Anda di halaman 1dari 12

Sekilas Tentang Ikan Koi

Asal Usul Ikan Koi :


Nenek moyang ikan koi adalah ikan mas atau karper (carp) yang berasal dari wilayah Asia
Timur. Ada yang menyebut bahwa ikan koi berasal dari negeri China. Namun, koi mulai
terkenal luas setelah dikembangkan di Jepang. Di Jepang, koi pertama kali dipelihara sekitar
tahun 1820-an di kota Ojiya Propinsi Niigata. Di sana, koi disebut Nishikigoi yang secara
harafiah berarti ikan karper yang berwarna terang. Pada awalnya, ikan karper dipelihara
sebagai bahan makanan pada saat musim dingin. Setelah puluhan tahun, muncul strain ikan
karper warna merah yang merupakan cikal bakal jenis-jenis koi yang ada sekarang ini.
Jenis koi yang pertama kali dikenal adalah Kohaku (merah-putih), yaitu pada tahun 1870.
Kemudian pada tahun 1910, dikenal pula jenis Shiro Utsuri (putih-hitam) dan Kin Utsuri
(kuning-hitam). Setelah itu, barulah muncul jenis lainnya seperti Showa, Sanke, Ogon, dan
Kin Gin Rin. Kemudian, juga dilakukan persilangan dengan ikan Doitsu (berasal dari
Jerman) yang menghasilkan koi dengan corak merah (higoi), corak putih (soragoi), dan
corak merah kebiruan (asagi).
Hingga sekarang ini, terdapat sekitar 100 jenis koi. Ikan yang awalnya dipelihara sebagai
sumber makanan ini saat ini dimanfaatkan sebagai penghias kolam-kolam taman rumah.
Karena keindahan warna dan corak pada tubuhnya, tak heran bila koi disebut-sebut sebagai
"Raja Ikan Hias".***
Penggolongan Jenis Koi
Jenis Koi
Kohaku
Taisho Sanshoku
Showa Sanshoku
Bekko
Utsurimono
Asagi
Shusui
Koromo
Kawarimono
Goshiki
Hikari Mojimono
Hikari Moyomono
Hikari Utsurimono
Kin Gin Rin
Tancho

Ciri Khas
Warna tubuhnya putih dengan brcak merah.
Warna tubuhnya putih dengan bercak merah dan hitam. Bercak hitam cenderung lebih sedikit.
Warna tubuhnya hitam dengan bercak merah dan putih.
Warna tubuhnya bermacam-macam, antara lain putih, kuning, dan merah. Memiliki corak
berwarna hitam.
Warna dasar tubuhnya hitam. Dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu Shiro Utsuri yang memiliki
bercak putih, Ki Utsuri yang memiliki bercak kuning, dan Hi Utsuri yang memiliki bercak merah.
Warna tubuhnya biru atau biru cerah. Pipi, perut, dan lipatan sirip dada berwarna merah.
Bersisik besar dengan kulit lembut. Punggung berwarna biru gelap dengan pipi, perut, dan
lipatan siripnya berwarna merah.
Merupakan hasil persilangan antara Asagi dengan Kohaku, atau Asagi dengan Shansoku.
Memiliki variasi yang sangat beragam. Biasanya didominasi warna gelap.
Warna tubuhnya merupakan perpaduan 5 warna, yaitu merah, putih, hitam, biru muda, dan biru
gelap .
Warna dasar tubuhnya metalik dengan sisik yang menyerupai jaring. Warna tubuhnya hanya
satu macam, misalnya Platinum Ogon yang memiliki tubuh berwarna putih metalik.
Warna dasar tubuhnya metalik dengan sisik menyerupai jaring. Memiliki kombinasi dua warna
atau lebih.
Warna dasar tubuhnya metalik dengan bentuk sisik yang menyerupai jaring dan berpola warna
hitam.
Memiliki sisik yang mengkilap dengan beberapa variasi, misalnya Gin Rin Kohaku merupakan
Kohaku yang bersisik berkilau.
Memiliki corak warna merah berbentuk bulat di kepalanya. Variasinya bisa berasal dari jenis
Kohaku, Showa, Sanke, ataupun yang lain.

Klasifikasi Koi
Berikut adalah klasifikasi ikan koi di dalam kerajaan hewan.
Kingdom
: Amalia
Filum
: Cordata
Kelas
: Actinopterygii
Ordo
: Cypriniformes
Sub-Ordo
: Cyprinoidea
Famili
: Cyprinidae
Sub-Famili
: Cyprinidae
Genus
: Cyprinus
Species
: Cyprinus Carpio

Anatomi Ikan Koi


Tubuh koi memiliki kerangka yang terdiri atas tengkorak, tulang tubuh dan tulang ekor. Pada tulang melekat daging. Tulang dan daging inilah
yang membentuk tubuh koi. Koi memiliki 2 lapisan kulit , yaitu epidermis dan endodermis. Pada lapisan epidermis terdapat jaringan otot yang
saling sambung menyambung dan bekerja menggerakkan tubuh koi. Sedangkan pada lapisan endodermis terdapat pangkal sisik, urat-urat darah
dan sel warna.
Koi memiliki indra berupa sepasang mata (penglihatan), hidung (penciuman), dan sungut (perasa). Koi juga memiliki gelembung renang yang
membantu koi dalam kegiatan berenang seperti mengapung, menukik atau mendongak. Sedangkan sirip koi berfungsi untuk membantu
keseimbangan ketika berenang.

