Anda di halaman 1dari 30

BAB I

SISTEM KOORDINAT KARTESIUS

1. Deskripsi Singkat dan Relevansi


a. Deskripsi Singkat
Dalam matematika, Sistem koordinat Kartesius digunakan untuk menentukan tiap
titik dalam bidang dengan menggunakan dua bilangan yang biasa disebut koordinat
x(absis) dan koordinat y (ordinat) dari titik tersebut. Untuk mendefinisikan koordinat
diperlukan dua garis berarah yang tegak lurus satu sama lain (sumbu x dan sumbu y),
dan panjang unit, yang dibuat tanda-tanda pada kedua sumbu tersebut (perhatikan
gambar 1.1).

Gambar 1.1. Sistem Koordinat Kartesius.

Terdapat empat titik yang ditandai: (2,3) titik hijau, (-3,1) titik merah, (-1,5, -2,5) titik
biru dan (0,0) titik ungu. Kartesius dapat pula digunakan pada dimensi-dimensi yang
lebih tinggi, seperti 3 dimensi, dengan menggunakan tiga sumbu (sumbu x, y, dan z).
Dengan menggunakan sistem koordinat Kartesius, bentuk-bentuk geometri seperti
kurva dapat diekspresikan dengan persamaan aljabar. Sebagai contoh, lingkaran yang
berjari-jari 2 dapat diekspresikan dengan persamaan x² + y² = 4 (lihat Gambar 2).
Gambar 1.2. Sistem Koordinat Kartesius disertai lingkaran merah yang berjari-jari
2 yang berpusat pada titik asal (0,0). Persamaan lingkaran merah ini adalah
x2+y2=4

Istilah Kartesius digunakan untuk mengenang ahli matematika sekaligus filsuf dari


Prancis Descartes, yang perannya besar dalam menggabungkan aljabar dan geometri
(Cartesius adalah latinisasi untuk Descartes). Hasil kerjanya sangat berpengaruh
dalam perkembangan geometri analitik, kalkulus, dan kartografi. Ide dasar sistem ini
dikembangkan pada tahun 1637 dalam dua tulisan karya Descartes. Pada bagian
kedua dari tulisannya Discourse on the Method, ia memperkenalkan ide baru untuk
menggambarkan posisi titik atau objek pada sebuah permukaan, dengan
menggunakan dua sumbu yang bertegak lurus antar satu dengan yang lain. Dalam
tulisannya yang lain, La Géométrie, ia memperdalam konsep-konsep yang telah
dikembangkannya.

b. Relevansi
Penemuan koordinat kartesius pada abad ke-17 oleh Rene Descrates merevolusi
metematika dengan menyediakan hubungan sistematis pertama antara geometri
Euclidean dan aljabar. Dengan menggunakan sistem koordinat cartesius, bentuk-
bentuk geometris (seperti kurva) dapat digambarkan dengan persamaan Cartesius:
yaitu persamaan aljabar yang melibatkanb koordinat titik-titik yang terletak pada
bentuk. Misalnya, lingkaran jari-jari 2, yang berpusat pada titik asal bidang, dapat
digambarkan sebagai himpunan semua titik yang koordinatnya x dan y memenuhi
peramaan x2+y2=4.
Koordinat kartesius adalah dasar dari geometri analitik dan memberikan interpretasi
geometri yang mencerahkan untuk banyak cabang matematika lainnya seperti aljabar
linier, analisi kompleks, geometri diferensial, kalkulus multivariat, teori grup, dan
banyak lagi. Contoh yang umum adalah konsep grafik suatu fungsi. Koordinat kartesius
juga merupakan alat penting untuk sebagian besar disiplin ilmu terapan
yangberhubungan dengan geometri, termasuk astronomi, fisika, teknik, dan banyak
lagi. Mereka adalah sisitem koordinat yang paling umum digunakan dalam grafik
komputer, desain geometri berbantuan komputer dan pemrosesan data terkait
geometri lainnya.
Sistem koordinat Cartesian adalah sistem koordinat yang menentukan setiap titik
secara unik di pesawat dengan seperangkat koordinat numerik, yang merupakan jarak
yang ditandai ke titik dari dua garis yang berorientasi tegak lurus, diukur dalam satuan
panjang yang sama. Setiap garis referensi disebut sumbu koordinat atau hanya sumbu
(sumbu jamak) dari sistem, dan titik di mana mereka bertemu adalah asalnya, pada
titik (0,0). Koordinat juga dapat didefenisikan sebagai posisi proyeksi tegak lurus titik ke
dua sumbu, dinyatakan sebagai jarak yang ditandatangani dari titik asal.
Seorang dapat menggunakan prinsip yang sama untuk menentukan posisi suatu
titik dalam ruang tiga dimensi ooleh tiga koordinat kartesius, jarak yang
ditandatanganinya dengan tiga bidang yang saling tegak lurus (yang setara, sengan
proyeksi tegak lurus ke tiga garis yang saling tegak lurus). Secara umum, koordinat
cartesius (elemen dari ruang-n nyata) menentukan titik dalam ruang Euclidean
berdimensi-n untuk dimensi apapapun-n. Korrdinat ini sama, sampai tanda, dengan
jarak dari titik ke n hiperplanes yang saling tegak lurus.

2. Materi
a. Garis Bilangan
Persekutuan antara aljabar dengan geometri adalah membuat pengkaitan antara
bilangan dalam aljabar dengan titik dalam geometri. Coba perhatikan pengaitan antara
bilangan dan titik pada sebuah garis yang tidak terbatas pada kedua arahnya. Terlihat
pada gambar dibawah ini.

R O P Q

-3 -2 -1 0 1 2 3
Gambar 1.3. Sistem Koordinat Kartesius yang menunjukkan letak titik R, titik O, titik
P, dan titik Q
Titi O disebut titik pusat yaitu dikaitkan dengan dengan bilangan 0 dan titik P yang
terletak di sebelah kanan O dikaitkan dengan bilangan satuan. Suatu garis yang titik-
titik garisnya dikaitkan dengan bilangan- bilangan real disebut garis bilangan.
Bilangan yang menyatakan suatu titik yang diberikan dinamakan koordinat titik dan
titik itu sendiri disebut grafik dari bilangan 1.

B. Koordinat Kartesius
Sistem koordinat Kartesius digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang
dengan menggunakan dua bilangan yang biasa disebut koordinat x (absis) dan
koordinat y (ordinat) dari titik tersebut. Untuk mendefinisikan koordinat diperlukan dua
garis ke arah yang tegak lurus satu sama lain (sumbu x dan sumbu y), dan panjang
unit, yang dibuat tanda- tanda pada kedua sumbu tersebut. Sistem koordinat
Kartesius dapat pula digunakan pada dimensi-dimensi yang lebih tinggi, seperti 3
dimensi, dengan menggunakan tiga sumbu (sumbu x, y, dan z).

