Anda di halaman 1dari 12

NAMA : FIZRIKA SYAUFIRA PUTRI

NPM : 211110013443073

KELAS : MANAJEMEN 01 PAGI

MATA KULIAH : STATISTIK EKONOMI I

RESUME

APLIKASI TREND NON LINEAR DALAM PEREKONOMIAN

Hubungan fungsional antara variabel-variabel ekonomi dan bisnis tidak

selalu berbentuk linier, tetapi ada juga yang berbentuk non linier. Artinya,

perubahan suatu variabel terikat yang diakibatkan oleh perubahan variabel bebas

tidak tetap. Penerapan fungsi non linier dalam ekonomi dan bisnis berupa fungsi

permintaan, fungsi penawaran, keseimbangan pasar, fungsi penerimaan, fungsi

biaya dan analisis pulang pokok.

Persamaan non-linear adalah persamaan dimana tiap fungsinya melibatkan

bentuk eksponensial, trigonometri, logaritma, rasional, polinomial berderajat dua

atau lebih, ada hasil kali antara fungsi yang belum diketahui dengan turunannya,

atau fungsi transenden lainnya (Utami & Dewi, 2020). Persamaan non-linear

sendiri dibagi menjadi persamaan non-linear dengan satu variabel dan persamaan

non-linear dengan n variabel, dengan n > 1 (Megawaty et al., 2021). Bentuk

umum persamaan non-linear dengan satu variabel adalah f(x) = 0 (Anderha &

Maskar, 2020).

Dalam penerapan ekonomi, terbagi menjadi beberapa bagian semacam

penerapan ekonomi permintaan, penawaran, dan keseimbangan pasar, fungsi

biaya, fungsi penerimaan, keuntungan, kerugian, dan pulang pokok, fungsi


utilitas, fungsi produksi, dan kurva transformasi produk. Masing masing memiliki

bentuk umum yang hampir sama namun berbeda.

Penerapan fungsi non linier dalam ekonomi dan bisnis berupa fungsi

permintaan, fungsi penawaran, keseimbangan pasar, fungsi penerimaan, fungsi

biaya dan analisis pulang pokok. Selain berbentuk fungsi linier, permintaan dan

penawaran dapat pula berbentuk fungsi non linier. Perbedaan fungsi linear ialah

penentuan nilai dari setiap variabel yang memenuhi persamaan tersebut dengan

memperhatikan domain atau daerah asalnya. Perbedaan fungsi nonlinear ialah

mendominasi bidang matematika yang lebih tinggi dan ilmu pengetahuan.

Fungsi permintaan dan fungsi penawaran yang kuadratik dapat berupa

potongan lingkaran potongan elips potongan hiperbola maupun potongan

parabola. Oleh sebab itu dengan mempelajari bentuk-bentuk fungsi non- linier dan

memahami sifat-sifatnya akan sangat bermanfaat dalam mendalami teoriteori

ekonomi. Fungsi Non Linear Fungsi non-linier merupakan bagian yang penting

dalam matematika untuk ekonomi karena pada umumnya fungsi-fungsi yang

menghubungkan variabel-variabel ekonomi bentuknya tidak linier.

Dalam struktur data linier, data disusun dalam urutan linier di mana

elemen dihubungkan satu demi satu. Sebaliknya, dalam struktur data non-linier,

elemen data tidak disimpan secara berurutan, melainkan elemen yang terkait

secara hierarkis. Persamaan linier adalah persamaan aljabar derajat 1, tetapi

persamaan nonlinier adalah persamaan aljabar derajat 2 atau lebih tinggi.

Meskipun setiap persamaan linier dapat dipecahkan secara analitik, tidak

demikian halnya dalam persamaan nonlinier.


Struktur data Non linear adalah sistem yang tidak linier yakni sistem yang

tidak memenuhi prinsip superposisi. Sedikit lebih teknis, sistem nonlinier adalah

sembarang soal dimana peubah yang disolusi tidak dapat ditulis sebagai jumlah

linier komponen-komponen tak gayut. Regresi non linier ialah bentuk hubungan

atau fungsi di mana variabel bebas X dan atau variabel terikat Y dapat berfungsi

sebagai faktor atau variabel dengan pangkat tertentu.

