Anda di halaman 1dari 11

Mata Kuliah Mekanika

REKAYASA IDE

“MOMEN INERSIA PADA RODA GILA”

OLEH :

Kelompok VII

1. AGUSMAN PUTRA JAYA LAGU (4172121001)


2. ARNITA SITOMPUL (4173121002)
3. ISLAH DITASYA (4172121009)

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur selalu kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan Rekayasa Ide mata kuliah Mekanika.
Teriring ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing dalam mata kuliah
Mekanika, juga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta
motivasi kepada kami dalam menyelesaikan Rekayasa Ide ini.
Kami menyadari bahwa dalam Rekayasa Ide ini masih banyak terdapat
kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik serta saran
yang bersifat membangun, guna perbaikan dan peningkatan kualitas makalah di
masa yang akan datang.
Demikian Rekayasa Ide ini kami susun, semoga bisa bermanfaat bagi kita
semua serta menjadi tambahan referensi bagi penyusunan makalah dengan tema
yang senanda di waktu yang akan datang. Semoga bermanfaat.

Medan, 06 April 2019

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1

1.3 Tujuan dan Manfaat .................................................................................. 1

BAB II ..................................................................................................................... 2

DASAR TEORI ...................................................................................................... 2

BAB III ................................................................................................................... 4

METODOLOGI ...................................................................................................... 4

BAB IV ................................................................................................................... 5

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5

BAB V..................................................................................................................... 7

KESIMPULAN ....................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu benda yang diam akan cendrung mempertahankan keududukannya


yang diam, begitu juga ketika bend bergerak maka akan tetap mempertahankan
untuk berotasi atau melawan rotasi tersebut jika dari kondisi diam. Sifat ini
dikarenakan benda memiliki sifat inersia. Momen inersia adalah sifat yang
dimiliki oleh sebuah benda untuk mempertahankan posisinya dari gerak berotasi.
Semakin besar nilai momen inersia suatu benda maka semakin sukar diputar.
Sebuah batang yang mempunyai panjang l dengan salah satu ujungnya
dijadikan poros berputar dan ujung yang lain menjadi tempat gaya diberikan pada
benda tersebut. Karena ada gaya yang bekerja pada salah satu ujungnya dan
mempunyai jarak antara poros putar dengan sumber gaya, maka timbulah torsi
pada batang yang mengakibatan batang tersebut bergerak. Sehingga kecepatan
putar sudut akan semakin besar apabila torsi yang bekerja pada batang semakin
besar. Selain torsi yang berpengaruh pada kecepatan putar sudut pada batang,
kelembaman (momen inersia) batang itu sendiri juga berpengaruh.
Sangat beragam aplikasi dari momen inersia ini, salah satunya yaitu roda
gila yang dipasang pada motor bakar yang berfungsi untuk meratakan putaran
mesin.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana sifat dari momen inersia terhadap roda gila?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Dapat mengetahui sifat dari momen inersia terhadap roda gila

1
BAB II
DASAR TEORI

Momen inersia adalah sifat yang dimiliki oleh sebuah benda untuk
mempertahankan posiisnya dari gerak berotasi. Momen inersia adalah ukuran
resistasi/kelembaman sebuah benda terhadap perubahan dalam gerak rotasi.
Dalam gerak lurus dan gerak parabola, misalnya , dengan menganggap benda
sebagai partikel, karena ketika bergerak, setiap bagian benda itu memiliki
kecepatan (kecepatan linear) yang sama. Ketika sebuah mobil bergerak , misalnya
bagian depan dan bagian belakang mobil mempunyai kecepatan yang sma. Jadi
kita bisa menganggap mobil seperti partikel alias titik.

Ketika sebuah benda melakukan gerak rotasi, kecepatan linear setiap


bagianbenda berbeda-beda. Bagian benda yang ada didekat sumbu rotasi bergerak
lebih pelan (kecepatan linearnya kecil), sedangkan bagian benda yang ada ditepi
bergerak lebih cepat (kecepatan linear lebih besar). Jadi tidak bisa menganggap
benda sebagai partikel karena kecepatan linear setiap bagian benda itu sama.
untuk memudahkan dalam memahami momen inersia, tinjau sebuah partikel yang
melakukan gerak rotasi, seperti gambar.

gambar sebuah partikel berotasi mengelilingi sumbu yang berpusat ditik o


Misalnya sebuah partikel bermassa m diberikan gaya F sehingga ia
melakukan gerak rotasi terhadap sumbu O. Partikel itu berjarak r dari sumbu
rotasi. Mula-mula partikel itu diam (kecepatan = 0). Setelah diberikan gaya F,
partikel itu bergerak dengan kecepatan linear tertentu. mula-mula partikel itu
diam, lalu bergerak (mengalami perubahan kecepatan linear) setelah diberikan
gaya. Dalam hal ini benda mengalami percepatan tangensial. Percepatan
tangensial merupakan percepatan linear partikel ketika berotasi. Bisa dinyatakan
hubungan antara gaya (F), massa (m) dan percepatan tangensial (at), dengan
persamaan hukum II Newton :

