Anda di halaman 1dari 11

BAB I

SISTEM KOORDINAT CARTESIUS

Sejarah Sistem Koordinat


Menurut ahli sejarah, Heroditus (450 M) menyatakan bahwa geometri berasal
dari Mesir. Ilmu geometri lahir dari tradisi pengukuran tanah di tepi sungai NIL.
Pengukuran tanah senantiasa dilakukan sebagai akibat banjir yang sering terjadi.
Sebuah manuskrip tua orang Mesir bertajuk Papyrus Rhind yang ditulis oleh Ahmes
200 SM (saat ini disimpan di musium London Inggris) menginformasikan tentang
aturan-aturan dan rumus-rumus untuk mencari luas ladang dan isi gudang gandum
yang digunakan waktu itu.
Orang mesir juga telah mengetahui bahwa bentuk Aljabar 𝑎𝑥 + 𝑏 = 0 secara
geometri dapat dinyatakan sebagai garis lurus. Demikian pula dengan bentuk-bentuk
pangkat dua, telah mampu mereka wujudkan sebagai bentuk-bentuk seperti ellips,
parabola, dan hiperbola.
Matematikawan Rane Discartes, yang lahir di sebuah Desa La Haye Prancis
1596, adalah orang yang memiliki ketertarikan pada bidang geometri ini. Descrates
telah menemukan sebuah metode untuk menyajikan sebuah titik sebagai bilangan
berpasangan dalam sebuah bidang datar. Bilangan-bilangan tersebut terletak pada dua
garis saling tegak lurus satu dengan lainnya dan berpotongan di sebuah titik dinamakan
Origin (0,0), biasanya disimbolkan dengan huruf kapital 𝑂(0,0). Bidang itu
dinamakan bidang Koordinat atau lebih dikenal dengan bidang Cartesius.
Istilah Kartesius digunakan untuk mengenang ahli matematika sekaligus
filsufdari PerancisDescartes, yang perannya besar dalam menggabungkan aljabardan
geometri (Cartesius adalah latinisasi untuk Descartes). Hasil kerjanya sangat
berpengaruh dalam perkembangan geometri analitik, kalkulus, dan kartografi. Ide
dasar sistem ini dikembangkan pada tahun 1637 dalam dua tulisan karya Descartes.
Pada bagian kedua dari tulisannya Discourse on Method, ia memperkenalkan ide baru
untuk menggambarkan posisi titik atau obyek pada sebuah permukaan, dengan
menggunakan dua sumbu yang bertegak lurus antar satu dengan yang lain. Dalam
tulisannya yang lain, La Géométrie, ia memperdalam konsep-konsep yang telah
dikembangkannya.

1
Dengan kelahiran bidang koordinat, terjadilah revolusi besar dalam bidang
matematika.Dengan cerdasnya Descartes menyajikan bentuk-bentuk aljabar yang
dilahirkan oleh orang-orang Mesir dan Khawarizmi ke dalam bentuk permasalah
goemetri secara sistematik.Descartes mampu “mengahadirkan dan menjerat”
pengetahuan matematika masa lampau kedalam sistem koordinatnya.Kini Aljabarnya
orang-orang Mesir dan Khawarizmi hadir tidak lagi sebagai bentuk bangun belaka
melainkan muncul sebagai bentuk yang lengkap dengan koordinatnya.
Pada tahun 1649, Ratu Cristina mengundang Descartes ke Stockholm Swedia
guna mengajarinya ilmu filsafat. Dalam pandangan hidupnya, Descartes menolak
untuk mempercayai segala sesuatu sampai dia bisa membangun atau menemukan
landasan untuk mempercayai hal itu sebagai sebuah kebenaran.Pandangan Descartes
yang paling terkenal adalah “Cagito, ego Sum” (saya berfikir oleh karenanya saya
ada).Pada tahun 1650, Descartes meninggal dalam undangan Ratu Cristina di Swedia
tersebut.
A. Garis Bilangan
Persekutuan antara aljabar dan geometri adalah membuat pengaitan antara
bilangan dalam aljabar dengan titik dalam geometri. Misalkan kita perhatikan
pengaitan bilangan dengan titik pada sebuah garis yang tidak terbatas pada kedua
arahnya. Pertama-tama, kita pilih pasangan titik 𝑂 dan 𝑃 pada garis seperti terlihat
pada gambar 1.1.

