Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Hari : Jumat
Tanggal : 8 mei 2015
Waktu : 45 menit
Tempat :Di ruang Padmanabha
Topik kegiatan : Penyuluhan tentang kehamilan dengan masalah psikososial

I. Latar Belakang

Psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu, baik yang bersifat psikologik
maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik. Masalah psikososial adalah masalah
kejiwaan dan kemasyarakatan yang mempunyai pengaruh timbal balik, sebagai akibat terjadinya
perubahan sosial dan atau gejolak sosial dalam masyarakat yang dapat menimbulkan gangguan
jiwa. Budaya (kultural) adalah suatu kebiasaan atau rutinitas. Budaya merupakan suatu cara
hidup yang berkembang dan dimiliki oleh seseorang maupun kelompok orang serta di wariskan
secara turun temurun sehingga budaya terbentuk dari banyak unsur seperti agama, politik, adat
istiadat dan karya seni. Budaya tidak bisa di pisahkan dengan manusia, karena budaya bisa
dikatakan seperti warisan secara genetis. Fetus (janin) adalah nama yang diberikan untuk bayi
yang belum lahir dari minggu kedelapan setelah pembuahan hingga saat kelahiran, pembentukan
sewaktu struktur utama dan sistem organ terbentuk, hingga kelahiran. Masa kehamilan dimulai
dari konsepsi sampai lahirnya janin, adalah kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari
300 hari (43 minggu). Kehamilan terhitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan adalah
kondisi yang menimbulkan perubahan fisik maupun psikososial seorang wanita karena
pertumbuhan dan perkembangan alat reproduksi dan janinnya. Kehamilan merupakan peristiwa
yang normal terjadi dalam hidup, tetapi demikian banyak ibu yang mengalami stress yang
signifikan. Ball, 1994 mencatat banyak penyebab ketidakbahagiaan dalam kehidupan beberapa
ibu karena status sosial ekonomi rendah, kemiskinan, kurangnya dukungan sosial, dan kekerasan
dalam rumah tangga. Banyak ibu juga dapat
mengalami disstres yang tidak seharusnya dan kecemasan hanya karena mereka tidak
mengantisipasi atau tidak mengetahui pergolakan psikologis normal, perubahan emosi, dan
penyesuaian yang merupakan bagian integral proses kehamilan dan persalinan

II. Tujuan
Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui dan memahami aspek psikososial dalam kultural berpengaruh kepada ibu
dan janin dalam masa kehamilan
2. Untuk mengetahui dan memahami contoh praktek psikososial dan kultural yang dilaksakan
dalam masa kehamilan di komunitas
3. Untuk mengetahui dan memahami cara mengatasi kultural komunitas saat masa kehamilan
dengan pendekatan keperawatan

Tujuan Khusus

1. Untuk mengatahui aspek psikososial dalam masa kehamilan


2. Untuk mengetahui kultural di komunitas mengenai contoh praktek psikososial pada masa
kehamilan
3. Untuk mengetahui dan memahami cara mengatasi kultural komunitas saat masa kehamilan
dengan pendekatan keperawatan

III. Manfaat
1. Agar pembaca dapat menambah pengetahuan mengenai aspek psikososial dalam kultural di
komunitas yang berpengaruh pada ibu dan janin dan cara mengatasinya dengan pendekatan
keperawatan

2. Mampu memahami tentang bagaimana pengaruhnya aspek psikososial terhadap ibu dan janin
dalam masa kehamilan

IV. METODE

Metode yang digunakan :


1. ceramah
2. Tanya jawab

V. MEDIA
1. power point

VI. SASARAN
Ibu ibu hamil

VII. PEMBAHASAN

Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh didalam
tubuhnya (didalam rahim). Kehamilan adalah proses dimana sperma menembus ovum sehingga
terjadinya konsepsi dan fertilisasi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari
atau bisa juga disebut 40 minggu/9 bulan dihitung.

