Anda di halaman 1dari 39

Physics 1 – Lecture 3

Motion in One Dimension


This lecture will discuss several topics
related to motion in one dimension.
Mohamad Zaenudin, S.Pd., M.Sc.Eng.
1
REVIEW SISTEM KOORDINAT

2
Sistem Koordinat
Banyak aspek fisika yang berhubungan dengan lokasi di suatu
raung, yang membutuhkan definisi sistem koordinat. Sebuah titik
pada garis dapat ditemukan dengan satu koordinat, satu titik
dalam bidang dengan dua koordinat, dan titik dalam ruang
dengan tiga koordinat.

3
Sistem Koordinat
Sistem koordinat yang digunakan untuk menentukan lokasi di
suatu ruang terdiri dari:
1. Titik referensi tetap 𝑂, disebut titik asal;
2. Satu set sumbu tertentu, atau arah, dengan skala dan label
yang sesuai pada sumbu tersebut;
3. Petunjuk tentang pelabelan suatu titik dalam ruang relatif
terhadap asal dan sumbu;

4
Sistem Koordinat
• Salah satu sistem koordinat yang mudah digunakan dan umum
digunakan adalah sistem koordinat Kartesius, kadang-kadang
disebut sistem koordinat persegi panjang. Sistem seperti itu dalam
dua dimensi diilustrasikan pada Gambar 1. Titik sembarang dalam
sistem ini diberi label dengan koordinat (x, y).
• Sebagai contoh, titik P pada gambar memiliki koordinat (5, 3). Jika
kita mulai dari titik awal 𝑂, kita bisa mencapai P dengan bergerak 5
meter secara horizontal ke kanan dan kemudian 3 meter ke atas
secara vertikal.

5
Gambar 1
6
Sistem Koordinat
𝑥 positif biasanya dipilih sebagai ke arah kanan dari asal dan
positif 𝑦 ke atas dari asalnya, tetapi dalam dua dimensi pilihan ini
sebagian besar tergantung pada selera. (Namun, dalam tiga
dimensi, ada koordinat "tangan kanan" dan "tangan kiri", yang
menyebabkan perbedaan tanda minus dalam operasi tertentu.
Ini akan ditangani sesuai kebutuhan.)

7
Sistem Koordinat
• Terkadang lebih mudah untuk menemukan titik dalam ruang dengan
koordinat kutub bidangnya (r, 𝜃), seperti pada Gambar 2. Dalam sistem
koordinat ini, asal O dan garis referensi dipilih seperti yang ditunjukkan.
Sebuah titik kemudian ditentukan oleh jarak 𝑟 dari titik asal ke titik 𝑂 dan
oleh sudut 𝜃 antara garis acuan dan garis yang ditarik dari titik asal ke titik.
• Garis referensi standar biasanya dipilih sebagai sumbu 𝑥 positif dari sistem
koordinat Kartesius. Sudut 𝜃 dianggap positif jika diukur berlawanan arah
jarum jam dari garis referensi dan negatif jika diukur searah jarum jam.

8
Gambar 2

9
Sistem Koordinat
• Sebagai contoh, jika sebuah titik ditentukan oleh koordinat
kutub 3 m dan 60°, kita menempatkan titik ini dengan
bergerak keluar 3 m dari titik asal pada sudut 60° di atas
(berlawanan arah jarum jam dari) garis referensi. Sebuah titik
yang ditentukan oleh koordinat kutub 3 m dan 260° terletak 3
m dari titik asal dan 60° di bawah (searah jarum jam dari) garis
referensi.

10
Trigonometri
Perhatikan segitiga siku-siku yang ditunjukkan pada Gambar 3, di
mana sisi 𝑦 berlawanan dengan sudut 𝜃, sisi 𝑥 berbatasan
dengan sudut 𝜃, dan sisi 𝑟 adalah sisi miring segitiga. Fungsi
trigonometri dasar yang ditentukan oleh segitiga semacam itu
adalah rasio panjang sisi-sisi segitiga. Hubungan ini disebut
fungsi sinus (sin), cosinus (cos), dan tangen (tan).

