A. DESKRIPSI
Buku materi pokok yang pertama (Modul 1) dari mata kuliah materi
Geometri Analitik Bidang dan Ruang (PEMA 4317) membahas Sistem
Koordinat Cartesius dan Persamaan Garis Lurus. Materi-materi ini merupakan
materi pertama yang akan menjadi materi prasyarat dalam mempelajari modul-
modul berikutnya. Selain itu materi dasar ini sangat penting untuk dipahami
dengan baik sebagai bekal langsung melakukan pembelajaran matematika di
SLTP termasuk di SMP dan M.Ts.
Modul 1 ini tentang Sistem Koordinat Cartesius dan Persamaan Garis
Lurus yang pembahasannya disajikan dalam tiga kegiatan belajar seperti
berikut ini.
1. Kegiatan Belajar 1: Sistem Koordinat Cartesius
2. Kegiatan Belajar 2: Persamaan Garis Lurus
3. Kegiatan Belajar 3: Persamaan Normal dan Berkas Garis Lurus
B. TUJUAN
Tujuan umum dari pembelajaran modul ini adalah Anda diharapkan dapat
memahami dan menjelaskan tentang sistem koordinat Cartesius, persamaan
garis lurus, serta penggunaannya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Adapun kompetensi umum setelah mempelajari modul ini adalah Anda
diharapkan mampu menggunakan sistem koordinat Cartesius dan menentukan
persamaan garis lurus pada sistem koordinat Cartesius, baik secara manual
maupun menggunakan teknologi/software matematika (Geogebra). Adapun
kompetensi khusus yang harus dicapai setelah mempelajari modul ini adalah
Anda diharapkan dapat:
1. menentukan letak titik pada bidang koordinat Cartesius;
2. menentukan jarak dua titik pada bidang koordinat Cartesius;
3. menentukan koordinat titik pada suatu ruas garis dengan perbandingan
tertentu;
4. menggunakan software Geogebra untuk mengeksplorasi tentang jarak dua
titik dan koordinat titik pada suatu ruas garis;
5. menentukan persamaan garis lurus yang sejajar dengan sumbu koordinat
dan melalui titik tertentu;
6. menentukan persamaan garis lurus melalui dua titik yang diketahui;
7. menentukan persamaan garis lurus melalui titik asal dan titik tertentu;
8. menentukan gradien suatu garis;
9. menentukan persamaan garis lurus dengan gradien tertentu dan melalui
titik yang diketahui;
10. menentukan koordinat titik potong garis dengan sumbu koordinat
Cartesius;
11. menggunakan software Geogebra untuk mengeksplorasi tentang
persamaan garis;
12. menentukan persamaan normal dan panjang normal suatu garis lurus;
13. membedakan persamaan normal dengan persamaan garis pada umumnya;
14. mengubah persamaan garis lurus ke bentuk persamaan normal;
15. menentukan persamaan garis yang sejajar atau tegak lurus dengan garis
tertentu;
16. menentukan letak suatu garis dan suatu titik;
17. menentukan persamaan berkas garis;
18. menentukan jarak suatu titik ke garis tertentu.
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.3
C. KEGIATAN
Kegiatan Belajar 1
Gambar 1.1
Sistem Koordinat Cartesius
Titik O adalah titik potong kedua garis tegak lurus yang dinamakan titik
pusat koordinat. Kedua garis lurus tersebut adalah sumbu-𝑥 dan sumbu-𝑦,
yang berturut-turut disebut “sumbu horizontal” dan “sumbu vertikal”.
Langkah berikutnya adalah menetapkan pasangan koordinat titik O, yaitu
(0,0) dan setiap sumbu diberi skala satuan panjang, seperti Gambar 1.1 di atas.
Bilangan-bilangan pada sumbu koordinat di sebelah kanan dan di atas titik O
adalah bilangan positif. Bilangan-bilangan pada sumbu koordinat di sebelah
kiri dan di bawah titik O adalah bilangan negatif. Selanjutnya sistem koordinat
Cartesius ini dapat dipergunakan untuk menentukan letak/posisi suatu titik
pada bidang datar. Seperti pada gambar berikut ini. Namun perlu Anda ingat
kembali tentang definisi proyeksi titik pada garis berikut ini.
1.6 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫
P’ adalah proyeksi titik P pada garis g jika dan hanya jika P’ terletak
pada garis g dan ̅̅̅̅̅
𝑃𝑃’ tegak lurus dengan garis g.
𝑃2 𝑃⬚
𝑂 𝑃1 𝑥
Gambar 1.2
Koordinat Titik P
Kuadran II Kuadran I
𝑂 𝑥
Kuadran III Kuadran IV
Gambar 1.3
Pembagian Daerah pada Bidang Koordinat Cartesius
1.8 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫
Misalkan 𝑃1 (𝑥1 , 𝑦1 )
𝑦 dan 𝑃2 (𝑥2 , 𝑦2 )
adalah dua titik pada
bidang koordinat
Cartesius seperti
𝑦2 𝑃2 Gambar 1.4 di
samping maka x1
adalah proyeksi titik
𝑃 1 P1 pada sumbu-𝑥 dan
𝑦1 T
𝑦1 adalah proyeksi
titik P1 pada sumbu-
𝑦, demikian juga
𝑂 𝑥 1 𝑥 2 𝑥 untuk x2 dan y2.