Menggambar grafik fungsi non-linear, dilakukan dengan menentukan

titik-titik yang memenuhi persamaan dalam jumlah yang cukup banyak. Akan

tetapi titik-titik yang jumlahnya banyak itu, mungkin masih belum memberikan

informasi yang lengkap tentang bentuk kurva sesungguhnya.

Sebaiknya suatu persamaan yang hendak dibuat grafiknya diuji dulu

dengan memperhatikan kaidah-kaidah yang berhubungan dengan fungsi tersebut,

sehingga titik-titik yang digunakan jumlahnya tidak terlalu banyak. Kaidah-

kaidah dalam membuat grafik kurva non-linear dan kegunaannya adalah sebagai

berikut:

A. TITIK PENGGAL

Titik penggal suatu kurva adalah titik perpotongan antara kurva dan garis

sumbu. Titik penggal dengan sumbu x diperoleh dengan memasukkan y = 0 ke

dalam persamaan dan kemudian mencari nilai x nya. Titik penggal dengan sumbu

x diperoleh dengan memasukkan x = 0 ke dalam persamaan dan kemudian

mencari nilai y nya. Untuk menggambar grafik suatu fungsi, titik-titik penggal ini

harus dicari.

B. SIMETRIS
Dua titik dikatakan simetris terhadap suatu garis bila garis tersebut

terletak di antara dua titik dan jarak masing-masing titik ke garis tersebut sama.

C. BATAS NILAI

Pada sistim sumbu koordinat, titik (x,y) mempunyai koordinat bilangan

riil. Jadi untuk titik (x,y) di mana nilai x merupakan bilangan riil tetapi y bilangan

imajiner atau nilai y merupakan bilangan riil tetapi x bilangan imajiner harus

dikecualikan dan titiknya tidak digunakan. Hal ini disebabkan variabel-variabel

yang berpangkat genap dalam persamaan, penyelesaiannya melibatkan akar dan

bilangan negatif tidak mempunyai akar bilangan riil. Akibatnya kurva harus

dibatasi sedemikian rupa sehingga semua titik mempunyai koordinat bilangan riil.

Setiap variabel pada suatu persamaan, sebaiknya dilihat apakah nilainya

mempunyai batas.

D. ASIMTOTIS

Asimtot suatu kurva adalah suatu garis lurus yang didekati oleh kurva

dengan jarak yang semakin dekat dengan nol bila kurva tersebut semakin jauh dari

origin atau dapat pula dikatakan bahwa garis y = mx + b merupakan asimtot kurva

y = f(x), jika f(x) semakin dekat mx + b maka x dan y nilainya bertambah tanpa

batas. Jadi, f(x) ņ mx + b jika x dan y ņ ∞. Pada umumnya garis asimtot yang

banyak digunakan adalah garis asimtot yang sejajar sumbu x atau sumbu y. Garis

asimtot yang sejajar dengan sumbu x disebut asimtot horisontal dan yang sejajar

sumbu y disebut asimtot vertikal dan didefinisikan:

Garis y = k adalah asimtot horisontal kurva y = f(x) bila y → k untuk x → ∞.

Garis x = h adalah asimtot vertikal kurva y = f(x) bila x → h untuk y → ∞.

Untuk kepentingan penggambaran suatu kurva, akan dibedakan arah gerakan


suatu kurva apakah x dan y nilainya terus bertambah besar tanpa batas (x → +∞ ;

y → +∞) atau x dan y nilainya terus berkurang tanpa batas (x → -∞; y → -∞). Di

samping itu harus diperhatikan juga nilai variabel yang tidak bertambah atau

berkurang tanpa ada batasnya. Hal ini sangat berguna untuk menentukan apakah

suatu kurva mendekati asimtot dari kiri atau dari kanan (untuk asimtot vertikal)

atau mendekati asimtot dari atas atau dari bawah (untuk asimtot horisontal).

