Anda di halaman 1dari 23

HAMBATAN PERBANKAN SYARIAH DALAM MENGHADAPI

PANDEMI COVID-19

Dibuat untuk memenuhi Tugas Besar 2 pada mata kuliah Perbankan Syariah

Nama : Ratna Rizqi

NIM : 43120010420

Dosen Pengampu:

Dr. Sudjono, M.Acc

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Hambatan Perbankan
Syariah dalam Menghadapi Pandemi Covid-19” tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat
dengan tujuan memenuhi Tugas Besar Besar 2 Mata Kuliah Perbankan Syariah, dan menambah
wawasan kepada pembaca.

Penyusunan Makalah ini tidak akan berhasil tanpa adanya bantuan, dorongan, dan
bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
tak kepada pihakpihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu hingga
Makalah ini dapat tersusun. Khususnya pengampu mata kuliah Perbankan Syariah, Bapak Dr.
Sudjono, M.Acc yang telah membimbing proses pembuatan Makalah, berkat tugas yang
diberikan penulis dapat menambah wawasan mengenai topik yang diberikan.

Penulis menyadari dalam penulisan Makalah ini masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan Makalah
saya selanjutnya. Harapan penulis semoga Makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
referensi bagi para pembaca. Penulis berharap Makalah ini dapat membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Jakarta, 21 November 2023

Ratna Rizqi

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 1

1.2 Batasan Masalah .......................................................................................................... 3

1.3 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4

1.4 Tujuan.......................................................................................................................... 4

1.5 Manfaat........................................................................................................................ 4

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................... 5

2.1 Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory ............................................. 5

2.2 Studi dan Penelitian Terdahulu.................................................................................... 9

2.3 Hipotesis .................................................................................................................... 10

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................ 12

3.1 Penerapan .................................................................................................................. 12

3.2 Perbandingan Antara Teori/Penelitian Terdahulu dan Praktek .................................. 13

3.3 Pembahasan ............................................................................................................... 15

BAB IV PENUTUP ................................................................................................................. 18

4.1 Kesimpulan................................................................................................................ 18

4.2 Saran .......................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pandemi Covid-19 yang mengakibatkan gangguan dalam aktivitas ekonomi secara global.
Negara-negara di seluruh dunia memberlakukan lockdown dan pembatasan yang signifikan
untuk mengendalikan penyebaran virus, yang secara langsung mempengaruhi operasional
bisnis, termasuk sektor keuangan. Kondisi ini menimbulkan tekanan besar pada perbankan
syariah untuk mempertahankan kinerja keuangannya sambil tetap berkomitmen pada prinsip-
prinsip syariah. Secara khusus, beberapa hambatan utama yang dihadapi perbankan syariah
selama pandemi Covid-19 termasuk adaptasi terhadap perubahan regulasi. Kebijakan ekonomi
yang berubah dengan cepat dan sering kali mendadak untuk menanggapi krisis kesehatan ini
memerlukan penyesuaian yang cepat dari lembaga keuangan syariah. Terdapat tekanan untuk
menjaga keseimbangan antara kepatuhan pada prinsip syariah dan kebutuhan mendesak untuk
merespons perubahan kebijakan yang dibuat pemerintah.

Selain itu, tantangan besar lainnya adalah transformasi teknologi. Pandemi ini telah
mempercepat adopsi teknologi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk layanan keuangan.
Namun, perbankan syariah sering kali menghadapi kesulitan dalam menyesuaikan teknologi
yang baru dengan prinsip-prinsip syariah yang mendasarinya. Hal ini menimbulkan hambatan
dalam penerapan teknologi yang memadai untuk memperbaiki layanan dan operasional
mereka. Tak kalah penting adalah perubahan perilaku konsumen. Pandemi telah mengubah
cara orang berinteraksi dengan layanan keuangan. Peningkatan penggunaan perbankan daring,
preferensi transaksi non-tunai, dan perubahan pola pengeluaran konsumen menjadi beberapa
perubahan signifikan yang mempengaruhi strategi bisnis perbankan syariah.

Pandemi Covid-19 telah menimbulkan dampak yang signifikan di berbagai sektor,


termasuk perbankan syariah. Penyebaran pandemi ini telah mengganggu fungsi intermediasi
perbankan, pembiayaan, dan kinerja keuangan perbankan syariah. Hal ini menuntut perbankan
syariah untuk menghadapi tantangan yang kompleks dalam menjalankan operasionalnya di
tengah situasi pandemi Covid-19. Hasil penelitian menunjukkan dampak pandemi Covid-19
terhadap fungsi intermediasi perbankan, berdasarkan hasil studi di Bank Syariah Mandiri.
Selain itu, pandemi Covid-19 juga memengaruhi pembiayaan bank syariah di Indonesia.
Dampak ini menimbulkan hambatan yang perlu diatasi oleh perbankan syariah untuk menjaga
kelangsungan operasionalnya.

1
Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang signifikan terhadap perbankan syariah
di Indonesia. Penelitian menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 telah mengganggu fungsi
intermediasi perbankan, terutama dalam hal penghimpunan dana dan penyaluran dana. Oleh
karena itu, perbankan syariah dihadapkan pada tantangan signifikan dalam menjalankan
fungsinya sebagai lembaga intermediasi perbankan di tengah pandemi Covid-19. Selain itu,
pandemi Covid-19 juga mempengaruhi pembiayaan bank syariah di Indonesia. Penelitian
menunjukkan bahwa implementasi restrukturisasi pembiayaan memiliki dampak signifikan
terhadap likuiditas bank syariah pada situasi pandemi Covid-19. Dalam praktek, pengelolaan
likuiditas yang baik menjadi kunci dalam memastikan kelangsungan operasional perbankan
syariah di tengah pandemi Covid-19.

Di tengah pandemi, terjadi perubahan signifikan dalam perilaku konsumen terkait


preferensi layanan keuangan. Penggunaan layanan perbankan daring meningkat tajam,
mendorong perbankan syariah untuk mempercepat transformasi digitalnya. Namun, tantangan
terbesar yang dihadapi adalah bagaimana menggabungkan teknologi baru dengan prinsip-
prinsip syariah yang mendasari sistem mereka. Mereka harus memastikan bahwa teknologi
yang diadopsi tidak melanggar prinsip-prinsip syariah, seperti larangan riba (bunga), spekulasi,
dan aktivitas bisnis yang dianggap tidak etis dalam Islam. Selain itu, hambatan regulasi juga
menjadi fokus utama. Regulasi keuangan yang berubah-ubah membutuhkan adaptasi yang
cepat dari lembaga keuangan syariah untuk mematuhi peraturan yang baru tanpa
mengorbankan kepatuhan pada prinsip syariah. Penyesuaian ini sering kali memerlukan
investasi besar dalam sumber daya manusia dan teknologi untuk memastikan kepatuhan yang
tepat.

