Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BUDIDAYA IKAN HIAS

“IKAN MAS KOI”

Dosen Pengasuh :

SRI RAMADHANA S.Pi,MP

Oleh:

Sari Cahyati (19542430015)

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ACHMAD YANI BANJARMASIN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “BUDIDAYA IKAN HIAS
IKAN MAS KOI”

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu SRI RAMADHANA
S.Pi,MP selaku dosen penanggung jawab mata kuliah BUDIDAYA IKAN HIAS yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih

Banjarbaru,21 April 2021

Penulis

SARI CAHYATI

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN .........................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG ......................................................................................................1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................................... 2

A. IKAN MAS KOI ......................................................................................................................... 2

B. Karakteristik Ikan Koi .......................................................................................................3


C. Jenis-Jenis Ikan Koi ..........................................................................................................4
D. Teknik Budidaya Ikan Koi ................................................................................................10

BAB II

PENUTUP ................................................................................................................................................ 15

KESIMPULAN ......................................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ikan hias merupakan salah satu komoditi perikanan yang potensial dalammenghasilkan devisa
bagi negara dan mensejahterakan masyarakat perikanan(pembudidaya). Pangsa pasar ikan hias Indonesia
di dunia saat ini sebesar 7,5 %,lebih kecil dibandingkan dengan pasar Singapura yang mencapai 22,8 %,
sedangkan potensi ikan hias Indonesia jauh melebihi negara tetangga tersebut.Potensi ikan hias di
Indonesia tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Bali,Kalimantan,Sulawesi, Maluku, dan Papua (Bachtiar dan
Tim Lentera,2004).

Koi termasuk golonganAimal ia. Dari famili masih dikelompokan dalam beberapa genus dan
terdiridari beberapa specias salah satunya Chyprinus carpio dengan nama lokal ikan koi.Ikan koi di
Indonesia merupakan ikan hias favorit dan banyak digemarimasyarakat luas karena tubuhnya yang
mempesona dan harganya relatif tidak terlalumahal. Ikan koi sekarang ini masih menjadi salah satu
komoditas perdagangan yangcukup baik dalam bidang perikanan.

Seringkali ikan ini dianggap varian dari ikan mas (Cyprinus carpio) padahal secara genetik berbeda
keduanya berbeda. Koi biasanya dipelihara sebagai hiasan dengan tujuan keindahkan dan keberuntungan di
dalam rumah dan luar rumah (kolam koi atau taman air, karena ikan koi dipercaya membawa keberuntungan.
Karena ikan koi berkerabat dengan ikan mas, dan oleh karena itu di Indonesia banyak orang menyebutnya ikan
mas koi.

Jenis ikan koi dibedakan tergantung dari warnanya, polanya, dan ukurannya. Beberapa unsur warnanya adalah
putih, hitam, merah, kuning, biru, dan krem. Jenis koi paling dikenal adalah jenis ''Gosanke'', yang terdiri
dari Kohaku, Taisho Sanshoku, and Showa Sanshoku.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. IKAN MAS KOI

Koi (鯉, English /ˈkɔɪ/, bahasa Jepang: [koꜜi]) atau secara spesifiknya koi berasal dari bahasa Jepang
yang berarti ikan karper. Lebih spesifik lagi merujuk pada nishikigoi (錦鯉), yang kurang lebih bermakna
ikan karper yang bersulam emas atau perak. Di Jepang, koi menjadi semacam simbol cinta dan
persahabatan. Ini karena koi merupakan homofon untuk kata lain yang juga bermakna kasih sayang atau
cinta. Ikan Koi adalah sejenis ikan yang termasuk carp amur (Cyprinus rubrofuscus) yang mempunyai
ornamen yang sangat indah dan jinak. Seringkali ikan ini dianggap varian dari ikan mas (Cyprinus carpio)
padahal secara genetik berbeda keduanya berbeda. Koi biasanya dipelihara sebagai hiasan dengan tujuan
keindahkan dan keberuntungan di dalam rumah dan luar rumah (kolam koi atau taman air, karena ikan koi
dipercaya membawa keberuntungan. Karena ikan koi berkerabat dengan ikan mas, dan oleh karena itu di
Indonesia banyak orang menyebutnya ikan mas koi.

Jenis ikan koi dibedakan tergantung dari warnanya, polanya, dan ukurannya. Beberapa unsur
warnanya adalah putih, hitam, merah, kuning, biru, dan krem. Jenis koi paling dikenal adalah
jenis ''Gosanke'', yang terdiri dari Kohaku, Taisho Sanshoku, and Showa Sanshoku.

Pusat pembenihan koi di jepang terdapat di daerah pegunungan ojiya, niigata. Daerah ini ter-
kenal sebagai penghasil karper, karena penduduk di ojiya banyak membudidayakan karper untuk lauk
mereka sewaktu musim panas. Pada waktu mu-sim dingin, mereka tidak mungkin lakukan karena
daerah tersebut tertutup salju. Sebelum cuaca men-jadi dingin, karper tersebut akan menempati
kolam-kolam di dalam rumah, dan begitu melewati musim dingin karper tersebut menjadi lauk bagi
penduduk ojiya.