Selanjutnya ⃡𝑦1 𝑃2
⃡
dan 𝑃2 𝑥2 berpotongan
Gambar 1.4 di titik T maka ∆P1TP2
adalah segitiga siku-
̅̅̅̅̅
siku dengan |𝑃 1 𝑇 | = |𝑥2 − 𝑥1 | dan ̅̅̅̅̅
|𝑃 2 𝑇 | = |𝑦2 − 𝑦 |.
1 Dengan menggunakan
Teorema Pythagoras diperoleh:
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.9
̅̅̅̅̅̅
|𝑃 2 ̅̅̅̅̅ 2 ̅̅̅̅̅ 2
1 𝑃2 | = |𝑃1 𝑇| + |𝑃2 𝑇| |𝑃
̅̅̅̅̅̅ 2 2
1 𝑃2 | = |𝑥2 − 𝑥1 | + |𝑦2 − 𝑦1 |
2
̅̅̅̅̅̅
|𝑃 2
1 𝑃2 | = √|𝑥2 − 𝑥1 | + |𝑦2 − 𝑦1 |
2
Contoh 1.1
Gambar 1.5
1.10 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫
Perhatikan Gambar 1.5, titik A1, C1, dan B1 berturut-turut adalah proyeksi
titik A, C, dan B pada sumbu-𝑥 sehingga diperoleh
̅̅̅̅̅1 | + |𝐶
= |𝑂𝐴 ̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅
1 𝐵1 | + |𝑂𝐶1 |
̅̅̅̅̅1 | + |𝐴
= |𝑂𝐴 ̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅
1 𝐶1 | + |𝑂𝐶1 |
̅̅̅̅̅1 | + |𝑂𝐶
= |𝑂𝐶 ̅̅̅̅̅1 |
̅̅̅̅̅1 |
= 2|𝑂𝐶
1
Jadi, 𝑥1 + 𝑥2 = 2𝑥𝑐 sehingga 𝑥𝑐 = (𝑥1 + 𝑥2 ) .
2
1
Dengan cara yang sama seperti di atas, kita dapat memperoleh 𝑦𝑐 = (𝑦1 +
2
𝑦2 ).
Dari uraian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa koordinat titik tengah
sebuah ruas garis yang titik ujungnya 𝐴(𝑥1 , 𝑦1 ) dan 𝐵(𝑥2 , 𝑦2 ) adalah (𝑥, 𝑦) =
𝑥 +𝑥 𝑦 +𝑦
( 1 2 , 1 2).
2 2
Contoh 1.2
Contoh 1.3
Diketahui dua titik P(4,9) dan Q(9,2) dengan titik T pada ruas garis ̅̅̅̅ 𝑃𝑄
̅̅̅̅ | = 2: 3. Tentukanlah koordinat titik T.
̅̅̅̅|: |𝑇𝑄
sedemikian sehingga |𝑃𝑇
Penyelesaian:
𝑦
𝑃2 𝑃
𝑄2 𝑄
𝑂 𝑃1 𝑇1 𝑄1 𝑥
Gambar 1.6
Perhatikan Gambar 1.6. Misalkan 𝑇(𝑥𝑇 , 𝑦𝑇 ) dan ̅̅̅̅̅ 𝑇𝑇1 dan ̅̅̅̅̅̅
𝑃𝑃1 , ̅̅̅̅̅ 𝑄𝑄1 masing-
masing sejajar dengan sumbu-𝑦 dan karena |𝑃𝑇 ̅̅̅̅ | = 2: 3 maka
̅̅̅̅|: |𝑇𝑄
̅̅̅̅̅̅
|𝑃 ̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅̅̅ 3 ̅̅̅̅̅̅
1 𝑇1 |: |𝑇1 𝑄1 | = 2: 3 juga sehingga |𝑇1 𝑄1 | = |𝑃1 𝑇1 |.
2
Perhatikan bahwa
̅̅̅̅̅̅
|𝑇 ̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅
1 𝑄1 | = |𝑂𝑄1 | − |𝑂𝑇1 | = 9 − 𝑥 𝑇 dan |𝑃1 𝑇1 | = |𝑂𝑇1 | − |𝑂𝑃1 | = 𝑥 𝑇 − 4
3
̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅
Karena |𝑇1 𝑄1 | = |𝑃1 𝑇1 | maka
2
3
9 − 𝑥𝑇 = (𝑥𝑇 − 4)
2
5
𝑥 = 15
2 𝑇
𝑥𝑇 = 6
1.12 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫
4
Dengan cara yang sama seperti di atas maka Anda akan memperoleh 𝑦𝑇 = 5 .
2
(Coba periksa kebenarannya!)
4 4
Karena 𝑥𝑇 = 6 dan 𝑦𝑇 = 5 maka koordinat 𝑇(6,5 ).
2 2
Sekarang bagaimana kalau titik pada Contoh 1.3 tersebut adalah 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) dan
𝑄(𝑥2 , 𝑦2 ) dengan titik T pada ruas garis ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ | =
̅̅̅̅| = |𝑇𝑄
𝑃𝑄 sedemikian hingga |𝑃𝑇
𝑚: 𝑛?
Perhatikan Gambar 1.7 berikut ini.
