Anda di halaman 1dari 18

KINEMATIKA PARTIKEL (KINEMATIKA GERAK DALAM RUANG DENGAN

SISTEM KOORDINAT BOLA DAN GRADIENT SERTA DIVERGENSI DARI


SISTEM KOORDINAT SILINDER DAN BOLA)

Dosen Pengampu:
Drs. Putu Yasa, S.Pd., M.Si
Dr. Putu Artawan, S.Pd., M.Si

Oleh:
Kelompok 1
Ni Made Meriantari 2213021003
Yogi Bastanta Pinem 2213021018
Febria Br Ginting 2213021019
Putu Vina Febryanti 2213021022

PRODI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS


PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-
Nya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah yang berjudul “Kinematika
Partikel (Kinematika Gerak Dalam Ruang Dengan Sistem Koordinat Bola Dan Gradient
Serta Divergensi Dari Sistem Koordinat Silinder Dan Bola” ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran pada Semester Genap tahun ajaran 2024.

Penulis berharap setelah membaca makalah ini, pembaca dapat memahami dan
menambah pengetahuan yang lebih baik, sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua. Dalam
menyelesaikan makalah ini penulis mengalami beberapa hambatan dan kesulitan akibat
pengalaman yang masih terbatas. Namun, berkat kerja keras dan adanya bantuan dari beberapa
pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Untuk itu, ucapan terima kasih yang setulus-
tulusnya disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan, baik isi maupun tata penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari para
pembaca sangat diharapkan demi sempurnanya karya- karya penulis berikutnya. Semoga
tulisan ini ada manfaatnya.

Singaraja 25 Februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR……………………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2

1.3. Tujuan.......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

2.1. Kinematika Gerak Dalam Bidang Dengan System Koordinat Polar .............................. 3

2.2. Kinematika Gerak Dalam Ruang Dengan System Koordinat Silinder ........................... 4

2.3. Kinematika Gerak Dalam Ruang Dengan System Koordinat Bola ................................ 6

2.4. Bentuk Gradient Dan Divergensi Dari Sistem Koordinat Silinder Dan Bola ................. 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 13

3.1. Kesimpulan.................................................................................................................... 13

3.2. Saran .............................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kinematika gerak merupakan salah satu cabang ilmu fisiska yang memeperlajari tentang
gerak suatu benda tampa memeperhatikan penyebabnya, kinematika tersebut akan berfokus
pada deskripsi posisi, percepatan, kecepatan dan juga perubahaan posisi suatu benda
sepanjang waktu. Adapun kontekjs gerak yang akan di bahas yaitu mengenai kinematika
gerak dalam beberapa system koordinat yakni koordinat polar, silinder, bola, silinder dan
bola.

Mengenai Sistem kinematika gerak, koordinat polar memeiliki peran penting misalnya
dalam proses penganalisisan gerak benda yang bergerak dalam pola radikal atau melingkar,
contohnya yaitu aplikasi kinematika dalam system koordinat polar, meliputi gerak planet
dalam mengelilingi matahari atau biasa disebiut gerap partikel dalam medan gaya sentral.

Dalam kinematic gerak partikel dengan system koordinat silinder merupakan system
koordinat tiga dimensi yang menggunakan jarak radial, serta ketinggian untuk
menenetukan posisi pada suatu titik. System koordinat sili der dapat membenatu kita dalam
menganalisis gerak benda yang memiliki simetri silinder.

Dalam kinematika gerak dalam system koordinat bola dapat berguna ketika melakukan
analisis gerak benda dalam ruang yang memeiliki simetri bola, misalnyaseperti gerak palnet
mengellilingi bintang atau benday nag bergerak dalam medan gaya yang bersifat bola.

Dalam analsiis medan vektor, bentuk gradient dan divergensi pada sisistem koordinat
silinder dan bola sangatlah penting, karena gradient meruapakan vektor yang menunjukkan
arah dan tingkat perubahan yang terbesar pada fungsi scalar, sedangkan divergensi dapat
mebggambarkan seberapa jauh medan vektor ynag bertebaran dari titik awal sumbernya.
Pada koordinat silinder dan bola, bentuk gradient dan juga divergensi sangatlah membantu
dalam pemodelan dan juga analiisi matematis yang lebih tepat dalam berbagai fenomena
fisika, misalnya seperti aliran fluida dalam system yang berbentuk silinder atau bola.

