Anda di halaman 1dari 3

WASPADAILAH SYIAH

Akhir-akhir ini dakwah dan gerakan dakwah di Indonesia tengah bergaung baik dakwah
yang bersifat penekanan amal sholih maupun dakwah yang bersifat mempertahankan akidah
dari serangan pemahaman yang bukan Islam (difa’iyyah) maupun serangan pemurtadan agama
lain. Perlu dicermati oleh seluruh umat apakah gerakan atau organisasi dakwah tersebut masih
dalam koridor AhlusSunnah Wal Jama’ah atau telah keluar seperti halnya gerakan ahmadiyah
yang telah dinyatakan kafir atau keluar dari Islam, maka gerakan yang perlu dicermati ialah
gerakan atau organisasi Syiah di Indonesia.
Memang benar Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengeluarkan fatwa bahwa syiah
termasuk aliran sesat, tetapi masyarakat masih perlu diberi informasi mengenai ajaran-ajaran
Syiah. Sebab fatwa MUI tersebut kurang lengkap sehingga masyarakat hanya tahu bahwa Syiah
itu sesat, tetapi tidak mengetahui sampai dimana kesesatannya. Masih Islamkah Syiah itu atau
sudah keluar dari islam (kafir). Itulah sebabnya mengapa saat ini masih ada dari masyarakat
terpengaruh pada Syiah dan akhirnya keluar dari AhlusSunnah dan memasuki Syiah. Karena itu
sangat perlu dijelaskan pada masyarakat kesesatan ajaran Syiah agar umat dapat terjaga dan
terhindar dari virus ajaran yang menyesatkan, agar pribadi muslim Sunni dan keluarga dapat
menyelamatkan dirinya dari wabah Syiah yang sedang melanda negeri ini, sehingga rayuan dan
tipu daya tokoh-tokoh Syiah tidak dapat menggoyahkan iman umat. Hal tersebut dapat
dibuktikan bahwa mereka yang terjerumus dalam Syiah, adalah orang-orang yang belum
mempelajari sampai dimana kesesatan Syiah, sudah tertarik terlebih dahulu pada propraganda-
propagandanya, sebagai contoh: Jika selama ini masyarakat mengetahui bahwa berzina itu
hukumnya haram dalam Islam, maka aktifis-aktifis Syiah dalam pengajaran dan kampanyenya
menyatakan bahwa perbuatan tersebut hukumnya akan menjadi halal apabila diberi nama
Mut’ah. Itulah diantara di’ayah (propaganda) Syiah yang cepat menarik pemuda-pemuda Islam.
Mereka merasa mendapat jalan untuk melakukan maksiat tanpa dosa, padahal semua mazhab
dalam Islam jelas mengharamkan mut’ah (nikah kontrak).
Dengan demikian mengenal Syiah atau mempelajari kesesatan aliran Syiah itu sangat
penting, terutama bagi para da’i dan mubaligh. Sama halnya dengan kita akan berperang, maka
mengetahui persenjataan dan strategi musuh adalah sangat dibutuhkan. Maka da’i sama seperti
dokter bahwa ia harus mengetahui wabah penyakit apa yang sedang melanda dan berkembang
di masyarakat dan ia juga harus mengetahui obat apa yang cocok untuk menangkalnya.
Saat ini dimanapun muslim berada sedang menghadapi rongrongan yang datang dari
musuh-musuh Islam baik yang datang dari golongan di luar seperti Zionis dan Salibis, maupun
yang datang dari dalam Islam yaitu golongan sempalan, artinya golongan yang mengaku
beragama Islam tetapi ajarannya telah menyimpang jauh dari Islam yang sebenarnya seperti
Syiah.
Bahkan bila dibandingkan dengan musuh-musuh yang datang dari luar Islam, maka
golongan Syiah ini justru lebih berbahaya, sebab mereka menggunakan pakaian Islam secara
zahir seperti sembahyang dan berpuasa namun akidah dan ajarannya tidak sesuai dengan
akidah dan syariat Islam. Itulah sebabnya para ulama jauh-jauh sebelumnya sudah
mengingatkan umat dan menyatakan bahwa:
“Syiah atau rofidah itu lebih buruk dan lebih berbahaya daripada yahudi dan nasrani”.

APAKAH SYIAH ITU?


