Anda di halaman 1dari 21

TRANSFORMASI

“Translasi, Rotasi, Refleksi, dan Dilatasi”

NAMA MAHASISWA : FIQRI SUBHAN

NIM : 4223111088

DOSEN PENGAMPU : Prof,Dr. Hasratuddin,M.Pd

MATA KULIAH : Geometri Analiti

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
OKTOBER 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada tuhan yang Maha Esa Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Konsep Pengukuran, Pengujian, Penilaian, dan
Evaluasi, Prinsip dan Alat Evaluasi, Serta Pengukuran Acuan Norma dan Acuan
Patokan” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang evaluasi pembelajaran
bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih
kepada bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd. selaku dosen pengampu mata
kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika di Universitas Negeri Medan yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Dan juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini Kami menyadari, makalah yang
Kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 12 Oktober 2023

FIQRI SUBHAN

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................. 1
1.4 Manfaat........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Definisi Transformasi Geometri
........................................................................................................
3
2.2 Kaidah Macam-macam Transformasi Geometri
........................................................................................................
3
2.3 Komposisi Transformasi dengan Matriks
........................................................................................................
13
2.4 cara menyelesaikan soal-soal tentang geometri transformasi
........................................................................................................
14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 17
3.2 Saran............................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 18

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Matematika sebagai salah satu mata pelajaran dasar pada setiap jenjang
pendidikan formal yang memegang peran penting. Matematika merupakan alat
yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi
melalui abstrak, idealisasi, atau generalisasi untuk menjadi suatu studi ataupun
pemecahan masalah.
Didalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita menjumpai peristiwa atau
kegiatan yang berhubungan dengan Ilmu Matematika. Salah satunya
“Transformasi Geometri”. Transformasi Geometri telah dikenal sejak lama,
dari zaman babilonia, yunani, para ahli aljabar muslim abad ke-9 sampai ke-15
dan dilanjutkan matematikawan eropa abad ke-18 dua dekade pertama abad
ke-19. Transformasi Geometri digunakan sebagai contoh seseorang yang
berada di escalator. Ketika seseorang berada di escalator, yang berubah adalah
tempat atau posisi orang tersebut tidak berputar, tidak bertambah tinggi, tidak
memendek atau tidak berubah bentuk, namun escalator yang membawa orang
tersebut berpindah dari atas kebawah atau dari bawah ke atas. Aplikasi yang
lainnya bisa kita lihat, seperti ukir-ukiran bali, gapura dan arsitektur pura di
Bali.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun perumusan masalah yang dibahas pada makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana Definisi Transformasi Geometri?
2. Bagaimana Macam-macam Transformasi Geometri?
3. Bagaimana Komposisi Transformasi dengan Matriks?
4. Bagaimana cara menyelesaikan soal-soal tentang geometri
transformasi?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut.

1
1. Mengetahui Definisi Transformasi Geometri
2. Mengetahui Macam-macam Transformasi Geometri.
3. Mengetahui Komposisi Transformasi dengan Matriks.
4. Mengetahui cara menyelesaikan soal-soal tentang geometri
transformasi?

1.4 Manfaat
1. Suatu resolusi dalam kehidupan kita. Hak ini dapat berupa pergeseran ,
percerminan, perputaran dan perubahan ukuran suatu keadaan tertentu.
2. Transformasi atau perubahan adalah karena menginginan kehidupan
yang dipenuhi dengan kebaikan dan jauh keburukan.
3. Pergeseran atau perpindahan orang pada ekslator dan lift.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Transformasi Geometri

Transformasi Geometri adalah perubahan kedudukan suatu titik pada


koordinat Cartesius sesuai dengan aturan tertentu. Transformasi bisa juga
dilakukan pada kumpulan titik yang membentuk bidang/bangun tertentu. Jika
kalian punya sebuah titik A(x , y) kemudian ditransformasikan oleh
transformasi T maka akan menghasilkan titik yang baru A ’ (x ’ , y ’). Secara
matematis di tulis:

Transformasi digunakan untuk untuk memindahkan suatu titik atau bangun


pada suatu bidang. Transformasi geometri adalah bagian dari geometri yang
membahas tentang perubahan (letak,bentuk , penyajian) yang didasarkan
dengan gambar dan matriks.

