DISUSUN OLEH :
HERA RATNAWATI
16/395027/TK/44319
DEPARTEMEN TEKNIK
GEODESI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2017
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang
diberikan- Nya sehingga tugas Makalah yang berjudul “Sistem Transformasi Koordinat 2
Dimensi yang digunakan di Bidang Geodesi” ini dapat saya selesaikan. Makalah ini saya buat
sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas.
Dalam kesempatan ini, saya menghaturkan terimakasih yang dalam kepada semua
pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya
makalah ini. Akhirnya saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk mewujudkan
kesempurnaan makalah ini sangat saya hargai.
Hera Ratnawati
2
DAFTAR ISI
Cover.........................................................................................................................................1
Kata Pengantar..........................................................................................................................2
Daftar isi....................................................................................................................................3
Bab I pendahuluan......................................................................................................................4
1.1 Latar belakang......................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah.................................................................................................................5
1.3 Tujuan...................................................................................................................................5
Bab II Landasan Teori................................................................................................................6
Bab III Pembahasan...................................................................................................................7
Bab IV Penutup........................................................................................................................16
Kesimpulan...............................................................................................................................16
Daftar pustaka...........................................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Rene Descartes dikenal sebagai ahlli filsafat modern pertama yang besar. Ia juga
penemu biologi modern, ahli fisika, dan matematikawan. Ia lahir di Touraine, Prancis, putra
dari seorang ahli hukum, yang lumayan kekayaannya. Ayahnya mengirimnya ke
sekolah Jeswit pada umur 8 tahun. Karena kesehatannya yang kurang baik, Descartes
diizinkan menghabiskan waktu paginya belajar di tempat tidur, suatu kebiasaan yang
dipandangnya berguna sehingga dilanjutkannya sepanjang hidupnya. Pada umur 20 tahun, ia
mendapat gelar sarjana hukum dan selanjutnya menjalani kehidupan seorang tuan yang
terhormat, menjalani dinas militer beberapa tahun dan tinggal beberapa waktu di Paris dan
kemudian di Belanda. Ia pergi ke Swedia diundang untuk mengajari Ratu Christina, di mana
ia meninggal karena pneumonia pada tahun 1850.
Descartes menyelidiki suatu metode berfikir yang umum yang akan memberikan
perkalian pada pengetahuan dan menuju kebenaran dalam ilmu-ilmu. Penyelidikan itu
mengantarnya ke matemtika, yang ia simpulkan sebagai sarana pengembangan kebenaran di
segala bidang. Karya matematikanya yang paling berpengaruhu adalah La Geometrie, yang
diterbitkan tahun 1637. Di dalamnya ia mencoba suatu penggabungan dari geometri tua dan
patut dimuliakan dengan AlJabar yang masih bayi. Bersama dengan orang Prancis lainnya,
Pierre Fermat (1601-1665), ia diberi pujian dengan gabungan tersebut yang saat ini kita sebut
geometri analitik atau geometri koordinat. Makalah ini akan menyajikan terobosannya khusus
mengenai sistem koordinat, diantaranya sistem koordinat kartesius, koordinat polar, dan
koordinat bola.
4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari makalah
ini adalah sebagai berikut.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
SISTEM KOORDINAT
Sistem koordinat adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan letak suatu titik
pada bidang (R 2 ) atau ruang (R 3 ) . Beberapa macam sistem koordinat yang kita kenal,
antara
lain sistem koordinat Cartesius (Rene Descartes: 1596-1650), sistem koordinat kutub, sistem
koordinat tabung, dan sistem koordinat bola. Pada bidang (R 2), letak titik pada umumnya
dinyatakan dalam koordinat Cartesius dan koordinat kutub. Sedangkan pada ruang (R 3) letak
suatu titik pada umumnya dinyatakan dalam koordinat Cartesius, koordinat tabung dan
koordinat bola.
Untuk menjamin konsistensi dan standardisasi, perlu ada satu sistem dalam
menyatakan koordinat, hal ini terkait dengan kerangka koordinat, sistem koordinat. ¨
Pengertian kerangka koordinat adalah suatu himpunan dari sumbu-sumbu koordinat atau
bangun geometrik yang lainnya, kepadanya posisi suatu titik ditentukan. Hubungan
geometrik antara dua kerangka koordinat dinyatakan oleh kombinasi vektor translasi yang
menetapkan posisi titik nol kerangka yang satu terhadap lainnya, dan matrik rotasi yang
menyatakan orientasi kerangka yang satu terhadap yang lainnya.
6
BAB III
PEMBAHASAN
Sistem koordinat adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan letak suatu
titik pada bidang (R 2 ) atau ruang (R 3 ) . Beberapa macam sistem koordinat yang kita kenal,
antara lain sistem koordinat Cartesius, sistem koordinat kutub.