𝑦
𝑄
(𝑛)
𝑇
(𝑚)
𝑃
𝑂 𝑃1 𝑇1 𝑄1 𝑥
Gambar 1.7
̅̅̅̅̅̅
Perhatikan |𝑃 ̅̅̅̅̅̅
1 𝑇1 |: |𝑇1 𝑄1 | = 𝑚: 𝑛 maka
(𝑥𝑇 −𝑥1 ): (𝑥2 − 𝑥𝑇 ) = 𝑚: 𝑛
𝑚(𝑥2 − 𝑥𝑇 ) = 𝑛(𝑥𝑇 −𝑥1 )
(𝑚 + 𝑛)𝑥𝑇 = 𝑛𝑥1 + 𝑚𝑥2
𝑛𝑥1 + 𝑚𝑥2
𝑥𝑇 =
𝑚+𝑛
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.13
𝑛𝑦1 +𝑚𝑦2
Dengan cara yang sama seperti di atas dapat diperoleh 𝑦𝑇 = .
𝑚+𝑛
Dari uraian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa jika diketahui titik-titik
𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) dan 𝑄(𝑥2 , 𝑦2 ) dengan titik T pada ruas garis ̅̅̅̅
𝑃𝑄 sedemikian hingga
̅̅̅̅ | = 𝑚: 𝑛 maka koordinat titik 𝑇(𝑥𝑇 , 𝑦𝑇 ) dengan
̅̅̅̅| = |𝑇𝑄
|𝑃𝑇
Contoh 1.4
Diketahui A(1,3) dan B(-2,-5) serta suatu titik C terletak pada perpanjangan
̅̅̅̅ ̅̅̅̅ |: |𝐵𝐶
𝐴𝐵 sedemikian hingga |𝐴𝐶 ̅̅̅̅ | = 8: 3. Tentukan koordinat titik C.
Penyelesaian:
Jika titik 𝐶(𝑥𝑐 , 𝑦𝑐 ) dan titik C terletak pada perpanjangan ̅̅̅̅ 𝐴𝐵 sedemikian
̅̅̅̅ |: |𝐵𝐶
hingga |𝐴𝐶 ̅̅̅̅ | = 8: 3 maka diperoleh |𝐴𝐵
̅̅̅̅ |: |𝐵𝐶
̅̅̅̅ | = 5: 3. (Mengapa?)
Selanjutnya dengan menggunakan rumus di atas kita peroleh bahwa
LAT IH A N
1) (3,5) berarti 3 adalah absis atau 3 jaraknya ke kanan dari titik awal pada
sumbu-𝑥 dan 5 adalah ordinat atau 5 jaraknya ke atas dari titik awal pada
sumbu-𝑦, sedangkan (5,3) berarti 5 adalah absis atau 5 jaraknya ke kanan
dari titik awal pada sumbu-𝑥 dan 3 adalah ordinat atau 3 jaraknya ke atas
dari titik awal pada sumbu-𝑦.
2+𝑥2 5+𝑦2
Selanjutnya = −1 → 𝑥2 = −4 dan = 7 → 𝑦2 = 9.
2 2
Jadi, koordinat titik 𝐻(−4,9).
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
1) Jarak antara titik (−1,5) dan (6,3) pada bidang koordinat Cartesius adalah
... satuan panjang.
A. √17
B. √53
C. √89
D. 5√5
2) Segitiga yang titik-titik sudutnya (2,-4), (4,0), dan (8,-2) adalah ....
A. Segitiga siku-siku
B. Segitiga samasisi
C. Segitiga samakaki
D. Segitiga sembarang
3) Jarak antara titik (-2,3) dengan titik tengah ruas garis yang titik-titik
ujungnya (2,-2) dan (4,3) adalah ... satuan panjang.
A. √13,25
B. √29
C. √31,25
D. √41
5) Jika titik 𝐴(𝑥, 𝑦) dan 𝑥𝑦 < 0 maka titik A terletak di kuadran ....
A. I dan III
B. I dan IV
C. II dan III
D. II dan IV
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.19
7) Diketahui 𝐴(18,8) dan 𝐵(5,7), pernyataan berikut yang benar adalah ....
A. ketika menghitung jarak titik A dan B dengan menggunakan rumus
maka saya dapat menggunakan 18 sebagai 𝑥1 dan 8 sebagai 𝑦1
sehingga 5 sebagai 𝑥2 dan 7 sebagai 𝑦2 atau 5 sebagai 𝑦1 dan 7
sebagai 𝑥1 sehingga 18 sebagai 𝑥2 dan 8 sebagai 𝑦2
B. ketika menghitung jarak titik A dan B dengan menggunakan rumus,
maka saya dapat menggunakan 18 sebagai 𝑥1 dan 8 sebagai 𝑦1
sehingga 5 sebagai 𝑥2 dan 7 sebagai 𝑦2 atau 5 sebagai 𝑥1 dan 7
sebagai 𝑦1 sehingga 18 sebagai 𝑥2 dan 8 sebagai 𝑦2
C. ketika menghitung jarak titik A dan B dengan menggunakan rumus
maka saya dapat menggunakan 18 sebagai 𝑥1 dan 8 sebagai 𝑦1
sehingga 5 sebagai 𝑦2 dan 7 sebagai 𝑥2 atau 5 sebagai 𝑥1 dan 7
sebagai 𝑦1 sehingga 18 sebagai 𝑥2 dan 8 sebagai 𝑦2
D. ketika menghitung jarak titik A dan B dengan menggunakan rumus
maka saya dapat menggunakan 18 sebagai 𝑥1 dan 8 sebagai 𝑥2
sehingga 5 sebagai 𝑦1 dan 7 sebagai 𝑦2 atau 5 sebagai 𝑥1 dan 7
sebagai 𝑥2 sehingga 18 sebagai 𝑦1 dan 8 sebagai 𝑦2
9) Koordinat titik K dan L berturut-turut adalah (8,12) dan (−4,0). Jika titik
̅̅̅̅ dengan 𝐾𝑁 = 1 𝐾𝐿 maka koordinat titik N
N terletak pada ruas garis 𝐾𝐿
4
adalah ....