2.2 Macam-Macam Transformasi

A. Translasi (Pergeseran)
Translasi atau pergeseran adalah transformasi yang memindahkan
setiap titik pada bidang menurut jarak dan arah tertentu. Memindahkan
tanpa mengubah ukuran dan tanpa memutar. Kata kuncinya transformasi
ke arah yang sama dan ke jarak yang sama.

Gambar a) translasi

Secara matematis dituliskan sebagai berikut:

3
B. Refleksi (Pencerminan)

Kalian pasti sering bercermin. Ketika bercermin, amatilah diri dan


bayangan kalian. Apakah memiliki bentuk dan ukuran yang sama? Amati pula
jarak diri kalian ke cermin. Samakah dengan jarak bayangan kalian ke cermin?
Dengan bercermin dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kalian akan
menemukan beberapa sifat pencerminan.
Sekarang, perhatikan lingkaran Q yang dicerminkan terhadap sumbu-y
berikut ini.

Dari gambar tersebut, kalian dapat mengatakan bahwa:


• Lingkaran Q kongruen dengan bayangannya, yaitu lingkaran Q’.
• Jarak setiap titik pada lingkaran Q ke cermin sama dengan jarak setiap titik
bayangannya ke cermin, yaitu QA = Q’ A dan PB = P’ B.
• Sudut yang dibentuk oleh cermin dengan garis yang menghubungkan setiap
titik ke bayangannya adalah sudut siku-siku.
Sifat-sifat tersebut merupakan sifat-sifat refleksi.
Dengan menggunakan sifat-sifat ini, kalian dapat menentukan bayangan
sebuah titik yang dicerminkan terhadap suatu garis atau terhadap suatu titik
lain. Perhatikan gambar berikut!

4
Dari gambar tampak bahwa:
 Pencerminan titik A(a, b) terhadap sumbu-x menghasilkan
bayangan titik B(a’, b’) dengan a’= a dan b’= -b.
A(a, b) B(a, -b)
a’ = a → a’ =1. a +0. b,
b’= -b → b’ = 0. a -1.b

Matriks transformasi untuk pencerminan ini adalah (10 0


−1 )
, sehingga

B= (ab '' ) = (10 0


−1 ) (ba)
 Pencerminan titik A(a, b) terhadap sumbu-y menghasilkan bayangan
titik C (a' , b' ) dengan a ' =−a dan b ’ = b
Sumbu - y
A(a, b) C(-a, b)
a’ = -a → a’ = -1. a +0. b,
b’= b → b’ = 0. a -1.b
Matriks transformasi untuk pencerminan ini

(−10 01), sehingga


adalah

C=( ) = (
0 1 ) (b )
a' −1 0 a
b'

5
 Pencerminan titik A(a, b) terhadap sumbu y = x menghasilkan bayangan
titik D( a' , b ' ) dengan a ' =b dan b’ = a

Sumbu y = x
A(a, b) D(b, a)
a’ = b → a’ = 0. a +0. b,
b’= a → b’ = 1. a + 0.b
Matriks transformasi untuk pencerminan ini

(01 10), sehingga


adalah

D=( ) = (
1 0 ) (b )
a' 0 1 a
b'
 Pencerminan titik A(a, b) terhadap sumbu y = -x menghasilkan bayangan
titik E( a' ,b ' ) dengan a ' =−b dan b ’ = -a
Sumbu y = -x
A(a, b) E(-b, -a)
a’ = -b → a’ = 0. a - 1. b,
b’= -a → b’ = -1. a + 0.b
Matriks transformasi untuk pencerminan ini