Y
x0 x 0,
y0 y0
Kwadran II Kwadran I
x 0, x 0,
y0 y0
Gambar 1
Berdasarkan Gambar 1 di atas, terdapat 4 bidang simetris yang dibatasi oleh sumbu-sumbu
koordinat X dan Y, masing-masing bidang yang dibatasi oleh bidang dinamakan kwadran, sehingga
terdapat 4 kwadran, yaitu kuadran I (x>0, y>0), kwadran II (x<0, y>0), kwadran III (x<0, y<0), dan
kwadran IV (x>0, y<0). Misalkan P(x,y) sebarang titik pada bidang XOY, maka titik tersebut
posisinya dapat dikwadran I, atau II, atau III, atau kwadran IV tergantung besaran x dan y. Jika letak
titik P(x,y), maka x disebut absis, y disebut ordinat dan P(x,y) disebut koordinat.
7
Misal P(x1,y1) dan terletak di kwadran I hal ini berarti x1 >0 dan y1 >0
Y
P(x1 , y1 )
y1
O(0,0)
X
x1
M (x1,0)
Gambar 2
Berdasarkan gambar 2 di atas, tampak suatu segitiga yaitu OPM yang salah satu sudutnya
siku-siku dititik M. Menurut teorema Pythagoras
= (x1-0)2 + (y1-0)2
= x 21 + y 2
= x112 y 2
Rumus di atas dinamakan rumus jarak dua titik yang menghubungkan titik O(0,0) dengan titik P(x 1 ,y
1)
8
Y
P(x1, y1 )
Q(x2 , y2 )
R(x3 , y3 )
Gambar 3
Gambar 3 di atas menunjukkan segitiga PQR yang masing-masing titik sudutnya yaitu P(x , y )
1 1
terletak pada kuadran II, Q(x2 , y2 ) terletak pada kuadran IV, R(x3 , y3 ) terletak pada kuadran III dan
jarak masing-masing titik dinyatakan oleh:
1. PQ (xQ xP ) 2 ( y QPy ) 2
(x 21 x )2 ( y 21y )2
2. PR (xR xP ) 2 ( y RPy ) 2
(x 31 x )2 ( y 31
y )2
2 2
3. QR (xR xQ ) ( y RQy )
(x32 x )2 ( y
31 y )2
9
Sistem koordinat Cartesius, menyatakan bahwa letak titik pada bidang dinyatakan dengan
pasangan ( x, y) , dengan x dan y masing-masing menyatakan jarak berarah ke sumbu-y dan ke
sumbu-
x. Pada sistem koordinat kutub, letak sebarang titik P pada bidang dinyatakan dengan pasangan
bilangan real r, , dengan r menyatakan jarak titik P ke titik O (disebut kutub) sedangkan adalah
sudut antara sinar yang memancar dari titik O melewati titik P dengan sumbu-x positif (disebut sumbu
kutub)
P(r,)
O
Gambar 4
Berbeda dengan sistem koordinat Cartesius (Rene Descartes: 1596-1650) dalam koordinat
kutub letak suatu titik dapat dinyatakan dalam tak hingga banyak koordinat. Sebagai contoh, letak titik
P(3, 3) dapat digambarkan dengan cara terlebih dulu melukiskan sinar yang memancar dari titik
asal O dengan sudut sebesar radian terhadap sumbu mendatar arah positif. Kemudian titik P terletak
3
pada sinar tadi dan berjarak 3 satuan dari titik asal O (lihat Gambar 1.2.4 (a)). Titik P dapat pula
dinyatakan dalam koordinat 3, 3 2k , dengan k bilangan bulat (lihat Gambar 1.2.4 (b)). Mudah
ditunjukkan pula bahwa koordinat 3, 4 3 pun juga menggambarkan titik P (lihat Gambar 1.2.4
(c)). Pada koordinat yang terakhir, jarak bertanda negatif. Hal ini dikarenakan titik P terletak pada
bayangan sinar OP .
3 3
3 2k
3
10
(a)
11
P(3, 4 3)
4 3
P
(c)
Gambar 5
Secara umum, jika r, menyatakan koordinat kutub suatu titik maka koordinat titik tersebut
dapat pula dinyatakan sebagai berikut:
Suatu titik P berkoordinat ( x, dalam sistem koordinat Cartesius dan (r, dalam sistem
y) )
koordinat kutub. Apabila kutub dan titik asal diimpitkan, emikian pula sumbu kutub dan sumbu-x
positif juga diimpitkan, maka kedudukan titik dapat digambarkan sebagai berikut:
P(x, y) (r, )
r r
12
Dari rumus segitiga diperoleh hubungan sebagai berikut:
13
xr y r sin
cos y x
arcsin arccos
r
x2y2 r r
Contoh
Jawab
a. x 4 cos 2
2 y 4 sin 23 .
