Anda di halaman 1dari 1

Analisis ketersediaan lahan adalah analisis yang dilakukanuntuk mengetahui lahan

berpotensi untuk dikembangkan sebagai perkebunan baru pada setiap kecamatan dalam kawasan
kajian. Untuk melakukan analisis ketersediaan lahan ini dilakukan analisis spasial dengan
menggunakan data peta tutupan lahan, peta curah hujan, peta kelerengan, peta kedalaman gambut
dan peta rencana pola ruang. Salah satu hal yang sangat berpengaruh pada analisis ketersediaan
lahan adalah kebijakan pengembangan lahan yang telah diatur dalam rencana pola ruang suatu
wilayah.

Adapun untuk melakukan analisis kesesuaian lahan untuk kawasan perkebunan dilakukan
dengan analisis spasial, menggunakan metode overlay dan skoring pada peta curah hujan, peta
kelerengan dan peta kedalaman gambut. Berikut adalah indikator skoring yang digunakan dalam
kajian ini:

Tabel 5. 1 Skoring Kesesuaian Lahan Untuk Kawasan Perkebunan


Variabel Indikator Skor Keterangan
<2500 mm/th 30 Sesuai
Curah Hujan 2500 – 3000 mm/th 20 Cukup Sesuai
3000 – 3500 mm/th 10 Tidak Sesuai
0–8% 30 Sesuai
Kelerengan 8 – 15% 20 Cukup Sesuai
15 – 40 % 10 Tidak Sesuai
0 – 100 cm 30 Sesuai
Kedalaman
100 – 200 cm 20 Cukup Sesuai
Gambut
200 – 800 cm 10 Tidak Sesuai
Sumber: Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian Edisi Revisi, Tahun 2011

Adapun untuk proses analisis overlay penggabungan dari ketiga variabel yang digunakan
adalah dengan penjumlahan skor setiap variabel. Klasifikasi tidak sesuai dengan total skor 30 –
49, klasifikasi cukup sesuai dengan total skor 50 – 69, serta klasifikasi sesuai dengan klasifikasi
skor total 70-90. Setelah dilakukan analisis kesesuaian lahan, dilanjutkan dengan analisis
ketersesiaan lahan berdasarkan penetapan pola ruang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Kubu Raya Tahun 2016 – 2036.

Anda mungkin juga menyukai