Anda di halaman 1dari 9

1.

Jenis – Jenis Log


Sebagai alat dan metode penafsiran yang berkembang dalam hal keakurasian dan
kecanggihan, memang memegang peran penting dalam proses pengambilan
keputusan geologi. Sampai pada saat ini, interpretasi log petrofisika adalah salah satu
alat yang paling berguna dan penting yang dapat dimanfaatkan oleh seorang ahli
geologi minyak bumi (Asquith & Gibson, 1982).

A. Log Spontaneous Potensial (SP)


Log SP adalah rekaman perbedaan potensial listrik antara elektroda di
permukaan dengan elektroda yang terdapat di lubang bor yang bergerak naikturun.
Supaya SP dapat berfungsi maka lubang harus diisi oleh lumpur konduktif.

Gambar 2.1Presentasi dari Log SP (Peters, n.d.)

B. Log Resistivitas
Resistivitas atau tahanan jenis suatu batuan adalah suatu kemampuan batuan
untuk menghambat jalannya arus listrik yang mengalir melalui batuan tersebut
(Darling, 2005). Nilai resistivitas rendah apabila batuan mudah untuk mengalirkan
arus listrik, sedangkan nilai resistivitas tinggi apabila batuan sulit untuk mengalirkan
arus listrik. Log Resistivity digunakan untuk mendeterminasi zona hidrokarbon dan
zona air, mengindikasikan zona permeabel dengan mendeteminasi porositas
resistivitas, karena batuan dan matrik tidak konduktif, maka kemampuan batuan
untuk menghantarkan arus listrik tergantung pada fluida
dan pori.

Gambar 2.2Format khas log resistivitas. (1) kombinasi Dual Laterolog;


(2) induction, kombinasi spherically focused log (Schlumberger, 1989)

C. Log Gamma Ray


Merupakan suatu kurva dimana kurva tersebut menunjukkan besaran intensitas
radioaktif yang ada dalam formasi. Log ini bekerja dengan merekam radiasi sinar
gamma alamiah batuan, sehingga berguna untuk mendeteksi/mengevaluasi endapan-
endapan mineral radioaktif seperti Potasium (K), Thorium (Th), atau bijih Uranium
(U) (Evenick, 2007).

Gambar 2.3Respon Log Gamma Rayterhadap batuan (Telford, 1990)


D. Log Densitas
Log densitas merupakan kurva yang menunjukkan besarnya densitas (bulk
density) dari batuan yang ditembus lubang bor dengan satuan gram/cm3. Prinsip
dasar dari log ini adalah menembakkan sinar gamma kedalam formasi, dimana sinar
gamma ini dapat dianggap sebagai partikel yang bergerak dengan kecepatan yang
sangat tinggi. Banyaknya energi sinar gamma yang hilang menunjukkan densitas
elektron di dalam formasi, dimana densitas elektron merupakan indikasidari densitas
formasi.

E. Log Neutron
Prinsip dasar dari log neutron adalah mendeteksi kandungan atom hidrogen
yang terdapat dalam formasi batuan dengan menembakan atom neutron ke formasi
dengan energi yang tinggi.Partikel-partikel neutron memancar menembus formasi dan
bertumbukan dengan material formasi, akibat dari tumbukan tersebut neutron akan
kehilangan energi. Energi yang hilang saat benturan dengan atom di dalam formasi
batuan disebut sebagai porositas formasi (∅). Hilangnya energi paling besar bila
neutron bertumbukan dengan sesuatu yang mempunyai massa sama atau hampir
sama, contohnya atom hidrogen. Dengan demikian besarnya energi neutron yang
hilang hampir semuanya tergantung banyaknya jumlah atom hidrogen dalam formasi.

Gambar 2.4Respon Log Neutron (Rider, 2002)


F. Log Caliper
Log ini digunakan untuk mengukur diameter atau keadaan pada lubang bor
yang sesungguhnya untuk keperluan perencanaan atau melakukan penyemenan dan
dapat merefleksikan lapisan permeable dan lapisan yang impermeable.

Gambar 2.5Respon caliper untuk berbagai litologi (Rider, 2002)

G. Log Sonic
Sonic log merupakan log akustik dengan prinsip kerja mengukur waktu tempuh
gelombang bunyi pada jarak tertentu didalam lapisan batuan. Lamanya waktu
perabatan bunyi tergantung kepada litologi batuan dan porositas batuannya. Log
sonic mengukur kemampuan formasi untuk meneruskan gelombang suara. Secara
kuantitatif, log sonik dapat digunakan untuk mengevaluasi porositas dalam lubang
yang terisi fluida, dalam interpretasi seismik dapat digunakan untuk menentukan
interval velocities dan velocity profile, selain itujuga dapat dikalibrasi dengan
penampang seismik.

2. Kontak Miyak, Air, dan Gas


Untuk menentukan kontak air, gas, dan minyak di bedakan menjadi
dua, Oil Water Contact (OWC) dan Oil Gas Contact (OGC)

 Oil Water Contact (OWC)


 Terjadi perubahan defleksi SP dari (-) ke (+), untuk fresh water
 Terjadi perubahan harga resistivitas (pada minyak relative
tinggi resistivitasnya sedangkan pada air relative rendah)
 Terjadi perubahan sparasi pada X-plot Density-Neutron (pada
minyak sparasi sedang, pada air sparasinya kecil)
 Oil Gas Contact (OGC)
Terjadi perubahan beda nilai MSFL dan LSS dengan LLD (pada gas besar
sedangkan pada minyak beda nilainya kecil) Terjadi perubahan sparasi pada
X-Plot Neutron-Density (pada gas sparasinya besar sedangkan pada minyak
sedang).