2
3
3
Jadi, A
3 .
2,2
5 5
b. x 5cos 2 y 5sin
2.
4 2 4 2
5 5
Jadi, dalam system koordinat Cartesius B 2, 2 .
2 2
5 3 5 3
c. x 3cos 3 y 3sin .
6 2 6 2
3 3
Jadi, C 2, .
2
Apabila
x 0 maka persamaan dapat dinyatakan sebagai:
2 2
r x y y
2 arctan x x 0
14
y
Karena arctan
x akan memberikan 2 nilai yang berbeda, 0 2 . Untuk menentukan
nilai yang benar perlu diperhatikan letak titik P, apakah di kwadran I atau II, ataukah dikwadran II
Penyelesaian:
a. r 42 (4)2 4 2
4
arctan 7
atau
4
3 4
4
7
r 42 dengan , atau
4
3
r 4 2 dengan .
4
7 3
Jadi, P 4 2, atau P 4 2, .
4 4
b. r (4)2 42 4 2
4 3 7
arctan atau
4 4 4
r 42 dengan 3 , atau
4
7
r 4 2 dengan .
4
3 7
Jadi, Q 4 2, atau Q 4 2, .
4 4
15
3) Nyatakan persamaan r 2asin ke dalam sistem koordinat Cartesius.
Jawab
2
r 2a(r sin )
2 2 2
Selanjutnya, karena r x y dan r sin y maka:
2 2
x y 2ay
2 2
x y 2ay 0,
4) Nyatakan 2 2
x 4y ke dalam system koordinat kutub.
16
Penyelesaian: Dengan
substitusi xr dan y r sin maka diperoleh:
cos
2 2 2 2
r cos 4r sin 16
2 2
r (1 3sin ) 16.
Selain digunakan untuk mempresentasikan posisi titik pada peta, juga digunakan
dalam Sistem Informasi Geografi (GIS) merupakan metoda sajian terpadu, maka semua data
masukan spasial maupun tabular harus berupa data terpadu. Artinya, kesatuan Sistim
Koordinat untuk data spasial, kesatuan ID untuk data tabular, kesatuan dalam me-manage
data untuk sasaran informasi tersebut agar dapat dimanfaatkan secara maksimal. Fungsi
Sistim Proyeksi dan transformasi sangat memegang peranan sangat penting.
Transformasi koordinat digunakan untuk merelasikan sistem koordinat tanah dengan
peta atau layer data atau untuk meng-adjust suatu layer data sedemikian rupa
sehingga layer tersebut dapat di-overlay-kan secara tapat di ataslayer(s) yang lain. Prosedur
yang digunakan untuk mengaplikasikan koreksi ini disebut dengan istilah registrasi –
beberapa layer yang berbeda diregistrasikan terhadap sistem koordinat bersama atau terhadap
salah satu layer yang dianggap sebagai peta dasar (standard). Layer(s) yang mencakup area
yang sama harus diregistrasi sedemikian rupa sehingga setiap lokasi yang terdapat
16
di dalam overlay memiliki koordinat (peta) yang sama. Di bidang pengolahan citra dan
penginderaan jauh, sering kali, proses registrasi terhadap suatu citra dilakukan dengan
bantuan citra lain (citra referensi) yang telah memiliki koordinat bumi (atau koordinatnya
telah
17
dianggap benar) – registrasi citra. Walaupun demikian, jika tujuan prosesnya hanya sekedar
untuk ‘mendatarkan’ geometri citra (tetapi masih belum dapat menghapus distorsi akibat
pergeseran relief topografi) dan tidak memerlukan citra referensi, tetapi memerlukan titik-
titik kontrol tanah (GCPs), maka prosesnya sering disebut sebagai rektifikasi
18
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
19
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8
&ved=0ahUKEwi4_reklv3VAhWJLY8KHWLFB2cQFgguMAE&url=http%3A%2F%2Frep
o.unnes.ac.id%2Fdokumen%2Fastrodb%2Fdoc%2FTransformasi%2520Sistem%2520Koordi
nat.doc&usg=AFQjCNFz9xn1XLl-A-GN26ZqSb4bPqrkAA
http://www.scribd.com/doc/195723206/Transformasi-Datum-Dan-Koordinat#scribd
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20568/1/Appendix.pdf
https://dwipurnomoikipbu.wordpress.com/
http://share.its.ac.id/pluginfile.php/29928/mod_resource/content/1/STK2013_Kuliah2_Sistem
%20Koordinat.pdf
20