Di samping itu, perbankan syariah juga menghadapi tantangan dalam menjaga kualitas aset
dan mengelola risiko kredit. Pandemi telah mengakibatkan penurunan ekonomi global, yang
pada gilirannya meningkatkan risiko kredit bagi lembaga keuangan, termasuk perbankan
syariah. Menjaga keseimbangan antara memberikan dukungan kepada nasabah yang
terdampak secara finansial dengan memitigasi risiko kredit menjadi prioritas yang kompleks
bagi mereka. Situasi ini menimbulkan kebutuhan mendesak untuk strategi yang inovatif.
Perbankan syariah harus beradaptasi dengan cepat, menggabungkan prinsip-prinsip syariah
dengan inovasi bisnis untuk menjaga daya saing mereka. Selain itu, pemahaman mendalam
tentang perubahan perilaku konsumen menjadi krusial dalam merancang produk dan layanan
yang relevan dalam konteks ekonomi yang tidak pasti ini.

2
1.2 Batasan Masalah

Penelitian ini akan membatasi diri pada sektor perbankan syariah dan akan mengeksplorasi
hambatan-hambatan yang unik di dalamnya selama masa pandemi Covid-19. Ini mencakup
bank-bank yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah dalam pengelolaan dana dan
operasional mereka. Penelitian akan memfokuskan pada perubahan regulasi dan kebijakan
yang mempengaruhi perbankan syariah sebagai hasil dari pandemi Covid-19. Hal ini meliputi
adaptasi kebijakan keuangan nasional dan internasional yang dapat mempengaruhi operasional
serta kebijakan internal perbankan syariah.

Penelitian akan mengidentifikasi hambatan yang muncul dalam penggunaan dan adaptasi
teknologi dalam layanan perbankan syariah selama pandemi. Hal ini termasuk kesulitan dalam
mengintegrasikan teknologi terbaru yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dalam
operasional mereka. Batasan masalah akan mencakup perubahan perilaku konsumen yang
memengaruhi permintaan layanan perbankan syariah. Ini meliputi preferensi baru dalam
transaksi non-tunai, peningkatan penggunaan layanan daring, dan pergeseran pola pengeluaran
konsumen yang dapat mempengaruhi strategi bisnis perbankan syariah. Penelitian ini akan
memperhatikan dampak pandemi terhadap manajemen risiko dan keuangan perbankan syariah.
Ini termasuk tantangan dalam menjaga kualitas aset, menangani risiko kredit, serta strategi
untuk menjaga stabilitas keuangan di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti.

Berdasarkan hasil penelitian dan studi terdahulu terkait hambatan perbankan syariah dalam
menghadapi pandemi Covid-19, batasan masalah penelitian ini akan difokuskan pada dampak
pandemi Covid-19 terhadap fungsi intermediasi perbankan, pembiayaan, dan kinerja keuangan
perbankan syariah di Indonesia. Fokus penelitian juga akan difokuskan pada strategi
operasional perbankan syariah dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19.

Pandemi Covid-19 telah menimbulkan dampak yang signifikan di berbagai sektor,


termasuk perbankan syariah. Penyebaran pandemi ini telah mengganggu fungsi intermediasi
perbankan, pembiayaan, dan kinerja keuangan perbankan syariah. Hal ini menuntut perbankan
syariah untuk menghadapi tantangan yang kompleks dalam menjalankan operasionalnya di
tengah situasi pandemi Covid-19. Hasil penelitian menunjukkan dampak pandemi Covid-19
terhadap fungsi intermediasi perbankan, berdasarkan hasil studi di Bank Syariah Mandiri.
Selain itu, pandemi Covid-19 juga memengaruhi pembiayaan bank syariah di Indonesia.
Dampak ini menimbulkan hambatan yang perlu diatasi oleh perbankan syariah untuk menjaga
kelangsungan operasionalnya.

3
1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang disebutkan, beberapa rumusan masalah yang


diidentifikasi adalah:

1. Bagaimana penyesuaian regulasi terhadap kebijakan perbankan syariah di masa krisis ini?
2. Apa hambatan utama dalam menerapkan teknologi untuk mendukung operasional
perbankan syariah?
3. Bagaimana perubahan perilaku konsumen mempengaruhi strategi bisnis perbankan
syariah?
4. Apa strategi yang efektif bagi perbankan syariah dalam mengatasi hambatan yang dihadapi
selama pandemi Covid-19?

1.4 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis hambatan-hambatan yang dihadapi perbankan syariah selama pandemi


Covid-19.
2. Menyelidiki strategi adaptasi yang diterapkan perbankan syariah untuk mengatasi
hambatan tersebut.
3. Memberikan rekomendasi bagi perbankan syariah guna meningkatkan ketahanan
operasional di tengah kondisi krisis.

1.5 Manfaat

Kajian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang dampak pandemi Covid-19 terhadap
perbankan syariah di Indonesia.
2. Memberikan informasi yang berguna bagi perbankan syariah dalam menghadapi situasi
pandemi Covid-19.
3. Menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serupa.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory

Grand Theory

Grand Theory dalam konteks ini dapat mengacu pada konsep-konsep yang luas yang
menjadi landasan utama dalam memahami perbankan syariah selama pandemi Covid-19. Salah
satu Grand Theory yang relevan adalah teori adaptasi dalam konteks perubahan eksternal yang
signifikan. Teori adaptasi ini menyoroti bagaimana lembaga keuangan, termasuk perbankan
syariah, bereaksi terhadap lingkungan yang berubah secara mendadak akibat pandemi.

Teori adaptasi ini menekankan bahwa perbankan syariah harus mampu mengubah strategi,
kebijakan, dan operasional mereka untuk bertahan dan tetap relevan di tengah kondisi krisis
seperti pandemi Covid-19. Mereka harus beradaptasi dengan perubahan regulasi yang sering
kali mendadak, pergeseran perilaku konsumen yang cepat, serta menghadapi tuntutan untuk
mempercepat integrasi teknologi dalam layanan keuangan mereka.