Melalui suatu pembudidayaan selama bertahun-tahun, akhirnya diperoleh strain yang berwarna
merah atau biru cerah. Itulah yang menjadi titik awal yang menyemangati mereka untuk kemudian
mencoba-coba menghasilkan strain-strain yang lebih indah. Akhirnya pada tahun 1870 didapatkan-lah
kohaku (merah dan putih), menyusul pada tahun 1910 shiroutsiiri (putih dan hitam) dan kinutsuri
(kuning dan hitam), garis keturunan mulai tampak dan merupakan suatu yang tidak bisa di-pungkiri.

Tahun 1930, mulailah ditemukan karper warna dengan garis yang lain. Jika pada awal mulanya
hanya satu warna, kemudian menyusul penemuan koi dua dan tiga warna. Adapun koi-koi cantik
yang mulai dikenal adalah showa sanke (merah, putih dan hitam). Selain itu muncul juga koi dengan
corak lain seperti kinrin (sisik emas), ginrin (sisik perak), dan ogon (emas).

2
B. Karakteristik Ikan Koi

Sebagai "bentuk lain" dari ikan mas, pada dasarnya hampir seluruh organ tubuh koi sama dengan ikan
mas lauk tersebut. Hanya ada beberapa perbedaan pokok seperti bentuk tubuh ideal, warna ideal, dan
beberapa hal yang sifatnya sangat khusus.

Koi mempunyai badan yang berbentuk seperti torpedo dengan perangkat gerak berupa sirip. Ada-pun
sirip-sirip yang melengkapi bentuk morfologi koi adalah sebuah sirip punggung, sepasang sirip dada,
sepasang sirip perut, sebuah sirip anus, dan sebuali sirip ekor. Sirip-sirip tersebut sangat penting bagi
inereka untuk berpindah tempat. Ibarat manu-sia, ikan pun mempunyai kaki dan tangan. Sirip dada bisa
diibaratkan sebagai tangan, sedangkan sirip perut sebagai kaki. Hanya bedanya dengan manusia, tangan
dan kaki tidak baka) tumbuh lagi ketika patah (Jika tidak disambung), sirip-sirip pada ikan koi umumnya
akan tumbuh Jika patah atau di-potong.

Untuk bisa berfungsi sebagai alat bergerak, sirip ini terdiri atas jari-jari keras, jari-jari lunak, dan
selaput sirip. Yang dimaksud dengan jari-jari keras adalah jari-jari sirip yang kaku dan patah jika di-
bengkokkan. Sebaliknya jari-jari lunak akan lentur dan tidak patah jika dibengkokkan, dan letaknya selalu
di belakang jari-jari keras. Selaput sirip merupakan "sayap" yang memungkinkan koi mempunyai tenaga
dorong yang lebih kuat apabila bere-nang. Selaput inilah yang sering dibabat habis para-sit dan penyakit
sehingga sirip koi tampak seperti sisir/sikat. Sirip dada dan sirip ekor hanya mempunyai jari-jari lunak.
Sirip punggung mempunyai 3 jari-jari keras dan 20 jari-jari lunak, sirip perut hanya terdiri dari jari-jari
lunak, sebanyak 9 buah, sirip anus mempunyai 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak.

Selain sirip sebagai sarana penggerak, koi juga mempunyai indera penciuman. Indera pencium ini
berupa sepasang sungut (kumis) pada sebelah atas mulutnya, yang berguna untuk mencium makanan pada
dasar kolam yang berlumpur. Dengan indera penciumnya ini, mereka mampu mendapatkan makanan
dengan memisahkannya dari lumpur yang menutupi makanan tersebut. Kumis. ini pula yang
membedakannya dengan ikan maskoki, yang cikal bakalnya sangat mirip dengan mereka.

Pada sisi badannya, dari pertengahan kepala hingga batang ekor, terdapat gurat sisi (Linea lateralis)
yang berguna untuk merasakan getaran suara. Garis ini terbentuk dari urat-urat yang ada di sebelah dalam
sisik yang membayang hingga ke sebelah luar.

Badan koi tertutup selaput yang terdiri dari dua lapisan. Lapisan pertama terletak di luar, dikenal
sebagai lapisan epidermis, sedang lapisan dalam di-sebut endodermis. Epidermis terdiri dari sel-sel getah
dan yang menghasilkan lendir (mucus) pada permukaan badan ikan. Cairan ini melindungi per-mukaan
badan atau menahan parasit yang menye-rang koi. Berbeda dengan lapisan epidermis, lapisan endodermis

3
terdiri atas serat-serat yang penuh dengan sel. Pangkal sisik dan urat-urat darah terdapat pada daerah ini.
Di dalam lapisan ini juga terdapat sel warna yang sangat diperlukan sekali oleh koi. Sel warna ini
mempunyai corak yang sangat kompleks yang dengan cara kontraksi memproduksi larutan dengan 4
macam seJ warna yang berbeda. Adapun keempat sel yang diproduksinya adaJah melano-phore (hitam),
xanthophore (kuning), erythrophore (merah), dan guanophore (putih). Organ perasa dan sistem syaraf
mempunyai hubungan yang erat dengan penyusutan dan penyerapan sel-sel warna. Organ ini sangat
reaktif sekali dengan cahaya. Tem-patnya di antara lapisan epidermis dan urat syaraf pada jaringan lemak,
dan terletak di bawah sisik.