11
Trigonometri
Dalam hal 𝜃, fungsi trigonometri dasarnya adalah sebagai berikut:
Gambar 3
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔 𝜃 𝑦
sin 𝜃 = =
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑟

𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝜃 𝑥
sin 𝜃 = =
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑟

𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑤𝑎𝑛𝑎𝑛 𝜃 𝑦
tan 𝜃 = =
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝜃 𝑥
12
Trigonometri
Misalnya, jika sudut 𝜃 sama dengan 30°, maka rasio 𝑦 terhadap 𝑟
selalu 0,50; yaitu, sin 30° = 0,50. Perhatikan bahwa fungsi sinus,
cosinus, dan tangen adalah besaran-besaran tanpa satuan karena
masing-masing mewakili rasio dua panjang.
Hubungan penting lainnya, yang disebut dengan teorema Pythagoras,
yaitu ada di antara panjang sisi-sisi dari suatu segitiga:

𝑟2 = 𝑥2 + 𝑦2

13
Contoh: Sistem Koordinat
Contoh: Gambar 4

(a) Koordinat kartesian (segi panjang)


suatu titik pada bidang 𝑥𝑦 adalah
𝑥, 𝑦 = −3.5 𝑚, −2.5 𝑚 ,
sebagaimana ditunjukan pada
Gambar 4. Temukan koordinat
kutub titik tersebut!

14
Contoh: Sistem Koordinat
(a) Konversi koordinat kartesian ke koordinat kutub:

• Ambil akar kuadrat dari kedua buah sisi untuk menemukan koordinat
sudutnya.

𝑟= 𝑥2 + 𝑦2 = −3.5 𝑚 2 + −2.5 𝑚 2 = 4.3 𝑚

• Gunakan fungsi tangen untuk menemukan sudutnya dengan inverse


tangen, tambahkan 180° karena sudutnya sebenarnya ada pada kuadran
ketiga.

15
Contoh: Sistem Koordinat
(a) Konversi koordinat kartesian ke koordinat kutub:

𝑦 −2.5 𝑚
tan 𝜃 = = = 0.714
𝑥 −3.5 𝑚

𝜃 = tan−1 (0.714) = 35.5° + 180° = 216°

Jadi, konversi ke koordinat kutubnya adalah r, 𝜃 = (4.3 𝑚, 216°)

16
Contoh: Sistem Koordinat
(b) Konversikan 𝑟, 𝜃 = (5.0 𝑚, 37.0°) terhadap koordinat kartesiannya!

• Gunakan definisi trigonometri.

𝑥 = 𝑟 cos 𝜃 = 5.0 𝑚 cos 37.0° = 3.99 𝑚

𝑦 = 𝑟 sin 𝜃 = 5.0 𝑚 sin 37.0° = 3.01 𝑚

Jadi, konversi ke koordinat kartesiannya adalah 𝑥, 𝑦 = (3.99 𝑚, 3.01 𝑚)

17
MOTION IN ONE DIMENSION

18
Perpindahan
Gerak melibatkan perpindahan suatu benda dari satu tempat dalam ruang
dan waktu ke tempat lain. Mendeskripsikan gerakan membutuhkan beberapa
sistem koordinat yang memudahkan dan asal yang ditentukan. Suatu
kerangka acuan adalah pilihan sumbu koordinat yang menentukan titik awal
untuk mengukur kuantitas apa pun, langkah pertama yang penting dalam
menyelesaikan hampir semua masalah dalam mekanika. Misalnya, sebuah
mobil bergerak sepanjang sumbu 𝑥 (Gambar 5). Koordinat mobil setiap saat
menggambarkan posisinya di ruang dan, yang lebih penting, perpindahannya
pada waktu tertentu.

19
Gambar 5
20
Perpindahan
Perpindahan ∆𝑥 suatu objek didefinisikan sebagi perpindahan posisi yang
diberikan oleh persamaan berikut

∆𝑥 = 𝑥𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑥𝑎𝑤𝑎𝑙

Satuan SI = m

di mana 𝑥𝑎𝑤𝑎𝑙 adalah posisi awal mobil sedangkan 𝑥_𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 adalah posisi akhir
mobil.