Perubahan dan Kebutuhan Psikologis Selama Kehamilan


Banyak hal yang dapat berubah pada diri ibu hamil dan sulit untuk memprediksinya.
Beberapa teori menjelaskan bahwa adanya tekanan biologis, sosial dan psikososial. Tekanan
biologis dapat timbul akibat berbagai perubahan fisik, seperti perubahan bentuk tubuh seiring
dengan membesarnya usia kehamilan. Perubahan citra ini dapat menimbulkan ketakutan pada
diri ibu. Tekanan sosial dirasakan ibu ketika kehamilan membatasinya untuk melakukan kegiatan
sosial lain, sedangkan tekanan psikososial muncul akibat faktor hormonal dan faktor lainnya.
Hubungan episode kehamilan dengan reaksi psikologis yang dialami pada setiap trimester, yaitu

Trimester I
sering kali terlihat fluktuasi lebar pada aspek emosional ibu sehingga beresiko tinggi
menimbulkan pertengkaran.

Trimester II
fluktuasi emosional sudah mulai mereda dan perhatian ibu lebih terfokus pada perubahan tubuh
selama kehamilan, kehidupan seksual keluarga, dan kebutuhan batiniah dengan bayi yang
dikandungnya.

Trimester III
ibu sering kali membayangkan risiko kehamilan dan proses persalinan yang menyebabkannya
sangat emosional dalam mempersiapkan atau mewaspadainya segala sesuatu yang mungkin akan
di hadapinya. Setelah melahirkan, perubahan-perubahan pada ibu terjadi seperti peristiwa
perkembangan fungsi glanduler, perubahan sirkulasi darah, serta reorganisasi semua
pertumbuhan somatik janin dan ibunya. Semua peristiwa itu akan menimbulkan ketegangan fisik
yang dapat mempengaruhi kondisi/kehidupan psikis wanita sehingga dapat muncul berbagai
reaksi yang relatif bervariasi yang disebabkan oleh proses somatik kehamilan. Akan tetapi,
perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada ibu hamil merupakan proses kodrati yang
fisiologis dan normal. Reaksi psikologis dan emsional yang muncul pada wanita yang baru
pertama kali hamil, seperti kecemasan, kegusaran, ketakutan, dan kepanikan reaksi itu semua
dipicu oleh persepsi ibu bahwa kehamilan merupakan ancaman
yang menakutkan. Banyak kegelisahan di hati mereka, seperti takut mengalami keguguran, takut
terjadi kecacatan atau kelainan pada janinnya.
Transisi menjadi Ibu

Kehamilan dan persalinan sering kali merupakan proses yang tidak diketahui. Ball (1994)
menggambarkan transisi menjadi ibu sebagai krisis hidup, pengalaman emosi yang menguras air
mata, periode yang dapat meningkatkan sensitifitas jika ibu sangat rentan. Banyak ibu akan
menghadapi adaptasi psikologis pada kehamilan, uji skrining antenatal yang berlebihan, masalah
mengenai pilihan, control, dan komunikasi menyurutkan emosi. Persalinan juga memiliki
tantangan sendiri terkait dengan lingkungan persalinan, strategi koping, pendamping persalinan,
penatalaksanaan nyeri, intervensi, teknologi, dan proses persalinan sesungguhnya. Pada masa
pasca natal, orang tua akan menghadapi tuntutan bayi baru lahir-menyusui bayi, tuntutan
keuangan,dan penyesuaian terhadap perubahan peran dan hubungan sangat menguji kesabaran
mereka. Bagi para ibu baru, hal ini menimbulkan respon emosi yang bermacam-macam mulai
dari perasaan bahagia dan gembira hingga sedih atau penurunan suasana hati yang sangat
mendalam,untuk mengungkapkan kelelahan (Bick & MacArthur 1995). Kelelahan nyeri, dan
ketidak nyamanan biasanya muncul saat gembira setelah kelahiran bayi mulai menghilang.
Gangguan tidur tidak dapat di hindarkan dengan kehadiran bayi yang baru lahir. Para ibu yang
mencoba menyusui, ibu lanjut usia, ibu yang mengalami persalinan operatif, atau yang
mengalami persalinan yang lama dan sulit memungkinkan merasa menjadi orang yang malang
dan selalu merasa khawatir selam beberapa bulan setelah persalinan (Bick & Macarthur,Bick et
al 2002). Rasa sakit & nyeri yang di alami akibat trauma perineum akan mempengaruhi libido
sehingga menimbulkan perasan lelah, putus asa, dan tidak bahagia dan berkaitan dengan
tuntutan untuk merawat bayi yang baru lahir selama 24 jam. Dalam kebudayaan barat,
kesengsaran sebagai ibu secara sembrono disebut depresi meskipun hal itu mungkin merupakan
respon terhadap penurunan kepuasan hidup dan penggalaman kehilangan yang tidak diharapkan.
Asumsi terhadap peran Orang Tua