Berdasarkan penjelasan di atas, pemahaman mengenai kinematika gerak dalam system


koordinat dan juga termasuk pada bentuk gradient dan juga divergensi dalam system

1
koordinag tsilinder dan bola merupakan ;andasan yang penting bagi pemodelan dan juga
analisis fenomena fisika yang kompleks.

1.2.Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimana Kinematika Gerak Dalam Bidang Dengan System Koordinat Polar?

1.2.2. Bagaimana Kinematika Gerak Dalam Ruang Dengan System Koordinat Silinder?

1.2.3. Bagaimana Kinematika Gerak Dalam Ruang Dengan System Koordinat Bola?

1.2.4. Bagaimana Bentuk Gradient Dan Divergensi Dari Sistem Koordinat Silinder Dan
Bola?

1.3.Tujuan

1.3.1. Mengetahui Kinematika Gerak Dalam Bidang Dengan System Koordinat Polar.

1.3.2. Mengetahui Kinematika Gerak Dalam Ruang Dengan System Koordinat Silinder.

1.3.3. Mengetahui Kinematika Gerak Dalam Ruang Dengan System Koordinat Bola.

1.3.4. Mengetahui Bentuk Gradient Dan Divergensi Dari Sistem Koordinat Silinder Dan
Bola

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kinematika Gerak Dalam Bidang Dengan System Koordinat Polar

Sistem koordinat Cartesian sangat berguna untuk


menggambarkan gerakbenda dalam arah garis lurus.
Koordinat ini kadang-kadang kurang tepat digunakan
untuk gerak lengkung, misalnya gerak melingkar.
Pemilihan sistem koordinat yang tepat dapat membuat
penyelesaian masalah lebih sederhana. Sebagai
Gambar 1 koordinat polar (r𝜃) titik P dalam
dua dimensi
contoh, gerak melingkar pada suatu bidang lebih tepat
digambarkan dengan koordinat polar bidang.

Dalam Gambar disamping ditunjukkan koordinat Cartesian titik P dalam bidang


XY adalah (x,y). Titik P berada pada jarak r dari titik asal O dan garis OP membentuk sudut
terhadap sumbu-X. Titik P juga dapat digambarkan mempunyai koordinat (r,θ) dalam
sistem koordinat polar bidang. Hubungan antara (x,y) dan (r,θ) adalah:

𝑥 = 𝑟 cos 𝜃 𝑦 = 𝑟 sin 𝜃
(1)

Kita dapat menyatakan r dan 𝜃 dalam x dan y secara sederhana. Dengan mengkuadratkan
dan menjumlahkan persamaan diatas sehingga kita memperoleh,

𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑟 2 (𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 + 𝑠𝑖𝑛 2 𝜃) = 𝑟 2

Dari persamaan (1) kita dapat membagi y dengan x, sehingga diperoleh,

𝑦 𝑟 sin 𝜃
= = tan 𝜃
𝑥 𝑟 cos 𝜃

Dengan demikian kita diperoleh,

𝑦 𝑥 𝑦
𝑟 = √𝑥 2 + 𝑦 2 dan 𝜃 = 𝑡𝑎𝑛−1 = 𝑐𝑜𝑠 −1 = 𝑠𝑖𝑛−1 (2)
𝑥 𝑟 𝑟

Jadi, suatu sistem koordinat, (x,y) atau (r, θ) menentukan secara lengkap posisi
suatu titik dalam suatu bidang, r dapat mempunyai sebarang nilai antara 0 dan ∞, sedangkan

3
θ dapat mempunyai nilai antara 0 dan 2π radian, dengan θ bertambah dalam arah
berlawanan putaran jarum jam.

