Terdapat empat titik yang ditandai: (2,3) titik hijau, (-3,1) titik merah, (-1,5, -2,5) titik
biru dan (0,0) titik ungu. Kartesius dapat pula digunakan pada dimensi-dimensi yang
lebih tinggi, seperti 3 dimensi, dengan menggunakan tiga sumbu (sumbu x, y, dan z).
Dengan menggunakan sistem koordinat Kartesius, bentuk-bentuk geometri seperti
kurva dapat diekspresikan dengan persamaan aljabar. Sebagai contoh, lingkaran yang
berjari-jari 2 dapat diekspresikan dengan persamaan x² + y² = 4 (lihat Gambar 2).
Gambar 1.2. Sistem Koordinat Kartesius disertai lingkaran merah yang berjari-jari
2 yang berpusat pada titik asal (0,0). Persamaan lingkaran merah ini adalah
x2+y2=4
b. Relevansi
Penemuan koordinat kartesius pada abad ke-17 oleh Rene Descrates merevolusi
metematika dengan menyediakan hubungan sistematis pertama antara geometri
Euclidean dan aljabar. Dengan menggunakan sistem koordinat cartesius, bentuk-
bentuk geometris (seperti kurva) dapat digambarkan dengan persamaan Cartesius:
yaitu persamaan aljabar yang melibatkanb koordinat titik-titik yang terletak pada
bentuk. Misalnya, lingkaran jari-jari 2, yang berpusat pada titik asal bidang, dapat
digambarkan sebagai himpunan semua titik yang koordinatnya x dan y memenuhi
peramaan x2+y2=4.
Koordinat kartesius adalah dasar dari geometri analitik dan memberikan interpretasi
geometri yang mencerahkan untuk banyak cabang matematika lainnya seperti aljabar
linier, analisi kompleks, geometri diferensial, kalkulus multivariat, teori grup, dan
banyak lagi. Contoh yang umum adalah konsep grafik suatu fungsi. Koordinat kartesius
juga merupakan alat penting untuk sebagian besar disiplin ilmu terapan
yangberhubungan dengan geometri, termasuk astronomi, fisika, teknik, dan banyak
lagi. Mereka adalah sisitem koordinat yang paling umum digunakan dalam grafik
komputer, desain geometri berbantuan komputer dan pemrosesan data terkait
geometri lainnya.
Sistem koordinat Cartesian adalah sistem koordinat yang menentukan setiap titik
secara unik di pesawat dengan seperangkat koordinat numerik, yang merupakan jarak
yang ditandai ke titik dari dua garis yang berorientasi tegak lurus, diukur dalam satuan
panjang yang sama. Setiap garis referensi disebut sumbu koordinat atau hanya sumbu
(sumbu jamak) dari sistem, dan titik di mana mereka bertemu adalah asalnya, pada
titik (0,0). Koordinat juga dapat didefenisikan sebagai posisi proyeksi tegak lurus titik ke
dua sumbu, dinyatakan sebagai jarak yang ditandatangani dari titik asal.
Seorang dapat menggunakan prinsip yang sama untuk menentukan posisi suatu
titik dalam ruang tiga dimensi ooleh tiga koordinat kartesius, jarak yang
ditandatanganinya dengan tiga bidang yang saling tegak lurus (yang setara, sengan
proyeksi tegak lurus ke tiga garis yang saling tegak lurus). Secara umum, koordinat
cartesius (elemen dari ruang-n nyata) menentukan titik dalam ruang Euclidean
berdimensi-n untuk dimensi apapapun-n. Korrdinat ini sama, sampai tanda, dengan
jarak dari titik ke n hiperplanes yang saling tegak lurus.
2. Materi
a. Garis Bilangan
Persekutuan antara aljabar dengan geometri adalah membuat pengkaitan antara
bilangan dalam aljabar dengan titik dalam geometri. Coba perhatikan pengaitan antara
bilangan dan titik pada sebuah garis yang tidak terbatas pada kedua arahnya. Terlihat
pada gambar dibawah ini.
