Pramama
NIM : 40040623650087
Kelas : Reg B
Medan Elektromagnetik
RESUME MATERI
A. Analisa Vektor
Besaran vektor adalah besaran fisika yang memiliki magnitude (besaran) dan
arah. Ini berbeda dengan besaran skalar, yang hanya memiliki magnitude tanpa arah.
Contoh besaran vektor termasuk kecepatan, percepatan, gaya, momen, dan medan
magnet. Untuk menggambarkan besaran vektor, kita membutuhkan panah yang
menunjukkan arah dan panjang untuk menunjukkan magnitudenya. Panjang panah
menggambarkan besaran atau magnitudenya, sedangkan arahnya menunjukkan
arahnya dalam ruang.
Pada dasarnya, besaran vektor memiliki dua sifat: magnitude dan arah.
Magnitude adalah ukuran atau jumlah besaran itu sendiri, sedangkan arah
menunjukkan orientasi atau ke mana besaran itu ditujukan. Misalnya, jika kita
mengukur kecepatan mobil, kita tidak hanya tertarik pada seberapa cepat mobil
bergerak (magnitude), tetapi juga pada arah mana mobil tersebut bergerak. Dalam hal
ini, kecepatan adalah besaran vektor karena memiliki magnitude (misalnya, 60
km/jam) dan arah (misalnya, ke utara).
Besaran skalar adalah besaran fisika yang hanya memiliki magnitude (besaran
atau nilai) tanpa arah. Ini berbeda dengan besaran vektor, yang memiliki magnitude
dan arah. Contoh besaran skalar meliputi panjang, massa, waktu, suhu, dan kecepatan
(kecepatan skalar). Dalam representasinya, besaran skalar hanya diwakili oleh nilai
numerik tanpa perlu menunjukkan arah tertentu. Misalnya, jika kita mengukur
panjang sebuah meja, kita hanya tertarik pada nilai panjangnya, tanpa memperhatikan
arahnya. Dalam hal ini, panjang meja adalah contoh besaran skalar.
Keistimewaan besaran skalar adalah kemampuannya untuk memberikan
informasi tentang jumlah atau besar suatu fenomena tanpa memperhitungkan arahnya.
Besaran skalar sangat berguna dalam berbagai bidang ilmu, termasuk matematika,
fisika, ekonomi, dan sebagainya. Pentingnya besaran skalar terletak pada
kemampuannya untuk menyederhanakan analisis dan perhitungan, terutama dalam
kasus di mana arah tidak menjadi pertimbangan utama. Misalnya, dalam menghitung
jarak tempuh kendaraan, kita hanya memperhatikan nilai total jarak yang ditempuh
tanpa memperhitungkan arah perjalanan. Oleh karena itu, keberadaan besaran skalar
membantu kita dalam menyederhanakan pemodelan dan analisis dalam berbagai
situasi.
B. Sistem Koordinat
Koordinat adalah cara untuk menentukan posisi atau lokasi suatu titik dalam
ruang. Sistem koordinat yang paling umum digunakan adalah sistem koordinat
kartesian, di mana titik-titik dalam ruang dinyatakan oleh pasangan angka yang
disebut koordinat. Dalam sistem koordinat kartesian tiga dimensi, setiap titik dalam
ruang dinyatakan oleh tiga koordinat, yaitu koordinat x, y, dan z. Sistem koordinat
dibagi menjadi dua yaitu sistem koordinat 2 dimensi dan sistem koordinat 3 dimensi.
3. Bangun Ruang
A. Kubus
Rumus-rumus yang berkaitan dengan kubus adalah sebagai berikut:
Contoh soal:
Hitunglah volume bola jika luas permukaan bola adalah 5.544 cm.
Jawaban:
Pertama-tama, carilah jari-jari bola.
Setelah itu, barulah mencari volume bola dengan menggunakan rumus volume
bola.
Angka 5.544 adalah angka yang bisa dibagi 7 karena 5.544 : 7 = 792.
Maka π yang akan digunakan adalah 22/7.
Setelah mengetahui jari-jari bola, kita bisa menghitung volume bola dengan cara:
V = (4/3) πr³
V = 4/3 x π x r³
V = 4/3 x 22/7 x 213 V = 4/3 x 22/7 x (21 x 21 x 21)
V = 4/3 x 22/7 x 9.261
V = 4/3 x 29.106
V = 38.808 cm³
C. Tabung
Volume tabung adalah π r² t, dan luas permukaannya adalah 2π r t + 2π r²
Contoh soal:
Sebuah tabung memiliki jari-jari 5 cm dan tinggi 10 cm. Hitunglah volume
tabung tersebut.
Diketahui: r = 5 cm h = 10 cm
Rumus volume tabung: V = π x r² x h
Substitusikan nilai yang diketahui ke dalam rumus:
V = π x (5)² x (10)
V = 3,14 x 250
V = 785 cm³
C. Teorema Divergensi, Curl, dan Stokes
1. Teorema Divergensi
Teorema divergensi adalah bahwa divergensi memungkinkan pengukuran
keluar bersihnya aliran fluks dari suatu wilayah dalam ruang tiga dimensi. Total
keluar bersih dari semua elemen volume dalam wilayah tersebut, yang dihitung
menggunakan divergensi, harus sama dengan total aliran keluar dari wilayah tersebut,
yang dihitung menggunakan fluks yang melintasi permukaan tertutup yang
mengelilingi wilayah tersebut. Pernyataan yang lebih formal dari teorema ini
dirumuskan dalam bentuk matematis yang terstruktur.
2. Teorema Curl
Bila sebuah vektor V (x,y,z) = V1i+V2j+V3k terdefinisi dan dapat dihitung turunan
pada setiap titik (x,y,z) maka curl dari V, didefinisikan oleh:
Sifat Teorema Curl
Jika F(x,y,z) dan G(x,y,z) adalah fungsi vektor-vektor yang kontinu dan diferensial
terhadap x, y, dan z, dan f(x,y,z) adalah fungsi skalar yang kontinu dan diferensial
terhadap x, y, dan z, dan a adalah bilangan real, maka berlaku:
3. Teorema Stokes
Teorema Stoke menyatakan bahwa “integral permukaan ikal suatu fungsi pada
permukaan yang dibatasi oleh permukaan tertutup sama dengan integral garis fungsi
vektor tertentu di sekitar permukaan tersebut”.
Di mana,
C = Kurva tertutup.
S = Setiap permukaan yang dibatasi oleh C.
F = Medan vektor yang komponen-komponennya mempunyai turunan kontinu
padadaerah terbuka R 3 yang mengandung S.