Sisik koi mempunyai pertumbuhan yang unik. Pada sisik akan tergambar garis-garis yang bisa di-
jadikan patokan untuk mengira-ngira umur koi. Kasus yang hampir sama dengan pohon jati, yang
mana umurnya bisa ditentukan dengan melihat garis-garis lingkar pada batangnya. Demikian pula
yang terjadi pada koi. Karena garis-garis ini begitu halusnya, maka untuk bisa memastikan yang hampir
mendekafi kebenaran - diperlukan bantuan untuk melihat lebih jelas lingkaran-lingkaran yang terdapat
pada sisik koi.

Untuk melihatnya, kita perlu merendam sisik tersebut dengan larutan Potasium hidroksida dengan
konsentrasi 1—5% selama 24 jam. Setelah itu sisik dibersihkan dan dibasuh dengan air, dan dilihat di
bawah mikroskop.

C. Jenis-Jenis Ikan Koi

 Tancho

Tancho adalah sebutan untuk koi yang pada sekujur badannya tak terdapat warna merah, tetapi pada
kepalanya terdapat warna merah. Pada katagori varietas sudah banyak disebutkan macamnya seperti
Tancho-Kohaku, Tancho-Sanke, dan Tancho-Showa.

 Kinginrin

Yang dimaksud dengan Kinginrin tidak lain adalah koi yang mempunyai tanda-tanda perak di badannya.
Beta-gin untuk sebutan koi yang hanya sebagian besar badannya diselimuti warna perak ini, sedangkan
yang keseluruhan. badannya berwarna perak dinamakan Tama-gin atau Platinum Ginrin.

1. Kinginrin-Kohaku adalah Kohaku yang ada unsur warna peraknya. Jika perak ini terdapat pada
warna putihnya dinamakan Ginrin, sedang yang tampak pada warna merah dinamakan Kinrin. Umumnya
warna perak ini tampak pada punggung-nya.

4
2. Kinginrin-Sanke adalah Sanke yang ada peraknya. Dulu warna perak yang tampak ini tidak di-|
sukai, karena akan menyebabkan warna merah dan hitam menjadi pudar. Kini Ginrin-Sanke dengan
warna merah dan hitam yang cerah malahan diter-nakkan. Kinginrin-Showa adalah Showa yang mem-
punyai unsur warna perak, sedangkan Kinginrin-Bekko adalah Bekko yang mempunyai unsur warna I
perak.

 Hikarimono

Hikarimono dari Shusui dinamakan Kinsui yang mempunyai warna merah, tetapi Jika tidak ada merahnya
bernama Ginsui. Sho-Chiku-Bai adalah sebutan untuk keturunan Ogon dengan Ai-goromo yang
mempunyai pola berbentuk kerucut berwarna biru. Kujaku-Ogon adalah koi yang berhasil diter-nakkan
oleh Toshio Hirasawa pada tahun 1960, yang merupakan keturunan dari Goshiki dan Ogon. Yang masih
keluarga koi jerman dinamakan Kujaku-Doitsu. Yang terakhir adalah Tora-Ogon yang merupakan
keturunan dari Ki-Bekko. Koi emas dengan tanda-tanda hitam pada punggungnya disebut Tora-Ogon.

1. Hikarimono-Kinginrin adalah Hikarimono yang mempunyai unsur warna perak yang relatif masih
baru. Platinum-Ogon dan Yamabuki-Ogon yang ada unsur peraknya merupakan ikan yang benar-benar
menawan.

2. Hikarimoyo-mono adalah keturunan dari perkawinan Ogon dengan koi lain (kecuali Utsuri),
termasuk juga Hariwake. Yang masuk dalam daftar Hikarimoyo-mono adalah Hariwake, Yamabuki-
Hariwake, Orange-Hariwake, Hariwake-Matsuba, Hariwake-Doitsu, Kikusui, dan Iain-lain.

 Hariwake

Hariwake adalah koi yang mempunyai pola emas dan perak, dengan kepala jernih. Yamabuki-Hariwake
adalah koi yang mempunyai pola emas murni dan platinum. Orange-Hariwake mempunyai warna emas-
oranye dan platinum, sedangkan yang polanya seperti jarum cemara dinamakan Hariwake-Matsuba, dan
yang keturunan koi jerman disebut Hariwake-Doitsu. Kikusui adalah sebutan untuk Yamabuki-Hariwake-
Doitsu yang badannya seperti platinum dan mempunyai hiasan cantik pada sisi badannya.
Hyakunenzakura adalah sebutan untuk Kikusui yang mempunyai hiasan berkilauan pada punggungnya.

