Disusun oleh :
Ignatius Alvin Wijaya
XA4/15
NOTASI TRIGONOMETRI
Notasi trigonometri paling umum digambarkan dalam sebuah lingkaran satuan.
x + y =r
berikut:
y
sin= = y
r
x
cos = =x
r
y
tan =
x
0<<
dan
r 1
csc= =
y y
r 1
sec = =
x x
x
cot =
y
AB ,
BC , dan
menghadap ke sisi
AC
dengan
AC
sebagai berikut:
AB 2 + BC 2= AC 2
Bagilah kedua ruas dengan
AB2 BC 2
+
=1
2
2
AC AC
Karena sudut
menghadap ke sisi
AB
AC
BC
cos =
AC
sin =
sin2 +cos 2 =1
Rumus Penjumlahan Sudut
Rumus ini diperoleh dengan menggunakan perhitungan luas segitiga. Hal yang
perlu diperhatikan adalah bahwa luas setiap segitiga dapat ditentukan dengan
mengetahui panjang 2 buah sisi segitiga ditambah besar sudut yang diapit. Misalkan
pada sebuah segitiga, panjang sisi yang diketahui adalah
a dan b , sedangkan
1
L= ab sin
2
1
1
1
L ADC = xt= ( a sin )( b cos ) = ab sin cos
2
2
2
1
1
1
L BDC = yt= ( b sin ) ( a cos )= ab sin cos
2
2
2
Perhatikan bahwa luas
ABC
1
L ABC = ab sin ( + )
2
Maka, diperoleh kesamaan sebagai berikut:
1
1
1
ab sin ( + ) = ab sin cos + ab sin cos
2
2
2
sin ( + ) =sin cos +sin cos
Untuk menentukan nilai
cos ( + )=sin
sin
] [( ) ]
( + ) =sin
2
2
APLIKASI TRIGONOMETRI
Trigonometri memiliki fungsi yang sangat luas. Beberapa bidang di antaranya
adalah dalam astronomi, teknik sipil, navigasi, konstruksi, dan lain sebagainya. Pada
bagian ini, akan disajikan beberapa aplikasi fungsi trigonometri, yaitu dalam bidang
teknik sipil, navigasi, dan militer.
Menentukan Tinggi
Dengan menggunakan prinsip trigonometri, tinggi suatu benda atau bangunan
dapat ditentukan. Untuk melakukannya, ada 3 hal yang dibutuhkan: jarak, sudut
elevasi terhadap puncak benda, dan sudut depresi terhadap dasar benda. Misalkan
sudut elevasi dan depresi yang diperoleh masing-masing sebesar
dan
dan
ketinggian, misalkan
x=k tan
Sedangkan, selisih ketinggian pengamat terhadap dasar benda, misalkan
Menentukan Beban
Seringkali, dengan menggunakan tas, beban yang diangkut seolah-olah terasa
lebih berat, padahal beban yang diangkut sebenarnya sama beratnya. Maka,
Perhatikan adanya tali pada crane, atau tas belanja, atau dalam pengangkutan
beban lainnya. Ketegangan tali yang ada mempengaruhi berat beban yang
ditanggung selama proses pengangkutan. Secara sekilas, semakin lancip ujung tali
(di puncak) yang diangkut, berat beban yang diangkut akan semakin mendekati
berat beban sesungguhnya, dengan mengabaikan massa tali. Semakin tumpul ujung
tali (di puncak) yang diangkut, berat beban yang diangkut akan semakin berat,
ditandai dengan semakin tegangnya tali yang digunakan dalam pengangkutan.
Perhatikan bahwa dalam pengangkutan ini, aspek 3 dimensi cukup
diperhatikan. Guna meminimalisir beban yang diangkut, gunakan sudut yang
semakin lancip, dengan menambah panjang tali.
x , dengan
dan
lurus yang ditarik dari titik berat benda menuju ke median garis yang terbentuk
dengan menghubungkan ujung-ujung tali pengangkut dengan median garis menuju
ke titik temu ujung tali pengangkut. Maka, beban yang diangkut sebesar
x csc csc .
Sistem Navigasi
Pada dasarnya, sistem navigasi menggunakan prinsip trigonometri. Hal ini
banyak dilakukan dalam menentukan besar perpindahan yang dibutuhkan untuk
mencapai suatu lokasi dari suatu titik. Selain itu, pemanfaatan prinsip trigonometri
pada bidang ini dapat membantu dalam menentukan posisi/arah dari titik asal
terhadap tujuan.
Misalkan perpindahan ini digambarkan pada suatu bidang. Apabila jumlah
pergerakan banyak, maka tiap-tiap pergerakan ini harus diuraikan masing-masing
menjadi 2 komponen yang berbeda, yang saling tegak lurus. Misalkan tiap-tiap
perpindahan ini digambarkan dalam sebuah koordinat kartesius dengan Utara dan
F1 ,
F2 ,
positif.
F3 , dan
seterusnya, sedangkan sudut yang terbentuk antara garis yang sejajar dengan
sumbu
1 , 2 , 3 , dan
( F cos F cos F
1
tan 1 (
sebagai berikut:
2
1
yang
F1
dan
F2
lain),
besar
perpindahan
adalah
sebesar
+ F222 F 1 F 2 cos .
Militer
Dalam korelasinya dengan trigonometri, militer sangat berkaitan dengan ilmu
proyektil yang melibatkan gerak parabola. Dalam bagian ini, akan dibahas mengenai
bagaimana trigonometri menunjukkan kemiringan suatu peluncuran proyektil
mengubah mekanisme gerak parabola yang terjadi.
Misalkan kecepatan awal proyektil adalah
v0
gravitasi dan
v 0 cos
dan
v 0 sin .
f ( t )=v 0 sin
Dengan mengintergalkan fungsi kecepatan vertikal proyektil, diperoleh
ketinggian proyektil dalam waktu
t , yaitu:
g t2
2
bernilai 0 apabila
t=
v 0 sin
, sehingga ketinggian maksimum proyektil adalah
g
berikut:
=
g
2g
2g
Sedangkan, proyektil akan kembali ke tanah pada ketika
v 0 t sin
gt2
=0
2
v 0 t sin =
gt2
2
F ( t )=0 sehingga
v 0 sin =
2
t=
2 v 0 sin
g
DAFTAR PUSTAKA
Boyer, C. B. (1991). A History of Mathematics (2nd ed.). John Wiley & Sons Inc.
Hamid, F. (2003). Kamus Ilmiah Populer Lengkap. Surabaya: Apollo.
Weisstein, E. W. (2002, Februari 1). Trigonometry. (WolframMathWorld) Dipetik
Oktober
8,
2015,
dari
MathWorld--A
http://mathworld.wolfram.com/Trigonometry.html
10
Wolfram
Web
Resource: