Anda di halaman 1dari 3

Nama Kelompok : 1.

Akhlan Dwi Pramana (231220004)


2. Khairunnisa Azzahra Shagita (231220001)
Prodi : D3 Akuntansi Malam

Agama TM 10

MENGANALISIS KELOMPOK ISLAM DI INDONESIA

Resume :

A. Menjelaskan Sejarah Pengertian dan Sejarah LDII


Lembaga Dakwah Islam Indonesia (disingkat LDII) adalah organisasi sosial independen
untuk studi dan penelitian tentang Quran dan Hadis. Sesuai dengan visi, misi, tugas pokok dan
fungsinya, LDII mempunyai tujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta turut serta dalam pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya yang dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa guna terwujudnya masyarakat madani yang demokratis dan berkeadilan sosial
berdasarkan Pancasila yang diridai Allah SWT.
Lembaga Dakwah Islam Indonesia berdiri pada 1 Juli 1972 di Kota Kediri, Jawa Timur 
dengan nama Yayasan Lembaga Karyawan Islam (YAKARI) sesuai Akta Notaris Mudijomo
tanggal 27 Juli 1972 tentang Pembetulan Akta Tanggal 3 DJanuari 1972 berisi Pembentulan
Tanggal Pendirian LEMKARI. Lembaga ini didirikan oleh:

1. Drs. Nur Hasyim


2. Drs. Edi Masyadi
3. Drs. Bahroni Hertanto
4. Soetojo Wirjo Atmodjo BA.
5. Wijono BA.
Pada Musyawarah Besar (Mubes) YAKARI 1981 namanya diganti menjadi Lembaga
Karyawan Islam (LEMKARI). Pada Musyawarah Besar IV LEMKARI 1990, atas arahan
dari Wapres RI Sudarmono, SH. dan Jenderal Rudini, nama organisasi diubah dari yang
awalnya Lembaga Karyawan Dakwah Islam (disingkat LEMKARI) menjadi Lembaga Dakwah
Islam Indonesia (disingkat LDII). Pengubahan nama terjadi karena Rudini merasa LEMKARI
menyamai singkatan dari Lembaga Karate-Do Indonesia.
LDII adalah organisasi yang independen, resmi, dan legal sesuai dengan peraturan-peraturan
di bawah ini:

1. Undang-undang Nomor 16 tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan


2. Surat Keterangan terdaftar No. 98/D.III.3/VIII/2005 tanggal 23 Agustus 2005
dari Kesbangpol Kemendagri RI
3. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No. AHU-18. AH.01.06.
Tahun. 2008, Tanggal, 20 Februari 2008.
4. Keputusan Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia No. 03/Kep/KF-MUI/IX/2006
Tanggal 11 Syaban 1427 H / 4 September 2006 tentang Lembaga Dakwah Islam
Indonesia (LDII)
5. AD/ART LDII
Dalam menjalankan roda organisasi, LDII memiliki tiga moto, yaitu:
 "Dan hendaklah ada di antara kamu sekalian segolongan yang mengajak kepada
kebajikan dan menyuruh pada yang ma’ruf (perbuatan baik) dan mencegah dari
yang munkar (perbuatan tercela), mereka itulah orang-orang yang beruntung." ( Quran
3:104)
 "Katakanlah: inilah jalan (agama)-Ku, dan orang-orang yang mengikutiku mengajak
(kamu) kepada Allah dengan hujjah (dalil/dasar hukum) yang nyata. Maha suci Allah dan
aku tidak termasuk golongan orang yang musyrik." ( Quran 12:108)
 "Serulah (semua manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik, dan bantahlah mereka dengan yang lebih baik." (Quran 16:125)

