Anda di halaman 1dari 52

Modul 1

Sistem Koordinat Cartesius


dan Persamaan Garis Lurus

Dr. Pradnyo Wijayanti, M.Pd.


PEN D A HU L UA N

A. DESKRIPSI

Buku materi pokok yang pertama (Modul 1) dari mata kuliah materi
Geometri Analitik Bidang dan Ruang (PEMA 4317) membahas Sistem
Koordinat Cartesius dan Persamaan Garis Lurus. Materi-materi ini merupakan
materi pertama yang akan menjadi materi prasyarat dalam mempelajari modul-
modul berikutnya. Selain itu materi dasar ini sangat penting untuk dipahami
dengan baik sebagai bekal langsung melakukan pembelajaran matematika di
SLTP termasuk di SMP dan M.Ts.
Modul 1 ini tentang Sistem Koordinat Cartesius dan Persamaan Garis
Lurus yang pembahasannya disajikan dalam tiga kegiatan belajar seperti
berikut ini.
1. Kegiatan Belajar 1: Sistem Koordinat Cartesius
2. Kegiatan Belajar 2: Persamaan Garis Lurus
3. Kegiatan Belajar 3: Persamaan Normal dan Berkas Garis Lurus

Selanjutnya garis besar materi yang disajikan dalam Kegiatan Belajar 1


mencakup pengertian sistem koordinat Cartesius, letak titik pada bidang
koordinat Cartesius, jarak dua titik, dan menentukan koordinat titik pada ruas
garis. Materi yang disajikan dalam Kegiatan Belajar 2 mencakup persamaan
garis lurus berdasarkan apa yang diketahui, gradien, dan koordinat titik potong
garis. Dan terakhir, untuk Kegiatan Belajar 3 mencakup materi persamaan
normal garis lurus dan persamaan berkas garis.
Pengetahuan dari materi pada modul ini merupakan konsep dasar yang
dijadikan acuan atau bekal untuk membahas semua materi pada modul
berikutnya. Oleh karena itu, sebaiknya mahasiswa menguasai materi modul ini
dengan baik agar dalam belajar modul berikutnya tidak menemui kendala.
1.2 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫

B. TUJUAN

Tujuan umum dari pembelajaran modul ini adalah Anda diharapkan dapat
memahami dan menjelaskan tentang sistem koordinat Cartesius, persamaan
garis lurus, serta penggunaannya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Adapun kompetensi umum setelah mempelajari modul ini adalah Anda
diharapkan mampu menggunakan sistem koordinat Cartesius dan menentukan
persamaan garis lurus pada sistem koordinat Cartesius, baik secara manual
maupun menggunakan teknologi/software matematika (Geogebra). Adapun
kompetensi khusus yang harus dicapai setelah mempelajari modul ini adalah
Anda diharapkan dapat:
1. menentukan letak titik pada bidang koordinat Cartesius;
2. menentukan jarak dua titik pada bidang koordinat Cartesius;
3. menentukan koordinat titik pada suatu ruas garis dengan perbandingan
tertentu;
4. menggunakan software Geogebra untuk mengeksplorasi tentang jarak dua
titik dan koordinat titik pada suatu ruas garis;
5. menentukan persamaan garis lurus yang sejajar dengan sumbu koordinat
dan melalui titik tertentu;
6. menentukan persamaan garis lurus melalui dua titik yang diketahui;
7. menentukan persamaan garis lurus melalui titik asal dan titik tertentu;
8. menentukan gradien suatu garis;
9. menentukan persamaan garis lurus dengan gradien tertentu dan melalui
titik yang diketahui;
10. menentukan koordinat titik potong garis dengan sumbu koordinat
Cartesius;
11. menggunakan software Geogebra untuk mengeksplorasi tentang
persamaan garis;
12. menentukan persamaan normal dan panjang normal suatu garis lurus;
13. membedakan persamaan normal dengan persamaan garis pada umumnya;
14. mengubah persamaan garis lurus ke bentuk persamaan normal;
15. menentukan persamaan garis yang sejajar atau tegak lurus dengan garis
tertentu;
16. menentukan letak suatu garis dan suatu titik;
17. menentukan persamaan berkas garis;
18. menentukan jarak suatu titik ke garis tertentu.
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.3

C. KEGIATAN

Kegiatan belajar pada modul ini mencakup belajar mandiri dengan


membaca dan memahami materi yang dilanjutkan dengan latihan soal.
Selanjutnya untuk memanfaatkan perkembangan Iptek dan penguatan dalam
mengeksplorasi keterampilan mahasiswa dapat dilanjutkan dengan eksplorasi
materi dengan menggunakan media/teknologi/software berupa Geogebra. Di
akhir materi pada masing-masing kegiatan belajar diberikan Tes Formatif yang
berguna untuk menguji pemahaman mahasiswa setelah mempelajari materi
pada setiap kegiatan belajar. Anda diharapkan tidak melihat kunci jawaban
terlebih dahulu jika memang ingin mengetahui seberapa besar pemahaman
Anda terhadap materi yang telah dipelajari. Jika masih menemui hambatan
dalam belajar maka disarankan untuk berdiskusi bersama teman-teman.
Selamat belajar semoga sukses.
1.4 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫

Kegiatan Belajar 1

Sistem Koordinat Cartesius

M asih ingatkah Anda dengan materi Sistem Koordinat Cartesius? Materi


ini tidak asing lagi bagi Anda sebab sudah pernah Anda pelajari sejak
duduk di bangku sekolah dasar. Untuk itu, pada Kegiatan Belajar 1 ini, Anda
akan diajak untuk mengingat kembali dan memahami bagaimana sistem
koordinat Cartesius secara lebih mendalam. Adapun cakupan materinya
meliputi letak titik pada koordinat Cartesius, jarak antara dua titik, dan
menentukan koordinat titik pada suatu ruas garis. Selain itu, Anda juga dituntut
untuk bisa merepresentasikan materi tersebut dalam teknologi/software
Geogebra sehingga nantinya Anda akan lebih memahaminya. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan uraian materi berikut!

A. LETAK TITIK PADA KOORDINAT CARTESIUS

Penggunaan nama Cartesius merupakan sebuah


cara untuk mengenang ahli matematika sekaligus
filsuf dari Perancis, Rene Descartes yang memiliki
andil besar dalam menggabungkan aljabar dan
geometri. (Cartesius adalah istilah untuk
Descartes dalam bahasa Latin). Hasil penemuan
Descartes berupa koordinat Cartesius ini sangat
berpengaruh dalam perkembangan geometri
analitik, kalkulus, dan kartografi.
Awal pemikiran dasar penggunaan sistem ini
dikembangkan pada tahun 1637 dalam dua tulisan
karya Descartes, yaitu pertama Discourse on
Method. Ia memperkenalkan saran baru untuk
menggambarkan posisi titik atau objek pada
sebuah permukaan dengan menggunakan dua
Sumber: sumbu yang saling tegak lurus antarsatu dengan
https://en.wikipedia.or yang lain (sistem koordinat tegak lurus).
g/wiki/Ren%C3%A9_Desc Karyanya yang kedua adalah La Géométrie. Ia
artes
mengenalkan sistem koordinat polar.

Untuk menggambarkan suatu titik pada sebuah bidang datar diperlukan


sistem koordinat Cartesius. Sistem ini terdiri dari dua garis yang saling tegak
lurus dan setiap garisnya merupakan garis bilangan. Setiap titik pada bidang
datar ditentukan oleh jarak titik itu terhadap garis-garis tadi dan arahnya.
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.5

Penggunaan sistem ini akan mempermudah dan menyederhanakan


permasalahan/konsep-konsep dalam aljabar dan geometri. Oleh karena itu,
penguasaan materi sistem koordinat ini merupakan dasar untuk mempelajari
materi-materi geometri analitik berikutnya. Selanjutnya untuk menggunakan
sistem koordinat Cartesius tersebut, perhatikan langkah-langkah berikut ini!
Langkah pertama dalam menentukan koordinat sebuah titik dalam bidang
datar adalah membuat sepasang garis yang saling berpotongan tegak lurus,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1 di bawah ini.

Gambar 1.1
Sistem Koordinat Cartesius

Titik O adalah titik potong kedua garis tegak lurus yang dinamakan titik
pusat koordinat. Kedua garis lurus tersebut adalah sumbu-𝑥 dan sumbu-𝑦,
yang berturut-turut disebut “sumbu horizontal” dan “sumbu vertikal”.
Langkah berikutnya adalah menetapkan pasangan koordinat titik O, yaitu
(0,0) dan setiap sumbu diberi skala satuan panjang, seperti Gambar 1.1 di atas.
Bilangan-bilangan pada sumbu koordinat di sebelah kanan dan di atas titik O
adalah bilangan positif. Bilangan-bilangan pada sumbu koordinat di sebelah
kiri dan di bawah titik O adalah bilangan negatif. Selanjutnya sistem koordinat
Cartesius ini dapat dipergunakan untuk menentukan letak/posisi suatu titik
pada bidang datar. Seperti pada gambar berikut ini. Namun perlu Anda ingat
kembali tentang definisi proyeksi titik pada garis berikut ini.
1.6 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫

P’ adalah proyeksi titik P pada garis g jika dan hanya jika P’ terletak
pada garis g dan ̅̅̅̅̅
𝑃𝑃’ tegak lurus dengan garis g.

𝑃2 𝑃⬚

𝑂 𝑃1 𝑥

Gambar 1.2
Koordinat Titik P

Perhatikan Gambar 1.2 di atas. Misalkan P adalah sebuah titik sebarang


pada bidang datar maka P1 adalah proyeksi titik P pada sumbu-𝑥 dan P2 adalah
proyeksi titik P pada sumbu-𝑦. Letak titik P pada bidang tersebut merupakan
pasangan berurutan dua bilangan pada sumbu-𝑥 dan sumbu-𝑦, yaitu bilangan
yang menyatakan jarak dari titik O ke P1 dan bilangan yang menyatakan jarak
dari titik O ke P2. Dengan demikian koordinat titik P adalah (𝑃1 , 𝑃2 ).
Selanjutnya Anda coba pikirkan koordinat titik-titik pada gambar berikut
ini. Jika koordinat titik A adalah (3,3) maka tentukan koordinat titik B, C, D,
E, F, G, dan H.
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.7

Selanjutnya koordinat titik P dapat ditulis sebagai dua pasangan bilangan


terurut dengan notasi P(x,y) di mana x disebut absis dan y disebut ordinat.
Selanjutnya dua pasangan bilangan terurut, misalnya (a,b) dan (c,d), dikatakan
sama jika dan hanya jika 𝑎 = 𝑐 dan 𝑏 = 𝑑. Jadi (5,3) ≠ (3,5) karena pasangan-
pasangan tersebut berbeda dan apabila dua pasangan tersebut menyatakan
koordinat dua titik pada bidang maka dua pasangan tersebut menyatakan dua
titik yang berbeda pula.
Sumbu-sumbu koordinat membentuk 4 daerah, yaitu kuadran I, kuadran
II, kuadran III, dan kuadran IV, seperti tampak pada Gambar 1.3 berikut ini.

