Anda di halaman 1dari 52

MAKALAH ELEMEN MESIN 2

REM

Disusun Oleh :

Baharudin 1802311026
Fikri Zaidan 1802311024
Muhsthofa Kamal 1802311051

TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2020

Ditulis oleh Baharudin


2

DAFTAR ISI
Daftar Isi ......................................................................................................... 2
Kata Pengantar .............................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN 4
BAB II TEORI REM
1.1 Pengertian Rem ……..................................................................... 5
1.2 Energi yang diserap Rem .................................................................... 5
1.3 Panas yang dilepaskan pada saat pengereman .................................... 8
1.4 Material untuk kampas rem ............................................................ 12
1.5 Jenis jenis dari rem ……….............................................................. 13
1.6 Rem balok tunggal atau rem sepatu .................................................... 14
1.7 Balok dengan tumpuan atau rem sepatu ..............................................
18
1.8 Balok ganda atau rem sepatu ............................................................ 19
1.9 Rem blok tunggal .............................................................................. 22
1.10 Rem blok ganda …......................................................................... 31
1.11 Rem pita …………......................................................................... 36
1.12 Pita dan blok rem .......................................................................... 41
1.13 Rem pengembang dalam ............................................................... 45
BAB III PENUTUP
3

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada dosen elemen mesin 2 kami yang telah membimbing dalam menulis
makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Depok, 13 Maret 2020


4

BAB I
PENDAHULUAN

Rem adalah suatu peranti untuk memperlambat atau menghentikan


gerakan roda. Karena gerak roda diperlambat, secara otomatis gerak kendaraan
menjadi lambat. Energi kinetik yang hilang dari benda yang bergerak ini
biasanya diubah menjadi panas karena gesekan. Pada rem regeneratif, sebagian
energi ini juga dapat dipulihkan dan disimpan dalam rodagila (flywheel),
kapasitor, atau diubah menjadi arus bolak balik oleh suatu alternator,
selanjutnya dilalukan melalui suatu penyearah (rectifier) dan disimpan dalam
baterai untuk penggunaan lain.

Energi kinetik meningkat sebanyak pangkat dua kecepatan (E = ½m·v2).


Ini berarti bahwa jika kecepatan suatu kendaraan meningkat dua kali, ia
memiliki empat kali lebih banyak energi. Rem harus membuang empat kali
lebih banyak energi untuk menghentikannya dan konsekuensinya, jarak yang
dibutuhkan untuk pengereman juga empat kali lebih jauh.
BAB II
TEORI REM
1.1 Pengertian Rem
Rem adalah sebuah alat yang memberikan tahanan dari gaya gesek
buatan ke bagian mesin yang bergerak, dengan tujuan untuk
memperlambat atau memberhentikan gerakan dari bagian mesin tersebut.
Dalam prosesnya, rem dapat menyerap energi kinetik dari bagian yang
bergerak dan bahkan energi potensial yang diberikan oleh benda yang
sedang diturunkan oleh katrol, contoh elevator. Energi yang diserap oleh
rem akan diubah menjadi panas. Panas ini dapat dilepaskan ke lingkungan
sekitarnya (contoh udara sekitar atau air) sehingga tidak terjadi panas yang
berlebihan pada penampang rem yang bergesekan. Perancangan dari rem
bergantung pada faktor-faktor berikut :
1. Besarnya tekanan di antara penampang yang akan bergesekan
2. Koefisien gaya gesek di antara penampang yang akan bergesekan
3. Kecepatan tambahan(periferal) dari brake drum
4. Tampilan area dari penampang yang akan bergesekan
5. Kemampuan rem untuk melepaskan panas yang ekuivalen dengan
energi yang diserap
Perbedaan utama dari fungsi kopling dan rem adalah kopling digunakan
untuk menjaga bagian yang bergerak dan bagian yang digerakkan tetap
berputar bersama-sama, sedangkan rem digunakan untuk memberhentikan
bagian yang bergerak dan rem digunakan untuk mengendalikan kecepatan
suatu bagian yang bergerak atau bergerak.

1.2 Energi yang diserap rem


Energi yang diserap oleh rem akan bergantung dengan tipe gerakan
dari bagian yang bergerak. Gerakan dari bagian tersebut dapat berupa
gerakan translasi atau rotasi atau bahkan kombinasi yang dihasilkan dari
energi kinetik. Kita dapat mempertimbangkan gerakan ini sebagai :
1. Saat gerakan berupa gerakan tranlasi murni.

Ditulis oleh Musthofa Kamal


6

Kita dapat menganggap bagian bergerak tersebut memiliki massa(m)

m
bergerak dengan kecepatan v1( ). Lalu kecepatan tersebut
s

m
diperlambat hingga v2( ) menggunakan rem. Sehingga, perubahan dari
s
energi kinetik dari gerakan translasi tersebut menjadi,
1
E1= . m[ ( v 1 )2− ( v 2 )2 ]
2
E1 adalah energi yang diserap oleh rem. Jika bagian atau body yang
bergerak direm hingga berhenti, maka v2 = 0, artinya,
1 2
E 1= . m . ( v 1 )
2
2. Saat gerakan berupa gerakan rotasi murni.
Kita dapat menganggap bagian bergerak tersebut memiliki moment
massa inersia I (terhadap sumbu) berputar dengan kecepatan angular

rad rad
ω1 ( ). Lalu kecepatan angular tersebut diperlambat hingga ω 2 ( )
s s
menggunakan rem. Sehingga, perubahan dari energi kinetik dari
bagian berputar atau berotasi tersebut menjadi,
1
E2= . I [( ω1 )2−( ω2 )2 ]
2
E1 adalah energi yang diserap oleh rem. Jika bagian atau body yang
berputar direm hingga berhenti, maka ω2 = 0, artinya,
1
E2= . m . ( ω1 )2
2
3. Saat gerakan berupa kombinasi (translasi dan rotasi).
Kita dapat menganggap bagian bergerak ini mengalami gerakan linier
dan angular, contoh roda penggerak lokomotif dan roda dari mobil
yang bergerak. Pada kasus seperti ini, energi kinetik bagian tersebut
adalah jumlah dari energi kinetik translasi dan energi rotasi. Sehingga,
E=E1 + E2