(−10 −10 ), sehingga


adalah

E=( ) = (
−1 0 ) (b )
a' 0 −1 a
b'
 Pencerminan titik A(a, b) terhadap titik asal menghasilkan bayangan
titik F (a' , b' ) dengan a ' =−a dan b ’ = -b
Sumbu y = -x

O(0,0)
A(a, b) F(-a, -b)
Titik asal
a’ = -a → a’ = -1.a + 0. b,
b’= -b → b’ = -1. a - 1.b

6
Matriks transformasi untuk pencerminan ini

(−10 −10 ), sehingga


adalah

F=( ) = (
0 −1) (b )
a' −1 0 a
b'
 Pencerminan titik A(a, b) terhadap sumbu x = h menghasilkan bayangan
titik G(a' , b' ) dengan a ' =2 h−a dan b ’ = -b
Sumbu h = h
A(a, b) E(2 h−a , b)
a’ = 2 h−a → a’ = (-1. a + 0. b) + 2h
b’= -a → b’ = -1. a + 0.b
Matriks transformasi sebagai berikut

F= ( ab '' ) = (−10 −10 ) (ba) + (20h)


 Pencerminan titik A(a, b) terhadap sumbu y = k menghasilkan bayangan
titik H (a' , b' ) dengan a ' =a dan b’ = 2k -b
Sumbu h = h
A(a, b) E(a, 2k -b)
a’ = a → a’ = (1. a + 0. b) + 0
b’= 2k – b → b’ = (0. a - 1.b) + 2k
Matriks transformasi sebagai berikut

H= (ab '' ) = (10 0


−1 ) (ba) + (20k )
Bagaimana jika dua refleksi dikomposisikan?
Misalnya, titik A(a, b) dicerminkan terhadap garis x = h. Kemudian,
dilanjutkan dengan pencerminan terhadap garis x = k.
Untuk mengetahui pencerminan ini, amatilah gambar berikut!

7
Dari gambar, tampak bahwa:
Garis x = h Garis x = k
A(a, b) A’(2h - a,b) A”(2(k-h) + a,b )
Dengan cara yang sama, kalian dapat menentukan bayangan titik A(a, b)
yang dicerminkan terhadap garis y = m, dilanjutkan dengan pencerminan
terhadap garis y= n sebagai berikut.
Garis y = m Garis y = n
A(a, b) A’(a, 2m - b) A”(a, 2(n - m) + b )
Sekarang, jika titik A(a, b) dicerminkan terhadap dua garis yang saling
berpotongan tegak lurus, misalnya pencerminan terhadap garis x= h,
dilanjutkan dengan pencerminan terhadap garis y 􀀠 m. Diperoleh bayangan
A”sebagai berikut.
Garis x = h Garis y = m
A(a, b) A’(2h – a,b) A”(2h – a, 2m - b )
Tabel 1.1. transformasi pencerminan
Percerminan Matriks
Pemetaan
Terhadap Transformasi

Sumbu x A(x , y)→ A ’ (x ,− y )

Sumbu y A(x , y)→ A ’ (−x , y)

Garis y = x A(x , y)→ A ’ ( y , x)

Garis y = -x A(x , y)→ A ’ (− y ,−x)

Titik (0,0) A(x , y)→ A ’ (−x ,− y)

8
Garis x = h A(x , y)→ A ’ (2 h−x , y ) 
Garis y = k A(x , y)→ A ’ (x , 2 k− y ) 
Titik (h, k) A(x , y)→ A ’ (2 h – x , 2 k – y ) 

C. Rotasi (Perputaran)

Dengan menggunakan jangka, Anakota membuat sebuah busur lingkaran.


Ia menusukkan jarum jangka pada titik O, kemudian memutar jangka dengan
sudut putar  berlawanan dengan arah perputaran jarum jam. Melalui
peragaan ini, Anakota telah melakukan rotasi sebesar  dengan pusat titik O.

Misalkan, posisi awal pensil jangka pada titik A(a, b). Setelah dirotasi
sebesar  dengan pusat titik O, posisi pensil jangka ini berada pada titik A(a’,
b’) seperti pada gambar berikut.

