Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

SISTEM KOORDINAT KARTESIUS PADA BIDANG DAN RUANG,


JARAK ANTARA DUA TITITK PADA BIDANG DAN RUANG,
KOORDINAT TIITK YANG MEMBAGI RUAS GARIS PADA
BIDANG DAN RUANG
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah Geometri
Analitik Bidang dan Ruang

Oleh :
Laura Aulia 2417002
Rts Novita Sari 2417092
Maharani Mardianis 2420070

Dosen Pembimbing :
VIVI RAMDHANI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
2021 M / 1442 H
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunianya, kami telah mampu manyelesaikan sebuah makalah yang berjudul
“SISTEM KOORDINAT KARTESIUS PADA BIDANG DAN RUANG, JARAK
ANTARA DUA TITITK PADA BIDANG DAN RUANG, KOORDINAT TIITK
YANG MEMBAGI RUAS GARIS PADA BIDANG DAN RUANG”. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah Geometri Analitik
Bidang Dan Ruang.
Kami menyadari bahwa selama pembuatan makalah ini kami banyak
mandapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu kami mengucapkan terima
kasih.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena msih banyak kekurangan,
baik dalam hasil maupun sistematis dan teknik penulisannya. Oleh karena itu kami
sangat mangharapakan kritika dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Demikian makalah ini kami buat, kami mengucapkan terima kasih kepada ibu
Vivi Ramdhani selaku dosen mata kuliah Geometri Analitik Bidang Dan Ruang, kedua
orang tua, dan semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah
baik secara materil maupun moril. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi
penulis dan pembaca.

Bukittinggi, Maret 2021

Penyusun

i
DAFTARER ISI

KATA PENGANTA...................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
C. Tujuan .............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

Sistem Koordinat Kartesius ............................................................... 4

A. Sistem Koordinat............................................................................. 4
1. Sistem Koordinat Tegak Lurus ................................................. 4
a) Koordinat Kartesius di Bidang ............................................ 5
b) Koordinat Kartesius di Ruang ............................................. 8
2. Persamaan Bidang Rata Sumbu Koordinat ............................. 10
B. Jarak Dua Titik .............................................................................. 12
1. Jarak Antara Dua Titik di Bidang ........................................... 12
2. Jarak Antara Dua Titik di Ruang ............................................ 12
3. Kordinat Titik yang Membagi Luas Garis PQ Atas Perbandingan
m:n .......................................................................................... 13
a) Pembagian Luas Garis Dalam Bidang .............................. 14
b) Pembagian Luas Garis Dalam Ruang ............................... 15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 19

ii
B. Saran .............................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Geometri analitik merupakan kajian terhadap objek-objek geometri dengan
menggunakan sistem koordinat yang diulas menggunakan konsep dan prinsip
aljabar dan analisis. Perkembangan geometri analitik dimulai dengan kehadiran
bentuk baru persamaan (equation). Bentuk baru persamaan tersebut
memungkinkan untuk mengklarifikasikan kurva berdasarkan derajat (degree).
Kurva berderajat satu adalah garis lurus (straight lines), kurva berderajat dua
merupakan irisan kerucut (conic sections) dan kurva berderajat tiga dinamakan
kurva kubik (cubic curves).
Rene Descartes (1596-1650) menggunakan bentuk baru persamaan tersebut
untuk mengubah masalah-masalah geometri menjadi masalah aljabar
menggunakan koordinat sehingga dapat diselesaikan dengan manipulasi aljabar.
Pengubahan tersebut dilakukan berdasarkan relasi antara himpunan titik-titik yang
berkorespondensi satu-satu dengan himpunan bilangan rill. Sebuah titik dapat
dinyatakan sebagai pasangan bilangan rill (x,y). Descartes dalam bukunya
Geometry (La Geometrie) menggunakan pertama kali bentuk sumbu koordinat
untuk menganalisis sebuah kurva secara aljabar.
Ide awal geometri analitik adalah penyajian kurva sebagai persamaan, yang
selanjutnya dikembangkan untuk memperluas berbagai teknik manipulasi aljabar
hingga dari persamaan tersebut diperoleh informasi tentang kurva. Descartes telah
menunjukkan bahwa setelah suatu masalah geometri diubah menjadi masalah
aljabar maka persamaan tersebut diselesaikan untuk memperoleh penyelesaian
masalah geometri. Perkembangan tersebut memungkinkan penyelesaian berbagai
masalah kompleks dan menghasilkan bidang kajian barudalam matematika, yaitu
kalkulus