2
𝐹 = 𝑚. 𝑎𝑡𝑎𝑛
Karena partikel itu melakukan gerak rotasi, maka ia pasti mempunyai prcepatan
sudut. Hubungan antara percepatan tangensial dengan perrcepatan sudut
dinyatakan dengan persamaan :
𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟 𝑎
Dengan memasukan persamaan kecepatan tangensial kepersamaan diatas
didapatkan :
𝐹 = 𝑚 𝑎 𝑡𝑎𝑛 → 𝑎𝑡𝑎𝑛 = 𝑟 𝑎
𝐹 = 𝑚𝑟𝑎
Apabila mengalikan kedua ruas dengan r, maka :
𝑟𝐹 = 𝑟(𝑚𝑟𝑎)
𝑟𝐹 = 𝑚𝑟 2 𝑎
Karena ruas kiri merupakan persamaan torsi maka :
𝜏 = (𝑚𝑟 2 )𝑎
mr2 adalah momen inersia partikel bermassa m, yang berotasi. Persamaan
ini juga menyatakan hubungan antara torsi, momen inersia dan percepatan sudut
partikel yang melakukan gerak rotasi. Istilah nya adalah persamaan Hukum II
Newton untuk partikel berotasi. Jadi momen inersia partikel merupakan hasil kali
antara massa partikel itu (m) dengan kuadrat jarak tegak lurus dari sumbu rotasi
ke partikel (r2). Untuk mudahnya, bandingkan dengan gambar diatas.
secara matematis, momen inersia partikel dirumuskan sebagai berikut :
𝐼 = 𝑚𝑟 2
Keterangan :
I :Momen Inersia
m :Massa Partikel
r :Jarak Partikel dari Suatu Sumbu Rotasi

3
BAB III
METODOLOGI

Pada motor bakar, roda gila yang dipasang didalam mesin tersebut agar
mesin menghasilkan putaran yang rata. Putaran roda gila uyang merupakan output
dari tenaga yang berupa dua putaran engkol. Roda gila tersebut agar menyimpan
energi kinetik yang berasal dari pertambahan tenaga dari mesin dan akan
menambah engergi ketika tenaga mesim turun, maka putaran roda dalam mesin
menjadi rata.

4
BAB IV
PEMBAHASAN

Roda gila merupakan massa yang berputar dan berfungsi sebagai penyimpan
tenaga. Seperti pada motor bakar mendapat keuntungan dari roda gila ini yaitu
putaran roda menjadi rata karena pada saat kelebihan tenaga , roda gila akan
menyimpan tenaga tersebut berupa tenaga (energi kinetik) , sedangkan pada saat
kekurangan tenaga , roda gila memberikan tenaga (energi kinetik) yamg disimpan
tadi.
Berat roda gila dapat ditentukan dari energi yang harus disimpan pada roda
tersebut dalam satu langkah tenaga (dua putaran engkol). Pada gambar dibawah
ini grafik dari torsi keluaran yang dihasilkan oleh engkol sebagai fungsi sudut
engkol.

gambar grafik dari torsi keluaran yang dihasilkan oleh engkol sebagai
fungsi sudut engkol.
Luasan arsiran yang berada diatas garis nol , menunjukkan terjadinya
penambahan tenaga , berarti terjadi penambahan kecepatan. Sedangkan luasan
arsiran yang berada dibawah garis nol menunjukkan terjadinya pengurangan
tenaga, berarti terjadi pengurangan kecepatan. Jumlah luasan yang
diarsirmenunjukkan kerja mesin tiap langkah tenaga (dua putaran). Luas arsiran
yang bekerja diatas garis nol yang paling tinggi adalah paling kiri dan yang paling
rendah berada dibagian kanan. Penambahan kerja yang paling besar berada pada
langkah tenaga pada A samapai ke B. Jadi , langkah tenaga yang paling besar
adalah titk B , sedangkan yang paling kecil di titik G. Kemudian berat dari roda
gila W yang diperlukan dengan menggunakan persamaan :

5
𝑔. 𝐸
𝑊=
𝛿𝑣 2

Dimana :
E : Tenaga (energi kinetik)
g : Percepatan Grafitasi
𝛿 : Koefisien Fluktasi
v : Kecepatan Linear roda (m/s)

6
BAB V
KESIMPULAN

Momen inersia merupakan sifat yang dimiliki oleh sebuah benda untuk
memeprtahankan posisi nya dari gerak berotasi. Energi yang disimpan pada roda
gila ini merupakan tenaga yang dihasilkan bertambah. Sehingga berat yang
dimiliki oleh roda gila berubah ketika energi yang disimpan oleh roda gila
berubah.

7
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid I. Jakarta: Erlangga


Tarigan, Berantas. 2015. Perancangan Mekanikal Kynetic Recovery Energy
System (Kers) Pada Sepedamotor. Jurnal Ilmiah TEKNOBIZ. STT Immanuel
Munthe Medan: Medan
Tipler, Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid I. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai