PROPOSAL
Oleh:
ANANDA IRAWAN
NIM. 12120514478
PROGRAM S1
EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2023M/1445H
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keuangan syariah tersebut, salah satu langkah prioritas yang perlu dilakukan
adalah melalui pengembangan regional halal value chain (rantai nilai halal
regional). Value chain atau biasa dikenal dengan rantai nilai adalah sebuah
ekosistem atau rantai pasok halal yang mencakup beberapa sektor industri dari
industri hulu sampai hilir seperti makanan dan minuman, pariwisata halal,
kosmetik halal, fashion muslim dan farmasi (Ahla dan et.al, 2020).
Dari berbagai jenis industri tersebut, fashion muslim merupakan salah satu
industri yang menunjukkan trend perkembangan yang pesat. Menurut The State Of
Global Islamic Economy Report 2020/2021 konsumsi fashion muslim dunia 2019
mencapai US$ 277 miliar, sedangkan konsumsi fashion muslim dunia pada 2020
mencapai US$ 311 miliar. Pertumbuhannya yang tinggi ini didukung oleh minat
yang lumayan besar dari konsumen muslim hingga perancang busana di berbagai
8
acara Indonesia Islamic Fashion Fair (IIFF). Sejak saat itu beragamkegiatan
Berdasarkan laporan The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC) atau
MABDA bertajuk The Muslim 500 edisi 2022, ada 231,06 juta penduduk
Indonesia yang beragama Islam. Jumlah itu setara dengan 86,7% dari total
11,92% dari total populasinya di dunia. Adapun, jumlah penduduk muslim di dunia
diperkirakan sebanyak 1,93 miliar jiwa. Jumlah itu setara dengan 22% dari total
jumlah penduduk Muslim yang ada di Indonesia. Hal tersebut juga meningkatkan
3. Busana yang digunakan hendaknya tidak tipis, supaya kulit pemakainya tidak
4. Longgar serta tidak ataupun jangan begitu ketat, supaya tidak menampakkan
kain linen yang sangat lunak kepada teman- temannya yang bernama Usamah
bin Zaid tetapi, sehabis nabi mengenali bahwasanya pakaian itu diberikan oleh
tebal di dasar pakaian linen itu, saya takut kalau- kalau pakaian tersebut bisa
5. Berbeda dengan baju khas penganut agama lain, sebab di samping banyak
sekali ayat Al- Qur‟an yang melarang umat muslim meniru baju penganut
6. Baju antara pria serta wanita tidak serupa (mesti dapat dibedakan mana baju
laki- laki serta mana baju perempuan), karena Rasulullah SAW melaknat pria
yang mengenakan baju perempuan serta wanita yang mengenakan baju pria,
juga beliau mengutuk pria yang meniru- niru wanita serta wanita yang meniru
laki-laki.
masing saling membutuhkan satu sama lain, supaya mereka saling tolong
menolong. Salah satu usaha yang dapat dilakukan manusia dalam memenuhi
memerlukan pihak lain melalui akad ijarah. Menurut Dr. Muhammad Syafi‟i
Antonio, ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui
upah sewa tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri
(Mardani, 2012).
firman Allah SWT dalam surah al-Baqarah (2) ayat 233 yang berbunyi :
ف
ِ ُُ بؼ ُس ُ ار² ُضؼُ ˜ُاُ ُ ُ جُ ػه ُ ذا سه سز ُ ِإ ُ أُ ُز
ُ
ن ُُز ُ ا ُ ى ُ ُب ُ ى ُ ُ ُدر ُى ا
ُ ُ ُُز ُالُد ك ل ح ُ ك ُس ُُُ ر
ُ
ُ ˜ُىبي ُ ُ ُ
ُى
Artinya : “….Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa
bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang
patut….." (QS. Al-Baqarah : 233).