E. FAKTORISASI

Persamaan kurva f(x,y) = 0 mungkin dapat terjadi sebagai hasil perkalian

antara dua faktor atau lebih, atau f(x,y) = g(x,y) . h(x,y) = 0. Dengan demikian

maka grafik f(x,y) = 0 terdiri dari dua grafik yaitu g(x,y) = 0 dan h(x,y) = 0, dan

titik (x,y) yang memenuhi persamaan g(x,y) = 0 atau h(x,y) = 0 terletak pada

f(x,y) = 0.

Fungsi Kuadrat

Fungsi kuadrat atau fungsi berderajat dua ialah fungsi yang pangkat

tertinggi dari variabelnya adalah pangkat dua. Mengingat pangkat dua dalam

persamaan kuadrat sesungguhnya dapat terletak pada baik variable x maupun

variable y, bahkan pada suku xy(jika ada) maka bentuk yang lebih umum untuk

suatu persamaan kuadrat ialah:

1. Lingkaran

Bentuk Umum persamaan lingkaran ialah : ax2 + by2 + cx + dy + e = 0.

Jika i dan j masing-masing adalah jarak pusat lingkaran terhadap sumbu vertikal y

dan sumbu horizontal x, sedangkan r adalah jari-jari lingkaran, maka persamaan

baku lingkaran menjadi : ( x – i )2 + ( y – j )2 = r2 , dengan


2. Elips

Secara ilmu ukur, elips didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik

pada bidang datar yang jumlah jaraknya dari dua buah titik tetap. Kedua titik

tersebut dinamakan fokus. Suatu elips dibagi secara simetris oleh dua sumbu yang

berpotongan tegak lurus. Yang panjang dinamakan sumbu panjang dan yang

pendek dinamakan sumbu pendek. Perpotongan kedua sumbu disebut pusat elips.

3. Parabola

Secara ilmu ukur, parabola didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-

titik pada suatu bidang datar yang jaraknya ke suatu titik dan ke suatu garis

tertentu sama. Titik tersebut dinamakan fokus dan garisnya disebut "directrix".

Suatu parabola simetris terhadap suatu garis yang disebut sumbu. Perpotongan

sumbu parabola dengan parabola disebut dengan "vertex" parabola.

Bentuk umum persamaan parabola adalah :

y = ax2 + bx + c, jika sumbu simetri sejajar sumbu vertical

atau x = ay2 +by +c, jika sumbu simetri sejajar sumbu horisontal

4. Hiperbola

Secara ilmu ukur hiperbola didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-

titik pada bidang datar yang selisih jaraknya terhadap dua titik tertentu besarnya

tetap. Hiperbola mempunyai dua sumbu yang membagi dua hiperbola secara

simetris dan yang memotong hiperbola disebut sumbu "transverse". Pada suatu
hiperbola terdapat dua buah garis asimtot yang saling berpotongan. Titik

potongnya disebut pusat hiperbola.

Jika sumbu lintang sejajar sumbu x

Jika sumbu lintang sejajar sumbu y

Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar

Selain berbentuk fungsi linier, permintaan dan penawaran dapat pula

berbentuk fungsi non linier. Fungsi permintaan dan fungsi penawaran yang

kuadratik dapat berupa potongan lingkaran, potongan elips, potongan hiperbola

maupun potongan parabola. Cara menganalisis keseimbangan pasar untuk

permintaan dan penawaran yang non linier sama seperti halnya dalam kasus yang

linier. Keseimbangan pasar ditunjukkan oleh kesamaan Qd = Qs, pada

perpotongan kurva permintaan dan kurva penawaran.

Keseimbangan Pasar :

Qd = Qs

Qd = jumlah permintaan
Qs = jumlah penawaran

E = titik keseimbangan

Pe = harga keseimbangan

Qe = jumlah keseimbangan

Analisis pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar juga

sama seperti pada kondisi linier. Pajak atau subsidi menyebabkan harga jual yang

ditawarkan oleh produsen berubah, tercermin oleh berubahnya persamaan

penawaran, sehingga harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan yang tercipta

di pasarpun berubah. Pajak menyebabkan harga keseimbangan menjadi lebih

tinggi dan jumlah keseimbangan menjadi lebih sedikit. Sebaliknya subsidi

menyebabkan harga keseimbangan menjadi lebih rendah dan jumlah

keseimbangan menjadi lebih banyak.