Kuadran II Kuadran I

𝑂 𝑥
Kuadran III Kuadran IV

Gambar 1.3
Pembagian Daerah pada Bidang Koordinat Cartesius
1.8 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫

Misalkan R adalah himpunan semua bilangan real maka 𝑅2 = 𝑅 × 𝑅 =


{(𝑥, 𝑦)𝑥 𝜖𝑅, 𝑦𝜖𝑅}, yaitu himpunan semua pasangan terurut dua bilangan real,
x dan y. Setiap bilangan real dapat dinyatakan sebagai suatu titik pada garis
bilangan, dengan kata lain ada korespondensi satu-satu antara himpunan semua
bilangan real dengan himpunan semua titik pada suatu garis lurus. Apabila
sumbu-𝑥 dan sumbu-𝑦 dipandang sebagai garis bilangan maka setiap titik pada
bidang datar dapat dinyatakan sebagai pasangan bilangan-bilangan real.
Selanjutnya dapat dikatakan bahwa sistem koordinat Cartesius pada bidang
meletakkan korespondensi satu-satu antara titik-titik pada bidang dan
pasangan-pasangan bilangan terurut dari 𝑅2 . Ini berarti setiap titik pada bidang
dapat dikaitkan dengan suatu pasangan bilangan real terurut yang menyatakan
koordinat-koordinat titik tersebut.

B. JARAK DUA TITIK PADA BIDANG DATAR

Misalkan 𝑃1 (𝑥1 , 𝑦1 )
𝑦 dan 𝑃2 (𝑥2 , 𝑦2 )
adalah dua titik pada
bidang koordinat
Cartesius seperti
𝑦2 𝑃2 Gambar 1.4 di
samping maka x1
adalah proyeksi titik
𝑃 1 P1 pada sumbu-𝑥 dan
𝑦1 T
𝑦1 adalah proyeksi
titik P1 pada sumbu-
𝑦, demikian juga
𝑂 𝑥 1 𝑥 2 𝑥 untuk x2 dan y2.
Selanjutnya ⃡𝑦1 𝑃2

dan 𝑃2 𝑥2 berpotongan
Gambar 1.4 di titik T maka ∆P1TP2
adalah segitiga siku-
̅̅̅̅̅
siku dengan |𝑃 1 𝑇 | = |𝑥2 − 𝑥1 | dan ̅̅̅̅̅
|𝑃 2 𝑇 | = |𝑦2 − 𝑦 |.
1 Dengan menggunakan
Teorema Pythagoras diperoleh:
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.9

̅̅̅̅̅̅
|𝑃 2 ̅̅̅̅̅ 2 ̅̅̅̅̅ 2
1 𝑃2 | = |𝑃1 𝑇| + |𝑃2 𝑇|  |𝑃
̅̅̅̅̅̅ 2 2
1 𝑃2 | = |𝑥2 − 𝑥1 | + |𝑦2 − 𝑦1 |
2

̅̅̅̅̅̅
|𝑃 2
1 𝑃2 | = √|𝑥2 − 𝑥1 | + |𝑦2 − 𝑦1 |
2

Contoh 1.1

Misalkan 𝑃1 (1,1) dan 𝑃2 (−3,4) maka jarak P1 dan P2 adalah


̅̅̅̅̅̅
|𝑃 2 2 2 2
1 𝑃2 | = √|−3 − 1| + |4 − 1| = √(−4) + 3 = 5

C. MENENTUKAN KOORDINAT TITIK PADA SUATU RUAS


GARIS

Misalkan diketahui dua titik 𝐴(𝑥1 , 𝑦1 ) dan 𝐵(𝑥2 , 𝑦2 ) dengan 𝑥1 ≤ 𝑥2 . Jika


titik C adalah titik tengah pada ̅̅̅̅
𝐴𝐵 maka akan kita peroleh koordinat-koordinat
titik 𝐶(𝑥𝐶 , 𝑦𝐶 ) sebagai berikut.

Gambar 1.5
1.10 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫

Perhatikan Gambar 1.5, titik A1, C1, dan B1 berturut-turut adalah proyeksi
titik A, C, dan B pada sumbu-𝑥 sehingga diperoleh

̅̅̅̅̅1 | = absis titik A, yaitu 𝑥1


|𝑂𝐴
̅̅̅̅̅1 | = absis titik B, yaitu 𝑥2
|𝑂𝐵
̅̅̅̅̅1 | = absis titik C, yaitu 𝑥𝑐
|𝑂𝐶

Misalkan koordinat titik C adalah (𝑥𝑐 , 𝑦𝑐 ). Karena titik C terletak pada


pertengahan ̅̅̅̅
𝐴𝐵 dan ruas garis ̅̅̅̅̅
𝐴𝐴1 dan ̅̅̅̅̅
𝐶𝐶1 sejajar maka titik 𝐶1 terletak pada
̅̅̅̅̅̅
pertengahan 𝐴1 𝐵1 pula. Akibatnya |𝐴̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅
1 𝐶1 | = |𝐶1 𝐵1 | sehingga
̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅
|𝑂𝐴1 | + |𝑂𝐵1 | = |𝑂𝐴1 | + |𝑂𝐶1 | + |𝐶 ̅̅̅̅̅̅
1 𝐵1 |

̅̅̅̅̅1 | + |𝐶
= |𝑂𝐴 ̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅
1 𝐵1 | + |𝑂𝐶1 |

̅̅̅̅̅1 | + |𝐴
= |𝑂𝐴 ̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅
1 𝐶1 | + |𝑂𝐶1 |

̅̅̅̅̅1 | + |𝑂𝐶
= |𝑂𝐶 ̅̅̅̅̅1 |
̅̅̅̅̅1 |
= 2|𝑂𝐶
1
Jadi, 𝑥1 + 𝑥2 = 2𝑥𝑐 sehingga 𝑥𝑐 = (𝑥1 + 𝑥2 ) .
2
1
Dengan cara yang sama seperti di atas, kita dapat memperoleh 𝑦𝑐 = (𝑦1 +
2
𝑦2 ).
Dari uraian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa koordinat titik tengah
sebuah ruas garis yang titik ujungnya 𝐴(𝑥1 , 𝑦1 ) dan 𝐵(𝑥2 , 𝑦2 ) adalah (𝑥, 𝑦) =
𝑥 +𝑥 𝑦 +𝑦
( 1 2 , 1 2).
2 2

Contoh 1.2

Jika D adalah titik tengah ̅̅̅̅


𝐴𝐵 dengan titik-titik ujung A(5,2) dan B (-1,6) maka
1
absis titik D adalah 𝑥 = (5 + (−1)) = 2 dan ordinat titik D adalah 𝑦 =
2
1
(2 + 6) = 4. Jadi, koordinat titik D adalah (2,4).
2
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.11

Contoh 1.3

Diketahui dua titik P(4,9) dan Q(9,2) dengan titik T pada ruas garis ̅̅̅̅ 𝑃𝑄
̅̅̅̅ | = 2: 3. Tentukanlah koordinat titik T.
̅̅̅̅|: |𝑇𝑄
sedemikian sehingga |𝑃𝑇
Penyelesaian:
𝑦

𝑃2 𝑃

𝑄2 𝑄

𝑂 𝑃1 𝑇1 𝑄1 𝑥
Gambar 1.6

Perhatikan Gambar 1.6. Misalkan 𝑇(𝑥𝑇 , 𝑦𝑇 ) dan ̅̅̅̅̅ 𝑇𝑇1 dan ̅̅̅̅̅̅
𝑃𝑃1 , ̅̅̅̅̅ 𝑄𝑄1 masing-
masing sejajar dengan sumbu-𝑦 dan karena |𝑃𝑇 ̅̅̅̅ | = 2: 3 maka
̅̅̅̅|: |𝑇𝑄
̅̅̅̅̅̅
|𝑃 ̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅̅̅ 3 ̅̅̅̅̅̅
1 𝑇1 |: |𝑇1 𝑄1 | = 2: 3 juga sehingga |𝑇1 𝑄1 | = |𝑃1 𝑇1 |.
2

Perhatikan bahwa

̅̅̅̅̅̅
|𝑇 ̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅
1 𝑄1 | = |𝑂𝑄1 | − |𝑂𝑇1 | = 9 − 𝑥 𝑇 dan |𝑃1 𝑇1 | = |𝑂𝑇1 | − |𝑂𝑃1 | = 𝑥 𝑇 − 4
3
̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅
Karena |𝑇1 𝑄1 | = |𝑃1 𝑇1 | maka
2
3
9 − 𝑥𝑇 = (𝑥𝑇 − 4)
2
5
𝑥 = 15
2 𝑇
𝑥𝑇 = 6
1.12 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫

4
Dengan cara yang sama seperti di atas maka Anda akan memperoleh 𝑦𝑇 = 5 .
2
(Coba periksa kebenarannya!)

4 4
Karena 𝑥𝑇 = 6 dan 𝑦𝑇 = 5 maka koordinat 𝑇(6,5 ).
2 2
Sekarang bagaimana kalau titik pada Contoh 1.3 tersebut adalah 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) dan
𝑄(𝑥2 , 𝑦2 ) dengan titik T pada ruas garis ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ | =
̅̅̅̅| = |𝑇𝑄
𝑃𝑄 sedemikian hingga |𝑃𝑇
𝑚: 𝑛?
Perhatikan Gambar 1.7 berikut ini.
𝑦
𝑄
(𝑛)
𝑇
(𝑚)
𝑃

𝑂 𝑃1 𝑇1 𝑄1 𝑥
Gambar 1.7

Misalkan 𝑇(𝑥𝑇 , 𝑦𝑇 ) dan proyeksi titik 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ), 𝑇(𝑥1 , 𝑦1 ), dan 𝑄(𝑥2 , 𝑦2 )


berturut-turut pada sumbu-𝑥 adalah 𝑃1 (𝑥1 , 0), 𝑇(𝑥1 , 0), dan 𝑄1 (𝑥2 , 0) maka
̅̅̅̅̅̅̅
|𝑃 1 𝑇1 | 𝑚
̅̅̅̅̅̅
|𝑃 ̅̅̅̅̅̅
1 𝑇1 |: |𝑇1 𝑄1 | = 𝑚: 𝑛 atau ̅̅̅̅̅̅̅ = .
|𝑇1 𝑄1 | 𝑛
Coba Anda diskusikan dengan teman bagaimana memperoleh
perbandingan tersebut.

