Anda di halaman 1dari 9

SISTEM DAN KERANGKA REFERENSI

DATUM GEODESI
SISTEM REFERENSI adalah sistem (termasuk teori, konsep,
deskripsi fisis dan geometris, serta standard an parameter) yang
digunakan dalam pendefinisian koordinat.
Datum geodetik adalah sejumlah parameter KERANGKA REFERENSI dimaksudkan sebagai realisasi praktis
yang digunakan untuk mendefinisikan bentuk dari sistem referensi sehingga sistem tersebut dapat digunakan
PENGANTAR dan ukuran elipsoid referensi yang digunakan untuk pendeskripsian secara kuantitatif posisi dan pergerakan
titik-titik, baik di permukaan bumi (kerangka terestris) ataupun di
KERANGKA VERTIKAL untuk pendefinisian koordinat geodetik, serta luar bumi (kerangka selestia atau ekstra terestris).
kedudukan dan orientasinya dalam ruang Kerangka referensi biasanya direalisasikan dengan melakukan
terhadap fisik bumi. pengamatan-pengamatan geodetik, dan umumnya
direpresentasikan dengan menggunakan suatu set koordinat dari
sekumpulan titik maupun objek (seperti bintang atau quasar).

DATUM GEODESI STATIK DATUM GEODESI DINAMIS DATUM GEODESI SEMI DINAMIS
Datum Semi Dinamik : Didefinisikan ketika set (kumpulan)
Datum Statik : Didefinisikan ketika set (kumpulan) koordinat dari Datum Dinamik : Didefinisikan ketika set (kumpulan) koordinat
koordinat dari titiktitik bench mark jaring Kerangka Koordinat,
titik-titik bench mark jaring Kerangka Koordinat, masing-masing dari titik-titik bench mark jaring Kerangka Koordinat, masing-
masing memiliki nilai yang berubah-ubah dalam fungsi waktu, masing-masing memiliki satu nilai yang ditetapkan pada epoch
memiliki satu nilai yang definitif dan bersifat tetap dalam semua
fungsi waktu. Datum Statik ini digunakan biasanya berdasarkan mengikuti perubahan fisis bench mark akibat efek geodinamika reference tertentu (freeze coordinates). Sebagai contoh kita
asumsi bumi yang bersifat tetap, atau pengaruh dinamika bumi tentukan epoch reference-nya ke 1 januari 2000 (epoch 2000.0).
dan deformasi. Penerapan Datum Dinamik ini berdasarkan
diasumsikan tidak akan mempengaruhi nilai koordinat yang telah kenyataan bumi yang Benchmark (x,y,z) bersifat dinamis, yang Dengan adanya epoch reference tersebut kita dapat mengadopsi
ditetapkan. jelas akan mempengaruhi nilai koordinat yang ditetapkan. pengaruh geodinamika dan deformasi terhadap set (kumpulan)
koordinat dengan pendekatan Model Deformasi, yang disusun
dari pemodelan geodinamika dan deformasi.

