DISUSUN OLEH:
Labisa Wafdan
18/TK/4311327/47730
Rene Descartes dikenal sebagai ahlli filsafat modern pertama yang besar. Ia juga
penemu biologi modern, ahli fisika, dan matematikawan. Ia lahir di Touraine, Prancis, putra
dari seorang ahli hukum, yang lumayan kekayaannya. Ayahnya mengirimnya ke sekolah
Jeswit pada umur 8 tahun. Karena kesehatannya yang kurang baik, Descartes diizinkan
menghabiskan waktu paginya belajar di tempat tidur, suatu kebiasaan yang dipandangnya
berguna sehingga dilanjutkannya sepanjang hidupnya. Pada umur 20 tahun, ia mendapat gelar
sarjana hukum dan selanjutnya menjalani kehidupan seorang tuan yang terhormat, menjalani
dinas militer beberapa tahun dan tinggal beberapa waktu di Paris dan kemudian di Belanda. Ia
pergi ke Swedia diundang untuk mengajari Ratu Christina, di mana ia meninggal karena
pneumonia pada tahun 1850.
Descartes menyelidiki suatu metode berfikir yang umum yang akan memberikan
perkalian pada pengetahuan dan menuju kebenaran dalam ilmu-ilmu. Penyelidikan itu
mengantarnya ke matemtika, yang ia simpulkan sebagai sarana pengembangan kebenaran di
segala bidang. Karya matematikanya yang paling berpengaruhu adalah La Geometrie, yang
diterbitkan tahun 1637. Di dalamnya ia mencoba suatu penggabungan dari geometri tua dan
patut dimuliakan dengan AlJabar yang masih bayi. Bersama dengan orang Prancis lainnya,
Pierre Fermat (1601-1665), ia diberi pujian dengan gabungan tersebut yang saat ini kita sebut
geometri analitik atau geometri koordinat. Makalah ini akan menyajikan terobosannya khusus
mengenai sistem koordinat, diantaranya sistem koordinat kartesius, koordinat polar, dan
koordinat bola.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah
1. Apak yang dimaksud dengan sistem koordinat ?
2. Apa saja macam-macam dari sistem koordinat ?
3. Apa yang dimaksud sistem koordinat dua dimensi ?
4. Apa kegunaan sistem koordinat dua dimensi dalam bidang Geodesi ?
1.3 TUJUAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari makalah
ini adalah sebagai berikut.
1. Memberikan pemahaman mengenai sistem koordinat secara umum.
2. Mendeskripsikan sistem koordinat kartesius.
3. Mendeskripsikan sistem koordinat polar.
4. Mendeskripsikan sistem koordinat dua dimensi yang digunakan dalam bidang
Geodesi.
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem koordinat adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan letak suatu titik
pada bidang (R 2) atau ruang (R 3). Beberapa macam sistem koordinat yang kita kenal, antara
lain sistem koordinat kartesius (Rene Descartes: 1596-1650), sistem koordinat kutub, sistem
koordinat tabung, dan sistem koordinat bola. Pada bidang (R2), letak titik pada umumnya
dinyatakan dalam koordinat kartesius dan koordinat kutub. Sedangkan pada ruang (R3) letak
suatu titik pada umumnya dinyatakan dalam koordinat kartesius, koordinat tabung dan
koordinat bola.
Sistem koordinat dua dimensi umumnya didefinisikan dengan dua sumbu yang saling
bertegak lurus antar satu dengan yang lain, yang keduanya terletak pada satu bidang (bidang
xy). Sumbu horizontal diberi label x, dan sumbu vertikal diberi label y. Pada sistem koordinat
tiga dimensi, ditambahkan sumbu yang lain yang sering diberi label z. Sumbu-sumbu tersebut
ortogonal antar satu dengan yang lain (satu sumbu dengan sumbu lain bertegak lurus).