Adaptasi yang efektif dalam teori ini tidak hanya mencakup kemampuan perbankan syariah
untuk menyesuaikan diri secara operasional, tetapi juga menjaga konsistensi dengan prinsip-
prinsip syariah yang mendasari bisnis mereka. Ini menuntut pengembangan solusi inovatif
yang tidak hanya memungkinkan kelangsungan operasional, tetapi juga tetap sesuai dengan
nilai-nilai etis yang dipegang teguh oleh perbankan syariah.

Selain itu, teori adaptasi juga menyoroti pentingnya fleksibilitas dan ketangguhan institusi
keuangan dalam menghadapi situasi krisis. Perbankan syariah harus mampu tidak hanya
bertahan di masa pandemi, tetapi juga membangun fondasi yang kokoh untuk pemulihan
ekonomi pasca-pandemi. Inovasi dalam layanan, restrukturisasi kebijakan, serta penyesuaian
strategis menjadi kunci utama dalam teori ini.

Pentingnya teori adaptasi dalam konteks perbankan syariah selama pandemi Covid-19
adalah memberikan panduan dalam memahami bagaimana lembaga keuangan ini dapat
bertahan, beradaptasi, dan bahkan berkembang dalam kondisi yang tidak pasti dan berubah
dengan cepat. Teori ini memberikan dasar untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang
mempengaruhi respons perbankan syariah terhadap pandemi dan mengembangkan strategi
untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi.

5
Dalam konteks penelitian ini, Grand Theory adalah pendekatan yang digunakan untuk
memahami strategi operasional perbankan syariah dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Grand Theory berkaitan dengan teori strategic management dan menggambarkan beberapa
aspek penting dalam menjalankan operasional perbankan syariah di tengah situasi pandemi
Covid-19.

Pertama, Grand Theory menekankan pada pentingnya manajemen risiko dan keputusan
dalam organisasi. Dalam situasi pandemi Covid-19, perbankan syariah perlu
mempertimbangkan risiko yang terkait dengan penyebaran virus, dampaknya terhadap
kesehatan nasabah, dan dampaknya terhadap stabilitas pasar. Oleh karena itu, perbankan
syariah perlu mengembangkan strategi yang mengurangi risiko dan memastikan kelangsungan
operasionalnya.

Kedua, Grand Theory juga menekankan pada pentingnya sumber daya manusia dalam
menjalankan operasional perbankan syariah. Dalam situasi pandemi Covid-19, perbankan
syariah perlu memastikan keamanan dan kesehatan karyawan serta mengembangkan strategi
untuk mengelola sumber daya manusia secara efisien.Tiga, Grand Theory juga menekankan
pada pentingnya sumber daya tetap dalam menjalankan operasional perbankan syariah. Dalam
situasi pandemi Covid-19, perbankan syariah perlu memastikan keadaan dan kelangsungan
sumber daya tetap seperti infrastruktur, teknologi, dan fasilitas lainnya.

Dalam konteks penelitian ini, Grand Theory juga menekankan pada pentingnya interaksi
antara komponen sistem (misalnya, perbankan syariah, nasabah, pemangku keuangan, dan
pasar) dalam menjalankan operasional perbankan syariah. Dalam situasi pandemi Covid-19,
perbankan syariah perlu memastikan kelangsungan interaksi antara komponen sistem tersebut
untuk memastikan kelangsungan operasional dan menjaga kualitas layanan yang ditawarkan.

Middle Theory

Middle Theory dalam konteks hambatan perbankan syariah selama pandemi Covid-19
melibatkan konsep-konsep yang lebih spesifik dan terfokus pada aspek-aspek yang
memengaruhi operasional serta strategi bisnis lembaga keuangan syariah di tengah krisis
kesehatan global ini. Salah satu middle theory yang relevan adalah konsep adaptasi regulasi
dan teknologi dalam konteks keuangan syariah.

Adaptasi regulasi merupakan aspek krusial dalam Middle Theory ini. Perubahan kebijakan
dan regulasi yang dihadapi oleh perbankan syariah akibat pandemi mempengaruhi cara mereka

6
menjalankan operasi. Hal ini termasuk penyesuaian terhadap kebijakan pemerintah, misalnya,
dalam hal restrukturisasi pinjaman, moratorium pembayaran, atau insentif fiskal yang dapat
berdampak pada aktivitas perbankan. Middle Theory fokus pada bagaimana perbankan syariah
menyesuaikan kebijakan internal mereka untuk mematuhi regulasi yang baru dalam konteks
syariah.

Selain itu, Middle Theory juga menyoroti peran teknologi dalam mengatasi hambatan-
hambatan selama pandemi. Perbankan syariah harus beradaptasi dengan cepat terhadap
penggunaan teknologi yang lebih luas, termasuk layanan perbankan digital, e-commerce, dan
solusi teknologi keuangan lainnya. Tantangan terletak pada bagaimana mereka dapat
mengadopsi teknologi tersebut tanpa melanggar prinsip-prinsip syariah, seperti larangan riba
atau kegiatan yang dianggap tidak etis.

Dalam Middle Theory ini, penting untuk memahami bahwa adaptasi regulasi dan teknologi
tidak hanya sekadar implementasi. Ini juga mencakup aspek pendidikan dan keterampilan bagi
tenaga kerja perbankan syariah agar dapat memahami, mengelola, dan menggunakan teknologi
baru sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Hal ini menggarisbawahi perlunya investasi dalam
pengembangan SDM dan infrastruktur teknologi yang sesuai dengan prinsip syariah.

Dengan demikian, Middle Theory memberikan pandangan yang lebih terfokus pada aspek
praktis yang mempengaruhi perbankan syariah dalam menghadapi pandemi Covid-19. Ini
menggali bagaimana regulasi dan teknologi memainkan peran krusial dalam menentukan
kemampuan perbankan syariah untuk beradaptasi, tetap relevan, dan bahkan berkembang di
tengah kondisi yang berubah dengan cepat dan tidak pasti ini.

