B. Log Resistivitas
Resistivitas atau tahanan jenis suatu batuan adalah suatu kemampuan batuan
untuk menghambat jalannya arus listrik yang mengalir melalui batuan tersebut
(Darling, 2005). Nilai resistivitas rendah apabila batuan mudah untuk mengalirkan
arus listrik, sedangkan nilai resistivitas tinggi apabila batuan sulit untuk mengalirkan
arus listrik. Log Resistivity digunakan untuk mendeterminasi zona hidrokarbon dan
zona air, mengindikasikan zona permeabel dengan mendeteminasi porositas
resistivitas, karena batuan dan matrik tidak konduktif, maka kemampuan batuan
untuk menghantarkan arus listrik tergantung pada fluida
dan pori.
E. Log Neutron
Prinsip dasar dari log neutron adalah mendeteksi kandungan atom hidrogen
yang terdapat dalam formasi batuan dengan menembakan atom neutron ke formasi
dengan energi yang tinggi.Partikel-partikel neutron memancar menembus formasi dan
bertumbukan dengan material formasi, akibat dari tumbukan tersebut neutron akan
kehilangan energi. Energi yang hilang saat benturan dengan atom di dalam formasi
batuan disebut sebagai porositas formasi (∅). Hilangnya energi paling besar bila
neutron bertumbukan dengan sesuatu yang mempunyai massa sama atau hampir
sama, contohnya atom hidrogen. Dengan demikian besarnya energi neutron yang
hilang hampir semuanya tergantung banyaknya jumlah atom hidrogen dalam formasi.
G. Log Sonic
Sonic log merupakan log akustik dengan prinsip kerja mengukur waktu tempuh
gelombang bunyi pada jarak tertentu didalam lapisan batuan. Lamanya waktu
perabatan bunyi tergantung kepada litologi batuan dan porositas batuannya. Log
sonic mengukur kemampuan formasi untuk meneruskan gelombang suara. Secara
kuantitatif, log sonik dapat digunakan untuk mengevaluasi porositas dalam lubang
yang terisi fluida, dalam interpretasi seismik dapat digunakan untuk menentukan
interval velocities dan velocity profile, selain itujuga dapat dikalibrasi dengan
penampang seismik.
3. Metode Material-Balance
Metode material-balance dapat digunakan untuk menghitung cadangan awal.
Dengan mengikuti kesetimbangan materi seperti berikut :
{Volume yang diproduksi} = {V awal dalam reservoir} - {V sisa dalam reservoir}
Metode ini didasarkan pada kesetimbangan volume fluida (air, minyak dan
gas) antara volume produksi kumulatif terhadap volume pengembangan fluida di
dalam reservoir dengan volume air yang masuk ke dalam reservoir. Persamaan
material balance tergantung pada kondisi tekanan dan macam mekanisme
pendorongan reservoir (gas drive atau water drive).
Metode Kurva Penurunan Laju Produksi
Metode ini menampilkan bentuk grafik sejarah produksi suatu sumur atau
kumpulan sumur pada suatu reservoir. Dengan mengetahui sejarah produksi suatu
sumur, maka kita dapat meramalkan laju produksi di masa mendatang.
Sejarah produksi tersebut harus mencerminkan produktivitas formasi atau
dengan kata lain karakteristik reservoir tidak terpengaruhi oleh faktor-faktor :
- Perubahan kondisi operasi produksi
- Kerusakan sumur
- Kegagalan atau kerusakan peralatan dan sebagainya
Sehingga dengan demikian berdasarkan uraian di atas, metode analisis kurva
penurunan laju produksi ini hanya bisa dilakukan setelah sumur pada suatu
reservoir telah berproduksi.
Metode Volumetrik
Untuk menentukan initial in place dengan metode volumetrik, maka
dibutuhkan diketahuinya volume bulk (VB) dari reservoir yang ditempati oleh
minyak. Untuk ini diperlukan data logging untuk mengetahui ketebalan formasi
produktif dan peta net isopach, yaitu peta yang menunjukkan garis-garis yang
menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketebalan lapisan minyak yang sama.
Kalkulasi secara volumetrik didasarkan terutama pada peta bawah permukaan
(peta kontur struktur atau peta isopach) dan data dari log (terutama log elektrik),
core (inti batuan) dan DST. Metode ini banyak dipakai di perusahaan minya
4.
1. Pada Sikuen 1
2. Pada Sikuen 2
3. Pada Sikuen 3