Anda di halaman 1dari 13

Nama : Rizqi Febriana Safitri

Offering :B

NIM : 170311611583

No Absen : 35

Refleksi

Pada pertemuan kedua mata kuliah Matematika Sosial hari ini, saya mendapatkan
materi mengenai sistem koordinat kartesius. Dalam materi sistem koordinat kartesius, saya
mengetahui bahwa sistem bilangan real dibentuk oleh himpunan bilangan real dan operasinya
(penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian). Secara geometri, bilangan real dapat
ditunjukkan pada titik yang terletak pada suatu garis, yang disebut dengan garis bilangan real
atau garis koordinat. Garis bilangan merupakan garis horizontal. Selain itu, garis bilangan
real merupakan korespondensi satu-satu di antara himpunan bilangan real dengan semua
bilangan real positif dan negatif. Dikatakan korespondensi satu-satu karena pada setiap
skala pada garis bilangan ditempati tepat satu oleh bilangan real. Pada garis bilangan real
terdapat angka 0 yang disebut sebagai titik asal. Angka 1 pada garis bilangan real terletak di
sebelah kanan titik asal. Titik 0, 1, dan bilangan real lainnya pada garis bilangan disebut
dengan skala garis bilangan real. Skala pada garis bilangan real terdiri dari bilangan real
positif dan bilangan real negatif. Bilangan real positif x terletak pada x satuan di sebelah
kanan titik asal dan bilangan real negatif x terletak pada – x satuan di sebelah kiri titik
asal. Sistem koordinat kartesius dapat digunakan untuk menunjukkan titik pada suatu bidang.
Pada sistem koordinat kartesius terdapat dua garis yang saling tegak lurus, dimana garis yang
saling tegak lurus tersebut merupakan garis horizontal dan garis vertikal. Garis horizontal
disebut sebagai sumbu-x dan garis vertikal disebut sebagai sumbu-y. Perpotongan antara
garis horizontal dan garis vertikal terletak pada titik O atau disebut sebagai titik asal. Skala
pada koordinat kartesius terdiri dari skala-skala yang dibentuk sepanjang sumbu-x dan
sumbu-y. Skala di sepanjang sumbu-x terdiri dari bilangan real positif yang terletak di
sebelah kanan titik asal dan bilangan real negatif yang terletak di sebelah kiri sumbu-x.
Sementara itu, skala di sepanjang sumbu-y terdiri dari bilangan real positif yang teletak di
atas titik asal dan bilangan real negatif yang terletak di bawah titik asal. Skala-skala pada
sumbu-x dan sumbu-y bisa bernilai sama tetapi bisa juga bernilai tidak sama. Titik pada
bidang koordinat kartesius bisa ditunjukkan dengan menggunakan pasangan berurutan (x, y),
dimana x merupakan angka pertama yang disebut sebagai absis atau koordinat-x dan y
merupakan angka kedua yang disebut sebagai ordinat atau koordinat-y, serta x dan y
membentuk suatu koordinat. Karena koordinat merupakan pasangan berurutan maka (x, y)
tidak sama dengan (y, x). Titik (x, y) bisa digambarkan pada bidang koordinat kartesius.
Misal diketahui titik P(x, y), maka cara menggambar titik P pada bidang koordinat kartesius,
yaitu letakkan titik x di sepanjang sumbu-x, lalu gambar garis melalui titik yang sejajar
dengan sumbu-x dan letakkan titik y di sepanjang sumbu-y, lalu gambar garis melalui titik
yang sejajar dengan sumbu-y. Perpotongan antara dua garis tersebut membentuk suatu
koordinat P(x, y). Sumbu koordinat membagi bidang-bidang koordinat kartesius menjadi
empat kuadran, yaitu kuadran I, II, III, dan IV. Kuadaran I terdiri dari titik P(x, y) dengan x >
0 dan y > 0, kuadaran II terdiri dari titik P(x, y) dengan x < 0 dan y > 0, kuadaran III terdiri
dari titik P(x, y) dengan x < 0 dan y < 0, dan kuadaran IV terdiri dari titik P(x, y) dengan x >
0 dan y < 0. Sistem koordinat kartesius juga dapat digunakan untuk menentukan rumus jarak
di antara dua titik yang berbeda. Misal diketahui dua titik, yaitu (x 1, y1) dan (x2, y2), maka
jarak d di antara dua titik bisa ditentukan dengan menggunakan rumus Pythagoras, sebagai
berikut.