O P
–2 0 1 3


berjarak 2 panjang satuan

berjarak 3

Gambar 1.1 Sketsa Posisi Titik Pada Garis Bilangan

Titik 𝑂 disebut pusat, yaitu dikaitkan dengan bilangan nol, dan titik 𝑃 yang
terletak di sebelah kanan 𝑂 dikaitkan dengan bilangan satuan. Dengan
menggunakan 𝑂𝑃 sebagai panjang satuan, kita kaitkan bilangan-bilangan lain
dengan semua titik pada garis dengan cara berikut; Titik 𝑄 yang terletak satu sisi
dengan 𝑃 terhadap titik pusat 𝑂 dikaitkan dengan bilangan positif 𝑥 jika dan hanya

2
jika jarak dari titik pusat adalah 𝑥, yaitu 𝑂𝑄 = 𝑥𝑂𝑃. Titik 𝑅 yang terletak
berlawanan sisi dari titik pusat dikaitkan dengan bilangan negatif −𝑥 jika dan
hanya jika jarak dari titik pusat adalah x. Dengan cara ini setiap titik pada garis
dikaitkan dengan satu bilangan real, dan untuk setiap bilangan real
berkorespondensi dengan sebuah titik pada garis. Suatu garis yang titik-titiknya
dikaitkan dengan bilangan-bilangan real disebut garis bilangan. Skala yang
dijelaskan pada garis bilangan disebut koordinat garis. Bilangan yang menyatakan
suatu titik yang diberikan disebut koordinat titik tersebut, dan titik itu disebut
grafik dari bilangan.

B. Koordinat Cartesius
Di dalam matematik, sistem koordinat Cartes adalah satu sistem yang
menilai suatu titik secara unik di dalam satu satah menerusi dua nomor, biasanya
dikenali sebagai koordinat-x atau absis dan koordinat-y atau ordinasi suatu titik.
Untuk mentakrifkan titik itu dua garis lurus yang berserenjang (paksi −𝑥 dan paksi
−𝑦) ditentukan bersama-sama dengan unit panjang yang ditandakan pada kedua-
dua paksi. Sistem koordinat Cartesian juga digunakan dalam ruang (yang mana
tiga koordinat digunakan) dan di dalam dimensi yang lebih tinggi. Koordinat
adalah dua bilangan atau huruf yang menjelaskan posisi di peta, grafik, dan bagan.
Koordinat mendatar (𝑥) selalu ditulis pertama dan koordinat cacak (𝑦) ditulis
kedua. Satu titik P pada bidang Cartesius dinyatakan dengan pasangan terurut 𝑥
dan 𝑦. Bilangan pertama disebut absis dan kedua disebut ordinat. Koordinat titik P
di tulis 𝑃(𝑥, 𝑦). Contoh : mana dari titik berkoordinat (−1,9) yang disebut absis
adalah “−1” dan ordinat adalah “9”.

Sistem Koordinat Dua Dimensi


Koordinat adalah bilangan yang dipakai untuk menunjukkan lokasi suatu
titik di garis permukaan atau ruang.Koordinat dapat memudahkan kita dalam
menemukan letak benda.Sistem koordinat Kartesius dalam dua dimensi umumnya
didefinisikan dengan dua sumbu yang saling bertegak lurus antar satu dengan
yang lain, yang keduanya terletak pada satu bidang (bidang xy). Sumbu horizontal
diberi label x, dan sumbu vertikal diberi label y. Pada sistem koordinat tiga
dimensi, ditambahkan sumbu yang lain yang sering diberi label 𝑧 Sumbu-sumbu