Middle Theory dalam konteks hambatan perbankan syariah dalam menghadapi pandemi
Covid-19 mencakup analisis dampak pandemi terhadap fungsi intermediasi perbankan,
pembiayaan, dan kinerja keuangan perbankan syariah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pandemi Covid-19 telah mengganggu fungsi intermediasi perbankan, terutama dalam hal
penghimpunan dana dan penyaluran dana. Studi di Bank Syariah Mandiri menyoroti dampak
ini, yang menunjukkan adanya hambatan dalam menjalankan fungsi intermediasi perbankan
syariah di tengah pandemi Covid-19. Selain itu, pandemi Covid-19 juga memengaruhi
pembiayaan bank syariah di Indonesia. Penelitian menunjukkan bahwa implementasi
restrukturisasi pembiayaan memiliki dampak signifikan terhadap likuiditas bank syariah pada
situasi pandemi Covid-19.

7
Studi terdahulu juga menyoroti kinerja keuangan perbankan syariah selama pandemi
Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan kinerja keuangan perbankan syariah di
Indonesia pada masa pandemi Covid-19 dan strategi peningkatannya. Hasil penelitian ini
memberikan pemahaman yang mendalam tentang hambatan-hambatan yang dihadapi
perbankan syariah dalam menghadapi pandemi Covid-19

Operational Theory

Operational Theory dalam konteks hambatan perbankan syariah selama pandemi Covid-19
fokus pada aspek operasional yang menjadi inti dari keberlangsungan bisnis perbankan syariah
di masa krisis ini. Teori operasional ini melibatkan strategi dan tindakan konkret yang
diterapkan oleh perbankan syariah dalam mengatasi hambatan-hambatan yang muncul selama
pandemi.

Salah satu aspek yang sangat penting dalam Operational Theory adalah ketanggapan dalam
menjaga kelancaran operasional. Hal ini mencakup ketersediaan layanan keuangan yang tidak
terputus, baik melalui kanal daring maupun layanan konvensional, yang penting bagi
keberlangsungan aktivitas ekonomi masyarakat yang terdampak. Perbankan syariah harus
memastikan infrastruktur teknologi mereka stabil dan dapat menangani lonjakan permintaan
transaksi daring, sambil mempertahankan layanan konvensional untuk nasabah yang
membutuhkan.

Selain itu, Operational Theory memperhatikan manajemen risiko dan kualitas aset.
Pandemi telah meningkatkan risiko kredit dan operasional bagi perbankan syariah, yang
menuntut manajemen risiko yang lebih efektif. Perbankan syariah perlu melakukan penilaian
risiko yang lebih cermat terhadap nasabah yang terdampak, serta memastikan manajemen
kualitas aset mereka untuk menjaga stabilitas keuangan.

Operational Theory juga menyoroti inovasi dalam produk dan layanan. Perbankan syariah
harus mampu menawarkan solusi keuangan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat di
tengah pandemi. Hal ini dapat meliputi pengembangan produk pinjaman yang bersifat
fleksibel, skema pembiayaan yang mendukung pemulihan ekonomi, atau layanan keuangan
inklusif yang lebih luas bagi masyarakat.

Operational Theory dalam konteks perbankan syariah selama pandemi Covid-19 tidak
hanya mencakup aspek operasional secara langsung, tetapi juga melibatkan strategi bisnis yang
memperhitungkan dampak pandemi secara menyeluruh. Ini mencakup kemampuan lembaga

8
keuangan syariah untuk beradaptasi, mengubah model bisnis, dan bahkan melakukan
restrukturisasi dalam beberapa aspek untuk menjaga kelangsungan operasional mereka di
tengah kondisi yang tidak pasti ini.

Berikut ini adalah beberapa aspek penting yang diperkembangkan dalam Operational
Theory:

- Proses: Dalam situasi pandemi Covid-19, perbankan syariah perlu memastikan


kelangsungan proses pemrosesan seperti penghimpunan dana, penyaluran dana, dan
pembiayaan. Oleh karena itu, perbankan syariah perlu mengembangkan strategi untuk
mengatasi hambatan dan menjaga kelangsungan proses pemrosesan mereka.
- Teknologi: Pandemi Covid-19 telah mengarah perbankan syariah untuk lebih berkontribusi
dalam penggunaan teknologi. Perbankan syariah perlu memastikan keadaan dan
kelangsungan teknologi yang diperlukan untuk beroperasi secara efisien selama pandemi
Covid-19, seperti sistem informasi, komunikasi, dan layanan digital.
- Koordinasi: Dalam situasi pandemi Covid-19, perbankan syariah perlu memastikan
koordinasi yang baik antara berbagai divisi dan departemen dalam organisasi. Koordinasi
ini penting untuk memastikan kelangsungan operasional dan menjaga kualitas layanan
yang ditawarkan.
- Pelatihan: Perbankan syariah perlu memastikan pelatihan yang efektif untuk menjaga
kelangsungan operasional dan menghadapi dampak pandemi Covid-19. Pelatihan ini
mencakup pelatihan sumber daya manusia, teknologi, dan infrastruktur.
- Kontrol: Perbankan syariah perlu memastikan kontrol yang baik untuk mengidentifikasi
dan mengatasi hambatan dalam operasional mereka selama pandemi Covid-19. Kontrol ini
mencakup kontrol finansial, operasional, dan risiko.

2.2 Studi dan Penelitian Terdahulu

S. Sumadi (2020) melakukan penelitian yang menunjukkan dampak pandemi Covid-19


terhadap fungsi intermediasi perbankan, berdasarkan hasil studi di Bank Syariah Mandiri.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana manajemen strategi operasional yang
dilakukan oleh perbankan syariah dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi
perbankan, terutama dalam hal penghimpunan dana dan penyaluran dana di tengah pandemi
Covid-19.

Ana Zahrotun Nihayah dan Lathif Hanafir Rifqi (2020) juga melakukan penelitian terkait
implikasi pandemi Covid-19 terhadap pembiayaan bank syariah di Indonesia. Penelitian ini

9
bertujuan untuk menganalisis dampak implementasi restrukturisasi pembiayaan terhadap
likuiditas bank syariah pada situasi pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode
analisis deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang terjadi akibat
dampak Covid-19 terhadap perekonomian global.

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh S. Sumadi (2020) juga menunjukkan bahwa
pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja keuangan
perbankan syariah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan
Bank BCA Syariah Indonesia sebelum dan sesudah pandemi Covid-19 pada rasio CAR, ROA,
dan ROE.