Ditulis oleh Musthofa Kamal


7

Terkadang, rem harus menyerap energi potensial yang terjadi pada


elevator, objek yang sedang diturunkan oleh katrol, dan lain-lain. Kita
anggap objek dengan massa(m) sedang diturunkan dari ketinggian h 1 ke h2
dengan menggunakan rem. Sehingga energi potensial nya adalah
E3 =m. g ( h1−h 2 )

m
Jika v1 dan v2 ( ¿ adalah kecepatan dari objek sebelum dan sesudah
s
direm, sehingga perubahan energi potensial yang akan kita dapatkan
adalah

E3 =m. g ( v +V2 ) t=m. g . v .t


1 2

Keterangan :

- v = rata-rata kecepatan = ( v +V2 )


1 2

- t = waktu pengereman

Sehingga, total energi yang diserap oleh rem adalah,

E=E1 .+ E 2+ E3
Kita juga dapat mencari energi yang harus diserap oleh rem dengan
mempertimbangkan usaha yang digunakan oleh pengereman atau gaya
gesek dalam t detik. Sehingga dapat kita ketahui,
E=Ft . π .d . N . t
N1+ N2
Dengan N dapat kita cari, N=
2
Besarnya Ft bergantung pada kecepatan akhir(v2) dan lamanya
pengereman(t). Nilainya akan maksimum ketika v2 = 0.
Kita tahu bahwa besarnya torsi yang harus diserap oleh rem adalah,
d
T =F t .r atau T=F t .
2

Ditulis oleh Musthofa Kamal


8

Keterangan :
- Ft = gaya gesek yang bekerja secara tangensial pada permukaan
kontak dari brake drum
- d = diameter dari brake drum
- r = radius dari brake drum
- N1 = kecepatan brake drum sebelum pengereman
- N2 = kecepatan brake drum sesudah pengereman
- N = kecepatan rata-rata dari brake drum

1.3 Panas yang dilepaskan pada saat pengereman


Energi yang diserap oleh rem dan diubah menjadi panas harus
dilepaskan ke udara sekitar untuk mencegah terjadinya panas yang
berlebihan pada kampas rem. Panas yang dilepas akan bertambah
berdasarkan massa dari brake drum, lama pengereman dan kapasitas
pelepasan panas dari rem. Temperatur tertinggi yang diperbolehkan pada
saat pengereman bergantung pada material rem, yaitu :
1. Untuk material kulit, fiber dan kayu adalah 65-70oC
2. Untuk material asbes, metal yang sedikit dilumasi adalah 90-105oC
3. Untuk rem automobile dengan alur blok asbes adalah 180-225oC
Karena energi yang diserap dan lamanya pemakaian dari pengereman pada
kecepatan tertentu bergantung pada tekanan normal yang tegak lurus pada
permukaan rem yang berkontakan, maka tekanan normal dari permukaan
tersebut menjadi kunci penting untuk mendesain rem. Tekanan normal
pada permukaan yang diperbolehkan bergantung pada material dari rem,
koefisien gesek dan nilai penyerapan energi maksimum dari proses
pengereman. Energi yang diserap atau panas yang dilepas dapat kita
ketahui yaitu,
E=H g=μ . R N . v=μ . p . A . v
Keteranga :
- E = energi serap oleh rem yang nantinya akan diubah menjadi panas

Ditulis oleh Musthofa Kamal


9

J
dalam atau watt
s
- Hg = heat generated ; panas yang dihasilkan
- μ = koefisien gesek
- RN = gaya normal yang terjadi pada permukaan rem yang berkontak
dalam newton
- P = tekanan normal antara permukaan rem yang saling berkontakan
N
dalam
m2
- A = area permukaan rem yang saling berkontakan dalam m2
m
- V = kecepatan tambahan(peripheral) dari brake drum
s
Panas yang dihasilkan bisa juga didapatkan dengan cara memperhitungkan
jumlah energi kinetik atau potensial yang diserap. Dengan kata lain,
H g =Ek + E p
Lalu panas yang dilepaskan dapat diestimasikan dengan,
H d =C . ( t 1−t 2 ) . A r
Keterangan :
- Hd = heat dissipated; panas yang dilepaskan ke lingkungan
- C = faktor pelepasan panas atau koefisien dari heat tranfer
W
dalam 2
m .℃
- t1 – t2 = perbedaan temperatur antara permukaan yang panas
dengan
lingkungan sekitar yang terpapar radiasi panas dari rem dalam oC
- Ar = area permukaan rem yang panas dan meradiasikan panasnya
dalam m2
pernyataan rumus diatas memberikan perkiraan yang cukup, tetapi hanya
menginformasikan indikasi dari kapasitas panas yang dilepaskan dari rem.
Namun, hasil pasti dari pelepasan panas dapat ditemukan dengan
dilakukan dengan percobaan.

Ditulis oleh Musthofa Kamal


10

Sudah ditemukan bahwa 10 sampai 25 persen dari panas yang dihasilkan


akan langsung dilepaskan ke lingkungan secepat mungkin sementara panas
yang tersisa akan diserap oleh brake drum dan menyebabkan panasnya
meningkat. Meningkatnya panas dari brake drum dapat ditemukan dengan,
Hg
Δt =
m.c
Keterangan :
- Δt = kenaikan temperatur dari brake drum dalam oC
- Hg = heat generated ; panas yang dihasilkan dalam joule
- m = massa dari brake drum dalam kg
J
- c = panas spesifik dari material brake drum dalam
kg . ℃

pada rem, sangat susah untuk menghitung nilai persis dari kenaikan
temperature. Seperti yang sudah kita tahu, nilai dari p.v dapat juga
dianggap kenaikan temperatur. Dalam hal ini, berdasarkan percobaan
menunjukkan bahwa jika nilai p.v tinggi, maka ausnya kampas rem akan
besar pula dan umur rem kecil. Sehingga, nilai p.v harus lebih kecil dari
pada nilai titik batas atas dari kampas rem untuk mendapatkan umur
kampas rem yang lama. Berikut adalah tabel yang memberikan
rekomendasi nilai p.v.