3
tersebut ortogonal antar satu dengan yang lain. (Satu sumbu dengan sumbu lain
bertegak lurus.)
Titik pertemuan antara kedua sumbu, titik asal, umumnya diberi label 0.
Setiap sumbu juga mempunyai besaran panjang unit, dan setiap panjang tersebut
diberi tanda dan ini membentuk semacam grid. Untuk mendeskripsikan suatu titik
tertentu dalam sistem koordinat dua dimensi, nilai 𝑥 ditulis (absis), lalu diikuti
dengan nilai 𝑦 (ordinat). Dengan demikian, format yang dipakai selalu (x,y) dan
urutannya tidak dibalik-balik.
Titik-titik pada sebuah garis (pada ruang dimensi satu) dinyatakan dengan
bilangan tunggal. Sedangkan titik-titik pada sebuah bidang (ruang dimensi dua)
dapat dinyatakan dengan pasangan suatu bilangan. Lebih lanjut untuk titik-titik di
ruang dimensi tiga dapat dinyatakan dengan tripel suatu bilangan.
Untuk merepresentasikan titik pada sebuah bidang dengan pasangan
bilangan, kita tentukan dua garis bilangan bersilangan 𝑂𝑋 dan 𝑂𝑌, dan tentukan
skala pada masing-masing garis, seperti pada gambar 1.2. Titik potong kedua garis
itu digunakan sebagai titik pusat.Bilangan positif ditempatkan pada sebelah kanan
titik 𝑂 garis mendatar 𝑂𝑋 dan sebelah atas titik 𝑂 garis ke vertikal 𝑂𝑌. Sedangkan
bilangan negatif ditempatkan pada sebelah kiri titik 𝑂 garis mendatar 𝑂𝑋 dan
sebelah bawah titik 𝑂 garis ke vertikal 𝑂𝑌. Biasanya arah positif ditandai dengan
tanda panah pada garis bilangan. Garis 𝑂𝑋 disebut sumbu-x dan garis 𝑂𝑌 disebut
sumbu-y. Dua garis yang bersilangan itu disebut sumbu koordinat.
Y

Py P(a, b)

b
X
a Px

Gambar 1.2 Sketsa titik 𝑃(𝑎, 𝑏) Pada Sumbu Koordinat

Misalkan diberikan sebuah titik 𝑃 pada bidang yang diberi sumbu


koordinat, maka terdapat korespondensi dengan titik 𝑃𝑥 pada sumbu 𝑥 Ini adalah
titik potong antara sumbu 𝑥 dengan garis yang sejajar sumbu 𝑦 yang memuat titik
P (jika P berada pada sumbu 𝑦 maka garis ini berimpit dengan sumbu 𝑦). Dengan

4
cara yang sama terdapat titik 𝑃𝑦 pada sumbu 𝑦, yang merupakan titik potong
sumbu 𝑦 dengan garis yang melalui titik P dan sejajar (atau sama) dengan sumbu
𝑥. Koordinat kedua titik pada sumbu disebut koordinat titik 𝑃. Jika a adalah
koordinat 𝑃𝑥 pada sumbu −𝑥 dan b adalah koordinat 𝑃𝑦 pada sumbu −𝑦 maka 𝑃
direpresentasikan dengan (𝑎, 𝑏) atau 𝑃(𝑎, 𝑏). Dalam contoh ini, 𝑎 disebut
koordinat 𝑥 atau absis dari 𝑃, dan 𝑏 disebut koordinat 𝑦, atau ordinat dari 𝑃. Pada
saat sebuah titik tertentu diberikan, meskipun nilai numerik dari komponen
koordinatnya tidak diketahui, maka koordinat itu biasanya dinyatakan dengan
notasi 𝑥 dan 𝑦 yang berindeks atau dengan huruf-huruf awal dari alpabet. Sebagai
contoh 𝑃1 (𝑥1 , 𝑦1 ) atau 𝑃(𝑎, 𝑏).
Pada bidang koordinat, biasanya disepakati aturan sebagai berikut: 1)
sumbu-sumbu koordinat diambil yang tegak lurus satu sama lain; 2) sumbu 𝑥
adalah garis mendatar (horisontal) dengan koordinat positif arah kanan dari titik
pusat, dan sumbu 𝑦 adalah garis vertikal dengan koordinat positif ke arah atas dari
titik pusat koordinat; dan 3) digunakan skala yang sama pada kedua sumbu
koordinat.
Kesepakatan ini tentu saja, tidak harus diikuti semuanya jika ada pilihan
yang lebih menguntungkan. Kita harus sering meninjau kesepakatan ketiga yaitu
apabila akan menentukan gambar akan sangat sulit membuat sketsa grafik jika
kita tetap menggunakan skala yang sama pada kedua sumbu. Pada kasus seperti
ini, kita harus merasa bebas menggunakan skala yang berbeda, mengingat
penyimpangan gambar yang terjadi dalam proses. Kecuali tetap memegang
kesepakatan atau dinyatakan dalam keadaan tertentu, atau jelas dinyatakan dalam
konteks, biasanya kita selalu mengikuti dua kesepakatan pertama.