Posisi awal pensil jangka ini dapat pula ditulis dalam koordinat kutub,
A(r cos , r sin θ ). Adapun posisi pensil jangka setelah diputar sebesar 
dengan arah berlawanan dengan arah perputaran jarum dapat ditulis sebagai
A’(r cos ( + ))
Jadi, dinyatakan dalam bentuk matriks, persamaan tersebut menjadi
matriks berikut.
A '=( )
a'
b'
=¿

= ( ¿¿r cos θ cos❑+r sin θ cos ❑¿¿ )

9
=( asin❑+ b cos ❑ )
cos❑−b sin❑

=(
sin❑ b cos ❑ )( b )
cos ❑−sin ❑ a

Jadi, posisi pensil jangka setelah diputar sebesar tersebut adalah

(cos
sin❑ b cos ❑ )(b )
❑−sin ❑ a

Uraian ini menggambarkan rumus rotasi sebesar 􀁄 dengan pusat titik O(0, 0)
sebagai berikut.

Adapun untuk rotasi sebesar dengan pusat titik P(m, n) dapat ditentukan
sebagai berikut.

Nilai bertanda positif jika arah putaran sudut berlawanan dengan arah
perputaran jarum jam dan bertanda negatif jika arah putaran sudut searah
dengan arah perputaran jarum jam.
Bagaimana jika titik A(a, b) dirotasi sebesar dengan pusat titik O(0, 0).
Kemudian, rotasi lagi sebesar β dengan pusat yang sama?
Perhatikan gambar berikut!

10
Tampak bahwa posisi rotasi sebesar 􀁄 dengan pusat titik O(0, 0). Kemudian
dilanjutkan rotasi sebesar β dengan pusat yang sama diwakili oleh rotasi
sebesar (α + β ¿ dengan pusat titik O(0, 0).
Akibatnya, bayangan titik A dapat kalian tentukan sebagai berikut.

A = left (matrix {a ¿ b } right = (cossin((αα++ββ) −sin


) cos ( α + β ) )
(α+β )

Contoh :

Tentukan bayangan titik A(-1, -2) yang dirotasi berturut-turut sebesar 180° dan
90° berlawanan dengan arah perputaran jarum jam dengan pusat yang sama,
yaitu titik O(0, 0).

D. Dilatasi (Perkalian)
Aini dan teman-temannya berkunjung ke IPTN. Di sana, mereka
mengamati miniatur sebuah pesawat terbang. Miniatur pesawat terbang ini
mempunyai bentuk yang sama dengan pesawat terbangsesungguhnya, tetapi
ukurannya lebih kecil. Bentuk seperti miniatur pesawat terbang ini telah
mengalami dilatasi diperkecil dari pesawat terbang sesungguhnya.
Selain dilatasi diperkecil, terdapat pula dilatasi diperbesar, misalnya
pencetakan foto yang diperbesar dari klisenya. Faktor yang menyebabkan
diperbesar atau diperkecilnya suatu bangun ini disebut faktor dilatasi. Faktor
dilatasi ini dinotasikan dengan huruf kecil, misalnya k.
• Jika k ¿−¿1 atau k ¿ 1, maka hasil dilatasinya diperbesar
• Jika -1 ¿ k ¿1, maka hasil dilatasinya diperkecil
• Jika k = 1, maka hasil dilatasinya tidak mengalami perubahan
Sekarang, perhatikan lingkaran pada Gambar 6.10 yang berpusat di titik
P(4, 2) dan melalui titik Q(4, 4) berikut yang didilatasi terhadap pusat O(0, 0)
1
dengan faktor skala . Bayangan yang diperoleh adalah lingkaran yang
2
berpusat di titik P’(2, 1) dan melalui titik Q’(2, 2). Lingkaran ini sebangun
dengan lingkaran P dengan ukuran diperkecil.