A. (-9,5)
B. (-5,9)
C. (5,9)
D. (9,5)
1.20 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫
10) Diketahui segitiga sama sisi ABC. Jika koordinat titik A dan B berturut-
turut adalah (0,4) dan (2 + 2√3, 2 + 2 √3) maka koordinat titik C yang
terletak sumbu-𝑥 adalah ....
A. (-4,0)
B. (0,0)
C. (4,0)
D. (2 + 2√3, 0)
Kegiatan Belajar 2
Garis lurus merupakan suatu kurva yang paling sederhana. Coba Anda
perhatikan gambar 1.8 berikut ini.
Gambar 1.8
1.22 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫
Pada Gambar 1.8, garis l adalah garis yang melalui titik 𝐴(𝑥1 , 𝑦1 ) dan
𝐵(𝑥2 , 𝑦2 ). Selanjutnya persamaan garis l tersebut adalah sebagai berikut.
𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1
= . . . . . . . . . . . . . (1)
𝑦2 − 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1
Persamaan (1) di atas adalah persamaan garis yang melalui dua titik, yaitu A
dan B. Perhatikan contoh berikut ini.
Contoh 1.5
Carilah persamaan sebuah garis yang melalui titik 𝑃(−1, −2) dan 𝑄(2,5).
Penyelesaian:
Jika 𝑥1 = −1, 𝑦1 = −2, 𝑥2 = 2 , dan 𝑦2 = 5 maka persamaan garis yang
melalui titik P dan Q adalah
𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1
=
𝑦2 − 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1
𝑦 − (−2) 𝑥 − (−1)
=
5— 2 2— 1
𝑦+2 𝑥+1
=
7 3
3𝑦 + 6 = 7𝑥 + 7
7𝑥 − 3𝑦 + 1 = 0
Gambar 1.9
Coba Anda ulangi kegiatan di atas, untuk absis yang lainnya pada garis l.
Bagaimana persamaan garis l? Gambarlah garis l! Untuk mengecek
pemahamanmu, cobalah membuat garis m yang sejajar sumbu-𝑦 dengan
persamaan 𝑥 = −2.
Berdasarkan hasil yang Anda peroleh di atas, kira-kira apa yang dapat
Anda katakan tentang posisi garis k, l, dan m dengan sumbu koordinat?
Bagaimana persamaan ketiga garis tersebut?
Pada gambar 1.9 di atas, garis k adalah garis yang melalui titik A dan B.
Karena absis titik A dan B adalah 3 dan semua titik-titik pada garis k berabsis
3 maka garis k sejajar sumbu-𝑦. Demikian juga dengan garis l dan m sehingga
secara umum dapat dikatakan bahwa persamaan garis yang sejajar sumbu-𝑦
dan melalui sebuah titik 𝐴(𝑥1 , 𝑦1 ) adalah 𝑥 = 𝑥1 . Hal ini dapat dicek dengan
mengambil dua titik sebarang pada garis yang sejajar sumbu-𝑦 dan
disubstitusikan ke persamaan (1) di atas.
Dengan cara yang sama, coba Anda lakukan untuk garis yang sejajar
dengan sumbu-𝑥. Apa yang Anda peroleh tentang persamaan garis yang sejajar
dengan sumbu-𝑥 dan melalui titik 𝐴(𝑥1 , 𝑦1 )? Bagaimana cara Anda
mendapatkan persamaan tersebut? Jelaskan!
Persamaan garis yang sejajar sumbu-𝑥 dan melalui sebuah titik 𝐴(𝑥1 , 𝑦1 )
adalah 𝑦 = 𝑦1 .
1.24 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫
Contoh 1.6
Tentukan persamaan garis yang sejajar sumbu-𝑥 dan melalui titik 𝑃(3, −2).
Gambarlah garis tersebut!
Penyelesaian:
Persamaan garis yang sejajar sumbu-𝑥 dan melalui titik 𝑃(3, −2) adalah
𝑦 = −2.
melalui titik 𝐴(𝑥1 , 𝑦1 ) dan 𝐵(𝑥2 , 𝑦2 ). Dan selanjutnya persamaan di atas dapat
ditulis sebagai berikut.
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 ) … … … … (2)
Persamaan (2) disebut persamaan garis melalui sebuah titik (𝑥1 , 𝑦1 ) dan
bergradien m.
Contoh 1.7
Carilah gradien garis yang melalui titik 𝑃(−1, −2) dan 𝑄(2,5).
Penyelesaian:
Jika 𝑥1 = −1, 𝑦1 = −2, 𝑥2 = 2 , dan 𝑦2 = 5 maka gradien garis yang
5−(−2) 7
dimaksud adalah 𝑚 = = .
2−(−1) 3
Perhatikan kembali persamaan (2) di atas. Jika 𝑥1 = 0 dan 𝑦1 = 0 maka
persamaan (2) menjadi 𝑦 = 𝑚𝑥 … … … … … … … (3). Persamaan ini adalah
persamaan garis melalui titik (0,0) dengan gradien m.