̅̅̅̅̅̅
Perhatikan |𝑃 ̅̅̅̅̅̅
1 𝑇1 |: |𝑇1 𝑄1 | = 𝑚: 𝑛 maka
(𝑥𝑇 −𝑥1 ): (𝑥2 − 𝑥𝑇 ) = 𝑚: 𝑛
𝑚(𝑥2 − 𝑥𝑇 ) = 𝑛(𝑥𝑇 −𝑥1 )
(𝑚 + 𝑛)𝑥𝑇 = 𝑛𝑥1 + 𝑚𝑥2
𝑛𝑥1 + 𝑚𝑥2
𝑥𝑇 =
𝑚+𝑛
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.13

𝑛𝑦1 +𝑚𝑦2
Dengan cara yang sama seperti di atas dapat diperoleh 𝑦𝑇 = .
𝑚+𝑛
Dari uraian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa jika diketahui titik-titik
𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) dan 𝑄(𝑥2 , 𝑦2 ) dengan titik T pada ruas garis ̅̅̅̅
𝑃𝑄 sedemikian hingga
̅̅̅̅ | = 𝑚: 𝑛 maka koordinat titik 𝑇(𝑥𝑇 , 𝑦𝑇 ) dengan
̅̅̅̅| = |𝑇𝑄
|𝑃𝑇

𝑛𝑥1 +𝑚𝑥2 𝑛𝑦1 +𝑚𝑦2


𝑥𝑇 = dan 𝑦𝑇 = .
𝑚+𝑛 𝑚+𝑛

Contoh 1.4

Diketahui A(1,3) dan B(-2,-5) serta suatu titik C terletak pada perpanjangan
̅̅̅̅ ̅̅̅̅ |: |𝐵𝐶
𝐴𝐵 sedemikian hingga |𝐴𝐶 ̅̅̅̅ | = 8: 3. Tentukan koordinat titik C.

Penyelesaian:
Jika titik 𝐶(𝑥𝑐 , 𝑦𝑐 ) dan titik C terletak pada perpanjangan ̅̅̅̅ 𝐴𝐵 sedemikian
̅̅̅̅ |: |𝐵𝐶
hingga |𝐴𝐶 ̅̅̅̅ | = 8: 3 maka diperoleh |𝐴𝐵
̅̅̅̅ |: |𝐵𝐶
̅̅̅̅ | = 5: 3. (Mengapa?)
Selanjutnya dengan menggunakan rumus di atas kita peroleh bahwa

3𝑥𝐴 + 5𝑥𝐶 3.1 + 5𝑥𝐶


𝑥𝐵 =  −2=
3+5 3+5
4
 𝑥𝑐 = −3
5
3𝑦𝐴 + 5𝑦𝐶 3.3 + 5𝑦𝐶
𝑦𝐵 =  −5=
3+5 3+5
4
 𝑦𝑐 = −9
5
4 4
Jadi, koordinat titik C adalah (−3 , −9 ).
5 5

Untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang materi pada kegiatan


belajar ini, silakan Anda mencoba lab mini berikut ini! Selamat mencoba!
1.14 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫

LAB MINI 1.1


Menentukan Koordinat Suatu Titik
Langkah.
1. Instal aplikasi Geogebra.
2. Buka aplikasi Geogebra seperti tampilan berikut.

3. Masukkan koordinat suatu titik pada bagian “masuk” atau Anda


dapat mengklik suatu titik maka akan muncul koordinat.

4. Ulangilah untuk beberapa titik yang Anda inginkan.


⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.15

LAB MINI 1.2


Menentukan Panjang Ruas Garis
Langkah.
1. Buka aplikasi Geogebra.
2. Pilih menu ruas garis dan kemudian klik dua titik yang
merupakan ujung ruas garis maka akan muncul ruas garis yang
diinginkan dan juga panjang ruas garis tersebut pada tampilan
aljabar sebelah kiri.

3. Ulangilah kegiatan di atas untuk beberapa titik yang diinginkan.


1.16 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫

LAT IH A N

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!
1) Jelaskan perbedaan antara pasangan terurut (3,5) dan (5,3) pada bidang
koordinat Cartesius!
2) Jika diketahui koordinat titik 𝐴(−2, 3), 𝐵(4, −1), 𝐶(−2, 2), dan 𝐷(6, 2).
Tentukan jarak titik A dan B serta jarak titik C dan D.
3) Jika 𝑀(−1,7) adalah titik tengah dari 𝐺𝐻 ̅̅̅̅ dan koordinat 𝐺(2,5) maka
tentukan koordinat titik H.
4) Jika P(4,7), Q(8,1) dan titik T pada ruas garis ̅̅̅̅ 𝑃𝑄 sedemikian hingga
̅̅̅̅ | = 1: 3 maka tentukan koordinat titik T. Jelaskan bagaimana
̅̅̅̅| = |𝑇𝑄
|𝑃𝑇
memperoleh absis dan ordinat titik T?
5) Tunjukkan bahwa segitiga yang titik-titik sudutnya adalah (5,3), (-2,4),
dan (10,8) adalah segitiga samakaki!

Petunjuk Jawaban Latihan

1) (3,5) berarti 3 adalah absis atau 3 jaraknya ke kanan dari titik awal pada
sumbu-𝑥 dan 5 adalah ordinat atau 5 jaraknya ke atas dari titik awal pada
sumbu-𝑦, sedangkan (5,3) berarti 5 adalah absis atau 5 jaraknya ke kanan
dari titik awal pada sumbu-𝑥 dan 3 adalah ordinat atau 3 jaraknya ke atas
dari titik awal pada sumbu-𝑦.

̅̅̅̅ | = 𝐴𝐵 = √((−2 − 4)2 + (−1 − 3)2 ) = √36 + 16 = √52 = 2√132)


2) |𝐴𝐵
̅̅̅̅ | = 𝐶𝐷 = √((6 + 2)2 + (2 − 2)2 ) = √64 + 0 = √64 = 8
|𝐶𝐷
Jadi, jarak titik A dan B adalah 2√13 satuan panjang dan jarak titik C dan
D adalah 8 satuan panjang.

3) Misal koordinat titik 𝐺(𝑥1 , 𝑦1 ), 𝐻(𝑥2 , 𝑦2 ) dan diketahui koordinat titik


𝐺(2,5) maka 𝑥1 = 2 dan 𝑦1 = 5.
Karena titik M adalah titik tengah 𝐺𝐻 ̅̅̅̅ maka koordinat titik 𝑀 =
𝑥1 +𝑥2 𝑦1 +𝑦2
( , ).
2 2
Karena koordinat titik 𝑀(−1,7), 𝑥1 = 2 dan 𝑦1 = 5 maka diperoleh
2+𝑥 5+𝑦2
(−1,7) = ( 2 , ).
2 2
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.17

2+𝑥2 5+𝑦2
Selanjutnya = −1 → 𝑥2 = −4 dan = 7 → 𝑦2 = 9.
2 2
Jadi, koordinat titik 𝐻(−4,9).

3.4+1.8 12+8 20 3.7+1.1 21+1 22 1


4) 𝑥𝑇 = = = = 5 dan 𝑦𝑇 = = = =5
1+3 4 4 1+3 4 4 2
1
Jadi, koordinat titik 𝑇(5,5 ).
2
5) Misal ketiga titik sudut segitiga adalah 𝐴(5,3), 𝐵(−2,4), dan 𝐶(10,8).
Akan ditunjukkan bahwa ∆𝐴𝐵𝐶 adalah segitiga samakaki berarti terdapat
dua sisi yang sama panjang.
𝐴𝐵 = |𝐴𝐵̅̅̅̅| = √(−2 − 5)2 + (4 − 3)2 = √49 + 1 = √50 = 5√2
𝐵𝐶 = |𝐵𝐶̅̅̅̅ | = √(10 + 2)2 + (8 − 4)2 = √144 + 16 = √160
= 4√10
𝐴𝐶 = |𝐴𝐶̅̅̅̅ | = √(10 − 5)2 + (8 − 3)2 = √25 + 25 = √50 = 5√2
Karena 𝐴𝐵 = 𝐴𝐶 maka ∆𝐴𝐵𝐶 adalah segitiga samakaki.

R A NG KU M AN

1. Koordinat 𝑃(𝑥, 𝑦) berarti x disebut absis dan y disebut ordinat.


2. Jarak antara titik 𝐴(𝑥1 , 𝑦1 ) dan 𝐵(𝑥2 , 𝑦2 ) adalah
̅̅̅̅| = 𝐴𝐵 = √|𝑥2 − 𝑥1 |2 + |𝑦2 − 𝑦1 |2 .
|𝐴𝐵
3. Koordinat titik tengah sebuah ruas garis yang titik ujungnya 𝐴(𝑥1 , 𝑦1 )
𝑥1 +𝑥2 𝑦1 +𝑦2
dan 𝐵(𝑥2 , 𝑦2 ) adalah (𝑥 = , 𝑦= ).
2 2

4. 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) dan 𝑄(𝑥2 , 𝑦2 ) dengan titik T pada ruas garis ̅̅̅̅


𝑃𝑄 sedemikian
hingga |𝑃𝑇 ̅̅̅̅ | = 𝑚: 𝑛 maka koordinat titik 𝑇(𝑥𝑇 , 𝑦𝑇 ) dengan
̅̅̅̅| = |𝑇𝑄
𝑛𝑥 +𝑚𝑥2 𝑛𝑦 +𝑚𝑦2
𝑥𝑇 = 1 dan 𝑦𝑇 = 1
𝑚+𝑛 𝑚+𝑛
1.18 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫

TES F OR M AT IF 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Jarak antara titik (−1,5) dan (6,3) pada bidang koordinat Cartesius adalah
... satuan panjang.
A. √17
B. √53
C. √89
D. 5√5

2) Segitiga yang titik-titik sudutnya (2,-4), (4,0), dan (8,-2) adalah ....
A. Segitiga siku-siku
B. Segitiga samasisi
C. Segitiga samakaki
D. Segitiga sembarang

3) Jarak antara titik (-2,3) dengan titik tengah ruas garis yang titik-titik
ujungnya (2,-2) dan (4,3) adalah ... satuan panjang.
A. √13,25
B. √29
C. √31,25
D. √41

4) Panjang ruas garis yang menghubungkan titik tengah-titik tengah ruas


garis ̅̅̅̅
𝐴𝐵 dan ̅̅̅̅
𝐶𝐷 dengan 𝐴(2,4), 𝐵(2,6), 𝐶(5,8), dan 𝐷(3,4) adalah ...
satuan panjang.
A. √2
B. √3
C. √4
D. √5

5) Jika titik 𝐴(𝑥, 𝑦) dan 𝑥𝑦 < 0 maka titik A terletak di kuadran ....
A. I dan III
B. I dan IV
C. II dan III
D. II dan IV
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.19

