Anda di halaman 1dari 22

Ikan hias cukup dikenal oleh masyarakat sebagai hiasan aquarium, Indonesia merupakan

salah satu negara yang banyak memiliki beragan jenis ikan hias air tawar dan diminati
dunia internasional .
ikan molly

Ikan Molly (Poelicia latipinna Sailfin molly) adalah salah satu komoditi ikan hias air tawar di
Indonesia. Ikan Molly termasuk dalam jenis ikan “live brearer” (melahirkan). Ikan ini bersifat
omnivore. Ukuran tubuhnya relatif cukup besar, maksimal sekitar 12 cm. Hingga kini sudah
banyak varietas yang beredar di pasaran dengan warna dan bentuk tubuh yang beragam akibat
persilangan dan mutasi. Molly balon, misalnya, yang bertubuh seperti bola akan tampak sangat
bagus seperti maskoki mini bila ukurannya sudah besar.

Budidaya Ikan Hias : Molly (Poecilia sphenops) Molly (Poecilia sphenops) berasal dari
Meksiko, Florida, Virginia. Ikan ini bersifat omnivore. Ukuran tubuhnya relatif cukup besar,
maksimal sekitar 12 cm. Hingga kini sudah banyak varietas yang beredar di pasaran dengan
warna dan bentuk tubuh yang beragam akibat persilangan dan mutasi. Molly balon, misalnya,
yang bertubuh seperti bola akan tampak sangat bagus seperti maskoki mini bila ukurannya sudah
besar.
Di habitat aslinya, molly menghendaki suhu perairan 25 - 28° C dengan pH 8 dan
kekerasan sekitar 14-20° dH. Namun, karena sudah lama dipelihara di daerah dengan pH netral
(sekitar 7) maka saat ini tampaknya pembudidayaan di daerah ber-pH netral pun sudah tidak ada
masalah. Hanya saja jenis ikan ini kurang toleransinya terhadap perubahan atau goncangan suhu
yang tinggi.

Membedakan jantan dan betina ikan molly ini sangat mudah. Dibanding jantan, betina biasanya
lebih gemuk. Sirip punggung jantannya lebih panjang dan lebar serta tubuhnya lebih kecil dan
langsing dibanding betina.

Memijahkan molly hampir sama dengan guppy. Hanya saja hasilnya akan lebih bagus
bila kondisi airnya agak keras. Untuk itu, penambahan garam dapur sekitar satu sendok makan
per tiga liter air akan membantu memperbanyak produksi anakan molly. Selain itu, kecukupan
sinar matahari merupakan syarat agar berhasil membudidayakan molly. Molly akan menjadi
induk setelah berumur lima bulan. Ukuran jualnya sekitar 2,5-3,0 cm yang dapat dicapai dalam
waktu 3-4 bulan.
Ikan mas koki merupakan salah satu ikan hias yang sangat diminati di kalangan
penggemarnya. karena, ikan jenis ini memiliki bentuk yang unik dan lucu serta warna yang
menarik. Bahkan, mungkin menjadi yang pertama dipelihara sebagai ikan hias. Ikan yang
berasal negri dari Cina ini memiliki jenis atau varietas sangat beragam. Bentuk badan umumnya
bulat atau gemuk.
Morfologi dan Karakteristik Mas Koki Ikan Hias - Morfologi dan Karakteristik Mas Koki -
Berbeda dengan ikan karper, mas koki tidak dimakan sebagai ikan konsumsi. Mas koki seratus
persen dimanfaatkan untuk ikan hias. Ini karena bentuk dan warna mas koki yang aneh dan
menarik. Penampilannya menciptakan pesona yang sangat indah.
a). Bentuk luar Bentuk luar (morfologi) mas koki hampir menyerupai karper. Keduanya
sama-sama mempunyai sirip lengkap seperti sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip dubur,
dan sirip ekor. Selain itu juga mempunyai sisik yang berderet rapi. Walau tampaknya mirip,
ternyata mas koki dan karper itu berbeda. Perbedaannya terletak pada bentuk badan, bentuk
kepala, bentuk sisik, dan bentuk mata. Bentuk badan mas koki pendek dan gempal sehingga lucu
kalau bergerak. Mata mas koki ada yang mempunyai balon.
b). Sirip Sirip mas koki berfungsi sebagai alat gerak. Sirip perut dan sirip dada yang
bekerja sama dengan gelembung udara, berfungsi sebagai kontrol terhadap gerakan ke atas dan
ke bawah. Jika gelembung udara penuh udara, sirip dada akan bergerak, otomatis mas koki akan
muncul ke permukaan air. Sebaliknya jika gelembung udara kosong dan mengecil, sirip perut
yang bergerak, dan mas koki pun menyelam ke bagian yang lebih dalam. Selain bentuk siripnya
menarik, keelokkan mas koki banyak dipengaruhi oleh deretan sisik-sisik yang rapih seperti
genteng penutup atap rumah. Di bawah deretan sisik terdapat kelenjar lendir yang berfungsi
sebagai pelindung. Lendir mencegah tubuh dari luka karena gesekan dan melidungi luka dari
infeksi.
c). Sisik Sisik-sisiknya yang gelap mengandung sejenis kristal guanine (C5H5N5O),
yang terdapat di dalamnya. Bahan itu membentuk warna, misalnya merah pada sisik mas koki
ras Wakin dan Ryukin. Jika tidak mengandung guanine, sisik menjadi transparan (tidak
berwarna), misalnya transparan pada mas koki ras Calico dan Shubunkin. Umumnya sisik mas
koki memiliki warna dasar hitam, merah, kuning dan putih. Masing-masing warna dasar dan
pola warnanya sangat tergantung pada masing-masing ras mas koki. Keindahan pola dan
kecemerlangan warna mas koki sangat tergantung pada ketersediaan bahan pemantul yang
terdapat dalam lapisan sisik. Itulah sebabnya ada mas koki berwarna kuning pucat atau merah.
Selain faktor-faktor tersebut di atas, keindahan warna mas koki juga dipengaruhi oleh kadra
bahan kimia dalam air, cahaya, suhu air, pakan, dan genetik.
d). Bentuk Kepala Bentuk kepala mas koki sangat menarik. Ada yang lucu bentuk
kepalanya seperti yang terdapat pada ras Ranchu, Oranda, dan Pompon. Kepala Ranchu dan
Oranda (Spenser) ditutupi jaringan daging yang menebal di kepala dan pipi. Pada Ranchu
penebalan jaringan hampir menutupi seluruh bagian kepala sehingga tampak seperti singa, itulah
sebabnya Ranchu juga sering disebut “si Kepala Singa”. Oranda memilki kepala berjambul .
Pompon mempunyai tambahan hidung yang menyembul keluar.
e). Mata Mata mas koki memiliki iris mata yang tidak dapat membuka dan menutup.
Lensa matanya tidak dapat berkontraksi luas. Jarak pandangnya sangat dekat dan terbatas.
Ketika mencari makan, mas koki lebih mengandalkan penciuman daripada penglihatan. Ada
empat tipe mata mas koki yang lazim dikenal, yaitu normal (seperti lazimnya mata ikan karper),
mata teleskop (terdapat pada mas koki teleskop), mata teleskop yang mengarah ke atas seperti
pada ikan Celestial; dan mata yang berbentuk balon.
f). Telur Ikan betina dapat matang telur pada umur satu tahun sedang pada yang jantan
lebih muda lagi. Telurnya berukuran 0,7-1,5 mm dan melekat pada benda lain di dalam air,
misalnya rumput atau tanama air yang lain.
g). Ikan Omnivor Pakan mas koki macam-macam. Ikan ini tidak memilih-milih pakan.
Selain doyan pakan alami seperti plankton dan organisme dasar perairan, ikan ini juga gemar
menyantap pelet buatan manusia. Para ahli biologi menggolongkan mas koki ke dalam ikan
omnivor.
Ciri-ciri ikan mas koki secara umum antara lain sebagai berikut :

 Bentuk utubuh umumnya pendek/bulat, gempal dan berukuran relatif kecil (lebih kecil
dari ikan mas biasa).
 Kepala pada umumnya kecil dengan berbagai bentuk sesuai dengan jenisnya. Namun
demikian pada beberpa jenis di bagian atas kepala dan pipinya ditutupi oleh
selaput/daging yang menebal sehingga kelihatan seperti singa.
 Sisiknya mengkilap dan tersusun berderet dengan rapi menutupi tubuh. Warna sisik
sangat indah dan bervariasi, ada yang hitam, kuning, merah dan putih kuning tergantung
pigmen.
 Sirip ekor umumnya lebar dan ada juga yang berumbai. Sedangkan sirip perut dan sirip
dada bersama gelembung udara berperan sebagai pengatur gerakan naik turunnya ikan
dalam media air.