DATUM LOKAL
MODEL DEFORMASI UNTUK SRGI 2013 DATUM REGIONAL
Datum Lokal → Datum geodesi yang menggunakan ellipsoid
referensi yang dipilih sedekat mungkin (paling sesuai) dengan Datum Regional → Datum Geodesi yang menggunakan Ellipsoid
bentuk geoid lokal (area relatif tidak luas). Contoh : referensi yang dipilih sedekat mungkin (paling sesuai) dengan
Datum Genuk → Ellipsoid referensi Bessel 1841, pada tahun bentuk geoid untuk area yang relatif luas.
1862 – 1880 untuk datum di Pulau Jawa dengan meridian nolnya Contoh :
meridian Jakarta / Batavia dan titik triangulasi di Gunung Genuk Datum Indian → digunakan oleh 3 negara Amerika
Semarang North American Datum ’83 → digunakan untuk negara – negara
Datum Makasar / Celebes → Ellipsoid referensi Bessel 1841, di Amerika Utara
pada tahun 1911 untuk datum di Pulau Sulawesi dengan European Datum ’89 → negara – negara di Eropa
meridian nolnya meridian Makasar dan titik triangulasi di Australian Geodetic Datum ’98 → Negara – negara di Australia
Gunung Moncong Lowe
Datum ID 1974 → Ellipsoid referensi GRS - 1967, mulai awal
tahun 1970-an oleh BAKOSURTANAL untuk datum di Pulau
Sumatera titik triangulasi di Padang
https://srgi.big.go.id/deformasi-active Datum Bukit Rimpah untuk Pulau Bangka, Belitung dan
sekitarnya serta Datum Gunung Segara untuk Pulau Kalimantan
DATUM GLOBAL
Datum Global → Datum Geodesi yang menggunakan Ellipsoid
referensi yang dipilih sedekat mungkin dengan bentuk geoid
untuk seluruh permukaan bumi → menggunakan ellipsoid global
Contoh : WGS ’60, WGS ’66, WGS ’72, WGS ’84 (Ellipsoid
Referensi GRS ’80)

ITRS DAN ITRF DATUM GEODESI NASIONAL 95


Internasional Terrestrial Reference System (ITRS) adalah sistem DGN (Datum Geodesi Nasional) 1995 adalah datum geodetik
referensi koordinat global CTS yang ikut berotasi dengan Bumi Nasional (Indonesia) yang pernah berlaku di Indonesia sejak
dalam gerakan diurnal di ruang angkasa. International Earth tahun 1996. DGN 95 pada prinsipnya sama dengan datum WGS
Rotation and Reference Systems Service (IERS) bertugas untuk 1984.
mendefinisikan dan menyediakan referensi global untuk DGN 95 adalah sistem referensi geospasial yang bersifat statis
masyarakat astronomi, geodesi dan geofisika, dan mengawasi dimana perubahan nilai koordinat terhadap waktu akibat
realisasi ITRS. pergerakan lempeng dan kerak bumi tidak diperhitungkan.
International Terrestrial Reference Frame (ITRF) adalah bentuk
realisasi dari adanya ITRS. ITRF terbentuk dari sekumpulan titik-
titik station referensi di seluruh dunia dari hasil pengamatan
menggunakan VLBI, SLR, DORIS, LLR dan GNSS.

SISTEM REFERENSI GEOSPASIAL INDONESIA DATUM HORIZONTAL DAN VERTIKAL


BEDA DGN 95 DENGAN SRGI 2013
2013 (SRGI 2013)
SRGI adalah suatu terminologi modern yang sama dengan Keterangan DGN 95 SRGI 13 Dalam pengukuran kerangka referensi untuk realisasi sistem
terminologi Datum Geodesi Nasional (DGN) yang lebih dulu Sifat Sistem Referensi statik Memperhitungkan referensi geospasial tidak ada pemisahan antara datum/kerangka
didefinisikan, yaitu suatu sistem koordinat nasional yang perubahan nilai koordinat horizontal dan vertikal.
konsisten dan kompatibel dengan sistem koordinat global. SRGI terhadap waktu Pengukuran kerangka referensi menggunakan sistem koordinat
mempertimbangkan perubahan koordinat berdasarkan fungsi kartesian 3 Dimensi (X, Y, Z). Koordinat tersebut dapat dikonversi
waktu, karena adanya dinamika bumi. Secara spesifik, SRGI 2013 ke Koordinat Geodetis (, , h) dengan h adalah tinggi geodetis
Sistem Referensi Koordinat ITRS (global) ITRS
adalah sistem koordinat kartesian 3-dimensi (X, Y,Z) yang dengan referensi permukaan ellipsoid. Koordinat Geodetis
geosentrik. Implementasi praktis di permukaan bumi dinyatakan Kerangka Referensi Jaring Kontrol Geodetik Jaring Kontrol Geodetik
tersebut juga dapat di transformasikan ke koodinat bidang datar
dalam koordinat Geodetik lintang, bujur, tinggi, skala, gayaberat, Koordinat yang terikat ITRF 2000 yang terikat ITRF 2008
(peta) dengan sistem proyeksi peta atau ke sistem koordinat
dan orientasinya beserta nilai laju kecepatan dalam koordinat Datum Geodetik WGS 84 WGS 84 toposentris (origin di permukaan bumi).
planimetrik (toposentrik). Sistem Referensi MSL Geoid
Dengan kondisi tersebut mulai dipisahkan datum/kerangka
SRGI 2013 diliuncurkan Badan Informasi Geospasial pada 17 Geospasial Vertikal
horizontal dan vertikal. Sistem referensi datum vertikal bisa
Oktober 2013. Sistem Layanan Tertutup Terbuka dan Self service menggunakan acuan referensi yang bermacam-macam seperti:
ellipsoid, geoid dan permukaan air laut rata-rata (MSL).
SISTEM TINGGI DATUM VERTIKAL TINGGI ORTHOMETRIS
Tinggi orthometrik adalah tinggi yang diukur di sepanjang
Sistem referensi datum vertikal bisa menggunakan acuan plumbline dari titik di permukan bumi hingga ke geoid. Tinggi
referensi yang bermacam-macam seperti: orthometris dirumuskan sebagai perbandingan dari geopotensial
1. Ellipsoid suatu titik di permukaan bumi terhadap gayaberat rata-rata di
2. geoid sepanjang plumbline.
3. permukaan air laut rata-rata (MSL).