Rekomendasi nilai p.v dalam N.m/m2


dari permukaan perdetik

Aplikasi pembebanan secara terus menerus pada


saat proses penurunan dengan Hd yang kecil

Aplikasi pembebanan berselang dengan periode


pembebanan yang lama dengan Hd yang kecil

Aplikasi pembebanan secara terus menerus


dengan Hd yang besar
Tabel 1. Rekomendasi nilai p.v
Contoh soal :

Ditulis oleh Musthofa Kamal


11

sebuah kendaraan denga massa 1200 kg sedang berjalan menuruni gunung


dengan kemiringan 1:5 dengan kecepatan 72 km/jam. Akan diberhentikan
dengan jarak 50 m. Jika diameter dari roda adalah 600mm, tentukan torsi
pengereman rata-rata yang harus digunakan untuk menghentikan mobil,
tanpa memperhatikan semua energi gesek kecuali energi gesek di rem. Jika
energi gesek dengan sesaat disimpan sebesar 20 kg di brake drum dengan
material cast iron, berapa rata-rata kenaikan temperatur dari brake drum?
Panas spesifik untuk cast iron dapat dikatakan J/kgoC.
Tentukan juga, koefisien minimum gesekan antara roda dengan jalan agar
roda tersebut tidak meluncur, asumsikan berat mobil didistribusikan ke
empat roda mobil.

Karena mobil akan berhenti dengan jarak tempuh 50 m, maka gaya rem tangensial yang dibutuhkan :

 Dari sini kita tahu torsi rata-rata yang dibutuhkan untuk menghentikan mobil

Kenaikan temperatur rata-rata dari brake drum

Ditulis oleh Musthofa Kamal


12

Koefisien gesek minimum antara jalan dan roda

1.4 Material untuk kampas rem


material yang digunakan untuk kampas rem harus memiliki beberapa
karakteristik berikut :
a. harus memiliki koefisien gesek yang tinggi dengan penipisan bahan
yang kecil. Dengan kata lain, koefisien gesekharus konstan pada
seluruh permukaan pada saat perubahan temperatur
b. harus memiliki keausan yang rendah
c. harus memiliki sifat tahan panas yang bagus
d. harus memiliki kapasitas pelepasan panas yang besar
e. harus memiliki nilai koefisien muai yang rendah
f. harus memiliki kekuatan mekanis yang kuat
g. harus tidak terpengaruh pada kelembapan dan oli atau pelumas
Material yang umumnya digunakan untuk kampas rem dan sifatnya akan
ditunjukkan pada tabel dibawah ini

Ditulis oleh Musthofa Kamal


13

Tabel 2 sifat dari material untuk kampas rem

1.5 Jenis-jenis dari rem


Berdasarkan fungsi mengubah energi oleh elemen-elemen rem, rem dibagi
menjadi :
1. Rem hidrolik, contoh rem pompa atau hidrodinamik dan agitator fluida
2. Rem elektrik, contoh rem arus generator dan Eddy
3. Rem mekanik

Ditulis oleh Musthofa Kamal


14

Rem hidrolik dan eektrik tidak bisa membuat elemennya berhenti bekerja
dan biasanya digunakan untuk mentransformasikan energi yang besar
ketika rem memperlambat gerak beban, sebagai contoh dinamometer
laboratorium, truk besar, dan lokomotif listrik. Rem ini juga digunakan
untuk memperlambat atau mengkontrol kecepatan dari kendaraan pada
saat berjalan menuruni gunung atau turunan.
Rem mekanik, berdasarkan arah bekerjanya gaya, rem mekanik dapat
dibagi menjadi 2 grup berikut :
1. Rem radial.
Pada grup rem ini, gaya yang bekerja pada brake drum memiliki arah
radial. Rem radial dapat dibagi lagi menjadi rem external dan rem internal.
Tergantung pada bentuk elemen yang bergesek, rem ini bisa berupa rem
blok atau rem sepatu dan rem pita.
2. Rem axial
Pada grup rem ini, gaya yang bekerja pada brake drum memiliki arah
axial. Rem axial dapat berupa rem cakram dan rem kerucut. Analisis pada
rem ini adalah mirip dengan kopling.
Karena kita lebih memperhatikan rem mekanik, maka selanjutnya kita
akan membahas lebih dekat tentang rem mekanik tersebut.

1.6 Rem balok tunggal atau rem sepatu


Sebuah rem balok tunggal atau rem sepatu terdiri dari sebuah balok
atau sepatu yang akan ditekan satu sama lain menuju pelek dari roda
brake drum yang berputar. Balok terbuat dari material yang lebih lunak
dari pelek roda. Tipe rem ini biasanya digunakan pada kereta api dan
trem.

Ditulis oleh Musthofa Kamal


15

Rem balok tunggal. Garis gaya aksi tangensial pas di titik tumpu tuas

Gaya gesek antara balok dan roda menghasilkan gaya pengereman


tangensial yang bekerja pada roda, gaya tersebut memperlambat rotasi dari
roda. Balok tersebut akan ditekan menuju roda dengan gaya yang
diberikan ke salah satu ujung tuas yang diam dan tetap. Ujug tuas yag lain
dijadikan titik poros sebagai titik tumpu O.
Jika sudut kontak kurang dari 60o, makan bisa diasumsikan bahwa
tekanan normal antara balok dengan roda terbentuk. Dalam beberapa
kasus, gaya pengereman tangensial pada roda dan torsi pengereman adalah

F t=μ . RN danT B =Ft . r=μ . RN . r


'

Namun terkadang juga terdapat kasus kasus lain, yaitu :


Kasus 1
Saat garis gaya aksi pengereman tangensial(Ft) melewati titik tumpu O dari
tuas, dan roda pengereman berputar searah jarum jam atau berlawanan
arah jarum jam, supaya terjadi keseimbangan, kita ambil momen di titik
tumpu O, dan kita dapatkan

