Anda di halaman 1dari 14

REKAYASA IDE

“CARA MENGATASI MASALAH-MASALAH YANG TERJADI DI


LABORATORIUM”

OLEH KELOMPOK III :

PARNINGOTAN SITUMORANG

4171121023

Dosen Pengampu :

Drs. Khairul Amdani, M.Si

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

Mei 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena


dengan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas “Rekayasa Ide”.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah penulis yaitu “Elektronika
Dasar”.
Kami mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dari makalah ini. Semoga
makalah rekayasa ide ini dapat di pahami bagi siapa pun yang membacanya. Kami menyadari
bahwa tugas makalah rekayasa ide ini masih jauh dari kesempurnaan. Sekiranya makalah
yang disusun ini dapat berguna bagi kami pribadi maupun bagi orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun supaya tugas selanjutnya
menjadi lebih baik lagi. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Medan, 07 Mei 2019

Parningotan S
4171121023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ........................................................................... 2
1.3 Manfaat Penelitian ......................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................................... 3
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................. 8
3.1 Pemaparan Ide ............................................................................... 8
BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 10
4.1 Kesimpulan .................................................................................. 10
4.2 Saran ............................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


“Laboratorium adalah tempat yang digunakan orang untuk menyiapkan
sesuatu atau melakukan kegiatan ilmiah”. (Subiyanto 1988). Tempat yang
dimaksud dapat berupa sebuah ruang tertutup yang biasa disebut sebagai
gedung laboratorium atau ruang laboratorium, dapat pula berupa sebuah
tempat terbuka seperti kebun, hutan, atau alam semesta. Keberadaan dan
keadaan suatu laboratorium bergantung kepada tujuan penggunaan
laboratorium, peranan atau fungsi yang akan diberikan kepada laboratorium,
dan manfaat yang akan diambil dari laboratorium. Berbagai laboratorium
yang dikenal saat ini antara lain adalah laboratorium industri dalam dunia
usaha dan industri, laboratorium rumah sakit dan laboratorium klinik dalam
dunia kesehatan, laboratorium penelitian dalam dunia ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta laboratorium di perguruan tinggi dan di sekolah dalam
dunia pendidikan.

Telah dijelaskan bahwa fungsi utama laboratorium fisika adalah sebagai salah
satu sumber belajar fisika atau sebagai salah satu fasilitas penunjang proses
pembelajaran fisika. Agar funggsi utama itu dapat berjalan dengan baik, maka
laboratorium fisika sebaiknya memiliki fasilitas-fasilitas ruangan untuk kegiatan
proses pembelajaran fisika, kegiatan administrasi dan pengelolaan laboratorium,
kegiatan pemeliharaan dan persiapan (setting) alat-alat laboratorium, dan
penyimpanan alat-alat laboratorium. Fasilitas ruangan laboratorium fisika
biasanya terdiri daei ruang praktiukum, ruang dosen, ruang persiapan, dan ruang
penyimpanan. Bentuk, ukuran, denah atau tata letak dan fasilitas dari setiap
ruangan itu dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan setiap kegiatan
yang dilaksanakan di dalamnya dapat berjalan dengan baik dan nyaman,
memudahkan akses dari ruangan yang satu ke ruangan yang lainnya, memudahan
pengontrolan, menjaga keamanan alat-alat dan memelihara keselamatan kerja.

Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk


memudahkan pemakai laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas

1
tersebut ada yang berupa fasilitas umum (utilities) dan fasilitas khusus. Fasilitas
umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai
laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik,
gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebelair, contohnya meja
siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan,
dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dan
lainnya.

Tentu dalam laboratorium fisika sering terjadi berbagai permasalahan yang


dapat mengahambat proses pelaksanaan praktikum di laboratorium fisika, hal
tersebut dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti misalnya miskonsepsi siswa
dalam tata cara pelaksanaan praktikum, alat atau fasilitas yang tidak mendukung
pelaksanaan praktikum, ruangan yang terlalu sempit atau tidak memadai, dan
masih banyak lagi permasalahan yang dapat timbul di dalam laboratorium fisika.
Dalam kesempatan kali ini akan dibahas permasalahan yang sering terjadi di
laboratorium fisika serta bagaimana cara untuk mengatasi masalah-masalah yang
timbul tersebut.

1.2 Tujuan Penelitian


1. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
Elektronika Dasar.
2. Mengetahui masalah-masalah yang terjadi di laboratorium.
3. Mengetahui cara mengatasi masalah-masalah yang terjadi di laboratorium.

1.3 Manfaat Penelitian


Dengan adanya penulisan Rekayasa ide ini diharapkan penulis mampu
mengidentifikasi apa saja masalah yang terjadi di laboratorium dan mampu
mengatasi masalah-masalah yang terjadi di laboratorium.