Fungsi Biaya

Selain pengertian biaya tetap, biaya variable dan biaya total, dalam konsep

biaya dikenal pula pengertian biaya rata-rata (average cost) dan biaya marjinal

(marginal cost). Biaya rata-rata adalah biaya yang dikeluarkan untuk

menghasilkan tiap unit produk atau keluaran, merupakan hasil bagi biaya total

terhadap jumlah keluaran yang dihasilkan. Adapun biaya marjinal ialah biaya

tambahan yang dikeluarkan untuk menghsilkan satu unit tambahan produk.


Bentuk non linier dari fungsi biaya pada umumnya berupa fungsi kuadrat

parabolic dan fungsi kubik. Hubungan antara biaya total dan bagian-bagiannya

secara grafik dapat dilihat sebagai berikut :

a. Biaya total merupakan fungsi kuadrat parabolik

b. Biaya total merupakan fungsi kubik

Fungsi Penerimaan

Bentuk fungsi penerimaan total (total revenue, R) yang non linear pada

umumnya berupa sebuah persamaan parabola terbuka ke bawah. Penerimaan total


merupakan fungsi dari jumlah barang , juga merupakan hasilkali jumlah barang

dengan harga barang per unit. Seperti halnya dalam konsep biaya, dalam konsep

penerimaanpun dikenal pengertian rata-rata dan marjinal. Penerimaan rata-rata

(average revenue, AR) ialah penerimaan yang diperoleh per unit barang,

merupakan hasilbagi penerimaan total terhadap jumlah barang. Penerimaan

marjinal (marginal revenue, MR) ialah penerimaan tambahan yang diperoleh dari

setiap tambahan satu unit barang yang dihasilkan atau terjual.

Analisis Pulang Pokok (break-even) yaitu suatu konsep yang digunakan

untuk menganalisis jumlah minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual

agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Keadaan pulang pokok (profit nol, π =

0 ) terjadi apabila R = C ; perusahaan tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak

pula menderita kerugian. Secara grafik hal ini ditunjukkan oleh perpotongan

antara kurva R dan kurva C.

Tingkat produksi Q1 dan Q4 mencerminkan keadaan pulang pokok, sebab

penerimaan total sama dengan pengeluaran (biaya) total, R = C. Area disebelah


kiri Q1 dan sebelah kanan Q4 mencerminkan keadaan rugi, sebab penerimaan

total lebih kecil dari pengeluaran total, R < C. Sedangkan area diantara Q1 dan Q4

mencerminkan keadaan untung, sebab penerimaan total lebih besar dari

pengeluaran total, R > C. Tingkat produksi Q3 mencerminkan tingkat produksi

yang memberikan penerimaan total maksimum. Besar kecilnya keuntungan

dicerminkan oleh besar kecilnya selisih positif antara R dan C. Keuntungan

maksimum tidak selalu terjadi saat R maksimum atau C minimum.

Keuntungan, Kerugian dan Pulang Pokok

Analisis Pulang Pokok (break-even) yaitu suatu konsep yang digunakan

untuk menganalisis jumlah minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual

agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Keadaan pulang pokok (profit nol, π =

0 ) terjadi apabila R = C ; perusahaan tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak

pula menderita kerugian. Secara grafik hal ini ditunjukkan oleh perpotongan

antara kurva R dan kurva C.

Tingkat produksi Q1 dan Q4 mencerminkan keadaan pulang pokok, sebab

penerimaan total sama dengan pengeluaran (biaya) total, R = C. Area disebelah

kiri Q1 dan sebelah kanan Q4 mencerminkan keadaan rugi, sebab penerimaan

total lebih kecil dari pengeluaran total, R < C. Sedangkan area diantara Q1 dan Q4
mencerminkan keadaan untung, sebab penerimaan total lebih besar dari

pengeluaran total, R > C. Tingkat produksi Q3 mencerminkan tingkat produksi

yang memberikan penerimaan total maksimum. Besar kecilnya keuntungan

dicerminkan oleh besar kecilnya selisih positif antara R dan C. Keuntungan

maksimum tidak selalu terjadi saat R maksimum atau C minimum.

Anda mungkin juga menyukai