Dan torsi pengereman berdasarkan,

Ditulis oleh Musthofa Kamal


16

Kasus 2
Saat garis gaya aksi pengereman tangensial(F t) melewati jarak ‘a’ dibawah
titik tumpu O, dan roda pengereman berputar searah jarum jam,

Rem balok tunggal. Garis gaya aksi tangensial melewati titik tumpu tuas dibawah ‘a’

supaya terjadi keseimbangan, kita ambil momen di titik tumpu O, dan kita
dapatkan,

Dan torsi pengereman dapat


dicari dengan

Saat roda pengereman berputar tidak searah jarum jam, maka untuk
mencapai keseimbangan didapatkanlah

Ditulis oleh Musthofa Kamal


17

Dan torsi pengereman dapat


dicari dengan

Kasus 3
Saat garis gaya aksi pengereman tangensial(Ft) melewati jarak ‘a’ diatas
titik tumpu O, dan roda pengereman berputar searah jarum jam,

Rem balok tunggal. Garis gaya aksi tangensial Ft melewati titik tumpu tuas diatas ‘a’

supaya terjadi keseimbangan, kita ambil momen di titik tumpu O, dan kita
dapatkan,

Ditulis oleh Musthofa Kamal


Dan torsi pengereman

Saat roda pengereman berputar melawan arah jarum jam, maka keseimbangan momen di titik

Dan torsi pengereman


Dari ini, kita dapat ketahui momen dari gaya gesek akan menambah
momen dari gaya tekan dari rem. Dengan kata lain, gaya gesek
membantu sistem pengereman. Jenis dari rem ini disebut dengan self
energizing brake atau rem yang dapat menghasilkan energi untuk
pengereman murni dari gaya gesek. Saat gaya gesek cukup besar untuk
mengaplikasikan pengereman tanpa gaya eksternal, lalu rem tersebut
disebut self-locking brake.
Dari pernyataan diatas, kita dapat lihat jika x ≤ μ.a, lalu P akan
menjadi negatif atau setara dengan 0. Ini berarti, tidak ada gaya ekternal
yang dibutuhkan untuk pengorepasian rem dan rem akan mengunci
sendiri. Rem yang dapat mengunci sendiri digunakan hanya untuk
aplikasi back stop.

1.7 Balok dengan tumpuan atau rem sepatu


Pada saat sudut kontak lebih dari 60 o, lalu nilai tekanan akan tegak
lurus terhadap permukaan yang berkontak akan lebih kecil pada ujung
dari pada yang di tengah. Pada kasus seperti ini, balok atau sepatu akan
ditumpukan ke tuas, dari pada ditempatkan secara tetap pada tuas. Ini
memberikan keausan pda kampas rem di arah aplikasinya gaya. Torsi
pengereman pada jenis rem ini (jika 2θ > 60°) dapat ditemukan dengan.

Ditulis oleh Musthofa Kamal


19

Dengan Koefisien gesek ekuivalen


Keterangan :

dan rem ini memiliki umur yang lebih panjang dan bisa menghasilkan torsi
pengereman yang besar.

1.8 Balok ganda atau rem sepatu


Saat rem balok tunggal diaplikasikan pada roda yang berputar, sebuah
beban terjadi dibuang pada poros berbearing karena terdapat gaya
normal(RN). Ini mengasilkan pembengkokan pada poros. Untuk
mengatasi kekurangan ini, digunakan lah balok ganda atau rem sepatu.
Rem ini terdiri dari dua balok pengereman yang ditempatkan berlawanan
di ujung diameter dari roda yang akan menghilangkan atau mengurangi
gaya yang tak seimbang di poros. Rem ini diatur dengan pegas yang
menarik ujung atas dari rem secara bersamaan.

Ditulis oleh Musthofa Kamal


20

Saat gaya P diberikan pada tuas bell crank, lalu pegas akan
terkompresi dan rem terlepas. Tipe rem ini biasanya digunakan pada crane
listrik dan gaya P dihasilkan oleh elektromaknet atau solenoid. Saat arus
dimatikan, tidak ada gaya di tuas bell crank dan rem akan ikut serta
memberikan gaya pada pegas secara otomatis dan artinya tidak ada
gerakan kebawah dari beban.
Pada rem balok ganda, aksi pengereman digandakan dengan
penggunaan dua balok dan dua balonk tersebut dioperasikan dengan gaya
yang sama. Dalam hal ini, torsi pengereman pada rem balok ganda atau
rem sepatu adalah
T B= ( F t 1+ F t 2 ) r
Dimana Ft1 dan Ft2 adalah gaya pengereman pada dua balok.
Contoh soal :
Sebuah rem sepatu ganda seperti gambar dibawah, dapat menyerap torsi
sebesar 1400 N.m. Diameter dari brake drum adalah 350 mm dan sudut
kontak untuk sepatunya 100o, jika koefisien gesek antara brake drum dan
kampas adalah 0,4. Cari : 1. Gaya pegas yang diperlukan untuk mengatur
pengereman; 2. Ukuran dari rem sepatu, jika tekanan bearing pada material
kampas tidak melebihi 0.3 N/mm2.

Ditulis oleh Musthofa Kamal


21

1. Gaya pegas yang diperlukan untuk mengatur pengereman


Jika :
S = Gaya pegas yang diperlukan untuk mengatur pengereman
RN1 dan Ft1 = reaksi normal dan gaya pengereman pada sisi kanan rem
RN2 dan Ft2 = nilai reaksi normal pada sisi kiri
Karena sudut kontak lebih besar dari 60 o, maka koefisien gesek ekuivalen,

Ditulis oleh Musthofa Kamal


Fungsi rem adalah menghentikan putaran poros, mengatur putaran
poros, dan juga mencegah putaran yang tidak dikehendaki. Efek
pengereman secara mekanis diperoleh dengan gesekan, dan secara listrik
dengan serbuk magnit, arus pusar, fasa yang dibalik, arus searah yang
dibalik, atau penukaran katup, dll. Rem gesekan yang umum digunakan
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Rem blok
a. Blok tunggal
b. Blok ganda
2. Rem drum
3. Rem cakera
4. Rem pita
1.9 REM BLOK TUNGGAL
Rem blok tunggal adalah jenis yang paling sederhana, yang terdiri dari
satu blok rem yang ditekan terhadap drum rem.