Titik pertemuan antara kedua sumbu, titik asal, umumnya diberi label 0. Setiap sumbu
juga mempunyai besaran panjang unit, dan setiap panjang tersebut diberi tanda dan ini
membentuk semacam grid. Untuk mendeskripsikan suatu titik tertentu dalam sistem koordinat
dua dimensi, nilai x ditulis (absis), lalu diikuti dengan nilai y (ordinat). Dengan demikian,
format yang dipakai selalu (x,y) dan urutannya tidak dibalik-balik.
Untuk menjamin konsistensi dan standarisasi, perlu ada satu sistem dalam menyatakan
koordinat, hal ini terkait dengan kerangka koordinat, sistem koordinat. ¨ Pengertian kerangka
koordinat adalah suatu himpunan dari sumbu-sumbu koordinat atau bangun geometrik yang
lainnya, kepadanya posisi suatu titik ditentukan. Hubungan geometrik antara dua kerangka
koordinat dinyatakan oleh kombinasi vektor translasi yang menetapkan posisi titik nol
kerangka yang satu terhadap lainnya, dan matrik rotasi yang menyatakan orientasi kerangka
yang satu terhadap yang lainnya.
pada bidang (R 2) atau ruang (R 3) . Beberapa macam sistem koordinat yang kita kenal, antara
lain sistem koordinat Kartesius, sistem koordinat kutub. .
Letak suatu titik dalam bidang dinyatakan dalam koordinat kartesius dan koordinat kutub.
Berdasarkan gambar di atas, terdapat empat bidang simetris yang dibatasi oleh sumbu-
sumbu koordinat X dan Y, masing-masing bidang yang dibatasi oleh bidang dinamakan
kuadran, sehingga terdapat empat kuadran, yaitu kuadran I (x>0, y>0), kuadran II (x<0, y>0),
kuadran III (x<0, y<0), dan kuadran IV (x>0, y<0). Misalkan P(x,y) sebarang titik pada bidang
XOY, maka titik tersebut posisinya dapat dikuadran I, atau II, atau III, atau kuadran IV
tergantung besaran x dan y. Jika letak titik P(x,y), maka x disebut absis, y disebut ordinat dan
P(x,y) disebut koordinat. Misalkan P1(x1, y1) dan P2(x2, y2) adalah dua buah titik pada bidang
datar seperti pada gambar berikut.
Selanjutnya, dari dua titik yang diketahui tersebut akan ditentukan jarak di antara keduanya
dengan jalan sebagai berikut:
Melalui titik P1 ditarik garis sejajar sumbu X dan melalui titik P2 ditarik garis sejajar
sumbu Y. Kedua garis ini berpotongan di titik T dan membentuk segitiga P1TP2 yang berupa
segitiga siku-siku. Dari Gambar di atas dapat ditentukan bahwa panjang ruas garis |P1T| = |x2 –
x1|, sedangkan panjang ruas garis |P2T| = |y2 – y1|). Selanjutnya untuk menentukan panjang
ruas garis |P1P2| (yang merupakan jarak kedua titik yang dicari) dapat dicari dengan
menggunakan teorema Pythagoras, yaitu sebagai berikut.
P(x1,y1)
Q(x2,y2)
X
R(x3,y3)
Sistem koordinat kartesius, menyatakan bahwa letak titik pada bidang dinyatakan dengan
pasangan (x, y) , dengan x dan y masing-masing menyatakan jarak berarah ke sumbu-y dan ke
sumbu-x. Pada sistem koordinat kutub, letak sebarang titik P pada bidang dinyatakan dengan
pasangan bilangan riil (r, θ) dengan r menyatakan jarak titik P ke titik O (disebut kutub)
sedangkan θ adalah sudut antara sinar yang memancar dari titik O melewati titik P dengan
sumbu-x positif (disebut sumbu kutub).
2) Sistem Koordinat Kutub
Setengah garis tetap diatas disebut sumbu kutub yang berpangkal pada titik O yang
disebut kutub atau titik asal. Setiap titik P adalah perpotongan antara sebuah lingkaran yang
berpusat pada titik O dan sebuah sinar tunggal yang memancar dari titik O. Jika r adalah jari-jari
lingkaran dan θ adalah salah satu sudut antara sinar dan sumbu kutub, maka (r, ) disebut
koordinat kutub titik P.