R O P Q
-3 -2 -1 0 1 2 3
Gambar 1.3. Sistem Koordinat Kartesius yang menunjukkan letak titik R, titik O, titik
P, dan titik Q
Titi O disebut titik pusat yaitu dikaitkan dengan dengan bilangan 0 dan titik P yang
terletak di sebelah kanan O dikaitkan dengan bilangan satuan. Suatu garis yang titik-
titik garisnya dikaitkan dengan bilangan- bilangan real disebut garis bilangan.
Bilangan yang menyatakan suatu titik yang diberikan dinamakan koordinat titik dan
titik itu sendiri disebut grafik dari bilangan 1.
B. Koordinat Kartesius
Sistem koordinat Kartesius digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang
dengan menggunakan dua bilangan yang biasa disebut koordinat x (absis) dan
koordinat y (ordinat) dari titik tersebut. Untuk mendefinisikan koordinat diperlukan dua
garis ke arah yang tegak lurus satu sama lain (sumbu x dan sumbu y), dan panjang
unit, yang dibuat tanda- tanda pada kedua sumbu tersebut. Sistem koordinat
Kartesius dapat pula digunakan pada dimensi-dimensi yang lebih tinggi, seperti 3
dimensi, dengan menggunakan tiga sumbu (sumbu x, y, dan z).
Gambar 1.4. Dua garis tegak lurus satu sama lain (sumbu x dan sumbu y)
1
Hendarto cahyono, geometri analitik bidang, (malang : universitas muhammadiyah malang, 2019)
hal. 1-2
Gambar 1.5. Sistem Koordinat Kartesius disertai lingkaran merah yang berjari-jari 2 yang
berpusat pada titik asal (0,0). Persamaan lingkaran merah ini adalah x2+y2=4
2
Ibid. hlm 3
Gambar 1.6. Empat kuadran pada sistem koordinat kartesius
Nah pada gambar diatas, terdapat Keempat kuadran sistem koordinat Kartesius.
Panah yang ada pada sumbu berarti panjang sumbu nyata terhingga pada arah
panah tersebut. Pilihan huruf-huruf didasari oleh konvensi, yaitu huruf-huruf yang
dekat akhir (seperti x dan y) digunakan untuk menandakan variable dengan nilai yang
tak diketahui, sedangkan huruf-huruf yang lebih dekat awal digunakan untuk
menandakan nilai yang diketahui.
Sebagai contoh, pada Gambar diatas titik P berada pada koordinat (3,5). Karena
kedua sumbu bertegak lurus satu sama lain, bidang x dan y terbagi menjadi empat
bagian yang disebut kuadran, yang pada Gambar 2 ditandai dengan angka I, II, III,
dan IV. Menurut konvensi yang berlaku, keempat kuadran diurutkan mulai dari yang
kanan atas (kuadran I), melingkar melawan arah jarum jam (Gambar 3). Pada
kuadran I, kedua koordinat (x dan y) bernilai positif. Pada kuadran II, koordinat x
bernilai negatif dan koordinat y bernilai positif. Pada kuadran III, kedua koordinat
bernilai negatif, dan pada kuadran IV, koordinat x bernilai positif dan y negatif (lihat
tabel dibawah ini).
Kuadran Nilai x Nilai y
I >0 >0
II <0 >0
III <0 <0
IV >0 <0
Tabel 1.1. Nilai x dan y pada keempat kuadran sistem koordinat kartesius
Gambar 1.7. Letak titik T(6,2,3) pada sistem koordinat kartesius ruang (dimensi 3)
Misalkan sebuah titik di ruang dinyatakan dengan titik T(x,y,z). Bilangan x pada
T(x,y,z) disebut absis titik T(x,y,z) yang menyatakan jarak titik T(x,y,z) ke bidang Y0Z.
Bilangan y pada T(x,y,z) disebut ordinat titik T(x,y,z) yang menyatakan jarak titik
T(x,y,z) ke bidang X0Y. Bilangan z pada T(x,y,z) disebut aplikat titik T(x,y,z) yang
menyatakan jarak titik T(x,y,z) ke bidang X0Y. Ketiga sumbu X, sumbu Y, dan sumbu Z
membagi ruang atas tiga bidang koordinat, yaitu bidang X0Y yang dibentuk oleh
perpotongan sumbu X dengan sumbu Y, bidang X0Z yang dibentuk oleh perpotongan
sumbu X dengan sumbu Z, dan bidang Y0Z yang dibentuk oleh perpotongan sumbu Y
dengan sumbu Z. Gambar 1.8 adalah satu bentuk penggambaran ke tiga sumbu
koordinat di ruang dimensi tiga.