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT tidak melarang hambanya untuk
menyewa jasa orang lain guna menyusui anaknya, dengan syarat orang tersebut
harus membayar upah orang lain (perempuan yang menyusui) secara layak dan
Sewa menyewa Busana Pengantin Syar‟i merupakan salah satu dari bentuk
dilakukan satu atau dua hari, jadi konsumen lebih memilih untuk menyewabusana
pengantin syar‟i dari pada membelinya. Salah satu butik busana
pengantin syar‟i yang menjalankan usahanya menggunakan praktik ijarah adalah
praktik nya Boutique Zahwa Gallery menerapkan akad perjanjian sewa menyewa
(ijarah) pada gaun pengantin syar‟i, rias pengantin, jasa hias mahar dan lain
sebagainya.
hanya boleh digunakan untuk acara Lamaran, Akad dan Resepsi pernikahan.
Boutique Zahwa Gallery tidak mengizinkan praktik sewa menyewa busana untuk
Zahwa Gallery maka bisa dilakukan dengan membayar uang muka sebesar 30%
dari total harga. Pelunasan biaya sewa Busana Pengantin Syar‟i dapat dilakukan
ketika calon konsumen membawa Busana yang ia sewa. Namun jika calon
konsumen yang telah membayarkan uang mukanya lalu membatalkan pesanannya
Boutique Zahwa Gallery wajib dilakukan H+1 setelah acara selesai, jika melebihi
batas waktu yang telah ditentukan maka penyewa dikenai denda keterlambatan
penelitian lebih dalam terkait pengambilan uang muka menjadi milik penyewa
apabila terjadi pembatalan pesanan oleh pihak penyewa yang dirasa mengambil
harta tanpa adanya imbalan atau manfaat yang diberikan kepada pihak penyewa.
mengenai hangusnya uang muka dalam praktik ijarah pada Boutique Zahwa
Gallery dengan melihat dari sudut pandang hukum ekonomi syariah dan
menuangkannya kedalam bentuk karya tulis ilmiah dengan judul “Praktik Sewa
B. Rumusan Masalah
dalam penelitian ini adalah Bagaimana Praktik Sewa Menyewa Busana Pengantin
Syariah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
praktek di masyarakat.
D. Sistematika Penulisan
Secara garis besar, sistematika penulisan penelitian ini dibagi dalam lima
bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari Jenis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian,
KAJIAN PUSTAKA
A. Sewa Menyewa
2008).
etimologi adalah masdar dari kata ( أجس – ُأجسajara – ya‟jiru), yaitu upah yang
diberikan sebagai kompensasi sebuah pekerjaan. Al-ajru berarti upah atau imbalan
untuk sebuah pekerjaan. Al-ajru makna dasarnya adalah pengganti, baik yang
hak guna atas barang dan jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti
(Mardani, 2012).
kegiatan sewa menyewa suatu barang atau jasa tanpa pemindahan kepemilikan
17
18
upah. Jadi dalam hal ini bendanya tidak berkurang sama sekali, yang berpindah
dalam sistem sewa menyewa ini hanya manfaat dari barangnya saja.
Hukum dasar ijarah adalah mubah atau boleh apabila dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan syariat. Hukum ijarah ini diperbolehkan berdasarkan pada ayat Al-
a. Al-Qur‟an
ُُ فُإ ُِ ُُ ضؼ ك ُى ُُ ج
ُُأُ ُز ُ فُأُ ا ُ ُز
ُر
ُُ
Artinya : Salah seorang dari wanita itu berkata : “wahai bapakku, ambillah
dia sebagai pekerja kita karena orang yang paling baik untuk
dijadikan pekerja adalah orang yang kuat dan dapat dipercaya”.
