NIM:21110122140162
Mata Kuliah: Hitung Perataan
Kelas: C
Tugas Hitung Perataan I
I. SISTEM PERSAMAAN LINEAR
Sistem persamaan linear merupakan salah satu bentuk persamaan aljabar dimana
persamaan-persamaan linear dihubungkan untuk membentuk suatu sistem. Dalam sistem
ini, setiap persamaan linear memiliki karateristik di mana setiap suku mengandung
konstanta atau perkalian konstanta dengan variabel tunggal. Suatu sistem persamaan
linear terdiri atas sejumlah berhingga persamaan linear dalam sejumlah berhingga
variabel. Proses penyelesaian sistem persamaan linear melibatkan pencarian nilai-nilai
variabel yang memenuhi semua persamaan linear yang ada.
Persamaan ini disebut linear karena hubungan matematisnya dapat
direpresentasikan sebagai garis lurus dalam sistem koordinat Kartesius. Dimana sistem
koordinat kartesius memberikan representasi grafis untuk setiap titik dalam bidang
dengan mengguanakan serangkaian koordinat numerik. Berikut ini adalah bentuk umum
sistem persamaan linear:
Sistem persamaan di atas telah linear. Dalam notasi matriks dan vektor:
Δ𝐻𝐴𝐼 = 𝐻1 -𝐻𝐴
Δ𝐻12 = 𝐻2 -𝐻1
Δ𝐻23 = 𝐻3 -𝐻2
Δ𝐻34 = 𝐻4 -𝐻3
Tinggi titik-titik 1,2,3, dan 4 adalah solusi dari sistem persamaan linier di atas.
III. KONSEP DASAR HITUNG KUADRAT TERKECIL
Metode kuadrat terkecil atau yang lebih dikenal dengan Least-Squares Method
merupakan suatu pendekatan matematika yang digunakan untuk menemukan parameter
atau model matematis yang paling sesuai dengan data pengukuran. Konsep dasar metode
kuadrat terkecil melibatkan minimasi jumlah kuadrat dari selisih antara nilai yang diukur
dan nilai yang diprediksi oleh model matematis. Hitung kuadrat terkecil dimaksudkan
untuk mendapatkan harga estimasi dari suatu parameter yang paling mendekati harga
yang sebenarnya dengan cara menentukan besaran yang tidak diketahui (parameter) dari
sekumpulan data ukuran yang mempunyai pengamatan lebih. Penyelesaian hitung
kuadrat terkecil dilakukan dengan mencari suatu nilai akhir yang unik dengan cara
tertentu sehingga jumlah kuadrat residualnya (𝑉 𝑇 𝑃𝑉) minimum, sehingga tidak mungkin
ada nilai hasil hitungan lain yang jumlah kuadrat residualnya (𝑉 𝑇 𝑃𝑉) lebih kecil.
Terdapat tiga metode yang dapat digunakan untuk penyelesaian hitung kuadrat terkecil,
yaitu:
1. Metode Kondisi
Dalam Metode Kondisi dibuat satu set persamaan independen yang
merupakan fungsi dari besaran-besaran pengukuran. Jumlah persamaan yang
dibentuk adalah jumlah pengamatan dikurangi syarat minimal pengamatan
r = n–u
Dengan,
r = banyaknya persamaan kondisi,
n = jumlah pengamatan,
u = syarat minimal pengamatan.
Adapun bentuk umum dari persamaan matriks metode kondisi: W + B.V =
0
2. Metode Parameter
Setiap persamaan yang dibentuk ditentukan oleh besarnya parameter.
Misalkan pada pengukuran jarak poligon, parameternya adalah koordinat titik
awal dan koordinat titik akhir dari jarak tersebut. Model matematis yang
menunjukkan pengamatan adalah fungsi dari parameter.
5. Penyelesaian matriks
6. Hasil penyelesaian
- Dengan menggunakan software MATLAB
- Diperoleh:
−0.125
14.175 0.025
X = [17.900] V = 0.025
15.825 0.125
[ [−0.150 ]]