6) Jika 𝐾𝑁 = 26, 𝐾𝑀 = 2𝑥 − 4, 𝑀𝑁 = 3𝑥, dan titik 𝑀 terletak pada ruas


garis ̅̅̅̅̅
𝐾𝑁 maka MN=....
A. 8
B. 10
C. 12
D. 18

7) Diketahui 𝐴(18,8) dan 𝐵(5,7), pernyataan berikut yang benar adalah ....
A. ketika menghitung jarak titik A dan B dengan menggunakan rumus
maka saya dapat menggunakan 18 sebagai 𝑥1 dan 8 sebagai 𝑦1
sehingga 5 sebagai 𝑥2 dan 7 sebagai 𝑦2 atau 5 sebagai 𝑦1 dan 7
sebagai 𝑥1 sehingga 18 sebagai 𝑥2 dan 8 sebagai 𝑦2
B. ketika menghitung jarak titik A dan B dengan menggunakan rumus,
maka saya dapat menggunakan 18 sebagai 𝑥1 dan 8 sebagai 𝑦1
sehingga 5 sebagai 𝑥2 dan 7 sebagai 𝑦2 atau 5 sebagai 𝑥1 dan 7
sebagai 𝑦1 sehingga 18 sebagai 𝑥2 dan 8 sebagai 𝑦2
C. ketika menghitung jarak titik A dan B dengan menggunakan rumus
maka saya dapat menggunakan 18 sebagai 𝑥1 dan 8 sebagai 𝑦1
sehingga 5 sebagai 𝑦2 dan 7 sebagai 𝑥2 atau 5 sebagai 𝑥1 dan 7
sebagai 𝑦1 sehingga 18 sebagai 𝑥2 dan 8 sebagai 𝑦2
D. ketika menghitung jarak titik A dan B dengan menggunakan rumus
maka saya dapat menggunakan 18 sebagai 𝑥1 dan 8 sebagai 𝑥2
sehingga 5 sebagai 𝑦1 dan 7 sebagai 𝑦2 atau 5 sebagai 𝑥1 dan 7
sebagai 𝑥2 sehingga 18 sebagai 𝑦1 dan 8 sebagai 𝑦2

8) Titik M pada ruas garis ̅̅̅̅


𝐴𝐵 . Jika koordinat titik 𝑀(−2,2) dan 𝐵(−6, −4)
maka koordinat titik A adalah ....
A. (2,8)
B. (-2,8)
C. (8,-2)
D. (8,2)

9) Koordinat titik K dan L berturut-turut adalah (8,12) dan (−4,0). Jika titik
̅̅̅̅ dengan 𝐾𝑁 = 1 𝐾𝐿 maka koordinat titik N
N terletak pada ruas garis 𝐾𝐿
4
adalah ....
A. (-9,5)
B. (-5,9)
C. (5,9)
D. (9,5)
1.20 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫

10) Diketahui segitiga sama sisi ABC. Jika koordinat titik A dan B berturut-
turut adalah (0,4) dan (2 + 2√3, 2 + 2 √3) maka koordinat titik C yang
terletak sumbu-𝑥 adalah ....
A. (-4,0)
B. (0,0)
C. (4,0)
D. (2 + 2√3, 0)

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian,
gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi Kegiatan Belajar 1.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan =  100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.21

Kegiatan Belajar 2

Persamaan Garis Lurus

P ada Kegiatan Belajar 1, Anda sudah belajar tentang Sistem Koordinat


Cartesius. Materi tersebut akan digunakan untuk mempelajari materi
Persamaan Garis Lurus pada Kegiatan Belajar 2 ini. Sebenarnya materi ini
sudah pernah Anda pelajari sejak duduk di bangku sekolah menengah. Oleh
karena itu, pada kegiatan belajar ini Anda akan diajak untuk mengingat
kembali dan memahami tentang persamaan garis lurus secara lebih mendalam.
Adapun cakupan materinya meliputi menentukan persamaan garis lurus yang
sejajar dengan sumbu koordinat, melalui dua titik yang diketahui, melalui titik
asal dan titik tertentu, menentukan gradien suatu garis, menentukan persamaan
garis lurus dengan gradien tertentu dan melalui titik yang diketahui, dan
menentukan koordinat titik potong garis dengan sumbu koordinat Cartesius.
Selain itu, Anda juga dituntut untuk bisa merepresentasikan materi
tersebut dalam teknologi/software Geogebra sehingga nantinya Anda akan
lebih memahaminya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan uraian materi berikut!
Selanjutnya marilah dipelajari uraian materi berikut ini.

A. PERSAMAAN GARIS LURUS DAN GRADIEN GARIS

Garis lurus merupakan suatu kurva yang paling sederhana. Coba Anda
perhatikan gambar 1.8 berikut ini.

Gambar 1.8
1.22 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫

Pada Gambar 1.8, garis l adalah garis yang melalui titik 𝐴(𝑥1 , 𝑦1 ) dan
𝐵(𝑥2 , 𝑦2 ). Selanjutnya persamaan garis l tersebut adalah sebagai berikut.
𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1
= . . . . . . . . . . . . . (1)
𝑦2 − 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1

Persamaan (1) di atas adalah persamaan garis yang melalui dua titik, yaitu A
dan B. Perhatikan contoh berikut ini.

Contoh 1.5

Carilah persamaan sebuah garis yang melalui titik 𝑃(−1, −2) dan 𝑄(2,5).

Penyelesaian:
Jika 𝑥1 = −1, 𝑦1 = −2, 𝑥2 = 2 , dan 𝑦2 = 5 maka persamaan garis yang
melalui titik P dan Q adalah
𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1
=
𝑦2 − 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1
𝑦 − (−2) 𝑥 − (−1)
 =
5— 2 2— 1
𝑦+2 𝑥+1
 =
7 3
 3𝑦 + 6 = 7𝑥 + 7
 7𝑥 − 3𝑦 + 1 = 0

Sekarang Anda mencoba untuk menentukan persamaan garis melalui dua


titik yang berabsis sama. Misal titik itu adalah titik 𝐴(3, −1) dan 𝐵(3,4).
Carilah persamaan garis k yang melalui titik A dan B tersebut! Jika komponen
koordinat titik A dan B disubstitusikan ke persamaan (1) maka diperoleh
persamaan garis k adalah 𝑥 = 3. Perhatikan gambar berikut ini!
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.23

Gambar 1.9

Coba Anda ulangi kegiatan di atas, untuk absis yang lainnya pada garis l.
Bagaimana persamaan garis l? Gambarlah garis l! Untuk mengecek
pemahamanmu, cobalah membuat garis m yang sejajar sumbu-𝑦 dengan
persamaan 𝑥 = −2.
Berdasarkan hasil yang Anda peroleh di atas, kira-kira apa yang dapat
Anda katakan tentang posisi garis k, l, dan m dengan sumbu koordinat?
Bagaimana persamaan ketiga garis tersebut?
Pada gambar 1.9 di atas, garis k adalah garis yang melalui titik A dan B.
Karena absis titik A dan B adalah 3 dan semua titik-titik pada garis k berabsis
3 maka garis k sejajar sumbu-𝑦. Demikian juga dengan garis l dan m sehingga
secara umum dapat dikatakan bahwa persamaan garis yang sejajar sumbu-𝑦
dan melalui sebuah titik 𝐴(𝑥1 , 𝑦1 ) adalah 𝑥 = 𝑥1 . Hal ini dapat dicek dengan
mengambil dua titik sebarang pada garis yang sejajar sumbu-𝑦 dan
disubstitusikan ke persamaan (1) di atas.
Dengan cara yang sama, coba Anda lakukan untuk garis yang sejajar
dengan sumbu-𝑥. Apa yang Anda peroleh tentang persamaan garis yang sejajar
dengan sumbu-𝑥 dan melalui titik 𝐴(𝑥1 , 𝑦1 )? Bagaimana cara Anda
mendapatkan persamaan tersebut? Jelaskan!
Persamaan garis yang sejajar sumbu-𝑥 dan melalui sebuah titik 𝐴(𝑥1 , 𝑦1 )
adalah 𝑦 = 𝑦1 .
1.24 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫

Contoh 1.6

Tentukan persamaan garis yang sejajar sumbu-𝑥 dan melalui titik 𝑃(3, −2).
Gambarlah garis tersebut!

Penyelesaian:
Persamaan garis yang sejajar sumbu-𝑥 dan melalui titik 𝑃(3, −2) adalah
𝑦 = −2.

Sekarang perhatikan kembali persamaan (1) di atas. Persamaan (1) dapat


diubah menjadi persamaan yang ekuivalen seperti berikut ini.
𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1
=
𝑦2 − 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1
𝑥 − 𝑥1
 𝑦 − 𝑦1 = (𝑦2 − 𝑦1 )
𝑥2 − 𝑥1
𝑦2 − 𝑦1
 𝑦 − 𝑦1 = (𝑥 − 𝑥1 )
𝑥2 − 𝑥1
Pada ruas kanan persamaan di atas terdapat faktor
𝑦2 −𝑦1 𝑦 −𝑦
. Jika 𝑚 = 2 1 maka m disebut gradien/kemiringan sebuah garis yang
𝑥2 −𝑥1 𝑥2 −𝑥1
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.25

melalui titik 𝐴(𝑥1 , 𝑦1 ) dan 𝐵(𝑥2 , 𝑦2 ). Dan selanjutnya persamaan di atas dapat
ditulis sebagai berikut.
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 ) … … … … (2)
Persamaan (2) disebut persamaan garis melalui sebuah titik (𝑥1 , 𝑦1 ) dan
bergradien m.

Contoh 1.7

Carilah gradien garis yang melalui titik 𝑃(−1, −2) dan 𝑄(2,5).

Penyelesaian:
Jika 𝑥1 = −1, 𝑦1 = −2, 𝑥2 = 2 , dan 𝑦2 = 5 maka gradien garis yang
5−(−2) 7
dimaksud adalah 𝑚 = = .
2−(−1) 3
Perhatikan kembali persamaan (2) di atas. Jika 𝑥1 = 0 dan 𝑦1 = 0 maka
persamaan (2) menjadi 𝑦 = 𝑚𝑥 … … … … … … … (3). Persamaan ini adalah
persamaan garis melalui titik (0,0) dengan gradien m.

Contoh 1.8

3
Carilah persamaan garis dengan gradien dan melalui berikut ini.
2
1. 𝐴(4,3)
2. 𝐵(0,0)

Penyelesaian:
3
1. Jika 𝑚 = dan 𝐴(4,3) disubstitusikan ke persamaan (2) maka diperoleh
2
3 3
persamaan 𝑦 − 3 = (𝑥 − 4) atau 𝑦 = 𝑥 − 3.
2 2
3
2. Jika 𝑚 = dan 𝐵(0,0) disubstitusikan ke persamaan (3) maka diperoleh
2
3 3
persamaan 𝑦 − 0 = (𝑥 − 0) atau 𝑦 = 𝑥.
2 2
1.26 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫

Contoh 1.9

Carilah persamaan garis melalui titik asal 𝑂(0,0) dan titik 𝑃(𝑥2 , 𝑦2 ).
Penyelesaian: 𝑂(0,0) dan titik 𝑃(𝑥2 , 𝑦2 ) disubstitusikan ke persamaan (1)
diperoleh:
𝑦−0 𝑥−0
=
𝑦2 − 0 𝑥2 − 0
𝑦 𝑥
 =
𝑦2 𝑥2
𝑦2
 𝑦= 𝑥
𝑥2
Selanjutnya persamaan di atas juga dapat ditulis sebagai berikut.
𝑦1
𝑦= 𝑥 … … … … … (4)
𝑥1
Persamaan (4) disebut persamaan sebuah garis yang melalui titik asal O(0,0)
dan sebuah titik tertentu, yaitu titik (𝑥1 , 𝑦1 ).

Perhatikan contoh berikut ini.

Contoh 1.10

Carilah persamaan garis yang melalui titik O dan titik (−2,5).


⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.27

Penyelesaian:
5
Persamaan garis yang melalui titik O dan titik (−2,5) adalah 𝑦 = 𝑥.
−2
Sekarang perhatikan kembali persamaan (1) di depan.

𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1
=
𝑦2 − 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1
 (𝑥2 − 𝑥1 )(𝑦 − 𝑦1 ) = (𝑦2 − 𝑦1 )(𝑥 − 𝑥1 )
 (𝑦2 − 𝑦1 )𝑥 − (𝑥2 − 𝑥1 )𝑦 + (𝑥2 − 𝑥1 )𝑦1 − (𝑦2 − 𝑦1 )𝑥1
= 0 … … … … … (5)
Jika (𝑦2 − 𝑦1 ) = 𝐴, −(𝑥2 − 𝑥1 ) = 𝐵 dan (𝑥2 − 𝑥1 )𝑦1 − (𝑦2 − 𝑦1 )𝑥1 = 𝐶
maka persamaan (5) di atas menjadi 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0 … … … … (6).
Selanjutnya persamaan (6) disebut bentuk umum persamaan garis lurus pada
bidang Cartesius. Mengingat peubah x dan y dalam persamaan (6) itu berderajat
satu maka persamaan tersebut dinamakan persamaan linear.
Perhatikan bentuk umum persamaan linear 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0 maka
terdapat beberapa kemungkinan untuk bilangan-bilangan real A, B, dan C
seperti dijelaskan berikut ini.
𝐶
1. Jika 𝐴 = 0, 𝐵 ≠ 0, dan 𝐶 ≠ 0 maka diperoleh persamaan 𝑦 = − , yaitu
𝐵
persamaan garis lurus yang sejajar sumbu-𝑥 dan memotong sumbu-𝑦 di
𝐶
titik (0, − ).
𝐵
𝐶
2. Jika 𝐵 = 0, 𝐴 ≠ 0, dan 𝐶 ≠ 0 maka diperoleh persamaan 𝑥 = − , yaitu
𝐴
persamaan garis lurus yang sejajar sumbu-𝑦 dan memotong sumbu-𝑥 di
𝐶
titik (− , 0).
𝐴
𝐴
3. Jika 𝐶 = 0, 𝐴 ≠ 0, dan 𝐵 ≠ 0 maka diperoleh persamaan 𝑦 = − 𝑥, yaitu
𝐵
persamaan garis lurus yang melalui titik asal dan dengan gradien
𝐴
𝑚=− .
𝐵
4. Jika 𝐴 = 𝐶 = 0 maka diperoleh persamaan 𝑦 = 0, yaitu persamaan
sumbu-𝑥.
5. Jika 𝐵 = 𝐶 = 0 maka diperoleh persamaan 𝑥 = 0, yaitu persamaan
sumbu-𝑦.
6. Jika A, B, dan C semua tidak sama dengan nol maka bentuk umum
persamaan garis lurus menjadi
𝐴 𝐶
𝑦=− 𝑥− … … … . … (7)
𝐵 𝐵
1.28 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫

Persamaan (7) di atas menyatakan persamaan garis lurus dengan gradien


𝐴 𝐶
𝑚 = − dan memotong sumbu-𝑦 di titik (0, − ).
𝐵 𝐵

B. MENGGAMBAR GARIS PADA BIDANG KOORDINAT


CARTESIUS

Setelah Anda belajar tentang berbagai persamaan garis lurus di atas,


sekarang Anda diharapkan dapat menggambar garis lurus tersebut pada bidang
koordinat Cartesius jika diketahui persamaannya. Pertama yang harus Anda
ingat adalah sebuah garis dapat digambar jika diketahui dua titik pada garis
tersebut. Oleh karena itu, langkah pertama yang paling mudah adalah
menentukan koordinat-koordinat titik potong garis dengan sumbu koordinat.
Titik potong garis dengan sumbu-𝑥 dapat diperoleh jika menyubstitusikan nilai
𝑦 = 0 pada persamaan garis yang diketahui sehingga diperoleh koordinat
(𝑥, 0). Dengan cara yang sama maka titik potong garis dengan sumbu-𝑦 dapat
diperoleh jika menyubstitusikan nilai 𝑥 = 0 pada persamaan garis yang
diketahui sehingga diperoleh koordinat (0, 𝑦). Selanjutnya Anda memperoleh
sebuah garis dengan menghubungkan kedua titik potong pada sumbu koordinat
tersebut. Perhatikan contoh berikut ini.

Contoh 1.11

Gambarlah garis yang mempunyai persamaan 3𝑥 − 4𝑦 + 12 = 0 .

Penyelesaian:
Titik potong garis dengan sumbu-𝑥 diperoleh dengan menyubstitusikan 𝑦 = 0
ke dalam persamaan 3𝑥 − 4𝑦 + 12 = 0 sehingga diperoleh:
3𝑥 − 4.0 + 12 = 0
 𝑥 = −4
Jadi, titik potong garis dengan sumbu-𝑥 adalah (−4,0).
Titik potong garis dengan sumbu-𝑦 diperoleh dengan menyubstitusikan 𝑥 = 0
ke dalam persamaan 3𝑥 − 4𝑦 + 12 = 0 sehingga diperoleh:

3.0 − 4𝑦 + 12 = 0
 𝑦=3
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.29

Jadi, titik potong garis dengan sumbu-𝑦 adalah (0,3).

LAT IH A N

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!
1) Carilah persamaan garis yang melalui (−4,2) dan (6, −1).
2) Hitunglah gradien garis yang melalui titik 𝑃(1,2) dan 𝑄(3,8).
3) Apakah bangun 𝐴𝐵𝐶𝐷 berikut adalah jajargenjang? Jelaskan!
a. 𝐴(0,1), 𝐵(1,2), 𝐶(2,1), dan 𝐷(1,0).
b. 𝐴(3,1), 𝐵(2,2), 𝐶(0,1), dan 𝐷(1,0).
c. 𝐴(−2,2), 𝐵(1,3), 𝐶(2,0), dan 𝐷(−1, −1).
d. 𝐴(−1, −2), 𝐵(2, −1), 𝐶(2,1), dan 𝐷(1,0).
e. 𝐴(−1,0), 𝐵(0,1), 𝐶(2,0), dan 𝐷(0,2).

4) Carilah gradien dari garis 8𝑥 + 5𝑦 = 20.


5) Carilah persamaan garis yang memenuhi kondisi berikut.
a. Melalui titik (−3,5) dan sejajar sumbu-𝑥.
b. Melalui titik (−6, −2) dan sejajar sumbu-𝑦.
1.30 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Persamaan garis melalui 2 titik, (−4,2) dan (6, −1) adalah


𝑦−2 𝑥 − (−4)
=
−1 − 2 6 − (−4)
 10(𝑦 − 2) = −3(𝑥 + 4)
 3𝑥 + 10𝑦 − 8 = 0
Cara lain:
−1−2 −3
Gradien garis melalui dua titik adalah 𝑚 = = .
6−(−4) 10
−3
Persamaan garis dengan gradien 𝑚 = dan melalui titik (−4,2) adalah
10
−3
𝑦−2= (𝑥 + 4)  3𝑥 + 10𝑦 − 8 = 0
10
8−2 6
2) Gradien garis yang melalui titik 𝑃(1,2) dan 𝑄(3,8) adalah = = 3.
3−1 2
3) a. Ya
b. Ya
c. Ya
d. Ya
e. Tidak

8
4) 8𝑥 + 5𝑦 = 20  5𝑦 = −8𝑥 + 20  𝑦=− 𝑥+4
5
8
Jadi, gradien garis yang dimaksud ditunjukkan pada koefisien x, yaitu − .
5

5) a. 𝑦 = 5
b. 𝑥 = −6
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.31

R A NG KU M AN

1. Persamaan garis yang melalui titik 𝐴(𝑥1 , 𝑦1 ) dan 𝐵(𝑥2 , 𝑦2 ) adalah


𝑦−𝑦1 𝑥−𝑥
𝑦 −𝑦
= 𝑥 −𝑥1 .
2 1 2 1
2. Persamaan garis yang sejajar sumbu-𝑦 dan melalui sebuah titik
𝐴(𝑥1 , 𝑦1 ) adalah 𝑥 = 𝑥1 .
3. Persamaan garis yang sejajar sumbu-𝑥 dan melalui sebuah titik
𝐴(𝑥1 , 𝑦1 ) adalah 𝑦 = 𝑦1 .
4. Persamaan garis melalui sebuah titik (𝑥1 , 𝑦1 ) dan bergradien m
adalah 𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 ).
5. Persamaan garis melalui titik (0,0) dengan gradien m adalah 𝑦 =
𝑚𝑥.
6. Persamaan garis yang melalui titik asal dan sebuah titik (𝑥1 , 𝑦1 )
𝑦
adalah 𝑦 = 1 𝑥 .
𝑥 1
7. Bentuk umum persamaan garis lurus pada bidang Cartesius adalah
𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0.
8. Persamaan garis lurus dengan gradien m dan memotong sumbu-𝑦 di
titik (0, 𝑐) adalah 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐 .

TES F OR M AT IF 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Persamaan garis mendatar (sejajar sumbu-𝑥) yang memotong sumbu-𝑦 di


titik sejauh 5 satuan di atas titik asal adalah ....
A. 𝑥 = 5
B. 𝑦 = 5
C. 𝑦 = −5
D. 𝑥 = −5

2) Persamaan garis vertikal (sejajar sumbu-𝑦) yang melalui titik (3,5)


adalah ....
A. 𝑥 = 3
B. 𝑦 = 3
C. 𝑥 = −3
D. 𝑦 = −3
1.32 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫

3) Persamaan garis lurus yang melalui titik (−5,1) dengan gradien -1


adalah ....
A. 𝑥 = 𝑦 − 4
B. 𝑦 = 𝑥 + 4
C. 𝑦 = −𝑥 − 4
D. 𝑦 = −𝑥 + 4

4) Persamaan garis lurus yang melalui titik (2,-1) dan (-5,4) adalah ....
A. 5𝑥 − 7𝑦 − 3 = 0
B. 5𝑥 + 7𝑦 − 3 = 0
C. 7𝑥 + 5𝑦 − 3 = 0
D. 7𝑥 − 5𝑦 − 3 = 0

5) Koordinat titik-titik potong garis 𝑥 − 2𝑦 + 4 = 0 dengan sumbu-sumbu


koordinat adalah ....
A. (0,2) dan (−4,0)
B. (0, −2) dan (4,0)
C. (0,4) dan (−2,0)
D. (0, −4) dan (2,0)

6) Persamaan garis lurus yang melalui titik (𝑎, 0) dan (0, 𝑏) adalah ....
𝑥 𝑦
A. + =1
𝑏 𝑎
𝑥 𝑦
B. − =1
𝑏 𝑎
𝑥 𝑦
C. − =1
𝑎 𝑏
𝑥 𝑦
D. + =1
𝑎 𝑏

7) Gradien garis 2𝑥 + 3𝑦 = 6 adalah ....