TINGGI GEOMETRIK KONSEP PENGUKURAN BEDA TINGGI DENGAN


Tinggi geometrik adalah tinggi yang diukur dari bidang ellipsoid PENGUKURAN BEDA TINGGI ORTHOMETRIS
WATERPASS
di sepanjang garis normal. Perkembangan teknologi GNSS
memungkinkan pengukuran tinggi geometrik dengan ketelitian
yang tinggi dan waktu pengukuran yang singkat. Penggunaan
bidang elipsoid sebagai referensi menjadikan metode ini hanya
menghasilkan tinggi yang bersifat geometrik. Untuk memberikan
arti fisik, tinggi geometrik dapat direduksi dengan nilai undulasi
geoid sehingga didapatkan tinggi orthometrik.

Beda tinggi GD11-P1 (dHGD11-P1) = BTGD11 – BTP1


HP1 = HGD11 + dHGD11-P1

JKHN JKVN JKG

https://srgi.big.go.id/jkg-active https://srgi.big.go.id/jkg-active https://srgi.big.go.id/jkg-active


GEOID INDONESIA
CORS (Continuously Operating Reference Station)

SIPAT DATAR

https://srgi.big.go.id/jkg-active https://srgi.big.go.id/jkg-active

DATUM VERTIKAL/BIDANG REFERENSI TINGGI


KONSEP TINGGI KONSEP BEDA TINGGI
Tinggi suatu titik adalah jarak yang diukur Sistem referensi datum vertikal bisa menggunakan acuan Beda tinggi antara dua titik adalah selisih tinggi
sepanjang garis acuan dari suatu bidang referensi yang bermacam-macam seperti: antara kedua titik tersebut.
1. Ellipsoid
referensi yang ditentukan ke titik tersebut.
2. geoid
3. permukaan air laut rata-rata (MSL).

