Anda di halaman 1dari 13

SISTEM KOORDINAT CARTESIUS

Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Geometri Analitik Ruang
Dosen pengampu : As Elly, M.Pd Mat

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Miftahul Roiv (4021005)


2. Anggun Fransiska Rosyd (4021007)

KELAS IVA

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI LUBUKLINGGAU
TAHUN PELAJARAN
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami limpahkan kehadirat Allah SWT, karena atas pertolongan Nya, kami dapat menyelesaikan
Makalah ini,sholawat sertasalam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabat, semoga selalu dapat menuntun kami pada ruang dan waktu yang lain.
Tidak lupa kami ucapkan kepada dosen kami yaitu As Elly, M.pd.Mat yang telah membimbing kami agar
dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas geometri analitik bidang dengan dosen pengampu As Elly
M.Pd.Mat agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Pembelajaran Matematika.
Untuk menyelesaikan makalah ini adalah suatu hal yang mustahil apabila kami tidak mendapatkan bantuan
dan kerjasama dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung hingga terselesaikannya makalah
ini.
Kami menyadari bahwa laporan makalah ini masih jauh dari sempurna. Namun kami berharap semoga
laporan makalah ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kritik dan saran pembaca akan kami terima
dengan baik, demi kesempurnaan makalah ini.

10 Februari 2023

penyusun

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................... 3
LATAR BELAKANG ...................................................................................................................... 4
TUJUAN ........................................................................................................................................... 4
Kegiatan ............................................................................................................................................ 4

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Materi dasar ini sangat penting untuk dipahami dengan baik sebagai bekal langsung melakukan
pembelajaran matematika di SLTP termasuk di SMP dan M.Ts.
Makalah tentang Sistem Koordinat Cartesius yang pembahasannya Koordinat Cartesius
Selanjutnya garis besar materi yang disajikan dalam Kegiatan Belajar 1 mencakup pengertian sistem
koordinat Cartesius, letak titik pada bidang koordinat Cartesius, jarak dua titik, dan menentukan koordinat
titik pada ruas garis.
Pengetahuan dari materi pada makalah ini merupakan konsep dasar yang dijadikan acuan atau bekal
untuk membahas semua materi pada modul berikutnya. Oleh karena itu, sebaiknya mahasiswa menguasai
materi modul ini dengan baik agar dalam belajar modul berikutnya tidak menemui kendala.

B. Tujuan

Tujuan umum dari pembelajaran modul ini adalah Anda diharapkan dapat memahami dan menjelaskan
tentang sistem koordinat Cartesius serta penggunaannya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Adapun kompetensi umum setelah mempelajari modul ini adalah Anda diharapkan mampu menggunakan
sistem koordinat Cartesius dan menentukan persamaan garis lurus pada sistem koordinat Cartesius, baik
secara manual maupun menggunakan teknologi/software matematika (Geogebra). Adapun kompetensi
khusus yang harus dicapai setelah mempelajari modul ini adalah Anda diharapkan dapat:
1. menentukan letak titik pada bidang koordinat Cartesius;
2. menentukan jarak dua titik pada bidang koordinat Cartesius;
3. menentukan koordinat titik pada suatu ruas garis dengan perbandingan tertentu;
4. menggunakan software Geogebra untuk mengeksplorasi tentang jarak dua titik dan koordinat titik pada
suatu ruas garis;

C. Kegiatan

Kegiatan belajar pada modul ini mencakup belajar mandiri dengan membaca dan memahami materi
yang dilanjutkan dengan latihan soal. Selanjutnya untuk memanfaatkan perkembangan Iptek dan penguatan
dalam mengeksplorasi keterampilan mahasiswa dapat dilanjutkan dengan eksplorasi materi dengan
menggunakan media/teknologi/software berupa Geogebra. Di akhir materi pada masing-masing kegiatan
belajar diberikan Tes Formatif yang berguna untuk menguji pemahaman mahasiswa setelah mempelajari
materi pada setiap kegiatan belajar. Anda diharapkan tidak melihat kunci jawaban terlebih dahulu jika
memang ingin mengetahui seberapa besar pemahaman Anda terhadap materi yang telah dipelajari. Jika
masih menemui hambatan dalam belajar maka disarankan untuk berdiskusi bersama teman-teman. Selamat
belajar semoga sukses.

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. SISTEM KOORDINAT CARTESIUS

A. Letak Titik Pada Koordinat Cartesius

Penggunaan nama Cartesius merupakan sebuah cara untuk mengenang ahli matematika sekaligus
filsuf dari Perancis, Rene Descartes yang memiliki andil besar dalam menggabungkan aljabar dan geometri.
(Cartesius adalah istilah untuk Descartes dalam bahasa Latin). Hasil penemuan Descartes berupa koordinat
Cartesius ini sangat berpengaruh dalam perkembangan geometri analitik, kalkulus, dan kartografi.
Awal pemikiran dasar penggunaan sistem ini dikembangkan pada tahun 1637 dalam dua tulisan karya
Descartes, yaitu pertama Discourse on Method. Ia memperkenalkan saran baru untuk menggambarkan
posisi titik atau objek pada sebuah permukaan dengan menggunakan dua sumbu yang saling tegak lurus
antar satu yang lain (sistem koordinat tegak lurus kedua adalah La Géométrie. I) mengenalkan sistem
koordinat polar.

Untuk menggambarkan suatu titik pada sebuah bidang datar diperlukan sistem koordinat Cartesius.
Sistem ini terdiri dari dua garis yang saling tegak lurus dan setiap garisnya merupakan garis bilangan. Setiap
titik pada bidang datar ditentukan oleh jarak titik itu terhadap garis-garis tadi dan arahnya.
Penggunaan sistem ini akan mempermudah dan menyederhanakan permasalahan/konsep-konsep dalam
aljabar dan geometri. Oleh karena itu, penguasaan materi sistem koordinat ini merupakan dasar untuk
mempelajari materi-materi geometri analitik berikutnya. Selanjutnya untuk menggunakan sistem koordinat
Cartesius tersebut, perhatikan langkah-langkah berikut ini!

Langkah pertama dalam menentukan koordinat sebuah titik dalam bidang datar adalah membuat
sepasang garis yang saling berpotongan tegak lurus, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1 di bawah
ini.

Gambar 1.1
Sistem Koordinat Cartesius

5
Titik O adalah titik potong kedua garis tegak lurus yang dinamakan titik pusat koordinat. Kedua
garis lurus tersebut adalah sumbu-𝑥 dan sumbu-𝑦, yang berturut-turut disebut “sumbu horizontal” dan
“sumbu vertikal”.

Langkah berikutnya adalah menetapkan pasangan koordinat titik O, yaitu (0,0) dan setiap sumbu
diberi skala satuan panjang, seperti Gambar 1.1 di atas. Bilangan-bilangan pada sumbu koordinat di sebelah
kanan dan di atas titik O adalah bilangan positif. Bilangan-bilangan pada sumbu koordinat di sebelah kiri
dan di bawah titik O adalah bilangan negatif. Selanjutnya sistem koordinat Cartesius ini dapat dipergunakan
untuk menentukan letak/posisi suatu titik pada bidang datar. Seperti pada gambar berikut ini. Namun perlu
Anda ingat kembali tentang definisi proyeksi titik pada garis berikut ini.

P’ adalah proyeksi titik P pada garis g jika dan hanya jika P’ terletak pada garis g dan ̅𝑃𝑃̅̅’ tegak
lurus dengan garis g.

𝑃2 𝑃⬚

𝑂 𝑃1 𝑥

Gambar 1.2
Koordinat Titik P

Perhatikan Gambar 1.2 di atas. Misalkan P adalah sebuah titik sebarang pada bidang datar maka P 1
adalah proyeksi titik P pada sumbu-𝑥 dan P2 adalah proyeksi titik P pada sumbu-𝑦. Letak titik P pada bidang
tersebut merupakan pasangan berurutan dua bilangan pada sumbu-𝑥 dan sumbu-𝑦, yaitu bilangan yang
menyatakan jarak dari titik O ke P1 dan bilangan yang menyatakan jarak dari titik O ke P 2. Dengan
demikian koordinat titik P adalah (𝑃1, 𝑃2).