1
dan trigonometri, yang selanjutnya menjadi dasar perkembangan sains dan
teknologi modern.

Geometri anlitik diaplikasikan dalam berbagai ilmu pengetahuan sains dan


teknologi. Sejak tahun 1985, geometri analitik digunakan oleh para ilmuwan
untuk menyelesaikan masalah kriptografi yaitu untuk menuliskan pesan dalam
kode rahasia. Ilmuwan biologi menggunakan geometri analitik dalam bidang
spektroskopi. Di bidang geografi, geometri digunakan untuk membuat peta,
pengidentifikasian latitude dan longitude serta pengembangan Global
Positioning System (GPS). Para ahli di bidang teknik sipil menggunakan
geometri analitik untuk menggambarkan bangunan atau jembatan serta
melakukan perhitungan berkaitan dengan bobot yang dapat ditanggung
bangunan atau jembatan tersebut. Di bidang pemprograman komputer juga
menggunakan geometri analitik untuk mengembangkan perangkat mouse,
permainan video, animasi dan pengolahan citra digital.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem koordinat?
2. Bagaimana menentukan sistem koordinat kartesius pada bidang?
3. Bagaimana menentukan sistem koodinat kartesius pada ruang?
4. Bagaimana menentukan jarak antara dua titik pada bidang?
5. Bagaiamana menentukan jarak antara dua titik pada ruang?
6. Bagaimana menentukan koordinat titik yang membagi ruas garis pada bidang?
7. Bagaimana menentukan koordinat titik yang membagi ruas garis pada ruang?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu sistem koordinat
2. Untuk mengetahui cara menentukan koordinat kartesius pada bidang
3. Untuk mengetahui cara menentukan koordinat kartesius pada ruang
4. Untuk mengetahui cara menentukan jarak pada bidang

2
5. Untuk mengetahui cara menentukan jarak pada ruang
6. Untuk mengetahui cara menentukan koordinat titik yang membagi ruas garis
pada bidang
7. Untuk mengetahui cara menentukan koordinat titik yang membagi ruas garis
pada ruang

3
BAB II
PEMBAHASAN

Sistem Koordinat Kartesius


Sistem koordinat kartesius digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang
dengan menggunakan dua bilangan yang bisa disebut dengan koordinat x (absis) dan
koordinat y (ordinat) dari titik tersebut.
A. Sistem Koordinat
Sistem koordinat adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan letak
suatu titik pada bidang (R2) atau ruang (R3). Beberapa macam sistem koodinat yang
kita kenal, antara lain sistem koordinat kartesius, sistem koordinat kutub, sistem
koordinat tabung, dan sistem koordinat bola. Pada bidang (R2), letak titik pada
umumnya dinyatakan dalam koordinat kartesius dan koordinat kutub. Seadangkan
pada ruang (R3) letak suatu titik pada umumnya dinyatakan dalam koordinat
kartesius, koordinat tabung dan koordinat bola. 1
Istilah kartesius digunakan untuk mengenang ahli matematika sekaligus filsuf
dari Perancis Descartes yang perannya besar dalam menggabungkan aljabar dan
geometri (Cartesius adalah nama latin untuk Descartes). Ide dasar ini
dikembangkan pada tahun 1637 dalam dua tulisan karya Descartes yang pada
bagian kedua dari tulisannya, ia memperkenalkan ide baru untuk menggambarkan
posisi titik atau objek pada sebuah permukaan, dengan menggunakan dua sumbu
yang bertegak lurus antar satu dengan yang lain.
1. Sistem Koordinat Tegak Lurus
Untuk mennetukan letak atau posisi suatu titik pada sebuah bidang datar
diperlukan suatu patokan. Patokan ini dapat ditentukan dari dua garis yang
kedudukannya saling tegak lurus seperti yang terlihat pada Gambar 1 berikut:

