-1-
Secara umum notasi sebuah fungsi :
Contoh :
y = f (x)
JENIS-JENIS FUNGSI
Fungsi dapat dikelompokkan dalam kelompok fungsi aljabar dan
kelompok fungsi non aljabar. Pengelompokan jenis fungsi dapat digambarkan
sebagai berikut :
Fungsi
F. irrasional F. rasional
Fungsi polinom, yaitu fungsi yang mengandung banyak suku (polinom) dalam
variabel bebasnya. Pangkat tertinggi pada variabel suatu polinom
mencerminkan derajat polinomnya, sekaligus mencerminkan derajat
-2-
persamaan atau fungsi tersebut. Bentuk umum persamaan atau fungsi
polinom adalah y = a + a x + a x + ……. + a x
Fungsi linier, yaitu fungsi polinom khusus yang pangkat tertinggi dari
variabelnya adalah pangkat satu, sehingga sering disebut fungsi berderajat
satu. Bentuk umumnya : y = a + a x
+ ……. + a x +a x
-3-
Berdasarkan letak ruas variabelnya fungsi dibedakan menjadi dua :
a) Fungsi eksplisit adalah fungsi yang independent variabel dan dependent
variabelnya terletak di ruas berlainan.
b) Fungsi implisit adalah fungsi yang independent variabel dan dependent
variabelnya terletak pada ruas yang sama.
FUGSI LINIER
-4-
Setiap fungsi yang berbentuk eksplisit atau bisa dieksplisitkan, dapat
disajikan secara grafik pada sistem koordinat (sumbu silang). Gambar yang
dihasilkan mungkin berupa garis lurus atau berupa kurva, tergantung pada jenis
fungsi yang bersangkutan. Gambar dari sebuah fungsi dapat dihasilkan dengan
menghitung koordinat titik-titik yang memenuhi persamaannya, kemudian
memindahkan pasangan-pasangan titik tersebut ke sistem koordinat (sumbu
silang). Dalam menggambarkan suatu fungsi, terdapat kebiasaan meletakkan
variabel bebas pada sumbu horizontal (absis) dan variabel terikat pada sumbu
vertikal (ordinat).
Dengan memberikan nilai-nilai tertentu untuk variabel bebas x, lalu
disubstitusikan ke dalam persamaan fungsinya, akan diperoleh nilai variabel
terikat y. Berdasarkan nilai-nilai (x ; y) dapat ditentukan koordinat titik-titiknya.
Garis persamaan dapat digambarkan dengan menghubungkan koordinat atau
pasangan titik-titik yang ada.
Contoh : y = 3 + 2x
x 0 1 2 3 4
y 3 5 7 9 11
y
12 y = 3 + 2x
---------------------------------------
10 |
----------------------------- |
8 | |
--------------------. | |
6 | | |
----------. | | |
4 - | | | |
- | | | |
2 - | | | |
| | | |
-5-
| | | | x
0 1 2 3 4
Pada persamaan linier y = a + bx, konstanta (a) adalah penggal garis pada
sumbu vertikal y, sedangkan koefisien (b) merupakan arah atau lereng (slope)
garisnya. Jika dalam persamaan tidak ada konstantanya (a = 0), maka
garisnyatidak mempunyai penggal pada sumbu vertikal.
Jika koefisien arah (b) bernilai positif (b > 0), garisnya bergerak dari kiri
bawah ke kanan atas. Jika koefisien arah (b) bernilai negatif (b < 0), garisnya akan
bertolak dari kiri atas ke kanan bawah.
Letak garis atau kurva sebuah fungsi linier tidak selalu ada di kuadran
pertama (I), pada x positif dan y positif. Tetapi bisa atau mungkin berada di
kuadran II, III atau IV, tergantung dari besar kecil atau positf atau negatif nilai-
nilai x dan y. Analisis matematik dalam ekonomi lebih memusatkan pada kuadran
pertama (I).
Untuk memperoleh gambar dari sebuah fungsi linier, sesungguhnya tidak
perlu menghitung terlalu banyak titik koordinat. Dengan dua buah titik saja sudah
bisa dibentuk sebuah garis lurus, maka cukup dengan dua koordinat yang
memenuhi persamaan yang bersangkutan, sudah bisa menggambarkan kurvanya.