Varietasnya berkembang menjadi sangat banyak akibat silangan berbagai warna dan bentuk
badan. Namun, hanya ada dua kelompok besar ikan mas koki, yaitu memiliki dua sirip ekor dan
satu sirip ekor. Ikan bersirip dua buah pun masih bisa dibagi atas ikan bersirip punggung seperti
koki spenser, raket, mutiara, dan tossa serta ikan tidak bersirip punggung seperti ranchu, kumpai
dan mata balon.
3.15.1 Pemeliharaan Induk

Proses pembenihan dimulai dari pemeliharaan induk untuk mencapai kematangan gonad,
kemudian dilanjutkan dengan proses pemijahan, penetasan, pemeliharaan larva hingga
pendederan. Pemeliharaan induk diawali dengan seleksi induk. Induk yang berkualitas memiliki
ciri-ciri antara lain tidak cacat, sehat, tampak aktif, bentuknya proporsional, ukurannya terbesar
diantara kelompok umurnya, dan berumur lebih dari lima bulan. Induk ikan mas koki dapat
dibedakan antara jantan dengan betina berdasarkan tanda-tanda pada tubuhnya (Tabel 3.1).

Tabel 3.1. Perbedaan Induk Jantan dan Induk Betina pada Ikan Mas Koki

Bagian yang diamati Ikan Jantan Ikan Betina


Terdapat bintik-bintik bulat Tidak terdapat bintik-bintik
1. Sirip dada menonjol dan terasa kasar bulat menonjol dan terasa
bila diraba. halus bila diraba.
2. Bentuk anus Oval dan halus. Bulat dan kasar.
Pada ukuran induk, badan Pada ukuran induk, badan
3. Bentuk badan
lebih langsing. lebih gemuk dan membulat.

Sebelum dipijahkan, sebaiknya induk jantan dan betina dipisahkan terlebih dahulu dan
dipelihara sekitar 2 minggu. Pemeliharan induk ini sebaiknya dilakukan di dalam kolam dengan
kepadatan yang rendah, sekitar 20 ekor/m2. Pakannya dapat berupa pelet, cacing rambut ataupun
cacing darah. Agar kualitas telur menjadi baik, jentik nyamuk akan lebih baik dijadikan sebagai
pakan induk. Pakan alami lebih baik digunakan karena memiliki kandungan nutrisi yang lebih
lengkap daripada pakan buatan.

3.15.2 Pemijahan

Setelah sudah siap berpijah barulah kedua induk ini dapat dipelihara bersama. Tanda induk yang
siap berpijah adalah perut akan terasa lembek dan lembut bila diraba. Bahkan jika ditekan
sedikit akan keluar telur (betina) dan keluar cairan putih susu/sperma untuk induk jantan.

Tempat pemijahan mas koki berupa bak fiber atau kolam. Ukurannya tergantung pada jumlah
induk ikan yang akan digunakan. Bila hanya sepasang induk, kolam berukuran cm dapat
digunakan. Bila pemijahan dilakukan secara masal dengan induk 2-5 pasang, paling tidak
ukuran kolamnya m.

Pemijahan akan lebih baik jika perbandingan antara jantan dan betina 2 : 1, baik untuk
pemijahan sepasang ataupun masal. Ini dilakukan agar telur dapat terbuahi seluruhnya.
Kedalaman air sebaiknya 15-20 cm. -Ke dalam wadah dapat diberikan substrat berupa enceng
gondok muda yang sudah dibersihkan terlebih dahulu.

Pemijahan biasanya terjadi pada malam hari atau dini hari. Bila sarangnya dipasang pada sore
hari, maka telurnya dapat dilihat pada pagi hari berikutnya. Namun, kalau belum mau memijah,
airnya dapat diganti setengahnya agar induk terangsang untuk memijah. Jumlah telur mas koki
sangat banyak. Setiap induk betina dapat menghasilkan 2000-4000 butir telur.

3.15.3 Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva/Benih

Telur yang ada di enceng gondok dapat dipindahkan ke dalam wadah penetasan. Bisa juga
bukan telurnya yang dipindahkan tetapi induknya. Perlakuan pemindahan induk akan lebih baik
dilakukan dibanding pemindahan telur, karena telur lebih sensitif dan dapat menyebabkan telur
berserakan ke dasar perairan.

Telur-telur tersebut biasanya akan menetas setelah tiga hari keluar dari induknya asalkan tidak
terkena hujan dan mendapat cukup sinar matahari. Telur akan menetas menjadi larva ikan dan
larva akan mulai berenang setelah seminggu menetas. Pada saat larva mulai menetas, enceng
gondok dapat dikeluarkan dari wadah penetasan. Selanjutnya air dapat mulai dialirkan ke dalam
wadah atau diganti setengahnya.

Pada umur seminggu larva ikan mas koki sudah dapat diberi makanan berupa tetasan telur
Artemia atau infusoria. Dua atau tiga hari kemudian larva dapat diberi Daphnia/kutu air saring.
Sesudah agak besar (sekitar dua minggu) ikan dapat diberi cacing rambut dan pelet. Umur 3-4
minggu, kegiatan penjarangan dapat dilakukan. Frekuensi tingkat pemberian pakan 3 kali sehari.

Pembesaran ikan mas koki umumnya dilakukan di kolam yang agak luas, sekitar 1.5-1.5 m.
Ketinggian air minimal 25 cm dengan kepadatan ikan sekitar 30-40 ekor/m2. Pemberian pakan
berupa pakan alami seperti Daphnia (kutu air) dengan frekuensi pemberian pakan 2-3 kali
sehari. Untuk menjaga kualitas air, minimal 2-3 hari sekali dilakukan penyiphonan/ganti air
sebanyak 1/3 volume air.

Pembesaran ikan mas koki dilakukan hingga ukuran 5 cm (seukuran diameter telur ayam).
Waktu yang diperlukan kurang lebih 3-4 bulan. Persentase kelangsungan hidup (survival rate)
antara 80-90 %. Selama pemeliharaan, kolam sebaiknya tersinari oleh cahaya matahari. Hal ini
dapat memacu munculnya pola warna yang cerah pada tubuh ikan.

Ikan cupang,ikan yang mempunyai kemampuan betahan yang cukup baik dibandingkan
jenis ikan hias lainnya dan memiliki warna-warna yang sangat menarik,ikan ini dikenal sebagai
ikan aduan,ikan cupang banyak ditemui diperairan negara-negara asia,ikan ini termasuk yang
paling banyak diminati di Indonesia.

Ikan Cupang: Si Mungil Yang Aktif

Kategori: Flora dan Fauna

Betta Sp. atau yang lebih populer dikenal dengan nama cupang, adalah salah satu jenis ikan
dengan ukuran mini. Ia hidup di air tawar di beberapa perairan di wilayah Negara Asia Tenggara
seperti Malaysia, Thailand, Vietnam dan Indonesia tentunya. Ikan cupang termasuk ikan dengan
karakteristik yang unik. Ia dikenal sangat agresif terutama dalam mempertahankan wilayah yang
ia anggap miliknya. Oleh sebab itu, tidak heran jika kemudian ia juga tersohor sebagai ikan adu.
Ikan ini secara umum terbagi ke dalam tiga jenis antara lain ikan cupang hias, ikan cupang
aduan dan juga ikan cupang liar. Salah satu jenis ikan cupang asli diketemukan berhabitat di
wilayah Kalimantan Timur tepatnya di distrik bernama Pampang. Ikan cupang asli tersebut
dikenal dengan nama ilmiah Betta Channoides.

Klasifikasi Ilmiah Ikan Cupang

Dalam sistem taksonomi, ikan cupang memiliki binomial sebagai berikut:

 Klasifikasi ilmiah
 Kerajaan: Animalia
 Filum: Chordata
 Kelas: Actinopterygii
 Ordo: Perciformes
 Famili: Osphronemidae
 Genus: Osphronemus, Bleeker, 1850
 Spesies: Betta Sp.