Gambar 1.4. Dua garis tegak lurus satu sama lain (sumbu x dan sumbu y)

Contoh koordinat kartesius :


Berpusat pada titik asal (0,0). Persamaan lingkaran merah ini adalah x² + y² = 4.
Dengan menggunakan system koordinat Kartesius, bentuk-bentuk geometri seperti
kurva dapat diekspresikan dengan persamaan aljabar. Sebagai contoh lingkaran yang
berjari-jari 2 dapat diekspresikan dengan persamaan x² + y² = 4

1
Hendarto cahyono, geometri analitik bidang, (malang : universitas muhammadiyah malang, 2019)
hal. 1-2
Gambar 1.5. Sistem Koordinat Kartesius disertai lingkaran merah yang berjari-jari 2 yang
berpusat pada titik asal (0,0). Persamaan lingkaran merah ini adalah x2+y2=4

c. Sistem Koordinat Dua Dimensi (Bidang)


Sistem Koordinat Kartesius dalam dua dimensi umumnya didefinisikan dengan
dua sumbu yang saling bertegak lurus antar satu dengan yang lain, yang keduanya
terletak pada satu bidang (bidang xy). Sumbu horizontal diberi label x, dan sumbu
vertical diberi label y. Pada system koordinat tiga dimensi, ditambahkan sumbu yang
lain yang sering diberi label z. Sumbu-sumbu tersebut orthogonal antar satu dengan
yang lain, satu sumbu dengan sumbu lain bertegak lurus).
Titik pertemuan antara kedua sumbu, titik asal, umumnya diberi label 0. Setiap
sumbu juga mempunyai besaran panjang unit, dan setiap panjang tersebut diberi
tanda dan ini membentuk semacam grid. Untuk mendeskripsikan suatu titik tertentu
dalam system koordinat dua dimensi, nilai x ditulis (absis), lalu diikuti dengan nilai y
(ordinat).Dengan demikian, format yang dipakai selalu (x,y) dan urutannya tidak
dibalik-balik.
Pada bidang koordinat biasanya disepakati aturan sebagai berikut :
 Sumbu-sumbu koordinat diambil tegak lurus satu sama lain
 Sumbu x adalah garis mendatar( horizontal) dengan koordinat positif arah
kanan dari titik pusat dan sumbu y adalah garis vertical dengan koordinat
positive kearah atas dari titik pusat koordinat.
 Digunakan skala yang sama pada keduaa sumbu koordinat.2

2
Ibid. hlm 3
Gambar 1.6. Empat kuadran pada sistem koordinat kartesius

Nah pada gambar diatas, terdapat Keempat kuadran sistem koordinat Kartesius.
Panah yang ada pada sumbu berarti panjang sumbu nyata terhingga pada arah
panah tersebut. Pilihan huruf-huruf didasari oleh konvensi, yaitu huruf-huruf yang
dekat akhir (seperti x dan y) digunakan untuk menandakan variable dengan nilai yang
tak diketahui, sedangkan huruf-huruf yang lebih dekat awal digunakan untuk
menandakan nilai yang diketahui.
Sebagai contoh, pada Gambar diatas titik P berada pada koordinat (3,5). Karena
kedua sumbu bertegak lurus satu sama lain, bidang x dan y terbagi menjadi empat
bagian yang disebut kuadran, yang pada Gambar 2 ditandai dengan angka I, II, III,
dan IV. Menurut konvensi yang berlaku, keempat kuadran diurutkan mulai dari yang
kanan atas (kuadran I), melingkar melawan arah jarum jam (Gambar 3). Pada
kuadran I, kedua koordinat (x dan y) bernilai positif. Pada kuadran II, koordinat x
bernilai negatif dan koordinat y bernilai positif. Pada kuadran III, kedua koordinat
bernilai negatif, dan pada kuadran IV, koordinat x bernilai positif dan y negatif (lihat
tabel dibawah ini).
Kuadran Nilai x Nilai y
I >0 >0
II <0 >0
III <0 <0
IV >0 <0
Tabel 1.1. Nilai x dan y pada keempat kuadran sistem koordinat kartesius

d. Sistem Koordinat Tiga Dimensi (Ruang)


Andaikan kita ingin menggambarkan koordinat suatu titik (6,2,3). Caranya,
lakukanlah langkah-langkah berikut ini.
 Gambarlah tiga buah garis yang saling tegak lurus. Garis pertama dibuat mendatar
(horizontal) dan beri nama sumbu Y. Garis kedua dibuat tegak (vertikal) dan beri
nama sumbu Z. Sedangkan garis ketiga dibuat miring memotong kedua sumbu Y
dan sumbu Z dan diberi nama sumbu X.
 Beri nama titik 0 pada perpotongan ke tiga sumbu tersebut. Titik 0 ini sering disebut
dengan titik asal atau titik awal atau titik pusat (0,0).
 Dari titik 0 pada sumbu X yang mengarah miring ke anda, pada sumbu Y ke kanan,
dan pada sumbu Z ke atas disebut arah positif, maka tulis bilangan real positif
1,2,3,........ dengan jarak yang sama. Dari titik 0 pada sumbu X yang miring
berlawanan arah dengan Anda, pada sumbu Z ke bawah, dan pada sumbu Y ke kiri
disebut arah negatif, maka tulis pula bilangan real negatif 0,-1,-2,-3,….. dengan
jarak yang sama juga. (Bolehkah satuan jarak bilangan antara sumbu berbeda?
Jawabannya boleh. Kenapa?)
 Letakkan pena Anda pada bilangan 6 di sumbu X, lalu jalankan pena tersebut ke
kanan sejajar dengan sumbu Y sejauh 2 satuan. Selanjutnya jalankan pena Anda
tersebut ke atas sejauh 3 satuan.
 Dari langkah tersebut maka titik terakhir pada pena Anda tersebut adalah
merupakan tempat atau posisi dari titik T(6,2,3). Seperti Gambar dibawah ini.

Gambar 1.7. Letak titik T(6,2,3) pada sistem koordinat kartesius ruang (dimensi 3)

Misalkan sebuah titik di ruang dinyatakan dengan titik T(x,y,z). Bilangan x pada
T(x,y,z) disebut absis titik T(x,y,z) yang menyatakan jarak titik T(x,y,z) ke bidang Y0Z.
Bilangan y pada T(x,y,z) disebut ordinat titik T(x,y,z) yang menyatakan jarak titik
T(x,y,z) ke bidang X0Y. Bilangan z pada T(x,y,z) disebut aplikat titik T(x,y,z) yang
menyatakan jarak titik T(x,y,z) ke bidang X0Y. Ketiga sumbu X, sumbu Y, dan sumbu Z
membagi ruang atas tiga bidang koordinat, yaitu bidang X0Y yang dibentuk oleh
perpotongan sumbu X dengan sumbu Y, bidang X0Z yang dibentuk oleh perpotongan
sumbu X dengan sumbu Z, dan bidang Y0Z yang dibentuk oleh perpotongan sumbu Y
dengan sumbu Z. Gambar 1.8 adalah satu bentuk penggambaran ke tiga sumbu
koordinat di ruang dimensi tiga.