PENGUKURAN BEDA TINGGI SIPAT DATAR KONSEP PENGUKURAN BEDA TINGGI DENGAN
SIPAT DATAR/WATERPAS
Beberapa metode untuk mengukur beda tinggi Sipat datar bertujuan untuk menentukan/
adalah: mengukur beda tinggi antara titik-titik di atas
Sipat Datar permukaan bumi secara teliti.
Tachimetri Istilah sipat datar mempunyai arti pengukuran
Trigonometri beda tinggi antara dua titik atau lebih dengan
garis bidik mendatar/horizontal yang diarahkan
Barometrik pada rambu yang berdiri tegak/vertikal.
Satelit GNSS Alat ukur sipat datar disebut penyipat datar atau
Beda tinggi GD11-P1 (dHGD11-P1) = BTGD11 – BTP1
HP1 = HGD11 + dHGD11-P1
Fotogrametri waterpas.
dll
SIPAT DATAR WATERPAS PENGATURAN WATERPAS
Sipat datar bertujuan untuk menentukan/ Beberap tipe waterpas: Sebelum digunakan alat ukur waterpas harus
mengukur beda tinggi antara titik-titik di atas 1. Tipe Semua Tetap memenuhi syarat sebagai berikut
permukaan bumi secara teliti. a) Tanpa sekrup ungkit 1. Syarat dinamis: Sumbu I Vertikal
Istilah sipat datar mempunyai arti pengukuran b) Dengan sekrup ungkit 2. Syarat statis:
beda tinggi antara dua titik atau lebih dengan a) Garis bidik harus sejajar garis nivo
garis bidik mendatar/horizontal yang diarahkan 2. Tipe Otomatis (Automatic Level)
pada rambu yang berdiri tegak/vertikal. 3. Tipe Sinar Laser b) Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu
4. Tipe Elektronik satu (Vertikal)
Alat ukur sipat datar disebut penyipat datar atau
waterpas. c) Benang silang horisontal harus tegak lurus
sumbu satu

Sumber Kesalahan Sipat Datar Sumber Kesalahan dari Alam Sumber Kesalahan dari Alat Ukur
Sumber kesalahan dalam pengukuran sipat Sumber kesalahan dalam pengukuran sipat Sumber kesalahan dalam pengukuran sipat
datar adalah: datar dari alam: datar dari alat ukur:
1. Alam 1. Kelengkungan bumi 1. Garis bidik tidak sejajar garis arah nivo
2. Alat Ukur 2. Refraksi Sinar 2. Kesalahan titik nol rambu
3. Manusia 3. Undulasi 3. Rambu tidak vertikal
4. Kondisi tanah tidak stabil 4. Penyinaran pada alat tidak merata

Sumber Kesalahan dari Manusia Perataan Beda Tinggi Sipat Datar Perataan Bowditch
Beberapa metode dalam hitungan perataan beda Perataan metode Bowditch menggunakan prinsip
Sumber kesalahan dalam pengukuran sipat tinggi: syarat geometris dalam hitungannya.
datar dari manusia: 1. Perataan Bowditch Syarat geometris digunakan sesuai dengan bentuk
1. Kurang paham tentang pembacaan rambu 2. Perataan Dell jaringan pengukuran sipat datarnya.
2. Kelelahan/ kondisi fisik tidak baik 3. Perataan Hitung Kuadrat Terkecil (Least Suare Bentuk jaringan pengukuran sipat datar:
3. Salah catat Adjusment) 1. Memanjang, dimulai dari satu BM dan diakhiri pada
satu BM yang lain
2. Tertutup (Kring/Loop), dimulai dan diakhiri pada
satu BM
Perataan Bowditch Memanjang Perataan Bowditch Memanjang Perataan Bowditch Memanjang
Jaringan pengukuran memanjang beda tinggi diawali Syarat Penutup Beda Tinggi adalah:
dari satu BM dan diakhiri pada BM yang lain. Jaringan
pengukuran tersebut terdiri dari beberapa seksi �� = � − �
pengukuran.
 dH : Jumlah total beda tinggi semua seksi
– –
Hakhir : Tinggi BM akhir
Hawal : Tinggi BM awal
Jaringan pengukuran di atas diawali dari BM 1 dan
diakhiri pada BM 2. Jaringan pengukuran tersebut terdiri
Jaringan pengukuran di atas diawali dari BM 1 dan dari beberapa seksi pengukuran yaitu seksi BM1 – 1, 1 –
diakhiri pada BM 2. Jaringan pengukuran tersebut 2, 2 – 3, 3 – 4 dan 4 – BM2. Data yang diperoleh dari
terdiri dari beberapa seksi pengukuran yaitu seksi BM1 pengukuran adalah data jarak dan beda tinggi.
– 1, 1 – 2, 2 – 3 dan 3 – BM2.