Sementara itu, jenis ikan cupang yang populer dikenal antara lain:

1. Betta pugnax (Forest Betta)


2. Betta taeniata (Banned Betta)
3. Betta macrostoma (Bruney Beauty)
4. Betta unimaculata (Golden Slender)
5. Betta picta (Painted Betta)
6. Betta anabantoides (Pearly Betta)
7. Betta edithae (Betta Brederi)
8. Betta foerschi (Purple Saphire Betta)

Dalam kurun waktu yang tak lama, varian ikan cupang semakin beragam dan banyaj diperoleh
jenis baru dengan karakteristik warna juga bentuk yang berbeda dan khas. Adapun pembagian
jenis cupang lainnya yang dikelompokkan berdasarkan karakternya yang membangun sarang
dengan menggunakan busa atau bubble neste antara lain:

1. Betta akarensis (Sarawak Betta)


2. Betta coccina (Clorat's Betta)
3. Betta bellica (Standard's Betta)
4. Betta tesyae (Peaceful Betta)
5. Betta smaragdina (Emerald Betta)
6. Betta imbelis (Slugger's Betta)
7. Betta splendens (Siamese Fighting Fish)

Pembagian ikan cupang lainnya didasarkan pada keasliannya. Jenis ini bukan dihasilkan dari
perkawinan silang. Adapun jenis yang dimaksud adalah:

1. Betta albimarginata
2. Betta channoides
3. Betta balunga
4. Betta breviobesus
5. Betta enisae

Karakteristik Unik Ikan Cupang


Ikan cupang sangat populer dijadikan ikan hias dengan dua alasan. Yang pertama,
tampilan ikan mungil yang satu ini sangat menarik. Bentuknya juga cukup unik. Alasan
berikutnya adalah daya tahannya yang luar biasa. Ia bisa bertahan di akuarium dalam jangka
waktu yang lama meski tidak dilengkapi dengan aerator atau sirkulator udara. Sebagai ikan hias,
ikan cupang terbagi ke dalam beberapa jenis diantaranya cupang halfmoon dengan sirip juga
ekornya yang lebar menyerupai bulan separuh, cupang crowntail (atau dikenal juga dengan
nama ekor mahkota) dengan ekor pun sirip yang hampir mirip dengan sisir. Jenis lainnya adalah
cuoang double tail atau ekor ganda , cupang plakat halfmoon, dan cupang giant dengan ukuran
yang bisa menyentuh angka 12 cm. Ukuran ini termasuk raksasa dalam kelas ikan cupang.

Budidaya Ikan Discus


Ikan hias Diskus (Symphysodon discus) merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar
yang berasal dari sungai Amazon (Brasil). Jenis ikan ini mempunyai nilai ekonomis yang baik
dan sangat disenangi di berbagai negara.Di Indonesia ikan Diskus sudah dapat dibudidayakan
dan sangat potensil untuk dikembangkan.
Kekayaan hayati Indonesia sudah banyak dikenal. Dalam bisnis ikan hias dunia, produk
Indonesia dikenal memiliki banyak spesies, baik ikan hias air tawar maupun ikan hias air laut.
Dari 1.100 spesies ikan hias air tawar yang ada di dunia, 400 spesies di antaranya berasal dari
Indonesia. Potensi ini membanggakan karena dengan begitu Indonesia dikenal sebagai Produksi
ikan hias terbesar di dunia.

Pada saat ini peminat ikan hias terus bertambah dan semakin menyebar ke seluruh
lapisan masyarakat. Meskipun kemampuan daya belinya bervariasi, masyarakat perkotaan di
Indonesia melengkapi rumahnya dengan akuarium-akuarium yang diisi beragam ikan hias salah
satunya ikan diskus. Ikan diskus (Symphysodon discus) ini memiliki habitat asli di Rio Negro
dan perairan tenang Sungai Amazon. Sifatnya omnivora. Gerakannya sangat halus. Ikan ini pun
terkenal sebagai "King of Aquarium". Disebut diskus karena bentuk tubuhnya bulat seperti
cakram. Ada
empat spesies diskus yang dibudidayakan, walaupun semuanya disebut sebagai diskus, yaitu
Heckel Discus (Symphysodon discus), Brown Discus (Symphysodon aequifasciata axetrodi),
Green Discus (Symphysodon aequifasciata aequifasciata), dan Blue Discus (Symphysodon
aequifasciata haroldi). Oleh karena penggemarnya sangat banyak, kreativitas peternak dan
hobiis sangat diperlukan untuk memunculkan varietas baru yang lebih bagus. Hingga saat ini
ada banyak varietas diskus, di antaranya Red Pigeon, Marlboro, Brown Discus, dan Cobalt.
1.2
Tujuan

Tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui teknik budidaya ikan hias diskus.
Sedangkan kegunaannya yaitu untuk menambah wawasan mengenai ikan hias di Indonesia.

II. PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi dan Morfologi

Diskus yang di juluki ratu ikan hias air tawar ini telah memulai perjalannya dari habitat aslinya
ke aquarim di rumah kita. Aslinya ikan ini berasal dari pedalaman rimba Amazon, Brazil yang
terkenal kaya akan beragam species tumbuhan dan binatang. Diskus adalah salah satu ikan hias
air tawar yang banyak peminatnya. mengenai sistematikanya ada sedikit perdebatan, banyak
orang mengklaim berdasarkan tempat asal, warna dan bentuk luarnya.

Menurut sistematikanya, ikan diskus digolongkan sebagai berikut:

Ordo : Percomorphodei

Sub Ordo : Percoidea

Family : Cichlidae

Genus : Symphysodon

Species : Symphysodon discus

Nama lokal : Diskus

Ikan yang berbentuk seperti kue dadar ini di lengkapi dengan keindahan warna dan
bentuk tubuhnya. Jika pada umumnya ikan hias mempunyai bentuk tubuh memanjang, diskus
tidaklah demikian. Bentuk diskus unik seperti cakram atau kue dadar. Warnanya sangat unik dan
manarik sesuai dengan strain dan keturunannya.

Ciri dan Sifat

Ikan diskus pada umumnya memiliki ciri khas seperti pada bentuk tubuh yang pipih
bundar mirip ikan bawal. Warna dasar yang coklat kemerahan dan memiliki garis berombak
beraneka rupa tak teratur mulai dari dahi sampai perut. Pada kepala dan tubuhnya terpotong
sembilan garis tegak. Tiga di antaranya nampak jelas, sedang sisanya samar-samar. Ciri
mencolok yang membedakan dari kerabat dekatnya adalah dari matanya yang selalu berwarna
merah dan garis tengah tubuhnya paling besar 15 cm.
Diskus termasuk ikan yang bertubuh cantik. Di antara ikan hias yang lain, ikan ini
termasuk ikan yang pemalu dan tenang dan memiliki gerakan yang lambat. Ikan diskus jantan
jauh lebih gesit di banding ikan diskus betina. Sifat ikan ini sangat unik, yaitu telur dan larvanya
tidak dapat dipisahkan dari induknya. Oleh karena itu, telurnya tidak dipisahkan dari induknya
dan dibiarkan menetas dalam wadah pemijahan. Telur-telur tersebut akan menetas dalam waktu
2-3 hari. Larva ini akan terus menempel pada induknya hingga berumur seminggu.
Walaupun ikan ini terkenal dengan sifatnya merawat telur dan anaknya, namun ada juga
induk yang memakan telurnya sendiri. Sementara larva yang sudah bisa berenang tidak akan
dimakan induknya. Oleh karena itu, biasanya peternak memberi sekat untuk membatasi induk
dengan telurnya. Sekat tersebut terbuat dari kawat halus yang dilingkarkan ke sarang. Adanya
sekat ini menyebabkan induk tidak dapat mencapai telurnya.