Ketiga bidang X0Y, X0Z, dan Y0Z membagi ruang menjadi 8 bagian atau daerah
yang masing-masing disebut oktan. Suatu titik T(x,y,z) di ruang dimensi tiga dikatakan
terletak pada:
Oktan I : jika absis x >0, ordinat y >0 , dan aplikat z >0 atau
1. Buatlah 8 titik pada ruang sehingga titik titk tersebut merupakan titik-titik susut dari
balok T (ABCDEFGH), dimana titik titik tersebut bercirikan sebagai berikut :
a. Titik A ( x , 0, 0) yang mempunyai ordinat y = 0 dan aplikat Z = 0 sehingga titik
tersebut berada pada sumbu X.
b. Titik B ( x ,y , 0) yang mempunyai aplikat Z = 0, sehingga titik tersebut berada pada
bidang XOY
c. Titik C ( 0, y, 0) yang mempunyai absis x = 0 dan aplikat Z = 0, sehingga titik
tersebut berada pada sumbu Y.
d. Titik D ( 0, 0, 0), yang mempunyai x = y = z = 0, sehingga titik tersebut berada pada
titik asal.
e. Titik E ( x , 0, z), yang mempunyai y= 0, sehingga titik tersebut berada pada bidang
XOZ
f. Titik f ( x , y , z ), yang titik tersebut sejajar sumbu Y dengan titik E dan tegak lurus
sumbu Z dengan titik B sehingga titik tersebut sama panjang dengan garis AE
g. Titik G( 0 , y, z) yang mempunyai x =0, sehingga titik tersebut berada pada bidang
YOZ
h. Titik H(0, 0, z) yang mempunyai x = y = 0 sehingga titik tersebut berada pada
sumbu Z.
2. Dari ciri ciri titik diatas anda dapat menggambar sebuah balok bukan ?
3. Coba bandingkan hasil gambar yang ada buat dengan gambar teman di samping
anda, apakah sama atau berbeda ?
Contoh Masalah :
Gambarkanlah titik F (-4, 2, 1) serta tulisakn koordinat koordinat yang lain tersebut.
Penyelesaian :
Diskusikan dengan teman kelompok anda hasil temuan dibawah ini. coba anda
perhatikan dan pahami, serta apakah anda punya teman lain terhadap masalah tersebut ?
jika ada tuliskan dalam lembar kegiatan kelompok anda. Sesuai dengan kegiatan 1.3 kita
dapat menyelesaikan contoh masalah tersebut dengan memperhatikan langkah langkah
yang ada pada penjelasan sehingga diperoleh sebuah gambar balok seperti dibawah ini.
3
Alfi Yunita, Modul Geometri Analitik, (Padang: CV. Rumahkayu Pustaka Utama, 2017), hal. 11-15
Gambar 1.11. Jawaban contoh koordinat kartesius.4
Pada gambar 1.13 tersebut pernahkah anda mengukur berapa jarak antara orang A
dengan orang B? Untuk menjawab pertanyaan ilustrasi 1.13 tersebut anda bisa
menggunakan rumus jarak antara dua titik di bidang. Kita misalkan anak yang
mengoper bola adalah titik P(x1.y1) dan anak yang menerima bola adalah Q(x2,y2).
Untuk menemukan rumus jarak anatara dua titik tersebut, lakukanlah kegiatan dibawah
ini.
4
Alfi Yunita, Modul Geometri Analitik, (Padang: CV. Rumahkayu Pustaka Utama, 2017), hal. 15
Menentukan jarak antara dua titik di bidang
Untuk menentukan jarak antara titik P(x1.y1) dan Q(x2,y2) lakukanlah langkah-
langkah berikut ini.
|PQ|2=|PR|2+|RQ|2
2
|PQ| =( x 2−x 1 )2 + ( y 2− y 1 )2
2 2
√
PQ= ( x 2−x 1 ) + ( y 2− y 1 )
6. Sehingga kita peroleh jarak anatara titik P(x1.y1) ke Q(x2,y2) adalah
2 2
7. PQ= √ ( x −x ) + ( y − y )
2 1 2 1
...(1)
Dari kegiatan tersebut anda telah memperoleh rumus jarak antara dua buah titik
dibidang, selanjutnya pelajarilah contoh beikut ini.