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

Laboratorium memiliki arti penting dalam perkembangan pengajaran dan


perkembangan kurikulum yang semakin kompleks. Keberadaan laboratorium juga
berperan dalam kemajuan lembaga pendidikan seperti sekolah, perguruan tinggi,
dan pesantren. Pengadaan laboratorium disetiap lembaga pendidikan adalah
keniscayaan dan keharusan untuk meningkatkan mutu dari lembaga pendidikan
itu sendiri. Dari sinilah lembaga pendidikan dituntut untuk mengoptimalkan
penggunaan laboratorium khususnya di perguruan tinggi.
Pengelolaan laboratorium merupakan suatu proses pendayagunaan sumber
daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan
secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas, laboratorium harus dikelola dan
dimanfaatkan dengan baik. Sebagus apapun suatu laboratorium tidak akan berarti
apabila tidak ditunjang oleh pengelolaan laboratorium yang baik. Pengelolaan
laboratorium hendaknya dijalankan berkaitan dengan unsur-unsur dalam
pengelolaan (Susilowati, 2012).
Unsur-unsur pengelolaan laboratorium yang paling pokok ada 6 unsur
yaitu: 1) perencanaan, 2) penataan, 3) pengadministrasian, 4) pengamanan, 5)
perawatan, 6) pengawasan. Unsur-unsur pokok tersebut menjadi dasar
peningkatan dan pengembangan laboratorium sebagai fungsi pengelolaan. Tujuan
dari unsur-unsur pengelolaan laboratorium tersebut adalah untuk lebih
meningkatkan hasil penelitian, kemitraan usaha dan kepedulian terhadap
masyarakat, serta kemampuannya sebagai income generating unit yaitu produk
lembaga pendidikan seperti sekolah maupun perguruan tinggi, baik dari segi
kualitas maupun kuantitas (Decaprio, 2013).
Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna,
fasilitas serta aktifitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga
keberlanjutan fungsinya. Pada dasarnya pengelola dan pengguna laboratorium
terdiri dari kepala laboratorium, supervisor, penanggung jawab teknis, koordinator
laboratorium, laboran, dan praktikan. Pengelolaan laboratorium merupakan

3
tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Setiap orang yang
terlibat harus memiliki kesadaran untuk mengatur, memelihara dan mengusahakan
keselamatan kerja.
Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar
laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya, sedangkan upaya
menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penanganannya bila
terjadi kecelakaan. Pengelolaan laboratorium dikatakan baik apabila pengelolaaan
laboratorium tersebut sudah sesuai dengan standar minimal pengelolaan
laboratorium yang telah ditentukan. Keberhasilan pengelolaan laboratorium yang
baik sangat berpengaruh terhadap kualitas suatu laboratorium.
Permaslahan permasalahan yang sering timbul di laboratorium disebabkan
karena beberapa permasalahan dan hambatan yang dialami oleh assisten lab
ataupun mahasiswa yaitu: (1) intensitas asisten lab dan mahasiswa dalam
mengikuti pelatihan laboratorium masih rendah, (2) ketersediaan alat dan bahan
praktikum masih kurang, (3) waktu pelaksanaan praktikum dalam jam tatap muka
tidak mencukupi, (4) pemahaman aslab ataupun mahasiswa terhadap konsep serta
penggunaan alat- alat praktikum masih rendah, (5) ruangan yang kurang memadai
untuk melaksanakan praktikum ( ruangan terlalu sempit) dan lain sebagainya.
Pelaksanaan praktikum di perguruan tinggi juga dilakukan berdasarkan
materi ajar yang telah diatur dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang telah ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
Dengan adanya kegiatan praktikum maka mahasiswa atau siswa
diharapkan lebih mudah mempelajari pelajaran IPA, karena mereka dapat
membandingkan teori-teori yang diajarkan dengan hasil percobaan yang
diperolehnya di laboratorium. Di samping itu juga kegiatan praktikum dapat
mendidika mahasiswa bersikap mandiri, ilmiah, dapat memecahkan masalah dan
melatih keterampilan. Dengan demikian pembelajaran melalui pendekatan
praktikum bertujuan: (1) mendorong dan mempertahankan minat, sikap yang baik,
kepuasan, keterbukaan, dan rasa ingin tahu tentang IPA; (2) mengembangkan
pikiran yang kreatif dan kemampuan untuk memecahkan masalah; (3) medorong