21
Perpindahan
Kita akan menggunakan huruf Yunani delta, Δ, untuk menyatakan perubahan
pada perubahan besaran fisika apapun. Dari definisi perpindahan, kita lihat
bahwa Δ𝑥 (dibaca “delta eks”) adalah positif jika 𝑥𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 lebih besar dari 𝑥𝑎𝑤𝑎𝑙 ,
dan akan menjadi negative jika 𝑥𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 lebih kecil dari 𝑥𝑎𝑤𝑎𝑙 .
Karena perpindahan memiliki besaran (ukuran) dan arah, maka perpindahan ini
disebut besaran vektor, begitu pula kecepatan dan percepatan. Secara umum,
besaran vektor dicirikan dengan memiliki besaran dan arah. Sebaliknya, besaran
skalar memiliki besaran, tetapi tidak memiliki arah. Besaran skalar seperti massa
dan suhu sepenuhnya ditentukan oleh nilai numerik dengan satuan yang sesuai;
tidak ada arah yang terlibat.

22
Kecepatan & Kelajutan
• Dalam penggunaan sehari-hari istilah laju dan kecepatan dapat dipertukarkan.
Namun, dalam fisika, ada perbedaan yang jelas di antara keduanya: kelajuan
adalah besaran skalar, yang hanya memiliki besaran, sedangkan kecepatan
adalah vektor, yang memiliki besaran dan arah.
• Mengapa kecepatan harus menjadi vektor? Jika Anda ingin pergi ke sebuah
kota yang berjarak 70 km dalam waktu satu jam, tidaklah cukup untuk
berkendara dengan kecepatan 70 km/jam; Anda juga harus berjalan ke arah
yang benar. Itu jelas, tetapi ini menunjukkan bahwa kecepatan memberikan
informasi yang jauh lebih banyak daripada kecepatan, seperti yang akan
dibuat lebih tepat dalam definisi formalnya.

23
Kecepatan
• Kelajuan rata-rata suatu benda selama interval waktu tertentu adalah
panjang lintasan yang dilaluinya dibagi dengan total waktu yang telah
berlalu:

𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛
𝐾𝑒𝑙𝑎𝑗𝑢𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 ≡
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ

Satuan SI = m/s

24
Kecepatan
Dalam symbol persamaan ini boleh juga ditulis 𝑣 = 𝑑/𝑡, di mana 𝑣 adalah
kelajuan rata-rata (bukan kecepatan rata-rata), 𝑑 adalah panjang lintasan, dan
𝑡 adalah waktu tempuh selama pergerakan. Panjang lintasan juga sering
disebut dengan “jarak total”, namun hal ini bisa menimpulkan salah persepsi,
terutama perihal keterkaitannya antara jarak dan perpindahan.
Kelajuan yaitu perbandingan antara jarak yang ditempuh dengan selang
waktu yang diperlukan benda. Sedangkan Kecepatan adalah perpindahan
suatu benda dibagi selang waktunya.

25
Kecepatan
Tidak seperti kelajuan rata-rata, kecepatan rata-rata adalah besaran vektor,
memiliki besaran dan arah. Pertimbangkan kembali mobil yang bergerak
sepanjang suatu jalan (sumbu 𝑥). Posisi mobil awalnya adalah 𝑥𝑎𝑤𝑎𝑙 pada
suatu waktu 𝑡𝑎𝑤𝑎𝑙 dan kemudian ada pada posisi 𝑥𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 pada suatu waktu
𝑡𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 . Pada interval waktu Δ𝑡 = 𝑡𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑡𝑎𝑤𝑎𝑙 perpindahan mobilnya adalah
Δ𝑥 = 𝑥𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑥𝑎𝑤𝑎𝑙 .

26
Kecepatan
Kecepatan rata-rata 𝑣ҧ selama suatu interval waktu Δ𝑡 adalah perpindahan Δ𝑥
dibagi dengan Δt:

Δ𝑥 𝑥𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑥𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑣ҧ ≡ =
Δ𝑡 𝑡𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑡𝑎𝑤𝑎𝑙

Satuan SI = meter per detik (m/s)

27
Interpretasi Grafik dari Kecepatan
Jika sebuah mobil bergerak sepanjang sumbu 𝑥 dari A ke B ke C, dan
seterusnya, kita bisa menandai posisi dari titik-titik ini sebagai suatu fungsi
waktu sejak awaal pergerakannya. Hasilnya adalah grafik posisi vs. waktu
seperti terlihat pada Gambar 6.