a. Respon Ayah dan Keluarga Respon terhadap bayi Baru lahir berbeda antara ayah yang satu
dengan ayah yang lain. Hal ini tergantung bisa positif bisa negative. Masalah lain juga dapat
berpengaruh misalnya masalah pada jumlah anak keadaan ekonomi.
1. Respon Positif

 Ayah dan keluarga menyambut kelahiran bayinya dengan suka cita karena bayinya
sebagai anggota baru dalam keluarga dianggap sebagai anugrah yang menyenangkan.

 Ayah bertambah giat dalam mencari nafkah

 Ayah dan keluarga melibatkan dirinya dalam merawat bayi

 Ayah dan keluarga lebih menyayangi dan mencinta ibu yang telah melahirkan anak yang
telah diidam-idamkan.
2. Respon Negatif

 Keluarga atau ayah dari Bayi tidak mengiginkan kelahiran bayi karena jenis kelaminnya
tidak sesuai dengan keinginan.

 Kurang bahagia karena kegagalan KB

 Ayah merasa kurang mendapat perhatian dari istri karena lebih perhatian pada anaknya.

 Faktor ekonomi mempengaruhi rasa kurang senang atau kawatir dalam membina
keluarga karena kecemasan dalam biaya hidup.

 Anak lahir cacat menyebabkan rasa malu bagi orang tua dan keluarga

 Bayi yang dilahirkan dari hasil hubungan gelap atau hubungan Haram akan menyebabkan
rasa malu atau aib.

Aspek Psikososial dalam Kultural Kehamilan Ibu dan Janin

Perilaku kesehatan tersebut meliputi seluruh perilaku seseorang atau masyarakat yang
dapat memberi akibat terhadap kesehatan, kesakitan, dan kematian. Perilaku sakit adalah cara
seseorang bereaksi terhadap gejala penyakit yang biasanya di pengaruhi oleh pengetahuan,
fasilitas, kesempatan, kebiasaan, kepercayaan, norma, nilai dan segala aturan dalam masyarakat
atau yang biasa di sebut dengan budaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan terdiri
dari 3 macam faktor antara lain :
1. Faktor fisik : Seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu tersebut.
Status kesehatan ini dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan
kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau poliklinik kebidanan.

2. Faktor psikologis : Faktor ini dapat mempengaruhi kehamilan seperti stress yang terjadi pada
ibu hamil dalam kesehatan ibu dan janinnya dan akan berpengaruh terhadap perkembangan atau
gangguan emosi pada janin yang telah lahir nanti. Tidak hanya stress yang dapat mempengaruhi
kehamilan akan tetapi dukungan dari keluarga pun dapat menjadi pemicu menentukan kesehatan
ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan bahkan mendukungnya dalam berbagai hal,
maka ibu hamil tersebut akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani
kehamilan, persalinan, dan masa nifasnya

3. Faktor sosial budaya dan ekonomi : Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup,
adat istiadat, fasilitas kesehatan dan ekonomi. Gaya hidup yang sehat dapat dilakukan seperti
menghindari asap rokok karena dapat pengalaman perorangan mengatasi dan menghadapi
komplikasi persalinan. Dan adanya kepercayaan bahwa orang hamil dilarang makan gurita, dan
larangan untuk memeriksakan kandungan pada hari yang dianggap keramat (pada umat Hindu ).