Perataan Bowditch Kring


Perataan Bowditch Memanjang Perataan Bowditch Memanjang
Jaringan pengukuran beda tinggi Kring terdiri dari
Kesalahan Penutup Beda Tinggi (KSP) adalah: beberapa seksi dengan diawali dari satu BM dan
diakhiri pada BM yang sama.
��� = �� − (� −� )

Koreksi Penutup Beda Tinggi (Kor) adalah:


�� =– −��� –
Koreksi tiap seksi pengukuran (Ki) adalah:

� = x Kor
σ�
Ki : Koreksi seksi ke –i
di : Jarak seksi ke – i Beda tinggi koreksi seksi ke-i dihitung dari beda tinggi ukuran
ke-i ditambah besarnya koreksi seksi ke-i. Jaringan pengukuran di atas diawali dan diakhiri pada
d : Jumlah total jarak semua seksi Tinggi titik 1, 2, 3 dan 4 dihitung dari tinggi titik sebelumnya BM 1. Jaringan tersebut terdiri beberapa seksi
ditambah beda tinggi koreksi. pengukuran: seksi BM1 – 1, 1 – 2, 2 – 3 dan 3 – BM1.

Perataan Bowditch Kring Perataan Bowditch Kring Perataan Bowditch Kring


Kesalahan Penutup Beda Tinggi (KSP) adalah:
Syarat Penutup Beda Tinggi adalah: ��� = ��
�� = 0
Koreksi Penutup Beda Tinggi (Kor) adalah:
–  dH : Jumlah total beda tinggi
– semua seksi �� =– −���
Koreksi tiap seksi pengukuran (Ki) adalah:

Jaringan pengukuran di atas diawali dan diakhiri pada � = x Kor
BM 1. Jaringan pengukuran tersebut terdiri dari σ�
beberapa seksi pengukuran yaitu seksi BM1 – 1, 1 – 2, 2 Ki : Koreksi seksi ke –i
– 3, dan 3 – BM1. Data yang diperoleh dari pengukuran di : Jarak seksi ke – i
adalah data jarak dan beda tinggi. d : Jumlah total jarak semua seksi
Perataan Bowditch Kring Perataan Beda Tinggi Metode Dell Perataan Beda Tinggi Metode Dell
Perataan metode Dell menggunakan beberapa asumsi Beberapa batasan yang dapat menjadi persyaratan awal
untuk mempermudah hitungan, misal dengan prinsip metode Dell adalah:
syarat geometris.  Jumlah kring dalam jaringan maksimal 10 kring.
Metode Dell dalam perataan beda tinggi digunakan  Sebaiknya jaringan dinyatakan dalam bentuk sketsa.
dalam perataan jaringan beda tinggi yang terdiri dari  Salah penutup setiap kring dihitung dengan arah

beberapa kring. Metode ini hanya dapat diterapkan hitungan yang sama (sebaiknya searah jarum jam)
untuk maksimal 10 kring. dengan menggunakan syarat geometris jaringan.
 Dalam setiap kring sudah harus ditentukan seksi-
seksi ukuran.
Beda tinggi koreksi seksi ke-i dihitung dari beda tinggi ukuran  Titik Simpul jaringan dapat ditambahkan (disisipkan
ke-i ditambah besarnya koreksi seksi ke-i. untuk seksi yang terlalu panjang (terlalu banyak
Tinggi titik 1, 2 dan 3 dihitung dari tinggi titik sebelumnya datanya)
ditambah beda tinggi koreksi.