2.2. Kinematika Gerak Dalam Ruang Dengan System Koordinat Silinder

Setelah mempelajari kinematika gerak dalam ruang dengan sistem koordinat polar,
selanjutnya kita dapat menambahkan komponen Z pada koordinat polar bidang untuk
memeperoleh koodinat silinder yang dapat digunakan unutk menggambarkan gerak dalam
  
tiga dimensi. Adapun vector satuan yaitu  ,  dan z dari koordinat silindir dinyatakan
seperti gambar berikut:

 

Gambar 2 Sistem Koordinat Silinder

Berdasarkan gambar system koordinat silinder pada gambar di atas dapat didefinisikan oleh
tiga variabel yaitu (,,z) dengan persamaan:

x =  cos ,

y =  sin  ,

z=z

Hubungan sebaliknya yaitu:

1
 = (x2 + y 2 ) 2 =>  = √𝑥 2 + 𝑦 2 , dan z = z

x y x
 = tan −1 = sin −1 1
= cos −1 1
y
(x + y )
2 2 2
(x + y )
2 2 2

4
Pada arah perubahan ,,z dari sistem koordinat polar silinder bersesuaian dengan satuan
  
vektor  ,  ,𝑧̂ , secara berturut-turut yang ditunjukkan oleh gambar di atas dengan z yang
̂ meruapakan fungsi dari  seperti dalam koordinat polar
̂ dan 𝛗
bersifat konstan, tapi 𝛒
pada bidang, dengan bentuk hubungan yaitu:
   
ρ̂= x cos  + y sin ,  = - x sin  + y cos 

 
Sehingga kita dapat ditentukan turunan dari  ,  ,𝑧̂, terhadap  yaitu:

̂
𝑑𝜌 ̂
𝒅
=𝜑̂ , ̂
=−𝝆
𝑑 𝒅

Sedangkan untuk vektor posisi r pada koordinat polar silinder dapat dinyatakan seperti
bentuk berikut:

r = 𝛒
̂ + zẑ \

karena partikel tersebut dalam keadaan bergerak maka  = (t) , z = z(t) dan  = (t),
sehingga untuk kecepatan dan juga percepatan partikel dalam koordinat polar silinder
tersebut dapat ditentukan dengan persamaan berikut:

𝑑𝑟
𝑣= ̂ +̇ 
=̇ 𝛒 ̂ + zẑ
𝑑𝑡

𝑑𝑣
a = 𝑑𝑡 = (̈ − ̇ 2) 𝛒
̂ + (̈ + 𝟐̇ )
̂ + ż ẑ


̂,  , 𝜶, 𝑧̂ merupakan satuan-vektor yang saling tegak lurus
Dikarenakan bentuk dari 𝛒
satu dengan yang lainnya, sehingga untuk sembarang vektor A bisa dinyatakan pada

̂,  , 𝜶, 𝑧̂ , yaitu:
masing-masing komponen vektor sepanjang arah 𝛒


̂ + 𝐴  + 𝐴𝑧 𝑧̂
A = 𝐴 𝛒

 
Karena  dan  merupakan fungsi dari  maka vektor komponen (𝐴 , 𝐴 , 𝐴𝑧 ) bernilai

tertentu yang disesuaikan dengan lokasi A yang memilikiharga khusus dari . Sehingga
vektor komponen yang berdada dalam koordinat silinder serta yang berada dalam semua
sistem koordinat kurvalinier tidak hanya bergantung pada vektor itu sendiri, tetapi hal
tersebut juga akan ditentukan oleh lokasinya di dalam ruang. Jika vektor A merupakan
fungsi parameter t maka turunannya terhadap t dapat kita tentukan, namun dalam hal
 
tersebut haruslah hati-hati ketika mengambil perhitungan untuk  dan  , ketika lokasi

5
Gambar 3 Kinematika Gerak Dalam Ruang Dengan Sistem Koordinat Bola

vektornya terdapat berubah terhadap t maka turunan vektor A terhadap t ditentukan dengan
persamaan berikut:

𝑑𝐴 𝑑𝐴 𝑑 𝑑𝑨 𝑑  dAz


=( − 𝐴 ̂+(
)𝛒 𝐴 ) + 𝑧̂
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡

Pada persamaan di atas, dapat amati bahwa persamaan a dan A merupakan kasus khusus
untuk persamaan di atas yang juga dapat digunakan untuk kasus sistem koordinat dua
dimensi misalnya gerak partikel dalam bidang yang nantinya pada suku terakhir dari
persamaan diatas akan hilang.