3. Metode Material-Balance
Metode material-balance dapat digunakan untuk menghitung cadangan awal.
Dengan mengikuti kesetimbangan materi seperti berikut :
{Volume yang diproduksi} = {V awal dalam reservoir} - {V sisa dalam reservoir}
Metode ini didasarkan pada kesetimbangan volume fluida (air, minyak dan
gas) antara volume produksi kumulatif terhadap volume pengembangan fluida di
dalam reservoir dengan volume air yang masuk ke dalam reservoir. Persamaan
material balance tergantung pada kondisi tekanan dan macam mekanisme
pendorongan reservoir (gas drive atau water drive).
Metode Kurva Penurunan Laju Produksi
Metode ini menampilkan bentuk grafik sejarah produksi suatu sumur atau
kumpulan sumur pada suatu reservoir. Dengan mengetahui sejarah produksi suatu
sumur, maka kita dapat meramalkan laju produksi di masa mendatang.
Sejarah produksi tersebut harus mencerminkan produktivitas formasi atau
dengan kata lain karakteristik reservoir tidak terpengaruhi oleh faktor-faktor :
- Perubahan kondisi operasi produksi
- Kerusakan sumur
- Kegagalan atau kerusakan peralatan dan sebagainya
Sehingga dengan demikian berdasarkan uraian di atas, metode analisis kurva
penurunan laju produksi ini hanya bisa dilakukan setelah sumur pada suatu
reservoir telah berproduksi.
Metode Volumetrik
Untuk menentukan initial in place dengan metode volumetrik, maka
dibutuhkan diketahuinya volume bulk (VB) dari reservoir yang ditempati oleh
minyak. Untuk ini diperlukan data logging untuk mengetahui ketebalan formasi
produktif dan peta net isopach, yaitu peta yang menunjukkan garis-garis yang
menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketebalan lapisan minyak yang sama.
Kalkulasi secara volumetrik didasarkan terutama pada peta bawah permukaan
(peta kontur struktur atau peta isopach) dan data dari log (terutama log elektrik),
core (inti batuan) dan DST. Metode ini banyak dipakai di perusahaan minya
4.

1. Pada Sikuen 1

Sikuen ini ditandai dengan batas atas concordance dan batas


bawah onlap dan downlap. Pada sikuen proses pembentukan
cekungan dipengaruhi oleh proses divergen yang bekerja hal ini
dapat dilihat pada gambar (4.8), dimana terdapat banyak sekali
patahan-patahan. Proses divergen terus berlangsung hingga
mengalami refting yang membentuk cekungan transisi yang diisi
oleh material sedimen berbutir kasar-sedang seperti pada fasies
hommocly yang terbentuk pada daerah berenergi sedang.
Kumudian terendapkan sedimen dengan material berukuan sedang-
halus seperti pada fasies sigmoid terbentuk pada daerah berenergo
rendah akibat kenaikan muka air laut. Kemudian terendapkan
material halus seperti pada fasies subpararel. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa fasies ini terjadi transgresiv sistem tract
( TST ) atau mengalami kenaikan muka air laut dengan arah
pengendapan yaitu Retrogradasi karena Suplay sedimen lebih kecil
dari ruang akomodasinya.

2. Pada Sikuen 2

Sikuen ini ditandai dengan batas atas concordance dan batas


bawah concordance. Pada sikuen proses pembentukan cekungan
dipengaruhi oleh proses postrift facies yang bekerja hal ini dapat
dilihat pada gambar (4.8). Pada fasies pertama yaitu subpararell
dilaut dalam dengan energi rendah. Kemudian fasies hummocly
terbentuk pada dangkal dengan energi sedang. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa fasies ini muka air laut tidak mengalami
perubahan sehingga pasokan sedimen dan ruang akomodasinya
seimbang dengah arah pengendapan agradasi.

3. Pada Sikuen 3

Sikuen ini ditandai dengan batas atas concordance dan batas


bawah concordance.. Pada sikuen proses pembentukan cekungan
dipengaruhi oleh proses postrift facies yang bekerja hal ini dapat
dilihat pada gambar (4.8). Pada fasies pertama yaitu subpararell
dilaut dalam dengan energi rendah. Kemudian fasies chaotic.
Sehingga pada sikuen ini terjadi Kenaikan muka air laut atau
Transgresive System Tract ( TST ) dimana suplay sedimen yang
besar dengan ruang akomodasinya juga besar dengan arah
pengendapan yaitu Agradasi atau pola sedimentasinya tetap.
Berdasarkan hal diatas maka dapat interpretasi bahwa sikuen
yang kira-kira mengandung atau keterdapatan potensi gas dan
minyak bumi yaitu pada sikuen pertama yaitu pada fasies hummocly
dengan terbentuk pada daerah dangkal tipikal antar delta dengan
energi sedang. Terdapat patahan sehingga bagus untuk menjadi
terakumulasinya hidrokarbon.
5.

Anda mungkin juga menyukai