2.2 Kegiatn budidaya

2.2.1 Pembenihan

Pemilihan Induk
Pemilihan induk harus tepat agar anak yang dihasilkan berkualitas dan bernilai jual
tinggi. Induk yang baik harus tanpa cacat, sehat, tampak aktif, bentuknya proporsional,
ukurannya terbesar di antara kelompok umurnya, gemuk, mulutnya relatif besar, dan berumur
lebih dari setahun. Induk diskus sangat susah dipaksakan berpasangan sehingga biasanya
dibiarkan memilih pasangannya sendiri dalam kelompok calon induk. Bila sudah tampak
berpasangan dengan terus berenang bersama maka pasangan induk tersebut dapat dipisahkan
dari kelompoknya. Membedakan Induk
Jantan dan Betina Membedakan diskus jantan dan
betina akan lebih mudah dilakukan jika kita dihadapkan dengan sekumpulan calon induk yang
dibesarkan bersama dan berasal dari wadah yang sama. Dalam sekumpulan itu, diskus jantan
umumnya memiliki postur tubuh yang lebih besar dengan bentuk forehead lebih kekar atau
kasar. Sementara itu, diskus betina umumnya berukuran lebih kecil dengan bentuk forehead
lebih halus. Membedakan kelamin diskus dilihat
dari betuk mulut dan hidung. Pada diskus dewasa, betina memiliki bibir yang simetris, sama
besar antara bibir atas dengan bibir bawahnya. Sedangkan diskus jantan, bibir atasnya lebih
menonjol. Jika melihat hidungnya, maka jantan mempunyai bentuk agak bengkok, berlainan
dengan betina yang hidungnya berbentuk lurus. Dilihat dari sekitar sirip dubur, pada diskus
jantan rata-rata lurus sedangkan pada diskus betina bentuknya membulat. Melihat gerakannya,
diskus jantan mempunyai pergerakan yang lebih agresif dari diskus betina.
Cara lain untuk membedakan diskus jantan
dan betina adalah dengan melihat alat kelamin genitalnya. Diskus betina memiliki organ genital
yang berbentuk lonjong dengan ujung menumpul atau berbentuk elips. Diskus jantan berbentuk
bulat dengan panjang sekitar 1,5 mm.

Ciri-Ciri Ikan Diskus Siap Pijah


Ikan diskus yang siap mijah umumnya ditandai dengan memisahkan diri dari rekan-
rekannya dalam satu wadah pemeliharaan. Ikan diskus tergolong ikan yang setia pada
pasangannya, karena itu ikan diskus tidak bisa dipijahkan selain dari pasangannya tersebut.
Pasangan ini lalu kita pisahkan ditempat tersendiri dan terus diamati. Pasangan yang
lengket terus sudah cukup sebagai jaminan bahwa mereka jantan dan betina. Calon induk jantan
harus berumur 15 bulan, sedangkan induk betina berumur 12 bulan sehingga layak untuk
dipijahkan.

Tempat Pemijahan
Pemijahan diskus sudah bukan masalah lagi bagi peternak maupun hobiis. Namun,
karena harganya mahal dan banyak penggemarnya maka pemijahannya sebaiknya dilakukan
dengan seksama. Biasanya diskus dipelihara dalam akuarium, begitu pula dalam proses
pemijahannya. Wadah yang di gunakan untuk memijahkan ikan diskus berupa akuarium dengan
ukuran 60 x 50 x 50 cm untuk satu pasang induk. Air untuk pemeliharaan dan pemijahan harus
jernih dengan suhu berkisar antara 28-300C dengan pH 5-6. Selain faktor air,
kadar oksigen juga harus diperhatikan, kadar oksigen yang berlimpah sangat dibutuhkan. Untuk
mendapatkannya digunakan aerator yang bertugas mensuplai oksigen kedalam air pemeliharaan.
Karena sifat telur diskus menempel, maka tempat telur yang mesti disiapkan adalah pecahan
genteng, pot dan pralon diameter 4 inci yang dipasang tegak di tengah akuarium setinggi air
dalam akuarium. Untuk tempat telur ini harus di permukaan benda yang licin, yang dibersihkan
terlebih dulu.

Pemijahan ikan discus Proses


pemijahan ikan discus dimulai dari pemilihan bibit indukan yang baik dengan syarat-syarat ;
tidak cacat, aktif, sehat, berumur lebih dari 1 tahun dan ukuran badannya proporsional. Biasanya
ikan discus akan memilih sendiri pasangannya, dan setelah menemukan pasangannya baru
pasangan ikan discus jantan dan betina itu dipisahkan dari kelompok dengan ditempatkan di
aquarium pemijahan. Proses pemijahan biasanya terjadi selama 2 minggu dan dalam satu bulan
ikan discus betina mulai bertelur.

Penetasan Telur Sarang


telur biasanya dibuat dari potongan paralon yang diletakkan di pojok atau tengah akuarium pada
posisi berdiri. Seperti halnya ikan lain, induk diskus pun akan membersihkan sarangnya sebelum
meletakkan telur-telurnya.
Sifat ikan ini sangat unik, yaitu telur dan larvanya tidak dapat dipisahkan dari induknya.
Oleh karena itu, telurnya tidak dipisahkan dari induknya dan dibiarkan menetas dalam wadah
pemijahan. Telur-telur tersebut akan menetas dalam waktu 2-3 hari. Larva ini akan terus
menempel pada induknya hingga berumur seminggu.
Biasanya larva akan mulai berenang setelah berumur seminggu. Walaupun sudah bisa
berenang, namun larva tersebut akan sering menempel pada induknya hingga berumur 21 hari.
Beberapa pakar menyebutkan bahwa larva diskus tersebut memakan lendir yang keluar dari
tubuh induknya atau sering disebut "menyusu" pada induk. Ada juga pakar yang percaya bahwa
larva ini diberi pakan melalui mulut induknya.
Walaupun ikan ini terkenal dengan sifatnya merawat telur dan anaknya, namun ada juga
induk yang memakan telurnya sendiri. Sementara larva yang sudah bisa berenang tidak akan
dimakan induknya. Oleh karena itu, biasanya peternak memberi sekat untuk membatasi induk
dengan telurnya. Sekat tersebut terbuat dari kawat halus yang dilingkarkan ke sarang. Adanya
sekat ini menyebabkan induk tidak dapat mencapai telurnya.

2.2.2 Pembesaran

Pemeliharaan Larva Dan Anakan Ikan Discus


Ada hal yang unik dari ikan discus, telur-telur yang dihasilkan setelah menetas menjadi
larva akan menempel pada tubuh induknya untuk memakan lendir dari tubuh induknya. Telur-
telur ikan discus umumnya menetas setelah berumur 2 – 3 hari. Anakan ikan discus dibiarkan
menempel pada tubuh induknya sampai berumur +- 1 bulan. Setelah usia satu bulan anakan ikan
discus dipisahkan untuk ditempatkan dalam aquarium pembesaran. Satu indukan ikan discus
biasanya bisa menghasilkan telur sekitar 100 buah dalam sekali proses pemijahan.

Pakan Ikan Diskus


Di alam liar, ikan diskus merupakan omnivora oportunistik yang memakan inverterbtara
serta tumbuhan. Saat mereka makan, mereka akan mengulum makanan mereka, meludahkannya,
kemudian menangkapnya kembali lantas menelannya. Secara umum diskus tak punya
persyaratan makan khusus. Mereka bisa tumbuh hanya dengan makanan ikan biasa yang kaya
protein. Walau demikian, diskus kadang bersikap hati-hati terhadap makanan baru, mereka
sudah biasa memilih untuk tak makan berhari-hari daripada mengkonsumsi makanan baru.
Setelah berpuasa sekitar sebulan, umumnya diskus akan menerima makanan baru begitu saja,
namun jangka waktu tersebut tentu akan menghambat pertumbuhannya.
Metode “membuat kelaparan” ini tak disarankan untuk memaksa diskus makan
sesuatu.Sebaiknya, campurkan makan baru tersebut dengan makanan yang sebelumnya telah
disukai diskus. Seiring dengan waktu, diskus akan mulai menerima makanan baru tersebut dan
makanan lamanya bisa dihilangkan.
Hati sapi atau babi seringkali diberikan pada diskus guna memperindah warna tubuhnya
serta mempercepat pertumbuhannya. Walau demikian, beberapa orang yang memikirkan
dampak jangka panjang dari pemberian protein mamalia pada ikan mulai menggeser kebiasaan
itu. Mereka mengganti hati sapi atau babi itu dengan diet berupa krill, yakni suatu krustasea
mirip-udang. Sebenarnya diskus menyukai mangsa yang hidup dan berukuran kecil, jadi
makanan tersebut tepat jika diberikan dalam jangka panjang. Selain krill, makanan lain yang
dsukai diskus adalah cacing hitam, cacing darah, udang air asin, dan larva nyamuk. Hal yang
perlu diperhatikan saat memberi mangsa hidup adalah kemungkinan adanya parasit serta bakteri
pada mangsa tersebut. Untuk alasan ini sangat disarankan untuk tidak memberi cacing tubifex
hidup sama sekali, karena praktis menghilangkan semua bakteri dari tubuh mereka adahal hal
yang tak mungkin. Disarankan untuk membeli makanan hidup di pengecer akuarium, dan jika
hendak memberikan tubifex pun, pilihlah balok-balok tubifex freeze dried karena semua parasit
dan bakteri telah mati dalam proses ini. Jika makanan hidup tak tersedia,
makanan buatan juga boleh. Sebaiknya pilih makanan berbentuk granula berkualitas tinggi.
Makanan berbentuk serpihan (flakes) juga bagus namun yang berbentuk granula mampu
menahan vitamin, mineral, dan berbagai unsur kelumit lainnya dengan lebih baik dari pada
serpihan. Telur ikan diskus harus diberi makan cacing darah beku, hati sapi, Tetra Color Bits,
udang air asin (hidup/beku), atau cacing putih hidup. Jika memberi makan hati sapi, perhatikan
agar tak ada sedikitpun yang tersisa karena itu akan mengotorkan air dengan segera. Tubifex
atau cacing hitam hidup tak boleh diberikan pada diskus kapanpun, karena mereka akan
menghadirkan parasit ke dalam te Walaupun pakan
dari larva berasal dari induknya, namun akan lebih baik lagi akan lebih baik lagi ditambahkan
Nauplius artemia atau kutu air saring. Bila larva sudah pisah dari induknya, pakannya dapat
diganti dengan kutu air besar. Namun, kualitas pakan tersebut harus di perhatikan, terutama
pakan dari alam agar ikan terhindar dari penyakit. Diskus berumur sebulan atau lebih sudah bisa
di beri pakan cacing sutera, cacing darah, atau jentik nyamuk. Bahkan peletpun dapat di berikan
pada usia dewasa.