Contoh 1.8
3
Carilah persamaan garis dengan gradien dan melalui berikut ini.
2
1. 𝐴(4,3)
2. 𝐵(0,0)
Penyelesaian:
3
1. Jika 𝑚 = dan 𝐴(4,3) disubstitusikan ke persamaan (2) maka diperoleh
2
3 3
persamaan 𝑦 − 3 = (𝑥 − 4) atau 𝑦 = 𝑥 − 3.
2 2
3
2. Jika 𝑚 = dan 𝐵(0,0) disubstitusikan ke persamaan (3) maka diperoleh
2
3 3
persamaan 𝑦 − 0 = (𝑥 − 0) atau 𝑦 = 𝑥.
2 2
1.26 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫
Contoh 1.9
Carilah persamaan garis melalui titik asal 𝑂(0,0) dan titik 𝑃(𝑥2 , 𝑦2 ).
Penyelesaian: 𝑂(0,0) dan titik 𝑃(𝑥2 , 𝑦2 ) disubstitusikan ke persamaan (1)
diperoleh:
𝑦−0 𝑥−0
=
𝑦2 − 0 𝑥2 − 0
𝑦 𝑥
=
𝑦2 𝑥2
𝑦2
𝑦= 𝑥
𝑥2
Selanjutnya persamaan di atas juga dapat ditulis sebagai berikut.
𝑦1
𝑦= 𝑥 … … … … … (4)
𝑥1
Persamaan (4) disebut persamaan sebuah garis yang melalui titik asal O(0,0)
dan sebuah titik tertentu, yaitu titik (𝑥1 , 𝑦1 ).
Contoh 1.10
Penyelesaian:
5
Persamaan garis yang melalui titik O dan titik (−2,5) adalah 𝑦 = 𝑥.
−2
Sekarang perhatikan kembali persamaan (1) di depan.
𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1
=
𝑦2 − 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1
(𝑥2 − 𝑥1 )(𝑦 − 𝑦1 ) = (𝑦2 − 𝑦1 )(𝑥 − 𝑥1 )
(𝑦2 − 𝑦1 )𝑥 − (𝑥2 − 𝑥1 )𝑦 + (𝑥2 − 𝑥1 )𝑦1 − (𝑦2 − 𝑦1 )𝑥1
= 0 … … … … … (5)
Jika (𝑦2 − 𝑦1 ) = 𝐴, −(𝑥2 − 𝑥1 ) = 𝐵 dan (𝑥2 − 𝑥1 )𝑦1 − (𝑦2 − 𝑦1 )𝑥1 = 𝐶
maka persamaan (5) di atas menjadi 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0 … … … … (6).
Selanjutnya persamaan (6) disebut bentuk umum persamaan garis lurus pada
bidang Cartesius. Mengingat peubah x dan y dalam persamaan (6) itu berderajat
satu maka persamaan tersebut dinamakan persamaan linear.
Perhatikan bentuk umum persamaan linear 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0 maka
terdapat beberapa kemungkinan untuk bilangan-bilangan real A, B, dan C
seperti dijelaskan berikut ini.
𝐶
1. Jika 𝐴 = 0, 𝐵 ≠ 0, dan 𝐶 ≠ 0 maka diperoleh persamaan 𝑦 = − , yaitu
𝐵
persamaan garis lurus yang sejajar sumbu-𝑥 dan memotong sumbu-𝑦 di
𝐶
titik (0, − ).
𝐵
𝐶
2. Jika 𝐵 = 0, 𝐴 ≠ 0, dan 𝐶 ≠ 0 maka diperoleh persamaan 𝑥 = − , yaitu
𝐴
persamaan garis lurus yang sejajar sumbu-𝑦 dan memotong sumbu-𝑥 di
𝐶
titik (− , 0).
𝐴
𝐴
3. Jika 𝐶 = 0, 𝐴 ≠ 0, dan 𝐵 ≠ 0 maka diperoleh persamaan 𝑦 = − 𝑥, yaitu
𝐵
persamaan garis lurus yang melalui titik asal dan dengan gradien
𝐴
𝑚=− .
𝐵
4. Jika 𝐴 = 𝐶 = 0 maka diperoleh persamaan 𝑦 = 0, yaitu persamaan
sumbu-𝑥.
5. Jika 𝐵 = 𝐶 = 0 maka diperoleh persamaan 𝑥 = 0, yaitu persamaan
sumbu-𝑦.
6. Jika A, B, dan C semua tidak sama dengan nol maka bentuk umum
persamaan garis lurus menjadi
𝐴 𝐶
𝑦=− 𝑥− … … … . … (7)
𝐵 𝐵
1.28 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫
Contoh 1.11
Penyelesaian:
Titik potong garis dengan sumbu-𝑥 diperoleh dengan menyubstitusikan 𝑦 = 0
ke dalam persamaan 3𝑥 − 4𝑦 + 12 = 0 sehingga diperoleh:
3𝑥 − 4.0 + 12 = 0
𝑥 = −4
Jadi, titik potong garis dengan sumbu-𝑥 adalah (−4,0).
