Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SISTEM REFERENSI KOORDINAT DALAM BIDANG GEODESI SATELIT

MATA KULIAH GEODESI SATELIT

NAMA : Veri Hasangapon

NPM : 4122.3.18.13.0012

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEODESI

FAKULTAS TEKNIK, PERENCANAAN DAN ARSITEKTUR

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI

BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “SISTEM REFERENSI KOORDINAT DALAM BIDANG
GEODESI SATELIT’’tepat waktu. Makalah “SISTEM REFERENSI KOORDINAT DALAM
BIDANG GEODESI SATELIT ’’disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah GEOESI
SATELIT. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang “SISTEM REFERENSI KOORDINAT DALAM BIDANG GEODESI SATELIT’’.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak dosen selaku dosen mata
kuliah GEOESI SATELIT. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandung, Oktober 2020

Penyusun,

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 2
BAB I........................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................................................................... 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................... 4
BAB II ......................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 5
2.1 CIS ( Conventional Inertial System ) ................................................................................................ 5
2.2 Conventional Terestrial System (CTS) ............................................................................................ 6
2.3 Sistem Ellipsoid ( Sistem Geodetik ) ................................................................................................. 7
BAB III ........................................................................................................................................................ 8
KESIMPULAN ........................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 9
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Adjektiva Cartesian merujuk pada ahli matematika dan filsuf Prancis René Descartes, yang
menerbitkan gagasan ini pada tahun 1637. Itu ditemukan secara independen oleh Pierre de Fermat,
yang juga bekerja dalam tiga dimensi, meskipun Fermat tidak mempublikasikan penemuan tersebut.
Ulama Perancis Nicole Oresme menggunakan konstruksi yang mirip dengan koordinat Cartesian jauh
sebelum zaman Descartes dan Fermat.
Baik Descartes dan Fermat menggunakan sumbu tunggal dalam perawatan mereka dan
memiliki panjang variabel yang diukur sehubungan dengan sumbu ini.
Konsep menggunakan sepasang sumbu diperkenalkan kemudian, setelah Descartes ‘La
Géométrie diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada 1649 oleh Frans van Schooten dan murid-
muridnya. Para komentator ini memperkenalkan beberapa konsep sambil mencoba mengklarifikasi
ide-ide yang terkandung dalam karya Descartes.
Pengembangan sistem koordinat Cartesian akan memainkan peran mendasar dalam
pengembangan kalkulus oleh Isaac Newton dan Gottfried Wilhelm Leibniz. Deskripsi dua koordinat
pesawat kemudian digeneralisasikan ke dalam konsep ruang vektor.
Banyak sistem koordinat lain telah dikembangkan sejak Descartes, seperti koordinat kutub untuk
pesawat, dan koordinat bola dan silinder untuk ruang tiga dimensi.
Koordinat adalah suatu besaran (numeris) untuk menyatakan letak atau posisi suatu titik di
lapangan. Koordinat secara nilai atau besarannya dapat dinyatakan dalam sistem geodetik, sistem
toposentrik, koordinat sistem proyeksi, geosentrik, dan lainlain. Untuk menjamin adanya konsistensi
dan standardisasi, perlu adanya suatu sistem yang menyatakan koordinat. Sistem ini disebut Sistem
Referensi Koordinat atau Sistem Referensi Geodesi dengan unsurunsur atau parameter penyusunnya
berupa Sistem Referensi, Kerangka Referensi Koordinat dan Datum Koordinat. Datum Koordinat
terbagi menjadi beberapa jenis yaitu Datum Statik, Semi Dinamik, Dinamik, Semi Kinematik, dan
Kinematik.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana sistem referensi koordinat di dalam bidang geodesi satelit ?

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

1. Mahasiswa dapat memahami sistem referensi koordinat di dalam bidang geodesi satelit.

4
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 CIS ( Conventional Inertial System )
Sistem koordinat Conventional Inertial System (CIS) merupakan sistem referensi
koordinat kartesian tiga dimensi yang biasa digunakan untuk mendefinisikan posisi dan pergerakan
satelit serta benda-benda langit lainnya. CIS memiliki sifat geosentrik (berpusat pada bumi)
dan terikat langit, sehingga dikenal juga sebagai sistem ECSF(Earth-Centered Space-Fixed). Sistem
ini tidak berotasi dengan bumi, tetapi ikut berevolusi bersama bumi.
Karakteristik dasar CIS yaitu :
1. Titik nol sistem koordinat ini adalah pusat bumi dan sumbu-sumbu system
koordinatnya terikatnya ke langit.
2. Sumbu X mengarah ke titik semi ( vernal equinox ) pada epok standar J2000.0 dan
terletak pada bidang ekuator bumi.
3. Sumbu Z mengarah ke CEP ( Conventional Ephemeris Pole ) pada epok standar
J2000.0
4. Sumbu Y tegak lurus sumbu X dan Z dan membentuk sistem koordinat dengan tangan
kanan.