11
kalian dapat menentukan lingkaran hasil dilatasi ini dengan menggunakan
matriks seperti berikut.
P Q P’ Q’

( )
1
0
( x'1
y '1
x '2
y'2 )=
2
0
1 ( 42 44)=(21 22)
2
1
Dengan dilatasi terhadap pusat O(0, 0) dan faktor skala , diperoleh
2
lingkaran dengan titik pusat P’(2, 1) dan melalui titik Q’(2, 2).
Secara umum, dilatasi ini sebagai berikut.
• Titik P(a, b) didilatasi terhadap pusat O(0, 0) dengan faktor skala k
menghasilkan titik, P’ ( ka, kb)
Secara matematis, ditulis:

Kalian dapat menyatakannya dalam bentuk matriks berikut.

P '= (ab '' ) = (0k 0k ) = (ba)


 Titik P(a, b) didilatasi terhadap pusat F(m, n) dengan faktor skala k
menghasilkan titik P’( k (a – m)+ m, k (b- n)+ n)
Secara matematis, ditulis:

12
Kalian dapat menyatakannya dalam bentuk matriks berikut.

P '= (ab '' ) = (0k 0k ) ( a−m


b−n ) +( )
m
n
Contoh:
Tentukanlah bayangan titik P(5, 6) jika didilatasikan oleh:
1. [O, 3]

Jawab:
|0 , 3|
P(5, 6) P’(3. 5, 3. 6) = P’(15,18)
Jadi, titik P’(15,18)

2.3 Komposisi Transformasi dengan Matriks


Transformasi T memetakan titik P(x, y) → P’(x’, y’). Hubungan antara
(x’, y’) dengan (x, y) ditentukan oleh:
x'
( ) ( )( )
a b x '
x =ax +by atau y ' = c d y y =cx +dy
'

Dengan demikian, matriks yang bersesuaian dengan transformasi T adalah

M= ( ac db)
Berikut ini adalah tabel matriks-matriks transformasi geometri berordo 2 x 2.
No Transformasi Pemetaan Matriks
Transformasi
1. Indentitas (I) ( x , y ) →( x , y )
(10 01)
2. Dilatasi dengan faktor skala k ( x , y ) →(kx , ky )
(0k 0k )
3. Refleksi (M)
a. terhadap sumbu-x (M x )
( x , y ) →( x ,− y )
( x , y ) → (−x , y )
(10 0
−1 )
b. terhadap sumbu-y (M y ) (x , y)→( y, x)

13
c. terhadap garis y = x (M y =
x)
( x , y ) → (− y ,−x )
(−10 −10 )
d. terhadap garis y = -x (M y =
-x )
(01 10)
(−10 −10 )

4 Rotasi
O(0,0)
terhadap titik asal ( x , y ) → ( x' , y ' )
'
x =x cos θ− y sin θ
(cossinθ−sin
θ cos θ )
θ

a. Sebesar θ ( R0 ) '
y =x cos θ− y sin θ (01 −10 )
π ( x , y ) → (− y , x )
b. Sebesar (+90 o)

π
2
( x , y ) → ( y ,−x ) (−10 10)
c. Sebesar - (−90 o) ( x , y ) → (− y ,−x )
2
d. Sebesar π (setengah putaran)
(−10 −10 )

Jika T 1 dan T 2 masing-masing adalah transformasi yang bersesuaian


dengan matriks-matriks.

M1 = ( ac db) dan M =( eg hf )
2

maka komposisi transformasi yang dinyatakan dengan:


a. T 2 . T 1 bersesuaian dengan perkalian matriks

M 2 . M 1=¿ ( eg hf )x ( ac db)
a. T 1 . T 2bersesuaian dengan perkalian matriks

M 1. . M 2=¿ ( ac db)x( eg hf )
Hasil perkalian M 1. . M 2 belum tentu sama dengan hasil perkalian M 2 . M 1

2.4 Cara menelesaikan soal-soal tentang Transformasi geometri

14
Contoh Soal
1) Translasi
 Bayangan titik A(3 , 4), jika digeser 4 satuan ke kanan dan
5 satuan ke atas adalah . . .
Jawab :
A(3 , 4) T 4
5 () A ’ (3+4 , 4+5)
Jadi A ’=(1 , 9)
 Translasi yang sesuai untuk menggeser titik P(5 , 3)
sehingga diperoleh bayangan P ’(3 ,1) adalah . . .
Jawab :