Catatan :
Misalkan suatu titik 𝑇 di bidang di tulis 𝑇(𝑥, 𝑦). Bilangan 𝑥 pada 𝑇(𝑥, 𝑦)
disebut absis titik 𝑇 yang menyatakan jarak titik 𝑇(𝑥, 𝑦) terhadap sumbu 𝑋.
Bilangan 𝑦 pada 𝑇(𝑥, 𝑦) disebut ordinat titik 𝑇 yang menyatakan jarak titik
𝑇(𝑥, 𝑦) terhadap sumbu 𝑌. Koordinat-koordinat titik 𝑇 adalah pasangan bilangan
terurut (𝑥, 𝑦) Sumbu- sumbu datar dan tegak membagi bidang datar menjadi 4
bagian/daerah yang masing-masing disebut kuadran.
Sebuah titik 𝑇(𝑥, 𝑦) terletak pada :

5
 Kuadran I: Jika absis 𝑥 > 0, dan ordinat 𝑦 > 0, atau {𝑇(𝑥, 𝑦)|𝑥 > 0. 𝑦 > 0}
 Kuadran II: Jika absis 𝑥 < 0, dan ordinat 𝑦 > 0, atau {𝑇(𝑥, 𝑦)|𝑥 < 0. 𝑦 > 0}
 Kuadran III: Jika absis 𝑥 < 0, dan ordinat 𝑦 < 0, atau {𝑇(𝑥, 𝑦)|𝑥 < 0. 𝑦 < 0}
 Kuadran IV: Jika absis 𝑥 > 0, dan ordinat 𝑦 < 0, atau {𝑇(𝑥, 𝑦)|𝑥 > 0. 𝑦 < 0}

Gambar 1.3 Daerah Kuadran pada Bidang Koordinat

Koordinat titik-titik yang ditentukan dengan cara ini, seringkali dikenal


sebagai koordinat Cartesius, sebagai penghormatan terhadap matematikawan dan
filosof asal Perancis yang bernama René Descartes yang hidup dari 1596 sampai
1650. Satu hal yang perlu dicatat adalah dua garis sumbu koordinat tidak perlu
harus berpotongan secara tegak lurus. Namun demikian jika kedua sumbu
berpotongan miring, hasil-hasil secara aljabar menjadi lebih rumit.
Contoh :
Gambarlah titik-titik dengan koordinat 𝐴(−1,2), 𝐵(2,2), 𝐶(−3, −2),
𝐷(2, −3) dan cobalah pilih titik-titik yang lain. Perhatikan bahwa semua titik pada
sumbu 𝑥 mempunyai ordinat nol, dan juga titik-titik pada sumbu 𝑦 mempunyai
absis nol sebab keduanya berada pada sumbu koordinat.

6
(0, 3)

(–1, 2) (2, 2)
(0, 1) (3, 1)
(–3, 0) (0, 0) (2, 0)

(–3, –2) (0, –2)


(–2, –3) (2, –3)

Gambar 1.4. Titik –titik pada bidang koordinat

Sistem Koordinat Ruang


Untuk menentukan titik dalam ruang, kita dapat menggunakan beberapa
macam sistem koordinat ruang. Sistem koordinat ruang yang paling umum
digunakan adalah sistem koordinat tegak lurus (sistem koordinat Cartesian).
Sistem ini pada prinsipnya kita memilih suatu satuan panjang serta tiga
buah garis lurus yang masing-masing saling tegak lurus dan berpotongan di satu
titik dan ditentukan pula oleh himpunan semua tripel-tripel tertentu dari bilangan-
bilangan nyata. Ketiga garis tersebut merupakan sumbu-sumbu koordinat.
Sedangkan tripel (𝑥, 𝑦, 𝑧) mewakili satu titik dalam ruang. Dengan kata lain
terdapat korespondensi satu-satu antara himpunan titik-titik di dalam ruang dengan
himpunan semua tripel terurut bilangan-bilangan nyata.
Masing-masing 𝑥, 𝑦, dan 𝑧 boleh positif atau negatif, tergantung arah
mengukurnya, apakah ke arah positif atau ke arah negatif dari sumbu-sumbu
koordinat. Dalam hal sebaliknya, yaitu diketahui tripel terurut bilangan (𝑥, 𝑦, 𝑧),
kita dapat menentukan titik tertentu yang koordinatnya 𝑥, 𝑦, dan 𝑧. Untuk itu kita
kerjakan sebagai berikut :
1. Berturut-turut ukur 𝑂𝐴 = 𝑥, 𝑂𝐵 = 𝑦, dan OC = 𝑧 sepanjang sumbu-sumbu
𝑥, 𝑦, dan 𝑧 (dengan memperhatikan arah positif dan negatifnya).
2. Berturut-turut gambar bidang-bidang melalui 𝐴, 𝐵, dan 𝐶 yang sejajar bidang-
bidang koordinat 𝑦𝑧, 𝑧𝑥, dan xy. Titik potong, ketiga bidang tersebut adalah
titik tertentu yang dimaksud.