4
berbagai aspek dari pikiran keilmuan termasuk bagian-bagian metoda IPA seperti
merumuskan hipotesa dan anggapan; (4) mengembangkan pemahaman konsep
dan potensi intelektual; (5) mengembangkan keterampilan proses seperti
merancang dan melakukan penyelidikan, pengukuran, merekam data, menganalisa
dan menafsirkan hasil percobaan; dan (6) mengembangkan keterampilan dalam
menggunakan teknik-teknik eksperimental dan penggunaan alat seperti
multimeter, mikroskop, titrasi, dan merangkai alat.
Menurut tujuannya, pembelajaran melalui pendekatan praktikum
dibedakan menjadi tiga yaitu: (1) praktikum konsep menekankan perkembangan
konsepsiswa dan penanggulangan miskonsepsi; (2) praktikum konsep
menekankan latihan keterampilan proses, yaitu keterampilan yang digunakan
untuk mencari dan mengesahkan pengetahuan melalui eksperimen; dan (3)
praktikum keterampilan menekankan latihan penggunaan peralatan dan
teknikteknik eksperimental seperti pengukuran dengan multimeter dan stopwatch,
menyolder, merancang peralatan.
Melaksanakan praktikum berarti melakukan pengukuran. Pengukuran
merupakan pengumpulan informasi, dengan melakukan pengumpulan dapat
diperoleh besarnya suaatu besaran, dan juga diperoleh bukti yang kualitatif.
Namun dalam pengamatan suatu gejala pada umumnya belumlah lengkap jika
belum memberikan informasi yang kuantitatif, sehingga untuk memperoleh
informasi tersebut memerlukan pengukuran suatu sifat fisis (Soejoto dan Sustini
1983: 1). Dari pengukuran itu diperoleh berbagai sumber diolah dan disintesiskan
menjadi sebuah model atau teori suatu gejala alam. Agar berguna teori, teori harus
menerangkan semua peristiwa alam yang dikenal waktu itu, bahkan harus dapat
meramalkan berbagai hal baru yang benar tidaknya dibuktikan dengan percobaan
dan pengukuran baru (Djonoputro, 1984:1).
Dalam melakukan pengukuran setiap orang hendaknya memahami arti dari
sebuah pengukuran. Tanpa memahaami pengukuran besar kemungkinan dalam
melakukan percobaan akan banyak terjadi kesalahan. Hampir semua orang pernah
bahkan sering melakukan pengukuran, seperti pedagang di toko mengukur
panjang kain yang akan dijual dengan menggunakan alat ukur panjang. Dokter
mengukur temperatur pasiennya dengan menggunakan temperatur. Jadi

5
pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang
dijadikan sebagai acuan (Wirasasmita, 1999:9).
Sedangkan menurut Soejoto dan Sustini (1993:1) pengukuran adalah suatu
tehnik menyatakan suatu sifat fisis dalam bilangan sebagai hasil
membandingkannya dengan suatu besaran baku yang diterima sebagai satuan.
Dalam pengukuran sering terjadi kesalahan yang dilakukan oleh peserta,
kesalahan tersebut terdiri:
1. Kesalahan Sistematik
Kesalahan sistematik adalah kesalahan yang harganya tetap dalam
sekumpulan pembacaan suatu besaran. Jika terjadi kesalaha sistematik maka
sebarannya tidak pada sekitar harga yang sebenarnya, tetapi sekitar suatu harga
yang bergeser dari harga yang sebenarnya (Wirasasmita, 1999: 19-20).
2. Kesalahan Rambang (Acak)
Kesalahan rambang (acak) adalah kesalahan yang berubah-ubah
seolaholah positif dan negatif (Wirasasmita, 1999: 19). Kesalahan ini timbul
karena kondisi lingkungan yang tidak menentu dan menggganggu kerja alat
kita, sehinggakesalahan ini terjadi selalu terjadi dalam setiap percobaan yang
menyebabkan pembacaan yang menyebar sekitar harga yang sebenarnya suatu
besaran.
3. Kesalahan Pengamatan
Dalam jaman teknologi sekarang ini, banyak peralatan yang rumit
operasinya sudah masuk laboratorium sekolah atau universitas. Pemakaiannya
memerlukan ketangkasan dan keterampilan yang tinggi. Misalnya pengukuran
dengan spektrometer optik tidak mudah dan sederhana. Banyak yang harus
disambung sebelum alat siap dipakai dan makin banyak yang harus diatur
makin besar kemungkinan orang membuat kesalahan (Djonoputro, 1984:5).
Sehingga di sini diperlukan keterampilan pengamat dalam mebaca skala.
Besarnya kesalahan membaca ini dipengaruhi oleh kemampuan kita menaksir
besar kecilnya jarak antara dua garis skala, dan bergantung pada kedudukan
mata kita. Kesalahan yang sering dilakukan oleh pengamat ialah: (a) merangkai
alat yaitu jika dalam pengukuran atau percobaan diperlukan keterampilan yang
tinggi, karena pada umumnya alat-alat yang digunakan di laboratorium