Biasanya pada blok rem tersebut pada permukaan geseknya dipasang


lapisan rem atau bahan gesek yang dapat diganti bila telah aus. Jika
gaya normal atau gaya tekan blok terhadap drum adalah ,
koefisien gesek adalah µ, dan gaya gesek yang ditimbulkan pada rem
adalah Ft (N), dimana keterangan gambar adalah :

Ditulis oleh Fikri Zaidan


23

Maka,

Momen T yang diserap oleh drum rem adalah :

Perlu diketahui bahwa, jika sudut kontak kurang dari 60°, maka dapat
diasumsikan bahwa tekanan normal antara blok dan drum adalah
seragam.
Ada tiga kasus dalam rem blok tunggal :
Kasus pertama :
Jika panjang tuas rem adalah l, jarak engsel tuas sampai garis kerja RN
adalah x, dan gaya yang diberikan kepada tuas adalah P, dan jika garis
kerja gaya Ft melalui engsel tuas seperti ditunjukkan pada
gambar 1.1, maka dari keseimbangan momen pada
titik tumpuan O, akan diperoleh :

Torsi pengereman :

Besarnya torsi searah/berlawanan jarum jam adalah sama.


Kasus kedua :
Jika engsel tuas terletak di luar garis kerja gaya Ft, maka persamaan
diatas menjadi agak berbeda. Dalam hal ini engsel di geser menjauhi
sumbu poros sejauh seperti gambar 1.2, maka untuk putaran searah

Ditulis oleh Fikri Zaidan


24

jarum jam, persamaan keseimbangan momen pada titik tumpuan O


berbentuk sebagai berikut :

Atau Torsi
pengereman :

Untuk putaran berlawanan dengan jarum jam,

Atau
Torsi pengereman :

Kasus ketiga
Bila engsel menjauhi garis kerja gaya Ft, dengan jarak dalam arah
mendekati sumbu poros, maka untuk arah putaran sesuai dengan
jarum jam,

Atau
Torsi pengereman :

Ditulis oleh Fikri Zaidan


25

Untuk putaran berlawanan dengan jarum jam,


Atau

Torsi pengereman :

Catatan :
1. Dari ketiga kasus diatas dapat dilihat bahwa untuk mendapatkan
gaya pengereman yang sama, besarnya gaya P berbeda dan tergantung
pada arah putaran.
Dilihat dari persamaan diatas ketika drum rem berputar berlawanan
arah jarum jam dalam kasus 2 (gambar 1.2.b) dan ketika berputar
searah jarum jam dalam kasus 3 (Gambar. 1.3.a), persamaan (i) dan
(ii) adalah sama, yaitu RN × x = Pl + μ.RN.
Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa momen gaya gesekan (μ.
RN. ) ditambahkan ke momen gaya (P.l). Artinya, gaya gesek
membantu untuk menerapkan rem, tipe rem seperti dinamakan self
energizing brakes.. Ketika Gaya gesekan cukup besar untuk
menerapkan rem tanpa gaya eksternal, maka model rem tersebut
dinamakan self-locking brake. Dari ekspresi di atas, kita melihat

Ditulis oleh Fikri Zaidan


26

bahwa jika x ≤μ. , maka P akan negatif atau sama dengan nol. Ini
berarti tidak ada gaya eksternal yang dibutuhkan untuk menerapkan
rem sehingga rem akan melakukan penguncian sendiri. Oleh karena
kondisi self-locking brake adalah x ≤μ. .
2. Dalam perancangan rem seharusnya self energizing bukan self-
locking.
3. Untuk menghindari self-locking, x harus lebih besar dari μ.a.
4. Jika Ab adalah daerah permukaan blok, maka tekanan bantalan
di blok,
Pb = RN / Ab
Ab = Lebar sepatu (blok) × panjang proyeksi sepatu (blok) = w (2r sin
θ)
Dalam perencanaan rem, persyaratan terpenting yang harus dipenuhi
adalah besarnya momen pengereman yang harus sesuai dengan yang
diperlukan. Disamping itu, besarnya energy yang diubah menjadi
panas harus pula diperhatikan, terutama dalam hubungannya dengan
bahan gesek yang dipakai. Pemanasan yang berlebihan bukan hanya
akan merusak bahan lapisan rem, tetapi juga menurunkan koefisien
gesekannya.
Drum rem biasanya dibuat dari besi cor atau baja cor. Bahan rem
harus memenuhi persyaratan keamanan, ketahanan, dan dapat
mengerem dengan halus. Disamping itu juga harus mempunyai
koefisien gesek yang tinggi, keausan kecil, kuat, tidak melukai
permukaan drum, dan dapat menyerap getaran.

Gambar 1.4. Contoh rem blok

Ditulis oleh Fikri Zaidan


27

Sebelumnya dijelaskan bahwa ketika sudut kontak kurang dari 60 °,


maka dapat diasumsikan bahwa tekanan normal antara balok dan roda
adalah seragam. Tapi ketika sudut kontak lebih besar dari 60 °, maka
torsi pengereman untuk memutar blok rem (yaitu ketika 2θ> 60 °)
adalah
Dimana

Tabel 1.1 koefesien gesek dan tekanan rem.

Ditulis oleh Fikri Zaidan


28

Contoh permasalahan :
1. Sebuah rem blok tunggal ditunjukkan pada Gambar. 1.6.
Diameter drum adalah 250 mm dan sudut kontak adalah 90 °. Jika
gaya yang diberikan pada akhir tuas sebesar 700 N dan koefisien
gesekan antara drum dan lapisan adalah 0,35.
Tentukan torsi yang dapat ditransmisikan oleh rem blok.