(Q.S. Al-Qashash : 26)
b. Hadits
Artinya : “Dahulu kami menyewa tanah dengan jalan membayar dari tanaman
yang tumbuh. Lalu Rasulullah melarang kami cara itu dan
memerintahkan kami agar membayarnya degan uang mas atau
perak” (H.R. Ahmad dan Abu Dawud).
c. Ijma‟
Pada zaman sahabat, para ulama telah sepakat bahwa akad ijarah
atau jasa tertentu. Pada hakikatnya, akad ijarah juga merupakan akad jual beli
yang objeknya berupa manfaat/jasa. Ketika akad jual beli diperbolehkan maka
terpenuhi. Berikut akan diuraikan rukun dan syarat ijarah (Rozalinda, 2017) :
1) Berakal dan Mumayiz. Namun tidak disyaratkan baligh. Seluruh pihak yang
memperkerjakan orang gila, anak kecil yang belum mumayiz serta orang
dari perselisihan.
5) Ijarah harus memiliki ukuran dan batas waktu yang jelas agar terhindar
dari perselisihan.
22
diwajibkan kepada penyewa seperti shalat, puasa, haji dan lain sebagainya.
c. Upah/imbalan
mutaqawwim).
2) Sesuatu yang berharga atau dapat dihargai dengan uang sesuai dengan
d. Shigat
akad, seperti yang dipersyaratkan dalam akad jual beli. Maka akad ijarah tidak
sah apabila antara ijab dan qabul tidak berkesesuaian, seperti tidak
terdapat beberapa hak dan kewajiban ijarah baik bagi pihak penyewa maupun
disewakan.
5) Bertanggung jawab atas kerusakan barang atau jasa yang disewakan yang
(pernyataan ijab)
akad ijarah.
pemanfaatan suatu barang atau jasa yang dimiliki oleh mu‟ajir (pernyataan
qabul).
dimana masing-masing pihak yang terikat dalam perjanjian itu tidak mempunyai
hak untuk membatalkan perjanjian tersebut (tidak mempunyai hak fasakh), karena
jenis perjanjian itu termasuk kepada perjanjian timbal balik (Suhendi, 2010). Jika
salah satu pihak meninggal dunia, perjanjian sewa menyewa tidak akan menjadi
batal asalkan benda yang menjadi obyek sewa menyewa tetap ada. Kedudukan
salah satu pihak yang meninggal akan digantikan oleh ahli warisnya.
penyewa.
dijahitkan.
4) Terpenuhinya manfaat yang diakadkan dengan masa yang telah ditentukan dan
selesainya pekerjaan.
Hanafiyah menjelaskan tiga udzur yang dapat merusak akad ijarah, yaitu :
(Mustofa, 2016)
biaya sewa.
b. Udzur yang terjadi pada pihak yang menyewakan, misalnya adanya hutang
yang sudah jatuh tempo namun pihak yang menyewakan tidak bisa
c. Udzur yang terjadi pada barang yang disewakan. Misalnya orang yang
menyewa kamar mandi namun ternyata air di dalam kamar mandi itu
26
habis. Dalam kondisi seperti ini maka akad ijarah rusak dan tidak dapat
dilanjutkan.
Ada enam (bentuk bacaan) dalam cara pengucapan kata ُُأنؼسث. Tiga
diantaranya yang paling fasih yaitu „urbuun, „arabuun, dan „urbaan. Kata
„urbuun (uang muka) pada dasarnya adalah bahasa non-Arab yang sudah
mengalami Arabisasi. Adapun arti dasar kata „urbuun adalah meminjamkan dan
memajukan.
seseorang membayar sebagian kecil dari harga barang kepada penjual, dengan
syarat apabila transaksi dilanjutkan maka sebagian kecil harga yang telah
dibayarkan itu akan terhitung sebagai bagian dari harga. Tetapi jika transaksi
tersebut dibatalkan maka sebagian kecil harga yang telah dibayarkan akan menjadi
a. Imam Malik
“jual beli al-urbun adalah ketika seseorang membeli budak atau menyewa
hewan kendaraan kemudian menyatakan “saya berikan kepadamu satu dinar
atau dirham dengan ketentuan apabila saya jadi membeli atau menyewamaka
uang muka tersebut termasuk dari harga. Dan apabila gagal beli atau gagal
menyewanya maka uang yang telah saya berikan itu menjadi milikmu dengan
bathil tanpa ada yang ditukarkan”.