Pengikatan sumbu-sumbu sistem koordinat CIS ke langit dapat dilakukan terhadap beberapa benda
langit, diantaranya:
1. Sumber gelombang radio ekstra-galaktik seperti kuarsar. CIS dapat direalisasikan dengan metode
VLBI, CIS ini dinamakan radio-CIS.
2. Bintang-bintang, seperti pada catalog bintang FK5. CIS dapat direalisasikan dengan pengamatan
bintang dan dinamakann stellar-CIS.
3. Planet dan satelit artificial bumi. CIS dapat direalisasikan dengan metode astrometri, LLR, SLR,
Doppler, GPS, Glonass, dan dinamakan dynamical-CIS.
5
Berikut beberapa mekanisme realisasi CIS sebagai fungsi dari target, teknik, dan stasiun
bumi yang digunakan.

2.2 Conventional Terestrial System (CTS)


Merupakan sistem referensi koordinat kartesian tiga dimensi yang biasa digunakan untuk
mendefinisikan posisi danpergerakan titik-titik dipermukaan bumi. Sistem ini tidak berotasi dengan
bumi, tetapiikut berevolusi bersama bumi. Sistem CTS memiliki karakteristik :
1.Titik nol merupakan pusat bumi (Earth Centred) dan sumbu-sumbu sistemkoordinatnya
terikat ke bumi (Earth Fixed)
2.Sumbu X berada dalam bidang meridian Greenwich dan terletak pada bidang ekuatorbumi
3.Sumbu Z mengarah ke CTP (Conventional Terestrial Pole), dimana CTP merupakankutub
menengah bola langit pengganti CIO (Convenional International Origin). CIOmerupakan posisi rata-
rata sumbu rotasi bumi dari tahun 1900 sampai 1905
4.Sumbu Y tegak lurus sumbu X dan Z dan membentuk sistem koordinat tangan kanan

6
Pengikatan sumbu-sumbu sistem koordinat ini dilakukan dengan menggunakan
sekumpulan titik (kerangka dasar) yang koordinatnya ditentukan dengan pengamatanbenda-benda
langit dan satelit artificial bumi. Berdasarkan metode pengamatannya, makadikenal beberapa sistem
CTS yaitu CTS VLBI, CTS SLR, dan CTS GPS. Contohkerangka realisasi CTS yang banyak
digunakan yaitu WGS 1984 dan ITRF(International Terrestrial Reference System).
2.3 Sistem Ellipsoid ( Sistem Geodetik )
Sistem koordinat geodetik menggunakan model permukaan bumi yang didekati dengan model
ellipsoid sebagai model referensi. Posisi suatu titik didefinisikan oleh lintang(φ), bujur(λ) dan
ketinggian(h). Lintang geodetik(φ) dari suatu titik terbentuk dari sudut lancip oleh garis normal
ellipsoid yang melalui titik tersebut dengan bidang ekuator dengan nilai antara 0° sampai 90° lintang
utara dan 0° sampai 90° lintang selatan. Bujur geodetik(λ) merupakan sudut yang dibentuk antara
meridian lokal dengan meridian Greenwich dengan nilai antara 0° sampai 180° bujur barat dan 0°
sampai 180° bujur timur. Tinggi suatu titik diatas ellipsoid (h) dihitung sepanjang garis normal
ellipsoid yang melalui titik tersebut.

7
BAB III

KESIMPULAN
Sistem koordinat adalah sebuah cara atau metode untuk menentukan letak suatu titik. Untuk
menentukan dan mendeskripsikan titik yang dicari, sistem koordinat menggunakan 3 parameter yaitu
lokasi titik origin atau titik nol dari sistem koordinat, orientasi sumbu-sumbu koordinat, dan besaran
yang digunakan dalam mendefinisikan posisi. Setelah memenuhi 3 parameter di atas, sistem koordinat
dapat digunakan untuk mengetahui posisi suatu titik yang dicari.
Sistem koordinat Conventional Inertial System (CIS) merupakan sistem referensi koordinat
kartesian tiga dimensi yang biasa digunakan untuk mendefinisikan posisi dan pergerakan satelit serta
benda-benda langit lainnya, Sistem koordinat Conventional Terestrial System (CTS) merupakan
sistem referensi koordinat kartesian tiga dimensi yang biasa digunakan untuk mendefinisikan posisi
dan pergerakan titik-titik dipermukaan bumi, Sistem koordinat geodetik menggunakan model
permukaan bumi yang didekati dengan model ellipsoid sebagai model referensi.

8
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Hassanudin. 2001. Geodesi Satelit. PT Pradnya Paramita : Jakarta
Anonim. Jaring Kontrol Horizontal Badan Standarisasi Nasional
Seeber, Gunter. 2003. Satelite Geodesy. Walter de Gruyter : Berlin
https://www.handalselaras.com/sistem-koordinat/#:

Anda mungkin juga menyukai