DATUM GEODESI
SISTEM REFERENSI adalah sistem (termasuk teori, konsep,
deskripsi fisis dan geometris, serta standard an parameter) yang
digunakan dalam pendefinisian koordinat.
Datum geodetik adalah sejumlah parameter KERANGKA REFERENSI dimaksudkan sebagai realisasi praktis
yang digunakan untuk mendefinisikan bentuk dari sistem referensi sehingga sistem tersebut dapat digunakan
PENGANTAR dan ukuran elipsoid referensi yang digunakan untuk pendeskripsian secara kuantitatif posisi dan pergerakan
titik-titik, baik di permukaan bumi (kerangka terestris) ataupun di
KERANGKA VERTIKAL untuk pendefinisian koordinat geodetik, serta luar bumi (kerangka selestia atau ekstra terestris).
kedudukan dan orientasinya dalam ruang Kerangka referensi biasanya direalisasikan dengan melakukan
terhadap fisik bumi. pengamatan-pengamatan geodetik, dan umumnya
direpresentasikan dengan menggunakan suatu set koordinat dari
sekumpulan titik maupun objek (seperti bintang atau quasar).
DATUM GEODESI STATIK DATUM GEODESI DINAMIS DATUM GEODESI SEMI DINAMIS
Datum Semi Dinamik : Didefinisikan ketika set (kumpulan)
Datum Statik : Didefinisikan ketika set (kumpulan) koordinat dari Datum Dinamik : Didefinisikan ketika set (kumpulan) koordinat
koordinat dari titiktitik bench mark jaring Kerangka Koordinat,
titik-titik bench mark jaring Kerangka Koordinat, masing-masing dari titik-titik bench mark jaring Kerangka Koordinat, masing-
masing memiliki nilai yang berubah-ubah dalam fungsi waktu, masing-masing memiliki satu nilai yang ditetapkan pada epoch
memiliki satu nilai yang definitif dan bersifat tetap dalam semua
fungsi waktu. Datum Statik ini digunakan biasanya berdasarkan mengikuti perubahan fisis bench mark akibat efek geodinamika reference tertentu (freeze coordinates). Sebagai contoh kita
asumsi bumi yang bersifat tetap, atau pengaruh dinamika bumi tentukan epoch reference-nya ke 1 januari 2000 (epoch 2000.0).
dan deformasi. Penerapan Datum Dinamik ini berdasarkan
diasumsikan tidak akan mempengaruhi nilai koordinat yang telah kenyataan bumi yang Benchmark (x,y,z) bersifat dinamis, yang Dengan adanya epoch reference tersebut kita dapat mengadopsi
ditetapkan. jelas akan mempengaruhi nilai koordinat yang ditetapkan. pengaruh geodinamika dan deformasi terhadap set (kumpulan)
koordinat dengan pendekatan Model Deformasi, yang disusun
dari pemodelan geodinamika dan deformasi.
DATUM LOKAL
MODEL DEFORMASI UNTUK SRGI 2013 DATUM REGIONAL
Datum Lokal → Datum geodesi yang menggunakan ellipsoid
referensi yang dipilih sedekat mungkin (paling sesuai) dengan Datum Regional → Datum Geodesi yang menggunakan Ellipsoid
bentuk geoid lokal (area relatif tidak luas). Contoh : referensi yang dipilih sedekat mungkin (paling sesuai) dengan
Datum Genuk → Ellipsoid referensi Bessel 1841, pada tahun bentuk geoid untuk area yang relatif luas.
1862 – 1880 untuk datum di Pulau Jawa dengan meridian nolnya Contoh :
meridian Jakarta / Batavia dan titik triangulasi di Gunung Genuk Datum Indian → digunakan oleh 3 negara Amerika
Semarang North American Datum ’83 → digunakan untuk negara – negara
Datum Makasar / Celebes → Ellipsoid referensi Bessel 1841, di Amerika Utara
pada tahun 1911 untuk datum di Pulau Sulawesi dengan European Datum ’89 → negara – negara di Eropa
meridian nolnya meridian Makasar dan titik triangulasi di Australian Geodetic Datum ’98 → Negara – negara di Australia
Gunung Moncong Lowe
Datum ID 1974 → Ellipsoid referensi GRS - 1967, mulai awal
tahun 1970-an oleh BAKOSURTANAL untuk datum di Pulau
Sumatera titik triangulasi di Padang
https://srgi.big.go.id/deformasi-active Datum Bukit Rimpah untuk Pulau Bangka, Belitung dan
sekitarnya serta Datum Gunung Segara untuk Pulau Kalimantan
DATUM GLOBAL
Datum Global → Datum Geodesi yang menggunakan Ellipsoid
referensi yang dipilih sedekat mungkin dengan bentuk geoid
untuk seluruh permukaan bumi → menggunakan ellipsoid global
Contoh : WGS ’60, WGS ’66, WGS ’72, WGS ’84 (Ellipsoid
Referensi GRS ’80)
SIPAT DATAR
https://srgi.big.go.id/jkg-active https://srgi.big.go.id/jkg-active
PENGUKURAN BEDA TINGGI SIPAT DATAR KONSEP PENGUKURAN BEDA TINGGI DENGAN
SIPAT DATAR/WATERPAS
Beberapa metode untuk mengukur beda tinggi Sipat datar bertujuan untuk menentukan/
adalah: mengukur beda tinggi antara titik-titik di atas
Sipat Datar permukaan bumi secara teliti.
