JURNAL PAK TAMA

BISMILLAH BEBAS TURNITIN YGY

Lembaga dakwah islam Indonesia (LDII) ialah suatu organisasi dakwah masyarakat di
wilayah Indonesia yang berdiri pada 3 Januari 1972 di Surabaya. Pada awalnya, LDII bernama
YAKARI (Yayasan Lembaga Karyawan Islam). Kemudian diubah menjadi LEMKARI (lembaga
Karyawan Islam) pada saat Musyawarah Besar (Mubes) pada tahun 1981 dan terakhir berganti
lagi menjadi LDII di tahun 1990, dikarenakan istilah LEMKARI dianggap sama dengan akronim
dari Lembaga Karate-Do Indonesia. Perubahan nama itu juga diharapkan dapat mengubah visi
dan misi LEMKARI agar jauh lebih professional dan terbuka akan wawasan nasional yang jauh
lebih luas.

Perlu diketahui pula LDII adalah sebuah organisasi masyarakat yang independen, resmi
dan legal dapat diketahui bahwa LDII telah tercatat di Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan
Masyarakat (Bakesbang & Linmas) departemen dalam negeri.

Jika ditelurusi kembali jauh sebelum bernama Lembaga Da’wah Islam Indonesia, dalam
Buku Aliran dan Faham Sesat di Indonesia Nur Hasan Ubaidah Lubis mendirikan organisasi
tersebut dengan nama Darul Hadits pada tahun 1951, namun organisasi tersebut dilarang oleh
PAKEM (pengawas aliran kepercayaan masyarakat) Jawa Timur, setelah dilarang ia tak
kehabisan ide dalam upaya menyedot perhatian setiap kalangan untuk masuk kedalam aliran ini,
setelah kembali, ia muncul dengan merubah nama menjadi Islam Jama’ah yang akhirnya menjadi
sorotan masyarakat utamanya di daerah Jakarta.

Akibat ajarannya yang meresahkan masyarakat secara resmi aliran ini dilarang di seluruh
Indonesia. karena sudah dilarang pada akhirnya Nur Hasan Ubaidah Lubis melakukan
pendekatan dan meminta perlindungan kepada Letjen Ali Murtopo 1 yang berujung Islam jama’ah
atau LDII mendapatkan dukungan dan perlindungan. Setelah itu ia bergabung dengan partai
Golkar, dibawah naungan itu lah LDII berkembang dengan nama LEMKARI dan terus berupaya
menyebarkan ajarannya. Namun Lemkari pada akhirnya di bubarkan oleh Gubernur Jawa Timur
Soelarso dengan SK nomor 618 Tahun 1988 Tanggal 24 Desember 1988.2

1
Lebba Kadorre Pongsibanne, Islam dan Budaya Lokal, Ciputat: Mazhab Ciputat, 2013, hal. 20.
2
Hartono jaiz, Aliran dan Faham Sesat di Indonesia, Jakarta: Pustaka Al Kautsar 2002, hal.74
 Ormas (Organisasi masyarakat) Islam ini memang sering bergonta-ganti nama, di mulai
dari Darul Hadits (DH), Islam Jama‟ah (IJ), Lemkari (Lembaga Karyawan Islam), dan yang saat
ini kita kenal dengan sebutan LDII (Lembaga Da‟wah Islam Indonesia). Lembaga ini juga
mempunyai slogan yaitu “Serulah (semua manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan yang lebih baik”.3

Menurut penafsiran yang berasal dari manqul amir LDII mereka wajib berda’wah kepada
manusia Islam yang belum masuk kedalan jma’ahnya atau yang belum di baiat kepada imam.

LDII juga bergerak di bidang pendidikan keterampilan, kepemudaan,olahraga, dan

bidang ekonomi. LDII juga memiliki metode pengajaran yang diajarkan hingga kini yaitu,
metode pengajian tradisional, yakni mengaji dengan cara manqul, musnad dan mutshil. LDII
juga aktif melakukan berbagai forum tipe pengajian yang dikelompokkan sesuai usia dan gender
seperti pengajian kelompok tingkat PAC, pengajian cabe rawit, pengajian muda-mudi, pengajian
umum dan pengajian lansia. Dimana LDII mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas
peradaban, hidup, harkat, dan martabat kehidupan bermasyarakat serta ikut serta dalam upaya
membangun generasi yang dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa dengan harapan terwujudnya masyarakat yang demokratis dan berkeadilan yang didsarkan
pancasila dan diridhoi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Selain mengetahui sejarahnya ada baiknya juga kita ketahui terkait sumber hukum LDII
yang dimana juga merujuk pada Al-Quran dan Hadis, ulama LDII juga menggunakan ilmu alat
seperti nahwu, shorrof, badi’, ma’ani, bayan, mantek, balaghoh usul fiqih dalam memahami
Alquran dan hadis.

3
Lembaga Da’wah Islam Indonesia, Website: http:/ www. ldiionline.com, 10 Februari 2015