28
Gambar 6
29
Kecepatan Sesaat
Kecepatan rata-rata tidak memperhitungkan detail tentang apa yang terjadi
selama selang waktu tertentu. Dalam perjalanan dengan mobil, misalnya, Anda
mungkin mempercepat atau memperlambat beberapa kali sebagai respons
terhadap lalu lintas dan kondisi jalan, dan pada kesempatan langka bahkan
menepi untuk mengobrol dengan petugas polisi tentang kecepatan Anda. Yang
paling penting bagi polisi (dan untuk keselamatan Anda sendiri) adalah kecepatan
mobil Anda dan arah yang dituju pada saat tertentu, yang bersama-sama
menentukan kecepatan sesaat mobil.
Jadi dalam mengemudikan mobil di antara dua titik, kecepatan rata-rata harus
dihitung selama selang waktu, tetapi besaran kecepatan sesaat dapat dibaca di
speedometer mobil.

30
Kecepatan Sesaat
Kecepatan sesaat 𝑣 adalah limit dari rata-rata kecepatan saat interval waktu
Δ𝑡 bernilai sangat kecil:

Δ𝑥
𝑣 ≡ lim
Δ𝑡→0 Δ𝑡

Satuan SI: (m/s)

31
Percepatan
Bepergian dari satu tempat ke tempat lain di mobil Anda, Anda jarang
melakukan perjalanan jarak jauh dengan kecepatan konstan. Kecepatan mobil
meningkat saat Anda menginjak pedal gas lebih keras dan menurun saat Anda
menginjak rem. Kecepatan juga berubah saat Anda mengitari kurva/belokan,
yang mengubah arah gerakan Anda. Perubahan kecepatan benda terhadap
waktu disebut percepatan.

32
Percepatan Rata-rata
Percepatan rata-rata 𝑎ത selama interval waktu Δ𝑡 adalah perubahan kecepatan
Δ𝑣 dibagi dengan Δ𝑡:

Δ𝑣 𝑣𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑣𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑎ത = =
Δ𝑡 𝑡𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑡𝑎𝑤𝑎𝑙

Satuan SI: meter perdetik per detik (𝑚/𝑠 2 )

33
Percepatan Sesaat
Nilai percepatan rata-rata sering kali berbeda dalam interval waktu yang berbeda,
jadi sebaiknya tetapkan percepatan sesaat, yang sejalan dengan kecepatan sesaat.
Percepatan sesaat 𝑎 adalah limit percepatan rata-rata selama interval waktu Δ𝑡
mendekati nol:

Δ𝑣
𝑎 ≡ lim
Δ𝑡→0 Δ𝑡

Satuan SI: meter per sekon per sekon (𝑚/𝑠 2 )


34
Diagram Pergerakan
Kecepatan dan percepatan terkadang membingungkan satu sama lain, tetapi
keduanya merupakan konsep yang sangat berbeda, seperti yang dapat
diilustrasikan dengan bantuan diagram gerak. Diagram gerak adalah
representasi dari objek yang bergerak pada interval waktu yang berurutan,
dengan vektor kecepatan dan percepatan yang digambarkan pada setiap
posisi, merah untuk vektor kecepatan dan ungu untuk vektor percepatan,
seperti pada Gambar 7. Interval waktu antara posisi yang berdekatan dalam
diagram gerak diasumsikan sama.

35
Gambar 7
36
Percepatan Sesaat
Diagram gerak dianalogikan dengan gambar yang dihasilkan dari foto stroboskopik
objek bergerak. Setiap gambar dibuat saat lampu sorot berkedip. Gambar 6
mewakili tiga set foto strobo mobil yang bergerak di sepanjang jalan lurus dari kiri
ke kanan. Interval waktu antara kedipan stroboskop sama di setiap diagram.
Dalam Gambar 7, gambar mobil memiliki jarak yang sama: Mobil bergerak
dalam jarak yang sama di setiap interval waktu. Artinya mobil bergerak dengan
kecepatan positif konstan dan memiliki percepatan nol. Panah merah memiliki
panjang yang sama (kecepatan konstan) dan tidak ada panah ungu (percepatan
nol).

37
ANY QUESTION?

38
Thank you..

39

Anda mungkin juga menyukai