Anda di halaman 1dari 27

Muhammadiyah

dan Salafi Wahabi


Agung Danarto

Disampaikan pada acara Rapat Konsolidasi PWM Aceh Bersama


PDM se Propinsi Aceh, Majlis, Lembaga dan Ortom tingkat wilayah
propinsi Aceh 27-28 Juli 2019
Genealogi Salafi Wahabi
Ahmad Ibn Hanbal (780-855 M)

Ibn Taimiyah (1268-1328 M)

Muh ibn Abdul Wahab (1703-1792 M)

Ulama ulama Saudi

Salafi Yamani/puritan
Salafi Sururi/Haraki Salafi Jihadi
1. Rejeksionis
2. Kooperatif 3. Tanzimi
AJARAN WAHABI
1. Orang yang beribadah kepada selain Allah adalah kafir, karena itu bol
eh dibunuh.
2. Oleh karena Allah Maha Esa dalam menerima ibadah, maka tidak bol
eh berdoa kepada Allah melalui perantara (wasilah).
3. Meminta pertolongan kepada syekh atau wali yang sudah mati baik u
ntuk mendapatkan jodoh, anak, rezki dan keselamatan adalah syirik.
4. Haram berdzikir dan membaca wirid dengan menggunakan tasbih. Cu
kup dengan menghitung ruas jari.
5. Bidah, takhayul, dan khurafat wajib dibasmi.
Genealogi Muhammadiyah
Al Afghani Muh Abduh Rasyid Ridha Ibn Abdul Wahab

Muhammadiyah
6. Termasuk perbuatan bidah adalah memperingati maulid nabi saw, m
enyelenggarakan halaqah dzikir, membaca kitab manaqib, kitab kitab
tawassulat, dan dalail al-khoirot.
7. Pintu ijtihad tidak tertutup.
8. Tidak boleh taqlid dalam beragama
9. Sumber ajaran Islam hanya al-Quran dan Sunnah yang dipahami se
cara literal. Ijtihad bukan sumber, melainkan metode.
10. Kalau terdapat pertentangan antar imam madzhab, mengambil pene
gasan dari al-Quran dan Sunnah. Dalam prakteknya, Wahabi adalah
pengikut madzhab Hanbali.
Ajaran Salafi Yamani
1. Kembali kepada Al-Quran dan al-Sunnah secara literal. Nashiruddin
al-Albani lebih radikal dalam mengikuti hadis Nabi.
2. al-Wala' wal barra' (Kesetiaan dan penolakan)
3. Menolak Syi'ah (karena kultus terhadap imam dan penolakannya ke
pada 3 kholifah)
4. Al-Amr bi al-Ma'ruf wa al-Nahy 'an al-Munkar. Keras kepada
kemunkaran.
Tokoh-Tokoh Salafi Yamani
 Muhammad Nashiruddin al-Albani

 Syaikh Bin Baz

 Syaikh Abd al-Muhsin al-'Abbad

 Syaikh Muqbil ibn Hadi al-Wadh’iy

 Syaikh Rabi' ibn Hadi al-Madkhaliy

 Jama'ah al-Salafiyah al-muhtasiba


Salafi Haraki/Sururi
 Menggabungkan pilar sentral pemikiran salafi berupa tauhid dengan
pemikiran sentral Ikhwanul Muslimin berupa hakimiyyah
(Tidak ada hukum kecuali hukum Allah).

 Mengawinkan ideologi Sayyid Quthb dengan keyakinan Wahabisme

 Menghubungkan ekslusifisme Salafi dengan oposisi Ikhwanul Muslimin


terhadap rezim rezim sekuler

 Menolak rezim rezim Muslim kecuali Saudi yang masih dianggap satu
satunya yang merepresentasikan negara Islam murni.
Salafi Haraki/sururi terbagi menjadi dua

1. revolusioner ala Sayyid Quthb. Kelompok ini menjadi pendukung


organissi Jihad Internasional seperti Al Qaeda, Jama'ah Islamiyah JI, ISIS.

2. Non Revolusioner ala Hasan al-Banna. Kelompok ini mendirikan parpol


ber basis salafi di Kuwait, Yaman dan Mesir.
Tokoh Salafi Haraki/Sururi
 Muhammad Surur al-Nayyef Zainal Abidin

 Safar al-Hawwali

 Salman al-Audah

 Aiman Zuwahiri

 Gerakan al-Sahwah al-Islamiyah


Doktrin Salafi Jihadi
 Orang hidup harus bertauhid. Tidak bertauhid, kafir. Boleh Dibunuh.

 Laa Hukma illa lillah. Negara sekuler harus diganti.

 Al-Wala' wal Barra'. Harus setia kepada pemimpin muslim dan


menolak pemimpin kafir.

