelet sudah bisa diberikan sebagai pakan ikan. Berikan pelet
berukuran kecil berukuran 250 mikron. Satu ons pelet cukup untuk 1000 ekor
ikan koi. Pemeberian pakan dilakukan 2 kali sehari. Untuk membentuk warna
berikan sesekali cacing sutera atau udang artemia.
Setelah anak ikan berumur 3 bulan, bisa diberikan pelet kasar sesuai
takaran. Berikan pelet hingga ikan kenyang. Bila dalam tempo 5 menit pakan
tidak dimakan dan tersisa di kolam berarti ikan sudah kenyang. Pemberian pelet
dilakukan 2-3 kali sehari.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut sejarahnya, orang Cina-lah yang pertama kali menternakkan ikan karper,
yaitu sekitar tahun 1300-an. Jika kemudian diberitakan koi mulai ngetop dan diklaim
sebagai "produk" jepang tentu ada alasannya.Pusat pembenihan koi di jepang terdapat di
daerah pegunungan ojiya, niigata.
Koi mempunyai badan yang berbentuk seperti torpedo dengan perangkat gerak
berupa sirip. Ada-pun sirip-sirip yang melengkapi bentuk morfologi koi adalah sebuah 
sirip punggung, sepasang sirip dada, sepasang sirip perut, sebuah sirip anus, dan sebuali
sirip ekor.
Ada banyak jenis ikan koi, Koi bisa hidup di suhu dingin maupun hangat, asalkan
adanya siklus air dan oksigen yang cukup. Banyak jenis jenis ikan koi yang hidup
Indonesia, Contohnya yang sudah dibahas di awal tadi.
Budidaya ikan koi cukup mudah dilakukan. Tahapan-tahapannya hampir sama
dengan budidaya ikan mas. Hanya saja yang menjadi krusial adalah ketersediaan bibit
berkualitas. Kali ini alamtani membahas mengenai langkah-langkah budidaya ikan koi.
B. Saran
Dengan melihat potensi yang cukup baik dan perawatan yang tidak terlalu sulit,
maka usaha seperti ini cukup baik di Indonesia. Harga yang di capai pun saat tiba atau
musimnya ikan koi ini trend membuat harga melonjak tinggi.Maka dari itu mari kita
memanfaatkan peluang usaha ini karena dengan membudidayakan ikan koi kita dapat
meraih keuntungan sebanyak banyaknya.
DAFTAR PUSTAKA
http://budidayausaha.blogspot.co.id/2013/05/cara-budidaya-ikan-koi-yang-baik.html
http://cara.pro/jenis-ikan-koi/
http://jendelakamu.blogspot.co.id/2011/12/sejarah-ikan-koi.html
http://www.duniaq.com/24-jenis-dan-gambar-ikan-koi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Koi

Anda mungkin juga menyukai