Titik potong garis dengan sumbu-𝑦 diperoleh dengan menyubstitusikan 𝑥 = 0
ke dalam persamaan 3𝑥 − 4𝑦 + 12 = 0 sehingga diperoleh:
3.0 − 4𝑦 + 12 = 0
𝑦=3
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.29
LAT IH A N
8
4) 8𝑥 + 5𝑦 = 20 5𝑦 = −8𝑥 + 20 𝑦=− 𝑥+4
5
8
Jadi, gradien garis yang dimaksud ditunjukkan pada koefisien x, yaitu − .
5
5) a. 𝑦 = 5
b. 𝑥 = −6
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.31
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
4) Persamaan garis lurus yang melalui titik (2,-1) dan (-5,4) adalah ....
A. 5𝑥 − 7𝑦 − 3 = 0
B. 5𝑥 + 7𝑦 − 3 = 0
C. 7𝑥 + 5𝑦 − 3 = 0
D. 7𝑥 − 5𝑦 − 3 = 0
6) Persamaan garis lurus yang melalui titik (𝑎, 0) dan (0, 𝑏) adalah ....
𝑥 𝑦
A. + =1
𝑏 𝑎
𝑥 𝑦
B. − =1
𝑏 𝑎
𝑥 𝑦
C. − =1
𝑎 𝑏
𝑥 𝑦
D. + =1
𝑎 𝑏
8) Persamaan garis lurus berikut ini yang melalui titik asal O adalah ....
A. 𝑦 = 3𝑥
B. 𝑦 = 𝑥 − 1
C. 3𝑥 − 2𝑦 = 1
D. 𝑥 − 2𝑦 + 4 = 0
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.33
9) Persamaan garis lurus berikut ini yang melalui titik (2, −3) dan (2,5)
adalah ....
A. 𝑦 = 2
B. 𝑥 = 2
C. 𝑦 = −2
D. 𝑥 = −2
10) Persamaan garis lurus yang mengapit sudut 45 dengan arah sumbu-𝑥 arah
positif dan melalui titik 𝐴(3,1) adalah ....
A. 𝑥 − 𝑦 − 4 = 0
B. 𝑥 − 𝑦 − 3 = 0
C. 𝑦 − 𝑥 + 3 = 0
D. 𝑦 − 𝑥 + 4 = 0
Kegiatan Belajar 3
1. Persamaan Normal
Garis normal merupakan garis yang tegak lurus dengan garis singgung dan
melalui titik singgungnya. Suatu garis dapat ditentukan dengan menentukan
panjang p yang tegak lurus atau normal dari titik asal ke garis tersebut dan
sudut 𝛼, yaitu sudut arah positif yang dibentuk oleh sumbu-𝑥 dengan garis
normalnya yang ditetapkan sebagai arah dari titik asal terhadap garis. Untuk
lebih jelasnya perhatikan gambar 1.10 berikut!
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.35
𝑄
𝑃(𝑥, 𝑦)
𝑅
𝑄′
𝛼
𝑂 𝑀
𝑥
Gambar 1.10
1
maka diperoleh 𝑘 = ± √𝐴2 ……………….... (4)
+𝐵2
𝐴 𝐵 𝐶
cos 𝛼 = ± , sin 𝛼 = ± ,𝑝 = ±
√𝐴2 + 𝐵2 √𝐴2 + 𝐵2 √𝐴2 + 𝐵2
𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶
± =0
√𝐴2 + 𝐵2
Tanda ± dipilih sedemikian hingga 𝑝 bernilai positif dan tanda konstanta (yaitu
– 𝑝) dalam bentuk normal adalah negatif. Hal ini berarti tanda harus dipilih
yang berlawanan dengan bentuk konstanta pada persamaan asal, yaitu 𝐶.
Jika dalam persamaan (1), 𝐶 = 0, tetapi 𝐵 ≠ 0 maka tanda diambil
sedemikian hingga koefisien 𝑦 dalam bentuk normal positif, yaitu diambil
tanda yang sama dengan tanda pada koefisien persamaan asal.
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.37
Contoh 1.12
Penyelesaian:
Berdasarkan persamaan yang telah ditemukan diperoleh:
1 1 1
𝑘=± =± =±
√𝐴2 + 𝐵2 √32 + (−4)2 5
Karena 𝐶 = −15 yang berarti bertanda negatif, maka 𝑘 bertanda positif yaitu
1
𝑘 = . Kemudian kalikan persamaan asal, maka diperoleh bentuk normal
5
3𝑥−4𝑦−15 3 4
5
= 0 atau 5 𝑥 − 5 𝑦 − 3 = 0
3 4
Hal tersebut menunjukkan bahwa cos 𝛼 = , sin 𝛼 = − , 𝑝 = 3.
5 5
Untuk menggambar grafiknya, maka langkah pertama adalah menentukan
normal garis dengan sudut normalnya.
4
− 4
𝛼 = 𝑎𝑟𝑐 tan 5 = −
3 3
5
Dengan demikian 𝛼 adalah sudut yang berada di kuadran IV sehingga besar 𝛼
adalah 306,17°. Sudut 𝛼 dapat dikonstruksi dengan lebih dulu menetapkan
titik 𝑁(3, −4) pada bidang koordinat. Kemudian buatlah garis ̅̅̅̅
𝑂𝑁 sebagai
normal garis maka akan terbentuk ∠𝑋𝑂𝑁 = 𝛼. Lukislah garis yang dicari,
yaitu garis yang tegak lurus dengan ̅̅̅̅
𝑂𝑁 pada titik 𝑄 sedemikian hingga 𝑂𝑄 =
𝑝 = 3.