7
Catatan :
Misalkan suatu titik 𝑇 di ruang di tulis 𝑇(𝑥, 𝑦, 𝑧). Bilangan 𝑥 pada
𝑇(𝑥, 𝑦, 𝑧) disebut absis titik 𝑇(𝑥, 𝑦, 𝑧) yang menyatakan jarak titik 𝑇(𝑥, 𝑦, 𝑧)
terhadap sumbu 𝑌𝑂𝑍. Bilangan 𝑦 pada 𝑇(𝑥, 𝑦, 𝑧) disebut ordinat titik 𝑇(𝑥, 𝑦, 𝑧)
yang menyatakan jarak titik 𝑇(𝑥, 𝑦, 𝑧) terhadap sumbu 𝑋𝑂𝑍. Bilangan 𝑧 pada
𝑇(𝑥, 𝑦, 𝑧) disebut aplikat titik 𝑇(𝑥, 𝑦, 𝑧) yang menyatakan jarak titik 𝑇(𝑥, 𝑦, 𝑧)
terhadap sumbu 𝑋𝑂𝑌.
Ketiga sumbu 𝑋, sumbu 𝑌 dan sumbu 𝑍 membagi ruang atas tiga bidang
koordinat, yaitu bidang 𝑋𝑂𝑌 yang dibentuk oleh perpotongan sumbu 𝑋 dengan
sumbu 𝑌, bidang 𝑋𝑂𝑍 yang dibentuk oleh perpotongan sumbu 𝑋 dengan sumbu
𝑍 dan bidang bidang 𝑌𝑂𝑍 yang dibentuk oleh perpotongan sumbu 𝑌 dengan
sumbu 𝑍

Gambar 1.5 Sketsa Bidang Oktan

Ketiga bidang 𝑋𝑂𝑌, 𝑋𝑂𝑍, dan 𝑌𝑂𝑍 membagi ruang menjadi 8 bagian atau
daerah yang masing-masing disebut oktan. Suatu titik 𝑇(𝑥, 𝑦, 𝑧) di ruang dimensi
tiga dikatakan terletak pada:
 Oktan I : Jika absis 𝑥 > 0, dan ordinat 𝑦 > 0, dan aplikat 𝑧 > 0
atau {𝑇(𝑥, 𝑦, 𝑧)|𝑥 > 0. 𝑦 > 0, 𝑧 > 0}
 Oktan II : Jika absis 𝑥 < 0, dan ordinat 𝑦 > 0, dan aplikat 𝑧 > 0
atau {𝑇(𝑥, 𝑦, 𝑧)|𝑥 < 0. 𝑦 > 0, 𝑧 > 0}

8
 Oktan III : Jika absis 𝑥 < 0, dan ordinat 𝑦 < 0, dan aplikat 𝑧 > 0
atau {𝑇(𝑥, 𝑦, 𝑧)|𝑥 < 0. 𝑦 < 0, 𝑧 > 0}
 Oktan IV : Jika absis 𝑥 > 0, dan ordinat 𝑦 < 0, dan aplikat 𝑧 > 0
atau {𝑇(𝑥, 𝑦, 𝑧)|𝑥 > 0. 𝑦 < 0, 𝑧 > 0}
 Oktan V : Jika absis 𝑥 > 0, dan ordinat 𝑦 > 0, dan aplikat 𝑧 < 0
atau {𝑇(𝑥, 𝑦, 𝑧)|𝑥 > 0. 𝑦 > 0, 𝑧 < 0}
 Oktan VI : Jika absis 𝑥 < 0, dan ordinat 𝑦 > 0, dan aplikat 𝑧 < 0
atau {𝑇(𝑥, 𝑦, 𝑧)|𝑥 < 0. 𝑦 > 0, 𝑧 < 0}
 Oktan VII : Jika absis 𝑥 < 0, dan ordinat 𝑦 < 0, dan aplikat 𝑧 < 0
atau {𝑇(𝑥, 𝑦, 𝑧)|𝑥 < 0. 𝑦 < 0, 𝑧 < 0}
 Oktan VIII : Jika absis 𝑥 > 0, dan ordinat 𝑦 < 0, dan aplikat 𝑧 < 0
atau {𝑇(𝑥, 𝑦, 𝑧)|𝑥 > 0. 𝑦 < 0, 𝑧 < 0}