P(5 , 3) T ()
a
b
P ’(3 ,1)

Jadi T = ( )
8
−4
 Titik asal dari C ’ (3 , 4) yang merupakan bayangan translasi
T (6 , 3) adalah . . .
Jawab :

C ’ (3 , 4) ( )
T 6
−3
C (x , y )

JadiC=(3 ,1)

2) Refleksi
 Titik A(3 , 4) dicerminkan terhadap garis y=x .
Bayangan titik A tersebut adalah . . .
Jawab :
A ”(4 ,3)
 Bayangan titik R(6 ,7)oleh refleksi terhadap sumbu Y
dan dilanjutkan refleksi terhadap titik pangkal O(0 , 0)
adalah . . .
Jawab : R ”(6 , 7)
 Titik K (6 , 8) dicerminkan terhadap sumbu Y .
Bayangan titik K tersebut adalah . . .

15
Jawab :
K ’(6 , 8)

3) Rotasi
 Persamaan bayangan garis x + y=6 setelah
dirotasikan pada pangkal koordinat dengan sudut
putaran +90 0, adalah . . .
Jawab :
R+90 o berarti : x ’=− y → y=−x ’
y ’=x → x= y ’
disubstitusi ke : x + y=6
y ’+(−x ’ )=6
y ’ – x ’=6 → x ’ – y ’=6
Jadi bayangannya: x – y=6

 Tentukan bayangan titik (5 ,−3) oleh rotasi R(P , 90)


dengan koordinat titik P(−1 , 2) adalah . . .
Jawab :

( xy '' )=(cossin90−sin
90 cos 90 )( y−b ) ( b )
90 x−a + a

¿ ( 0−1 )( 5−1 )+ (−1 )


1 0 −3−2 2

¿ ( 0−1 )( 6 ) +(−1)
1 0 −5 2

¿ ( 6 ) + (−1 )=( 4 )
−5 2 8
Jadi bayangan (4 , 8)
4) Dilatasi
 Bayangan titik (9 , 3) oleh dilatasi [O, 1/3] adalah . . .
Jawab :

16
x' =1 9
( ) ()
y' 3 3

¿ ( 3)
1
Jadibayangan (3 ,1)

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Transformasi Geometri adalah perubahan kedudukan suatu titik pada
koordinat Cartesius sesuai dengan aturan tertentu. Transformasi bisa
juga dilakukan pada kumpulan titik yang membentuk bidang/bangun
tertentu.
2. Translasi (pergeseran) adalah transformasi yang memidahkan setiap
titik pada bidang dengan jarak dan arah tertentu.
3. Refleksi (pencerminan) adalah translasi yang memindahkan setiap
titik pada bidang dengan sifat pencerminan.
4. Rotasi (perputaran) adalah transformasi dengan cara memutar objek
dengan titik pusat tertentu.
5. Dilatasi (perkalian) adalah transformasi yang mengubah ukuran
bangun, tetapi tidak mengubah ukuran bentuknya
3.2 Saran
Transformasi Geometri adalah bagian dari pelajaran matematika yang
sering dijumpai pada umumnya di Sekolah Menengah Atas (SMA). Materi ini
membahas tentang translasi, refleki, rotasi, dan dilatasi, serta dibarengin
dengan contoh soal sehingga setelah adanya makalah tentang Transoformasi

17
Geometri ini penulis harapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan terutama
bagi pelajar yang membutuhkan ilmu ini.

DAFTAR PUSTAKA
Pesta dan Cecep Anwar. 2008. Matematika Aplikasi Jilid. Jakarta: Pusat,
pembukaan, Pendidikan Nasional Kementrian Pendidikan
Zuliana, Eka. 2015. Mandiri Matematika. Jakarta: Erlangga

18

Anda mungkin juga menyukai