Gambar 1.8. SIstem Koordinat Kartesius di Ruang

Ketiga bidang X0Y, X0Z, dan Y0Z membagi ruang menjadi 8 bagian atau daerah
yang masing-masing disebut oktan. Suatu titik T(x,y,z) di ruang dimensi tiga dikatakan
terletak pada:
 Oktan I : jika absis x >0, ordinat y >0 , dan aplikat z >0 atau

{ T ( x , y , z)|x >0 , y> 0 , z >0 }.


 Oktan II : jika absis x <0, ordinat y >0 , dan aplikat z >0 atau

{ T ( x , y , z)|x <0 , y> 0 , z >0 }.


 Oktan III : jika absis x <0, ordinat y <0 , dan aplikat z >0 atau

{ T ( x , y , z)|x <0 , y< 0 , z >0 }.


 Oktan IV : jika absis x >0, ordinat y <0 , dan aplikat z >0 atau

{ T ( x , y , z)|x >0 , y< 0 , z >0 }.


 Oktan V : jika absis x >0, ordinat y >0 , dan aplikat z <0 atau

{ T ( x , y , z)|x >0 , y> 0 , z <0 }.


 Oktan VI : jika absis x <0, ordinat y >0 , dan aplikat z <0 atau

{ T ( x , y , z)|x <0 , y> 0 , z <0 }.


 Oktan VII : jika absis x <0, ordinat y <0 , dan aplikat z <0 atau

{ T ( x , y , z)|x <0 , y< 0 , z <0 }.


 Oktan VIII : jika absis x >0, ordinat y <0 , dan aplikat z <0 atau

{ T ( x , y , z)|x >0 , y< 0 , z <0 }.

Gambar 1.9. Pembagian Bidang Sistem koordinat kartesius di ruang

Contoh Koordinat Kartesius Ruang :


Gambarlah sumbu-sumbu koordinat dan gambarlah titik-titik dengan koordinat A(3,2,-
2), B(-2,4,-3), C(-4,2,1), D(-2,-3,2), serta tuliskan koordinat-koordinatnya di samping
titik-titik tersebut.
Jawaban :
Gambar 1.10. Jawaban contoh koordinat kartesius ruang.3
e. Persamaan Bidang Rata Sejajar Bidang Koordinat
Untuk menentukan persamaan bidang rata sejajar bidang koordinat lakukanlah
langkah-langkah berikut ini.

1. Buatlah 8 titik pada ruang sehingga titik titk tersebut merupakan titik-titik susut dari
balok T (ABCDEFGH), dimana titik titik tersebut bercirikan sebagai berikut :
a. Titik A ( x , 0, 0) yang mempunyai ordinat y = 0 dan aplikat Z = 0 sehingga titik
tersebut berada pada sumbu X.
b. Titik B ( x ,y , 0) yang mempunyai aplikat Z = 0, sehingga titik tersebut berada pada
bidang XOY
c. Titik C ( 0, y, 0) yang mempunyai absis x = 0 dan aplikat Z = 0, sehingga titik
tersebut berada pada sumbu Y.
d. Titik D ( 0, 0, 0), yang mempunyai x = y = z = 0, sehingga titik tersebut berada pada
titik asal.
e. Titik E ( x , 0, z), yang mempunyai y= 0, sehingga titik tersebut berada pada bidang
XOZ
f. Titik f ( x , y , z ), yang titik tersebut sejajar sumbu Y dengan titik E dan tegak lurus
sumbu Z dengan titik B sehingga titik tersebut sama panjang dengan garis AE
g. Titik G( 0 , y, z) yang mempunyai x =0, sehingga titik tersebut berada pada bidang
YOZ
h. Titik H(0, 0, z) yang mempunyai x = y = 0 sehingga titik tersebut berada pada
sumbu Z.
2. Dari ciri ciri titik diatas anda dapat menggambar sebuah balok bukan ?
3. Coba bandingkan hasil gambar yang ada buat dengan gambar teman di samping
anda, apakah sama atau berbeda ?

Contoh Masalah :
Gambarkanlah titik F (-4, 2, 1) serta tulisakn koordinat koordinat yang lain tersebut.

Penyelesaian :
Diskusikan dengan teman kelompok anda hasil temuan dibawah ini. coba anda
perhatikan dan pahami, serta apakah anda punya teman lain terhadap masalah tersebut ?
jika ada tuliskan dalam lembar kegiatan kelompok anda. Sesuai dengan kegiatan 1.3 kita
dapat menyelesaikan contoh masalah tersebut dengan memperhatikan langkah langkah
yang ada pada penjelasan sehingga diperoleh sebuah gambar balok seperti dibawah ini.

3
Alfi Yunita, Modul Geometri Analitik, (Padang: CV. Rumahkayu Pustaka Utama, 2017), hal. 11-15
Gambar 1.11. Jawaban contoh koordinat kartesius.4

f. Jarak Suatu Titik Pada Sistem Koordinat


1. Jarak Antara Dua Titik di Bidang
Agar anda dapat memahami bagaimana cara menentukan jarak dua titik di bidang,
bacalah ilustrasi di bawah ini.

Perhatikan gambar ilustrasi 1.12 berikut !

Gambar 1.13. Tiga anak berdiri membentuk segitiga siku-siku

Pada gambar 1.13 tersebut pernahkah anda mengukur berapa jarak antara orang A
dengan orang B? Untuk menjawab pertanyaan ilustrasi 1.13 tersebut anda bisa
menggunakan rumus jarak antara dua titik di bidang. Kita misalkan anak yang
mengoper bola adalah titik P(x1.y1) dan anak yang menerima bola adalah Q(x2,y2).
Untuk menemukan rumus jarak anatara dua titik tersebut, lakukanlah kegiatan dibawah
ini.

4
Alfi Yunita, Modul Geometri Analitik, (Padang: CV. Rumahkayu Pustaka Utama, 2017), hal. 15
Menentukan jarak antara dua titik di bidang

Untuk menentukan jarak antara titik P(x1.y1) dan Q(x2,y2) lakukanlah langkah-
langkah berikut ini.