Ahmed, A. (2020) mengeksplorasi dampak pandemi Covid-19 terhadap sektor perbankan


syariah, menyoroti perubahan regulasi yang diterapkan dan bagaimana perbankan syariah
menyesuaikan operasional mereka terhadap perubahan tersebut. Khalifa, A. & Khan, M. (2021)
meneliti adaptasi teknologi dalam perbankan syariah selama pandemi, fokus pada bagaimana
lembaga keuangan syariah mempercepat adopsi layanan perbankan digital dan tantangan yang
mereka hadapi dalam memastikan kesesuaian dengan prinsip-prinsip syariah.

Siti, R. & Jamal, F. (2020) memperhatikan perubahan perilaku konsumen terkait dengan
layanan keuangan dan dampaknya terhadap perbankan syariah. Studi ini mengidentifikasi
strategi yang diadopsi perbankan syariah untuk mengakomodasi perubahan tersebut.Ibrahim,
H. & Ali, M. (2021) menyoroti manajemen risiko dan pengelolaan kualitas aset dalam
perbankan syariah selama pandemi, mengkaji upaya perbankan syariah dalam menghadapi
peningkatan risiko kredit dan cara mereka menjaga stabilitas aset.

Penelitian ini memberikan landasan untuk memahami bagaimana hambatan-hambatan


tertentu memengaruhi perbankan syariah selama pandemi. Namun, untuk informasi lebih lanjut
dan rincian yang lebih spesifik mengenai metodologi, temuan utama, dan implikasi dari studi-
studi ini, disarankan untuk merujuk langsung pada publikasi ilmiah yang relevan atau literatur
akademis yang bersangkutan.

2.3 Hipotesis

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, hipotesis yang dapat diajukan adalah bahwa
pandemi Covid-19 memberikan dampak signifikan terhadap perbankan syariah di Indonesia,
terutama dalam hal fungsi intermediasi, pembiayaan, dan kinerja keuangan. Pandemi Covid-
19 telah mengganggu fungsi intermediasi perbankan, terutama dalam hal penghimpunan dana

10
dan penyaluran dana. Selain itu, pandemi Covid-19 juga memengaruhi pembiayaan bank
syariah di Indonesia, di mana implementasi restrukturisasi pembiayaan memiliki dampak
signifikan terhadap likuiditas bank syariah pada situasi pandemi Covid-19.

Hipotesis lainnya adalah bahwa perbankan syariah perlu mengembangkan strategi yang
efektif untuk mengatasi hambatan dan menjaga kelangsungan operasional mereka di tengah
situasi pandemi Covid-19. Strategi ini mencakup aspek-aspek seperti manajemen risiko,
teknologi, koordinasi, pelatihan, dan kontrol. Dalam situasi pandemi Covid-19, perbankan
syariah perlu memastikan kelangsungan proses pemrosesan seperti penghimpunan dana,
penyaluran dana, dan pembiayaan. Oleh karena itu, perbankan syariah perlu mengembangkan
strategi untuk mengatasi hambatan dan menjaga kelangsungan proses pemrosesan mereka.

Dengan demikian, hipotesis yang dapat diajukan adalah:

• Hipotesis 1: perubahan regulasi yang cepat dan terus-menerus selama pandemi Covid-19
memiliki dampak signifikan pada operasional perbankan syariah. Hipotesis ini menduga
bahwa perbankan syariah yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan regulasi
dengan cepat akan memiliki keunggulan kompetitif dalam menjaga keberlangsungan
bisnisnya.
• Hipotesis 2: penggunaan teknologi dalam perbankan syariah selama pandemi. Hipotesis ini
mungkin menyatakan bahwa lembaga keuangan syariah yang mampu mengadopsi
teknologi terkini dengan mempertahankan kepatuhan pada prinsip-prinsip syariah akan
lebih mampu menjaga daya saingnya dan memenuhi kebutuhan nasabah di tengah situasi
krisis.
• Hipotesis 3: perbankan syariah yang dapat menyesuaikan produk dan layanannya sesuai
dengan perubahan perilaku konsumen selama pandemi akan mampu mempertahankan atau
meningkatkan pangsa pasarnya.
• Hipotesis 4: perbankan syariah yang memiliki strategi manajemen risiko yang efektif dan
mampu menjaga kualitas asetnya akan lebih tahan terhadap dampak negatif yang
ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 terhadap ekonomi.

11
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Penerapan

Perbankan syariah telah mengambil berbagai langkah untuk mengatasi hambatan yang
muncul akibat pandemi ini. Salah satu langkah kunci adalah adaptasi terhadap perubahan
regulasi. Banyak lembaga keuangan syariah yang telah merespons cepat terhadap perubahan
kebijakan pemerintah terkait restrukturisasi pinjaman bagi nasabah yang terdampak.
Implementasi kebijakan ini memungkinkan pengurangan beban finansial bagi nasabah yang
mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban pembayaran.

Selain itu, penerapan teknologi menjadi fokus utama. Banyak bank syariah telah
mengalihkan lebih banyak sumber daya ke layanan perbankan digital guna memfasilitasi
transaksi jarak jauh. Implementasi teknologi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
menjadi tantangan tersendiri, namun langkah ini sangat penting untuk mempertahankan
layanan yang efektif dalam ketersediaan produk keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah.

Penerapan strategi manajemen risiko juga menjadi aspek krusial. Perbankan syariah harus
memastikan bahwa manajemen risiko mereka dapat menangani peningkatan risiko kredit,
memperhitungkan potensi gagal bayar dari nasabah yang terdampak secara finansial akibat
pandemi. Langkah-langkah seperti analisis portofolio kredit, restrukturisasi, dan pemantauan
yang lebih intensif menjadi penerapan yang penting dalam memitigasi risiko kredit.

Pada tingkat operasional, ada juga penerapan kebijakan internal yang berfokus pada
pemenuhan prinsip-prinsip syariah. Bank-bank syariah telah meningkatkan edukasi internal
dan pengawasan untuk memastikan bahwa kegiatan operasional mereka tetap sesuai dengan
hukum Islam.

Penerapan ini merupakan upaya nyata dari perbankan syariah untuk bertahan dan
beradaptasi dengan tantangan yang dihadapi selama pandemi Covid-19. Meskipun banyak
langkah telah diambil, evaluasi terus-menerus terhadap strategi yang diimplementasikan
menjadi penting untuk memastikan kesesuaian dengan kondisi yang terus berubah serta
memberikan kesempatan untuk melakukan penyesuaian yang diperlukan.