Tiap titik memiliki banyak koordinat kutub karena sudut-sudut θ + 2πn, n=0, ±1, ±2, ...
memiliki kaki-kaki yang sama. Misalnya titik berkoordinat kutub (4, π/2) juga memiliki koordinat
(4, 5π/2) , (4, 9π/2) , (4, -3π/2), dan seterusnya. Bahkan hal ini juga berlaku jika r diperbolehkan
memiliki nilai yang negatif. Dalam hal ini (r, θ) terletak pada sinar yang berlawanan arrah dengan
sinar yang diberntuk oleh sudut θ dan yang terletak |r| satuan dari titik asal. Dengan demikian,
titik dengan koordinat kutub (-3, π/6). Dapat dilihat pada gambar dibawah, sedangkan (-4, 3π/2)
adalah koordinat lain untuk (4, π/2). Titik asal mempunyai koordinat (O, θ), dimana sudut θ sudut
sebarang.
Untuk mengetahui jarak antara dua titik pada sistem koordinat kutub, perhitungan
tersebut dilakukan dalam sistem koordinat kartesius dengan mengubah koordinat kutub menjadi
koordinat kartesius. Misalkan titik A(r1,θ1) dan titik B(r2,θ2), maka perhitungan yang dilakukan
sebagai berikut:
A(r1,θ1)
x1=r1cosθ1 y1=r1sinθ1
A(r1cosθ1,r1sinθ1)
B(r2,θ2)
x2=r2cosθ2 y2=r2sinθ2
A(r2cosθ2,r2sinθ2)
Jarak = √(x2-x1)2 + (y2-y1)2
−5𝜋
b. C(-3, )
6
Jawab
2𝜋 2𝜋
a. x = 4cos = -2 y = 4sin = 2√3 A(-2, 2√3)
3 3
−5𝜋 3 −5𝜋 3 3 3
b. x = -3cos = 2 √3 y = -3sin =2 C(2 √3, 2)
6 6
𝑦
Karena θ = arctan akan memberikan dua nilai θ yang berbeda, 0 ≤ θ ≤
𝑥
2π. Untuk menentukan nilai θ yang benar perlu diperhatikan letak titik P, apakah di
kuadran I atau II, ataukah dikuadran II atau IV. Apabila dipilih nilai θ yang lain,
maka r = ±√x2 + y2. Misalkan, titik P(4,-4) dalam koordinat kutub akan dinyatakan
dengan proses sebagai berikut:
r = ±√42 + (-4)2 = ±4√2
−4 3𝜋 7𝜋
θ = arctan =4 =
4 4
/
DAFTAR ISI
Bito, Gregorius Sebo. 2017. Cara Menentukan Jarak Dua Titik Pada Bidang
Koordinat Cartesius.
https://www.tipsbelajarmatematika.com/2017/05/cara-menentukan-jarak-
dua-titik-pada.html (diakses 24 Agustus 2019). Web.
Darmayasa, Putu. 2016. Koordinat Kutub dan Koordinat Cartesius Pada
Trigonometri. https://www.konsep-matematika.com/2015/11/koordinat-
kutub-dan-koordinat-cartesius-pada-trigonometri.html (diakses 24
Agustus 2019). Web.
Para Kontributor Wikipedia. 2019. Sistem Koordinat Kartesius.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koordinat_Kartesius (diakes 24
Agustus 2019). Web.
Purcell, Edwin J. dan Dale Varberg 1987. Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid 2.
Edisi ke-5. Diterjemahkan oleh: I Nyoman Susila, Bana Kartasasmita, dan
Rawuh. Jakarta: Erlangga.
Ratnawati, Hera. 2017. Makalah Sistem Transformasi Koordinat 2 Dimensi.
https://docplayer.info/73066425-Makalah-sistem-transformasi-koordinat-
2-dimensi-disusun-oleh-hera-ratnawati-16-395027-tk-44319.html
(diakses 22 Agustus 2019). Makalah.