Contoh :
Penyelesaian:
Diskusikan dengan teman sekelompok anda hasil temuan di bawah ini. Coba anda
perhatikan dan pahami, serta adakah anda punya temuan lain terhadap masalah
tersebut? Jika ada tuliskan dalam lembar kegiatan kelompok anda.
2
AB= (−1−4 )2 + ( 5−(−7))
√
AB=√ 25−144
AB=√ 169
AB=13
7. Selanjutnya jika jarak anatara titik asal O (0,0,0) ke titik P=( x1 , y 1 , z 1 , ) maka diperoleh
persamaan :
2 2 2
√
OP= ( x 1−0 ) + ( y 1−0 ) + ( z 1−0 )
OP=√ x 12 + y 12 + z 12
Dari kegiatan tersebut anda telah memperoleh rumus jarak anatara dua buah titik di
ruang, selanjutnya pelajarilah contoh berikut ini.
Contoh :
Tentukanlah antara titik P(1,2,2) dan Q(3,5,4) pada gambar di bawah ini.
Penyelesaian:
Diskusikan dengan teman kelompok anda hasil temuan di bawah ini. Coba anda
perhatikan dan pahami, serta adakah anda punya temuan lain terhadap masalah
tersebut? Jika ada tuliskan dalam lembar kegiatan kelompok anda.
PQ 2=PB2+ BQ 25
5
Alfi Yunita, Modul Geometri Analitik, (Padang: CV. Rumahkayu Pustaka Utama, 2017), hal. 23-26
Gambar. 1.15. Garis AB pada bidang (dimensi dua)
3. selanjutnya perhatikan ∆ T 1 T da n ∆ AT 1T sebangun dengan ∆ AB 1 Bmaka
mengakibatkan AT : AB=TT 1 :BB 1, Sehingga ;
m y− y 1
=
m+ n y2 − y 1
m ( y 2− y 1 )=( m+n ) ( y − y 1 )
m y 2−my1 =my−my1 +ny −ny 1
my+ ny=m y 2+ ny 1
( m+n ) y=m y 2+ ny 1
m y 2+ ny 1
y=
m+ n
4. selanjutnya dengan cara yang sama, AT : AB = AT 1 : AB 1,
m X −X 1
=
m+ n X 2−X 1
m ( X 2− X 1 )=( m+n ) ( X −X 1 )
m X 2−mX 1=mX −mX 1 +nX −nX 1
mX +nX=m X 2 +nX 1
( m+n ) X =m X 2+ nX 1
m X 2 +nX 1
X=
m+ n
Tentukan titik P yang terletak pada AB dengan A (-5, 1) dan B (3, -5) sehingga AP : PB
= 3: 5
Penyelesaian :
m X 2+ nX 1 m y 2+ ny 1
p ( m+n
,
m+n )
p¿
p ( −168 , −108 )
−5
(
p −2 ,
4 )
Pembagian ruas garis di ruang
Untuk menentukan koordinat suatu titik R yang terletak pada garis PQ sehingga
PR :RQ = m : n, maka ;
m y 2 +n y 1
y R=
m+n
7. Dan jika garis PQ di proyeksikan ke bidang YOZ maka diperoleh persamaan :
m x 2 +n x 1
y R=
m+n
8. Sehingga diperoleh koordinat titik R, aalah :
m x 2+ n x 1 m y 2 +n y 1 m z 2+ n z 1
R( x R , y R , z R )= , ,
m+ n m+n m+ n
9. Jika R’ berada ditengah-tengah garis PQ maka R membagi PQ atas perbandingan
x 2 + x 1 y 2 + y 1 z2 + z 1
m :n 1 : 1, sehingga iperoleh : ( x R , y R , z R ¿= , ,
2 2 2
10. Jika m : n = k, maka m = nk sehingga diperoleh koordinat titik R titik R adalah..
Kx 2+ x1 Ky2 + y 1 K z 2 + z 1
R( x R , y R , z R )= , ,
1+ K 1+ K 1+ K
CATATAN :
Jika k > 0 maka R terletak anatara P dan Q
Jika -1 < k < 0 maka R terletak di perpanjangan Qp
Jika k = -1 maka tunjukkan suatu titik di tak berhingga
Jika k < -1 maka R terletak di perpanjangan PQ
Contoh penerapan :
Tentukan koordinat titik R sehingga membagi PQ dengan P(-4, 2, 1): 1, Q(6, 4, 2)
dibagi atas -2 : 1
Penyelesaian :
Diketahui m= -2 dan n = 1.