Setelah memepelajari Pembahasan tentang gerak partikel pada sistem koordinat


silinder, maka pemikiran dakan lebih terbuka terhadap phenomena yang sering ditemukan
dalam sehari-hari, contohnya seperti bagaimana gerak angin siklun bahkan gerak dari tong
edan kondisi gerak air dalam drum, gerak pusaran air.

2.3. Kinematika Gerak Dalam Ruang Dengan System Koordinat Bola

Koordinat bola merupakan suatu koordinat ruang (3D) yang digunakan dalam situasi
simetri bola, seperti pada gaya Coulomb dalam atom dan gaya gravitasi. Pada koordinat
bola suatu titik misalkan titik P diposisikan dalam ruang (r, 𝜃, 𝜙) yang bisa dilihat pada
gambar di bawah ini (Sumardi, tanpa tahun).
Berdasarkan gambar di atas dapat dianalisis bahwa koordinat bola (r, 𝜃, 𝜙) memiliki
vektor satuan ( 𝒓̂ , 𝜽̂ , 𝝓
̂ ), yang mana arahnya untuk vektor satuan 𝝓
̂ terletak pada
bidang XY. Sedangkan untuk vektor satuan 𝒓̂ , 𝜽̂ , 𝒑
̂ dan 𝒛̂ berada pada satu bidang vertikal
yang sama. Untuk Untuk r dan 𝜃 tertentu perubahan 𝜙 bersesuaian dengan rotasi di

6
sekitar sumbu-Z, sedangkan untuk r dan 𝜙 tertentu perubahan 𝜃 bersesuaian dengan rotasi
pada bidang yang mengandung 𝒓̂ , 𝜽̂ , 𝒑
̂ dan 𝒛̂ .
Sehingga bisa kita analisis hubungan antara vektor-vektor satuannya, yang bisa
dilihat pada gambar berikut

Gambar 5 Huungan Antara Vektor-Vektor Satuannya


Gambar 4 merupakan analisis vektor satuan pada bidang Z𝜌 yang mana diperoleh

Gambar 2 merupakan analisisi vector satuan pada bidang 𝑍𝜌 yang mana diperoleh

Sedangakamn pada gambar 3 siperoleh analisis vektornya adalah

Dengan mengasumsikan persamaan (1.3) ke persamaan (1.1) dan (1.2) maka didapatlah
persamaan sebagai berikut:

Unutk memebantu dalam analisis berikutnya, maka kita akan mendiferensialkan tiap
vector satuan di atas, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

7
1. Persamaan posisi pada koordinat Bola
Posisi titik P pada koordinat bola dinyatakan dalam r, yang mana nilai r adalah:

2. Persamaan percepatan pada koordinat bola


Percepatan merupakan turunan kedua dari posisi terhadap waktu atau tutrunan
pertama dari kecepatan sehingga menghasilkan persamaan sebagai berikut
`

3. Persamaan percepatan pada koordinat bola


Percepatan merupakah turunan kedua dari posisi terhadap waktu atau bisa juga
merupakan turuanan pertama dari kecepatan sehingga persamaannya menjadi:

2.4. Bentuk Gradient Dan Divergensi Dari Sistem Koordinat Silinder Dan Bola

a. Divergensi dari sistem koordinat silinder dan bola

8
Seperti yang sudah kita ketahui gradient disimbolkan dengan ∇, dimana pada
koordinat kartesian gradient (operator vektor) ini digambarkan sebagai berikut.

∆= 𝒂𝒙 𝝏𝝏 + 𝒂𝒚 𝝏𝝏 +𝒂𝒛𝝏𝝏𝒛
𝒙 𝒚

Lalu bagaimana jika gradien pada koordinat silinder? Dalam koordinat silinder
operator gradient dirumuskan sebagai berikut.