b. Ibn Qudamah
“Al-Urbun dalam jual beli adalah membeli barang dengan memberikan kepada
penjual satu dirham atau lebih, dengan kesepakatan bila dia jadi mengambil
barang itu maka dirham itu termasuk uang pembayaran dan bila tidak jadi
maka uang itu menjadi hak penjual”.
c. Ibnu Majah
ُ ُ ب ُ ُ
ُ ُُِل ُِإ ُىشز ُ ُِس ػ ُسث د ط ُُُُب ُز ُُؼ
ُ ُز ُ
أ ُق ُُُُب ُ ُُ د
ُ ُُ
28
اندُُاثُُخُُ نُك
فُبن ُِدُ ُُ ُُب
ُزا
“Al-Urbun adalah ketika seseorang membeli hewan dengan harga 100 dinar,
kemudian ia memberikan 2 dinar sebagai uang panjar. Dan berkata jika tidak
jadi membeli maka uang ini milikmu”.
(Basyir, 2000) :
29
a. Pada dasarnya seluruh bentuk mu‟amalah ialah mubah, kecuali yang telah
kesempitan.
diinginkan, tetapi tidak terlepas dari syarat serta nilai agama. Prinsip kedua, ialah
transaksi yang memiliki unsur paksaan serta tipuan yang mengakibatkan kerugian
sebelah pihak. Seluruh bentuk transaksi wajib didasarkan suka sama suka serta
saling ridha. Sementara itu prinsip ketiga, dalam transaksi wajib terdapat nilai
keadilan di antara banyak nya pembeli. Penjual tidak boleh pilih kasih. Sehingga
transaksi jual beli bisa berjalan dengan kemudahan serta keikhlasan. (Basyir,
2000).
Dalam kehidupan sehari-hari yang sering terjadi pada saat ini,‟urbun atau
dikenal juga dengan panjar memiliki peran yang penting dalam melakukan
transaksi jual beli maupun sewa menyewa. Berikut ini diuraikan mengenai penting
a. Panjar dapat menjadi jaminan baik kepada pihak penjual maupun pembeli
menentukan pilihan.
panjar ini dalam bertransaksi jual beli maupun sewa menyewa. Biasanya dalam
transaksi bisnis yang menggunakan sistem panjar ini menerapkan adanya dana
hangus atau uang yang telah dibayarkan sebagai panjar menjadi milik pihak yang
menjual apabila terjadi pembatalan pesanan yang dilakukan oleh calon konsumen.
Hal ini dilakukan sebagai ganti rugi kepada pihak yang menjual. Namun ulama
sebagian ulama yang melarang dengan alasan hal tersebut termasuk memakan
harta orang lain secara batil namun ada juga sebagian yang membolehkan.
Transaksi bisnis dengan sistem uang muka ini masih menjadi perdebatan
transaksi dengan menggunakan sistem uang muka namun sebagain lagi melarang
bahwa jual beli dengan sistem panjar itu mempraktikkan asas keyakinandalam
bermuamalah yang terjalin antara seorang penjual dengan pembeli. Jual beli
dengan sistem uang muka juga terjalin atas dasar adanya kebutuhan terhadap
uang tunai. Adapun landasan hukum yang dijadikan pedoman oleh para ulama
berikut :
ُ سهف ُأُ ُي ُُجب ي ظخُ ز ِث د ُُس ُو ان ُ أدم ُن ُج
ُُِ ُس ُ ُُء ُ ُ يُ ُُِ فُب فُه “ ُِ ُس ُثب ُُغ
ُُإِن ُُزُ ُُ يب ُِ ػ ُُُ ُف ُُُلال ا
ُُ ُ
ة ُ ُى خب ِن
ُ ُُ ُ د فُأ ُ ك أصذب ُ ُۖ ُِ ُلال
ُِ ف انُُُب ُن ي
ُُ ۖ ُِز ُُػبد
ِئ
ُُب
Artinya : “Imam Ahmad berkata tidak mengapa melakukan jual beli dengan
sistem urbun. Dan hal itu dilakukan Umar Radiallahuanhu.