 Platinum-Kohaku (Kin-Fuji)

Platinum-Kohaku (Kin-Fuji) adalah keturunan Kohaku dan Ogon. Koi ini mempunyai punggung yang
putih berkilauan seperti platinum. Yamatoni-shiki diberikan untuk menyebut Hikarimono dari Taisho-

5
Sanke yang berhasil dikembangkan oleh Seikichi Hoshino pada tahun 1965. Koi ini mempunyai badan
yang mirip gumpalan platinum yang tampak indah sepanjang hari.

 Ogon

Ogon adalah koi yang mempunyai badan berwarna emas (golden). Ogon merupakan koi yang di-temukan
oleh Sawati dan anak laki-lakinya pada tahun 1946. Pada awalnya, mereka menemukan koiyang garis
punggungnya berwarna kuning, yang kemudian dipakainya sebagai induk. la memilih koi yang terbaik,
dan setelah empat atau lima generasi kemudian, didapatnyalah koi berkepala emas, dan “berkepala perak,
serta koi berwarna kuning. Dengan rnengawinkannya bersama betina Shiro-Fuji, akhir-nya koi bersisik
emas dihasilkannya.

 Ciri-ciri Ogon adalah sebagai berikut:

– Kepalanya selalu berwarna keemasan cerah.

– Sisiknya dihiasi dengan warna keemasan. Koi yang mempunyai sisik lebar pada daerah perut-nya,
termasuk jenis yang dicari.

– Sirip dadanya hams berkilauan

– Bentuknya bagus.

– Warna koi yang bagus tidak berubah menjadi gelap, meskipun suhunya naik.

1. Nezu-Ogon

Nezu-Ogon adalah panggilan untuk koi yang berwarna perak, sedangkan Platinum-Ogon adalah sebutan
untuk koi hasil ternakan Tadao Yoshioka (1963) yang merupakan peranakan dari Kigof dan Nezu-Ogon.
Sesuai namanya, koi ini mempunyai badan yang berkilauan seperti platinum.

2. Yamabuki-Ogon

Yamabuki-Ogon adalah sebutan untuk koi yang mempunyai badan berkilauan seperti emas murni. Koi ini
merupakan hasil perkawinan Kigoi dan Ogon yang dilakukan Masaoka pada tahun 1957. Orange-Ogon
adalah Orange-Hikarimono yang muncul per-tama kali pada tahun 1956.

3. Hi-Ogon

Koi yang mempunyai kepala yang jernih dan sisiknya berkilauan dan warnanya merah disebut Hi-Ogon.
Perkawinan antara Matsuba dengan Ogon menghasilkan Kin-Matsuba. Kin-Matsuba mempunyai sisik

6
timbul yang sangat terang. Kin-Matsuba yang mempunyai sisik seperti platinum dinamakan Gin-Matsuba.
Platinum-Doitsu adalah koi Jerman yang mempunyai sisik berkilauan seperti platinum, sedangkan
Orange-Doitsu mempunyai badan ber-warna oranye.

4. Mizuhi-Ogon

Mizuhi-Ogon adalah Orange-Ogon yang mempunyai sisik hitam berkilauan pada bagian punggungnya.

 Kawarimono

Yang termasuk dalam daftar Kawarimono ada-lah Karasugoi (Dark Koi), Kigoi (Yellow Koi), Chagoi
(Brown Koi), Midorigoi (Green Koi), dan Matsuba.

1. Karasugoi mempunyai badan yang lebih gelap dibandingkan Magoi (koi hitam).

2. Kigoi adalah koi yang mempunyai badan berwarna kuning. Beberapa Kigoi mempunyai mata
berwarna merah.

3. Chagoi adalah koi yang berwarna cokelat. Khusus koi yang masih keluarga karper Jerman,
tumbuhnya lebih cepat, dan umumnya berukuran besar.

4. Matsubagoi adalah koi yang seluruh sisiknya berwarna cerah. Matsuba yang berwarna merah gelap
disebut Aka-Matsuba. Ki-Matsuba untuk yang kuning, dan yang putih disebut Shiro-Matsuba. Kin-
Matsuba dan Gin Matsuba merupakan sebutan untuk keturunan Matsuba dan Ogon.

5. Midorigoi adalah nama yang diberikan untuk koi Jerman yang mempunyai sisik berwarna hijau
kekuningan. Ikan ini hasil ternakan Tadao Yoshioka yang mengawinkan jantan Shusui dan Yamabuki-
Ogon. Itu terjadi pada tahun 1965.