𝝏
̂ + 𝜽
∆=𝝆 ̂ 𝟏 𝝏 + 𝒛̂ 𝝏
𝝏𝒊 𝝆 𝝏𝜽 𝝏𝒛

Sedangkan gradient pada koordinat bola yaitu sebagai berikut.


𝝏
̂𝟏 𝝏 +𝝋
∆ = 𝒓̂ 𝝏𝒓 + 𝜽 ̂
𝟏 𝝏
𝒓 𝝏𝜽 𝒓 𝒔𝒊𝒏 𝜽 𝝏𝝋

b. Divergensi

Rumus divergensi dari koordinat silinder ini bermula dari sistem koordinat cartesian
seperti yang kita tahu, rumus divergensi pada koordinat kartesian adalah sebagai
berikut.

𝝏𝑨𝑿 𝝏𝑨𝒚 𝝏𝑨𝒛


∆ .𝑨 = + +
𝝏𝑿 𝝏𝒚 𝝏𝒛

Sedangkan Divergensi pada koordinat silinder dirumuskan sebagai berikut.


𝟏 𝝏 𝟏 𝝏𝑨∅ 𝝏𝑨𝒛
∆ .𝑨 = (𝝆𝑨𝝆 ) + +
𝝆 𝝏𝝆 𝝆 𝝏∅ 𝝏𝒛

Dalam koordinat silinder, bidang vektor bidang vektor apapun dipresentasikan sebagai
berikut.

⃗ = 𝑨𝝆 ⃗⃗⃗⃗
𝑨 𝑨𝝆 + 𝑨∅ ⃗⃗⃗⃗
𝑨∅ + 𝑨𝒛 ⃗⃗⃗⃗
𝑨𝒛
Sedangkan untuk operator del (∇) adalah sebagai berikut.

𝝏 𝟏 𝝏 𝝏
∆= ⃗⃗⃗⃗
𝑨𝝆 + ⃗⃗⃗⃗
𝑨∅ + 𝝆 𝝏 + ⃗⃗⃗⃗
𝑨𝒛 𝝏
𝝏𝝆 ∅ 𝒛

Kemudian kalikan titik antara operator del dengan vektor A sehingga menjadi sebagai
berikut.
𝝏 𝟏 𝝏 𝝏
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
∆ . 𝑨 = ( ⃗⃗⃗⃗
𝑨𝝆 + ⃗⃗⃗⃗
𝑨∅ + 𝝆 𝝏 + ⃗⃗⃗⃗
𝑨𝒛 𝝏 ) . ( 𝑨𝝆 ⃗⃗⃗⃗
𝑨𝝆 + 𝑨∅ ⃗⃗⃗⃗
𝑨∅ + 𝑨𝒛 ⃗⃗⃗⃗
𝑨𝒛 )
𝝏𝝆 ∅ 𝒛

9
Kita tahu bahwa :

⃗⃗⃗⃗
𝑨𝝆 . ⃗⃗⃗⃗
𝑨𝝆 = ⃗⃗⃗⃗
𝑨∅ . ⃗⃗⃗⃗
𝑨∅ = ⃗⃗⃗⃗
𝑨𝒛 . ⃗⃗⃗⃗
𝑨𝒛 = 1

⃗⃗⃗⃗
𝑨𝝆 . ⃗⃗⃗⃗
𝑨∅ . = ⃗⃗⃗⃗
𝑨∅ . ⃗⃗⃗⃗
𝑨𝒛 = ⃗⃗⃗⃗
𝑨𝒛 . ⃗⃗⃗⃗
𝑨𝝆 = 0

Sehingga dari persamaan diatas kita mendapatkan hasil sebagai berikut.

Sehingga persamaannya dapat disederhanakan menjadi :


𝟏 𝝏 𝟏 𝝏𝑨∅ 𝝏𝑨𝒛
∆ . 𝑨 = 𝝆 𝝏 (𝝆𝑨𝝆 ) + 𝝆 +
𝝆 𝝏∅ 𝝏𝒛

Sedangkan pada koordinat bola yaitu sebagai berikut.