Langkah Hitungan Metode Dell


Perataan Beda Tinggi Metode Dell Persiapan Hitungan Metode Dell Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perataan
metode Dell:
Beberapa batasan yang dapat menjadi persyaratan awal Beberapa hal yang harus dilakukan sebelum memulai
1. Hitungan iteratif (berulang) sampai salah penutup
metode Dell adalah (lanjutan): perataan metode Dell:
setiap kring = 0
 Setiap pertemuan antara dua buah kring, harus  Nyatakan hasil ukuran pada sketsa 2. Pemberian koreksi setiap seksi, disesuaikan dengan
dinyatakan sebagai suatu seksi yang dinyatakan  Buat tabel hitungan persentase seksi terhadap kring yang bersangkutan.
dalam bentuk titik simpul.  Tuliskan nama seksi sesuai dengan arah hitungan 3. Pemberian koreksi setiap seksi dimulai dari kring
 Hasil ukuran setiap seksi harus tertulis dengan nilai dengan nilai salah penutup terbesar (tanpa melihat
(misal searah jarum jam). Seksi yang sama pada tanda plus minus)
yang jelas serta arah ukuran seksi tersebut. kring berbeda akan dituliskan terbalik 4. Koreksi berlawanan tanda dengan salah penutup
 Setiap seksi dituliskan dengan penamaan sesuai  Tuliskan panjang seksi, hitung jumlah total jaraknya 5. Setelah menghitung koreksi seksi setiap kring, periksa
dengan arah hitungan.  Hitung persentase setiap seksi (jarak) terhadap kring seksi yang sama pada kring lain.
 Hitung perataan akan memberikan nilai koreksi  Tuliskan salah pentup setiap kring 6. Berikan koreksi seksi yang “sama” tersebut (tanda
untuk setiap seksi. berlawanan dengan seksi yang telah dikoreksi pada
kring lain. Lakukan untuk setiap iterasi

Langkah Hitungan Metode Dell (2) Langkah Hitungan Metode Dell (3) Contoh Hitungan Metode Dell
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perataan Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perataan
metode Dell: metode Dell:
7. Hitungan kembali salah penutup setiap kring (KSPi) 11. Lakukan Pemeriksaan
dengan menjumlahkan salah penutup terakhir dan  Jumlah koreksi tiap kring= - salah penutup kring
jumlah koreksi  Seksi yang sama pada kring berbeda, mendapat
KSPi = KSP(i-1)+ KORi koreksi dengan nilai sama dan tanda berlawanan
12. Periksa kembali hitungan bila terdapat perbedaan
8. Ulangi langkah serupa sejak butir 2, sehingga
seluruh kring memiliki salah penutup = 0 13. Koreksi setiap seksi akan “dibagikan” untuk setiap
bagian titik-titik pada seksi yang bersangkutan.
9. Jumlahkan koreksi setiap seksi 14. Kring yang tidak berhubungan (tidak terdapat seksi
10. Jumlahkan koreksi seksi setiap kring yang sama), pemberian koreksi seksi boleh
dilakukan secara bersamaan untuk menyingkat
Jaringan Sipat Datar dengan Lima Kring
iterasi
Tahapan Hitungan Tahapan Hitungan Tabel Hitungan
1. Hitung salah penutup beda tinggi untuk setiap 8. Hitung jumlah koreksi setiap kring (KO).
kring. 9. Hitung kembali salah penutup (SP) yaitu Salah
2. Isi data seksi, jarak dan persentase pada tabel Penutup iterasi sebelumnya + jumlah koreksi
hitungan.
10. Ulangi butir 4 s.d. 9 sehingga nilai salah penutup
3. Hitung persentase tiap seksi berdasar perbandingan
terhadap jumlah jarak seksi kring tersebut. setiap kring = 0
4. Carilah kring dengan salah penutup terbesar. 11. Jumlahkan koreksi setiap seksi (jumlah total KO)
5. Koreksi seksi kring tersebut pada butir 4. 12. Jumlahkan koreksi seksi setiap kring.
berdasarkan persentase seksi. 13. Periksa:
6. Koreksi seksi kring yang tidak ada persamaan seksi  Koreksi seksi yang sama akan bernilai sama
dengan kring 4. (tanda berlawanan)
7. Berikan koreksi dengan tanda berbeda, untuk setiap  Jumlah koreksi seksi suatu krimg harus sebesar
seksi yang sama dengan kring pada butir 4 dan 6
salah penutup (tanda berlawanan)