Selanjutnya Anda coba pikirkan koordinat titik-titik pada gambar berikut ini. Jika koordinat titik A
adalah (3,3) maka tentukan koordinat titik B, C, D, E, F, G, dan H.

6
Selanjutnya koordinat titik P dapat ditulis sebagai dua pasangan bilangan terurut dengan notasi
P(x,y) di mana x disebut absis dan y disebut ordinat. Selanjutnya dua pasangan bilangan terurut, misalnya
(a,b) dan (c,d), dikatakan sama jika dan hanya jika 𝑎 = 𝑐 dan 𝑏 = 𝑑. Jadi (5,3) ≠ (3,5) karena
pasanganpasangan tersebut berbeda dan apabila dua pasangan tersebut menyatakan koordinat dua titik pada
bidang maka dua pasangan tersebut menyatakan dua titik yang berbeda pula.

Sumbu-sumbu koordinat membentuk 4 daerah, yaitu kuadran I, kuadran II, kuadran III, dan kuadran
IV, seperti tampak pada Gambar 1.3 berikut ini.

Kuadran II Kuadran I

𝑂 𝑥
Kuadran III Kuadran IV

Gambar 1.3
Pembagian Daerah pada Bidang Koordinat Cartesius

Misalkan R adalah himpunan semua bilangan real maka 𝑅2 = 𝑅 × 𝑅 = {(𝑥, 𝑦)𝑥 𝜖𝑅, 𝑦𝜖𝑅}, yaitu
himpunan semua pasangan terurut dua bilangan real, x dan y. Setiap bilangan real dapat dinyatakan sebagai
suatu titik pada garis bilangan, dengan kata lain ada korespondensi satu-satu antara himpunan semua
bilangan real dengan himpunan semua titik pada suatu garis lurus. Apabila sumbu-𝑥 dan sumbu-𝑦
dipandang sebagai garis bilangan maka setiap titik pada bidang datar dapat dinyatakan sebagai pasangan
bilangan-bilangan real. Selanjutnya dapat dikatakan bahwa sistem koordinat Cartesius pada bidang
meletakkan korespondensi satu-satu antara titik-titik pada bidang dan pasangan-pasangan bilangan terurut
dari 𝑅2. Ini berarti setiap titik pada bidang dapat dikaitkan dengan suatu pasangan bilangan real terurut yang
menyatakan koordinat-koordinat titik tersebut.

7
B. JARAK DUA TITIK PADA BIDANG DATAR

Misalkan 𝑃1 ( 𝑥 1 , 𝑦1 )
𝑦 dan 𝑃2 ( 𝑥 2 , 𝑦2 )
adalah dua titik pada
bidang koordinat
Cartesius seperti

𝑦2 𝑃2 Gambar 1. 4 di
samping maka x1
adalah proyeksi titik
𝑃1 T P 1 pada sumbu - 𝑥 dan
𝑦1
𝑦1 adalah proyeksi
titik P 1 pada sumbu -
𝑦, demikian juga

𝑥1 𝑥2 untuk x2 dan y2.


𝑂 𝑥
Selanjutnya ⃡
𝑦1 𝑃2
dan ⃡𝑃 2 𝑥 2 berpotongan
Gambar 1.4 di titik T maka ∆P1TP2 adalah segitiga siku-

siku dengan |𝑃1 𝑇| = |𝑥2 − 𝑥1| dan |𝑃2 𝑇| = |𝑦2 − 𝑦1|. Dengan menggunakan Teorema Pythagoras diperoleh:
|𝑃1 𝑃2| 2 = |𝑃1 𝑃2| 2 + |𝑃1 𝑃2| 2 |𝑃1 𝑃2| |2 = |𝑥2 − 𝑥1|2 + |𝑦2 − 𝑦1|2