Contoh : y = 4 + 2x y y = 4 + 2x
- Perpotongan pada Sumbu x berarti y 4
0 = 4 + 2x
-4 = 2x
x = -2
- Perpotongan Sumbu y berarti x = 0 x
y = 4 + 2x -2 -1
y = 4 + 2(0)
y=4
-6-
HUBUNGAN LINIER
-7-
b=
atau :
b=
Jika b = 0
( berarti y = a )
-8-
PEMBENTUKAN PERSAMAAN LINIER
Sebuah persamaan linier dapat dibentuk melalui beberapa cara, tergantung
pada data yang tersedia. Pada prinsipnya sebuah persamaan linier bisa dibentuk
berdasarkan dua unsur. Unsur tersebut dapat berupa penggal garisnya, lereng
garisnya atau koordinat titik-titik yang memenuhi persamaannya. Beberapa cara
untuk membentuk persamaan linier, yaitu :
a) Cara dua koordinat (dwi-koordinat)
Dari dua buah titik koordinat dapat dibentuk sebuah persamaan linier yang
memenuhi kedua titik tersebut. Apabila diketahui A dan B dengan koordinat
masing-masing (x1 ; y1) dan (x2 ; y2) maka persamaan linear dapat dibentuk
dengan rumus sebagai berikut :
= Mm Mm mm
Grafik
4y – 12 = 2x – 4
4y = 2x – 4 + 12
4y = 2x + 8
y = 2 + 0,5x
-9-
y – y1 = b ( x – x1 )
Grafik
- 10 -
d) Cara Dwi-Penggal
Sebuah persamaan linier dapat juga dibentuk jika diketahui penggal garis
tersebut pada masing-masing sumbu, yaitu penggal pada sumbu vertikal (ketika
x = 0) dan penggal pada sumbu horizontal (ketika y = 0). Maka persamaan
liniernya dapat dibuat dengan rumus sebagai berikut :
a = penggal vertikal
y=a- x
c = penggal horizontal
Contoh :
Diketahui : penggal pada sumbu vertikal (a) = 2 dan penggal pada sumbu
horiontal (c) = -4. Maka persamaan liniernya adalah :
y=a- x
y=2- x
y = 2 + 0,5x
y1 = n y2
a1 = n a 2
b1 = n b2
- 11 -
b) Sejajar
Apabila arah garis (lereng garis) yang satu sama dengan arah garis (lereng
garis) yang lain. Tetapi a1 ≠ a2
a1 ≠ a 2
b1 = b2
c) Berpotongan
Dua garis berpotongan apabila arah garis yang satu berlainan (tidak sama)
dengan arah garis yang lain.
b1 ≠ b2
d) Tegak lurus
Dua garis lurus akan tegak lurus apabila lereng garis yang satu merupakan
kebalikan dari lereng garis yang lain dengan tanda yang berlawanan. Atau
lereng garis yang satu dikalikan dengan lereng garis yang lain sama dengan -1.
y
y=a +b x b = - 1/ b
atau
- y = a + b x b .b =-1
0 x
Contoh : (dua garis berpotongan)
- 12 -
Persamaan I y = 15 – x
Persamaan II y = 3 + 0,5x
Titik Potong
Pers. I = Pers. II
15 – x = 3 + 0,5x Grafik :
15 – 3 = 1,5x
12 = 1,5x
x =8
y = 15 – x
y = 15 – 8
y =7
- 13 -
c) Jika tanda pada kedua koefisien dari variabel yang dipilih sama, maka kedua
persamaan dikurangkan, tetapi jika tanda pada kedua variabel yang dipilih
berbeda, maka kedua persamaan dijumlahkan.
d) Cari nilai dari variabel yang tidak dipilih dan substitusikan ke dalam
persamaan untuk menentukan nilai dari variabel yang dipilih tersebut.
Contoh 1 :
Tentukan nilai-nilai variabel x dan y dari dua persamaan berikut ini :
Persamaan I : 2x + y = 10
Persamaan II : x + 3y = 15
Variabel yang akan dieliminasi adalah variabel x
2x + y = 10 x 2x + = 10
1 y
x + 3y = 15 x 2x + = 30 -
2 6y
-5y = -20
y = 4
Mencari nilai x, substitusikan nilai y = 4 ke salah satu persamaan
2x + y = 10 atau x + 3y = 15
2x + 4 = 10 x + 3(4) = 15
2x = 6 x = 15 - 12
x=3 x =3
Jadi akar-akar persamaan linier adalah x = 3 dan y = 4.
Contoh 2 :
Tentukan nilai-nilai variabel x dan y dari dua persamaan berikut ini :
Persamaan I : 3x – 2y = 7
Persamaan II : 2x + 4y = 10
Variabel yang akan dieliminasi adalah variabel y
3x – 2y = 7 ─> x2 ─> 6x – 4y = 14
2x + 4y = 10 ─> x1 ─> 2x + 4y = 10 +
8x = 24
- 14 -
x = 3
2. Cara subsitusi
Dua persamaan dengan dua bilangan yang tidak diketahui dapat
diselesaikan dengan cara menyelesaikan terlebih dahulu sebuah persamaan
untuk salah satu bilangan yang tidak diketahui, kemudian mensubstitusikannya
ke dalam persamaan yang lain.
Contoh 1: (persamaannya sama dengan cara eliminasi)
2x + y = 10
y = 10– 2x subsitusikan ke pers. II
x + 3y = 15
x + 3(10 – 2x) = 15
x + 30 – 6x = 15
-5x = 15 – 30
-5x = -15
x =3
Untuk mencari nilai y, substitusikan nilai x = 3 ke salah satu persamaan
2x + y = 10 atau x + 3y = 15
2(3) + y = 10 3 + 3y = 15
6 + y = 10 3y = 15 - 3
y = 10 – 6 3y = 12
y =4 y=4
- 15 -
Jadi akar-akar persamaan tersebut adalah x = 3 dan y = 4
- 16 -