Sehingga diperoleh :
m −2
k= = =−2
n 1
Kx2 + x 1 Ky 2+ y 1 K z 2+ z 1
R( 1+ K
,
1+ K
,
1+ K )
(−2 ) ( 6 ) +(−4) (−2 ) 4+ 2 (−2 ) 2+1
R( 1+(−2) , 1+(−2) , 1+(−2) )
R( −16 ,
−6 −3
−1 −1 ¿ −1 )
¿,
R (16, 6, 3)
Karena k = -2 berarti titik R terletak di perpanjangan PQ(pada pihak Q) 6
Sedangkan Lintang dan Bujur tempat Ka’bah ditetapkan lintang LU dan bujur BT
(Hambali 2011:183). Sedangkan relasi antara bujur tempat atau titik T yang akan
dihitung dengan ketentuan perhitungan arah salat umat Islam yaitu
6
Alfi Yunita, Modul Geometri Analitik, (Padang: CV. Rumahkayu Pustaka Utama, 2017), hal. 26-28
7
Agus Solkin, Aplikasi Sistem Koordinat Dalam Penentuan Arah Salat Umat Islam, ISSN: 2088-
687x, Jurnal AdMathEdu Vol. 5 No. 2 Desember 2015, Hal. 109-114
Jika titik T = BT, maka C = dengan arah kiblat menghadap kearah Timur.
Jika titik T ˃ BT, maka C = dengan arah kiblat menghadap kearah barat
Jika titik T < BB, maka C = dengan arah kiblat menghadap kearah Timur
Jika titik T BB, maka C = dengan arah kiblat menghadap kearah Barat.
Sebelum memulai analisis rumus perhittungan arah salat umat Islam terlebih dahulu
perlu dipahami tentang posisi tempat yang akan dilakukan perhitungan kiblatnya, yang
dalam hal ini sebagai contoh yaitu Yogyakarta dengan posisi ka’bah.
Berdasarkan analisa yang telah dikaji pada point-point sebelumnya dapat diambil
sebuah kesimpulan bahwa aplikasi sistem koordinat dalam perhitungan arah salat
umat Islam yaitu dalam hal penyajian data berkenaan dengan letak posisi tempat yang
akan dihitung dan posisi ka’bah yang menjadi acuan salat umat Islam yang di nyatakan
dalam lintang dan bujur. Secara umum kesimpulan dari analisa tersebut yaitu :
1) Dalam sistem koordinat, sumbu X (absis) dalam aplikasi perhitungan arah salat
umat Islam disebut dengan equator yang membagi bumi dalam dua belahan bumi
yaitu belahan bumi utara dan belahan bumi selatan yang selanjutnya disebut
dengan Lintang Utara dan Lintang selatan
2) Dalam sistem koordinat, sumbu Y (ordinat) dalam aplikasi perhitungan arah salat
umat Islam disebut dengan meridian yang membagi bumi menjadi dua bagian yaitu
bagian barat dan bagian timur yang selanjutnya disebut dengan Bujur Barat dan
Bujur Timur.