 Jihad

 Takfir
Tokoh Salafi Jihadi

 Abdullah Azzam

 Abu Muhammad al-Maqdisi (Yordan)

 Abu Mush'ab al-Zarqoni (al-Qaeda Irak)

 Abu Umar al-Baghdadi

 Abu Hamza al-Muhajir


Salafi Indonesia
Saudi Arabia

Kampanye Wahabisme dan Salafisme

LIPIA. Funding & Beasiswa. Jaringan Salafi Saudi di Ind


Funding Salafi
 Kuwaiti Charitable Foundation

 Jam'iyat Ihya' al-Turats al-Islamiy

 The Qatari Sheikh Eid Charity Foundation


Tokoh Salafi Indonesia (salafi Yamani)
 Ja'far Umar Thalib (FKAW/Lasykar Jihad)
 Yusuf Baisa (Ma'had al-Irsyad, Tengaran, Semarang)
 Abu Nida' Khamsaha (Ma'had Bin Baz Yogya)
 Yazid Abdul Jawwaz (Bogor)
 Ahmad Fais Asifuddin (Ma'had Imam Bukhari, Surakarta)
 Aunur Rafiq Ghufron (Ma'had al-Furqan, Gresik)
 Abdurrahman al-Tamimi (ma'had alIrsyad, Surabaya)
 Muhammad Umar as Sewed
 Luqman Ba'abduh
 fenomena salafi sebagai gerakan dakwah di Indonesia mulai dikenal sekitar
tahun 80-an, yaitu ketika sekelompok para dai atau ustadz berupaya untuk
menerapkan manhaj salaf. Kebanyakan mereka adalah lulusan LIPIA Jakarta
dan beberapa perguruan atau ma'had di Saudi Arabia, Yordan dan
Yaman.

 Mereka menyebarkan dakwah di tengah tengah masyarakat, pondok


pesantren dan kampus kampus melalui forum pengajian pengajian.

 Umumnya para pengikut dan tokoh2nya mengklaim Salafi bukan


organisasi, tetapi sebagai kegiatan dakwah.
 Jaringan salafi di Indonesia menunjukkan karakter yang berbeda beda, da
n sangat tergantung pada ulamaTimur Tengah yang dijadikan rujukan.
 Pada mulanya, tokoh2 salafi tersebut merupakan kolega, namun seiring pe
rjalanan waktu, perselisihan doktrinal di antara mereka menjadi permasala
han yang serius hingga terfragmentasi menjadi beberapa faksi. Masing ma
sing faksi mengklaim dirinya sebagai yang paling selamat dan berjalan di a
tas manhaj salaf.
 kelompok Salafi Yamani di Indonesia yang dipimpin Muhammad Umar as
Sewed dan Luqman Ba'abduh sebagian besar alumni Dar al Hadis Damm
aj, Yaman. Kelompok ini sikapnya tegas terhadap kelompok kelompok Isla
m yang dianggap menyimpang dari manhaj Salaf dengan mengambil para
meter fatwa Syaikh Rab' al-Madkhali dan Muqbil al-Wadi'i.
Salafi Haraki di Indonesia
 Wahdah Islamiyah di Makassar

 Harakah Sunniyah untuk Masyarakat Islam (HASMI) di Bogor


Salafi Jihadi di Indonesia
 Abu Bakar Ba'asyir

 Aman Abdurrahman

 jamaah Anshorut Tauhid

 Jamaah Anshorud Daulah


Titik singgung & simpang
 Sumber ajaran Islam: Al Quran dan as Sunnah: Muhammadiyah
memahami dengan menggunakan akal pikiran yang sesuai dengan jiwa
ajaran Islam. salafi memahaminya secara literal.
 Kemodernan. Muhammadiyah menerima kemodernan dan melakukan
modernisasi. Salafi menolak modernisasi, tapi menerima produk teknologi
 Budaya Barat. Muhammadiyah menerima budaya barat yang sesuai
dengan ajaran Islam dan menolak yang tidak sesuai. Salafi menolak
budaya Barat.
 Budaya lokal. Muhammadiyah menerima budaya lokal dan melakukan
islamisasi thd budaya lokal yang tidak sesuai. Salafi menolak budaya lokal
dan mengacu pada budaya Arab yang tergambar dalam hadis.
 Dakwah. Muhammadiyah berdakwah kepada muslim dan non muslim.
Kepada non Muslim agar mengerti Islam. Kepada Muslim agar menjadi
muslim ideal. Pendekatannya dengan hikmah. Salafi berdakwah kepada
muslim saja agar menjadi muslim ideal seperti manhaj mereka. Non muslim
adalah kafir, dan boleh dibunuh.

 Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Muhammadiyah melakukan amar ma'ruf secara


individual dan kelembagaan. Secara individual dilakukan melalui pengajian,
kultum dan tabligh. Secara kelembagaan dilakukan secara sistematis melalui
AUM. Nahi Munkar dilakukan secara sistemik. Salafi melakukan dengan
tahzir dan hajr al mubtadi'. Tahzir adalah memperingatkan. Hajr al Mubtadi’
adalah mengisolasi / menyingkirkan pelaku bid'ah.
 NKRI. Muhammadiyah mendirikan NKRI dan memperjuangkan agar
NKRI menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Salafi yamani
patuh pada pemerintah NKRI tapi pasif. Salafi Haraki dan Jihadi
ingin mengganti dengan pemerintahan/ negara Islam.