2
A.
3
2
B. −
3
3
C.
2
3
D. −
2

8) Persamaan garis lurus berikut ini yang melalui titik asal O adalah ....
A. 𝑦 = 3𝑥
B. 𝑦 = 𝑥 − 1
C. 3𝑥 − 2𝑦 = 1
D. 𝑥 − 2𝑦 + 4 = 0
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.33

9) Persamaan garis lurus berikut ini yang melalui titik (2, −3) dan (2,5)
adalah ....
A. 𝑦 = 2
B. 𝑥 = 2
C. 𝑦 = −2
D. 𝑥 = −2

10) Persamaan garis lurus yang mengapit sudut 45 dengan arah sumbu-𝑥 arah
positif dan melalui titik 𝐴(3,1) adalah ....
A. 𝑥 − 𝑦 − 4 = 0
B. 𝑥 − 𝑦 − 3 = 0
C. 𝑦 − 𝑥 + 3 = 0
D. 𝑦 − 𝑥 + 4 = 0

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian,
gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi Kegiatan Belajar 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan =  100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
1.34 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫

Kegiatan Belajar 3

Persamaan Garis Lurus (Lanjutan)

P ada Kegiatan Belajar 2, Anda telah mempelajari tentang persamaan garis


lurus yang melalui titik tertentu. Dalam kenyataannya, dari suatu garis
dapat dibuat sebuah garis normal. Sebelumnya, apa yang dimaksud garis
normal? Untuk itu, pada Kegiatan Belajar 3 ini Anda akan dituntut untuk
memahami persamaan garis lurus yang lebih mendalam. Adapun cakupannya
meliputi persamaan normal, persamaan garis yang sejajar atau tegak lurus dari
suatu garis tertentu, letak suatu garis pada suatu garis tertentu, dan persamaan
berkas garis. Untuk lebih jelasnya, perhatikan uraian materi berikut!

A. PERSAMAAN NORMAL GARIS

1. Persamaan Normal
Garis normal merupakan garis yang tegak lurus dengan garis singgung dan
melalui titik singgungnya. Suatu garis dapat ditentukan dengan menentukan
panjang p yang tegak lurus atau normal dari titik asal ke garis tersebut dan
sudut 𝛼, yaitu sudut arah positif yang dibentuk oleh sumbu-𝑥 dengan garis
normalnya yang ditetapkan sebagai arah dari titik asal terhadap garis. Untuk
lebih jelasnya perhatikan gambar 1.10 berikut!
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.35

𝑄
𝑃(𝑥, 𝑦)
𝑅
𝑄′

𝛼
𝑂 𝑀
𝑥

Gambar 1.10

Ingat kembali notasi berikut!


̅̅̅̅
𝑂𝑁 menyatakan ruas garis ON
̅̅̅̅ | = 𝑂𝑁 menyatakan panjang ruas garis ON
|𝑂𝑁

Misalkan |𝑂𝑄| = 𝑝 dan kemiringan garis ̅̅̅̅


𝑂𝑁 terhadap sumbu-𝑥 adalah 𝛼
maka untuk menentukan persamaan garis dalam bentuk 𝑝 dan 𝛼 diambil
sebarang titik 𝑃(𝑥, 𝑦) pada garis. Ditarik garis dari 𝑃 yang tegak lurus dengan
sumbu-𝑥, sedemikian hingga memotong sumbu-𝑥 di 𝑀. Dari titik 𝑀
dikonstruksi garis yang tegak lurus dengan garis normal ̅̅̅̅
𝑂𝑁 dan berpotongan
̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅
di titik 𝑅. Proyeksi 𝑂𝑀 terhadap garis 𝑂𝑁 adalah 𝑂𝑅 sehingga
𝑂𝑅 = 𝑂𝑀. cos 𝛼 = 𝑥. cos 𝛼
Dengan cara yang sama, proyeksi 𝑀𝑃 ̅̅̅̅̅ terhadap garis ̅̅̅̅
𝑂𝑁 adalah ̅̅̅̅
𝑅𝑄
sehingga 𝑅𝑄 = 𝑀𝑃. cos(90° − 𝛼) = 𝑦. sin 𝛼
Pada gambar di atas, dapat diketahui bahwa 𝑂𝑅 + 𝑅𝑄 = 𝑂𝑄 = 𝑝
sehingga diperoleh 𝒙 𝐜𝐨𝐬 𝜶 + 𝒚 𝐬𝐢𝐧 𝜶 − 𝒑 = 𝟎.
Persamaan di atas disebut sebagai persamaan normal dari persamaan garis
lurus yang panjang normalnya 𝑝 dan besar sudut normalnya adalah 𝛼. Perlu
diingat bahwa 𝑝 selalu bernilai positif karena merupakan jarak atau dengan
nama lain 𝑝 merupakan jarak normal/panjang normal dari suatu garis lurus.
1.36 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫

2. Mengubah Persamaan Garis ke Persamaan Normal


Untuk mengetahui bagaimana cara mengubah persamaan garis lurus
menjadi persamaan garis normal, perhatikan langkah-langkah berikut!
Persamaan umum garis lurus adalah 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0 ………. (1)
Misalkan persamaan (1), masing-masing ruas dikalikan dengan suatu
konstanta 𝑘 maka diperoleh 𝑘𝐴𝑥 + 𝑘𝐵𝑦 + 𝑘𝐶 = 0 ………. (2)
Jika persamaan (2) dibandingkan dengan persamaan normal, yaitu
𝑥 cos 𝛼 + 𝑦 sin 𝛼 − 𝑝 = 0 maka diperoleh
𝑘𝐴 = cos 𝛼 ; 𝑘𝐵 = sin 𝛼; dan 𝑘𝐶 = −𝑝 ………. (3)
Dengan mengingat identitas trigonometri yang menyatakan bahwa
cos 2 𝛼 + sin2 𝛼 = 1
⇔ (𝑘𝐴)2 + (𝑘𝐵)2 = 1
⇔ 𝑘 2 𝐴2 + 𝑘 2 𝐵2 = 1
⇔ 𝑘 2 (𝐴2 + 𝐵2 ) = 1
1
⇔ 𝑘2 = 2 2
𝐴 +𝐵

1
maka diperoleh 𝑘 = ± √𝐴2 ……………….... (4)
+𝐵2

Jika persamaan (4) disubtitusikan ke persamaan (3) maka diperoleh:

𝐴 𝐵 𝐶
cos 𝛼 = ± , sin 𝛼 = ± ,𝑝 = ±
√𝐴2 + 𝐵2 √𝐴2 + 𝐵2 √𝐴2 + 𝐵2

Selanjutnya hasil di atas disubstitusikan ke persamaan (1) maka diperoleh:

𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶
± =0
√𝐴2 + 𝐵2

Tanda ± dipilih sedemikian hingga 𝑝 bernilai positif dan tanda konstanta (yaitu
– 𝑝) dalam bentuk normal adalah negatif. Hal ini berarti tanda harus dipilih
yang berlawanan dengan bentuk konstanta pada persamaan asal, yaitu 𝐶.
Jika dalam persamaan (1), 𝐶 = 0, tetapi 𝐵 ≠ 0 maka tanda diambil
sedemikian hingga koefisien 𝑦 dalam bentuk normal positif, yaitu diambil
tanda yang sama dengan tanda pada koefisien persamaan asal.
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.37

Jika dalam persamaan (1), 𝐵 = 𝐶 = 0, tetapi 𝐴 ≠ 0, maka tanda dipilih


sedemikian hingga koefisien 𝑥 adalah positif. Dalam kasus ini garis merupakan
sumbu-𝑦.

Contoh 1.12

Ubahlah persamaan 3𝑥 − 4𝑦 − 15 = 0 ke dalam persamaan normal,


kemudian gambar grafiknya!

Penyelesaian:
Berdasarkan persamaan yang telah ditemukan diperoleh:

1 1 1
𝑘=± =± =±
√𝐴2 + 𝐵2 √32 + (−4)2 5

Karena 𝐶 = −15 yang berarti bertanda negatif, maka 𝑘 bertanda positif yaitu
1
𝑘 = . Kemudian kalikan persamaan asal, maka diperoleh bentuk normal
5
3𝑥−4𝑦−15 3 4
5
= 0 atau 5 𝑥 − 5 𝑦 − 3 = 0
3 4
Hal tersebut menunjukkan bahwa cos 𝛼 = , sin 𝛼 = − , 𝑝 = 3.
5 5
Untuk menggambar grafiknya, maka langkah pertama adalah menentukan
normal garis dengan sudut normalnya.
4
− 4
𝛼 = 𝑎𝑟𝑐 tan 5 = −
3 3
5
Dengan demikian 𝛼 adalah sudut yang berada di kuadran IV sehingga besar 𝛼
adalah 306,17°. Sudut 𝛼 dapat dikonstruksi dengan lebih dulu menetapkan
titik 𝑁(3, −4) pada bidang koordinat. Kemudian buatlah garis ̅̅̅̅
𝑂𝑁 sebagai
normal garis maka akan terbentuk ∠𝑋𝑂𝑁 = 𝛼. Lukislah garis yang dicari,
yaitu garis yang tegak lurus dengan ̅̅̅̅
𝑂𝑁 pada titik 𝑄 sedemikian hingga 𝑂𝑄 =
𝑝 = 3.
1.38 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫

3. Menentukan Persamaan Garis yang Sejajar atau Tegak Lurus


terhadap Garis Tertentu
Tidak jauh berbeda dengan ketika masih SMA, Anda juga pernah belajar
tentang menentukan persamaan garis lurus yang sejajar atau tegak lurus
terhadap suatu garis. Terdapat 3 kemungkinan kejadian, jika terdapat 2 buah
garis lurus yang terletak dalam satu bidang, yaitu:
a. Dua garis saling berpotongan.
b. Dua garis saling sejajar.
c. Dua garis berimpit.
d. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut!

𝛾 𝑔
𝑀

𝛽 𝛼
𝑂 𝑥

Gambar 1.11

Pada gambar 1.11 di atas terdapat dua garis, yaitu 𝑔 dan 𝑙 yang saling
berpotongan. Misalkan persamaan garis 𝑔 ≡ 𝑦 = 𝑚1 𝑥 + 𝑐1 dan persamaan
garis 𝑙 ≡ 𝑦 = 𝑚2 𝑥 + 𝑐2 .
Pada Kegiatan Belajar 2, telah diketahui bagaimana mencari gradien dari
suatu garis dan bagaimana mencari sudut antara dua garis yang saling
berpotongan. Gradien garis 𝑔 = 𝑚1 = tan 𝛽, sedangkan gradien garis 𝑙 =
𝑚2 = tan 𝛼 sehingga Anda dapat mencari besar sudut antara garis 𝑔 dan 𝑙,
yaitu 𝛾 = 𝛼 − 𝛽.
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.39

tan 𝛾 = tan(𝛼 − 𝛽)
tan 𝛼 − tan 𝛽
=
1 + tan 𝛼 tan 𝛽
𝑚1 − 𝑚2
=
1 + 𝑚1 𝑚2
𝑚1 −𝑚2
Jadi, 𝛾 = 𝑎𝑟𝑐 tan .
1+𝑚1 𝑚2

Dengan memperhatikan nilai dari 𝛾 maka kita dapat menentukan posisi kedua
garis tersebut, yaitu:
a. Jika besar 𝛾 = 0° maka tan 𝛾 = 0. Hal ini mengakibatkan gradien kedua
garis tersebut sama (𝑚1 = 𝑚2 ) sehingga garis 𝑔 dan 𝑙 berimpit atau
sejajar. Kedua garis tersebut akan sejajar dengan syarat 𝑐1 ≠ 𝑐2 dan kedua
garis tersebut berimpit jika 𝑐1 = 𝑐2 .
1
b. Jika besar 𝛾 = 90° maka 1 + 𝑚1 𝑚2 = 0 atau 𝑚1 = − . Hal ini berarti
𝑚2
kedua garis tersebut tegak lurus.