Jawab :
Diketahui :
d = 250 mm r = 125 mm

Ditulis oleh Fikri Zaidan


29

2θ = 900 =
P = 700 N μ = 0,35
Karena sudut kontak lebih dari 600, maka koefesien geseknya
setara dengan :

Dengan memperhatikan gambar, bahwa momen berada dibawah


titik tumpuan O, sehingga :

Sehingga, torsi yang dapat ditransmisikan oleh rem blok adalah,

2. Rem blok, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 1.7, memiliki


torsi pengereman 360-mN. Diameter rem drum adalah 300 mm.
Koefisien gesekan 0,3. Tentukan :
a. Gaya (P) yang akan diterapkan pada akhir tuas untuk rotasi
searah jarum jam searah jarum jam dan berlawanan jarum jam
dari drum rem; dan
b. Lokasi pivot atau titik tumpu dengan blok rem sehingga
konstruksi dapat mengunci sendiri (self-locking) tanpa diberikan
gaya (P), untuk rotasi searah jarum jam dari rem drum (besarnya
x).

Ditulis oleh Fikri Zaidan


30

Jawab :

μ = 0,3
a. Untuk :
• Gaya (P) untuk searah jarum jam ditunjukkan sesuai gambar 1.8
Kita dapat mencari berdasarkan torsi rem :

Untuk mencari besarnya gaya (P), digunakan momen kesetimbangan di


titik O

Ditulis oleh Fikri Zaidan


31

• Gaya (P) untuk berlawanan arah jarum jam ditunjukkan sesuai


gambar 1.9

b. Jarak titik tumpuan dengan blok rem (x), searah jarum jam dapat
dilihat pada gambar 1.8. yaitu :

Untuk membuat rem self-locking, Ft x x harus sama dengan RN x 200.


Sehingga P harus sama dengan nol.
Sehingga,

1.10 REM BLOK GANDA


Rem blok tunggal kurang menguntungkan karena drum mendapat
gaya tekan hanya satu arah hingga menimbulkan momen lentur yang
besar pada poros serta gaya tambahan pada bantalan. Kekurangan
tersebut dapat diatasi jika dipakai dua blok rem yang menekan drum
dari dua arah yang berlawanan, baik dari sebelah dalam atau sebelah
luar drum. Rem semacam ini disebut rem blok ganda.

Sistem pengoprasian rem blok ganda sama dengan rem blok tunggal,
hanya saja torsi yang dihasilkan adalah :

Ditulis oleh Fikri Zaidan


32

Contoh permasalahan :
1. Sebuah rem blok ganda, seperti yang ditunjukkan pada Gambar.
1.11 mampu menyerap torsi 1400 Nm. Diameter rem drum adalah 350
mm dan sudut kontak untuk sepatu masing-masing 100 °.
Jika koefisien gesekan antara rem drum dan lapisan adalah 0.4;
tentukan : a. Gaya pegas yang diperlukan untuk mengatur rem; dan
b. Lebar dari sepatu rem, jika tekanan bantalan pada bahan lapisan
tidak lebih dari 0,3 N/mm2.

Gambar 1.11
Jawab : Diketahui :

a. Karena sudut kontak lebih dari 600, maka koefesien geseknya


setara dengan :

Besarnya momen pada tumpuan O1

Besarnya momen pada tumpuan O2

Ditulis oleh Fikri Zaidan


33

Jika diketahui kapasitas torsi 1400 Nm, maka gaya (S) adalah :

b. Jika b adalah lebar sepatu,


Kita ketahui persamaan daerah permukaan sepatu adalah

Gaya normal untuk sepatu bagian kanan adalah :

Dan gaya normal untuk sepatu bagian kiri adalah :

Kita lihat gaya normal maksimum berada di sisi kiri sepatu. Oleh
karena untuk mendesain sepatu digunakan gaya normal maksimum
yaitu RN2, sehingga,
Pb = RN / Ab

2. Sebuah pegas tertutup dioperasikan pada rem blok ganda, dan


harus dirancang untuk kapasitas torsi maksimum 3.000 Nm. Diameter
rem drum tidak melebihi 1 meter dan blok harus dilapisi dengan
Ferrodo yang memiliki koefisien gesekan 0,3. Dimensi lain seperti
yang ditunjukkan pada Gambar. 1.12.

Ditulis oleh Fikri Zaidan


34

Gambar 1.12
Tentukan :
1. Gaya pegas yang diperlukan untuk mengatur rem.
2. Carilah lebar sepatu rem jika tekanan bantalan pada bahan
lapisan tidak lebih dari 0,5 N/mm2.
3. Hitung gaya yang dibutuhkan untuk diberikan oleh thrustor
untuk melepaskan rem itu.
Jawab :
Diketahui :

a. Karena sudut kontak lebih dari 600, maka koefesien geseknya


setara dengan :

Besarnya momen pada tumpuan O1

Ditulis oleh Fikri Zaidan


35

Besarnya momen pada tumpuan O2

b. Jika b adalah lebar sepatu,


Kita ketahui persamaan daerah permukaan sepatu adalah

Gaya normal untuk sepatu bagian kanan adalah :

Dan gaya normal untuk sepatu bagian kiri adalah :

Kita lihat gaya normal maksimum berada di sisi kiri sepatu. Oleh
karena untuk mendesain sepatu digunakan gaya normal maksimum
yaitu RN2, sehingga,
Pb = RN / Ab

c. Jika diketahui kapasitas torsi 3 x 106 N.mm, maka gaya (S)


adalah :

Ditulis oleh Fikri Zaidan


Gambar 1.13
1.11 REM PITA
Rem pita pada dasarnya terdiri dari sebuah pita baja yang disebelah
dalamnya dilapisi dengan bahan gesek, drum rem, dan tuas. Gaya rem
akan timbul bila pita dikaitkan pada drum dengan gaya tarik pada kedua
ujung pita tersebut. Jika gaya tarik pada kedua ujung pita adalah T 1 dan
T2, maka besarnya gaya geser adalah sama dengan (T1 - T2).
Prinsip kerja rem pita yaitu ketika gaya P diterapkan pada tuas di titik
C, maka pita akan mengencang pada drum. Gesekan antara pita dan
drum memberikan gaya pengereman.