Contoh Kultural di Komunitas Saat Kehamilan

Di Indonesia masih banyak orang mempercayai pernyataan yang belum tentu kebenarannya
(mitos), kultur (budaya) di Indonesia masih sangat kental karena itu sudah menjadi warisan
genetis, seperti budaya agama, politik, adat istiadat dan karya seni dan lain-lain. Pada dasarnya
tujuan dari orang-orang terdahulu menciptakan mitos bermacam-macam tentang kehamilan
hanyalah supaya si Ibu hamil maupun suaminya dapat menjaga kehamilan dengan baik.
Tujuannya untuk menyiapkan kehamilan yang sehat. Sehingga bisa menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan. Terutama yang berkaitan dengan kebiasaan, konsumsi bahan makanan, dan
sebagainya. Padahal jika dinalar dengan akal sehat, diteliti dari segi medis, maupun dari segi
aqidah, banyak mitos yang tidak berhubungan. Walaupun maksud dari nenek-nenek moyang
semuanya adalah baik tetapi tidak semua dari nasehat atau pantangan kehamilan yang
diberitahukan itu benar secara medis maupun ilmiah. Kebanyakan hanya mitos belaka.
Kesadaran ibu-ibu akan hal untuk memeriksakan kandungannya pun belum di proritaskan
sehingga bisa menyebabkan hal yang tidak di inginkan. Tingkat pendidikan yang menjadi
penyebab utama kurangnya pengetahuan akan pentingnya perawatan kehamilan, dan
permasalahan-permasalahan pada kehamilan. Kehamilan merupakan masa-masa yang tidak
terlupakan bagi seorang ibu, di adat Bone terdapat beberapa upacara saat prosesi kehamilan yang
sudah turun-temurun diwariskan oleh nenek moyang, seperti upacara upacara Mappassili di
Bone.

Upacara tujuh bulan kehamilan, dalam bahasa Bugis Bone disebut Mappassili, artinya
memandikan. Makna upacara ini adalah untuk tolak bala atau menghindari dari
malapetaka/bencana, menjauhkan dari roh-roh jahat sehingga segala kesialan hilang dan lenyap.
Acara itu diawali dengan iring-iringan pasangan muda tersebut, dalam pakaian adat Bugis
menuju sebuah rumah-rumahan. Sebelumnya, calon ibu yang hamil tujuh bulan dari pasangan
muda ini harus melewati sebuah anyaman bambu yang disebut Sapana yang terdiri dari tujuh
anak tangga, memberi makna agar rezeki anak yang dilahirkan bisa naik terus seperti langkah
kaki menaiki tangga. Seekor ayam jago sengaja diletakkan di bawah kaki calon ibu. Bila ternyata
ayam tersebut malas mematuk beras, menurut mereka ini pertanda anak yang akan lahir
perempuan.

VIII. PENUTUP

KESIMPULAN
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan yang dimulai dari
konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan
endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi dan persalinan dengan kesiapan untuk
memelihara bayi. Dalam menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil mengalami perubahan-
perubahan anatomi pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya. Mulai dari trimester I,
trimester II dan trimester III kehamilan. Perubahan- perubahan anatomi tersebut diantaranya
adalah perubahan sistem pencernaan, dan perubahan sistem perkemihan. Perubahan pada sistem
pencernaan seperti sembelit, mual ataunause, perut kembungakibat makanan yang tertahan dalam
lambug. Perubahan pada sistem perkemihan seperti ibu hamil sering buang air kecil karena
adanya desakan oleh fetus yang semakin besar dalam uterus. Namun demikian, selama sifatnya
masih fisiologis atau memang normal terjadi dalam proses kehamilan berlangsung ringan dan
tak mengganggu aktivitas, dianggap normal

SARAN
Melalui penyuluhan ini bisa memberikan pengetahuan tentang aspek psikososial dalam kultural
berpengaruh pada ibu dan janin dalam masa kehamilan dan pendekatan keperawatan kepada ibu
ibu hamil, sebagai bekal untuk dapat memahami mengenai konsep maternitas dalam cultural.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Nama kelompok:
I Kadek Mony Arta (10)

Ni Putu Parasari (13)

Ni Luh Eka Purnami (14)

I Komang Sudirga Yusa (21)

Ni Ketut Sukesti (22)

Ni Ketut Supartini (25)

I Putu Surya Windu Pradana (26)

Smk N 1 Amlapura

Kopetensi Keahlian Keperawatan

Tahun ajaran 2014/2015

Anda mungkin juga menyukai