Gambar 1.6 Pembagian Bidang Sistem Koordinat Cartesius di Ruang

Perhatikan masalah di bawah ini, jika memungkinkan berikan


penyelesaian yang berbeda terhadap masalah tersebut.
Contoh :
Gambarlah sumbu-sumbu koordinat dan gambarlah titik-titik dengan koordinat
𝑇(3,2, −2), 𝑇(−2,4, −3), 𝑇(−4,2,1), dan 𝑇(−2, −3,2) serta tuliskan koordinat
koordinatnya di samping titik-titik tersebut.

Jawab :

9
Berdasarkan uraian di atas dapat, dengan mengikuti langkah-langkah yang
telah disampaikan maka diperoleh gambar sebagai berikut:

Gambar 1.7 Jawaban Contoh 1


Contoh 2 :
Gambarkanlah titik 𝐹(−4,2,1), serta tuliskan koordinat-koordinat yang lain
tersebut.
Jawab :
Berdasarkan uraian di atas dapat, dengan mengikuti langkah-langkah yang
telah disampaikan maka diperoleh gambar sebagai berikut:

Gambar 1.8 Balok 𝑨𝑩𝑪𝑫. 𝑬𝑭𝑮𝑯 pada bidang Ruang

10
Latihan 1
1. Plot masing-masing titik berikut pada bidang koordinat.
(a). (5, 2), (b). (5, –2), (c). (–5, 2) (d). (–5, –2),
(e). (3,0) (f). (0, 3), (g). (–3, 0) (h). (0, –3),
2. Sebuah persegi mempunyai panjang sisi 10 unit. Apa koordinat titik-titik sudut
persegi tersebut jika :(a). satu titik sudutnya berada di titik pusat, dua sisinya
berada pada sumbu koordinat dan satu titik lain di kuadran II, (b). pusat persegi
berapa pada pusat koordinat dan sisi-sisinya sejajar dengan sumbu koordinat, dan
(c).diagonal-diagonalnya berada pada sumbu-sumbu koordinat.Bagaimana jika
panjang sisi perseginya adalah a unit ?
3. Alas suatu segitiga sama kaki mempunyai panjang 6 unit dan masing-masing sisi
yang sama mempunyai panjang 5 unit. Alas segitiga tersebut berada pada sumbu-
x dan dibagi dua oleh titik pusat. Tentukan kordinat titik-titik sudut segitiga
tersebut kemudian gambar pada bidang koordinat (ada dua jawaban).
4. Titik-titik (0,0), (10,0), (2,5) adalah titik-titik sudut suatu jajaran genjang.
Tentukan titik yang keempat dari jajaran genjang tersebut?
5. Alas suatu trapesium sama kaki adalah 20 dan 10 unit, dan panjang sisi yang sama
adalah 13 unit. Alas yang lebih panjang berada sepanjang sumbu-y dan dibagi
sama panjang oleh titik pusat koordinat. Jika alas yang lebih pendek terletak di
sebelah kanan, tentukan koordinat masing-masing titik sudut trapesium tersebut.
6. Hexagon (segi 8) beraturan dengan panjang sisi 8 unit diletakkan pada bidang
sehingga pusatnya berimpit dengan pusat koordinat. Tentukan koordinat titik-titik
sudutnya.
7. Suatu segitiga sama sisi mempunyai titik sudut dengan koordinat (–1, 3) dan titik
(7, 3). Apa koordinat titik yang ketiga ?.
8. Panjang sisi segitiga sama kaki adalah 16, 17, 17. Titik-titik kaki segitiga terletak
pada sumbu-sumbu koordinat, sedangkan titik yang lain berada di kuadran I dan
terletak pada garis bagi kuadran. Tentukan koordinat ketiga titik sudut tersebut.
9. Panjang sisi segitiga siku-siku adalah 3 dan 4 unit. Sisi miring berada sepanjang
sumbu-x, salah satu titik yang lain berada pada titik pusat koordinat. Tentukan
koordinat titik-titik sudut yang lain jika titik sikunya berada pada kuadran I (ada
dua jawaban).
10. Gambarkanlah titik-titik di bawah ini pada satu sumbu koordinat.
a. 𝑇(1,1,2), (b). 𝑇(6,2,5), (c). 𝑇(−6, −2, −1) (d). 𝑇(8, −3,0)

11

Anda mungkin juga menyukai