Rumus Pythagoras :

𝑐 = √𝑎2 + 𝑏 2

Karena :

c = jarak d

𝑎 = x2 – x1

𝑏 = y2 – y1

maka rumus jarak antara dua titik, yaitu :

𝑑 = √(𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2
Berdasarkan rumus jarak di atas, maka rumus tersebut bisa dibentuk menjadi persamaan
lingkaran. Misalkan P(x, y) merupakan titik pada lingkaran dengan radius r dan pusat C(h, k),
maka persamaan lingkaran merupakan jarak antara P(x, y) dan C(h, k), sehingga persamaan
lingkaran, yaitu:

√(𝑥 − ℎ)2 + (𝑦 − 𝑘)2 = 𝑟

√(𝑥 − ℎ)2 + (𝑦 − 𝑘)2 = 𝑟 2

Penerapan sistem koordinat kartesius sangat diperlukan, yaitu untuk menentukan letak wilayah
pada peta. Dalam peta sistem koordinat kartesius sangat diperlukan untuk memudahkan
membaca peta. Sistem koorinat kartesius terlihat pada garis lintang dan garis bujur pada peta.
Garis lintang menggambarkan garis horizontal dan garis bujur mmenggambarkan garis vertikal.
Di dalam kelas, juga ada penerapan sistem koordinat kartesius, yaitu terlihat pada denah
tempat duduk. Selain itu, rumus jarak juga diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu
untuk menghitung jarak antar dua benda yang terletak pada titik yang berbeda.

Selain mengetahui tentang materi sistem koordinat kartesius, saya juga mengetahui
tentang garis lurus. Garis lurus memiliki sifat yaitu kemiringan atau gradien, sejajar, dan tegak
lurus. Misalkan L merupakan suatu garis lurus yang melalui dua titik berbeda yaitu (x 1, y1)
dan (x2, y2). Jika x1 = x2, maka L merupakan garis vertikal dan tidak memiliki kemiringan/
gradien. Jika y1 = y2, maka L merupakan garis horizontal dan memiliki kemiringan/ gradien
sebesar 0. Jika (x1, y1) dan (x2, y2) merupakan dua titik berbeda pada garis non vertikal, maka
kemiringan/ gradien L, yaitu

∆𝑦 𝑦2 − 𝑦1
𝑚= =
∆𝑥 𝑥2 − 𝑥1

∆𝑦 = 𝑦2 − 𝑦1 merupakan ukuran perubahan y (vertikal) dan ∆𝑥 = 𝑥2 − 𝑥1 merupakan


ukuran perubahan x (horizontal). Kemiringan/ gradien dari suatu garis adalah konstan. Garis
lurus dengan kemiringan/ gradien positif (m > 0) memiliki kemiringan yang condong ke arah
atas dari kiri ke kanan. Hal ini dikarenakan nilai y naik dan nilai x juga naik. Sementara itu,
garis lurus dengan kemiringan/ gradien negatif (m < 0) memiliki kemiringan yang condong ke
arah bawah dari kiri ke kanan. Hal ini dikarenakan nilai y turun dan nilai x naik. Dua garis
yang berbeda dapat dikatakan sejajar jika dan hanya jika kedua garis tersebut memiliki
kemiringan/ gradien yang sama atau kedua garis tersebut sama-sama memiliki gradien yang
tidak terdefinisi. Jika Dua garis L1 dan L2 yang non vertikal memiliki kemiringan/ gradien m1
1
dan m2, maka L1 tegak lurus dengan L2 jika dan hanya jika 𝑚1 = − 𝑚 . Suatu garis lurus yang
2

terletak pada bidang-xy bisa ditunjukkan dengan menggunakan persamaan garis yang
memenuhi variabel x dan y. Dalam menentukan persamaan garis bisa menggunakan rumus
point-slope form, slope-intercept form, dan rumus umum dari persamaan garis. Rumus
point-slope form dapat digunakan jika diketahui gradien m dan melalui titik (x 1, y1). Rumus
point-slope form, yaitu y – y1 = m(x – x1). Rumus slope-intercept form dapat digunakan jika
diketahui gradien m dan melalui perpotongan sumbu-y di titik (0, b). Rumus slope-intercept
form yaitu y = mx + b. Sementara itu, persamaan umum garis yaitu Ax + By + C = 0, dimana A,
B, dan C konstan dan A dan B tidak sama dengan nol.