|𝑃1 𝑃2| = √|x2 − x1| 2 + |y2 − y1|2

Contoh 1.1

Misalkan 𝑃1(1,1) dan 𝑃2(−3,4) maka jarak P1 dan P2 adalah


|

C. MENENTUKAN KOORDINAT TITIK PADA SUATU RUAS GARIS

Misalkan diketahui dua titik 𝐴(𝑥1, 𝑦1) dan 𝐵(𝑥2, 𝑦2) dengan 𝑥1 ≤ 𝑥2. Jika titik C adalah titik tengah
pada ̅𝐴𝐵̅̅ maka akan kita peroleh koordinat-koordinat titik 𝐶(𝑥𝐶, 𝑦𝐶) sebagai berikut.

8
Gambar 1.5

Perhatikan Gambar 1.5, titik A1, C1, dan B1 berturut-turut adalah proyeksi titik A, C, dan B pada sumbu-
𝑥 sehingga diperoleh

|̅𝑂𝐴̅̅1̅| = absis titik A, yaitu 𝑥1


|̅𝑂𝐵̅̅1̅| = absis titik B, yaitu 𝑥2

|̅𝑂𝐶̅̅1̅| = absis titik C, yaitu 𝑥𝑐

Misalkan koordinat titik C adalah (𝑥𝑐, 𝑦𝑐). Karena titik C terletak pada pertengahan ̅𝐴𝐵̅̅ dan ruas
garis ̅𝐴̅𝐴1̅ ̅ dan ̅𝐶̅𝐶̅1̅ sejajar maka titik 𝐶1 terletak pada pertengahan ̅𝐴̅1̅𝐵̅1̅ pula. Akibatnya |̅𝐴̅1̅𝐶̅1̅| = |̅𝐶̅1̅𝐵̅1̅|
sehingga
|̅𝑂̅𝐴̅1̅| + |̅𝑂̅𝐵̅1̅| = |̅𝑂̅𝐴̅1̅| + |̅𝑂̅𝐶̅1̅| + |̅𝐶̅1̅𝐵̅1̅|

= |̅𝑂̅𝐴̅1̅| + |̅𝐶̅1̅𝐵̅1̅| + |̅𝑂̅𝐶̅1̅|

= |̅𝑂̅𝐴̅1̅| + |̅𝐴̅1̅𝐶̅1̅| + |̅𝑂̅𝐶̅1̅|


= |̅𝑂̅𝐶̅1̅| + |̅𝑂̅𝐶̅1̅|

= 2|̅𝑂̅𝐶̅1̅|

Jadi, 𝑥1 + 𝑥2 = 2𝑥𝑐 sehingga 𝑥𝑐 = 12 (𝑥1 + 𝑥2) .


1
Dengan cara yang sama seperti di atas, kita dapat memperoleh 𝑦𝑐 = (𝑦1 + 𝑦2).
2

Dari uraian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa koordinat titik tengah sebuah ruas garis yang titik
𝑋1+ 𝑋2 𝑌1+ 𝑌2
ujungnya 𝐴(𝑥1, 𝑦1) dan 𝐵(𝑥2, 𝑦2) adalah (𝑥, 𝑦) = ( , ,)
2 2

9
Contoh 1.2

Jika D adalah titik tengah ̅𝐴̅𝐵̅ dengan titik-titik ujung A(5,2) dan B (-1,6) maka
absis titik D adalah 𝑥 = (5 + (−1)) = 2 dan ordinat titik D adalah 𝑦 =
(2 + 6) = 4. Jadi, koordinat titik D adalah (2,4).

Contoh 1.3

Diketahui dua titik P(4,9) dan Q(9,2) dengan titik T pada ruas garis ̅𝑃𝑄̅̅ sedemikian sehingga |̅𝑃𝑇̅̅|: |̅𝑇𝑄̅̅| = 2:
3. Tentukanlah koordinat titik T. Penyelesaian:
𝑦

𝑃2 𝑃

𝑄
𝑄2

𝑂 𝑃1 𝑇1 𝑄1 𝑥

Gambar 1.6

Perhatikan Gambar 1.6. Misalkan 𝑇(𝑥𝑇, 𝑦𝑇) dan ̅𝑃̅𝑃̅1̅, ̅𝑇̅𝑇̅1̅ dan 𝑄̅̅𝑄̅1̅ masing-
masing sejajar dengan sumbu-𝑦 dan karena |̅𝑃𝑇̅̅|: |̅𝑇𝑄̅̅| = 2: 3 maka
|̅𝑃̅1̅𝑇̅1̅|: |̅𝑇̅1̅𝑄̅1̅| = 2: 3 juga sehingga ̅|̅𝑇̅1̅𝑄̅1̅| = 32 |̅𝑃̅1̅𝑇̅1̅|.

Perhatikan bahwa

|̅𝑇̅1̅𝑄̅1|̅ = |̅𝑂̅𝑄̅1̅| − |̅𝑂𝑇̅̅1̅| = 9 − 𝑥𝑇 dan |̅𝑃̅1̅𝑇̅1̅| = |𝑂𝑇̅1̅̅ | − |̅𝑂𝑃̅̅1̅| = 𝑥𝑇 − 4 Karena |̅𝑇̅1̅𝑄̅1̅| = 32 |𝑃̅̅1̅𝑇̅1̅| maka

9 − 𝑥𝑇 = (𝑥𝑇 − 4)
5
𝑥𝑡 =15
2
𝑥𝑡 = 6
Dengan cara yang sama seperti di atas maka Anda akan memperoleh 𝑦𝑇 = 5 .
(Coba periksa kebenarannya!)

Karena 𝑥𝑇 = 6 dan 𝑦𝑇 = 5 maka koordinat 𝑇(6,5 ).


Sekarang bagaimana kalau titik pada Contoh 1.3 tersebut adalah 𝑃(𝑥1, 𝑦1) dan 𝑄(𝑥2, 𝑦2) dengan titik T pada
ruas garis ̅𝑃𝑄̅̅ sedemikian hingga |̅𝑃𝑇̅̅| = |̅𝑇𝑄̅̅| =
𝑚: 𝑛?
10
Perhatikan Gambar 1.7 berikut ini.
𝑦
𝑄
(𝑛 )
𝑇
(𝑚 )
𝑃

𝑂 𝑃1 𝑇1 𝑄1 𝑥
Gambar 1.7

Misalkan 𝑇(𝑥𝑇, 𝑦𝑇) dan proyeksi titik 𝑃(𝑥1, 𝑦1), 𝑇(𝑥1, 𝑦1), dan 𝑄(𝑥2, 𝑦2) berturut-turut pada sumbu-𝑥 adalah
𝑃1(𝑥1, 0), 𝑇(𝑥1, 0), dan 𝑄1(𝑥2, 0) maka
̅ 11̅
|̅𝑃̅1̅𝑇̅1|̅ : |̅𝑇̅1̅𝑄̅1̅| = 𝑚: 𝑛 atau ||𝑇̅𝑃̅11̅𝑄𝑇̅ ̅ ̅|| = 𝑚 𝑛 .

Coba Anda diskusikan dengan teman bagaimana memperoleh perbandingan tersebut.

Perhatikan |̅𝑃̅1̅𝑇̅1̅|: |̅𝑇̅1̅𝑄̅1̅| = 𝑚: 𝑛 maka


(𝑥𝑇−𝑥1): (𝑥2 − 𝑥𝑇) = 𝑚: 𝑛

𝑚(𝑥2 − 𝑥𝑇) = 𝑛(𝑥𝑇−𝑥1)


(𝑚 + 𝑛)𝑥𝑇 = 𝑛𝑥1 + 𝑚𝑥2
𝑛𝑥1+ 𝑚𝑥2
𝑋𝑇 = 𝑚+𝑛

𝑛𝑦1+ 𝑚𝑦2
Dengan cara yang sama seperti di atas dapat diperoleh 𝑌𝑇 = 𝑚+𝑛

Dari uraian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa jika diketahui titik-titik 𝑃(𝑥1, 𝑦1) dan 𝑄(𝑥2, 𝑦2) dengan
titik T pada ruas garis ̅𝑃𝑄̅̅ sedemikian hingga |̅𝑃𝑇̅̅| = |̅𝑇𝑄̅̅| = 𝑚: 𝑛 maka koordinat titik 𝑇(𝑥𝑇, 𝑦𝑇) dengan