3. Dinamika Kelas
a. Permasalahan dan penyelesaian dalam pembelajaran
Permasalahan yang paling sering ditemukan dalam proses belajar mengajar ialah
siswa lebih berpusat kepada guru. Kecenderungan dalam pelaksanaan pembelajaran
lebih kepada penggunaan model pembelajaran ceramah sehingga pada penerapannya
guru tidak membangun pengetahuan melainkan hanya memberikan rumus-rumus
untuk menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu siswa menjadi kurang aktif dalam
belajar, seperti halnya siswa kesulitan untuk menjelaskan kembali materi yang
disampaikan oleh guru dan kebingungan untuk memberikan contoh dari materi
pelajaran dalam kehidupan sehari hari. Khususnya dalam pembelajaran sistem
koordinat kartesius. Tidak sedikit siswa yang kurang memahami tujuan serta aplikasi
dalam sistem koordinat kartesius, siswa hanya memahami rumus serta contoh yang
diberikan oleh pendidik. Akan tetapi, jika terdapat soal yang berbeda dari contoh soal
banyak siswa yang cenderung gagal dalam menyelesaikan soal tersebut. Hal tersebut
menunjukkan bahwa siswa belum memiliki kemampuan yang menjadi indikator
pemahaman. Masalah lain yang sering ditemukan ialah pada saat menggambar
koordinat titik, ada beberapa peserta didik yang lemah dalam menggambar dan
menentukan letak titik sehingga berakibat salah dalam menentukan luas bidang
kartesius yang diinginkan.
Penyelesaian dari masalah tersebut ialah dengan menerapkan pembelajaran
berbasis masalah yang berpusat kepada siswa dengan menggunakan masalah yang
berkaitan dengan kehidupan sehari hari. Pembelajaran dimulai dengan menghadirkan
masalah sehingga peserta didik tidak hanya menghafal tetapi benar benar memahami
materi yang ada. Pada kasus peserta didik lemah dalam menggambar dan
menentukkan letak titik dapat diselesaikan dengan membuat kelompok belajar yang
terdiri dari siswa yang memiliki intelektual tinggi, sedang dan rendah. Sehingga adanya
proses interaksi antara seluruh siswa dalam menyelesaikan masalah. Siswa yang
berintelektual tinggi diharapkan dapat membentu temannya yang lemah dalam belajar
dan jika dalam metode ini terdapat kebuntuan, maka diperlukan peran guru untuk
meluruskan, melakukan Tanya jawab, pemberian pola, mencontohkan dengan kasus
yang berbeda serta menggunakan alat peraga.
Petunjuk :
1. Kerjakan tugas ini secara berkelompok dan sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
2. Kerjakan tugas – tugas sesuai petunjuk pada tiap nomor.
3. Persiapkan alat – alat tulis yang diperlukan.
4. Hasil tugas dipresentasikan kemudian dikumpulkan
a. Tentukan jarak setiap titik dari masing masing sumbu x dan sumbu y!
Jawab :
Titik Jarak titik terhadap sumbu x dan sumbu y
b. Sekarang coba amati titik yang berada pada bidang koordinat diatas, kemudian
tentukan tiitk-titik yang mempunyai jarak yang sama terhadap sumbu x dan y!
Jawab :
c. Gambarkan titik yang jaraknya ke sumbu x sama dengan titik A dan jaraknya ke
sumbu y sama dengan titik C. ada berapa yang kalian dapatkan ?
Jawab :
c. Latihan Soal
1. Gambarlah dua buah titik yang masing-masing berada di kuadran I dan kuadran III
(titik tersebut tidak boleh sama dengan teman di sebelah anda)
2. Gambarkanlah titik-titik di bawah ini pada satu sumbu koordinat
a. A (1,1, 2) d. D (8, -3, 0)
b. B (6, 2, 5) e. E (-3, 0,, 5)
c. C (-6,-2, -1) f. F (0, -6, 0)
3. Gambarlah dua buah titik yang masing masing berada di Oktan III dan Oktan VIII
4. Gambarkanlah titik-titik di bawah ini pada satu sumbu koordinat
d. A (1,1) d. D (8, -3)
e. B (6, 2) e. E (-3, 0)
f. C (-6,-2) f. F (0, -6)
5. Diketahui titik D (x1, y1, z1) dan E (x2, y2, z2). Tentukanlah titik-titik yang belum
diketahui pada gambar dibawah ini
4. Rangkuman Materi
a. Garis Bilangan
Suatu garis yang titik-titik garisnya dikaitkan dengan bilangan- bilangan real disebut
garis bilangan. Bilangan yang menyatakan suatu titik yang diberikan dinamakan
koordinat titik dan titik itu sendiri disebut grafik dari bilangan.