𝟏 𝝏 𝟏 𝝏 𝟏 𝝏𝑨∅
∆ . 𝑨 = 𝒓𝟐 𝝏 (𝒓𝟐 𝑨𝒓 ) + 𝒓 𝒔𝒊𝒏 𝜽 𝝏𝜽 ( 𝑨𝜽 𝒔𝒊𝒏 𝜽 ) + 𝒓 𝒔𝒊𝒏 𝜽 𝝏∅
𝒓

Sama seperti divergensi silinder, kita tahu bahwa divergensi koordinat cartesian adalah
𝝏𝑨𝑿 𝝏𝑨𝒚 𝝏𝑨𝒛
∆ .𝑨 = + +
𝝏𝑿 𝝏𝒚 𝝏𝒛

Langkah selanjutnya adalah turunan parsial terhadap x,y dan z sehingga menjadi

turunan terhadap r, ∅, dan 𝜃. Sehingga didapatkan sebagai berikut.

10
Kemudian turunkan sehingga didapat turunannya
sebagai berikut.

Selanjutnya, turunan diatas subtitusikan ke persamaan 1.1 sehingga menjadi sebagai


berikut.

Kita dapatkan juga

Sehingga untuk mendapatkan divergensi pada koordinat bola, subtitusikan


persamaan tersebut

11
𝝏𝑨𝑿 𝝏𝑨𝒚 𝝏𝑨𝒛
∆ .𝑨 = + +
𝝏𝑿 𝝏𝒚 𝝏𝒛

Kemudian sederhanakan persamaan tersebut dengan menggunakan sin2 𝜃 + cos2 𝜃 = 1


𝑎𝑡𝑎𝑢 sin2 ∅ + cos2 ∅ = 1 Sehingga akan menjadi :

Sehingga didapatlah divergensi koordinat bola seperti berikut.


𝟏 𝝏 𝟏 𝝏 𝟏 𝝏𝑨∅
∆ . 𝑨 = 𝒓𝟐 𝝏 (𝒓𝟐 𝑨𝒓 ) + 𝒓 𝒔𝒊𝒏 𝜽 𝝏𝜽 ( 𝑨𝜽 𝒔𝒊𝒏 𝜽 ) + 𝒓 𝒔𝒊𝒏 𝜽
𝒓 𝝏∅

12
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Sistem koordinat Cartesian sangat berguna untuk menggambarkan gerakbenda dalam


arah garis lurus. Koordinat ini kadang-kadang kurang tepat digunakan untuk gerak
lengkung, misalnya gerak melingkar. Pemilihan sistem koordinat yang tepat dapat
membuat penyelesaian masalah lebih sederhana.

kinematika gerak dalam ruang dengan sistem koordinat polar, selanjutnya kita dapat
menambahkan komponen Z pada koordinat polar bidang untuk memeperoleh koodinat
silinder yang dapat digunakan unutk menggambarkan gerak dalam tiga dimensi.

Koordinat bola merupakan suatu koordinat ruang (3D) yang digunakan dalam situasi
simetri bola, seperti pada gaya Coulomb dalam atom dan gaya gravitasi. Pada koordinat
bola suatu titik misalkan titik P diposisikan dalam ruang (r, 𝜃, 𝜙)

3.2. Saran

Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan pembaca bisa memahami materi mengenai
pendekatan Kinematika Partikel (Kinematika Gerak Dalam Ruang Dengan Sistem
Koordinat Bola Dan Gradient Serta Divergensi Dari Sistem Koordinat Silinder Dan
Bola) dan bisa menerapkan apa yang telah dibahas pada makalah ini pada kehidupan sehari-
hari nantinya sebagai calon pendidik. Dengan mengkonstruksu sumber-sumber yang ada
penulis berharap pembaca dapat memberikan umpan balik yang positif atas apa yang telah
dibuat oleh penulis.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sumardi, Y. (2016). Modul 1 Kinematika Partikel. Bandung: repository.ut.ac.id. Dapat diakses


pada https://repository.ut.ac.id/4406/1/PEFI4204-M1.pdf, diakses pada 11.38 WITA,
23 Februari 2024.

Yasa Putu. 2004. Mekanika. Jurusan Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja

14

Anda mungkin juga menyukai