Syiah merupakan salah satu dari sekian banyak aliran-aliran sempalan dalam Islam.
Sedangkan yang dimaksud aliran sempalan adalah aliran yang ajaran-ajarannya menyimpang
dari ajaran Islam yang sebenarnya -dari yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW atau
dalam bahasa agama- disebut Ahli Bid’ah.
Aliran Syiah ini bermacam-macam, ada aliran Syiah Zaidiyah dan ada pula Syiah
Ismailiyah dan ada pula Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah. Syiah yang berkembang di Indonesia ini
adalah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah yang berpusat di Iran atau sering disebut dengan Syiah
Khomeini. Syiah aliran inilah yang sangat menyimpang baik akidah maupun syariahnya. Semua
yayasan Syiah di Indonesia berpahamkan golongan Syiah Imamiyah. Tokoh-tokoh golongan inilah
yang sering berdakwah di televisi atas nama ajaran tasawuf dan acara renungan malam.
Syiah Imamiyah ini diberi nama oleh mereka dengan Mazhab Ahlul Bait atau Mazhab
Ja’fari. Dan penganut inilah yang sering mengklaim dirinya sebagai atau golongannya sebagai
pencinta Ahlul Bait. Syiah inilah yang dianut oleh mayoritas (65%) masyarakat Iran. Demikian
pula di Indonesia, maka aliran inilah yang mulai dan telah berkembang dengan berdirinya
berbagai yayasan dan lembaga Syiah.
Sejumlah lembaga, baik yang berbentuk pesantren maupun yayasan didirikan di
beberapa kota. Menurut pengakuan Ahmad Baroqbah salah seorang alumni Qum Iran sekarang
ini terdapat kurang lebih 40 yayasan Syiah tersebar di sejumlah kota besar di Indonesia,
seperti:
 Yayasan Abu Thalib
Yayasan ini didirikan di Medan, Sumatera Utara, beralamat di Jalan Madong Lubis Gg. Angsa No.
22 Medan. Diresmikan oleh Ayatullah Ramajani dari Qum Iran dan menandatangani prasasti
pendirian. Nama Abu Thalib mungkin sengaja diberikan pada yayasan ini agar semua pihak
mengetahui khususnya masyarakat AhlusSunnah kota Medan, bahwa Abu Thalib paman
Rasulullah SAW dan ayah dari Imam Ali, bukanlah kafir sebagaimana yang telah diyakini
masyarakat. Hadir dalam peresmian ini sebagian ulama dan cendikiawan kota Medan yang
digelar dalam bentuk dialog, sebagai pembicara antara lain Prof. DR. Yasir Nasution (Rektor
IAIN SU), DR. H. Ramli Abdul Wahid (Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN SU), DR. H. Muhammad
Zuhri (Dosen IAIN SU).
 Yayasan Muthaharri
Yayasan ini didirkan di Bandung. Muthaharri diambil dari nama seorang pemikir Syiah.
 Yayasan Al-Munthazar
Yayasan ini didirikan di Jakarta pada tanggal 07 Oktober 1991, oleh sekelompok orang yang
meyakini kebenaran mazhab Ahlul Bait. Berasal dari pengajian rumah ke rumah, akhirnya
mendirikan sebuah yayasan. Jumlah mereka kurang lebih 400 orang. Yayasan ini sudah
menyelenggarakan program pendidikan TPA, SD, SMP, SMU.
 Yayasan Al-Jawad
Didirikan di Bandung.
 Yayasan Mulla Shadra
Didirikan di Bogor pada Nopember 1993, oleh sejumlah orang yang tertarik dan ingin mengkaji
doktrin-doktrin Syiah.
 Pesantren YAPI, Bangil
Yayasan ini adalah yang tertua dari semua yayasan Syiah di Indonesia. Pendirinya adalah Al
Ustadz Husin Alhabsy. Hanya saja sang pendiri tidak mengakui dirinya beraliran Syiah seperti
yang dilontarkan dalam ceramah-ceramahnya. Begitu juga dalam bukunya Ukhuwah Islamiyah,
disini tampak kekentalan taqiyahnya. Namun akhirnya kedok itu terbongkar pada tahun 1993
dalam sebuah surat berbahasa Arab yang ia tulis dan ditujukan kepada seseorang di Iran.
 Yayasan Al Muhibbin
Yayasan ini berdomisili di Probolinggo Jawa Timur.
 Pesantren Al Hadi
Pesantren ini didirikan pada tahun 1989 di Pekalongan Jawa tengah. Pesantren ini secara
khusus mengajarkan mazhab Ahlul Bait. Didirikan oleh Ustadz Ahmad Baroqbah, Ustadz Hasan
Musawi.
 Dan lain sebagainya.

Allahu Yahfazhna (Semoga Allah memelihara kita).

Ibnu Sunny

Anda mungkin juga menyukai