Tachimetri Istilah sipat datar mempunyai arti pengukuran
Trigonometri beda tinggi antara dua titik atau lebih dengan
garis bidik mendatar/horizontal yang diarahkan
Barometrik pada rambu yang berdiri tegak/vertikal.
Satelit GNSS Alat ukur sipat datar disebut penyipat datar atau
Beda tinggi GD11-P1 (dHGD11-P1) = BTGD11 – BTP1
HP1 = HGD11 + dHGD11-P1
Fotogrametri waterpas.
dll
SIPAT DATAR WATERPAS PENGATURAN WATERPAS
Sipat datar bertujuan untuk menentukan/ Beberap tipe waterpas: Sebelum digunakan alat ukur waterpas harus
mengukur beda tinggi antara titik-titik di atas 1. Tipe Semua Tetap memenuhi syarat sebagai berikut
permukaan bumi secara teliti. a) Tanpa sekrup ungkit 1. Syarat dinamis: Sumbu I Vertikal
Istilah sipat datar mempunyai arti pengukuran b) Dengan sekrup ungkit 2. Syarat statis:
beda tinggi antara dua titik atau lebih dengan a) Garis bidik harus sejajar garis nivo
garis bidik mendatar/horizontal yang diarahkan 2. Tipe Otomatis (Automatic Level)
pada rambu yang berdiri tegak/vertikal. 3. Tipe Sinar Laser b) Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu
4. Tipe Elektronik satu (Vertikal)
Alat ukur sipat datar disebut penyipat datar atau
waterpas. c) Benang silang horisontal harus tegak lurus
sumbu satu
Sumber Kesalahan Sipat Datar Sumber Kesalahan dari Alam Sumber Kesalahan dari Alat Ukur
Sumber kesalahan dalam pengukuran sipat Sumber kesalahan dalam pengukuran sipat Sumber kesalahan dalam pengukuran sipat
datar adalah: datar dari alam: datar dari alat ukur:
1. Alam 1. Kelengkungan bumi 1. Garis bidik tidak sejajar garis arah nivo
2. Alat Ukur 2. Refraksi Sinar 2. Kesalahan titik nol rambu
3. Manusia 3. Undulasi 3. Rambu tidak vertikal
4. Kondisi tanah tidak stabil 4. Penyinaran pada alat tidak merata
Sumber Kesalahan dari Manusia Perataan Beda Tinggi Sipat Datar Perataan Bowditch
Beberapa metode dalam hitungan perataan beda Perataan metode Bowditch menggunakan prinsip
Sumber kesalahan dalam pengukuran sipat tinggi: syarat geometris dalam hitungannya.
datar dari manusia: 1. Perataan Bowditch Syarat geometris digunakan sesuai dengan bentuk
1. Kurang paham tentang pembacaan rambu 2. Perataan Dell jaringan pengukuran sipat datarnya.
2. Kelelahan/ kondisi fisik tidak baik 3. Perataan Hitung Kuadrat Terkecil (Least Suare Bentuk jaringan pengukuran sipat datar:
3. Salah catat Adjusment) 1. Memanjang, dimulai dari satu BM dan diakhiri pada
satu BM yang lain
2. Tertutup (Kring/Loop), dimulai dan diakhiri pada
satu BM
Perataan Bowditch Memanjang Perataan Bowditch Memanjang Perataan Bowditch Memanjang
Jaringan pengukuran memanjang beda tinggi diawali Syarat Penutup Beda Tinggi adalah:
dari satu BM dan diakhiri pada BM yang lain. Jaringan
pengukuran tersebut terdiri dari beberapa seksi �� = � − �
pengukuran.
dH : Jumlah total beda tinggi semua seksi
– –
Hakhir : Tinggi BM akhir
Hawal : Tinggi BM awal
Jaringan pengukuran di atas diawali dari BM 1 dan
diakhiri pada BM 2. Jaringan pengukuran tersebut terdiri
Jaringan pengukuran di atas diawali dari BM 1 dan dari beberapa seksi pengukuran yaitu seksi BM1 – 1, 1 –
diakhiri pada BM 2. Jaringan pengukuran tersebut 2, 2 – 3, 3 – 4 dan 4 – BM2. Data yang diperoleh dari
terdiri dari beberapa seksi pengukuran yaitu seksi BM1 pengukuran adalah data jarak dan beda tinggi.
