Anda di halaman 1dari 3

Tugas 1 Pendidikan Agama Islam

Dosen : Fitria Wahud,S,Pdi.M.Pd


Nama : Dewi Santika
Nim : 216601077

LDII (LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA)


LDII atau kepanjangan dari Lembaga Dakwah Islam Indonesia adalah ajaran yang
menyimpang dari kemurnian ajaran agama Islam, LDII didirikan oleh Muhammad Madigol
atau nama asli nya adalah imam haji Nurhazan al-Ubaidah Lubis Amir. Paham keagamaan
yang dikembangkan oleh LDII dianggap kontroversial dan meresahkan masyarakat di
berbagai daerah, karena dianggap masih mengajarkan paham Darul Hadits/Islam Jama’ah
yang telah dilarang oleh Jaksa Agung Republik Indonesia pada tahun 1971 namun hingga
sekarang, kelompok ‘pecandu imam’ ini masih bisa lestari di tempat kita, menunjukkan
betapa Indonesia merupakan lahan yang sangat subur untuk penyebaran semua aliran
menyimpang. Setelah di larang organisasi ini muncul lagi dengan banyak nama-nama yang
baru seperti jajasan pendidikan Islam Djama'ah, gugus depan pramuka khusus islam,
Lemkari, dan lain sebagainya sebelum akhirnya sekarang di kenal dengan nama LDII.
Munculnya LDII itu dilatar-belakangi oleh kondisi umat Islam di Indonesia yang telah lama
terpecah belah, seperti: NU, Muhamadiyah, al Irsyad, dan sebagainya. Dalam keadaan seperti
ini umat Islam harus tetap dalam jamaah, yang bukan hanya dalam melaksanakan ibadah
salat, tetapi juga dalam seluruh kehidupannya. Dengan berjamaah berarti menempati satu
syarat masuk surga dan menghindarkan diri dari siksa neraka.
Memahami landasan ideologi LDII, dimana karena ideologi ini, mereka menjadi kelompok
ekstrim eksklusif, hingga menganggap sesat atau bahkan kafir, musyrikin, najis dan ahli
neraka semua orang yang berada di luar kelompoknya kecuali sudah bertaubat kepada
Nurhazan bahkan darahnya halal di minum/boleh di bunuh jika diperlukan, dan klaim hanya
mereka yang pasti masuk surga, kewajiban taat dan patuh hanya kepada amir tertentu seperti
Nuhazan sedangkan kepada yang lainnya hanya sebatas budi luhur saja, dengan siasat taqiyah
mereka boleh berbohong demi eksistensi misi dakwahnya, mencaci maki ulama di luar
jama'ah nya, bersifat tertutup enggan bergaul dengan kelompok lain serta menganggap
dirinya paling benar, tidak menikahkan keluarganya kecuali kepada sesama jama’ah jika
menikah dengan yang bukan jama'ah nya maka sama saja menikah dengan hewan babi, dan
harus rela menceraikan atau meninggalkan suami/istri yang tidak mau masuk jama’ahnya,
menilai pengajian atau pengajaran Islam tidak sah kecuali secara manqul, amir, wakil Amir,
dan amir-amir daerah boleh berpoligami, tetapi tidak diperbolehkan bagi jama’ah, selalu
mencuci tangannya setelah bersalaman dan mencuci tempat duduk bagi tamu yang di luar
jama’ahnya, pada saat khuthbah/ceramah tidak menggunakan pengeras suara keluar masjid
atau tempat pengajian.
LDII masih mengkaji Qur'an dan hadis yang benar-benar murni, tetapi ada beberapa hadis
yang tidak di sampaikan atau di simpangkan dan pengertian hadis di salahgunakan, terutama
tentang hadis jama'ah dan keimam-an.
Pengakuan Nurhasan bahwa dia belajar hadis di Mekah belasan tahun, memberi pengaruh
kuat kepada masyarakat yang awam tentang islam. Sehingga mudah percaya dengan apa yang
diucapkan Nur Hasan. Jika tidak disebut kesombongan, cukup kita sebut pembodohan dan
penipuan terhadap umat?!. Betapa tidak, jika hanya ilmu orang LDII saja yang sah,
dikemanakan ulama lainnya. Ribuan orang yang belajar hadis di Mekah, Madinah, Yaman,
dan negara islam lainnya.
MUI telah mengeluarkan fatwa bahwa yang intinya menyatakan bahwa LDII bukanlah
penerus/kelanjutan dari gerakan Islam Jamaah serta tidak menggunakan ataupun mengajarkan
Islam Jamaah,, tetapi menurut salah satu sumber yaitu Ustadzah LDII ibu Hajah Chaironi
pada tanggal 7 januari 2020 bahwa LDII adalah agama sesat yang di tutupi dengan banyak
kebohongan, bahkan ia mengungkapkan bahwa LDII terdapat penjara bawah tanah di pondok
pesantren walibarokah untuk menghukum anggotanya.
LDII sekarang dipimpin oleh Abdul Aziz Bin Nurhazan, dia adalah anak dari mendiang
Nurhazan al-Ubaidah sang pendiri sekte islam jama'ah yang di larang di indonesia pada tahun
1971 oleh Jaksa Agung Rebublik Indonesia. Terlepas apakah benar dan tidaknya LDII
sekarang sudah tidak menggunakan atau mengajarkan islam jama'ah, akan tetapi alangkah
lebih baiknya jika kita lebih berhati-hati terhadap ajaran seperti ini.

Referensi: (http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/tamaddun/article/download/129/114)

Anda mungkin juga menyukai