Dalam penerapan strategi untuk mengatasi hambatan perbankan syariah dalam menghadapi
pandemi Covid-19, perbankan syariah perlu memperhatikan beberapa aspek penting. Pertama,

12
perbankan syariah perlu memastikan kelangsungan proses pemrosesan seperti penghimpunan
dana, penyaluran dana, dan pembiayaan. Oleh karena itu, perbankan syariah perlu
mengembangkan strategi untuk mengatasi hambatan dan menjaga kelangsungan proses
pemrosesan mereka

Kedua, perbankan syariah perlu memastikan keadaan dan kelangsungan teknologi yang
diperlukan untuk beroperasi secara efisien selama pandemi Covid-19, seperti sistem informasi,
komunikasi, dan layanan digital. Hal ini penting untuk memastikan kelangsungan operasional
dan menjaga kualitas layanan yang ditawarkan.

Ketiga, perbankan syariah perlu memastikan koordinasi yang baik antara berbagai divisi
dan departemen dalam organisasi. Koordinasi ini penting untuk memastikan kelangsungan
operasional dan menjaga kualitas layanan yang ditawarkan

Keempat, perbankan syariah perlu memastikan pelatihan yang efektif untuk menjaga
kelangsungan operasional dan menghadapi dampak pandemi Covid-19. Pelatihan ini
mencakup pelatihan sumber daya manusia, teknologi, dan infrastruktur

Kelima, perbankan syariah perlu memastikan kontrol yang baik untuk mengidentifikasi dan
mengatasi hambatan dalam operasional mereka selama pandemi Covid-19. Kontrol ini
mencakup kontrol finansial, operasional, dan risiko

Dalam penerapan strategi ini, perbankan syariah dapat memperhatikan temuan dari studi
dan penelitian terdahulu terkait hambatan perbankan syariah dalam menghadapi pandemi
Covid-19. Temuan dari penelitian ini memberikan landasan yang kuat untuk memahami
hambatan-hambatan yang dihadapi perbankan syariah dalam menghadapi pandemi Covid-19

3.2 Perbandingan Antara Teori/Penelitian Terdahulu dan Praktek

Teori dan penelitian terdahulu menyoroti pentingnya adaptasi regulasi sebagai respons
terhadap perubahan kebijakan pemerintah dalam situasi krisis. Beberapa penelitian
menekankan bahwa perbankan syariah yang berhasil mengadaptasi regulasi dengan cepat
memiliki keunggulan dalam menjaga kelangsungan operasional. Namun, dalam praktiknya,
meskipun bank-bank telah merespons perubahan regulasi, beberapa masih menghadapi
kesulitan dalam menyesuaikan kebijakan internal mereka dengan regulasi yang baru.

Teori tentang pengaruh teknologi dalam perbankan syariah selama pandemi menyoroti
pentingnya layanan perbankan digital. Penelitian menunjukkan bahwa adopsi teknologi

13
menjadi kunci dalam menjaga kelancaran layanan dan memenuhi kebutuhan nasabah. Namun,
dalam praktiknya, beberapa bank masih menghadapi tantangan dalam menyesuaikan teknologi
terkini dengan prinsip-prinsip syariah. Meskipun banyak yang berinvestasi dalam layanan
perbankan digital, sebagian besar dari mereka mengalami kesulitan dalam memastikan
kepatuhan pada prinsip-prinsip syariah.

Aspek lainnya adalah perubahan perilaku konsumen. Teori memperkirakan pergeseran


besar dalam perilaku konsumen yang dapat mempengaruhi layanan perbankan. Penelitian
terdahulu menyoroti bahwa bank-bank yang mampu menyesuaikan produk dan layanan mereka
dengan perubahan ini akan lebih berhasil dalam mempertahankan pangsa pasar. Namun, dalam
praktiknya, sebagian besar bank menghadapi kesulitan dalam merespons perubahan perilaku
konsumen dengan cepat. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya penyesuaian yang memadai
dalam produk dan layanan yang ditawarkan kepada nasabah.

Terakhir, aspek manajemen risiko dan kualitas aset juga menjadi perhatian. Teori
menekankan pentingnya manajemen risiko yang kuat untuk mengatasi peningkatan risiko
kredit selama krisis. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa bank-bank yang memiliki
strategi manajemen risiko yang efektif cenderung lebih stabil. Namun, dalam praktiknya,
sebagian bank masih memerlukan peningkatan dalam manajemen risiko dan pengelolaan
kualitas aset mereka untuk menghadapi risiko yang semakin meningkat.

Dalam perbandingan ini, terlihat bahwa meskipun teori dan penelitian terdahulu telah
mengidentifikasi faktor-faktor penting, implementasi di lapangan masih menghadapi tantangan
dalam menyesuaikan diri dengan cepat dan efektif terhadap perubahan yang terjadi selama
pandemi Covid-19. Hal ini menunjukkan perlunya langkah-langkah lebih lanjut dan
penyesuaian strategis agar teori dapat lebih efektif diimplementasikan dalam praktek
perbankan syariah.

Studi dan penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 telah memberikan
dampak yang signifikan terhadap perbankan syariah di Indonesia. Hasil penelitian
menunjukkan dampak pandemi Covid-19 terhadap fungsi intermediasi perbankan, berdasarkan
hasil studi di Bank Syariah Mandiri. Penelitian ini menyoroti bahwa pandemi Covid-19 telah
mengganggu fungsi intermediasi perbankan, terutama dalam hal penghimpunan dana dan
penyaluran dana. Selain itu, pandemi Covid-19 juga memengaruhi pembiayaan bank syariah
di Indonesia. Penelitian menunjukkan bahwa implementasi restrukturisasi pembiayaan
memiliki dampak signifikan terhadap likuiditas bank syariah pada situasi pandemi Covid-19.

14
Dalam praktek, perbankan syariah menghadapi risiko keuangan dalam situasi yang tidak
normal selama masa pandemi Covid-19. Munculnya pesimisme akan kemampuan bank syariah
dapat bertahan di tengah penyebaran virus di tengah masyarakat, mengingat semua pihak yang
terkait dengan operasional bank syariah, ikut merasakan dampaknya. Masyarakat sebagai mitra
industri perbankan merasakan dampak ekonomi akibat dari pandemi Covid-19 ini, di mana
kegiatan bisnis mengalami penyusutan yang signifikan.

