PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ekonomi Sumber Daya Manusia merupakan ilmu ekonomi yang
menjelaskan dan menganalisis pembentukan, perencanaan serta pemanfaatan
sumberdaya manusia yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi. Peran
Sumber Daya Manusia dalam kegiatan ekonomi difungsikan sebagai tenaga kerja.
Aktivitas ekonomi mengasumsikan bahwa manusia sebagai tenaga kerja
dikategorikan sebagai input produksi. Untuk melihat produktivitas tenaga kerja
dalam aktivitas produksi maka digunakan fungsi-fungsi produksi.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah
ini adalah :
a. Apa saja jenis-jenis Fungsi Produksi?
b. Bagaimana peran tenaga kerja atau labour dalam fungsi produksi?
c. Bagaimana hubungan produktivitas tenaga kerja dengan output
produksi?
C. METODOLOGI PENULISAN
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah studi pada
literatur buku bahan ajar, jurnal, dan literatur online pada situs www.google.com.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Q=A.Kᵅ.Lᵝ
Keterangan :
Q = Jumlah produksi
K = Modal
L = Tenaga Kerja
A, α, β = Konstanta
Terdapat dua prinsip dalam fungsi produksi CES, yaitu : nilai elastisitas
subtitusi (εs) antara dua faktor input produksi adalah 0<εs<∞ dan nilai elastisitas
subtansi sama sepanjang kurva isoquant, tanpa memperhatikan rasio input yang
digunakan.
Fungsi produksi CES ini pertama kali dikenalkan oleh Robert M Sollow
pada tahun 1956. Namun fungsi produksi ini mulai banyak dikenal ketika Sollow
menulis sebuah artikel jurnal bersama K.J. Arrow dan H.B. Chenery pada tahun
1961 dengan makalah berjudul Capital Labor Substitution and Economic
Efficiency. Dalam tulisan tersebut, mereka menjelaskan teori fungsi produksi CES
yang mereka tawarkan berbeda dengan teori fungsi produksi yang sudah ada,
yaitu teori fungsi produksi Walras-Leontief-Harold-Domar (yang kemudian lebih
dikenal dengan fungsi produksi Leontief) dan fungsi produksi Cobb-Douglas, di
mana fungsi produksi Leontief berasumsi bahwa dalam fungsi produksi terdapat
2
koefisien input yang konstan, sedangkan fungsi produksi Cobb-Douglas
berasumsi bahwa dalam fungsi produksi terdapat substitusi elastis yang seimbang
antara modal dan tenaga kerja.
Dalam CES, Sollow dkk menekankan bahwa ada aspek penting lain yang
tidak diperhitungkan oleh kedua fungsi produksi yang sudah ada, yaitu tingkat
penggunaan teknologi yang berbeda dari masing-masing industri yang berbeda.
Dari sini kemudian Sollow dkk mengkaitkannya dengan produktivitas pekerja
dalam menghasilkan barang, yang pada akhirnya menghasilkan 3 parameter inti,
yaitu parameter substitusi, parameter distribusi dan parameter efisiensi. Dari
situlah kemudian ia menyimpulkan bahwa substitusi antara modal dan tenaga
kerja bersifat konstan atau terus menerus.
Keterangan :
Y = Output
C = parameter efisiensi
K = input modal
N = input tenaga kerja
π ∈ = parameter distribusi
σ = elastisitas substitusi modal dan tenaga kerja
3
Dalam fungsi produksi jangka pendek hanya ada satu MP tergantung
faktor input produksi apa yang berubah.
4
Efisiensi Produksi adalah tingkat penggunaan faktor input produksi
(K* dan L*) untuk menghasilkan output secara optimal. Syarat efisiensi
produksi MPL/ MPk = w/r
5
fungsi produksi Q = f ( K , L ) dilakukan penambahan proporsional faktor input
sebesar k, maka fungsi produksi akan menjadi hQ = f ( kK , kL ).
Skala hasil tersebut disebut Constan Return to Scale (CSR) karena ketika
masing-masing faktor input berubah naik 100% maka output juga berubah naik
100% dari output semula.
6
Skala hasil tersebut disebut Decreasing Return to Scale (DRS) karena
ketika masing-masing faktor input-input berubah naik 200% dari input semula
namun output yang dihasilkan hanya berubah naik 100% dari output semula.
7
Terdapat tiga kemungkinan dalam intensitas faktor produksi ini :
a. Padat karya, penggunaan tenaga kerja lebih besar disbanding
penggunaan modal. Hal ini ditunjukkan dnegan nilai intensitas
faktor produksi > 1
b. Berimbang, penggunaan tenaga kerja sama besar dengan
penggunaan modal, intensitas faktor produksi = 1
c. Padat modal, penggunaan tenaga kerja lebih kecil dibandingkan
dengan penggunaan modal. Intensitas faktor produksi < 1
F. ELASTISITAS SUBSTITUSI
8
Nilai elastisitas subtitusi (σs) adalah 0< σs<∞. Jika nilai σs = 0 artinya
subtitusi antara faktor input produksi tidak mungkin dilakukan dan σs<1 artinya
subtitusi antara faktor input sukar dilakukan. Sedangkan jika nilai σs≥ 1 artinya
subtitusi antar faktor input produksi mudah dilakukan dan σs=∞ berarti subtitusi
sempurna.
Dari persamaan di atas dapat di katakana bahwa bilamana output per unit
factor input naik, maka produktivitas tenaga kerja naik. Konsep produktivitas
yang lain adalah dengan membandingkan antara nilai tambah yang di hasilkan
dengan jumlah tenaga kerja yang menghasilkannya.
9
Produktivitas Tenaga Kerja Riil = Nilai Tambah Outpu Riil / Jumlah Tenaga
Kerja Riil
Pada teori produktivitas marginal tenaga kerja terdapat dua asumsi yang di
pakai :
10
a) Indeks Produktivitas Tenaga Kerja
Persentase Perubahan
Biaya Tenaga Kerja = Persentase Perubahan Upah – Persentase
Per Unit Output Perubahan Produktivitas
11
BAB III
PENUTUP
12
DAFTAR PUSTAKA
13