33
1. Imam Hanafi
Mazhab ini berpendapat bahwa jual beli dengan sistem urbun hukumnya
ُُُػهُُ ُ ُنث ُش ُس سد ُح ُا ُيب ا أُ ُُ ع ا ُنجُُ ُُ ِع ا سد
ُ
ب ا نُ ُ ج ُ ُ
فُ ث ُل ُُُُنج ُ ُ ُُا
ب ُ ح نفب
ُُُِ ُِؼ ُ ُُُ ُِث ُُُِ ُُع ُِ انفُب
Artinya : jenis jual beli fasid: “jual beli fasid ada 30 jenis…yang ke-22
adalah jual beli urbun atau sering disebut urban” (Haidar, 2018)
2. Imam Maliki
ُ ؼطُ ا شز ُ ان جم ان س
ُ ا ُنؼ ُس ذ ك ػ ُ ُ ي ُُب
ُُنجُبئ ُِغ ي ُ
ه ُُ ُ ُُثبغ ُِن أ ُُ ُُُ
ُخ س ُُ ُ ُُ
ُِ
س ُث
ُُ
ُغ
ئ
ِ ُِ ن ه
ُ ُُرُاج ُُ ُش
ُ ُُجب ال
34
فبنؼس ُثب
Artinya : “termasuk jual beli yang dilarang adalah jual beli urbun. Yaitu
seseorang membeli barang dan memberikan sebagian
pembayaran sebagai uang muka, dengan kesepakatan jika
terjadi jual beli maka termasuk pembayaran, maka jika batal
uang menjadi milik penjual. Jenis jual beli ini tidak boleh”
(Haidar, 2018).
3. Imam Syafi‟i
ُُالُ صخ ُغ ا ُنؼ
ُُُ ُُسث ُُ
35
C. Busana Pengantin
Busana pengantin ialah busana yang digunakan pada hari pernikahan yang
diharapkan menjadi busana istimewa yang hanya digunakan sekali dalam seumur
hidup. Selain berperan sebagai busana, busana pengantin ini juga sebagai identitas
mempelai diri pengantin. Busana pengantin biasanya memiliki model yang mewah
kini tidak lagi hanya berwarna putih. Busana pengantin pada saat ini memiliki
menggelar acara pernikahan yang diharapkan menjadi busana yang khusus karena
dalam houte couture atau pakaian eksklusif karena menggunakan bahan, teknik
jahit dan finishing untuk membuat busana ini memiliki kualitas yang tinggi. Selain
keistimewaan pada busana pengantin (Nuryahya dan Yuri Inang Prihatina, 2021)
acara pernikahan yang modelnya sesuai dengan yang telah ditentukan oleh Al-
36
Qur‟an dan Sunnah. Adapun beberapa kriteria mengenai busana pengantin muslim
ini, diantaranya longgar atau tidak ketat, tidak mubazir bahan, tidak menggunakan
berlebihan.
4. Baju tidak boleh membentuk lekuk tubuh atau ketat dan tidak dibenarkan
5. Gaun dianjurkan panjang hingga menutup kaki dan hampir menyentuh tanah.
D. Penelitian Relevan
pengumpulan data
yang berupa
wawancara dan
observasi. Adapun
perbedaan antara
penelitian ini
38
dengan penelitian
terdahulu terletak
pada subjek
penelitiannya. Pada
penelitian
terdahulu
subjeknya adalah
Rental Ponorogo
sedangkan pada
penelitian ini
subjeknya adalah
Boutique Zahwa
Gallery Pekanbaru.
subjeknya adalah
konsumen.