1Dwi Purnomo, Trigonometri (Ilmu Ukur Sudut), (Malang: Gunung Samudra, 2016), Hlm. 1

4
Gambar 1

Catatan: Dua garis saling tegak lurus tersebut salah satunya digambar secara
mendatar (horizontal), sedangkan yang lainnya digambar tegak (vertical).
Perhatikan gambar selanjutnya, yang merupakan keterangan lanjutan dari
Gambar 1.

O x

Gambar 2

Titik potong dua garis yang saling tegak lurus tersebut biasanya dibberi
nama O dan disebut tiitk asal (pusat sumbu). Garis yang digambarkan secara
mendatar dinamakan sumbu x. Pada sumbu x ini, dari titik O kekanan disebut
arah negative (sumbu x negative). Sementara itu,garis yang di gambar secara
tegak (vertical) dinamakan sumbu y. pada sumbu y, dari titik O ke atas
dikatakan arah positif (sumbu y positif).

Sedangkan dari titik O kebawah dikatakan sebagai arah negative (sumbu y


negative). Secara umum, kedudukan dua garis dengan ketentuan-ketentuan

5
seperti yang telah disebutkan di atas dinamakan Sistem Koordinat Kartesius
Tegak Lurus.2

a) Koordinat Kartesius di Bidang


Letak suatu titik dalam bidang dapat dinyatakan dalam koordinat
kartesius dan koordinat kutub. Masing-masing sistem koordinat dalam
bidang dijabarkan sebagai berikut:

Gambar 3
Berdasarkan gambar diatas, terdapat 4 bidang simetri yang dibatasi oleh
sumbu-sumbu koordinat dinamakan kuadran. Pada Gambar 3 diatas
terdapat 4 kuadran, yaitu kuadran I dengan batas-batas (x > 0, y > 0),
kuadran II dengan batas-batas (x < 0, y > 0), kuadran III dengan batas-batas
(x < 0, y < 0), dan kuadran IV dengan batas-batas (x > 0, y< 0 ). Dengan
demikian dapat dibuat dibuat tabel keberadaan kuadran sebagai berikut: 3
Kuadran Nilai x Nilai y
I >0 >0
II <0 >0
III <0 <0
IV >0 <0

2
Drs. Sukirman, M. Pd., Modul 1. Hlm. 1.3
3 Dwi Purnomo, Trigonometri (Ilmu Ukur Sudut), (Malang: Gunung Samudra, 2016), Hlm. 2

6
➢ Menggambar Koordinat Suatu Titik Pada Bidang 4
Misalkan kita ingin menentukan koordinat titik T(6,-2). Caranya,
lakukanlah langkah-langkah berikut ini.
1) Gambarlah dua garis yang saling tegak lurus. Garis pertama
mendatar (horizontal) diberi nama sumbu X dan garis kedua tegak
(vertical), diberi nama sumbu Y.
2) Beri nama titik 0 pada titik potong 2 sumbu tersebut atau sering juga
disebut titik asal atau pusat (0,0).
3) Dari titik 0 ke kanan atau ke atas disebut arah poistif, maka tulis
bilangan real positif 1, 2, 3, … dengan jarak yang sama. Dari tiitk
0 ke kiri atau kebawah disebut negative, maka tulis pula bilangan
real negative …, -1, -2, -3 dengan jarak yang sama juga.
4) Buatlah garis putu-putus vertical yang melalui bilangan real positif
(6) pada sumbu X dan garis putus-putus horizontal yang mellaui
bilangan real negative (-2) pada sumbu Y. pertemuan antara kedua
garis putus-putus tersebut merupakan koordinat dari titik T (6,-2)
tersebut.