1. Buatlah sisitem koordinat kartesiuis pada bidang XY (dimensi 2).


2. Buatlah tiga buah titik berupa segitiga siku-siku.
3. Beri nama segitiga tersebut segitiga PQR, di mana titik tersebut yaitu titik P yaitu
titik P(x1.y1), titik Q yaitu Q(x2,y2) dan titik R adalah titik R(x2,y1) atau R(x1,y2) dengan
titik R sebagai titik sudut siku-siku.
4. Kita akan peroleh
|PR|=|x 2−x 1|
|RQ|=| y 2− y 1|
5. Karena ∆PQR merupakan segitiga siku-siku dari R maka kita bisa menggunakan
Teorema Phytagoras yaitu:

|PQ|2=|PR|2+|RQ|2
2
|PQ| =( x 2−x 1 )2 + ( y 2− y 1 )2
2 2

PQ= ( x 2−x 1 ) + ( y 2− y 1 )
6. Sehingga kita peroleh jarak anatara titik P(x1.y1) ke Q(x2,y2) adalah
2 2
7. PQ= √ ( x −x ) + ( y − y )
2 1 2 1
...(1)

Dari kegiatan tersebut anda telah memperoleh rumus jarak antara dua buah titik
dibidang, selanjutnya pelajarilah contoh beikut ini.

Contoh :

Tentukan jarak anatara titik A(4, -7) dan B (-1, 5)

Penyelesaian:

Diskusikan dengan teman sekelompok anda hasil temuan di bawah ini. Coba anda
perhatikan dan pahami, serta adakah anda punya temuan lain terhadap masalah
tersebut? Jika ada tuliskan dalam lembar kegiatan kelompok anda.

Dari kegiatan diatas kita dapat menyelesaikan contoh permasalahan dengan


menggunakan rumus pada persamaan (1) tersebut, sehingga diperoleh:
2 2

AB= ( x 2−x 1 ) + ( y 2− y 1 )

2
AB= (−1−4 )2 + ( 5−(−7))

AB=√ 25−144
AB=√ 169

AB=13

Jadi, jarak anatara titik A kle B adalah 13.

2. Jarak Antara Dua Titik di Ruang


Lakukan kegiatan di bawah ini agar anda dapat menentukan jarak dua titik di ruang.
Menentukan jarak dua titik di ruang
Untuk menentukan jarak anatara titik P=( x1 , y 1 , z 1 , ) dan P=( x2 , y 2 , z 2 , ) lakukanlah
langkah-langkah berikut ini.
1. Buatlah sisitem koordinat kartesius pada bidang XYZ (dimensi 3).
2. Buatlah bangun datar berupa balok, yang semua titik tersebut berada pada oktan 1.
3. Beri nama balok tersebut dengan titik ABCDEF dengan titik P terhubung pula
dengan titik B dan titik Q.
4. Kita akan memperoleh
|PA|=|x 2−x 1|
| AB|=| y 2− y 1|
|BQ|=|z 2−z 1|
5. Berdasarkan Teorema Phytagoras maka diperoleh PB 2=PA 2 + AB 2, karena QB ˔
bidang ABCP, berarti QB ˔ PB sehingga diperoleh:
PQ 2=PB 2+ BQ 2
PQ 2=PA 2 , AB2 , BQ 2
PQ 2=( x 2−x 1 )2+ ( y 2− y 1 )2 + ( z 2−z 1 )2

6. Sehingga diperoleh jarak anatara titik P=( x1 , y 1 , z 1 , ) dan P=( x2 , y 2 , z 2 , ) adalah


2 2 2

PQ= ( x 2−x 1 ) + ( y 2− y 1 ) + ( z 2−z 1 ) ... (2)

7. Selanjutnya jika jarak anatara titik asal O (0,0,0) ke titik P=( x1 , y 1 , z 1 , ) maka diperoleh
persamaan :
2 2 2

OP= ( x 1−0 ) + ( y 1−0 ) + ( z 1−0 )

OP=√ x 12 + y 12 + z 12
Dari kegiatan tersebut anda telah memperoleh rumus jarak anatara dua buah titik di
ruang, selanjutnya pelajarilah contoh berikut ini.

Contoh :
Tentukanlah antara titik P(1,2,2) dan Q(3,5,4) pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.14. Balok pada ruang (dimensi 3)

Penyelesaian:

Diskusikan dengan teman kelompok anda hasil temuan di bawah ini. Coba anda
perhatikan dan pahami, serta adakah anda punya temuan lain terhadap masalah
tersebut? Jika ada tuliskan dalam lembar kegiatan kelompok anda.

Dari kegiatan diatas kita dapat menyelesaikan contoh permasalahan dengan


menggunakan rumus pada persamaan (2) tersebut, sehingga diperoleh:

Titik A (1,2,2) dan B (3,5,4)

Jarak PA = 2, jarak AB=3 dan jarak BQ = 2

PQ 2=PB2+ BQ 25

3. Koordinat Titik Yang Membagi Ruas Garis PQ Atas Perbandingan m : n


Pembagian ruas garis dalam bidang
Untuk menentukan koordinat suatu titik T yang terletak pada garis AB sehingga AT :
TB = m : n, maka ;
1. buatlah sistem koordinat kartesius dibidang XY (dimensi 2)
2. buatlah 3 titik ATB dengan A ¿dan B( X 2 , Y 2) dan T ( X t , Y t ) terletak pada garis AB
sehingga AT : TB = m :n, seperti pada gambar dibawah :

5
Alfi Yunita, Modul Geometri Analitik, (Padang: CV. Rumahkayu Pustaka Utama, 2017), hal. 23-26
Gambar. 1.15. Garis AB pada bidang (dimensi dua)
3. selanjutnya perhatikan ∆ T 1 T da n ∆ AT 1T sebangun dengan ∆ AB 1 Bmaka
mengakibatkan AT : AB=TT 1 :BB 1, Sehingga ;
m y− y 1
=
m+ n y2 − y 1
m ( y 2− y 1 )=( m+n ) ( y − y 1 )
m y 2−my1 =my−my1 +ny −ny 1
my+ ny=m y 2+ ny 1
( m+n ) y=m y 2+ ny 1
m y 2+ ny 1
y=
m+ n
4. selanjutnya dengan cara yang sama, AT : AB = AT 1 : AB 1,

m X −X 1
=
m+ n X 2−X 1
m ( X 2− X 1 )=( m+n ) ( X −X 1 )
m X 2−mX 1=mX −mX 1 +nX −nX 1
mX +nX=m X 2 +nX 1
( m+n ) X =m X 2+ nX 1
m X 2 +nX 1
X=
m+ n

5. dari langkah dan 4 diperoleh koordinat titik T adalah


m X 2 +nX 1 m y 2 +ny 1
T ( x , y )= ,
m+ n m+n

6. jika T’ berada ditengah-tengah garis AB maka T membagi AB atas perbandingan


m:n= 1: 1, sehingga diperoleh koordinat titik T adalah…
X 2+ X 1 y 2+ y 1
T ( x , y )= ,
2 2
Contoh penerapan :

Tentukan titik P yang terletak pada AB dengan A (-5, 1) dan B (3, -5) sehingga AP : PB
= 3: 5

Penyelesaian :

diketahui m = 3 dan n= 5, sehingga diperoleh :

m X 2+ nX 1 m y 2+ ny 1
p ( m+n
,
m+n )
p¿

p ( −168 , −108 )
−5
(
p −2 ,
4 )
Pembagian ruas garis di ruang

Untuk menentukan koordinat suatu titik R yang terletak pada garis PQ sehingga
PR :RQ = m : n, maka ;