Dalam pembahasan materi yang berkaitan dengan sistem koordinat kartesius dan garis
lurus yang tidak saya ketahui yaitu mengenai pengaruh perubahan m pada persamaan y = mx +
b, pengaruh perubahan b pada persamaan y = mx + b, dan pengaruh perubahan m dan b pada
persamaan y = mx + c. Saya juga tidak mengetahui penerapan secara nyata mengenai garis
lurus dengan kemiringan positif dan negatif dalam kehidupan sehari-hari, sebab yang saya tahu
kemiringan garis hanya digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan
bidang ekonomi. Selain itu, saya juga tidak mengetahui bagaimana cara menjelaskan atau
menggambarkan himpunan dari titik-titik dalam bidang-xy yang memenuhi suatu
pertidaksamaan dengan menggunakan rumus jarak.

Pada materi sistem koordinat kartesius mengenai skala sumbu-x dan sumbu-y,
berdasarkan sepengetahuan saya, skala pada sumbu-x dan sumbu-y memiliki skala yang sama.
Sementara itu, pada buku S. T. San dikatakan bahwa skala pada sumbu-x dan sumbu-y tidak
harus selalu sama. dan mengapa pada saat tersebut harus memiliki skala yang sama. Melalui
persoalan tersebut, saya ingin mengetahui pada saat kapan skala pada sumbu-x dan sumbu-y
harus memiliki nilai yang sama dan mengapa pada kondisi tersebut harus menggunakan skala
yang sama.

Berdasarkan keingintahuan saya mengenai sesuatu yang ingin saya ketahui di atas, saya
berusaha mencari jawaban terhadap permasalahan tersebut. Saya mencari keingintahuan saya
melalui diskusi antar kelompok dengan saling bertukar pertanyaan. Berdasarkan jawaban dari
kelompok lain, saya memperoleh jawaban bahwa salah satu penggunaan skala pada sumbu-x
dan sumbu-y harus sama ketika menggambar titik-titik untuk membentuk suatu bangun.
Misalkan suatu persegi digambar pada titik yang skalanya tidak sama, akan ada kemungkinan
bahwa persegi tersebut tidak terlihat seperti persegi, bisa jadi gambar tersebut berbentuk lain,
misalkan menjadi bentuk persegi akibat skala sumbu-x dan sumbu-y yang tidak sama.
(36) Rohmatul Hasanah / 170311611554 / Off B

REFLEKSI DIRI

Hari ini saya ada kuliah Matematika Sosial yang membahas tentang Sistem Koordinat
dan Persamaan Garis Lurus. Saya telah mengetahui bahwa sistem koordinat adalah suatu cara
untuk menentukan letak suatu titik pada grafik. Sistem koordinat kartesius digunakan untuk
menentukan tiap titik dalam bidang dengan menggunakan satu atau lebih bilangan yang biasa
disebut koordinat x dan koordinat y dari titik tersebut. Suatu titik tertentu dalam sistem
koordinat dua dimensi, nilai x ditulis absis, sedangkan nilai y ditulis ordinat. Sehingga bentuk
suatu titik selalu (x, y) dan urutannya tidak dapat dibalik menjadi (y, x). Sistem koordinat
kartesius terbagi menjadi 4 kuadran, yaitu kuadran I (x>0, y>0), kuadran II (x<0, y>0),
kuadran III (x<0, y<0), dan kuadran IV (x>0, y<0). Misalkan sebarang titik R(x,y), maka titik
tersebut posisinya terdapat di kuadran I atau II atau III atau IV tergantung besar x dan y.
Sehingga x disebut absis, y disebut ordinat, dan R(x, y) disebut koordinat.
Jika terdapat titik P1(x1, y1) dan P2(x2, y2) maka jarak di antara dua titik tersebut adalah

𝑑 = √(𝑥2 − 𝑥1 ) 2 + (𝑦2 − 𝑦1 ) 2 yang disebut dengan Rumus Pythagoras.

Misalkan titik P(x, y) terletak pada lingkaran dengan jari-jari r dan pusat C(h, k), maka

dengan menggunakan Rumus Pythagoras didapat √(x − h) 2 + (y − k) 2 = 𝑟.