Gambar 4

4 Alfi Yunita dan Hamdunah, Modul Geometri Analitik, (Padang: Erka, 2017), Hlm. 9

7
Contoh Masalah:
Gambarlah sepasang sumbu koordinat dan gambarlah titik dengan
koordinat A(3,2), B(-2,4), C(-4,2), dan D(-2,-3), serta tuliskan kordinat-
koordinatnya di samping titik-titik tersebut
Penyelesaian:
Kita dapat menyelesaikan maslaah tersebut dengan mengikuti langkah-
langkah pada kegiatan sebelumnya sehingga diperoleh gambar sebagai
berikut.

b) Koordinat Kartesius di Ruang


➢ Menggambar Koordinat-koordinat suatu titik pada ruang. Andaikan kita
ingin menggambarkan koordinat suatu titik T(6, 2, 3). Caranya,
lakukanlah langkah-langkah berikut ini.
1) Gambarlah tiga buah garis yang saling tegak lurus. Garis pertama
dibuat mendatar (horizontal) dan beri nama sumbu Y . Garis kedua
dibuat tegak (vertikal) dan beri nama sumbu Z . Sedangkan garis
ketiga dibuat miring memotong kedua sumbu Y dan sumbu Z dan
diberi nama sumbu X.
2) Beri nama titik 0 pada perpotongan ke tiga sumbu tersebut. Titik O
ini sering disebut dengan titik asal atau titik awal atau titik pusat O
(0,0,0).

8
3) Dari titik 0 pada sumbu X yang mengarah miring ke anda, pada
sumbu Y ke kanan, dan pada sumbu Z ke atas disebut arah positif,
maka tulis bilangan real positif 1, 2, 3,… dengan jarak yang sama.
Dari titik 0 pada sumbu X yang miring berlawanan arah dengan
Anda, pada sumbu Z ke bawah, dan pada sumbu Y ke kiri disebut
arah negatif maka tulis pula bilangan real negatif 0, -1, -2, -3,…
dengan jarak yang sama juga.
4) Letakkan pena Anda pada bilangan 6 di sumbu X, lalu jalankan pena
tersebut ke kanan sejajar dengan sumbu Y sejauh 2 satuan.
Selanjutnya jalankan pena Anda tersebut ke atas sejauh 3 satuan.
5) Dari langkah 4 tersebut maka titik terakhir pada pena Anda tersebut
adalah merupakan tempat atau posisi dari titik T (6, 2, 3)

Gambar Posisi titik (6,2,3) di ruang

Contoh:

Gambarlah sumbu-sumbu koordinat dan gambarlah titik-titik dengan koordinat


A (3, 2, -2 ), B(-2. 4, -3), C(-4, 2, 1), D (-2, -3, 2), serta tuliskan koordinat-
koordinatnya di samping titik-titik tersebut.

Penyelesaian:

9
Kita dapat menyelesaikan masalah tersebut denganmengikuti langkah-langkah
pada kegiatan diatas, sehingga diperoleh gambar sebagai berikut.

Gambar. Jawaban Masalah

2. Persamaan Bidang Rata Sumbu Koordinat5


Berikut ini akan dijelaskan arti dari suatu persamaan yang hanya
mengandung satu peubah.
Persamaan bidang rata dari sebuah bidang yang sejajar dengan bidang YOZ
(dapat dilihat pada Gambar 5) dan berjarak |a| adalah x = a Jadi, semua titik
yang terletak pada x = a mempunyai absis = a.

Gambar 5

Persamaan bidang rata dari sebuah bidang yang sejajar dengan bidang XOZ
(dapat dilihat pada Gambar 6) dan berjarak |b| adalah y = b . Jadi, semua titik
yang terletak pada y = b mempunyai ordinat = b.