1. Buatlah sistem koordinat kartesius dibidang XYZ (dimensi )


2. Buatlah dua buah titik sembarang yaitu titik P( x 1 , y 1 , z 1 ¿ dan Q x 2 , y 2 , z 2 ¿. Titik R
terletak pada garis PQ sedemikian sehingga PR : RQ = m : n, seperti gambar
dibawah :

Gambar 1.16. Titik R sebagai titik porong PQ dan AB


3. Proyeksikan garis PQ terhadap bidang XOY dengan hasil proyeksinya P’Q’
4. Buat garis yang melalui R sejajardengan P’Q’ (AB// P’Q’)
5. Selanjutnya perhatikan ∆ PAR daan ∆ BQR karena ∆ PAR sebangun dengan ∆ BQR
maka mengakibatkan PA :BQ =PR : RQ , Sehingga ;
z R−z 1 m
=
z2 −z R n
m ( z2 −z R ) =n ( z R −z1 )
m z 2−m z R =n z R −n z1
m z R +n z R =m z 2 +n z 1
z R ( m+n ) =m z 2 +n z1
m z 2+ n z 1
zR =
m+ n
6. Dengan cara yang sama, jika garis PQ diproyeksikan ke bidang ZOX maka
diperoleh :

m y 2 +n y 1
y R=
m+n
7. Dan jika garis PQ di proyeksikan ke bidang YOZ maka diperoleh persamaan :

m x 2 +n x 1
y R=
m+n
8. Sehingga diperoleh koordinat titik R, aalah :

m x 2+ n x 1 m y 2 +n y 1 m z 2+ n z 1
R( x R , y R , z R )= , ,
m+ n m+n m+ n
9. Jika R’ berada ditengah-tengah garis PQ maka R membagi PQ atas perbandingan

x 2 + x 1 y 2 + y 1 z2 + z 1
m :n 1 : 1, sehingga iperoleh : ( x R , y R , z R ¿= , ,
2 2 2
10. Jika m : n = k, maka m = nk sehingga diperoleh koordinat titik R titik R adalah..

Kx 2+ x1 Ky2 + y 1 K z 2 + z 1
R( x R , y R , z R )= , ,
1+ K 1+ K 1+ K
CATATAN :
 Jika k > 0 maka R terletak anatara P dan Q
 Jika -1 < k < 0 maka R terletak di perpanjangan Qp
 Jika k = -1 maka tunjukkan suatu titik di tak berhingga
 Jika k < -1 maka R terletak di perpanjangan PQ
Contoh penerapan :
Tentukan koordinat titik R sehingga membagi PQ dengan P(-4, 2, 1): 1, Q(6, 4, 2)
dibagi atas -2 : 1
Penyelesaian :
Diketahui m= -2 dan n = 1.
Sehingga diperoleh :
m −2
k= = =−2
n 1
Kx2 + x 1 Ky 2+ y 1 K z 2+ z 1
R( 1+ K
,
1+ K
,
1+ K )
(−2 ) ( 6 ) +(−4) (−2 ) 4+ 2 (−2 ) 2+1
R( 1+(−2) , 1+(−2) , 1+(−2) )
R( −16 ,
−6 −3
−1 −1 ¿ −1 )
¿,

R (16, 6, 3)
Karena k = -2 berarti titik R terletak di perpanjangan PQ(pada pihak Q) 6

g. Penerapan Sistem Koordinat


Ada berbagai penerapan sistem koordinat kartesius ini, salah satunya adalah dalam
penentuan arah salat umat islam, berikut penjelasannya :

Aplikasi Sistem Koordinat Dalam Penentuan Arah Salat Umat Islam7


Berkenaan dengan perhitungan arah salat umat Islam, sebagaimana dijelaskan
sebelumnya dalam pendahuluan data utama yang paling dibutuhkan yaitu berkenaan
dengan posisi tempat, yaitu posisi Ka’bah yang menjadi pusat dari arah salat umat
Islam dan posisi tempat yang akan dilakukan perhitungan. Posisi tempat dalam sistem
astronomi ditunjukkan dengan Lintang dan Bujur tempat. Lintang maupun bujur terbagi
dua yaitu lintang utara (LU) dan Lintang selatan (LS), bujur barat (BB), Bujur selatan
(BS).

Sedangkan Lintang dan Bujur tempat Ka’bah ditetapkan lintang LU dan bujur BT
(Hambali 2011:183). Sedangkan relasi antara bujur tempat atau titik T yang akan
dihitung dengan ketentuan perhitungan arah salat umat Islam yaitu

6
Alfi Yunita, Modul Geometri Analitik, (Padang: CV. Rumahkayu Pustaka Utama, 2017), hal. 26-28
7
Agus Solkin, Aplikasi Sistem Koordinat Dalam Penentuan Arah Salat Umat Islam, ISSN: 2088-
687x, Jurnal AdMathEdu Vol. 5 No. 2 Desember 2015, Hal. 109-114
 Jika titik T = BT, maka C = dengan arah kiblat menghadap kearah Timur.
 Jika titik T ˃ BT, maka C = dengan arah kiblat menghadap kearah barat
 Jika titik T < BB, maka C = dengan arah kiblat menghadap kearah Timur
 Jika titik T BB, maka C = dengan arah kiblat menghadap kearah Barat.

Berdasarkan empat kemungkinan arah kiblat tersebut dan selanjutnya direlasikan


dengan kemungkinan posisi tempat di Bumi, maka akan memiliki delapan
kemungkinan arah kiblat yaitu
a. Tempat yang berada di utara ka’bah tapi bujurrnya berada pada kategori satu maka
arah kiblatnya menghadap selatan timur.
b. Tempat yang berada di selatan ka’bah tapi bujurrnya berada pada kategori satu
maka arah kiblatnya menghadap utara timur.
c. Tempat yang berada di utara ka’bah tapi bujurrnya berada pada kategori dua maka
arah kiblatnya menghadap selatan barat.
d. Tempat yang berada di selatan ka’bah tapi bujurrnya berada pada kategori dua
maka arah kiblatnya menghadap utara barat.
e. Tempat yang berada di utara ka’bah tapi bujurrnya berada pada kategori tiga maka
arah kiblatnya menghadap selatan timur
f. Tempat yang berada di selatan ka’bah tapi bujurrnya berada pada kategori tiga
maka arah kiblatnya menghadap utara timur
g. Tempat yang berada di utara ka’bah tapi bujurrnya berada pada kategori dua maka
arah kiblatnya menghadap selatan barat
h. Tempat yang berada di selatan ka’bah tapi bujurrnya berada pada kategori dua
maka arah kiblatnya menghadap utara barat Sedangkan rumus perhitungan arah
kiblat yang sering digunakan yaitu Cotan B = - cos a cotan C
Rumus tersebut dalam perhirungan arah salat umat Islam dikenal dengan rumus
aturan cosinus dan sinus.