Ket : 1. Mulut

10. Usus

2. Sungut

11. Sirip perut

3. Mata

12. Gelembung renang

4. Otak

13. Tulang belakang

5. Insang

14. Anus

6. Jantung

15. Sirip punggung

7. Limpa

16. Sirip anus

8. Hati

17. Sirip ekor

9. Empedu

Fisiologi Ikan Koi


Sistem Pernapasan Koi
Ikan koi bernapas dengan insang (gill) yang terletak di sisi sebelah kanan dan kiri tubuh. Insang koi tertutup operculum (penutup Insang). dalam
proses pernapasan, oksigen yang terbawa air masuk melalui insang dan kemudian diikat oleh selaput insang (gill filament). Insang juga berfungsi
untuk mengeluarkan sisa pernapasan berupa karbonmonoksida.
Sistem Pencernaan koi
Ikan koi termasuk binatang omnivora (pemakan segala). Makanan yang disantap oleh ikan koi akan masuk melalui kerongkongan menuju usus.
Di dalam usus yang panjangnya sekitar 5 kali panjang tubuh koi, makanan akan dicerna. Nutrisi makanan akan diserap tubuh sedangkan sisanya
dikeluarkan melalui anus berupa feses.
Sistem Peredaran Darah Koi
Dalam peredaran darah koi, darah yang mengandung karbonmonoksida diolah di dalam jantung yang terdiri atas 4 bilik. Darah bersih dari
jantung kemudian akan dipompa ke seluruh tubuh. Koi adalah binatang yang berdarah dingin. Karena itu, suhu tubuh koi berubah sesuai dengan
temperatur air dan lingkungan hidupnya.

Sistem Reproduksi Koi


Biasanya koi betina matang kelamin dan siap bertelur pada umur 3 tahun. Alat reproduksi koi betina terdiri atas ovarium dan oviduk. Sedangkan
koi jantan matang kelamin pada umur 2 tahun. Alat reproduksi koi jantan berupa testis yang memiliki saluran mani dan memproduksi sperma. ***

Morfologi Ikan Koi


Ikan koi memiliki tubuh yang berbentuk bulat lonjong dan agak pipih. Pada sisi tubuh dari kepala hingga ekor memiliki gurat sisi (linea lateralis)
yang berguna untuk merasakan getaran suara. Secara garis besar, tubuh koi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kepala, badan dan ekor.

ada bagian kepala terdapat mata, mulut, hidung dan sungut. Di dalam mulut terdapat 3 baris gigi berbentuk geraham. Sekujur tubuh koi bersisik
kecuali pada bagian kepala. Sisik koi tersusun rapi beraturan mulai dari penutup insang sampai ke pangkal ekor. Namun ada juga koi yang tidak
bersisik
yang
disebut
Doitsu.
Ada
juga
koi
jenis
Shusui
yang
memiliki
sisik
berukuran
besar.
Pada bagian badan juga terdapat sirip yang terdiri atas sepasang sirip dada (pectoral fin), sepasang sirip perut (ventral fin), sirip punggung
(dorsal fin), sirip anus (anal fin) dan sirip ekor (caudal fin).***

Pertumbuhan Ikan Koi


Pertumbuhan koi biasanya diukur dari panjang dan berat koi. Dalam kondisi hidup yang memadai, Ikan koi dapat tumbuh hingga 70-100 cm
panjangnya. Pertumbuhan ikan koi berlangsung cepat pada masa-masa awal dan setelah umur koi mencapai 6 bulan, tingkat pertumbuhannya
akan mulai menurun.
Berat ikan koi berhubungan erat dengan panjang koi itu sendiri. Semakin panjang koi, maka akan semakin berat pula bobotnya. Pertambahan
berat koi yang maksimal tercapai pada umur sekitar 3-4 tahun.
Tabel Tingkat Pertambahan Panjang Ikan Koi
Umur Koi

Panjang

0 tahun

0,7 cm

0,5 tahun

13 cm

1 tahun

23,3 cm

1,5tahun

32,1 cm

2 tahun

39,5 cm

2,5 tahun

45,8 cm

3 tahun

51,1 cm

4 tahun

59,3 cm

5 tahun

65,2 cm

6 tahun

69,4 cm

7 tahun

72,5 cm

8 tahun

74,6 cm

Tabel Hubungan Antara Panjang Koi dengan Berat Koi

Panjang

Berat

1 inch

0,001 Kg

5 inch

0,09 Kg

10 inch

0,69 Kg

15 inch

2,3 Kg

20 inch

5,6 Kg

25 inch

10,9 Kg

30 inch

18,8 Kg

35 inch

29,8 Kg

Apakah Harus Dipelihara dikolam


Koi pada umumnya dipelihara di kolam, baik kolam indoor maupun kolam outdoor. Dan jika ada yang bertanya, apakah ikan koi memang harus
dipelihara di kolam? Maka jawabannya adalah tidak. Koi sebenarnya tidak harus selalu dipelihara di kolam. Koi bisa saja dipelihara di akuarium
ataupun bak.

Namun ada satu poin penting yang harus diperhatikan, yaitu bahwa koi adalah jenis ikan hias yang daya tariknya terletak pada warna dan corak-corak pada
punggungnya. Jadi keindahan koi yang utama hanya dapat dinikmati jika kita melihat dari posisi atas koi itu sendiri.
Karena itulah pada umumnya ikan koi itu dipelihara di kolam. Jika dipelihara di akuarium atau bak, maka posisinya haruslah berada dibawah pandangan horizon
kita. Ini supaya kita kita tetap dapat menikmati keindahan koi walaupun tidak dipelihara di kolam.***

Ragam Jenis Koi


Corak dan warna tubuh koi sangatlah beragam. Hingga saat ini, terdapat sekitar 100 variasi warna tubuh koi.
Namun, berdasarkan corak dan warnanya, koi dapat dibagi kedalam 15 kelompok besar, yaitu :