 Koromo

Koromo diberikan bagi keturunan Asagi dengan Kohaku atau peranakan dari Asagi dengan salah satu
Sanshoku. Macam-macam Koromo adalah Ai-goromo (Blue-Koromo), Sumi-Goromo (Dark-Koro-mo),
Budo-Sanshoku, Koromo-Sanke, Koromo-Showa (Ai-Showa).

1. Ai-goromo adalah peranakan Asagi dengan Kohaku. Sisiknya yang berwarna merah mempunyai
lingkaran tepi biru yang membuatnya tampak cantik.

2. Sumi-goromo adalah koi yang warna hitamnya seperti yang tampak pada bercak hitam Kohaku.
Pada kepalanya juga terdapat warna hitam ini.

7
3. Koi yang mempunyai sisik ungu berbentuk seperti dom-polan buah anggur diberi nama Budo-
Sanshoku. Koi ini benar-benar indah.

4. Koromo-Sanke merupakan peranakan dari perkawinan Ai-goromo dan Taisho-Sanke. Tanda biru
keluar pada bercak merah pada Taisho-Sanke.

5. Koromo-Showa (Ai-Showa) adalah peranakan dari Ai-goromo dan Showa-Sanshoku. Tanda biru
keluar dari bercak merah pada Showa-Sanshoku.

 Shusui

Tahun 1910 Yoshigori Akiyama mengawinkan Asagi-Sanke dengan karper kaca dari Jerman, dan
menghasilkan Shusui. Shusui adalah koi yang sisik-nya besar-besar dan kulitnya lembut. Punggungnya
berwarna biru gelap dan sangat cantik. Ujung hi-dung, pipi, perut, dan lipatan siripnya berwarna merah
terbakar.

1. Hana-Shusui adalah Shusui yang mempunyai tanda merah pada kulitnya yang biru di antara garis
sisik di punggung dan perut.

2. Hi-Shusui adalah Shusui yang warna merahnya cukup luas hingga menutup daerah punggung.

3. Shusui yang berwarna kuning dengan daerah punggung berwarna hijau gelap hingga ungu diberi
nama Ki-Shusui.

4. Jika punggungnya mendekati kehitaman dan tidak ada- unsur warna hijau atau ungu, maka koi
tersebut bernama Ki-Matsuba-Doitsu.

5. Pearl Shusui diberikan untuk Shusui yang mempunyai sisik punggung yang berwarna keperakan.

 Asagi

Asagi adalah koi yang mempunyai badan berwarna biru atau biru cerah dengan pipi, perut, dan lipatan
sirip berwarna merah. Sisik-sisiknya berwarna biru cerah dan membentuk susunan yang tidak
bercacat.Walaupun Asagi cenderung mempunyai kepala yang ada nodanya, tapi sebenarnya yang bersih
tak bernoda lebih disukai. Beberapa Asagi tidak punya warna merah pada perutnya. Warna merah ini
konon akan menjalar ke punggung dan menutupi warna biru sejalan dengan umur Asagi.

Asagi dengan bintik merah di kepalanya dina-makan Asagi-Menkaburi (Mask Covered). Lipatan
sirip dada yang berwarna merah disebut sirip Shusui. Warna merahnya tidak akan tampak pada punggung.

2. Kajo-Asagi (Dark blue Shusui) adalah Asagi yang warna badannya segelap warna badan koi hi-tam.

8
3. Narumi-Asagi adalah yang mempunyai pola Narumi, yang menjadi ciri khas dari Asagi.

4. Mizu-Asagi adalah koi yang mempunyai warna paling cerah di antara Asagi.

5. Asagi-Sanke adalah koi yang mempunyai warna punggung biru pucat. Kepala dan bagian atas
perutnya terdapat tanda merah, dan bagian bawah perutnya putih susu. Inilah Asagi yang benar-benar
cantik.

 Bekko

Bekko masih keluarga Taisho-Sanke. Warna dasarnya merupakan perpaduan putih, merah, dan kuning.
Sementara itu -warna hitam menjadi peng-hias di antara warna-warna tersebut. Macam-macam Bekko
yang ada misalnya Shiro-Bekko, Aka-Bekko, Ki-Bekko, dan Bekko-Doitsu.

1. Shiro Bekko adalah Taisho-Sanke yang tidak punya warna merah. Garis hitam menghiasi kulitnya
yang putih. Koi ini disebut bagus Jika pada kepalanya tidak terdapat warna hitam. Seandainya ada, warna
hitam tersebut Jangan sampai merusak keseimbangan warna secara keseluruhan. Warna hitam yang lebar
pada punggungnya sangat diharap-kan, sedang warna putih pada kepalanya tidak boleh kecokelatan. Pada
sirip dada terdapat garis-garis yang cantik, tapi ada beberapa koi yang tidak mempunyainya.

2. Aka-Bekko adalah koi yang mempunyai tanda hitam pada permukaan tubuhnya yang merah. Per-
bedaannya yang mencolok dibandingkan dengan Aka-Sanke adalah Aka-Bekko tidak memiliki bagian
yang berwarna putih asli, sedangkan Aka-Sanke mempunyainya. Aka-Sanke (Red tricolor) boleh di-
katakan sebagai Bekko yang mempunyai warna merah, hitam, dan putih (yang biasanya terdapat pada
perutnya). Aka-Bekko yang memiliki warna merah pekat sangat diharapkan, tapi umumnya sangat jarang.