1.38 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫
𝛾 𝑔
𝑀
𝛽 𝛼
𝑂 𝑥
Gambar 1.11
Pada gambar 1.11 di atas terdapat dua garis, yaitu 𝑔 dan 𝑙 yang saling
berpotongan. Misalkan persamaan garis 𝑔 ≡ 𝑦 = 𝑚1 𝑥 + 𝑐1 dan persamaan
garis 𝑙 ≡ 𝑦 = 𝑚2 𝑥 + 𝑐2 .
Pada Kegiatan Belajar 2, telah diketahui bagaimana mencari gradien dari
suatu garis dan bagaimana mencari sudut antara dua garis yang saling
berpotongan. Gradien garis 𝑔 = 𝑚1 = tan 𝛽, sedangkan gradien garis 𝑙 =
𝑚2 = tan 𝛼 sehingga Anda dapat mencari besar sudut antara garis 𝑔 dan 𝑙,
yaitu 𝛾 = 𝛼 − 𝛽.
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.39
tan 𝛾 = tan(𝛼 − 𝛽)
tan 𝛼 − tan 𝛽
=
1 + tan 𝛼 tan 𝛽
𝑚1 − 𝑚2
=
1 + 𝑚1 𝑚2
𝑚1 −𝑚2
Jadi, 𝛾 = 𝑎𝑟𝑐 tan .
1+𝑚1 𝑚2
Dengan memperhatikan nilai dari 𝛾 maka kita dapat menentukan posisi kedua
garis tersebut, yaitu:
a. Jika besar 𝛾 = 0° maka tan 𝛾 = 0. Hal ini mengakibatkan gradien kedua
garis tersebut sama (𝑚1 = 𝑚2 ) sehingga garis 𝑔 dan 𝑙 berimpit atau
sejajar. Kedua garis tersebut akan sejajar dengan syarat 𝑐1 ≠ 𝑐2 dan kedua
garis tersebut berimpit jika 𝑐1 = 𝑐2 .
1
b. Jika besar 𝛾 = 90° maka 1 + 𝑚1 𝑚2 = 0 atau 𝑚1 = − . Hal ini berarti
𝑚2
kedua garis tersebut tegak lurus.
Mari Bernalar
Jika besar sudut antara dua garis adalah 90°, tentukan besar gradien dari garis
tersebut! Beri penjelasan!
Contoh 1.13
Tentukan persamaan garis yang melalui titik (– 1,3) dan tegak lurus garis
2𝑥– 3𝑦 = 6.
Penyelesaian:
2
Gradien garis 2𝑥– 3𝑦 = 6 adalah 𝑚 =
3
Persamaan garis yang melalui (−1,3) dan tegak lurus garis 2𝑥– 3𝑦 = 6 adalah
3
𝑦 − 3 = − (𝑥 − (−1))
2
3 3
⇔𝑦 = − 𝑥 − + 3
2 2
3 3
⇔𝑦 = − 𝑥 + 𝑎𝑡𝑎𝑢 2𝑦 = −3𝑥 + 3
2 2
1.40 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫
Q
P
𝑙 𝑔
(a) (b)
Gambar 1.12
Contoh 1.14
Selidiki apakah titik 𝐴(4,3) dan 𝐵(2,5) masing-masing terletak pada garis 𝑙 ≡
3𝑥 − 2𝑦 − 6 = 0.
Penyelesaian:
Untuk menyelidiki letak titik 𝐴 dan 𝐵 terhadap garis 𝑙 menggunakan cara, yaitu
dengan menyubstitusikan titik 𝐴 dan titik 𝐵 ke persamaan garis 𝑙. Jika hasil
yang diperoleh berupa pernyataan benar maka titik tersebut terletak pada garis
𝑙 dan jika sebaliknya maka titik tersebut tidak terletak pada garis 𝑙.
Substitusi titik 𝐴(4,3) pada garis 𝑙 ≡ 3𝑥 − 2𝑦 − 6 = 0
3(4) − 2(3) − 6 = 0
0=0
Karena hasilnya pernyataan yang benar, yaitu 0=0, maka titik 𝐴 terletak pada
garis 𝑙.
Substitusi titik 𝐵(2,3) pada garis 𝑙 ≡ 3𝑥 − 2𝑦 − 6 = 0
3(2) − 2(3) − 6 = 0
−6 = 0
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.41
Contoh 1.15
Diketahui 𝑔1 ≡ 2𝑥 + 3𝑦 − 4 = 0 dan 𝑔2 ≡ 𝑥 − 𝑦 + 1 = 0
Tentukan persamaan garis yan melalui titik potong 𝑔1 dan 𝑔2 dan melalui titik
𝑇(5,2).
Penyelesaian:
Persamaan garis yang melalui titik potong 𝑔1 dan 𝑔2 adalah berkas garis
𝑔1 + 𝜆𝑔2 = 0 ⇔ 2𝑥 + 3𝑦 − 4 + 𝜆(𝑥 − 𝑦 + 1) = 0
Jika garis itu melalui 𝑇(𝑥𝑇 , 𝑦𝑇 ) maka
2𝑥𝑇 + 3𝑦𝑇 − 4 + 𝜆(𝑥𝑇 − 𝑦𝑇 + 1) = 0
𝑙′
𝑃
𝑑
𝑝
𝑂 𝑥
Gambar 1.13
𝒂𝒙𝑷 + 𝒃𝒚𝑷 + 𝒄
𝒅=| |
√𝒂𝟐 + 𝒃𝟐
Contoh 1.16
Penyelesaian:
3.2−4.3−3 9
a. 𝑑 = | |=5
√32 +(−4)2
1+2(−4)+1 6
b. 𝑑 = | |=
√5
√12 +(−2)2
LAT IH A N
1
1) 𝑚 = tan 30° = √3
3
Dengan menggunakan rumus dapat diperoleh persamaan garis 𝑦 =
1
3
√3𝑥 + √3.