Kohaku
Taisho Sanshoku
Showa Sanshoku
Bekko
Utsurimono
Asagi
Shusui
Koromo
Kawarimono
Goshiki
Hikari Mojimono
Hikari Moyomono
Hikari Utsurimono
Kin Gin Rin
Tancho

Kolam Untuk Koi


Koi adalah ikan yang daya tarik utamanya terletak pada variasi warna dan corak-corak pada punggungnya. Keindahan ikan koi dapat dinikmati
secara maksimal apabila ko itu dilihat dari atas. Karena alasan itulah, ikan koi kebanyakan dipelihara di dalam kolam, baik kolam outdoor
maupun kolam indoor.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat membangun kolam untuk koi, antara lain unsur estetika kolam, lokasi kolam, bentuk dan ukuran
kolam, jenis bahan kolam, saluran pembuangan dan sistem filtrasi kolam.
Pemilihan Lokasi Kolam
Ada beberapa hal yang patut diperhatikan dalam pemilihan lokasi untuk kolam koi. Sebaiknya menghindari membangun kolam koi di dekat
ataupun di bawah naungan pohon besar. Daun-daun yang gugur selain akan mengotori kolam, juga dapat menurunkan pH air kolam, sehingga
koi menjadi tidak sehat. Ada baiknya juga apabila kolam koi dibangun di tempat yang mudah dijangkau oleh pemilik rumah dan juga tidak terlalu
jauh dari tempat penyimpanan pakan koi dan peralatan lainnya.
Bentuk Kolam
Bentuk kolam dapat dibuat persegi panjang, bulat, trapesium, ataupun tidak beraturan, tergantung selera dan keinginan pemilik. Secara umum,
bentuk kolam dapat dibedakan menjadi dua. Yang pertama adalah bentuk formal yang pada dasarnya berbentuk persegi dalam berbagai ukuran.
Kolam bentuk formal kadang terkesan kaku, namun lebih luas dan efisien. Agar lebih indah, kolam bentuk formal dapat ditambah ornamenornamen hiasan atau air mancur / air terjun. Bentuk yang kedua adalah bentuk informal yang bulat atau tidak beraturan, dibuat sealami mungkin
sehingga terlihat menyatu dengan sekeliling kolam. Kolam bentuk informal biasanya dihiasi dengan batu-batuan dan tanaman hias.
Air Untuk Koi
Koi termasuk ikan yang hidup di air tawar. Sumber air yang terbaik bagi koi adalah air yang berasal dari pegunungan karena lebih bersih dan
bebas dari bahan-bahan polutan. Air PAM biasanya mengandung klorin yang dapat menyebabkan iritasi sisik dan menurunkan nafsu makan koi.
Karena itu, air PAM perlu diendapkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Sedangkan air sumur pada umumnya miskin oksigen sehingga perlu
diaerasi terlebih dahulu. Selain itu, air yang akan digunakan juga perlu diperiksa kesadahannya dan kadar pH-nya. Berikut adalah kondisi air
yang ideal untuk ikan koi :
Air haruslah bersih dan jernih.
Air harus bebas dari bahan-bahan polutan seperti klorin, pestisida, dan pupuk.
Memiliki kandungan oksigen yang cukup. Kandungan oksigen dapat ditingkatkan dengan aerasi.
Mengandung unsur mikro seperti kalsium, magnesium, dan natrium.
Temperatur air harus sesuai bagi koi yaitu sekitar 25-27C.
Sinar matahari langsung dapat memancing pertumbuhan alga dan lumut di dalam air. Dalam jumlah sedikit, alga tidak mengganggu dan dapat
berfungsi sebagai pakan alami untuk koi. Namun dalam jumlah yang banyak, alga dapat menimbulkan efek buruk bagi kehidupan koi. Kehadiran
alga dapat mengurangi pasokan oksigen air secara drastis dan alga yang membusuk akan memproduksi zat beracun yang dapat berbahaya bagi
kesehatan koi. Selain itu, kehadiran alga membuat air kolam berwarna hijau sehingga mengganggu pemandangan.
Selain alga dan lumut, air kolam juga dapat menjadi kotor karena daun, sisa pakan atau benda-benda asing di sekitar kolam. Daun kering dan
kotoran yang masuk ke dalam kolam harus segera dibersihkan sehingga tidak mengendap di dasar kolam dan membusuk. Kotoran ataupun sisa
pakan yang mengendap di dasar kolam dapat menghasilkan amonia yang beracun bagi koi.***
Pakan Untuk Koi

Kesehatan dan keindahan warna pada koi salah satunya dipengaruhi oleh pakan yang dikonsumsi. Koi membutuhkan pakan yang cukup spesifik,
terutama keseimbangan kandungan nutrisi berupa protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih dan memberi pakan pada koi antara lain :
1.

Keseimbangan Nutrisi
Komposisi nutrisi yang seimbang dlam pakan yang dikonsumsi koi selain membantu pertumbuhan yang maksimal, juga dapat
mengurangi resiko serangan penyakit terhadap koi. Pakan yang mengandung nutrisi yang seimbang harus mengandung protein,
lemak, karbahidrat, vitamin dan mineral.
Protein berguna untuk membentuk jaringan tubuh koi, terutama pada koi yang sedang dalam masa pertumbuhan. Kebutuhan protein
dapat berubah seiring dengan pertambahan umur koi. Anakan koi membutuhkan protein dalam porsi yang lebih tinggi dibandingkan
koi dewasa.
Lemak dan karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi koi. Namun kelebihan lemak dan karbohidrat dapat berakibat buruk
bagi kesehatan koi itu sendiri.
Sedangkan mineral dan vitamin adalah unsur yang penting dalam membantu proses metabolisme tubuh koi.