– 1, 1 – 2, 2 – 3 dan 3 – BM2.
Langkah Hitungan Metode Dell (2) Langkah Hitungan Metode Dell (3) Contoh Hitungan Metode Dell
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perataan Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perataan
metode Dell: metode Dell:
7. Hitungan kembali salah penutup setiap kring (KSPi) 11. Lakukan Pemeriksaan
dengan menjumlahkan salah penutup terakhir dan Jumlah koreksi tiap kring= - salah penutup kring
jumlah koreksi Seksi yang sama pada kring berbeda, mendapat
KSPi = KSP(i-1)+ KORi koreksi dengan nilai sama dan tanda berlawanan
12. Periksa kembali hitungan bila terdapat perbedaan
8. Ulangi langkah serupa sejak butir 2, sehingga
seluruh kring memiliki salah penutup = 0 13. Koreksi setiap seksi akan “dibagikan” untuk setiap
bagian titik-titik pada seksi yang bersangkutan.
9. Jumlahkan koreksi setiap seksi 14. Kring yang tidak berhubungan (tidak terdapat seksi
10. Jumlahkan koreksi seksi setiap kring yang sama), pemberian koreksi seksi boleh
dilakukan secara bersamaan untuk menyingkat
Jaringan Sipat Datar dengan Lima Kring
iterasi
Tahapan Hitungan Tahapan Hitungan Tabel Hitungan
1. Hitung salah penutup beda tinggi untuk setiap 8. Hitung jumlah koreksi setiap kring (KO).
kring. 9. Hitung kembali salah penutup (SP) yaitu Salah
2. Isi data seksi, jarak dan persentase pada tabel Penutup iterasi sebelumnya + jumlah koreksi
hitungan.
10. Ulangi butir 4 s.d. 9 sehingga nilai salah penutup
3. Hitung persentase tiap seksi berdasar perbandingan
terhadap jumlah jarak seksi kring tersebut. setiap kring = 0
4. Carilah kring dengan salah penutup terbesar. 11. Jumlahkan koreksi setiap seksi (jumlah total KO)
5. Koreksi seksi kring tersebut pada butir 4. 12. Jumlahkan koreksi seksi setiap kring.
berdasarkan persentase seksi. 13. Periksa:
6. Koreksi seksi kring yang tidak ada persamaan seksi Koreksi seksi yang sama akan bernilai sama
dengan kring 4. (tanda berlawanan)
7. Berikan koreksi dengan tanda berbeda, untuk setiap Jumlah koreksi seksi suatu krimg harus sebesar
seksi yang sama dengan kring pada butir 4 dan 6
salah penutup (tanda berlawanan)
Metode Hitung Kuadrat Terkecil Metode Hitung Kuadrat Terkecil Metode Hitung Kuadrat Terkecil
Ada beberapa metode dalam hitungan kuadrat terkecil Metode Parameter menggunakan persamaan pengamatan Perataan metode Hitung Kuadrat terkecil mempunyai
yang digunakan dalam hitungan untuk survey dan pengukuran untuk solusi hitungannya. keunggulan dibanding metode Bowditch dan Dell yaitu
pemetaan yaitu: Metode Kondisi menggunakan persamaan syarat/kondisi dapat bisa melakukan analisis statistik terhadap hasil
1. Metode Parameter pengukuran (syarat geometris) untuk solusi hitungannya. pengukuran.
2. Metode Kondisi Metode Kombinasi adalah gabungan dari metode Nilai presisi dari data pengukuran dapat diperoleh dengan
parameter dan kondisi. melihat nilai varian dan standar deviasi
3. Metode Kombinasi
Semua metode Hitung Kuadrat Terkecil menggunakan pengukuran/pengamatan. Demikian juga untuk nilai
matrik dalam hitungannya. Sehingga memerlukan presisi dari parameter yang dihasilkan.
hitungan yang lebih komplek dibandingan metode Selain itu deteksi data pengukuran yang dicurigai sebagai
Bowditch dan Dell. Oleh karena itu bantuan komputer blunder juga dapat dilakukan.
atau kalkulator matrik akan mempermudah hitungan.