5 Mulia Suryani, Buku Ajar Geometri Analitik, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), hlm. 16

10
Gambar 6

Persamaan bidang rata dari sebuah bidang yang sejajar dengan bidang XOY
(dapat dilihat pada Gambar 7) dan berjarak |c| adalah z = c . Jadi, semua titik
yang terletak pada z = c mempunyai aplikat = c.

Gambar 7

Contoh:

Perhatikan bangun ruang pada Gambar 8 berikut! Pada Gambar 8 diketahui


koordinat titik Q(5,9,0) dan koordinat titik T(5,0,6). Tentukanlah koordinat
untuk titik-titik lainnya!

Gambar 8

11
Penyelesaian:

Dengan memperhatikan posisi titik pada gambar, kita dapat mengetahui bahwa
koordinat titik P (5,0,0), R(0,9,0), S(0,0,0), U(5,9,6), V(0,9,6), dan W(0,0,6)

B. Jarak Dua Titik


1. Jarak Antara Dua Titik di Bidang
Misalkan kita pandang jarak dua titik pada koordinat garis. Misalkan P 1 dan P2
dua titik pada garis, dengan jarak x1 dan x2 dari titik O seperti ditunjukkan pada
Gambar 9 berikut.

Gambar 9 P1 dan P2 dua titik pada garis

Jarak titik P1 dan P2 adalah P1P2 = OP2 – OP1 = x2 -x1

2. Jarak Antara Dua Titik di Ruang


Misalkan kita hendak menentukan jarak antara titik D(x1, y1, z1) dan F(x2, y2,
z2) seperti terlihat pada Gambar 10.

3.

Gambar 10
Untuk menentukan jarak titik D ke F, Anda dapat menggunakan konsep
Pythagoras. Ikuti langkah-langkah sebagai berikut!

12
Perhatikan ∆ABD! A = 90o

AD =|x 2 - x 1 |

AB =|y 2 - y 1 |

Dengan menggunakan konsep Pythagoras maka diperoleh:

BD=AD2 +AB2
=|x 2 - x 1 |2 +|y 2 - y 1 |2
= (x 2 - x 1 )2 + (y 2 - y 1)2
Perhatikan ∆BDF! B = 90o
Dengan menggunakan Phytagoran, kita dapat mennetukan jarak titik D dan F
sebagai berikut.

DF = BD2 +BF2

= (x 2 - x 1 )2 + (y 2 - y 1 )2 + (z2 - z1 )2

Jadi, jarak titik D ke F adalah sebagai berikut.

3. Koordinat Titik yang Membagi Luas Garis PQ atas Perbandingan m:n


Misalkan P(x1, y1, z1) dan Q(x2, y2, z2) . R (x, y, z) membagi garis
PQ atas perbandingan m : n. Perhatikan Gambar 11 berikut!

13
Gambar 11 Ruas Garis PQ
a) Pembagian Luas Garis Dalam Bidang 6
Untuk menentukan koordinat suatu titik T terletak pada garis AB sehingga
AT : TB = m:n, maka lakukanlah langkah-langkah berikut.
1) Buatlah sistem koordinat kartesius di bidang XY (dimensi 2).
2) Buatlah 3 titik ATB dengan A (x1, y1) dan B(x2, y2) dan T(xt,yt) terletak
pada garis AB sehingga AT : TB = m:n, seperti terlihat pada gambar
dibawah.