6
sekarang ini adalah alat-alat yang canggih, sehingga sebelum melakukan
percobaan alat-alat harus dirangkaikan. Kesalahan merangkai alat dapat
mengakibatkan kerusakan alat; (b) kesalahan menggunakan satuan yaitu jika
pada alat ukur seperti multimeter digital terdapat berberapa fungsi dan satuan
yang berbeda, sehingga dalam menggunakannya diperlukan ketelitian.
Misalnya dalam mengukur arus listrik, mengukur hambatan, dan mengukur
tegangan diperlukan perubahan satuan; (c) penulisan angka penting disebabkan
oleh penggunaan alat yang canggih dan keterampilan pengamat yang kurang.

7
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pemaparan Ide


Untuk dapat mengerti fisika secara luas, maka harus dimulai dengan
kemampuan pemahaman konsep dasar yang ada pada pelajaran fisika. Salah
satu cara untuk mendapatkan penguasaan konsep yang lebih konkret dan bisa
meningkatkan interaksi dalam kelas, salah satunya adalah melalui metode
eksperimen. Selain karena melakukan kegiatan pembelajaran secara langsung
dan bertujuan, mahasiswa dapat mengetahui gejala alamnya sendiri (empiris).
Sehingga mahasiswa juga akan memperoleh penguasaan konsep fisika yang
lebih konkret.

Berdasarkan observasi, yang selama ini terjadi adalah dosen dalam


mengajar belum menerapkan metode ilmiah yang memunculkan rasa ingin
tahu mahasiswa untuk mencari jawaban akan permasalahan yang ada. Dosen
dalam mengajar hampir hanya menggunakan metode ceramah dan latihan.

Di samping itu, aspek keaktifan mahasiswa dan pola pikir sains


mahasiswa jarang sekali diperhatikan. Akibatnya mahasiswa tidak bisa
memecahkan masalah (terkait dengan sains) yang ditemuinya dalam
kehidupan sehari-hari. Maka dari itu perlu dikembangkan suatu pembelajaran
sains yang tidak mengacu pada ceramah, tetapi lebih kepada memberikan
pengalaman langsung kepada mahasiswa sehingga percobaan menjadi media
yang tepat untuk memberikan pengalaman bermakna tersebut. Kita dapat
menunjukkan peristiwa fisika secara langsung dengan melakukan percobaan
yang termasuk dalam kerja laboratorium.

Namun masalah yang sering terjadi di laboratorium adalah ketelitian


alatnya dan kevalidan data yang didapat. Seperti yang kita tahu, bahan yang
digunakan terus menerus maka ketelitiannya semakin berkurang. Contohnya
seperti baterai, resistor dan lain sebagainya. Bahan-bahan tersebut jika
digunakan terus menerus maka nilainya pasti akan berkurang seiring
berjalannya waktu. Sama halnya dengan alat, terkadang alat di laboratorium

8
tidak dapat digunakan karena sudah rusak atau error. Hal tersebut yang
menimbulkan data yang didapat tidak valid.

Dari masalah tersebut, kelompok kami memberika sebuah ide, yaitu


praktikum dengan menggunakan komputer atau laptop. Sebenarnya ide
tersebut bukanlah ide yang baru, namun sudah lama dan sudah ada yang
menggunakannya. Contoh praktikum yang pernah menggunakan komputer
atau laptop yaitu praktikum rangkaian listrik.

Dengan menggunakan komputer atau laptop kemungkinan dapat


meminimalisir data-data yang tidak valid menjadi valid, karena persentase
kesalahannya minim atau sangat rendah.

9
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Ada beberapa masalah yang terjadi di laboratorium saat praktikum. Salah


satu contohnya, yaitu alat dan bahan yang rusak atau error. Banyak cara yang
dapat dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi di laboratorium
saat praktikum. Namun kelompok tiga menyarankan ide, yaitu menggunakan
komputer atau laptop. Sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan ketidak
validan data yang didapat.

4.2 Saran

Ide yang kami rumuskan mungkin bukanlah suatu hal yang baru namun
jika siswa mampu menerapkan ide yang kami berikan, kemungkinan besar
masalah-masalah yang terjadi di laboratorium fisika terminimalisir.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://www./tugas%20semester%204/eldas/bab%202%20kajian%20masalah%20ri.pdf

Pratiwi. 2014. Masalah yang Terjadi di Laboratorium SMA dan Cara Mengatasinya.
Jurnal Fisika. 13-15

11

Anda mungkin juga menyukai