2.

Pemilihan Pakan
Pakan dibagi menjadi 2 macam, yaitu pakan buatan dan pakan alami. Pakan buatan atau pakan pelet umumnya mengandung hampir
seluruh komponen nutrisi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan umur koi. Pakan pelet banyak dijual di toko-toko ikan hias.Yang
perlu diperhatikan dalam memilih pakan pelet adalah ukuran butiran pelet (small-anakan koi, medium-koi remaja, atau large-koi
dewasa) dan tanggal kadaluarsa pakan. Pakan alami dapat berupa sayur dan buah-buahan seperti jeruk, wortel dan ampas kacang.
Biasanya bahan-bahan alami tersebut dihaluskan dan dicampur dengan pakan yang sudah jadi. Pakan alami cukup diberikan
seminggu sekali dan diselang-seling. Dengan demikian, koi tetap sehat dengan warna cemerlang.

3.

Pemberian Pakan
Pemberian pakan sebaiknya dilakukan dalam jumlah yang sedikit tetapi dengan frekuensi sekitar 2-4 kali sehari. Jumlah pakan yang
diberikan harus disesuaikan dengan kebutuhan koi. Acuan yang biasa dipakai adalah sekitar 5% dari bobot koi. Berikut adalah acuan
yang dapat dipakai untuk menentukan jumlah pakan yang dibutuhkan koi.

Pakan alami

Ukuran Koi

Pakan pelet

Jumlah Pakan / hari (% bobot koi)

panjang kurang dari 2cm

15-20%

panjang 3-4cm, berat 3gr

10-15%

panjang sekitar 5cm, berat 10gr

5%

panjang sekitar 12cm, berat

2%

Pemijahan Ikan Koi


Proses pemijahan ikan koi terbilang cukup sulit dilakukan bila dibandingkan dengan pemijahan ikan hias jenis lainnya. Hal ini selain disebabkan
masalah pemilihan induk, juga karena proses pemijahan koi memerlukan lokasi, kolam dan air yang spesifik.
Memilih dan Menyiapkan Induk
Syarat utama dalam pemilihan induk koi adalah induk sudah matang kelamin, artinya induk jantan sudah menghasilkan sperma dan induk betina
sudah menghasilkan sel telur. Kriteria lain adalah fisik yang prima, artinya memiliki sirip dan sisik yang masih lengkapdan tidak cacat.
Gerakannya masih anggun dan seimbang serta tidak loyo. Umur induk minimal 2 tahun untuk jantan, dan 3 tahun untuk betina. Ukuran tubuh
induk betina umumnya terlihat lebih besar dibandingkan induk jantan, perutnya terlihat lebih besar dibandingkan punggungnya. Sedangkan induk
jantan lebih langsing dan perutnya rata jika dilihat dari punggung. Tanda pada koi jantan yang siap kawin adalah munculnya bintik-bintik putih
pada sirip dada.
Untuk proses pemijahan nantinya, sebaiknya disediakan seekor induk betina dengan 2 atau 3 induk jantan. Jika seekor induk betina hanya
dipasangkan dengan seekor jantan, maka kemungkinan banyak telur yang tidak bisa dibuahi sperma. Selain itu, jika hanya satu induk jantan
yang dimasukkan ke kolam pemijahan dan ternyata pejantan ini ngadat, maka proses pemijahan akan terancam gagal. Karena itulah, sebaiknya
menyediakan stok jantan lebih dari satu.
Persiapan Kolam Pemijahan
Persiapan yang harus dilakukan pertama kali dalam proses pemijahan adalah kolam. Luas kolam pemijahan bervariasi, umumnya berukuran
sekitar 3-6 m2 dengan kedalaman kolam 0,5 m. Kolam yang akan digunakan untuk proses pemijahan dikeringkan di bawah terik matahari selama
kurang lebih 2-3 hari. Kolam pemijahan harus mempunyai pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air tersendiri. Pada pintu pemasukan
dipasang saringan untuk mencegah masuknya hama air yang tidak diharapkan. Begitu pula dengan pintu pengeluaran air, dipasangi saringan
untuk mencegah hanyutnya telur / benih. Selain kolam pemijahan, perlu disiapkan juga kolam pembesarab atau kolam perawatan benih.
Telur koi memiliki sifat adesif (menempel), dan biasanya koi bertelur di bawah tanaman atau bahan apa saja yang bisa dipakai untuk
menempelkan telurnya. Karena itu perlu disediakan penempel telur berupa kakaban seperti yang sering dipakai untuk memijahkan ikan mas.
Kakaban dibuat dari ijuk yang dijepit dengan bilah bambu yang dipaku. Ukuran dan jumlah kakaban yang diperlukan disesuaikan dengan induk,
biasanya 4-5 buah untuk seekor induk betina. Namun jumlah kakaban juga perlu disesuaikan dengan luas kolam. Jika kolam terlalu sempit, maka
sebaiknya jangan dipaksakan untuk menampung terlalu banyak kakaban karena akan mengganggu gerak koi nantinya. Sebelum dipasang
kakaban harus dibersihkan, dicuci, dan dibilas agar terbebas dari lumpur. Kakaban dipasang setelah kolam diisi air. Air harus selalu mengalir ke
kolam pemijahan untuk merangsang pasangan koi yang hendak memijah. Selain menggunakan kakaban, bisa juga dipakai tanaman air seperti
Hydrilla yang disusun atau potongan tali rafia sebagai pengganti ijuk.
Proses Pemijahan
Proses pemijahan dimulai sekitar pukul 16.00. Induk dimasukkan ke dalam kolam pemijahan dengan suhu air hangat. Induk akan bertelur
menjelang tengah malam. Induk betina akan berenang mengelilingi kolam dan diikuti induk jantan di belakangnya. Induk jantan akan mulai
menempelkan badannya ketika mengikuti induk betina. Pada puncaknya, induk betina akan mengeluarkan telurnya dengan sesekali meloncat ke
udara. Aktifitas betina ini segera diikuti dengan induk jantan yang mengeluarkan cairan sperma.
Sebagian besar telur yang telah dibuahi sperma akan menempel pada kakaban, sedangkan sebagian jatuh ke dasar kolam. Proses perkawinan

akan selesai menjelang pagi, dan induk harus segera dipindahkan dan diberi makan. Jika terlambat memindahkan induk, telur bisa dimakan oleh
induknya.
Ada dua cara untuk memisahkan induk dari telur yang dihasilkan. Yang pertama adalah dengan memindahkan induk dari kolam pemijahan dan
tetap membiarkan telur menetas di kolam pemijahan. Cara kedua adalah memindahkan telur ke kolam penetasan. Untuk mencegah supaya tidak
terserang jamur, telur-telur harus direndam dalam larutan Malachyt-Green selama kurang lebih 15 menit. Ketika hendak merendam telur-telur ini,
sebaiknya kakaban digoyang-goyangkan pada air agar lumpur atau kotoran yang mungkin menutupi telur bisa bersih.
Kondisi air yang baik untuk proses penetasan telur haruslah mengandung oksigen yang cukup dan bersuhu stabil sekitar 26-29C. Umumnya
telur akan menetas dalam waktu 3-5 hari kemudian.
Perawatan Benih
Benih koi yang baru menetas belum perlu diberi pakan karena masih membawa kuning telur (yolksack). Setelah 2-3 hari dan benih sudah dapat
berenang bebas, barulah kita pindahkan ke kolam pembesaran dan diberi pakan. Pada umumnya benih koi menyantap pakan alami berupa
plankton, namu bisa juga ditambah dengan pakan buatan seperti tepung udang, susu bubuk untuk anak sapi, ataupun pakan khusus untuk benih
koi.
Benih koi umumnya masih peka dan rentan terhadap perubahan lingkungan, karena itu harus dihindari dari sinar matahari langsung ataupun
hujan lebat. Warna dan corak akan mulai muncul pada benih koi setelah 3 minggu. Corak yang pertama kali muncul biasanya merah kekuningan
atau oranye dan akan terus berubah seiring pertumbuhan benih. Setelah sebulan, benih koi rata-rata mencapai panjang sekitar 40mm.
Seleksi Benih
Seleksi benih dilakukan dengan memisahkan dan mengelompokkan koi berdasarkan jenis dan ukurannya. Kegiatan seleksi dapat dilakukan
sebanyak 3-4 kali, yang pertama saat umur benih sekitar 15 hari, yang kedua saat umur 50 hari dan yang ketiga pada saat umur sekitar 3 bulan.
Kegiatan seleksi dilakukan dengan beberapa kriteria seleksi, yaitu bentuk tubuh dan sirip normal, warna dan corak tubuh sudah menonjol sesuai
jenis / varietas, dan masing-masing warna pada tubuh tampak jernih dan tidak bercampur.