Cara Pembesaran:

1. Pindahkan anakan diskus berusia satu bulan dari induknya ke akuarium berukuran 120 X 50
X 50 Cm. Setelah besar pindahkan diskus ke akuarium yang lebih luas lagi.
2. Agar terlihat bagus, diskus sebaiknya ditempatkan di akuarium standar (induk 50 X 50 X 40
Cm dan anakan diskus 50 X100 X 35 Cm)

3. Agar ikan diskus tetap hidup dengan baik, sediakan pakan alami seperti dapmia, cacing
sutera, cacing super, jentik nyamuk, udang, dan sejenisnya. Diskus juga suka mengkonsumsi
pakan buatan campuran dari jantung, hati, daging, udang, ikan, dan sayuran.

Sebaiknya, budidaya ikan diskus dilakukan secara kelompok. Budidaya secara kelompok
ini lebih efektif dan efisien. Budidaya secara kelompok juga memudahkan proses pemasaran dan
distribusi ikan hias.

Panen dan Pemasaran

Ukuran 4 cm atau berumur sekitar 3 bulan ikan diskus sudah dapat di jual. Untuk
menyalurkan produksi ikan hias terdapat tiga jenis pasar ikan hias, yaitu pasar perdagangan
besar (pengumpul), pasar eksportir, dan pasar pengecer/konsumen. Pada pasar pedagang
pegumpul bertemu petani ikan hias sebagai penjual dan pedagang pengumpul sebagai pembeli.
Dalam hal ini terjadi hubungan dagang yang sangat kuat karena pedagang pengumpul aktif
membina petani ikan hias dalam teknik budidaya dan pemasaran sehingga petani harus menjual
produknya kepada pedagang pengumpul yang membinanya. Ikan manfish
(Angle Fish) berasal dari Amerika Selatan, tetapi telah banyak dibudidayakan di Indonesia. Ikan
manfish disebut Angle Fish (Ikan Bidadari), karena bentuk dan warnanya menarik serta
gerakkannya yang tenang.

BUDIDAYA IKAN MANFISH

Asal, Morfologi dan Kebiasaan Ikan Manfis

Manfish atau yang dikenal juga dengan istilah 'Angel


fish' berasal dari perairan Amazon, Amerika Selatan. Manfish
(Pterophyllum scalare) tergolong ke dalam famili Cichlidae,
mempunyai ciri-ciri morfologis dan kebiasaan sebagai berikut:

- Memiliki warna dan jenis yang bervariasi

- Bentuk tubuh pipih, dengan tubuh seperti anak


panah

- Sirip perut dan sirip punggungnya membentang


lebar ke arah ekor, sehingga tampak sebagai busur
yang berwarna gelap transparan

- Pada bagian dadanya terdapat dua buah sirip yang


panjangnya menjuntai sampai ke bagian ekor.

- Menjaga dan melindungi keturunannya.

- Bersifat omnivorus

- Tergolong mudah menerima berbagai jenis


makanan dalam berbagai bentuk dan sumber

Beberapa jenis ikan Manfish yang dikenal dan telah


berkembang di Indonesia antara lain adalah: Diamond (Berlian),
Imperial, Marble dan Black-White.

Diamond (Berlian) berwarna perak mengkilat sampai


hijau keabuan. Pada bagian kepala atas terdapat warna kuning
hingga coklat kehitaman yang menyusur sampai bagian
punggung. Manfish Imperial mempunyai warna dasar perak,
tetapi tubuhnya dihiasi empat buah garis vertikal berwarna
hitam/coklat kehitaman. Manfish Marble memiliki warna
campuran hitam dan putih yang membentuk garis vertikal.
Sedangkan manfish Black-White mempunyai warna hitam
menghiasi separuh tubuhnya bagian belakang, dan warna putih
menghiasi separuh bagian depan termasuk bagian kepala.

Pengelolaan Induk

Ikan manfish dapat dijadikan induk setelah umurnya mencapai


7 bulan dengan ukuran panjang  7,5 cm. Untuk mencapai
hasil yang optimal, induk harus dikelola dengan baik antara lain
dengan pemberian pakan yang baik seperti jentik nyamuk,
cacing Tubifex, atau Chironomous. Selain itu karena induk
ikan manfish sangat peka terhadap serangan penyakit, maka
perlu diberikan perlakukan obat secara periodik Obat yang
biasa digunakan antara lain Oxytetracycline dan garam.

Sebelum dipijahkan, induk manfish dipelihara secara


massal ( jantan dan betina ) terlebih dahulu dalam 1 akuarium
besar (ukuran 100x60x60 cm3). Setelah matang telur, induk
manfish akan berpasangan dan memisahkan dari ikan lainnya.
Induk yang berpasangan tersebut sudah dapat diambil dan
dipijahkan pada tempat pemijahan.

Selain itu dapat dilakukan, yaitu dengan memasangkan


induk manfish secara langsung setelah mengetahui induk jantan
dan betina. Induk jantan dicirikan dengan ukuran tubuh yang
lebih besar dibandingkan dengan induk betina. Kepala induk
jantan terlihat agak besar dengan bagian antara mulut ke sirip
punggung berbentuk cembung, serta bentuk badan lebih
ramping dibandingkan dengan ikan betina. Sementara induk
betina dicirikan oleh ukuran tubuh yang lebih kecil dan bentuk
kepalanya yang lebih kecil dengan bagian perut yang lebih
besar/gemuk serta terlihat agak menonjol.

Teknik Pemijahan

Pemijahan dilakukan di akuarium berukuran 60x50x40


cm3 dengan tinggi air  30 cm. Ke dalam akuarium tersebut
diberikan aerasi untuk menyuplai oksigen.

Ikan manfish akan menempelkan telurnya pada substrat


yang halus, misalnya potongan pipa PVC yang telah
disiapkan/ditempatkan dalam akuarium pemijahan. Karena
ikan manfish cenderung menyukai suasana yang gelap dan
tenang, maka pada dinding akuarium dapat ditempelkan kertas
atau plastik yang berwarna gelap.

Induk manfish akan memijah pada malam hari. Induk


betina menempelkan telurnya pada substrat dan diikuti ikan
jantan yang menyemprotkan spermanya pada semua telur,
sehingga telur-telur tersebut terbuahi. Jumlah telur yang
dihasilkan setiap induk berkisar antara 500-1000 butir. Selama
masa pemijahan tersebut, induk tetap diberi pakan berupa
cacing Tubifex, Chironomous atau Daphnia.

Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva

Telur yang menempel pada substrat selanjutnya


dipindahkan ke akuarium penmetasan telur (berukuran
60x50x40 cm3) untuk ditetaskan. Pada air media penetasan
sebaiknya ditambahkan obat anti jamur, antara lain Methyline
Blue dengan dosis 1 ppm. Untuk menjaga kestabilan suhu,
maka ke dalam media penetasan telur tersebut digunakan
pemanas air (water heater) yang dipasang pada suhu 27-28oC.

Telur manfish akan menetas setelah 2-3 hari, dengan


derajat penetasan telur berkisar 70-90%. Selanjutnya paralon
tempat penempelan telur diangkat dan dilakukan perawatan
larva hingga berumur  2 minggu.

Pakan yang diberikan selama pemeliharaan larva


tersebut berupa pakan alami yang sesuai dengan bukaan mulut
larva dan memiliki kandungan protein yang tinggi, antara lain
nauplii Artemia sp. Pakan tersebut diberikan 2 kali sehari ( pagi
dan sore ) hingga larva berumur  10 hari dan dilanjutkan
dengan pemberian cacing Tubifex.

Pendederan dan Pembesaran

Setelah berumur  2 minggu, benih tersebut dapat


dilakukan penjarangan untuk kemudian dilakukan pendederan
sampai ikan berumur satu bulan.

Langkah berikutnya adalah memanen benih tersebut


untuk dipindahkan ke dalam bak/wadah pembesaran. Dalam
hal ini dapat digunakan bak fiber atau bak semen, tergantung
wadah yang tersedia. Selama masa pembesaran, diupayakan
agar ada aliran air ke dalam wadah pembesaran walaupun
sedikit. Padat penebaran untuk pembesaran ikan manfish
berkisar 100 ekor/m2. Pakan yang diberikan berupa cacing
Tubifex atau pellet sampai benih berumur  2 bulan. Ukuran
yang dicapai biasanya berkisar 3 - 5 cm. Jika pakan dan
kualitas air mendukung, sintasan pada masa pembesaran dapat
mencapai 70-90%. Selanjutnya benih manfish dapat dibesarkan
lagi hingga mencapai ukuran calon induk atau induk dengan
padat penebaran yang lebih kecil.
Penyakit dan Penanggulangannya

Ikan manfish dikenal cukup peka terhadap serangan


penyakit, untuk itu diperlukan pengelolaan secara baik dengan
menjaga kualitas air dan jumlah pakan yang diberikan.
Beberapa jenis parasit yang biasa menyerang benih/induk
Manfish antara lain adalah : Trichodina sp., Chillodonella sp.
dan Epystilys sp. Sedangkan bakteri yang menginfeksi adalah
Aeromonas hydrophilla.

Beberapa jenis obat yang dapat digunakan untuk


menanggulangi serangan penyakit parasitek antara lain :
Formalin 25%, NaCl 500 ppm. Sedangkan untuk penyakit
bakterial dapat digunakan Oxytetrachycline 5 - 10 ppm dengan
cara perendaman 24 jam.

Ikan Neon Tetra (Paracheirodon innesi)


Ikan hias neon tetra merupakan ikan asli Amerika Latin, Ikan neon tetra termasuk ikan yang
suka berkelompok, oleh karena itu dalam satu akuarium biasanya jumlah ikan neon lebih dari 20
ekor. Ikan neon tetra bersifat pendamai, sehingga dapat dicampur dengan ikan-ikan lain
terutama dengan jenis-jenis tetra lainnya.

IKAN NEON TETRA

Jenis tetra dari genus Paracheirodon merupakan ikan-ikan asli perairan Amerika Selatan.
Warnanya yang bening membuat jenis ikan ini bisa terlihat pada perairan sungai pedalaman
yang gelap dan hal ini merupakan salah satu sebab terkenalnya jenis ikan ini sebagai ikan hias.

Warna yang Khas

Neon tetra mempunyai warna yang bening, terbisa garis horizontal berwama biru-hijau
sepanjang kedua sisi ikan mulai dari hidung hingga bagian depan ekor dan warna kemerah-
merahan sepanjang setengah bagian posterior bawah tubuh. Pada malam hari warna tubuhnya
akan menghilang selama ikan beristirahat dan akan muncul kembali ketika ikan aktif pada pagi
harinya. Neon tetra bisa tumbuh hingga 4 cm. Ikan betina mempunyai perut yang sedikit agak
besar dibanding ikan jantan.
Ikan neon tetra merupakan salah satu jenis ikan akuarium yang sangat dikenal dan telah
dibudidayakan dalam jumlah yang besar.

Jenis Neon
Jenis neon tetra lain yang terkenal adalah green neon tetra (Paracheirodon simulans) dan Black
neon tetra merupakan spesies tersendiri, bahkan jenis ikan yang terakhir berasal dari genus yang
berbeda. Ikan Cardinal Tetra atau biasa disebut dengan red neon mempunyai kemiripan dengan
neon tetra dan seringkali dianggap sebagai neon tetra sejati. Jenis tetra ini berbeda dengan neon
tetra sejati dilihat dari garis lateral berwama merah sepanjang tubuhnya. Sinonim neon tetra atau
Paracheirodon innesi adalah Hyphessobrycon innesi.
5 Tahun
Ikan neon tetra bisa hidup hingga lima tahun.
Ikan neon tetra sangat mudah dipelihara di akuarium dengan air yang mempunyai pH sekitar 5,0
– 7,0 dan kesadahan 1,0 – 2,0. Karena ukurannya yang kecil, sebaiknya ikan ini tidak dipelihara
bersama dengan ikan yang berukuran besar atau ikan yang agresif. Ikan ini bisa dipelihara
bersama dengan jenis tetra lainnya seperti rummy-nose tetra, cardinal tetra atau jenis ikan
lainnya. Untuk membudidayakan neon tetra, tempatkan sepasang ikan di bak pemijahan yang
gelap. Karena induk ikan sering memakan anak ikan yang baru menetas, maka sebaiknya induk
ikan ini dipmenawankan setelah mereka memijah. Di alam aslinya ikan ini bersifat omnivora.
Warna tubuhnya sangat menawan dan bercahaya dengan punggung Ikan ini berukuran kecil,
dengan panjang maksimal 3 cm, dan pemeliharaan induk, pemijahan induk, pemeliharaan larva
sampai ukuran pasar, serta panen dan pengangkutan. Ikan Neon Tetra bisa dipelihara dan
dipijahkan di dalam akuarium. Pemeliharaan induk ikan Neon Tetra dilakukan terpisah antara
induk jantan dan induk betina. untuk pemeliharaan induk betina dan set yang lain untuk induk
jantan. Memilih induk merupakan tahap penting dan turut menentukan keberhasilan pemijahan
ikan neon tetra. Induk jantan dan betina ikan neon tetra mempunyai ciri-ciri yang berbeda. Ikan
Neon Tetra mempunyai ciri khas berupa warna biru menyala pada tubuhnya mulai dari ujung
Neon Tetra jantan mempunyai warna biru.

Pemeliharaan Induk
menyala lurus mendatar dan tubuh yang lebih ramping, sedangkan betinanya mempunyai warna
biru menyala tidak lurus (bengkok) dan perut Ukuran induk Neon Tetra bisa mencapai 3 cm dan
sudah mulai beberapa ciri yang perlu diperhatikan dalam memilih induk yang akan neon biru,
panjang tubuh, berat dan umur ikan seperti tercantum pada tabel berikut ini. Ikan yang sehat
adalah ikan yang gerakan, tingkah-laku dan morfologi yang normal sesuai dengan biologi ikan
itu sendiri. Induk dibawah ini menampilkan ciri-ciri induk ikan neon tetra jantan dan etina dalam
hal gerakan, warna, kesehatan, bentuk tubuh berikut garis neon biru, berat dan panjang rata-rata,
dan umur induk. Induk ikan neon tetra mempunyai ciri-ciri morfologi yang berbeda antara
jantan dan betina. parameter gerakan, warna, bentuk tubuh, bentuk garis neon biru, ukuran berat,
umur dan panjang tubuh. Ikan jantan dibedakan dari betina dengan mengamati tubuhnya yang
berwarna biru menyala lurus mendatar dan tubuh yang lebih ramping, sedangkan betinanya
mempunyai warna biru menyala tidak lurus (bengkok) dan perut besar.