E. Konsep Operasional
F. Kerangka Berfikir
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
pemikiran atau peristiwa pada masa kini, yang bertujuan untuk membuat
deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematika, faktual dan akurat mengenai
2005).
mendalam dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan, dilakukan secara
wajar dan alami sesuai kondisi objektif di lapangan tanpa adanya manipulasi, serta
39
40
Penelitian ini dilakukan di Boutique Zahwa Gallery Jln. Bunga Harum No.
Bulan
Jenis
NO Mei Juni Juli Agustus
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Masa Persiapan
2 Pengumpulan Data
3 Pengolahan Data
4 Penulisan Laporan
Sumber : Data Olahan, 2023
Subjek dalam penelitian ini adalah pemilik dan karyawan Boutique Zahwa
Gallery Pekanbaru. Sedangkan objek penelitian ini adalah praktik sewa menyewa
D. Informan Penelitian
kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan
tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada
penelitian ini yang menjadi informan penelitian sebanyak 4 orang yaitu pemilik
(owner) dan karyawan Boutique Zahwa Gallery Pekanbaru serta 2 orang penyewa.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Data Primer
peneliti secara langsung dari sumbernya. Data primer merupakan data asli atau
data baru yang bersifat up to date (Misno dan Ahmad Rifai, 2018). Pada
penelitian ini, data primer diperoleh melalui wawancara terhadap pemilik dan
b. Data Sekunder
dari semua sumber yang sudah ada. Data sekunder bisa diperoleh dari
berbagai sumber seperti jurnal, buku, laporan dan sebagainya (Misno dan
penelitian ini agar mendapatkan penelitian yang relevan dan lengkap. Adapun
1. Observasi
yang dilakukan secara sengaja dan sadar untuk mengumpulkan data dan
dilakukan secara sistematis sesuai prosedur (Misno dan Ahmad Rifai, 2018).
2. Wawancara
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
Pekanbaru yaitu pihak karyawan dan juga pemilik serta pihak penyewa di
3. Dokumentasi
43
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan atau transkip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda rapat dan lain
1. Reduksi Data
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Jadi data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti
(Sugiyono, 2014).
2. Penyajian Data
3. Verifikasi
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman
adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat
44
berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang
Buku :
Az-Zuhaily, W. (2011). Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid 05. Jakarta: Gema Insani.
Bungin, B. (2005). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Pustaka.
45
46
Skripsi :
Indriarti, Sofia Choiri. 2016. Tinjauan Fiqh Ijarah Terhadap Sewa Mainan Anak Di
Fun Kiddy Toys Rental Ponorogo. Skripsi. Jurusan Syari‟ah Ekonomi Islam
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN): Ponorogo.
Mawardani, Fadhillah Putri. 2022. Perjanjian Sewa Menyewa Mobil Rental Dalam
Upaya Penyelesaian Wan Prestasi Di Kota Makassar (Perspektif Hukum
Ekonomi Islam). Skripsi. Fakultas Syari‟ah Dan Ilmu Hukum Islam Institut
Agama Islam Negeri (IAIN): Parepare.
Salsabila, Luqia. 2018. Pembatalan Order Dan Konsekuensi Terhadap Panjar Pada
Wedding Organizer Dalam Perspektif Ba‟i Al-Urbun. Skripsi. Fakultas Syariah
Dan Hukum Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam: Banda Aceh.
Jurnal :
Novrinta, E. R. N. R., Naryoso, A., & Santosa, H. P. (2021). Busana Pengantin Muslim
Sebagai Media Komunikasi Dakwah di Kalangan Para Wanita Muslimah.
Interaksi Online, 9(4), 263-271.
Ervinawati, Y., & Maeliah, M. (2013). Busana pengantin barat dengan hiasan teknik
melipat. Fesyen Perspektif, 1(1).
47
48