Saya telah mengetahui bahwa persamaan garis lurus adalah suatu perbandingan antara
koordinat y dan koordinat x dari dua titik yang terletak pada sebuah garis. Kemiringan adalah
perbandingan komponen y dan komponen x , atau disebut juga dengan kecondongan sebuah
garis. Lambang dari suatu gradien yaitu huruf “m”.
Kemiringan suatu garis jika terdapat dua titik berbeda (𝑥1 , 𝑦1 ) dan (𝑥2 , 𝑦2 ) pada suatu
garis L vertikal, 𝑥1 , = 𝑥2 , maka kemiringannya tak terdefinisi.
Kemiringan suatu garis jika terdapat dua titik berbeda (𝑥1 , 𝑦1 ) dan (𝑥2 , 𝑦2 ) pada suatu
𝑦 −𝑦
garis L nonvertikal, 𝑥1 , ≠ 𝑥2 , maka kemiringannya 𝑚 = 𝑥2 −𝑥1.
2 1

Kemiringan suatu garis jika terdapat dua titik berbeda (𝑥1 , 𝑦1 ) dan (𝑥2 , 𝑦2 ) pada suatu
garis L horisontal, 𝑦1 , = 𝑦2 , maka kemiringannya nol.
Dua garis dikatakan sejajar jika dan hanya jika kemiringannya sama atau tak terdefinisi.
Dua garis dikatakan tegak lurus jika dan hanya jika perkalian antara kemiringan satu garis
dengan kemiringan garis lainnya sama dengan -1.
Persamaaan Garis Lurus
Garis Vertikal / garis yang memotong sumbu-x pada (a, 0), maka persamaan garis lurusnya
adalah 𝑥 = 𝑎.
Garis Horisontal / garis yang memotong sumbu-y pada (0, b), maka persamaan garis lurusnya
adalah 𝑦 = 𝑏.
Garis yang melalui titik (𝑥1 , 𝑦1 ) dan memiliki kemiringan m, maka persamaan garis
lurusnya adalah 𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 ).
Garis yang mealui kemiringan m dan memotong sumbu-y pada (0, b), maka persamaan garis
lurusnya adalah 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑏.
Bentuk umum persamaan garis lurus adalah 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0, dimana 𝐴, 𝐵, dan 𝐶 tidak
nol.
Dalam materi sistem koordinat dan persamaan garis lurus ini saya menemukan
permasalahan yang tidak saya ketahui. Pertama, Jika terdapat dua garis yang saling tegak
lurus maka 𝑚1 . 𝑚2 = −1 , bagaimana bisa terjadi hal tersebut?. Kedua, bagaimana cara
menunjukkan bahwa dua garis dengan persamaan 𝐴1 𝑥 + 𝐵1 𝑦 + 𝐶1 = 0 𝐴2 𝑥 + 𝐵2 𝑦 + 𝐶2 =
0 adalah sejajar dan apa saja syarat kedua garis tersebut sejajar?. Ketiga, suatu garis dengan
kemiringan positif condong ke atas dari kiri ke kanan, sedangkan garis lurus dengan
kemiringan negatif condong ke bawah dari kiri ke kanan (dilihat dari grafik), bagaimana cara
mengetahui suatu garis dengan m>0 atau m<0 condong ke arah mana tanpa kita membuat
grafik?
Dalam belajar materi sistem koordinat dan persamaan garis lurus ini yang saya ingin tahu
adalah suatu garis dengan kemiringan positif condong ke atas dari kiri ke kanan, sedangkan
garis lurus dengan kemiringan negatif condong ke bawah dari kiri ke kanan (dilihat dari
grafik), bagaimana cara mengetahui suatu garis dengan m>0 atau m<0 condong ke arah mana
tanpa kita membuat grafik?
Yang saya lakukan untuk mencari tahu cara mengetahui suatu garis dengan m>0 atau
m<0 condong ke arah mana tanpa kita membuat grafik adalah dengan berfikir dan berdiskusi
dengan teman saya. Saya tahu bahwa kecondongan suatu garis dapat diketahui jika terdapat
suatu garis yang melalui titik atau suatu garis dengan persamaan garis tertentu. Dengan
membayangkan suatu bidang koordinat, maka kita mendapat bahwa jika m>0 maka nilai y
menaik dan nilai x menaik, sehingga diperoleh jika m>0 kemiringan garis condong ke atas
𝑦 −𝑦
dari kiri ke kanan. Sedangkan jika m<0 berdasarkan rumus kemiringan yaitu 𝑚 = 𝑥2 −𝑥1,
2 1

maka jika nilai y menurun dan nilai x menaik, sehinggga diperoleh jika m<0 kemiringan garis
condong ke bawah dari kiri ke kanan.

Anda mungkin juga menyukai