Analisis Matematis Rumus Perhitungan Arah Saat Umat Islam

Sebelum memulai analisis rumus perhittungan arah salat umat Islam terlebih dahulu
perlu dipahami tentang posisi tempat yang akan dilakukan perhitungan kiblatnya, yang
dalam hal ini sebagai contoh yaitu Yogyakarta dengan posisi ka’bah.

Berdasarkan analisa yang telah dikaji pada point-point sebelumnya dapat diambil
sebuah kesimpulan bahwa aplikasi sistem koordinat dalam perhitungan arah salat
umat Islam yaitu dalam hal penyajian data berkenaan dengan letak posisi tempat yang
akan dihitung dan posisi ka’bah yang menjadi acuan salat umat Islam yang di nyatakan
dalam lintang dan bujur. Secara umum kesimpulan dari analisa tersebut yaitu :

1) Dalam sistem koordinat, sumbu X (absis) dalam aplikasi perhitungan arah salat
umat Islam disebut dengan equator yang membagi bumi dalam dua belahan bumi
yaitu belahan bumi utara dan belahan bumi selatan yang selanjutnya disebut
dengan Lintang Utara dan Lintang selatan
2) Dalam sistem koordinat, sumbu Y (ordinat) dalam aplikasi perhitungan arah salat
umat Islam disebut dengan meridian yang membagi bumi menjadi dua bagian yaitu
bagian barat dan bagian timur yang selanjutnya disebut dengan Bujur Barat dan
Bujur Timur.

3. Dinamika Kelas
a. Permasalahan dan penyelesaian dalam pembelajaran
Permasalahan yang paling sering ditemukan dalam proses belajar mengajar ialah
siswa lebih berpusat kepada guru. Kecenderungan dalam pelaksanaan pembelajaran
lebih kepada penggunaan model pembelajaran ceramah sehingga pada penerapannya
guru tidak membangun pengetahuan melainkan hanya memberikan rumus-rumus
untuk menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu siswa menjadi kurang aktif dalam
belajar, seperti halnya siswa kesulitan untuk menjelaskan kembali materi yang
disampaikan oleh guru dan kebingungan untuk memberikan contoh dari materi
pelajaran dalam kehidupan sehari hari. Khususnya dalam pembelajaran sistem
koordinat kartesius. Tidak sedikit siswa yang kurang memahami tujuan serta aplikasi
dalam sistem koordinat kartesius, siswa hanya memahami rumus serta contoh yang
diberikan oleh pendidik. Akan tetapi, jika terdapat soal yang berbeda dari contoh soal
banyak siswa yang cenderung gagal dalam menyelesaikan soal tersebut. Hal tersebut
menunjukkan bahwa siswa belum memiliki kemampuan yang menjadi indikator
pemahaman. Masalah lain yang sering ditemukan ialah pada saat menggambar
koordinat titik, ada beberapa peserta didik yang lemah dalam menggambar dan
menentukan letak titik sehingga berakibat salah dalam menentukan luas bidang
kartesius yang diinginkan.
Penyelesaian dari masalah tersebut ialah dengan menerapkan pembelajaran
berbasis masalah yang berpusat kepada siswa dengan menggunakan masalah yang
berkaitan dengan kehidupan sehari hari. Pembelajaran dimulai dengan menghadirkan
masalah sehingga peserta didik tidak hanya menghafal tetapi benar benar memahami
materi yang ada. Pada kasus peserta didik lemah dalam menggambar dan
menentukkan letak titik dapat diselesaikan dengan membuat kelompok belajar yang
terdiri dari siswa yang memiliki intelektual tinggi, sedang dan rendah. Sehingga adanya
proses interaksi antara seluruh siswa dalam menyelesaikan masalah. Siswa yang
berintelektual tinggi diharapkan dapat membentu temannya yang lemah dalam belajar
dan jika dalam metode ini terdapat kebuntuan, maka diperlukan peran guru untuk
meluruskan, melakukan Tanya jawab, pemberian pola, mencontohkan dengan kasus
yang berbeda serta menggunakan alat peraga.

b. Lampiran lembar Kerja Mahasiswa


LEMBAR KERJA MAHASISWA

Kompetensi Dasar : Menggunakan Koordinat kartesius dalam menjelaskan posisi


relatif benda terhadap acuan tertentu
Indikator : Menentukan titik yang berjarak satu dengan sumbu x dan
sumbu y.

Petunjuk :
1. Kerjakan tugas ini secara berkelompok dan sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
2. Kerjakan tugas – tugas sesuai petunjuk pada tiap nomor.
3. Persiapkan alat – alat tulis yang diperlukan.
4. Hasil tugas dipresentasikan kemudian dikumpulkan

1. Perhatikan gambar koordinat kartesius dibawah ini !

a. Tentukan jarak setiap titik dari masing masing sumbu x dan sumbu y!
Jawab :
Titik Jarak titik terhadap sumbu x dan sumbu y

b. Sekarang coba amati titik yang berada pada bidang koordinat diatas, kemudian
tentukan tiitk-titik yang mempunyai jarak yang sama terhadap sumbu x dan y!
Jawab :

c. Gambarkan titik yang jaraknya ke sumbu x sama dengan titik A dan jaraknya ke
sumbu y sama dengan titik C. ada berapa yang kalian dapatkan ?
Jawab :
c. Latihan Soal

1. Gambarlah dua buah titik yang masing-masing berada di kuadran I dan kuadran III
(titik tersebut tidak boleh sama dengan teman di sebelah anda)
2. Gambarkanlah titik-titik di bawah ini pada satu sumbu koordinat
a. A (1,1, 2) d. D (8, -3, 0)
b. B (6, 2, 5) e. E (-3, 0,, 5)
c. C (-6,-2, -1) f. F (0, -6, 0)
3. Gambarlah dua buah titik yang masing masing berada di Oktan III dan Oktan VIII
4. Gambarkanlah titik-titik di bawah ini pada satu sumbu koordinat
d. A (1,1) d. D (8, -3)
e. B (6, 2) e. E (-3, 0)
f. C (-6,-2) f. F (0, -6)
5. Diketahui titik D (x1, y1, z1) dan E (x2, y2, z2). Tentukanlah titik-titik yang belum
diketahui pada gambar dibawah ini

6. Gambarkanlah titik-titik (x, x² - 1) jika


a. x ∈ Z ,−4 ≤ x ≤ 4
b. x ∈ R ,−4 ≤ x ≤ 4

4. Rangkuman Materi

a. Garis Bilangan
Suatu garis yang titik-titik garisnya dikaitkan dengan bilangan- bilangan real disebut
garis bilangan. Bilangan yang menyatakan suatu titik yang diberikan dinamakan
koordinat titik dan titik itu sendiri disebut grafik dari bilangan.