Gambar Garis AB pada bidang (dimensi 2)

3) Selanjutnya, perhatikan ∆AT1T dan ∆AB1B. karena ∆AT1T sebangun


dengan ∆AB1B maka mengakibatkan AT : AB = TT 1 : BB1 sehingga
𝑚𝑦2 + 𝑛𝑦1
𝑦=
𝑚+𝑛
4) Selanjutnya dengan cara yang sama AT : AB = AT1 : AB1
𝑚𝑥2 + 𝑛𝑥1
𝑥=
𝑚+𝑛
5) Dari langkah 3 dan 4 diperoleh koordinat titik T adalah

6 Alfi Yunita dan Hamdunah, Modul Geometri Analitik, (Padang: Erka, 2017), Hlm. 40

14
𝑚𝑥2 + 𝑛𝑥1 𝑚𝑦2 + 𝑛𝑦1
𝑇(𝑥, 𝑦) = ( , )
𝑚+𝑛 𝑚+𝑛
6) Jika T’ berada di tengah-tengah garis AB maka T membagi AB atas
perbandingan m:n = 1 : 1 sehingga diperoleh koordinat titik T adalah
𝑥2 + 𝑥1 𝑦2 + 𝑦1
𝑇(𝑥, 𝑦) = ( , )
2 2
Contoh:
Tentukan titik P yang terletak pada AB dengan A(-5,1) dan B(3,-5),
sehingga AP : PB = 3:5

Penyelesaian:
Kita dapat menyelesaikannya dengan mengguakan rumus pada persamaan
(4) tersebut, dengan diketahui m = 3 dan n = 5 sehingga diperoleh
𝑚𝑥2 + 𝑛𝑥1 𝑚𝑦2 + 𝑛𝑦1
𝑃( , )
𝑚+𝑛 𝑚+𝑛
3 (3) + 5(−5) 3(−5) + 5(1)
𝑃( , )
3+5 3+5
−16 −10
𝑃( , )
8 8
5
𝑃 (−2, − )
4

b) Pembagian Luas Garis Dalam Ruang


Untuk mennetukan koordinat suatu titik R yang terletak pada garis PQ
sehingga PR: RQ = m:n, maka lakukanlah langkah-langkah berikut ini.
1) Buatlah sistem koordinat kartesiuas dibidang XYZ (dimensi 3).
2) Buatlah dua buah titik sebarang yaitu titik P (x1, y1, z1) dab Q(x2, y2, z2).
Titik R terletak pada garis PQ, sedemikian sehingga PR : RQ = m:n,
seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

15
Gambar titik R sebagai titik potong PQ dan AB

3) Proyeksi garis PQ terhadap bidang XOY dengan hasil proyeksinya P’Q’.


4) Buat garis yang melalui R sejajar dengan P’Q’ (AB // P’Q’).
5) Perhatikan ∆PAR dan ∆BQR. Karena ∆PAR sebangun dengan ∆BQR
maka mengakibatkan PA : BQ = PR : RQ, sehingga diperoleh

𝑚𝑧2 + 𝑛𝑧1
𝑧𝑟 =
𝑚+𝑛

6) Dengan cara yang sama, jika garis PQ diproyeksi ke bidang ZOX maka
diperoleh persamaan

𝑚𝑦2 + 𝑛𝑦1
𝑦𝑟 =
𝑚+𝑛

7) Dan jika PQ diproyeksi ke bidang YOZ maka diperoleh persamaan:


𝑚𝑥2 + 𝑛𝑥1
𝑥𝑟 =
𝑚+𝑛
8) Sehingga diperoleh koordinat titik R adalah
𝑚𝑥2 + 𝑛𝑥1 𝑚𝑦2 + 𝑛𝑦1 𝑚𝑧2 + 𝑛𝑧1
𝑅(𝑥𝑟, 𝑦𝑟 , 𝑧𝑟 ) = ( , , )
𝑚+𝑛 𝑚+𝑛 𝑚+𝑛