2) Garis 𝑙1 , 𝑙2 , dan 𝑙3 mempunyai gradien berturut-turut 3,4 dan 5. Hal ini
47
berarti gradien bernilai positif. Jumlah titik potongnya . Hal ini berarti
60
47
𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 = . Garis lurus 𝑙1 , 𝑙2 , dan 𝑙3 memotong sumbu-𝑥 positif
60
dan sumbu-𝑦 negatif.
𝑦
Garis 𝑙1 → (𝑥1 , 0) dan (0, −𝑦) → 𝑥1 =
3
𝑦
Garis 𝑙2 → (𝑥2 , 0) dan (0, −𝑦) → 𝑥2 =
4
𝑦
Garis 𝑙3 → (𝑥3 , 0) dan (0, −𝑦) → 𝑥3 =
5
Dengan menyubstitusikannya ke persamaan diperoleh 𝑦 = 1, sehingga
persamaan garis 𝑙1 adalah 𝑦 − 3𝑥 + 1 = 0
3) Langkah pertama dicari persamaan garis ̅̅̅̅ 𝐴𝐵 . Dengan menggunakan
rumus, dapat diperoleh persamaan garis yang melalui dua titik diperoleh
persamaan garis ̅̅̅̅
𝐴𝐵 adalah 7𝑥 − 3𝑦 − 10 = 0. Kemudian dengan
38
menghitung jarak titik 𝐶 terhadap garis ̅̅̅̅
𝐴𝐵 , diperoleh .
√58
4) Persamaan garis normalnya adalah
3 4
a. − 𝑥 + − 1 = 0
5 5
12 5 19
b. 𝑥+ 𝑦− =0
13 13 13
5) Garis lurus yang dicari adalah suatu anggota berkas 11𝑥 + 3𝑦 − 7 +
𝜆(12𝑥 + 𝑦 − 19) = 0. Karena garis tersebut berjarak sama dari titik A
dan B, maka garis lurus melalui titik pertengahan ̅̅̅̅
𝐴𝐵 yaitu (1,2). Jika
(1,2) disubstitusikan pada berkas, maka diperoleh 𝜆 = 2. Selanjutnya
𝜆 = 2 ini disubstitusikan pada berkas, maka diperoleh persamaan garis
lurus yang dicari, yaitu 7𝑥 + 𝑦 − 9 = 0.
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.47
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 3
2) Persamaan garis yang melalui titik (2,3) dan sejajar dengan garis yang
persamaannya 3𝑥 + 5𝑦 = 15 adalah .…
A. 3𝑥 + 5𝑦 = −9
B. 3𝑥 + 5𝑦 = 19
C. 3𝑥 + 5𝑦 = 21
D. 3𝑥 + 5𝑦 = −21
5) Diketahui titik 𝐴(3,3), 𝐵(4, −1), 𝐶(−8, −4). Besar sudut yang dibentuk
oleh garis ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ adalah ….
𝐴𝐵 dan 𝐵𝐶
A. 90°
B. 60°
C. 45°
D. 30°
10) Tentukan persamaan garis bagi sudut yang dibentuk oleh garis
5𝑥 + 12𝑦 – 52 = 0 dengan 4𝑥 – 3𝑦 + 34 = 0 adalah ….
A. 3𝑥 + 11𝑦 − 78 = 0
B. 3𝑥 − 11𝑦 − 78 = 0
C. 3𝑥 + 11𝑦 + 78 = 0
D. 3𝑥 – 11𝑦 + 78 = 0
Tes Formatif 1
1. B
2. A Menggunakan Teorema Phytagoras
3. C
4. D
5. D
6. D
7. B
8. A
9. C
10. C
Tes Formatif 2
1. B
2. A
3. C
4. B
5. A
6. D
7. B
8. A
9. B
10. C
Tes Formatif 3
1. C
2. C
3. B
4. B
5. A Mencari persamaan garis 𝐴𝐵 ̅̅̅̅ dan 𝐵𝐶
̅̅̅̅ . Kemudian mencari
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
gradient garis 𝐴𝐵 dan 𝐵𝐶 . Dengan menggunakan rumus sudut
antara dua garis maka besar sudutnya dapat diketahui.
6. C
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.51
Daftar Pustaka
Burrill, G.F., Kanold, T.D., Cummins, J.J., and Yunker, L.E. 1995. Geometry:
Applications and Connections. USA: Glencoe/McGraw-Hill.
Rawuh, R. dkk. 1975. Ilmu Ukur Analitis Bagian Satu dan Dua. Bandung:
Terate.
Stillwell, John. 2005. The Four Pillars of Geometry. USA: Springer Science+
Business Media, Inc.
Varberg, D., Purcell, E., Rigdon, S. 2007. Calculus, 9th Edition. USA: Pearson
Education.
Sumber Internet:
https://en.wikipedia.org/wiki/Ren%C3%A9_Descartes