Ditulis oleh Baharudin


Keterangan gambar :
T1 = Ketegangan di
sisi ketat pita
T2 = Ketegangan di
sisi kendur pita
θ = Sudut putaran
pita pada drum
μ = Koefisien
gesekan antara pita
dan drum,
r = Radius drum,
t = Tebal pita, dan
= Efektif radius
re drum = r + t / 2.
Jika r adalah radius drum rem, maka besarnya torsi rem adalah :

Perbandingan antara kedua gaya tarik pada ujung pita adalah :

Momen di titik tumpu O adalah :

Dimana :
l = Panjang tuas dari titik tumpu (OC), dan b = jarak tegak lurus dari
O ke garis aksi dari T1 atau T2.
Daya yang diserap (P) dapat dicari dengan persamaan :

Ditulis oleh Baharudin


38

Catatan:
1. Ketika pita rem melekat pada tuas, seperti ditunjukkan pada
Gambar. 1,14 (a) dan (b), maka gaya (P) harus ke
arah atas dengan tujuan untuk mengencangkan pita pada
drum.
2. Model lain pita rem terpasang pada tuas seperti ditunjukkan
pada Gambar. 1,15 (a) dan (b), maka gaya (P) harus ke arah bawah
untuk mengencangkan pita.

3. Jika tegangan tarik yang diizinkan (σt) untuk material pita


diketahui, maka tegangan tarik maksimum pita adalah :
T1 = σt × w × t dimana w = Lebar pita, dan t = Tebal tebal.
4. Lebar pita (b) tidak boleh melebihi 150 mm untuk diameter (d)
drum lebih besar dari 1 meter dan 100 mm untuk diameter drum
kurang dari 1 meter. Ketebalan pita (t) juga dapat diperoleh
dengan menggunakan empiris yaitu t = 0,005 d.
Tabel 1.2. Untuk rem yang dioperasikan dengan derek tangan,
ukuran pita baja yang umumnya digunakan:

Contoh permasalahan :

Ditulis oleh Baharudin


39

1. Sebuah rem pita sederhana beroperasi pada drum dengan diameter


600 mm yang berputar pada kecepatan 200 rpm. Koefisien gesek
adalah

Ditulis oleh Baharudin


0,25. Rem pita memiliki kontak 270°, jarak antara titik OB adalah 125
mm dan OC adalah 750 mm.
a. Berapakah gaya yang dibutuhkan untuk menarik pada ujung
lengan rem sehingga dapat menghentikan roda jika daya yang
diserap sebesar 35 kW? Berapa jarak tarikan minimum?
b. Berapakah lebar pita baja dengan tebal 2,5 mm yang diperlukan
untuk rem ini jika tegangan tarik maksimum tidak melebihi 50
MPa?

Gambar 1.16 Jawab :

a. Tarikan yang dibutuhkan pada ujung lengan rem untuk


menghentikan roda
(P).
Pertama-tama, dicari tegangan terik T1 dan T2. Kita tahu bahwa :

Ditulis oleh Baharudin


41

…. (antilog dari 0,5123)


Jika diketahui daya yang diserap, maka torsi rem adalah :

Selanjutnya dari torsi rem yang telah diperoleh :

Dari persamaan (i) dan (ii) diperoleh :

Dari momen kesetimbangan di titik O, akan diperoleh :

Catatan
OD adalah titik dimana jarak tegak lurus antara O dengan T2

b. Lebar pita baja :


Telah diperoleh tegangan tarik maksimum (T1) 8027 N, sehingga :

Ditulis oleh Baharudin


42

Ditulis oleh Baharudin


43

1.12 Pita dan Blok Rem


Rem band dapat dilapisi dengan balok kayu atau bahan lainnya,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 25.33 (a).
Gesekan antara balok dan drum memberikan aksi pengereman. Biarkan
ada ‘n’ dari
blok, setiap subtending sudut 2 θ di tengah dan drum berputar ke arah
berlawanan arah jarum jam.

Gbr. 25.33.
Band dan
blok rem.
Biarkan T1 = Ketegangan di sisi ketat,
T2 = Ketegangan di sisi kendur,
μ = Koefisien gesekan antara balok dan gendang,
T1 '= Ketegangan pada pita antara blok pertama dan kedua,
T2 ', T3' dll. = Ketegangan pada pita antara blok kedua dan ketiga, antara
blok ketiga dan keempat dll.
Pertimbangkan salah satu blok (katakan blok pertama) seperti yang
ditunjukkan pada Gambar. 25.33 (b). Ini berada dalam kesetimbangan
di bawah aksi pasukan berikut:
1. Ketegangan di sisi kencang (T1),
2. Ketegangan di sisi kendur (T1 ') atau ketegangan pada pita antara blok
pertama dan kedua,
3. Reaksi normal drum pada balok (RN), dan
4. Kekuatan gesekan (μ.RN).

Ditulis oleh Baharudin


44

Menyelesaikan
Menyelesaikan kekuatan
kekuatan secara
secara radial,
radial,

Menyelesaikan kekuatan secara tangensial,

Membagi persamaan (ii) dengan (i),

Demikian pula dapat dibuktikan untuk masing-masing blok itu

Pengereman torsi pada drum jari-jari efektif,

Catatan: Untuk blok pertama, tegangan di sisi kencang adalah T1 dan di


sisi kendur adalah T1 'dan untuk blok kedua, ketegangan di sisi ketat
adalah T1 'dan di sisi kendur adalah T2'. Begitu pula untuk blok ketiga,
ketegangan di bagian kencang sisi adalah T2 'dan di sisi kendur adalah
T3' dan seterusnya. Untuk blok terakhir, tegangan di sisi kencang adalah
Tn - 1 dan di sisi kendur adalah T2.

Ditulis oleh Baharudin


45

Contoh 25.14. Di band dan blok rem


ditunjukkan pada Gambar. 25,34, band ini dilapisi dengan 12 blok yang
masing-masing menundukkan sudut 15 ° di tengah dari drum yang
berputar. Ketebalan balok adalah 75 mm dan diameter drum adalah 850
mm. Jika, ketika rem tidak aktif, yang terbesar dan paling tidak
ketegangan pada tali rem adalah T1 dan T2, menunjukkan itu

di mana μ adalah koefisien


gesekan untuk balok. Dengan
pengaturan tuas seperti yang
ditunjukkan pada Gbr. 25.34,
cari gaya yang paling tidak dibutuhkan pada C untuk blok untuk
menyerap 225 kW pada 240 r.p.m. Koefisien gesekan antara pita dan
balok adalah 0,4.