Hama dan Penyakit Ikan


Penampilan Koi yang cantik dan menawan haruslah didukung juga dengan kesehatan Koi itu sendiri. Koi yang sehat akan terlihat bersih dan
cerah, serta bergerak aktif sehingga dapat menambah keindahannya. Faktor-faktor yang dapat memicu terjangkitnya penyakit pada koi antara
lain, pemeliharaan yang kurang baik, kualitas air yang buruk, perubahan temperatur yang drastis, faktor lingkungan, dan faktor-faktor
lainnya.Berikut adalah beberapa jenis hama dan penyakit yang dapat menyerang koi.
Fishlice / Kutu Ikan
Kutu seperti Argulus dan Ergasilus yang biasa menyerang ikan dapat juga menempel pada kulit koi. Kutu ikan tersebut dapat menimbulkan bintikbintik merah pada kulit dan dapat pula mengakibatkan terjadinya infeksi pada koi. Untuk mengobati koi yang terkena kutu ikan, dapat dilakukan
dengan memberi Demilin ( dosis 1gr/ton air) ataupun dengan menggunakan Masoten (dosis 0,3-0,5gr/ton air). Selain itu, dapat juga dilakukan
pencelupan larutan Kalium Permanganat (PK) dengan dosis 10-20mg/liter air selama 30 menit.
Anchor Worm / Kutu Jarum
Kutu jarum yang menyerang tubuh koi akan menghisap darah dan cairan tubuh koi. Panjang kutu jarum sekitar 5-10cm dan mudah dilihat
terutama pada suhu air diatas 15C. Koi yang terserang kutu jarum biasanya sering meloncat ke permukaan air atau menggesekkan tubuhnya ke
dinding atau dasar kolam.
Pengobatan biasanya dilakukan dengan mencabut kutu jarum dari tubuh koi menggunakan pinset, dan luka bekas kutu yang dicabut diolesi
dengan yodium tincture. Untuk membunuh larva kutu, taburkan Masoten dengan dosis 0,3-0,5gr/ton air ke dalam kolam. yang dilakukan sekitar 23 kali selama 2 minggu.
Fin Rot
Disebabkan oleh bakteri flexibacter collumnaris dan dapat menyebabkan kematian koi. Pada koi yang terinfeksi, sirip ekor dan ujung-ujung
sisiknya rusak. kadang dapt juga terjadi pendarahan di sirip.
Pengobatan dilakukan dengan pemberian obat yang mengandung Nifurpirinol, Nitrofurazone, Phenoxyetanol, Chloramine, dan Benzalkonium
klorida.
White Spot Disease
Penyakit white spot yang disebabkan Ichthyopthyrius multifilis dapat juga menyerang koi. Gejala yang timbul berupa bintik-bintik kecil warna putih
berukuran sekitar 1mm di bagian sirip sampai insang. Koi yang terinfeksi akan sering menggosok-gosokkan tubuhnya ke dinding kolam karena
rasa gatal. Lama kelamaan akan menyebabkan kematian ikan yang terinfeksi.
Pengobatan bisa dilakukan dengan memberi garam sekitar 5kg/ton air selama 6 hari. Suhu air di atas 25C juga dapat menolong pemberantasan
penyakit ini.
Koi Herpes Virus / KHV
Koi yang terserang KHV akan terlihat lesu dan muncul bintik putih di insang. Lama-kelamaan, kulit dan ekor akan terlihat memerah. KHV dapat
menyebar dengan cepat antar koi dan hingga saat ini belum ada metode pengobatan yang efektif. Sebagai tindakan pencegahan, dapat
dilakukan dengan menjaga linkungan kolam agar tetap bersih dan sehat.
Aeromonas
Gejala yang muncul pada koi yang terinfeksi adalah sisik yang terlihat membengkak dan sering terangkat. Jenis penyait ini tidak fatal dan dapat
disembuhkan. Pengobatan dilakukan dengan melakukan karantina dan merendam koi dengan antibakteri Biotac dosis 10ml/1000 liter air.
Parasit Lernaea
Parasit lernaea atau cacing jangkar dapat menyerang seluruh bagian tubuh, bahkan sampai pada insang koi. Lernaea menyerap cairan dalam
tubuh koi sehingga koi melemah. Pada kondisi yang sudah parah koi bisa mengalami kematian.
Parasit lernaea gampang berkembang biak, sehingga jika seekor koi terserang lernaea dan tidak segera ditanggulangi maka akan menyebar ke
koi-koi lainnya. Serangan parasit lernaea jumlah sedikit pada seekor koi bisa dicabut dan bekas gigitannya yang berdarah diolesi dengan obat
merah. Jika serangan sudah menyebar, maka dapat diobati menggunakan larutan formalin berkonsentrasi 25 ppm selama 10 menit dengan
pengulangan 2-3 kali setiap 2 hari sekali dengan cara pemandian.
Jamur
Jamur sering menyerang koi terutama pada kondisi kolam yang kotor. Koi yang sakit karena parasit lain seperti kutu ikan juga beresiko ditumbuhi
jamur. Jamur umumnya kelihatan seperti lapisan kapas yang tipis. Jamur akan menyerap cairan tubuh ikan sehingga koi akan semakin kurus dan
akhirnya dapat menyebabkan kematian. Pada kondisi yang lemah tidak jarang koi juga terserang parasit / penyakit lainnya.
Penganggulangan jamur bisa dilakukan dengan larutan NaCl (garam dapur) dengan konsentrasi 1,5-2,5% dengan pencelupan. Buang bulu-bulu
halus jamur dengan mengolesnya memakai kapas yang diberi obat merah. Langkah berikutnya adalah memandikan ikan yang sakit dengan
larutan mona-furacin.
Mata Berkabut (Cloudy Eye)
Penyakit mata berkabut ditandai dengan memutihnya selaput mata ikan. Permukaan luar mata tampak dilapisi oleh lapisan tipis berwarna putih.
Penyebab umum penyakit ini adalah kualitas air yang buruk, terutama air yang memiliki kadar amonia tinggi. Beberapa hal lain yang dapat
menyebabkan terjadinya mata berkabut antara lain, infeksi sekunder, produksi lendir berlebihan akibat reaksi terhadap serangan protozoa

parasit, nilai pH air yang tidak sesuai, keracunan (klor/kloramin), pemberian obat-obatan yang tidak sesuai, atau kekurangan vitamin (khususnya
vitamin A, B, dan C). Gejala mata berkabut kadang juga disertai dengan exophtalmia (pop eye/mata menonjol), malaise, atau iritasi.
Penyakit gelembung renang
Penyebab penyakit gelembung renang terjadi karena pembengkakan usus yang menekan gelembung renang. Pembengkakan usus biasa terjadi
karena salah makan, misalnya pemberian makanan yang mudah mengembang seperti roti. Bisa juga disebabkan usus yang tidak mampu
mencerna makanan.Semua ini menyebabkan penimbunan lemak yang mampu merusak fungsi gelembung renang dan koi bertingkah aneh.
Selama ini belum ada obat yang bisa menolong koi dari penyakit gelembung renang. Satu-satunya jalan adalah dengan menghindari makanan
yang mudah mengembang dan banyak mengandung lemak. Juga hindarkan agar koi tidak mengalami pergoncangan suhu yang drastis.
Tips-tips koi yang baik
Berikut ini adalah beberapa tips yang mungkin dapat berguna bagi Anda yang berencana untuk menjadikan koi sebagai hobi.
Kriteria koi yang baik
Membedakan koi jantan dan koi betina
Menangkap dan memindahkan koi
Menghilangkan kandungan klorin pada air
Pengaturan komposisi koi dalam kolam
Pemberian pakan pencemerlang warna
Karantina dam pemakaian obat bagi koi yang sakit
Jenis-jenis pompa untuk kolam koi
Sistem filtrasi pada kolam koi