Mari Bernalar

Jika besar sudut antara dua garis adalah 90°, tentukan besar gradien dari garis
tersebut! Beri penjelasan!

Contoh 1.13

Tentukan persamaan garis yang melalui titik (– 1,3) dan tegak lurus garis
2𝑥– 3𝑦 = 6.

Penyelesaian:
2
Gradien garis 2𝑥– 3𝑦 = 6 adalah 𝑚 =
3
Persamaan garis yang melalui (−1,3) dan tegak lurus garis 2𝑥– 3𝑦 = 6 adalah
3
𝑦 − 3 = − (𝑥 − (−1))
2
3 3
⇔𝑦 = − 𝑥 − + 3
2 2
3 3
⇔𝑦 = − 𝑥 + 𝑎𝑡𝑎𝑢 2𝑦 = −3𝑥 + 3
2 2
1.40 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫

4. Menentukan Letak Suatu Garis dan Suatu Titik


Hubungan antara titik dan garis dapat terjadi dalam dua kondisi. Pertama,
titik pada garis dan kedua, titik di luar garis. Titik terletak pada garis apabila
titik tersebut ada pada garis atau titik tersebut menjadi bagian dari garis. Titik
di luar garis apabila titik tersebut tidak menjadi bagian dari garis. Untuk lebih
jelasnya perhatikan gambar 1.12 berikut!

Q
P

𝑙 𝑔
(a) (b)

Gambar 1.12

Contoh 1.14

Selidiki apakah titik 𝐴(4,3) dan 𝐵(2,5) masing-masing terletak pada garis 𝑙 ≡
3𝑥 − 2𝑦 − 6 = 0.

Penyelesaian:
Untuk menyelidiki letak titik 𝐴 dan 𝐵 terhadap garis 𝑙 menggunakan cara, yaitu
dengan menyubstitusikan titik 𝐴 dan titik 𝐵 ke persamaan garis 𝑙. Jika hasil
yang diperoleh berupa pernyataan benar maka titik tersebut terletak pada garis
𝑙 dan jika sebaliknya maka titik tersebut tidak terletak pada garis 𝑙.
Substitusi titik 𝐴(4,3) pada garis 𝑙 ≡ 3𝑥 − 2𝑦 − 6 = 0
3(4) − 2(3) − 6 = 0
0=0
Karena hasilnya pernyataan yang benar, yaitu 0=0, maka titik 𝐴 terletak pada
garis 𝑙.
Substitusi titik 𝐵(2,3) pada garis 𝑙 ≡ 3𝑥 − 2𝑦 − 6 = 0
3(2) − 2(3) − 6 = 0
−6 = 0
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.41

Karena hasilnya pernyataan yang salah, yaitu:


−6 = 0 maka titik 𝐵 tidak terletak pada garis 𝑙.

B. PERSAMAAN BERKAS GARIS

1. Menentukan Persamaan Berkas Garis


Diketahui garis 𝑔1 dan 𝑔2 dengan persamaan sebagai berikut.
𝑔1 ≡ 𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 + 𝑐1 = 0
𝑔2 ≡ 𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 + 𝑐2 = 0

Jika kedua persamaan di atas dibentuk 𝑔1 + 𝜆𝑔2 = 0, dengan 𝜆𝜖𝑅 maka


diperoleh:
𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 + 𝑐1 + 𝜆(𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 + 𝑐2 ) = 0
(𝑎1 + 𝜆𝑎2 )𝑥 + (𝑏1 + 𝜆𝑏2 )𝑦 + 𝑐1 + 𝜆𝑐2 = 0

Persamaan di atas adalah persamaan garis lurus pada bidang Cartesius.


Karena koefisien x, koefisien y, dan c pada persamaan tersebut memuat 𝜆𝜖𝑅
maka persamaan tersebut menyatakan persamaan garis-garis yang tak hingga
banyak. Oleh karena itu, persamaan tersebut dinamakan berkas garis.
Selanjutnya beberapa kemungkinan-kemungkinan yang terdapat pada
persamaan berkas garis adalah sebagai berikut.
a. Untuk setiap nilai 𝜆 didapat data persamaan garis yang merupakan
anggota berkas garis.
b. Garis-garis 𝑔1 dan 𝑔2 disebut anggota dasar.
c. Berkas garis yang disusun oleh setiap dua anggotanya, ekuivalen dengan
berkas garis semula.
d. Jika anggota dasar 𝑔1 dan 𝑔2 berpotongan di titik 𝑃, maka semua anggota
berkas tentu melalui titik P tersebut.
e. Jika anggota dasar 𝑔1 dan 𝑔2 saling sejajar, maka semua anggota berkas
saling sejajar.
1.42 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫

Contoh 1.15

Diketahui 𝑔1 ≡ 2𝑥 + 3𝑦 − 4 = 0 dan 𝑔2 ≡ 𝑥 − 𝑦 + 1 = 0
Tentukan persamaan garis yan melalui titik potong 𝑔1 dan 𝑔2 dan melalui titik
𝑇(5,2).

Penyelesaian:
Persamaan garis yang melalui titik potong 𝑔1 dan 𝑔2 adalah berkas garis
𝑔1 + 𝜆𝑔2 = 0 ⇔ 2𝑥 + 3𝑦 − 4 + 𝜆(𝑥 − 𝑦 + 1) = 0
Jika garis itu melalui 𝑇(𝑥𝑇 , 𝑦𝑇 ) maka
2𝑥𝑇 + 3𝑦𝑇 − 4 + 𝜆(𝑥𝑇 − 𝑦𝑇 + 1) = 0

sehingga jika T(5,2) maka diperoleh:


2.5 + 3.2 − 4 + 𝜆(5 − 2 + 1) = 0
 10 + 6 − 4 + 𝜆4 = 0
 4𝜆 = −12
 𝜆 = −3

Jadi, persamaan garis yang ditanyakan adalah


2𝑥 + 3𝑦 − 4 − 3(𝑥 − 𝑦 + 1) = 0
⇔ 2𝑥 + 3𝑦 − 4 − 3𝑥 + 3𝑦 − 3 = 0
⇔ −𝑥 + 6𝑦 − 7 = 0
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.43

2. Menentukan Jarak Suatu Titik terhadap Suatu Garis


Perhatikan gambar 1.13 berikut!

𝑙′

𝑃
𝑑
𝑝

𝑂 𝑥

Gambar 1.13

Jika diketahui persamaan 𝑙 ≡ 𝑥 cos 𝛼 + 𝑦 sin 𝛼 − 𝑝 = 0 maka untuk


menentukan jarak titik P ke garis dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Melalui titik P dibuat sebuah garis 𝑙′ yang sejajar 𝑙. Misalkan jarak P ke 𝑙
adalah 𝑑 maka jarak titik (0,0) ke 𝑙′ adalah 𝑝 + 𝑑 dan sudut antara normal 𝑙′
dengan sumbu-𝑥 sama dengan sudut antara normal 𝑙 dengan sumbu-𝑥,
misal 𝛼.
Jadi persamaan garis 𝑙′ adalah 𝑙′ ≡ 𝑥 cos 𝛼 + 𝑦 sin 𝛼 − (𝑝 + 𝑑) = 0.
Karena titik P terletak pada 𝑙′ maka
𝑥𝑃 cos 𝛼 + 𝑦𝑃 sin 𝛼 − 𝑝 − 𝑑 = 0 ⇔ 𝑑 = 𝑥𝑃 𝑐𝑜𝑠 𝛼 + 𝑦𝑃 𝑠𝑖𝑛 𝛼 − 𝑝
Jika garis 𝑙 dinyatakan dengan persamaan 𝑙 ≡ 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0, maka jarak
titik P ke garis 𝑙 adalah
𝑎 𝑏 −𝑐
𝑑 = 𝑥𝑃 + 𝑦𝑃 −
2
±√𝑎 + 𝑏 2 2
±√𝑎 + 𝑏 2 ±√𝑎2 + 𝑏 2
𝑎𝑥𝑃 𝑏𝑦𝑃 𝑐
= + +
±√𝑎2 + 𝑏 2 ±√𝑎2 + 𝑏 2 ±√𝑎2 + 𝑏 2
𝑎𝑥𝑃 + 𝑏𝑦𝑃 + 𝑐
=| |
√𝑎2 + 𝑏 2
1.44 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫

Jadi, jarak titik 𝑃 terhadap garis 𝑙 ≡ 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0 adalah

𝒂𝒙𝑷 + 𝒃𝒚𝑷 + 𝒄
𝒅=| |
√𝒂𝟐 + 𝒃𝟐

Contoh 1.16

Tentukan jarak titik 𝑃 ke garis 𝑔, jika:


a. 𝑃(2,3) dan 𝑔 ≡ 3𝑥 − 4𝑦 − 3 = 0
b. 𝑃(−4,1) dan 𝑔 ≡ 𝑦 = 2𝑥 − 1

Penyelesaian:

3.2−4.3−3 9
a. 𝑑 = | |=5
√32 +(−4)2

1+2(−4)+1 6
b. 𝑑 = | |=
√5
√12 +(−2)2

Untuk menyelesaikan permasalahan di atas, dapat juga menggunakan salah


satu aplikasi/software matematika berupa Geogebra. Untuk itu, cobalah
kegiatan dalam lab mini berikut!
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.45

LAB MINI 1.3

1. Ketik 𝐴 = 3𝑥 − 4𝑦 − 3 pada input. Kemudian tekan enter!


2. Ketik 𝑃 = (2,3). Kemudian tekan enter!
3. Ketik tangent pada input maka akan muncul berbagai pilihan, pilih
distance[ <Point>, <Object> ].
4. Perhatikan kode persamaan yang telah diketik pada bagian rumus.
Isilah bagian <Point> dengan kode titik yang telah diketik tadi,
misalnya 𝑃 dan bagian <Object> dengan kode persamaan lingkaran
yang telah diketik tadi, misalnya 𝐴 maka akan muncul jarak titik
𝑃 terhadap garis 𝑔.
5. Lakukan hal yang sama untuk soal bagian b.