Ikan Black Ghost ( Afteronotus albifrons, Linneaus )

Black Ghost ” berasal dari sungai Amazon, Amerika Selatan merupakan ikan pendamai, yang
ukurannya dapat mencapai 50 cm, tubuhnya memanjang dan pipih dengan warna tubuh hitam.
Ikan ini digolongkan kedalam ikan pisau (Knifefishes), karena secara keseluruhan bentuk
tubuhnya menyerupai pisau melebar dari bagian kepala dan badan kemudian melancip dibagian
perut.
PEMBENIHAN IKAN HIAS BLACK GHOST

I. PENDAHULUAN

Ikan Black Ghost ( Afteronotus albifrons,


Linneaus ) merupakan salah satu jenis ikan yang
mempunyai peluang bisnis yang potensial. Ikan
jenis ini belum banyak dikenal oleh masyarakat
tetapi saat ini beberapa pengusaha ikan hias
memproduksi benih sebagai komoditas lokal
maupun ekspor.

" Black Ghost " berasal dari sungai Amazon,


Amerika Selatan merupakan ikan pendamai, yang
ukurannya dapat mencapai 50 cm, tubuhnya
memanjang dan pipih dengan warna tubuh hitam.
Ikan ini digolongkan kedalam ikan pisau
(Knifefishes), karena secara keseluruhan bentuk
tubuhnya menyerupai pisau melebar dari bagian
kepala dan badan kemudian melancip dibagian
perut.

Persyaratan kualitas air media yang dikehendaki


ikan Black Ghost yaitu ' Soft ' ( lunak ) dan
cenderung asam, walaupun demikian ' Black
Ghost ' relatif dapat hidup pada kondisi air yang
bervariasi. Black Ghost juga memilih makanan
jenis tertentu, dapat memakan pakan kering, beku
maupun makanan hidup, walaupun demikian
lebih suka jika diberi pakan cacing rambut.

II. KEBUTUHAN SARANA DAN


PRASARANA

Sarana dan bahan yang diperlukan untuk


memproduksi ikan " Black Ghost " adalah :

1. Wadah pemeliharaan & perlengkapan

~ Akuarium ukuran ( 40 x 40 x 80 ) cm
sebagai tempat pemeliharaan induk dan
sekaligus tempat pemijahan dilengkapi
dengan tempat penempelan telur berupa
baki plastik yang diisi dengan batu, atau
batang pohon pakis.

~ Akuarium ukuran ( 60 x 40 x 40 ) cm
sebagai tempat penetasan telur.

~ Instalasi aerasi berupa blower, selang


aerasi dan batu aerasi.

~ Peralatan lain seperti selang untuk


mengganti air, soope net dan alat-alat
pembersih akuarium (sikat,dll)

2. Pakan

~ 'Blood worm' yang digunakan sebagai


pakan induk.

~ Cacing rambut yang digunakan sebagai


pakan ikan mulai umur + 2 minggu
sampai dewasa.

~ Artemia, yang digunakan untuk pakan


larva.
III. Kegiatan Operasional

1. Pembenihan

Kegiatan pembenihan meliputi pemeliharaan


induk dan calon induk, pemijahan serta perawatan
larva.

1.1. Pemeliharaan Induk

Perbedaan jantan dan betina ikan dewasa


terutama dapat dilihat dari panjang dagunya
(jarak antara ujung mulut dengan tutup insang).
Pada ikan jantan, dagunya relatif lebih panjang
dibandingkan dengan ikan betina. Ikan jantan
relatif lebih langsing dibandingkan dengan ikan
betina yang mempunyai bentuk perut yang
gendut. Pada induk jantan dewasa, terdapat cairan
putih (sperma) apabila diurut bagian perutnya.
Induk Black Ghost dapat matang telur setelah
berumur sekitar satu tahun dengan panjang + 15
cm.

Induk betina dan jantan dipelihara dalam satu


wadah berupa akuarium berukuran ( 80 x 40 x 50
) cm, yang dilengkapi dengan instalasi aerasi
dengan pakan berupa 'Blood Warm' yang
diberikan dengan frekuensi 3 kali/hari secara (ad
libitum).

Pergantian air harus dilakukan setiap hari untuk


membuang kotoran-kotoran yang terdapat di
dasar akuarium dan menjaga kualitas media
pemeliharaan.

1.2. Pemijahan

Pemijahan dilakukan secara masal di dalam


akuarium yang sekaligus sebagai tempat
pemeliharaan induk. Perbandingan induk betina
dan jantan adalah 2 : 1. Pada wadah pemijahan
tersebut, ditempatkan baki plastik berukuran (
30x20x7 )cm yang diisi dengan batu sebagai
tempat penempelan telur dan pada bagian tengah
baki ditutup dengan baki berlubang (20x15x10)
cm untuk melindungi telur dari pemangsaan
induknya sendiri. Untuk akuarium ukuran (80 x
60 x 50 ) cm dapat dipelihara 10 ekor induk
betina dan paling sedikit 5 ekor jantan.

Lingkungan tempat pemeliharaan dan pemijahan


ikan Black Ghost biasanya dibuat relatif gelap,
dan ikan ini memijah pada malam hari.
Menjelang terbit matahari, tempat penempelan
telur berupa baki harus segera diambil dan
dipindahkan ke tempat penetasan, untuk
menghindari pemangsaan telur tersebut oleh
induknya. Telur yang dipanen dari baki
pemijahan + 200 butir/hari.

1.3. Penetasan telur dan perawatan larva

Penetasan telur dilakukan di akuarium, dan akan


menetas pada hari ketiga. Makanan berupa naupli
artemia mulai diberikan pada hari ke-10 setelah
penetasan dan selanjutnya diberi cacing rambut
secara ad libitum.

1.4. Pendederan dan Pembesaran

Kegiatan pendederan dilakukan setelah larva


dapat memakan cacing rambut, yaitu + berumur 2
minggu, sampai ikan mencapai ukuran + 1 inchi
dengan lama pemeliharaan 1 - 15 bulan
sedangkan kegiatan pembesaran ikan Black Ghost
dilakukan untuk mencapai ukuran komersial,
yaitu 2-3 inchi. Wadah yang digunakan dapat
berupa akuarium atau bak dengan padat tebar 2 -
5 ekor / l. Pakan yang diberikan selama
pemeliharaan adalah cacing rambut secara ad
libitum. Ikan Black Ghost dengan ukuran 2 inchi
dapat dicapai dalam waktu dua bulan. Sedangkan
ukuran 3 inchi dapat dicapai dengan menambah
waktu pemeliharaan selama tiga minggu.
Penyiphonan untuk membuang kotoran harus
dilakukan setiap hari agar kualitas media tetap
terjaga.

Gupi adalah salah satu jenis ikan air tawar yang sangat populer didunia maupun di indonesia, di
indonreia sendiri ikan ini banyak dicari dan digemari,ikan gupi sudah banyak dikembang biakan
atau di budidayakan di indonesia ,karena pemeliharaan dan perawatannya yang mudah.

Ikan Guppy memiliki nilai ekonomis tinggi karena variasi warna yang dimilikinya menarik dan
bentuk sirip yang beragam, pemeliharaan dan pemijahan mudah, serta tidak terlalu berpengaruh
pada perubahan temperatur dan kualitar air lainnya. Saat ini terdapat sekitar 30 jenis
ikan Guppy erdasarkan pola warna dan bentuk siripnya, yang sebagian besar merupakan
komoditi ekspor.

Dari penampakan morfologis, ikan Guppy jantan memiliki bentuk dan corak warna tubuh lebih
menarik dan cemerlang daripada ikan betinanya. Ikan Guppy memiliki kemampuan berkembang
biak yang cepat sehingga harus segera dipisahkan agar tidak terjadi perkawinan pada usia muda
yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas anak yang dihasilkan.

Ikan Guppy bersifat ovovivipar, yaitu pembuahan terjadi di dalam tubuh, embrio disimpan dan
terus berkembang dalam tubuh induk, akan dilahirkan sebagai anak setelah kurang lebih 20 hari
masa kehamilan. Ikan betina mampu menyimpan sperma dalam tubuhnya sehingga dari satu kali
perkawinan dapat melahirkan sampai tiga kali dengan jarak waktu antar kehamilan 7-43 hari,
dengan selang waktu antara melahirkan anak dengan pemisahan induk betina dari jantannya
berkisar 16-35 hari.
Pemeliharaan Induk Ikan Guppy

Calon induk ikan Guppy dapat diperoleh setelah ikan berumur 4 bulan. Untuk menyetarakan
perkawinan masa pemeliharaan induk dilakukan di wadah terpisah. Makanan yang diberikan
berupa larva Chironomus (chu merah) dan Daphnia (kutu air), yang diberikan dua kali sehari.
Pergantian air dilakukan 2-3 hari sekali sebanyak 20-30% volume wadah pemeliharaan.

