ABSTRAK
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar
kosmetik.1
Berkembangnya industri halal tidak luput dari campur tangan
pemerintah yang mendukung pertumbuhan sektor industri halal,
dukungan tersebut tercermin dari dibentuknya Pusat pengembangan
industri halal oleh Kementerian Perindustrian. Berdasarkan data dari
Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) diketahui
bahwa makanan dan minuman menjadi segmen terbesar pasar industri
halal yaitu 43%, setelah itu fashion dan media/hiburan sebesar 23%,
wisata atau travel sebesar 8%, kemudian farmasi sebesar 7% dan
terakhir kosmetik sebesar 5%.
Secara global pertumbuhan industri halal Indonesia juga
mengalami peningkatan pada tahun 2018 Indonesia berada urutan ke -
10, tapi pada tahun 2020 Indonesia berada pada urutan ke-4 berada di
bawah Malaysia, Saudi Arabia dan UAE. Melihat perkembangan
tersebut, terlihat jelas bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat
besar dalam pengembangan industri halal namun sayangnya
belum bisa menduduki peringkat utama mengingat jumlah penduduk
muslimnya terbanyak di dunia.
1
Mode Corak dan Warna Sesuai Standar Syar’I , Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.
2010.HAL. 90
PEMBAHASAN
2
Muhammad Anwar Fathoni, Tasya Hadi Syahputri, Potret Industri halal Indonesia
: Peluang dan Tantangan,Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6 (03), 2020, hal. 428-435
3
Muhammad Nashiruddin Al-baani,Kriteria Busana Muslimah Mencakup Bentuk
Ukuran.hal. 76
“Sesungguhnya kedua ini haram atas kaum pria umatku.” (HR Abu
Dawud).
Berdasarkan hadist di atas para ulama sepakat mengharamkan
emas dan sutera untuk dipakai oleh laki-laki, sedangkan perempuan
diperbolehkan.
b. Tidak Transparan Dan Tidak Membentuk Lekuk Badan
Tujuan Pakaian diciptakan adalah untuk menutup aurat dan
menghilangkan fitnah bagi perempuan. Tujuan ini tidak akan
tercapai bila wanita memakai pakaian yang tipis dan mengundang
syahwat lain jenisnya. Oleh karena pakaian wanita Muslimah atau
halal harus longgar, dan tidak ketat Selain itu Yusuf Qardhawi juga
menambahkan bahwa Islam mengharamkan bagi wanita untuk
mengenakan pakaian yang ketat dan membentuk lekuk tubuh
mereka.
“Ada dua golongan penghuni Neraka, yang belum pernah aku lihat,
yaitu (1) Suatu kaum yang memegang cambuk seperti ekor sapi.
Mereka mencambuk manusia dengannya. Dan (2) wanita-wanita
yang berpakaian tetapi telanjang, ia berjalan berlenggak-lenggok
menggoyangkan (bahu dan punggungnya) dan rambutnya (disasak)
seperti punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk Surga
dan tidak akan mencium aroma Surga, padahal sesungguhnya
aroma Surga itu tercium sejauh perjalanan sekian dan sekian.”
c. Tidak menyerupai pakaian laki-laki bagi perempuan dan
begitu pula sebaliknya. Islam melarang perempuan memakai
pakaian laki-lai dan laki-laki memakai pakaian menyerupai pakaian
perempuan. Bahkan rasulullah melaknat laki- laki yang menyerupai
perempuan dan perempuan menyerupai laki-laki, baik itu cara
bicara, bertingkah, berjalan, berpakaian dan lain-lain
“Dari Abi Hurairah RA ia berkata Rosululloh shollahu a’laihi
wassalam mengutuk laki laki yang memakai pakaian perempuan
dan perempuan yang memakai pakaian laki laki.”
d. Tidak Menyerupai Pakaian Orang Kafir
Terdapat beberapa jenis atau bentuk pakaian non-muslim yang
terlarang digunakan oleh muslim yaitu pakaian yang merupakan
sombol atau ciri khas dari non-muslim sepeti bentuk topi yang
digunakan oleh yahudi. Tujuan dilarang oleh Islam, karena
dikhawatirkan memberi dampak negative pada akidah keimanan
terdapat masalah yang harus dihadapi yaitu mode atau gaya busana
yang digunakan oleh muslimah tidak syar’i, mereka memakai hijab
namun memakai pakaian yang sempit atau membentuk tubuh atau
memakai pakaian tipis atau dikenal dikenal dengan jilboob. Untuk
Volume 4 Nomor 1, Januari 2022
mengatasi dan mengurangi maslah tersebut muncul berapa kelompok
yang menamakan diri mereka dengan hijaber, yang memiliki tujuan
untuk mengajak muslimah menggunakan pakaian sesuai syariat.
Dengan dibentuknya kelompok tersebut maka semakin bertambahlah
trend fashion muslimah di Indonesia. Perkembangan Halal fashion di
Indonesia tentunya tidak terlepas dari potensi yang dimiliki di
Indonesia, di antaranya:
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan halal fashion di Indonesia terus tumbuh dan
berkembang serta maju semua itu bisa terjadi berkat dukungan
pemerintah yang sangat besar. Perkembangan ini didukung dengan
jumlah penduduk Indonesia mayoritas adalah muslim sehingga pangsa
pasarnya juga cukup besar. Dengan jumlah penduduk dan pangsa
pasar yang besar maka sudah sewajarnya Indonesia menjadi kiblat
halal fashion dunia, meskipun saat ini masih berada di posisi ketiga di
bawah Uni Emirat
5
M.Dliyaul Muflihin, Tesis, Kontruksi Indikator Halal dalam Perkembangan Industri
Halal Fashion, Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2018.hal. 56
DAFTAR PUSTAKA