Tabel Hitungan Tabel Hitungan

Pengantar Least Square

PENGUKURAN LANGSUNG DAN TIDAK KESALAHAN PENGUKURAN KESALAHAN PENGUKURAN


LANGSUNG
 Setiap pengukuran mengandung kesalahan.  Blunder : terjadi karena kekurangcermatan atau
 Pengukuran langsung : Dilakukan menggunakan alat kekurangtelilian pengamat. Kesalahan ini harus
 Nilai yang benar dari sebuah pengukuran tidak pernah
tertentu untuk menentukan besaran tertentu dan langsung dibuang terlebih dahulu sebelum hitung perataan.
diketahui.
mengamati nilainya. Nilai tersebut biasanya ditentukan dengan
membaca suatu skala atau alat tertentu.  Besarnya kesalahan yang ada tidak pernah diketahui  Sistematis : terjadi akibat perbedaan standar
peralatan. Kesalahan ini dapat dimodelkan, diprediksi
 Pengukuran Tidak langsung : Dilakukan bila pengukuran  Sebuah kesalahan () adalah perbedaan antara nilai atau dieliminasi dengan metode pengukuran tertentu.
secara langsung tidak mungkin diterapkan. Besaran yang akan ukuran (y) dengan nilai “sebenarnya” ().  Acak : kesalahan yang masih tersisa setelah kesalahan
dihitung nilainya diturunkan berdasarkan hubungan matematis sistematik dihilangkan. Biasanya muncul karena
tertentu dari besaran-besaran ukuran. Konsekwensi: ada ketidaksempurnaan alat atau indera manusia.
proses perambatan kesalahan.
AKURASI DAN PRESISI Hitung Kuadrat Terkecil (Least Square)

Konsep ukuran lebih adalah salah satu dasar dari perataan


kuadrat terkecil.
Dengan adanya ukuran lebih maka solusi dari hitungan
tidak lagi unik.
Salah satu solusi yang digunakan untuk menyelesaikan
problem hitungan jika ada ukuran lebih adalah dengan
meminimalkan kudrat dari kesalahan/residu ukuran.
Konsep tersebut dinamakan Metode Hitungan Perataan
Kuadrat Terkecil (Least Square Adjustment)

Metode Hitung Kuadrat Terkecil Metode Hitung Kuadrat Terkecil Metode Hitung Kuadrat Terkecil

Ada beberapa metode dalam hitungan kuadrat terkecil Metode Parameter menggunakan persamaan pengamatan Perataan metode Hitung Kuadrat terkecil mempunyai
yang digunakan dalam hitungan untuk survey dan pengukuran untuk solusi hitungannya. keunggulan dibanding metode Bowditch dan Dell yaitu
pemetaan yaitu: Metode Kondisi menggunakan persamaan syarat/kondisi dapat bisa melakukan analisis statistik terhadap hasil
1. Metode Parameter pengukuran (syarat geometris) untuk solusi hitungannya. pengukuran.
2. Metode Kondisi Metode Kombinasi adalah gabungan dari metode Nilai presisi dari data pengukuran dapat diperoleh dengan
parameter dan kondisi. melihat nilai varian dan standar deviasi
3. Metode Kombinasi
Semua metode Hitung Kuadrat Terkecil menggunakan pengukuran/pengamatan. Demikian juga untuk nilai
matrik dalam hitungannya. Sehingga memerlukan presisi dari parameter yang dihasilkan.
hitungan yang lebih komplek dibandingan metode Selain itu deteksi data pengukuran yang dicurigai sebagai
Bowditch dan Dell. Oleh karena itu bantuan komputer blunder juga dapat dilakukan.
atau kalkulator matrik akan mempermudah hitungan.

Anda mungkin juga menyukai