 Negara Islam. Muhammadiyah memandang NKRI sudah cukup,


tinggal mengisinya agar sesuai dengan ajaran Islam. Salafi Yamani
apolitik, tetapi mengidolakan kehidupan berbangsa seperti zaman
Nabi. Salafi Haraki dan Jihadi memperjuangkan terbentuknya
negara Islam.
 Peran akal. Muhammadiyah berpandangan bahwa akal adalah perangkat yang
dianugerahkan Tuhan kepada manusia untuk bisa survive. Akal berfungsi untuk
memahami alam dan teks keagamaan. Teks keagamaan perlu dipahami dengan
menggunakan akal karena Islam diturunkan untuk semua ummat manusia dengan
berbagai latar budaya dan peradaban yang berbeda. Salafi mengabaikan peran akal
dalam menafsirkan teks keagamaan. Bagi mereka kebenaran itu tunggal dan hanya
terletak dalam wahyu. Wahyu adalah sumber pertama manusia dan sumber terakhir
yang tidak bisa diperselisihkan. Manusia terbelah dua, taat dan ingkar.

 Rasionalitas. Muhammadiyah berpandangan bahwa rasionalitas dan pengembangan


ilmu sosial diperlukan untuk memahami teks dan untuk membangun peradaban
manusia yang maslahah dan islami. Salafi berpandangan bahwa rasionalitas dan
pengembangan ilmu sosial adalah bid'ah. Anti filsafat dan anti tasawwuf.
 Peran Perempuan. Menurut Muhammadiyah, Perempuan memiliki peran
domestik dan publik. Perempuan boleh menjadi pejabat publik dan boleh
bepergian tanpa mahrom bila keadaan aman dan terjaga dari fitnah.
Menurut salafi, peran perempuan adalah sektor domestik, sedangkan
sektor publik adalah milik laki laki. Perempuan bepergian harus bersama
mahrom.

 Pendidikan perempuan. Menurut Muhammadiyah, perempuan sebagaima


na laki laki harus mendapatkan pendidikan setinggi tingginya di semua
bidang ilmu. Menurut Salafi, perempuan perlu mendapatkan pendidikan
yang baik terutama keagamaan dan yang menopang peran domestiknya.

 Keluarga. Muhammadiyah mendukung monogami, walau tidak


mengharamkan poligami. Salafi mendukung poligami,walau
membolehkan monogami.
 Pakaian. Bagi Muhammadiyah, pakaian yang penting menutup aurat.
Boleh memakai pakaian tradisional, lokal, ataupun Barat. Batik, sarung,
peci, jas, celana panjang, kebaya, dan sejenisnya, biasa dipakai di
Muhammadiyah. Cara berpakaian salafi membiasakan empat identitas:
jalabiya, isbal, lihya dan niqab.

 Seni. Bermusik, bernyanyi, main drama, teater menurut Muhammadiyah


bisa menjadi media dakwah. Bagi salafi, seni jenis itu adalah bid'ah dan
haram. Nonton TV, mendengarkan radio dan hiburan adalah dilarang.
 Shalat Tarawih. Menurut Muhammadiyah 8 rakaat. Menurut salafi 20 rakaat.
 Shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Menurut Muhammadiyah di tanah lapang.
Menurut Salafi di masjid.
 penentuan awal Ramadhan dan 1 syawal. Menurut Muhammadiyah dengan
hisab. Menurut Salafi dengan rukyat. Sedangkan penentuan Idul Adha, Salafi
mengikuti ketentuan wukuf Arafah di Saudi.
 Zakat Fitrah. Menurut Muhammadiyah dalam keadaan tertentu bisa berupa
uang. Menurut Salafi harus berbentuk makanan pokok
 Zakat. Menurut Muhammadiyah bisa diberikan ke panitia pembangunan masjid.
Menurut salafi harus diberikan kepada orang dalam 8 asnaf.
 Peringatan Maulid Nabi. Bila membawa mashlahat dan dilakukan tidak dengan
cara yang menyimpang, menurut Muhammadiyah boleh dilakukan karena
termasuk muamalah. Menurut Salafi haram.
SA
LA
PINTU MASUK SALAFI
FI KE MUHAMMADIYAH
 Pintu pemurnian ajaran agama Islam yang juga menjadi perhatian
utama Muhammadiyah, disamping sebagai gerakan pembaharuan.
 Di beberapa tempat, dirasa kekurangan kader Muhammadiyah untuk
memenuhi pengisi pengajian, khutbah, imam masjid dan ta'mir.
 Anak anak Muhammadiyah yang pulang dari Timur Tengah, khususnya
Saudi, Yaman, Syiria dan Pakistan.
 Anak anak Muhammadiyah yang belajar di LIPIA Jakarta
 Ma'had karjasama Muhammadiyah dengan AMCF di 14 PTM.
 Berbagai lembaga yang dibiayai oleh AMCF
 Catatan: AMCF saat ini sudah mengalami transformasi. Saat ini sudah
jauh lebih moderat.

Anda mungkin juga menyukai