Dari segi pembiayaan, pandemi Covid-19 juga memberikan implikasi yang signifikan bagi
bank syariah di Indonesia. Implementasi restrukturisasi pembiayaan memiliki dampak yang
signifikan terhadap likuiditas bank syariah pada situasi pandemi Covid-19. Hal ini
menunjukkan bahwa teori dan penelitian terdahulu memberikan pemahaman yang mendalam
tentang dampak pandemi Covid-19 terhadap perbankan syariah, dan temuan dari penelitian ini
memberikan landasan yang kuat untuk memahami hambatan-hambatan yang dihadapi
perbankan syariah dalam menghadapi pandemi Covid-19.

3.3 Pembahasan

Penelitian menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang


signifikan terhadap perbankan syariah di Indonesia, terutama dalam fungsi intermediasi,
pembiayaan, dan kinerja keuangan. Dalam praktek, perbankan syariah menghadapi risiko
keuangan dalam situasi yang tidak normal selama masa pandemi Covid-19. Munculnya
pesimisme akan kemampuan bank syariah dapat bertahan di tengah penyebaran virus di tengah
masyarakat, mengingat semua pihak yang terkait dengan operasional bank syariah, ikut
merasakan dampaknya.

Dari segi pembiayaan, pandemi Covid-19 juga memberikan implikasi yang signifikan bagi
bank syariah di Indonesia. Implementasi restrukturisasi pembiayaan memiliki dampak yang
signifikan terhadap likuiditas bank syariah pada situasi pandemi Covid-19. Hal ini
menunjukkan bahwa teori dan penelitian terdahulu memberikan pemahaman yang mendalam
tentang dampak pandemi Covid-19 terhadap perbankan syariah, dan temuan dari penelitian ini
memberikan landasan yang kuat untuk memahami hambatan-hambatan yang dihadapi
perbankan syariah dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Dalam konteks praktek, perbankan syariah perlu mengembangkan strategi yang efektif
untuk mengatasi hambatan dan menjaga kelangsungan operasional mereka di tengah situasi
pandemi Covid-19. Strategi ini mencakup aspek-aspek seperti manajemen risiko, teknologi,
koordinasi, pelatihan, dan kontrol. Dengan demikian, pembahasan mengenai hambatan

15
perbankan syariah dalam menghadapi pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa hasil penelitian
memiliki dampak yang signifikan dalam membentuk strategi dan kebijakan operasional
perbankan syariah di tengah pandemi Covid-19. Implementasi dari temuan penelitian tersebut
menjadi penting dalam memastikan kelangsungan operasional perbankan syariah di tengah
situasi yang menantang akibat pandemi Covid-19.

Adaptasi Regulasi dan Kebijakan

Pandemi Covid-19 telah menghasilkan berbagai perubahan regulasi dan kebijakan


pemerintah yang signifikan dalam upaya merespons krisis. Hal ini menciptakan tantangan
besar bagi perbankan syariah dalam menyesuaikan operasional mereka dengan cepat.
Meskipun beberapa bank berhasil beradaptasi, masih ada kesenjangan antara perubahan
regulasi dan kemampuan bank untuk menerapkan perubahan tersebut secara efektif. Hal ini
menunjukkan pentingnya keterlibatan yang lebih aktif dari pihak berwenang dan bank-bank
untuk memastikan kejelasan regulasi yang diterapkan.

Teknologi dan Layanan Digital

Adaptasi terhadap teknologi menjadi penting selama pandemi. Banyak bank telah
meningkatkan investasi mereka dalam layanan perbankan digital untuk memastikan kelancaran
operasional dan memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin bergeser ke transaksi online.
Namun, penyesuaian teknologi dengan prinsip-prinsip syariah masih menjadi permasalahan.
Ada kebutuhan akan solusi teknologi yang lebih inovatif yang mempertimbangkan aspek
kepatuhan syariah tanpa mengorbankan kemudahan dan aksesibilitas bagi nasabah.

Perubahan Perilaku Konsumen

Pandemi telah mempengaruhi perilaku konsumen secara signifikan. Nasabah cenderung


beralih ke layanan digital, mengubah pola pengeluaran, dan memiliki kebutuhan keuangan
yang berbeda. Bank-bank perlu mempertimbangkan perubahan ini dalam menyusun produk
dan layanan mereka. Meskipun banyak bank telah melakukan penyesuaian, masih ada potensi
untuk lebih memahami dan merespons secara dinamis perubahan dalam kebutuhan dan
preferensi nasabah.

Manajemen Risiko dan Kualitas Aset

Pandemi telah meningkatkan risiko kredit dan operasional bagi perbankan syariah.
Manajemen risiko yang efektif menjadi kunci dalam menjaga stabilitas. Bank-bank yang

16
mampu mengidentifikasi risiko dengan cepat dan mengambil langkah-langkah yang tepat akan
lebih siap menghadapi ketidakpastian. Selain itu, pemantauan kualitas aset menjadi penting
untuk mencegah penurunan nilai aset dalam kondisi yang tidak pasti.

Perbankan syariah telah berusaha untuk mengatasi hambatan-hambatan ini. Namun, masih
ada ruang untuk peningkatan dalam hal adaptasi regulasi yang lebih efektif, penggunaan
teknologi yang lebih sesuai dengan prinsip syariah, respons yang lebih dinamis terhadap
perubahan perilaku konsumen, serta manajemen risiko dan pengelolaan kualitas aset yang lebih
efektif. Langkah-langkah ini akan membantu perbankan syariah untuk lebih tangguh dan
adaptif di masa depan, tidak hanya selama pandemi, tetapi juga dalam menghadapi tantangan
ekonomi lainnya yang mungkin terjadi.

17
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang signifikan terhadap perbankan syariah di


Indonesia. Dampak tersebut terutama terlihat pada fungsi intermediasi, pembiayaan, dan
kinerja keuangan perbankan syariah. Meskipun demikian, kinerja keuangan perbankan syariah
pada masa pandemi Covid-19 masih baik dan positif, hanya perlu ditingkatkan jika
dibandingkan dengan bank konvensional. Perbankan syariah perlu mengembangkan strategi
yang efektif untuk mengatasi hambatan dan menjaga kelangsungan operasional mereka di
tengah situasi pandemi Covid-19. Strategi ini mencakup aspek-aspek seperti manajemen risiko,
teknologi, koordinasi, pelatihan, dan kontrol. Dalam hal pembiayaan, implementasi
restrukturisasi pembiayaan memiliki dampak yang signifikan terhadap likuiditas bank syariah
pada situasi pandemi Covid-19.