3. Ki-Bekko adalah koi kuning yang mempunyai tanda hitam, sedangkan Bekko-Doitsu adalah Bekko
dari koi asal Jerman.

 Utsurimono

Yang termasuk ke dalam Utsurimono adalah Shiro-Utsuri, Ki-Utsuri, dan Hi-Utsuri. Masing-masing jenis
ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

1. Shiro-Utsuri adalah koi yang mempunyai warna putih berbentuk kerucut pada badannya yang hitam.
Pada lipatan sirip dadanya terdapat warna hitam. Shiro-Utsuri sering disebut juga sebagai Shiro-Utsushi.
Shiro-Utsuri untuk pertama kalinya dihasilkan oleh Kazuo Minemura dari Mushigame di perkampungan

9
Yamakoshi. Warna putih pada Shiro-Utsuri harus seperti salju, sedang warna hitamnya sebagai
pendukung utama seperti halnya pada Showa-Sanke (Showa-Sanshoku).

2. Ki-Utsuri adalah koi yang mempunyai bentuk kerucut berwarna kuning pada badannya yang hitam.
Ki-Utsuri muncul pada awal sejarah koi. Ki-Utsuri sudah ditemukan sejak awal jaman Meiji. Hanya saja
waktu itu namanya Kuro-Ki-Han (ber-tanda hitam dari kuning). Barulah pada tahun 1920 Eizaburo
Hoshino memberinya nama Ki-Utsuri. Warna hitamnya harus pekat dan bentuk kerucutnya berwarna
kuning dengan pangkal sirip dadanya bergaris-garis.

3. Hi-Utsuri adalah koi yang warna kuningnya me-nyerupai warna merah. Warna hitamnya sangat
kon-tras dengan warna merah. Koi ini umumnya sangat memikat banyak orang, karena warnanya mampu
menyaingi Kohaku, Showa-Sanke, ataupun Taisho-Sanke. Badan Hi-Utsuri yang bagus tidak boleh ber-
noda. Pada sirip dadanya terdapat garis-garis. Jenis-nya adalah Utsuri-Doitsu yaitu Utsurimono yang
merupakan keluarga koi Jerman, Kage-Utsuri, Ginshiro, dan Ogon-Utsuri.

D. Teknik Budidaya Ikan Koi

Budidaya ikan koi cukup mudah dilakukan. Tahapan-tahapannya hampir sama dengan budidaya ikan mas.
Hanya saja yang menjadi krusial adalah ketersediaan bibit berkualitas. Kali ini alamtani membahas
mengenai langkah-langkah budidaya ikan koi. Berikut ini adalah tahapan dalam budidaya iakn koi :

 Memilih indukan

Memilih indukan memegang peranan penting dalam budidaya ikan koi. Indukan yang bagus secara
genetis akan menghasilkan keturunan yang bagus, begitu kira-kira hukum umumnya. Indukan berkualitas
biasanya dimiliki oleh penangkar atau para pehobi. Bila kesulitan menemukan indukan yang baik, bisa
dengan jalam meminjamnya dari para pehobi.

Pehobi biasanya mengoleksi ikan koi yang berkualitas, baik untuk dipelihara sendiri maupun untuk
kontes. Namun para pehobi ini rata-rata tidak memiliki keterampilan atau waktu untuk mengawinkan
ikannya. Padahal, untuk menjaga agar ikan tetap bugar salah satunya harus dikawinkan jika telah tiba
waktunya.

Di sini pembudidaya bisa kerja sama dengan pemilik ikan. Dimana pemilik diuntungkan karena ikannya
bisa dikawinkan dan pembudidaya bisa mendapatkan keturunan berkualitas. Sebagai imbalannya,
biasanya si pemilik dipersilakan memilih satu atau dua ekor ikan hasil perkawinan.

10
Selain keturunan atau sifat genetis, calon indukan ikan koi harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Umur ikan sudah cukup matang, lebih dari 2 tahun


 Memiliki jenis yang sama atau mendekati, misalnya kohaku dengan kohaku
 Bentuk tubuh ideal, dari atas tampak seperti torpedo
 Gaya berengang tenang dan seimbang
 Warna cemerlang dan kontras
 Sehat, gerakannya gesit tidak banyak diam di dasar kolam.
 Indukan jantan dan betina telah matang gonad

 Pemeliharaan indukan ikan koi

Sebaiknya calon indukan ikan koi dipelihara dalam kolam khusus. Kedalaman kolam setidaknya 150
cm, lebih dalam lebih baik. Kepadatan kolam juga harus diperhatikan, kolam berukuran 4×5 meter
maksimal diisi 20 ekor indukan betina atau 40 ekor indukan jantan. Hal ini karena indukan betina
biasanya lebih besar dari indukan jantan.