Kriteria Koi yang baik


Kriteria yang paling umum digunakan dalam memilih koi adalah bentuk fisik dan pola warnanya. Selain itu, kriteria lain yang juga perlu
diperhatikan adalah kesehatan koi.
Fisik Koi
Selain memiliki sirip yang tidak cacat, koi yang baik perlu memiliki bentuk kepala, ukuran hidung dan rahang yang terlihat serasi. Sedangkan
perbandingan panjang dan tinggi tubuh koi yang proporsional idealnya sekitar 3:1. Jika dilihat dari atas, garis punggung koi yang baik tampak
luas atau tidak melengkung.
Pola Warna
Secara umum, koi yang baik adalah koi yang memiliki pola warna yang simetris, artinya pola corak pada masing-masing sisi sama. Selain
polanya, kecemerlangan warna juga patut diperhitungkan. Warna pada koi yang baik harus tegas dan jelas serta tidak tergradasi. Misalnya pada
koi yang berwarna putih, maka warna putihnya benar-benar putih bersih dan cerah. Kalau warna merah, maka merah yang bagus adalah yang
agak orange, bukan merah dadu.
Kesehatan
Selain bebas dari hama dan penyakit, koi juga harus memiliki gerakan yang gesit dan seimbang, sirip tidak jatuh terkulai, dan tidak selalu
menyendiri atau berdiam di dasar kolam.***

Membedakan Koi Jantan dan Betina


Pada bibit atau ikan koi yang masih kecil, jenis kelamin belum bisa dibedakan antara jantan dan betina. Jenis kelamin ikan koi baru dapat
dibedakan pada saat koi telah dewasa atau secara fisik panjang tubuhnya telah mencapai kurang lebih 25 cm.
Umumnya koi jantan memiliki bentuk tubuh yang ramping dengan ujung tubuhnya agak meruncing. Sirip dada terlihat lebih tebal dan kuat
dibandingkan koi betina. Kepala koi jantan tampak lebih besar dari tubuhnya. Lubang pelvic jantan sempit, berbentuk oval agak cekung.
Sedangkan koi betina memiliki kepala yang lebih kecil dan runcing dengan tubuh yang agak gemuk dan lebih lembut ketika ditekan. Lubang
pelvic koi betina yang telah matang kelamin terbuka lebar dan datar serta terasa lembut.

Jantan

Betina
Menangkap dan Memindahkan Koi
Koi adalah ikan yang sensitif terhadap perubahan linkungan. Karena itulah, proses menangkap dan pemindahan koi ke tempat atau kolam lain
harus dilakukan dengan hati-hati.
Untuk menangkap koi, gunakan serok untuk mengiring koi dan jaring berkantung untuk pemindahan. Hindari menangkap koi secara paksa
karena dapat menyebabkan stress bahkan pendarahan. Hindari juga menangkap koi pada saat pemberian pakan.
Sedangkan untuk pengangkutan koi, diperlukan wadah berupa kantong plastik yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran dan kepadatan koi.
Agar lebih aman, kantong plastik dapat dipakai 2 lapis (rangkap dua). Hal lain yang perlu diberi perhatian saat melakukan pemindahan dan
pengangkutan koi adalah suhu air, ketersediaan oksigen, dan juga jarak tempuh. Suhu air sebaiknya dipertahankan di kisaran 25-30C. Suplai
oksigen murni perlu ditambah terutama bila jarak yang akan ditempuh jauh.

Menghilangkan Kandungan Klorin pada Air


Salah satu sumber air yang praktis penggunaannya untuk pemeliharaan koi adalah air PAM. Namun air PAM biasanya mengandung klorin yang
berdampak buruk bagi ikan koi. Kandungan klorin dalam air dapat menyebabkan iritasi sisik koi dan dalam jangka panjang dapat menurunkan

nafsu makan sehingga koi mudah sakit. Oleh karena itu, klorin tersebut harus dibuang terlebih dahulu sebelum air dipakai untuk ikan koi.
Cara yang umum dilakukan untuk menghilangkan klorin adalah dengan mengendapkan air. Selain pengendapan, cara lain yang dapat digunakan
untuk menghilangkan kandungan klorin dalam air adalah dengan penggunaan Sodium tiosulfat yang dapat mengikat klorin menjadi garam.
Takaran yang dipakai adalah sekitar 7-14mg Sodium tiosulfat untuk 1 liter air.***

Pengaturan Komposisi Koi dalam kolam


Koi merupakan ikan yang senang berenang secara berkelompok. Karena itulah, dengan pengaturan komposisi jenis koi yang tepat, keindahan
warna koi dapat lebih ditonjolkan.
Komposisi koi pada umumnya disusun secara bervariasi dan terdiri atas kelompok utama dan kelompok pelengkap. Kelompok utama antara lain
jenis Kohaku, Sjowa dan Sanke. Sedangkan kelompok pelengkap adalah jenis-jenis koi lainnya, seperti Utsuri, Bekko, Koromo, Tancho, Asagi,
Shusui dan Goshiki.
Contoh pengaturan komposisi koi dalam kolam dapat terdiri atas 10 ekor Kohaku, 3 ekor Sanke dan 3 ekor Showa dengan pelengkap berupa 2
ekor Tancho dan 2 ekor Koromo. Contoh komposisi yang lain dapat terdiri atas 6 ekor Kohaku, 5 ekor Sanke dan 3 ekor Showa dengan
pelengkap masing-masing seekor Tancho, Ogon, dan Shiro Bekko.
Selain menggunakan komposisi dengan jenis koi yang bervariasi, ada juga yang menggunakan komposisi tunggal, yaitu hanya menggunakan
satu jenis koi saja misalnya Kohaku ataupun Sanke.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengaturan komposisi koi adalah ukuran kolam serta ukuran ikan koi itu sendiri. Jangan sampai komposisi
koi disusun terlalu padat dan tidak sesuai dengan ukuran kolam. Untuk kolam ukuran kecil, kita dapat menggunaka komposisi berupa 2 ekor
Kohaku, 2 ekor Sanke dan 2 ekor Showa dengan pelengkap berupa Shiro Utsuri dan Ogon.***