b. Koordinat Cartesius
Sistem koordinat Kartesius digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang
dengan menggunakan dua bilangan atau unsur yang biasa disebut koordinat x (absis)
dan koordinat y (ordinat) dari titik tersebut. Sistem Koordinat Kartesius dalam dua
dimensi umumnya didefinisikan dengan dua sumbu yang saling bertegak lurus antar
satu dengan yang lain, yang keduanya terletak pada satu bidang (bidang xy). Sumbu
horizontal diberi label x, dan sumbu vertical diberi label y. Pada system koordinat tiga
dimensi, ditambahkan sumbu yang lain yang sering diberi label z. Pada bidang
koordinat biasanya disepakati aturan Sumbu-sumbu koordinat diambil tegak lurus satu
sama lain, Sumbu x adalah garis mendatar (horizontal) dengan koordinat positif arah
kanan dari titik pusat dan sumbu y adalah garis vertical dengan koordinat positive
kearah atas dari titik pusat koordinat, digunakan skala yang sama pada kedua sumbu
koordinat.
Sistem koordinat kartesius pada bidang XY (dimensi 2) ditentukan dari dua garis
yang saling tegak lurus. Garis X yaitu garis yang mendatar (horizontal) disebut absis
dan garis Y yaitu garis yang tegak (vertikal) yang disebut ordinat, serta O adalah titik
potong dari sumbu XY.
Ketiga sumbu X, sumbu Y, dan sumbu Z membagi ruang atas tiga bidang koordinat,
yaitu bidang X0Y yang dibentuk oleh perpotongan sumbu X dengan sumbu Y, bidang
X0Z yang dibentuk oleh perpotongan sumbu X dengan sumbu Z, dan bidang Y0Z yang
dibentuk oleh perpotongan sumbu Y dengan sumbu Z.
Ketiga bidang X0Y, X0Z, dan Y0Z membagi ruang menjadi 8 bagian atau daerah
yang masing-masing disebut oktan. Suatu titik T(x,y,z) di ruang dimensi tiga dikatakan
terletak pada:
Oktan I : jika absis x >0, ordinat y >0 , dan aplikat z >0 atau
e. Kita bias menggambarkan bidang atau ruang dengan sistem koordinat dengan langkah
- langkah yang dijelaskan pada materi persamaan bidang rata sejajar bidang koordinat
OP=√ x 12 + y 12 + z 12
Koordinat titik T yang terletak pada garis AB sehingga AT : TB = m : n adalah
R ( x R , y R , z R )= ( x +2 x , y +2 y , z +2 z )
2 1 2 1 2 1
Dimana k ≠−1
Penerapan sistem koordinasi yaitu aplikasi sistem koordinat dalam penentuan arah
sholat umat islam. Rumus yang digunakan yaitu posisi Ka’bah yang menjadi pusat dari
arah salat umat Islam dan posisi tempat yang akan dilakukan perhitungan. Posisi
tempat dalam sistem astronomi ditunjukkan dengan Lintang dan Bujur tempat. Lintang
maupun bjur terbagi dua yaitu lintang lintang utara (LU) dan Lintang selatan (LS), bujur
barat (BB), Bujur selatan (BS). Sedangkan Lintang dan Bujur tempat Ka’bah ditetapkan
lintang LU dan bujur BT. Sedangkan relasi antara bujur tempat titik T yang akan
dihitung dengan ketentuan perhitungan arah salat umat Islam yaitu
Jika titik T = BT, maka C = dengan arah kiblat menghadap kearah Timur.
Jika titik T ˃ BT, maka C = dengan arah kiblat menghadap kearah barat
Jika titik T < BB, maka C = dengan arah kiblat menghadap kearah Timur
Jika titik T = BB, maka C = dengan arah kiblat menghadap kearah Barat.
5. Referensi
[1] Cahyono, Hendarto. 2019. Geometri Analitik Bidang. Malang : Universitas
Muhammadiyah Malang.
[2] Solkin, Agus. 2015. Aplikasi Sistem Koordinat Dalam Penentuan Arah Salat Umat
Islam. ISSN: 2088-687x. Jurnal AdMathEdu Vol. 5 No. 2.
[3] Yunita, Alfi dkk. 2017. Modul Geometri Analitik. Padang: CV. Rumahkayu Pustaka
Utama.