Adaptasi terhadap perubahan regulasi dan kebijakan pemerintah menjadi kunci dalam
menjaga kelangsungan operasional perbankan syariah. Pandemi telah memicu perubahan
regulasi yang cepat dan dinamis, yang memaksa bank untuk secara aktif menyesuaikan
kebijakan internal mereka. Namun, dalam beberapa kasus, keterlambatan dalam adaptasi
menyebabkan ketidaksesuaian antara perubahan eksternal dan kebijakan internal bank. Dalam
konteks praktek, perbankan syariah perlu memastikan kelangsungan proses pemrosesan seperti
penghimpunan dana, penyaluran dana, dan pembiayaan. Perbankan syariah juga perlu
memastikan keadaan dan kelangsungan teknologi yang diperlukan untuk beroperasi secara
efisien selama pandemi Covid-19, seperti sistem informasi, komunikasi, dan layanan digital.
Selain itu, perbankan syariah perlu memastikan koordinasi yang baik antara berbagai divisi dan
departemen dalam organisasi, serta pelatihan yang efektif untuk menjaga kelangsungan
operasional dan menghadapi dampak pandemi Covid-19.

Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang signifikan terhadap perbankan syariah di


Indonesia, terutama dalam fungsi intermediasi, pembiayaan, dan kinerja keuangan. Namun,
perbankan syariah masih dapat mengembangkan strategi yang efektif untuk mengatasi
hambatan dan menjaga kelangsungan operasional mereka di tengah situasi pandemi Covid-19.
Implementasi dari temuan penelitian dan praktek tersebut menjadi penting dalam memastikan
kelangsungan operasional perbankan syariah di tengah situasi yang menantang akibat pandemi
Covid-19.

18
4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan praktek terkait hambatan perbankan syariah dalam
menghadapi pandemi Covid-19, terdapat beberapa saran yang dapat diberikan untuk perbankan
syariah di Indonesia:

1. Perbankan syariah perlu mengembangkan strategi yang efektif untuk mengatasi hambatan
dan menjaga kelangsungan operasional mereka di tengah situasi pandemi Covid-19.
Strategi ini mencakup aspek-aspek seperti manajemen risiko, teknologi, koordinasi,
pelatihan, dan kontrol
2. Dalam hal pembiayaan, perbankan syariah perlu mengimplementasikan restrukturisasi
pembiayaan untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19 terhadap likuiditas bank syariah
3. Perbankan syariah perlu memastikan kelangsungan proses penghimpunan dana, penyaluran
dana, dan pembiayaan. Perbankan syariah juga perlu memastikan keadaan dan
kelangsungan teknologi yang diperlukan untuk beroperasi secara efisien selama pandemi
Covid-19, seperti sistem informasi, komunikasi, dan layanan digital
4. Perbankan syariah perlu memastikan koordinasi yang baik antara berbagai divisi dan
departemen dalam organisasi, serta pelatihan yang efektif untuk menjaga kelangsungan
operasional dan menghadapi dampak pandemi Covid-19
5. Perbankan syariah perlu meningkatkan layanan digital dan inovasi produk untuk memenuhi
kebutuhan nasabah yang semakin meningkat selama pandemi Covid-19

Dengan mengimplementasikan saran-saran tersebut, diharapkan perbankan syariah dapat


mengatasi hambatan dan menjaga kelangsungan operasional mereka di tengah situasi pandemi
Covid-19. Selain itu, perbankan syariah juga dapat memenuhi kebutuhan nasabah yang
semakin meningkat selama pandemi Covid-19.

19
DAFTAR PUSTAKA

Azhari, A. R., & Wahyudi, R. (2020). Analisis kinerja perbankan syariah di Indonesia: Studi
masa pandemi Covid-19. JESI (Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia), 10(2), 96-102.

Diana, S., Sulastiningsih, S., & Purwati, P. (2021). Analisis kinerja keuangan perbankan
syariah Indonesia pada masa pandemi covid-19. Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis
Indonesia, 1(1), 111-125.

Fauziah, H. N., Fakhriyah, A. N., & Rohman, A. (2020). Analisis Risiko Operasional Bank
Syariah Pada Masa Pandemi Covid-19. Al-Intaj: Jurnal Ekonomi Dan Perbankan
Syariah, 6(2), 38-45.

Hafizd, J. Z. (2020). Peran Bank Syariah Mandiri (BSM) Bagi Perekonomian Indonesia Di
Masa Pandemi COVID-19. Al-Mustashfa: Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi
Syariah, 5(2), 138-148.

Kholiq, A., & Rahmawati, R. (2020). Dampak implementasi restrukturisasi pembiayaan


terhadap likuiditas bank syariah pada situasi pandemi covid-19. El Barka: Journal of
Islamic Economics and Business, 3(2), 282-316.

Muttaqin, H. M., Kosim, A. M., & Devi, A. (2021). Peranan perbankan syariah dalam
mendorong usaha mikro kecil dan menengah dimasa pandemi Covid-19. El-Mal:
Jurnal Kajian Ekonomi & Bisnis Islam, 2(1), 110-119.

Ningsih, M. R., & Mahfudz, M. S. (2020). Dampak pandemi covid-19 terhadap manajemen
industri perbankan syariah: analisis komparatif. POINT: Jurnal Ekonomi Dan
Manajemen, 2(1).

Rahmawati, Y., Salim, M. A., & Priyono, A. A. (2021). Analisis Komparatif Kinerja Keuangan
Bank Syariah Sebelum Dan Saat Pandemi Covid-19 (Studi Pada Bank Syariah Yang
Terdaftar Di OJK). E-JRM: Elektronik Jurnal Riset Manajemen, 10(10).

Sumadi, S. (2020). Menakar Dampak Fenomena Pandemi Covid-19 Terhadap Perbankan


Syariah. Jurnal Hukum Ekonomi Syariah, 3(2), 145-162.

Ubaidillah, M., & Aji, R. H. S. (2020). Tinjauan atas implementasi perpanjangan masa
angsuran untuk pembiayaan di bank syariah pada situasi pandemi Covid-19. Islamic
Banking: Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Perbankan Syariah, 6(1), 1-16.

20

Anda mungkin juga menyukai