Karena OA> OB, maka gaya di C harus bertindak ke bawah. Juga, drum
berputar searah jarum jam, oleh karena itu akhir pita yang terpasang pada
A akan kendur dengan tegangan T2 (paling tidak ketegangan) dan ujung
pita yang menempel pada B akan kencang dengan tegangan T1
(ketegangan terbesar). Pertimbangkan salah satu blok (katakan blok
pertama) seperti yang ditunjukkan Gbr. 25.35. Ini berada dalam
keseimbangan di bawah tindakan berikut ini empat kekuatan:
1. Ketegangan di sisi kencang (T1),

Ditulis oleh Baharudin


46

2. Ketegangan di sisi kendur (T1 ') atau ketegangan di


pita antara blok pertama dan kedua,
3. Reaksi normal drum pada balok (RN), dan
4. Kekuatan gesekan (μ.RN).

Demikian pula didapat untuk 12 blok itu

Menyelesaikan kekuatan secara radial,

Menyelesaikan kekuatan secara tangensial,

Membagi persamaan (ii) dengan (i),

Ditulis oleh Baharudin


47

1.13 Rem pengembang dalam


Rem ekspansi internal terdiri dari dua sepatu S1 dan S2 seperti yang
ditunjukkan pada Gambar. 25.36 (a). Itu permukaan luar sepatu dilapisi dengan
beberapa bahan gesekan (biasanya dengan Ferodo) untuk meningkatkan
koefisien gesekan dan untuk mencegah keausan logam. Setiap sepatu diputar di
salah satu ujungnya titik tumpu tetap O1 dan O2 dan dibuat untuk menghubungi
cam di ujung lainnya. Saat cam berputar, tombol sepatu didorong keluar ke tepi
drum. Gesekan antara sepatu dan drum menghasilkan torsi pengereman dan
karenanya mengurangi kecepatan drum. Sepatu biasanya disimpan di posisi
mati oleh pegas seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 25.36 (a). Drum
menutup seluruh mekanisme untuk disimpan debu dan kelembaban. Jenis rem
ini biasanya digunakan pada mobil dan truk ringan.

Ditulis oleh Baharudin


48

Kita sekarang akan mempertimbangkan gaya yang bekerja pada rem seperti itu,
ketika drum berputar di arah berlawanan arah jarum jam seperti yang ditunjukkan
pada Gambar. 25.36 (b). Dapat dicatat bahwa untuk arah berlawanan arah jarum
jam, sepatu sebelah kiri dikenal sebagai sepatu utama atau utama sedangkan
sepatu sebelah kanan dikenal sebagai trailing
atau sepatu sekunder.
Misalkan r = Jari-jari internal pelek roda.
b = Lebar lapisan rem.
p1 = Intensitas maksimum tekanan normal,
pN = Tekanan normal,
F1 = Kekuatan yang diberikan oleh cam pada sepatu terkemuka, dan
F2 = Paksa diberikan oleh cam pada trailing shoe.

Pertimbangkan elemen kecil dari AC


kampas rem menekuk sudut δθ di
tengah. Biarkan OA membuat sudut θ
dengan OO1 seperti yang ditunjukkan
pada Gambar. 25.36 (b). Itu
Diasumsikan bahwa distribusi tekanan
pada sepatu hampir seragam, namun
lapisan gesekan lebih aus di ujung bebas.
Karena sepatu berubah tentang O1, oleh karena itu tingkat keausan lapisan sepatu

Ditulis oleh Baharudin


49

di A akan proporsional untuk perpindahan radial dari titik itu. Tingkat keausan
lapisan sepatu bervariasi langsung sebagai jarak tegak lurus dari O1 ke OA, yaitu
O1B. Dari geometri gambar tersebut,

Ditulis oleh Baharudin


50

Sekarang untuk sepatu terkemuka, luangkan waktu sejenak tentang titik tumpu
O1, F1 × l = MN - MF dan untuk mengikuti sepatu, luangkan waktu sejenak
tentang titik tumpu O2, F2 × l = MN + MF Catatan: Jika MF> MN, maka rem
menjadi terkunci sendiri. Contoh 25.15. Gbr. 25.37 menunjukkan pengaturan dua
sepatu rem yang bekerja pada internal permukaan drum rem silinder. Gaya
pengereman F1 dan F2 diterapkan seperti yang ditunjukkan dan masing-masing
pivot sepatu pada titik tumpu O1 dan O2. Lebar kampas rem adalah 35 mm.
Intensitas Tekanan pada titik A adalah 0,4 sin θ N / mm2, di mana θ diukur seperti
yang ditunjukkan dari kedua poros. Itu koefisien gesek adalah 0,4. Tentukan torsi
pengereman dan besarnya gaya F1 dan F2.

Ditulis oleh Baharudin


51

Ditulis oleh Baharudin


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan hasil Analisis Kami dan berdasarkan sunber yang kami
dapatkan selama membuat makalah ini bahwa dapat di simpulkan  :
Rem yaitu alat untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan
menghentikan kendaraan atau untuk memungkinkan parkir pada tempat
yang menurun. Peralatan ini sangat penting pada keselamatan dan
menjamin untuk pengendaraan  yang aman. Rem juga bias diartikan
sebagai kebutuhan sangat penting untuk keamanan berkendaraan dan juga
dapat berhenti ditempat manapun, dan dalam berbagai kondisi dapat
berfungsi dengan baik dan aman.
3.2 Saran
Adapun saran-saran yang ingin Kami sampaikan sebagai berikut :
1.      Untuk Keamanan Kontrol selalu Rem pada kendaraan anda
2.      Jangan Sampai Kanvas Rem Melebihi batas maksimum pemakaian
(Kampas rem tipis/tidak layak pakai)
3.      Lakukan Pengontrolan Rutin Pada Rem Anda
4.      Apabila Rem Rusak segera perbaiki karna itu sangat berbahaya

Anda mungkin juga menyukai