Indukan betina dan jantan dipelihara dikolam yang berbeda, manfaatnya agar saat dipijahkan indukan
tidak perlu mengalami pemberokan lagi. Secara umum pemeliharaan kolam indukan sama saja dengan
pemeliharaan kolam pembesaran.

Pakan yang diberikan berupa pelet berukuran 8 mm, asumsinya ikan koi yang berumur lebih dari 2 tahun
sudah berukuran minimal 60 cm. Jumlah pakan yang diberikan sekitar 3-5% dari bobot tubuhnya dalam
satu hari. Frekuensi pemberian pakan 2-4 kali.

11
 Pemijahan ikan koi

a. Tempat pemijahan

Sebaiknya kolam pemijahan terbuat dari semen dan permukaannya diplester. Hal ini untuk menjaga agar
sisik ikan tidak rusak bila terjadi gesekan saat proses pemijahan. Ukuran kolam variatif, biasanya sekitar
3×6 meter dengan kedalaman 60 cm dan ketinggian air 40 cm.

Kolam harus memiliki saluran masuk dan keluar. Pada kedua saluran tersebut harus dipasang saringan
halus. Tujuannya agar tidak ada hama penganggu yang masuk ke kolam dan telur atau larva hasil
pemijahan tidak hanyut ke luar kolam.

Sebelum di isi air, kolam harus dijemur dan dikeringkan terlebih dahulu. Gunanya untuk memutus siklus
bibit penyakit yang mungkin ada dalam kolam. Air yang dipergunakan untuk mengisi kolam hendaknya
diendapkan terlebih dahulu selama 24 jam.

Ikan koi senang menempelkan telurnya pada media yang ada dalam kolam. Oleh karena itu, sediakan
kakaban yang terbuat dari ijuk atau bisa memanfaatkan tumbuhan air. Untuk memperkaya kadar oksigen
pasang aerotor pada kolam pemijahan.

b. Proses pemijahan

Setelah kolam pemijahan siap, masukkan indukan ikan koi betina terlebih dahulu. Pemijahan
biasanya berlangsung malam hari, sehingga induk betina bisa dimasukkan pada sore hari. Biarkan
indukan betina beradaptasi dengan kondisi kolam agar tidak stres.

Setelah 2 hingga 3 jam, indukan jantan bisa dilepaskan di kolam pemijahan. JumlahZindukan
jantan yang dimasukkan 3 hingga 5 ekor. Hal ini untuk menghindari kegagalan dalam pemijahan dan
semua telur yang dikeluarkan indukan betina bisa terbuahi. Sebenarnya bisa saja menggunakan hanya satu
jantan apabila ukuran si jantan cukup besar. Namun resiko kegagalannya lebih tinggi.

Pemijahan biasanya berlangsung sekitar pukul 11 malam hingga dini hari sebelum matahari
terbit. Selama masa itu akan terjadi aksi kejar-kejaran, dimana si betina akan menyemprotkan telurnya
pada kakaban. Setelah telur menempel indukan jantan akan menyemprotkan spermanya untuk membuahi
telur tersebut.

Setelah proses pemijahan selesai, segera angkat indukan-indukan tersebut dari kolam pemijahan.
Apabila induka dibiarkan di kolam dikhawatirkan akan memakan telur-telur tersebut. Biarkan telur-telur
yang ada di kolam untuk menetas.

12
c. Penetasan larva

Telur-telur yang menempel pada kakaban atau tanaman air harus terendam dalam air. Oleh karena
itu berikan pemberat pada kakaban. Pada keadaan normal, suhu sekitar 27-30 derajat celcius, telur akan
menetas dalam waktu 48 jam. Jika suhu air terlampau dingin penetasan akan lebih lama. Bila terlampau
panas telur bisa membusuk.

Setelah telur menetas kakaban atau tanaman air bisa diangkat. Larva yang baru menetas masih
menyimpan persedian makanan yang bisa bertahan hingga 3-5 hari. Apabila persediaan makanan sudah
habis burayak ikan koi mulai membutuhkan pakan.

Pakan yang bisa diberikan pada burayak umur 5 hari adalah kuning telur yang telah direbus. Kemudian
kuning telur tersebut dilumatkan dan dicampur dengan air. Perhatikan pemberian pakan jangan sampai
berlebihan dan mengotori air kolam. Bila ada sisa pakan segera dibersihkan.

Beberapa penangkar tidak menganjurkan pemberian pakan kuning telur karena mudah membuat
kolam kotor dan menyebabkan kematian massal. Sebenarnya yang paling diinginkan burayak adalah
pakan hidup. Oleh karena itu bisa diberikan kutu air (daphnia dan moina) yang telah disaring.
Penyaringan kutu dilakukan hingga burayak berukuran 1 cm.