Pemijahan Ikan Guppy

Ikan Guppy dapat dikawinkan baik secara berpasangan maupun secara massal dengan
perbandingan antara induk jantan dan betina 1:1. karena perkawinan ikan Guppy secara massal
belum tentu terjadi semua pada hari pertama setelah dicampurkan, maka biasanya lama
pencampuran 4-7 hari. Pada umumnya selama waktu tersebut ikan Guppy sudah kawin sehingga
ikan betina dapat dipisahkan dari induk jantannya agar tidak terganggu oleh induk jantan. Induk
betina yang sudah kawin tersebut dipelihara diwadah akuarium berukuran cm atau di bak yang
diberi aerasi.

Setelah dua minggu dari waktu pemisahan induk, sudah dapat diketahui induk betina yang hamil
dengan cara melihat adanya daerah gelap pada bagian belakang sirip anal dan perutnya sedikit
membengkak. Induk ikan yang tidak hamil diambil dan dimasukkan kedalam wadah
pemeliharaan induk, sementara induk yang hamil dibiarkan disatukan atau disatukan ke wadah
yang lain.

Pemeliharaan dan Pendederan Anak Guppy

Jumlah anak Guppy dari setiap kelahiran berkisar antara 50-200 ekor dengan perbandingan jenis
kelamin sekitar 1:1. Anak ikan Guppy yang lahir dipisah dari induk agar tidak terjadi persaingan
dalam mendapatkan makanan. Selain itu, agar induk tersebut mendapatkan makanan yang cukup
sehingga kehamilan keduanya dapat menghasilkan anak dengan jumlah yang maksimal.

Anak ikan yang baru lahir belum membutuhkan makanan. Setelah berumur satu hari, anak ikan
diberi makan naupli Artemia atau kutu air yang kecil. Pemeliharaan anak ikan Guppy sebaiknya
di ruangan yang bisa terkena sinar matahari agar warnanya cemerlang. Wadah pemeliharaan
anak ikan dapat berupa bak beton atau bak plastik yang cukup luas yang dilengkapi dengan
sistem aerasi. Pergantian air dilakukan setiap dua hari sekali sebanyak 20-30% volume wadah
pemeliharaan.

Seleksi jenis kelamin dapat dilakukan setelah anak ikan Guppy berumur satu bulan dengan cara
melihat ciri kelamin sekundernya seperti sirip ekor lebih panjang, warna lebih bagus dan sirip
anal yang runcing. Sebagian besar anak ikan betina yang dihasilkan bisa dijual atau dibuang dan
sisanya dapat dipelihara lebih lanjut untuk dijadikan calon induk.

Cara Menghasilkan Anak Guppy Semua Jantan

Tehnik yang bisa digunakan untuk menghasilkan semua ikan Guppy jantan adalah dengan
mengarahkan diferensiasi kelaminnya menggunakan hormon jantan (androgen) seperti 17a-
methyltestosteron. Karena ikan Guppy ini melahirkan anak dan diferensiasi kelaminnya terjadi
pada saat masih didalam perut induknya, maka pemberian hormon yang dilakukan pada saat
induk hamil. Dosis hormon yang diberikan adalah 2 mg/l air perendaman dengan lama
perendaman 24 jam. Cara pembuatan larutan hormon sama seperti pembuatan larutan hormon
pada ikan cupang, yaitu hormon dilarutkan terlebih dahulu dengan alkohol 70% dan selanjutnya
dicampurkan dengan air yang akan dipakai merendam. Pada setiap satu liter air yang sudah
diberi hormon dapat merendam 3 ekor induk yang sudah hamil, baik pada hamil pertama
maupun pada hamil kedua. Perendaman pada saat hamil pertama dilakukan setelah 14 hari dari
waktu pemisahan antara induk jantan dan betina, sedangkan perendaman hamil kedua dilakukan
setelah 14 hari dari waktu melahirkan pertama. Selama kegiatan perendaman, kedalam air
perendaman ikan tetap diberi aerasi. Jumlah anak yang dihasilkan dari perlakuan tidak berbeda
atau sama dengan ikan yang tidak diberi hormon, dan anak yang dihasilkan dapat semua jantan
(100%).

Cara Mengatasi Penyakit pada Ikan Guppy

PENYAKIT yang umum menimpa guppy adalah jamur. Perlu dipahami jamur tumbuh dengan
cara yang berbeda dari bakteri. Jamur tumbuh dengan spora dan selalu tumbuh dengan kondisi
tertentu. Mereka berkembang mempunyai siklus tertentu berupa spora
kemudian berubah menjadi organisme yang disebut miselium.
Jamur ini dapat berkembang biak sangat cepat, berbentuk seperti benang/ulir dan membentuk
jaringan-jaringan seperti lapisan yang tipis. Sedangkan bakteri yang biasa menyerang guppy
adalah mycobacterium piscium, juga beberapa penyebab lainnya.
Perlu diperhatikan untuk melakukan pengobatan secara efektif harus melakukan diagnosa yang
akurat, sehingga dapat mengatasi penyakit yang timbul. Penyakit yang umum menyerang ikan
guppy adalah :

 Saprolegnia.
Ciri-ciri ikan yang terserang adalah bercak-bercak putih pada kulit ikan. Perawatannya
teteskan alkohol metapen dalam tempat sebanyak 2 tetes dalam satu galon air/4 1,12)
liter air. Langkah selanjutnya berikan garam dan biarkan beberapa saat. Berikan
hydrogen peroksida untuk membunuh bakteri yang melekat pada jaring ikan selama 15
sampai 30 detik. Atau bisa juga digunakan malachite green atau methyline blue atau
acriflavin sebagai disinfektan. Cara perawatan ikan yang terkena infeksi bakteri
sebaiknya diberi tambahan ruang sebelum mengobati.
 Penyakit Bengkak atau Bloat
Ikan tampak gelisah, badan tampak lebih besar karena kembung. Ini disebabkan karena
peradangan usus ikan. Isolasi ikan yang terkena, lalu masukkan ke dalam satu galon air
yang telah dibubuhi 2 sendok penuh garam Inggris. Biarkan selama 4 atau 6 jam,
kemudian tambahkan air selama 12 jam. Setelah sembuh dapat dikembalikan ke tempat
asal.
 Jamur Mulut
Ciri ikan yang terkena jamur mulut mudah dilihat dari warna putih yang terletak di depan
mulutnya. Jamur putih tersebut merupakan koloni sangat besar yang menempel pada
mulut ikan, sehingga menutup mulut ikan sampai tidak bisa bernapas dan makan dapat
menyebabkan ikan mati. Pengobatan menggunakan aureomycin 25 mg untuk 1 galon air
tambahkan 1 tetes obat merah dan metopen 2 tetes.
 Penyakit Insang
Ciri ikan yang terkena peradangan insang biasanya disebabkan oleh organisme virus.
Ciri pada penyakit ini insang membuka, malas makan dan selalu di atas permukaan air.
Penyakit ini disebabkan oleh beberapa bakteri dan jamur dan paling sulit untuk diatasi.
Ciri ikan ini jika mati insangnya tampak memerah dan membusuk lebih cepat dari
badannya. Beberapa cara yang sudah berhasil dilakukan adalah dengan memberikan
metapen mercurochrome direndam beberapa saat secara bersamaan kemudian lakukan
perawatan dengan menggunakan air garam dan memberikan tempat yang lebih besar dan
luas.
 Penyakit Kembung
Ciri-ciri ikan yang terkena peradangan perut antara lain ikan tampak sulit berenang ke
dasar. Cara mengatasinya berikan 1 sendok teh garam Inggris tiap 1/2 liter air, dan
rendam ikan selama 3 sampai 4 jam, kemudian pindahkan ikan ke dalam tempat yang
ketinggian airnya 3 kali tinggi badan ikan. Masih ada beberapa penyakit yang sudah
umum diketahui, misalnya kutu atau jarum.

Anda mungkin juga menyukai