9) Jika R’ berada ditengah-tengah garis PQ maka R membagi PQ atas


perbandingan m:n = 1 : 1 sehingga diperoleh koordinat titik R adalah

16
𝑥2 + 𝑥1 𝑦2 + 𝑦1 𝑧2 + 𝑧1
𝑅(𝑥𝑟, 𝑦𝑟 , 𝑧𝑟 ) = ( , , )
2 2 2

10) Jika m:n = k, maka m = nk sehingga diperoleh persamaan koordinat titik


R adalah
𝑘𝑥2 + 𝑥1 𝑘𝑦2 + 𝑦1 𝑘𝑧2 + 𝑧1
𝑅(𝑥𝑟, 𝑦𝑟 , 𝑧𝑟 ) = ( , , )
1+𝑘 1+𝑘 1+𝑘

Catatan:
➢ Jika k > 0 maka R terletak di antara P dan Q
➢ Jika -1 < k < 0 maka R terletak di perpanjangan QP (pada pihak P)
➢ Jika k = -1 maka menunjukkan suatu titik di tak berhingga.
➢ Jika k < -1 maka R terletak di perpanjangan PQ (pada pihak Q).

Contoh:
Tentukan koordinat titik R sehingga PQ dengan P(-4,2,1), Q(6,4,2) dibagi
atas -2 : 1

Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan permasalahan diatas kita bisa menggunakan rumus
persamaan (6) tersebut, dengan diketahui m = -2 dan n = 1 sehingga
diperoleh
𝑚 −2
𝑘= = = −2
𝑛 1

𝑘𝑥2 + 𝑥1 𝑘𝑦2 + 𝑦1 𝑘𝑧2 + 𝑧1


𝑅( , , )
1+𝑘 1+𝑘 1+𝑘

𝑘𝑥2 + 𝑥1 𝑘𝑦2 + 𝑦1 𝑘𝑧2 + 𝑧1


𝑅( , , )
1+𝑘 1+𝑘 1+𝑘

17
(−2)6 + 4 (−2)4 + 2 (−2)2 + 1
𝑅( , , )
1 + (−2) 1 + (−2) 1 + (−2)

−16 −6 −3
𝑅( , , )
−1 −1 −1

𝑅(16,6,3)

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem koordinat kartesius digunakan untuk menentukan tiap titik dalam
bidang dengan menggunakan dua bilangan yang bisa disebut dengan koordinat
x (absis) dan koordinat y (ordinat) dari titik tersebut.
Sistem koordinat adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan letak
suatu titik pada bidang (R2) atau ruang (R3). Beberapa macam sistem koodinat
yang kita kenal, antara lain sistem koordinat kartesius, sistem koordinat kutub,
sistem koordinat tabung, dan sistem koordinat bola. Pada bidang (R2), letak titik
pada umumnya dinyatakan dalam koordinat kartesius dan koordinat kutub.
Seadangkan pada ruang (R3) letak suatu titik pada umumnya dinyatakan dalam
koordinat kartesius, koordinat tabung dan koordinat bola.
Dalam sisitem koordinat terbagi menjadi dua yaitu sistem koordinat tegak
lurusdan persamaan bidang rata sumbu koordinat. Dalam sistem koordinat
tegak lurus terdiri dari dua sistem koordinat yaitu koordinat kartesius di bidang
dan koordinat kartesius di ruang. Selanjutnya jarak dua titik. Pada jarak dua
titik terdiri dari dua jarak yaitu jarak antara dua tiitk di bidang dan jarak antara
dua titik di ruang. Ada juga koordinat titik yang membagi luas garis PQ atas
perbandingan m:n yaitu pembagian luas garis dalam bidang dan pembagian luas
garis dalam ruang.
B. Saran
Demikianlah makalah tentang sistem koordinat pada bidang dan ruang,
jarak antara dua titik pada bidang dan ruang, koordinat titik yang membagi luas
garis pada bidang dan ruang yang penyusun buat. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca dan bisa memberi pengetahuan. Kritik dan saran bagi
pemakalah sangat diharapkan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Suryani, Mulia. 2017. Buku Ajar Geometri Analitik. Yogyakarta: Deepublish


Purnomo, Dwi. 2016. Trigonometri (Ilmu Ukur Sudut). Malang: Gunung Samudra
Yunita, Alfi dan Hamdunah. 2017. Modul Geometri Analitik. Padang: Erka.
Sukirman. Modul 1

Anda mungkin juga menyukai