Bila sudah lebih besar bisa diberikan kutu yang tidak disaring atau udang artemia. Cacing sutera
bisa diberikan bila ukuran burayak sudah mencapai 1,5 cm. Pemberian pakan tersebut berlangsung hingga
burayak berumur 3 minggu. Setelah itu, ikan dipindahkan ke kolam pendederan.

d. Pendederan

Kolam pendederan adalah kolam untuk memelihara ikan koi hingga berumur 3 bulan. Pada umur
ini biasanya ukuran ikan koi telah mencapai 15 cm. Ukuran kolam 3×4 dengan kedalaman 40 cm bisa
menampung 250-300 ekor anak ikan koi.

Pada fase ini, pelet sudah bisa diberikan sebagai pakan ikan. Berikan pelet berukuran kecil
berukuran 250 mikron. Satu ons pelet cukup untuk 1000 ekor ikan koi. Pemeberian pakan dilakukan 2
kali sehari. Untuk membentuk warna berikan sesekali cacing sutera atau udang artemia.

Setelah anak ikan berumur 3 bulan, bisa diberikan pelet kasar sesuai takaran. Berikan pelet hingga ikan
kenyang. Bila dalam tempo 5 menit pakan tidak dimakan dan tersisa di kolam berarti ikan sudah kenyang.
Pemberian pelet dilakukan 2-3 kali sehari.

13
 Penyortiran ikan koi

Penyortiran ini berguna untuk menentukan tingkat harga. Ikan koi yang berkualitas tentunya dihargai
lebih tinggi. Penyortiran dalam budidaya ikan koi sudah bisa dilakukan sejak ikan berumur 1 bulan. Pada
umur tersbeut ikan cukup kuat untuk dipindah-pindahkan. Atau kalau ingin lebih aman, lakukan setelah
ikan berumur 3 bulan.

Faktor-faktor penyortiran didasarkan pada ukuran badan, bentuk dan kualitas warna. Ikan koi
digolongkan berdasarkan ukurannya, kecil dengan yang kecil dan ukuran besar dengan yang besar.

Sedangkan bentuk badan dipilah dari bentuk yang tidak bagus. Bentuk badan yang bagus harus
proporsional. Badannya membulat seperti peluru tidak terlalu panjang. Siripnya simetris dan gerakannya
tenang tapi mantap.

Pemilahan juga dilakuan terhadap ikan yang warnanya cerah dan memiliki garis batas yang tegas. Koi
yang baik memiliki batas warna yang kontras. Tidak ada gradasi warna pada batas-batasnya. Untuk
seleksi lebih lanjut terdapat standar internasional kualitas ikan koi berdasarkan jenisnya.

14
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

koi merupakan homofon untuk kata lain yang juga bermakna kasih sayang atau cinta. Ikan Koi adalah
sejenis ikan yang termasuk carp amur (Cyprinus rubrofuscus) yang mempunyai ornamen yang sangat
indah dan jinak. Seringkali ikan ini dianggap varian dari ikan mas (Cyprinus carpio) padahal secara
genetik berbeda keduanya berbeda. Koi biasanya dipelihara sebagai hiasan dengan tujuan keindahkan dan
keberuntungan di dalam rumah dan luar rumah (kolam koi atau taman air, karena ikan koi dipercaya
membawa keberuntungan. Karena ikan koi berkerabat dengan ikan mas, dan oleh karena itu di Indonesia
banyak orang menyebutnya ikan mas koi.

Jenis ikan koi dibedakan tergantung dari warnanya, polanya, dan ukurannya. Beberapa unsur
warnanya adalah putih, hitam, merah, kuning, biru, dan krem. Jenis koi paling dikenal adalah
jenis ''Gosanke'', yang terdiri dari Kohaku, Taisho Sanshoku, and Showa Sanshoku.

15
DAFTAR PUSTAKA

file:///E:/icha%20%20CONTOH%20LAPORAN%20PENELITIAN%20TENTANG%20SEL.ht
m
http://www.belajarkreatif.net/2013/09/analisis-bisnis-usaha-budi-daya-ikan-koi.html
http://budidayausaha.blogspot.com/2013/05/cara-budidaya-ikan-koi-yang-baik.html
Buku Paket Prakarya BSE

Abid, M. SH . Tips budidaya ikan koi. : http://datapendidik.blogspot. com/2012/06/tips-budidaya-


ikan-koi.

html#ixzz2oUC5aij0. Diakses pada Kamis, 26 Desember 2013, pukul 22.13 WITA.

Anonim. 2011. Cara pemijahan ikan koi. http://carabudidayaternak. blogspot.com/2011/02/cara-


pemijahan-ikan-koi.html. Diakses pada Kamis, 26 Desember 2013, pukul 22.13 WITA.
https://docs.google.com/file.

Diakses pada Kamis, 26 Desember 2013, pukul 22.13 WITA.

Firdaus, Rahmat. 2010. Cara budidaya ikan koi. www.bacaebook.com.pdf. Diakses pada Kamis, 26
Desember 2013, pukul 19.32 WITA

16

Anda mungkin juga menyukai