LAT IH A N

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!
1) Tentukan persamaan garis 𝑔 yang memotong sumbu-𝑥 di titik (3,0) dan
membentuk sudut 30° dengan sumbu-𝑥.
2) Tiga garis lurus 𝑙1 , 𝑙2 , dan 𝑙3 mempunyai gradien berturut-turut 3,4 dan 5.
Ketiga garis tersebut memotong sumbu-𝑦 di titik yang sama. Jika jumlah
47
absis titik potong setiap garis dengan sumbu-𝑥 adalah , tentukan
60
persamaan garis 𝑙1 .
3) Tentukan panjang garis tinggi segitiga yang melalui titik 𝐶, jika titik–titik
segitiga tersebut adalah 𝐴(1, −1), 𝐵(4,6), dan 𝐶(−1,7).
4) Ubahlah persamaan berikut menjadi persamaan normal.
a. 3𝑥 − 4𝑦 + 5 = 0
b. 12𝑥 + 5𝑦 − 19 = 0
5) Carilah persamaan garis lurus yang melalui titik potong garis 11𝑥 + 3𝑦 −
7 = 0 dan 12𝑥 + 𝑦 − 19 = 0 serta berjarak sama dari titik-titik
𝐴(3, −2), 𝐵(−1,6).
1.46 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫

Petunjuk Jawaban Latihan

1
1) 𝑚 = tan 30° = √3
3
Dengan menggunakan rumus dapat diperoleh persamaan garis 𝑦 =
1
3
√3𝑥 + √3.
2) Garis 𝑙1 , 𝑙2 , dan 𝑙3 mempunyai gradien berturut-turut 3,4 dan 5. Hal ini
47
berarti gradien bernilai positif. Jumlah titik potongnya . Hal ini berarti
60
47
𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 = . Garis lurus 𝑙1 , 𝑙2 , dan 𝑙3 memotong sumbu-𝑥 positif
60
dan sumbu-𝑦 negatif.
𝑦
Garis 𝑙1 → (𝑥1 , 0) dan (0, −𝑦) → 𝑥1 =
3
𝑦
Garis 𝑙2 → (𝑥2 , 0) dan (0, −𝑦) → 𝑥2 =
4
𝑦
Garis 𝑙3 → (𝑥3 , 0) dan (0, −𝑦) → 𝑥3 =
5
Dengan menyubstitusikannya ke persamaan diperoleh 𝑦 = 1, sehingga
persamaan garis 𝑙1 adalah 𝑦 − 3𝑥 + 1 = 0
3) Langkah pertama dicari persamaan garis ̅̅̅̅ 𝐴𝐵 . Dengan menggunakan
rumus, dapat diperoleh persamaan garis yang melalui dua titik diperoleh
persamaan garis ̅̅̅̅
𝐴𝐵 adalah 7𝑥 − 3𝑦 − 10 = 0. Kemudian dengan
38
menghitung jarak titik 𝐶 terhadap garis ̅̅̅̅
𝐴𝐵 , diperoleh .
√58
4) Persamaan garis normalnya adalah
3 4
a. − 𝑥 + − 1 = 0
5 5
12 5 19
b. 𝑥+ 𝑦− =0
13 13 13
5) Garis lurus yang dicari adalah suatu anggota berkas 11𝑥 + 3𝑦 − 7 +
𝜆(12𝑥 + 𝑦 − 19) = 0. Karena garis tersebut berjarak sama dari titik A
dan B, maka garis lurus melalui titik pertengahan ̅̅̅̅
𝐴𝐵 yaitu (1,2). Jika
(1,2) disubstitusikan pada berkas, maka diperoleh 𝜆 = 2. Selanjutnya
𝜆 = 2 ini disubstitusikan pada berkas, maka diperoleh persamaan garis
lurus yang dicari, yaitu 7𝑥 + 𝑦 − 9 = 0.
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.47

R A NG KU M AN

1. Persamaan normal garis lurus adalah 𝑥 cos 𝛼 + 𝑦 sin 𝛼 − 𝑝 = 0.


2. Normal suatu garis adalah suatu garis lurus yang tegak lurus pada
garis tersebut. Persamaan normal garis 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0 adalah
𝑎𝑥 𝑏𝑦 𝑐
±( + + )=0
2
√𝑎 + 𝑏 2 2
√𝑎 + 𝑏 2 √𝑎 + 𝑏 2
2

Tanda ± dipilih sedemikian hingga 𝑝 bernilai positif dan tanda


konstanta (yaitu – 𝑝) dalam bentuk normal adalah negatif. Hal ini berarti
tanda harus dipilih yang berlawanan dengan bentuk konstanta pada
persamaan asal yaitu 𝐶.
3. Dengan memperhatikan nilai dari sudut apit antara kedua garis (𝛾),
maka kita dapat menentukan posisi kedua garis tersebut, yaitu:
a. Jika besar 𝛾 = 0°, maka tan 𝛾 = 0. Hal ini mengakibatkan
gradien kedua garis tersebut sama (𝑚1 = 𝑚2 ), sehingga garis 𝑔
dan 𝑙 berimpit atau sejajar. Kedua garis tersebut akan sejajar
dengan syarat 𝑐1 ≠ 𝑐2 dan kedua garis tersebut berimpit jika 𝑐1 =
𝑐2 .
1
b. Jika besar 𝛾 = 90°, maka 1 + 𝑚1 𝑚2 = 0 atau 𝑚1 = − . Hal
𝑚2
ini berarti kedua garis tersebut tegak lurus.
4. Persamaan berkas garis dari 𝑔1 ≡ 𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 + 𝑐1 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑔2 ≡
𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 + 𝑐2 = 0 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑔1 + 𝜆𝑔2 = 0, dengan 𝜆𝜖𝑅
5. Jarak titik 𝑃 terhadap garis 𝑙 ≡ 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0 adalah 𝑑 =
𝑎𝑥𝑃 +𝑏𝑦𝑃 +𝑐
| |
√𝑎 2 +𝑏2

TES F OR M AT IF 3

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Persamaan garis yang melalui titik potong garis 3𝑥 − 2𝑦 = 0 ,dan 2𝑥 −


𝑦 − 1 = 0 serta membentuk sudut 45° dengan sumbu-𝑥 positif adalah ….
A. 𝑥 + 𝑦 + 1 = 0
B. 𝑥 − 𝑦 − 1 = 0
C. 𝑥 − 𝑦 + 1 = 0
D. 𝑥 + 𝑦 − 1 = 0
1.48 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫

2) Persamaan garis yang melalui titik (2,3) dan sejajar dengan garis yang
persamaannya 3𝑥 + 5𝑦 = 15 adalah .…
A. 3𝑥 + 5𝑦 = −9
B. 3𝑥 + 5𝑦 = 19
C. 3𝑥 + 5𝑦 = 21
D. 3𝑥 + 5𝑦 = −21

3) Grafik persamaan 3𝑥 − 2𝑦 = 12 dan 5𝑥 + 𝑦 = 7 berpotongan di titik


(𝑝, 𝑞), Nilai dari 4𝑝 + 3𝑞 adalah ….
A. 17
B. 2
C. −1
D. −17

4) Persamaan garis lurus yang tegak lurus garis 3𝑥 + 2𝑦 − 5 = 0 dan


memotong sumbu-𝑦 di titik (3,0) adalah ….
A. 2𝑥 + 3𝑦 + 9 = 0
B. 2𝑥 − 3𝑦 + 9 = 0
C. 2𝑥 − 3𝑦 − 9 = 0
D. 2𝑥 + 3𝑦 − 9 = 0

5) Diketahui titik 𝐴(3,3), 𝐵(4, −1), 𝐶(−8, −4). Besar sudut yang dibentuk
oleh garis ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ adalah ….
𝐴𝐵 dan 𝐵𝐶
A. 90°
B. 60°
C. 45°
D. 30°

6) Jarak titik (4,2) ke garis 4𝑥 − 3𝑦 + 5 = 0 adalah ….


A. 5
B. 4
C. 3
D. 2

7) Nilai 𝑎 agar ketiga garis 2𝑥 − 𝑦 − 1 = 0, 4𝑥 − 𝑦 − 5 = 0, 𝑎𝑥 − 𝑦 − 7 =0


melalui satu titik adalah ….
A. 4
B. 5
C. 6
D. 7
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.49

8) Persamaan garis berat ∆𝐴𝐵𝐶 yang melalui titik A dengan


𝐴(3,1), 𝐵(−2,4) dan 𝐶(6, −2) adalah ….
A. 𝑦 − 2𝑥 + 1 = 0
B. 2𝑥 − 𝑦 + 3 = 0
C. 𝑥 − 2𝑦 + 5 = 0
D. 𝑦 − 2𝑥 = 5 = 0

9) Panjang normal dari garis 5𝑥 − 12𝑦 − 13 = 0 adalah ….


A. 4
B. 3
C. 2
D. 1

10) Tentukan persamaan garis bagi sudut yang dibentuk oleh garis
5𝑥 + 12𝑦 – 52 = 0 dengan 4𝑥 – 3𝑦 + 34 = 0 adalah ….
A. 3𝑥 + 11𝑦 − 78 = 0
B. 3𝑥 − 11𝑦 − 78 = 0
C. 3𝑥 + 11𝑦 + 78 = 0
D. 3𝑥 – 11𝑦 + 78 = 0

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian,
gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi Kegiatan Belajar 3.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan =  100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang
belum dikuasai.
1.50 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1
1. B
2. A Menggunakan Teorema Phytagoras
3. C
4. D
5. D
6. D
7. B
8. A
9. C
10. C

Tes Formatif 2
1. B
2. A
3. C
4. B
5. A
6. D
7. B
8. A
9. B
10. C

Tes Formatif 3
1. C
2. C
3. B
4. B
5. A Mencari persamaan garis 𝐴𝐵 ̅̅̅̅ dan 𝐵𝐶
̅̅̅̅ . Kemudian mencari
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
gradient garis 𝐴𝐵 dan 𝐵𝐶 . Dengan menggunakan rumus sudut
antara dua garis maka besar sudutnya dapat diketahui.
6. C
⚫ PEMA4317/MODUL 1 1.51

7. B Dengan mencari titik potong antara garis 2𝑥 − 𝑦 − 1 = 0 dan


4𝑥 − 𝑦 − 5 = 0. Kemudian hasilnya disubstitusikan ke
persamaan garis 𝑎𝑥 − 𝑦 − 7 =0 maka nilai 𝑎 dapat diketahui.
8. D Dengan mencari titik tengah antara titik A dan B. kemudian
mencari persamaan garis yang melalui titik A dan titik tengah
antara titik A dan B.
9. D
10. D
1.52 Geometri Analitik Bidang dan Ruang ⚫

Daftar Pustaka

Burrill, G.F., Kanold, T.D., Cummins, J.J., and Yunker, L.E. 1995. Geometry:
Applications and Connections. USA: Glencoe/McGraw-Hill.

Rawuh, R. dkk. 1975. Ilmu Ukur Analitis Bagian Satu dan Dua. Bandung:
Terate.

Stillwell, John. 2005. The Four Pillars of Geometry. USA: Springer Science+
Business Media, Inc.

Thomas, George B. 2010. Thomas' Calculus. Twelfth Edition. USA: Pearson


Education.

Varberg, D., Purcell, E., Rigdon, S. 2007. Calculus, 9th Edition. USA: Pearson
Education.

Vossler, Donald L. 1999. Exploring Analytic Geometry with Mathematica.


California: Academic Press.

Sumber Internet:

https://en.wikipedia.org/wiki/Ren%C3%A9_Descartes

Anda mungkin juga menyukai