Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PENYEBARAN PAHAM AHLUSSUNAH WAL JAMA’AH DI

KAMPUS UMUM
Disusun oleh : M. Ikmal Khoirul Umam

PK. PMII Arya Suralaya Bumiayu

Pembahasan terkait keislaman sampai sekarang masih menjadi


perbincangan yang sangat rumit, alih-alih karena banyaknya faham-faham islam
yang muncul. Akibat dari banyaknya faham islam tersebut, muncul pertanyaan
“Faham islam seperti apa yang benar?”, disisi lain efeknya adalah timbul banyak
pertentangan bahkan perpecahan antara umat islam.

Perpecahan faham islam dimulai dari zaman khalifah Sahabat Ali Bin
Abi Tholib dengan adanya syi’ah dan khawarij, mulai sinilah sampai sekarang
faham islam mengalami perpecahan. Hal tersebut sesuai dengan hadists Nabi
SAW yang menyatakan bahwa umat islam akan pecah menjadi 73 golongan, yang
selamat hanya satu golongan yaitu Ahlussunah Wal Jama’ah. Dari hadits ini,
secara spontan menjadi acuan umat islam bahwa golongan yang benar adalah
Ahlussunnah Wal Jama’ah.

Dalam sejarah lahirnya Ahlussunah Wal Jama’ah, tidak bisa dipungkiri


dari munculnya berbagai golongan dan aliran didalam agama islam. Jadi, bisa
disimpulkan bahwa Ahlussunnah Wal Jama’ah lahir sebagai bentuk respon
terhadap perpecahan antar golongan dan aliran dalam agam islam tersebut.

Ahlussunah Wal Jama’ah secara istilah adalah kelompok atau golongan


yang berpegang teguh pada ajaran dan sunnah Nabi SAW, para Sahabat, para
tabi’in, dan para ulama yang sesuai ajaran Nabi SAW. ASWAJA merupakan
golongan yang memiliki 4 prinsip yaitu Tawasuth (moderat), Tawazun
(seimbang), Tasamuh (toleran), dan Ta’adul (adil). Empat pilar ASWAJA menjadi
solusi utama dalam menjawab berbagai persoalan yang terjadi karena ASWAJA
sebagai kerangka berfikir yang konteksnya keagamaaan mencakup semua aspek
kehidupan dalam menghadapi persoalan agama dan hal yang berkaitan dengan
kehidupan sosial kemasyarakatan.

Tentunya Ahlussunah Wal Jama’ah sangatlah penting untuk diaplikasikan


kemasyarakat, terkhusus kalangan muda yang dalam hal ini para mahasiswa
mahasiswi yang ada dalam kampus umum. Dilingkup kampus umum sekarang
banyak sekali faham-faham yang sangat bertentangan dengan ajaran Ahlussunnah
Wal Jama’ah yang sifatnya radikal yang mampu mempengaruhi pola fikir
mahasiswa kearah ancaman yang berbahaya bagi islam itu sendiri maupun
kehidupan bermasyarakat.

Menyikapi problematika tersebut, para mahasiswa tentunya membutuhkan


wadah yang ataupun kelompok yang memiliki landasan sesuai dengan ajaran
Ahlussunnah Wal Jama’ah. Terdapat salah satu organisasi islam dikalangan
mahasiswa di dalam perguruan tinggi yang memiliki landasan Ahlussunnah Wal
Jama’ah yaitu Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

PMII merupakan organisasi lingkup mahasiswa yang basisnya berkaitan


dengan keagamaan, yaitu agama islam. Seperti yang kita ketahui, setiap organisasi
sudah pasti memiliki sebuah landasan, begitupun PMII yang memiliki hubungan
terhadap nilai-nilai keislaman maka harus mengacu pada sebuah landasan untuk
dijadikan acuan dalam menentukan nilai-nilai, cita-cita , ideologi dan ajaran islam.
Inilah yang menjadi hal yang sangat diperlukan bagi PMII karena landasan
tersebut akan dijadikan sebagai pondasi maupun pijakan utama yang mencakup
dari segi pemikiran beserta tindakannya. PMII menjadi salah satu organisasi bagi
para mahasiwa islam yang dalam konteks agama yaitu islam serta konteks
bernegara Indonesia sangatlah tepat karena berpacuan pada ajaran Ahlussunah
Wal Jama’ah. Hadirnya PMII ditengah-tengah kampus bagi para mahasiswa
islam menjadi tanggung jawab utama untuk membentengi faham ataupun
golongan yang bertentangan dengan nilai ahlussunnah Wal Jama’ah. Disisi lain
PMII harus mampu menyebarluaskan ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah terhadap
para mahasiswa di dalam kampus.
Sebagai bentuk tanggung jawab bahwa Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia mampu membentengi dan menyebarluaskan ajaran Ahlussunnah Wal
Jama’ah tentunya membutuhkan tindakan-tindakan yang tepat. Strategi-strategi
yang nantinya diterapakn tentu perlu difikirkan secara terstruktur dan sistematis
sesuai dengan hasil analisis kondisi kampus.

Beberapa bentuk implementasi kader PMII dalam menyebarluaskan nilai-


nilai Ahlussunnah Wal Jama’ah dalam kampus umum sebagai berkut:

1. Penerapan 4 pilar Ahlussunnah Wal Jama’ah


Upaya ini bisa dilakukan oleh kader-kader PMII dalam menyikapi
berbagai hal yang ada di dalam maupun di luar kampus. Dengan upaya
tersebut kader PMII nantinya akan mampu berinterkasi dan diterima oleh
mahasiswa lainnya. Setelah keberadaanya diterima oleh mahasiswa lain,
kader PMII mengajarkan nilai Ahlussunnah Wal Jama’ah terhadap
mahasiswa lainnya.
2. Kajian kitab-kitab oleh PMII
PMII mengajak mahasiswa untuk mengaji seperti layaknya seorang santri
agar lebih mendalami ajaran-ajaran yang ada dalam agama islam
khususnya sesuai ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah. Banyak kitab yang
mengajarkan ilmu tasawuf, fiqih dan lainnya yang sangat dibutuhkan oleh
setiap orang khususnya mahasiswa.
3. Menagadakan kegiatan keagamaan dikampus
Tahlil, Khaul, Maulidan dan lainnya merupakan bentuk amaliyah yang
dilakukan warga Ahlussunnah Wal Jama’ah seperti halnya orang-orang
NU. Dengan adanya kegiatan keagamaan di kampus yang ada dikampus
juga dimaksudkan untuk media dakwah kepada warga yang ada dalam
kampus khususnya para mahasiswa.
4. Bergabung dalam organisasi PMII
Seperti yang dijelaskan diatas tadi, PMII sudah jelas mengacu pada ajaran
Ahlussunnah Wal Jama’ah. Dengan mengikuti kegiatan-kegiatan PMII dan
mengikuti setiap kaderisasi yang ada dalam PMII.

Anda mungkin juga menyukai