Pemberian Pakan Pencemerlang Warna


Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempercantik koi adalah dengan memberikan pakan yang mengandung pigmen untuk
mencemerlangkan warna koi. Umumnya pakan berpigmen ini diberikan pada ikan koi yang berumur 2 tahun dan 3 tahun.
Pakan pencemerlang warna dapat berupa pakan buatan dan pakan alami. Contoh pakan buatan yang sering digunakan adalah pakan
berspirulina yang mengandung pigmen astakantin dan zeaksantin. Kedua jenis pigmen ini dapat memekatkan warna pada koi, terutama warna
merah. Siprulina juga memiliki kandungan protein sekitar 60-70%, lemak 8% dan karbohidrat 16%. Selain itu, spirulina juga mengandung
berbagai vitamin, betakaroten dan karotenoid yang berguna bagi kesehatan koi. Jumlah pakan spirulina yang diberikan biasanya sekitar 6-7%
dari total pakan.

Karantina dan Pemakaian Obat Bagi Koi yang Sakit


Karantina pada ikan koi pada umumnya dilakukan apabila :
1. Koi sakit, untuk mencegah penularan penyakit.
2. Koi baru, sebelum digabung dengan koi yang telah ada sebelumnya.
3. Kolam sedang direnovasi.
Tempat karantina yang baik untuk koi yang sakit adalah akuarium. Penggunaan akuarium sangat efektif karena kondisi fisik koi dapat dipantau
dengan jelas. Akuarium untuk karantina koi sakit sebaiknya tidak terlalu luas agar lebih efektif dalam upaya pemantauan kondisi dan pengobatan
koi. Ukuran yang ideal adalah dengan panjang sekitar 3x panjang koi, lebar sekitar 1x panjang koi, dan tinggi air sekitar 1x panjang koi.
Sedangkan untuk koi baru, selain akuarium, dapat juga digunakan bak yang berbahan fibre ataupun semen. Tempat karantina yang ideal harus
berupa tempat yang dapat membuat koi merasa nyaman sehingga koi tidak tambah stress.
Air yang digunakan untuk karantina sebaiknya diambil dari air dimana sebelumnya koi berada. Bila koi diangkat dari kolam, maka air diambil dari
kolam tersebut. Hal ini dilakukan supaya koi tidak bertambah stress karena perubahan lingkungan hidupnya yang drastis apabila digunakan air
yang baru. Untuk perawatan pertama dan sementara, air diambil dari mana koi sebelumnya berada, meski airnya keruh sekalipun. Secara
bertahap, air dapat diganti dan kualitas air diperbaiki menuju ke kualitas prima yang diperlukan koi.
Sedangkan untuk pemakaian obat dan antibiotik, dosis haruslah tepat dan sesuai dengan petunjuk. Jika terlalu rendah, bakteri tidak akan mati
dan malah akan resisten dan semakin sulit diberantas. Namun jika dosis terlalu tinggi, malah akan berdampap buruk bagi koi itu sendiri.
Ada beberapa obat yang tidak boleh diberikan secara bersamaan karena salah satu akan melemahkan daya kerja yang lainnya. Contohnya
adalah Formalin yang bersifat reduksi dengan Kalium Permanganat yang bersifat oksidasi. Untuk lebih jelasnya, sebelum memakai obat-obatan
tersebut, pelajarilah dengan seksama aturan pakai yang tertera pada kemasan atau konsultasi pada orang yang ahli atau berpengalaman.***

Jenis-jenis pompa untuk kolam Koi


Pompa merupakan salah satu unsur yang penting dalam sistem filtrasi / filter air kolam. Pompa berfungsi untuk menyedot air kotor dari kolam ke
chamber / bak filter dan mengalirkan kembali air yang telah disaring filter dari bak kembali ke kolam.
Ada 2 jenis pompa yang sering digunakan untuk kolam koi, yaitu pompa submersible dan handy pump. Pompa submersible biasanya dipasang
pada kolam dengan sistem filter arus pompa. Pompa ini digunakan untuk memompa air dari kolam ke bak penyaringan / filter. Pompa
submersible memiliki ukuran yang agak besar dan dipasang di dalam air.
Sedangkan handy pump biasa digunakan pada kolam koi yang menerapkan filter sistem gravitasi. Pompa ini berfungsi untuk mengembalikan air
yang telah disaring dari bak filter ke kolam. Handy pump dipasang di atas permukaan air karena pompa ini tidak boleh dicelupkan ke dalam air.

Pompa Submersible

Handy Pump

Sistem Filtrasi Kolam Koi


Membagun sistem filtrasi yang baik bagi kolam koi merupakan hal penting yang kadang dapat menghabiskan biaya yang cukup besar. Karena
itu, kita harus memilih sistem filtrasi yang paling sesuai dengan kolam koi kita.
Pada umumnya, ada 2 jenis sistem instalasi yang dapat digunakan dalam membangun sistem filtrasi kolam koi, yaitu sistem instalasi yang
menggunakan gaya gravitasi dan sistem instalasi yang menggunakan pompa.
Pada sistem filtrasi dengan gaya gravitasi, air masuk ke filter dengan bantuan gaya gravitasi. Setelah difilter, air dikembalikan ke kolam dengan
bantuan pompa.
Pada sistem filtrasi dengan pompa, air ditarik terlebih dahulu menggunakan pompa ke dalam sistem filter. Selanjutnya, air yang telah difilter
dikembalikan ke kolam dengan bantuan gaya gravitasi.

Sistem filter dengan gaya gravitasi

Sistem filter dengan pompa

Anda mungkin juga menyukai