6. Tes Formatif
A. Pilihan Berganda
1. Titik (-2,3) dan (3,-4) masing-masing secara berurutan terletak pada kuadran…
a. I dan II
b. I dan III
c. I dan IV
d. II dan IV
2. Dari titik-titik X(-7,2), Y(-5,0), dan Z(-5,-2), maka yang terletak pada kuadran II
adalah…
a. X
b. Y
c. Z
d. X dan Y
3. Diantara titik-titik berikut, manakah yang termasuk di sumbu Y……
a. (6,0)
b. (0,6)
c. (6,6)
d. (-6,-6)
4. Dari titik O(-7,2,3), P(-5,0,6), Q(-5,-2,4) dan R(-3,-4,-10) maka titik terletak pada oktan
VII adalah….
a. O
b. P
c. Q
d. R
5. Diantara titik-titik berikut yang terletak di sumbu Y adalah….
a. (6,0,0)
b. (0,6,0)
c. (6,6,0)
d. (-6,-6,-6)
6. Titik (2,3,-5) dan (-3,-4,7) masing-masing terletak pada oktan….
a. VI dan VII
b. VII dan VIII
c. VIII dan V
d. V dan VII
7. Jarak antar dua titik A(-2,3) dan B(3,-4) adalah….
a. 2
b. √2
c. 74
d. √ 74
8. Jarak antar dua titik R(2,3,-5) dan S(-3,-4,-7) adalah….
a. √ 78
b. √ 170
c. √ 194
d. √ 218
9. Segitiga yang titik-titik sudutnya (10,5), (4,-3), dan (10,-11) adalah segitiga….
a. Tumpul
b. Siku-siku
c. Lancip
d. Sama kaki
10. Diketahui titik A(-5,4,3) dan B(7,2,-5) sedangkan titik C terletak pada garis AB dengan
AC : CB = -6 : 2 maka koordinat C adalah….
a. (13,1,9)
b. (13,1,-9)
c. (13,-1,-9)
d. (-13,-1,-9)
B. Essay
1. Gambarlah titik pada koordinat kartesius yang menyatakan (6,-5) dan (-5,-3)!
2. Apa yang dimaksud dengan absis dan ordinat?
3. Sebutkan pembagian kuadran pada koordinat kartesius bidang!
4. Apa yang dimaksud dengan aplikat?
5. Sebutkan pembagian oktan pada sistem koordinat kartesius dimensi tiga !
7. Kunci Jawaban
A. Pilihan Berganda
1. D. II dan IV
2. A. X
3. B. (0,6)
4. D. R
5. B. (0,6,0)
6. D. V dan VII
7. D. √ 74
8. D. √ 218
9. D. Sama kaki
10. B. (13,1,-9)
B. Essay
1.
-1
| | | | | | | | | | | |
-5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6
- −1
-−2
(−5 ,−3) - −3
- −4
- −5 (6 ,−5)
- −6
2. Absis adalah garis horizontal atau mendatar pada suatu koordinat kartesius atau biasa
dilambangkan dengan sumbu x dan ordinat adalah garis tegak lurus atau vertical pada
sistem koordinat kartesius yang biasa dilambangkan dengan huruf y.
3. Ada 4 kuadran pada sistem koordinat kartesius bidang yaitu sebagai berikut :
Kuadran I : jika absis x >0, dan ordinat y >0 atau { T ( x , y )| x> 0 , y > 0 }.
Kuadran II : jika absis x >0, dan ordinat y <0 atau { T ( x , y )| x> 0 , y < 0 }.
Kuadran III : jika absis x <0, dan ordinat y <0 atau { T ( x , y )| x< 0 , y < 0 }.
Kuadran IV : jika absis x <0, dan ordinat y >0 atau { T ( x , y )| x< 0 , y > 0 }.
4. Aplikat adalah salah satu unsur pada sistem koordinat kartesius pada ruang dimensi
tiga yang biasa dilambangkan dengan titik z, Aplikat merupakan garis yang memotong
absis dan ordinat pada sistem koordinat kartesius.
5. Ada 8 bagian atau 8 oktan pada sistem koordinat kartesius dimensi tiga, yaitu :
Oktan I : jika absis x >0, ordinat y >0 , dan aplikat z >0 atau