b. Koordinat Cartesius

Sistem koordinat Kartesius digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang
dengan menggunakan dua bilangan atau unsur yang biasa disebut koordinat x (absis)
dan koordinat y (ordinat) dari titik tersebut. Sistem Koordinat Kartesius dalam dua
dimensi umumnya didefinisikan dengan dua sumbu yang saling bertegak lurus antar
satu dengan yang lain, yang keduanya terletak pada satu bidang (bidang xy). Sumbu
horizontal diberi label x, dan sumbu vertical diberi label y. Pada system koordinat tiga
dimensi, ditambahkan sumbu yang lain yang sering diberi label z. Pada bidang
koordinat biasanya disepakati aturan Sumbu-sumbu koordinat diambil tegak lurus satu
sama lain, Sumbu x adalah garis mendatar (horizontal) dengan koordinat positif arah
kanan dari titik pusat dan sumbu y adalah garis vertical dengan koordinat positive
kearah atas dari titik pusat koordinat, digunakan skala yang sama pada kedua sumbu
koordinat.

c. Koordinat Kartesius Bidang

Sistem koordinat kartesius pada bidang XY (dimensi 2) ditentukan dari dua garis
yang saling tegak lurus. Garis X yaitu garis yang mendatar (horizontal) disebut absis
dan garis Y yaitu garis yang tegak (vertikal) yang disebut ordinat, serta O adalah titik
potong dari sumbu XY.

d. Koordinat kartesius Ruang

Ketiga sumbu X, sumbu Y, dan sumbu Z membagi ruang atas tiga bidang koordinat,
yaitu bidang X0Y yang dibentuk oleh perpotongan sumbu X dengan sumbu Y, bidang
X0Z yang dibentuk oleh perpotongan sumbu X dengan sumbu Z, dan bidang Y0Z yang
dibentuk oleh perpotongan sumbu Y dengan sumbu Z.

Ketiga bidang X0Y, X0Z, dan Y0Z membagi ruang menjadi 8 bagian atau daerah
yang masing-masing disebut oktan. Suatu titik T(x,y,z) di ruang dimensi tiga dikatakan
terletak pada:
 Oktan I : jika absis x >0, ordinat y >0 , dan aplikat z >0 atau

{ T ( x , y , z)|x >0 , y> 0 , z >0 }.


 Oktan II : jika absis x <0, ordinat y >0 , dan aplikat z >0 atau

{ T ( x , y , z)|x <0 , y> 0 , z >0 }.


 Oktan III : jika absis x <0, ordinat y <0 , dan aplikat z >0 atau

{ T ( x , y , z)|x <0 , y< 0 , z >0 }.


 Oktan IV : jika absis x >0, ordinat y <0 , dan aplikat z >0 atau

{ T ( x , y , z)|x >0 , y< 0 , z >0 }.


 Oktan V : jika absis x >0, ordinat y >0 , dan aplikat z <0 atau

{ T ( x , y , z)|x >0 , y> 0 , z <0 }.


 Oktan VI : jika absis x <0, ordinat y >0 , dan aplikat z <0 atau

{ T ( x , y , z)|x <0 , y> 0 , z <0 }.


 Oktan VII : jika absis x <0, ordinat y <0 , dan aplikat z <0 atau

{ T ( x , y , z)|x <0 , y< 0 , z <0 }.


 Oktan VIII : jika absis x >0, ordinat y <0 , dan aplikat z <0 atau

{ T ( x , y , z)|x >0 , y< 0 , z <0 }.

e. Kita bias menggambarkan bidang atau ruang dengan sistem koordinat dengan langkah
- langkah yang dijelaskan pada materi persamaan bidang rata sejajar bidang koordinat

f. Jarak suatu titik pada sistem koordinat

 Jarak antara 2 titik, misalkan titik P( x 1 , y 1 ) ke Q(x 2 , y 2 ) adalah


2 2

PQ= ( x 2−x 1 ) + ( y 2− y 1 )
 Jarak antara 2 titik, misalkan titik P( x 1 , y 1 , z 1 ) ke Q(x 2 , y 2 , z2 ) adalah
2 2 2

PQ= ( x 2−x 1 ) + ( y 2− y 1 ) + ( z 2−z 1 )
 Jika titik asal O(0,0,0) ke titik P( x 1 , x 2 , x 3 ) diperoleh persamaan

OP=√ x 12 + y 12 + z 12
 Koordinat titik T yang terletak pada garis AB sehingga AT : TB = m : n adalah

T ( x , y )= ( mxm++ nxn , mym+n+ny )


2 1 2 1

 Jika T” berada ditengah-tengah garis AB maka T membagi AB atas perbandingan


m : n = 1 : 1 sehingga diperoleh kordinat titik T adalah
x 2+ x1 y 2+ y 1
T ( x , y )= ( 2
,
2 )
 Koordinat titik R yang terletak pada garis PQ sehingga PR : RQ = m : n adalah
mx2+ nx 1 my 2+ ny 1 mz 2+ nz1
R ( x R , y R , z R )= ( m+ n
,
m+ n
,
m+ n )
 Jika R” berada ditengah-tengah garis PQ maka R membagi PQ atas perbandingan
m : n = 1 : 1 sehingga diperoleh kordinat titik R adalah

R ( x R , y R , z R )= ( x +2 x , y +2 y , z +2 z )
2 1 2 1 2 1

 Jika m : n = k, maka m = nk sehingga diperoleh persamaan koordinat titik R


adalah

R ( x R , y R , z R )= ( k x1++kx , k y1+k+ y , k 1+k


2 1 2 z +z
)1 2 1

Dimana k ≠−1

g. Penerapan Sistem Koordinasi

Penerapan sistem koordinasi yaitu aplikasi sistem koordinat dalam penentuan arah
sholat umat islam. Rumus yang digunakan yaitu posisi Ka’bah yang menjadi pusat dari
arah salat umat Islam dan posisi tempat yang akan dilakukan perhitungan. Posisi
tempat dalam sistem astronomi ditunjukkan dengan Lintang dan Bujur tempat. Lintang
maupun bjur terbagi dua yaitu lintang lintang utara (LU) dan Lintang selatan (LS), bujur
barat (BB), Bujur selatan (BS). Sedangkan Lintang dan Bujur tempat Ka’bah ditetapkan
lintang LU dan bujur BT. Sedangkan relasi antara bujur tempat titik T yang akan
dihitung dengan ketentuan perhitungan arah salat umat Islam yaitu

 Jika titik T = BT, maka C = dengan arah kiblat menghadap kearah Timur.
 Jika titik T ˃ BT, maka C = dengan arah kiblat menghadap kearah barat
 Jika titik T < BB, maka C = dengan arah kiblat menghadap kearah Timur
 Jika titik T = BB, maka C = dengan arah kiblat menghadap kearah Barat.