𝑛𝑥1+ 𝑚𝑥2 𝑛𝑦1+ 𝑚𝑦2


𝑋𝑇 = dan 𝑌𝑇 =
𝑚+𝑛 𝑚+𝑛

11
Contoh 1.4

Diketahui A(1,3) dan B(-2,-5) serta suatu titik C terletak pada perpanjangan ̅𝐴𝐵̅̅ sedemikian hingga |̅𝐴𝐶̅̅|:
|𝐵𝐶̅|̅ = 8: 3. Tentukan koordinat titik C.

Penyelesaian:
Jika titik 𝐶(𝑥𝑐, 𝑦𝑐) dan titik C terletak pada perpanjangan ̅𝐴𝐵̅̅ sedemikian
hingga |̅𝐴𝐶̅̅|: |̅𝐵𝐶̅̅| = 8: 3 maka diperoleh |̅𝐴𝐵̅̅|: |̅𝐵𝐶̅̅| = 5: 3. (Mengapa?)
Selanjutnya dengan menggunakan rumus di atas kita peroleh bahwa

3𝑥𝐴 +5𝑥𝑐 3.1+ 5𝑥𝑐


𝑥𝐵 = -2 =
3+5 3+5

4
𝑥𝑐 = −3 5

3𝑦𝐴 +5𝑦𝑐 3.3+ 5𝑦𝑐


𝑥𝐵 = -2 =
3+5 3+5

4
𝑦𝑐 = −9 5

Jadi, koordinat titik C adalah (−3 , −9 ).

Untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang materi pada kegiatan belajar ini, silakan Anda mencoba
lab mini berikut ini! Selamat mencoba!

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!
1) Jelaskan perbeda an antara pasangan terurut (3,5) dan (5,3) pada bidang
koordinat Cartesius!
2) Jika diketahui koordinat titik 𝐴(−2, 3), 𝐵(4, −1), 𝐶(−2, 2), dan 𝐷(6, 2). Tentukan jarak titik A dan B serta
jarak titik C dan D.
3) Jika 𝑀(−1,7) adalah titik tengah dari ̅𝐺𝐻̅̅ dan koordinat 𝐺(2,5) maka tentukan koordinat titik H.
4) Jika P(4,7), Q(8,1) dan titik T pada ruas garis ̅𝑃𝑄̅̅ sedemikian hingga |̅𝑃𝑇̅̅| = |̅𝑇𝑄̅̅| = 1: 3 maka tentukan
koordinat titik T. Jelaskan bagaimana memperoleh absis dan ordinat titik T?
5) Tunjukkan bahwa segitiga yang titik-titik sudutnya adalah (5,3), (-2,4), dan (10,8) adalah segitiga
samakaki!

12
Daftar Pustaka

Burrill, G.F., Kanold, T.D., Cummins, J.J., and Yunker, L.E. 1995. Geometry: Applications and
Connections. USA: Glencoe/McGraw-Hill.

Rawuh, R. dkk. 1975. Ilmu Ukur Analitis Bagian Satu dan Dua. Bandung: Terate.

Stillwell, John. 2005. The Four Pillars of Geometry. USA: Springer Science+ Business Media, Inc.

Thomas, George B. 2010. Thomas' Calculus. Twelfth Edition. USA: Pearson Education.

Varberg, D., Purcell, E., Rigdon, S. 2007. Calculus, 9th Edition. USA: Pearson Education.

Vossler, Donald L. 1999. Exploring Analytic Geometry with Mathematica. California: Academic Press.

Sumber Internet:

https://en.wikipedia.org/wiki/Ren%C3%A9_Descartes

13

Anda mungkin juga menyukai