Berdasarkan empat kemungkinan arah kiblat tersebut dan selanjutnya direlasikan


dengan kemungkinan posisi tempat di Bumi, maka akan memiliki delapan
kemungkinan arah kiblat yaitu menghadap selatan timur, utara timur, selatan barat,
utara barat, selatan timur, utara timur, selatan barat, utara barat. Dalam sistem
koordinat, sumbu X (absis) dalam aplikasi perhitungan arah salat umat Islam disebut
dengan equator yang membagi bumi dalam dua belahan bumi yaitu belahan bumi
utara dan belahan bumi selatan yang selanjutnya disebut dengan Lintang Utara dan
Lintang selatan. Dalam sistem koordinat, sumbu Y (ordinat) dalam aplikasi perhitungan
arah salat umat Islam disebut dengan meridian yang membagi bumi menjadi dua
bagian yaitu bagian barat dan bagian timur yang selanjutnya disebut dengan Bujur
Barat dan Bujur Timur.

5. Referensi
[1] Cahyono, Hendarto. 2019. Geometri Analitik Bidang. Malang : Universitas
Muhammadiyah Malang.
[2] Solkin, Agus. 2015. Aplikasi Sistem Koordinat Dalam Penentuan Arah Salat Umat
Islam. ISSN: 2088-687x. Jurnal AdMathEdu Vol. 5 No. 2.
[3] Yunita, Alfi dkk. 2017. Modul Geometri Analitik. Padang: CV. Rumahkayu Pustaka
Utama.

6. Tes Formatif
A. Pilihan Berganda
1. Titik (-2,3) dan (3,-4) masing-masing secara berurutan terletak pada kuadran…
a. I dan II
b. I dan III
c. I dan IV
d. II dan IV
2. Dari titik-titik X(-7,2), Y(-5,0), dan Z(-5,-2), maka yang terletak pada kuadran II
adalah…
a. X
b. Y
c. Z
d. X dan Y
3. Diantara titik-titik berikut, manakah yang termasuk di sumbu Y……
a. (6,0)
b. (0,6)
c. (6,6)
d. (-6,-6)
4. Dari titik O(-7,2,3), P(-5,0,6), Q(-5,-2,4) dan R(-3,-4,-10) maka titik terletak pada oktan
VII adalah….
a. O
b. P
c. Q
d. R
5. Diantara titik-titik berikut yang terletak di sumbu Y adalah….
a. (6,0,0)
b. (0,6,0)
c. (6,6,0)
d. (-6,-6,-6)
6. Titik (2,3,-5) dan (-3,-4,7) masing-masing terletak pada oktan….
a. VI dan VII
b. VII dan VIII
c. VIII dan V
d. V dan VII
7. Jarak antar dua titik A(-2,3) dan B(3,-4) adalah….
a. 2
b. √2
c. 74
d. √ 74
8. Jarak antar dua titik R(2,3,-5) dan S(-3,-4,-7) adalah….
a. √ 78
b. √ 170
c. √ 194
d. √ 218
9. Segitiga yang titik-titik sudutnya (10,5), (4,-3), dan (10,-11) adalah segitiga….
a. Tumpul
b. Siku-siku
c. Lancip
d. Sama kaki
10. Diketahui titik A(-5,4,3) dan B(7,2,-5) sedangkan titik C terletak pada garis AB dengan
AC : CB = -6 : 2 maka koordinat C adalah….
a. (13,1,9)
b. (13,1,-9)
c. (13,-1,-9)
d. (-13,-1,-9)

B. Essay
1. Gambarlah titik pada koordinat kartesius yang menyatakan (6,-5) dan (-5,-3)!
2. Apa yang dimaksud dengan absis dan ordinat?
3. Sebutkan pembagian kuadran pada koordinat kartesius bidang!
4. Apa yang dimaksud dengan aplikat?
5. Sebutkan pembagian oktan pada sistem koordinat kartesius dimensi tiga !
7. Kunci Jawaban
A. Pilihan Berganda
1. D. II dan IV
2. A. X
3. B. (0,6)
4. D. R
5. B. (0,6,0)
6. D. V dan VII
7. D. √ 74
8. D. √ 218
9. D. Sama kaki
10. B. (13,1,-9)

B. Essay
1.
-1

| | | | | | | | | | | |
-5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6
- −1

-−2

(−5 ,−3) - −3

- −4

- −5 (6 ,−5)

- −6
2. Absis adalah garis horizontal atau mendatar pada suatu koordinat kartesius atau biasa
dilambangkan dengan sumbu x dan ordinat adalah garis tegak lurus atau vertical pada
sistem koordinat kartesius yang biasa dilambangkan dengan huruf y.
3. Ada 4 kuadran pada sistem koordinat kartesius bidang yaitu sebagai berikut :
 Kuadran I : jika absis x >0, dan ordinat y >0 atau { T ( x , y )| x> 0 , y > 0 }.

 Kuadran II : jika absis x >0, dan ordinat y <0 atau { T ( x , y )| x> 0 , y < 0 }.

 Kuadran III : jika absis x <0, dan ordinat y <0 atau { T ( x , y )| x< 0 , y < 0 }.

 Kuadran IV : jika absis x <0, dan ordinat y >0 atau { T ( x , y )| x< 0 , y > 0 }.
4. Aplikat adalah salah satu unsur pada sistem koordinat kartesius pada ruang dimensi
tiga yang biasa dilambangkan dengan titik z, Aplikat merupakan garis yang memotong
absis dan ordinat pada sistem koordinat kartesius.
5. Ada 8 bagian atau 8 oktan pada sistem koordinat kartesius dimensi tiga, yaitu :
 Oktan I : jika absis x >0, ordinat y >0 , dan aplikat z >0 atau

{ T ( x , y , z)|x >0 , y> 0 , z >0 }.


 Oktan II : jika absis x <0, ordinat y >0 , dan aplikat z >0 atau

{ T ( x , y , z)|x <0 , y> 0 , z >0 }.


 Oktan III : jika absis x <0, ordinat y <0 , dan aplikat z >0 atau

{ T ( x , y , z)|x <0 , y< 0 , z >0 }.


 Oktan IV : jika absis x >0, ordinat y <0 , dan aplikat z >0 atau

{ T ( x , y , z)|x >0 , y< 0 , z >0 }.


 Oktan V : jika absis x >0, ordinat y >0 , dan aplikat z <0 atau

{ T ( x , y , z)|x >0 , y> 0 , z <0 }.


 Oktan VI : jika absis x <0, ordinat y >0 , dan aplikat z <0 atau

{ T ( x , y , z)|x <0 , y> 0 , z <0 }.


 Oktan VII : jika absis x <0, ordinat y <0 , dan aplikat z <0 atau
{ T ( x , y , z)|x <0 , y< 0 , z <0 }.
 Oktan VIII : jika absis x >0, ordinat y <0 , dan aplikat z <0 atau
{ T ( x , y , z)|x >0 , y< 0 , z <0 }.

Anda mungkin juga menyukai