B. Menjelaskan Akidah dan Ajarannya LDII


Aqidah takfiri, yaitu menganggap semua muslim yang berada di luar golongannya adalah
kafir. Walaupun seseorang sudah masuk Islam, melaksanakan rukun Islam, tetapi belum baiat
kepada Amir mereka, maka dianggap kafir. Imam memiliki hak untuk membuat aturan baru,
membuat konsep 5 bab (Mengaji, Mengamal, Membela, Sambung Jamaah, Taat). 5 bab ini
lebih penting dari pada rukun Islam dan rukun Iman. Mereka membuat “Surat Taubat”, yakni
surat pengampunan dosa yang biasa diterbitkan menjelang Bulan Ramadhan. Mereka juga
membuat Syariat “Nikah Dalam” dan “Nikah Luar – di KUA”. Membuat syariat berinfaq
sebesar 2,5 persen diserahkan kepada imamnya. Penyimpangan berikutnya, ilmu yang sah
harus dengan cara Manqul, Musnad, dan Mutashil. Jamaah LDII dilarang membaca kitab-kitab
dan mengaji di luar kelompok mereka. Penyimpangan yang lain adalah, Mereka rela
berbohong, bahkan dengan sumpah, untuk menutupi aqidah mereka yang sebenarnya.
Dan masih banyak lagi penyimpangan - penyimpangan lainnya. Manquul sebagaimana yang
dibahas tertuang di dalam al-Qur’an dan terjemahnya, Mujamma’ Al Malik Fahd Li Thiba’at
Al Mush-Haf Asy-Syarif Medinah Munawwarah, bahwa perkataan, perbuatan, taqrir, dan
jawaban Rasulullah SAW, terhadap soal-soal yang dikemukakan para sahabat apabila kurang
atau tidak dapat memahami maksud suatu ayat al-Qur’an. Tafsiran yang berasal dari Rasulullah
ini disebut “Tafsir manquul”. Manquul artinya pindah berasal dari kata Arab “naqala”. Yaitu
belajar secara langsung dan berhadap-hadapan, yang mana dalam mempelajari ilmu hadits
dituntut perpindahan kalimat hadits yang sempurna dari guru kepada murid, sehingga tidak
menyimpang dari pengertian aslinya. Musnad artinya bersandar atau berguru maksudnya ilmu
yang diberikan itu melalui sanad/isnad yang shohih. (seorang guru menyampaikan ilmu dengan
sandaran guru yang telah memanquulkan ilmu itu kepadanya, gurunya guru dari gurunya lagi
dan seterusnya sampai pada Nabi Muhammad).
LDII menggunakan metode pengajian tradisional, yaitu guru-guru yang berasal dari
beberapa alumni pondok pesantren kenamaan, seperti Pondok Pesantren Gontor di
Ponorogo, Tebu Ireng di Jombang, Kebarongan di Banyuwangi, Langitan di Tuban, Ma'had
Darul Hadits di Mekkah, dll.
Mereka bersama-sama mempelajari ataupun bermusyawarah beberapa waktu terlebih dahulu
sebelum menyampaikan pelajaran dari Quran dan Hadis kepada jemaat pengajian rutin atau
kepada santriwan-santriwati di pondok-pondok afiliasi LDII, untuk menjaga supaya tidak
terjadi kekeliruan dalam memberikan makna dan penjelasan. Kemudian guru mengajar murid
secara langsung baik bacaan, makna maupun keterangan, dan untuk bacaan Quran memakai
ketentuan tajwid.

C. Menjelaskan Perbedaan dengan NU


NU adalah Nahdatul Ulama, sementara LDII adalah Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
MENGANALISIS KELOMPOK ISLAM DI INDONESIA

A. Menjelaskan Sejarah Pengertian dan Sejarah LDII

Lembaga Dakwah Islam Indonesia (disingkat LDII) adalah


organisasi sosial independen untuk studi dan penelitian
tentang Quran dan Hadis. Sesuai dengan visi, misi, tugas pokok dan
fungsinya, LDII mempunyai tujuan untuk meningkatkan harkat dan
martabat kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta turut
serta dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang dilandasi
oleh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa guna
terwujudnya masyarakat madani yang demokratis dan berkeadilan
sosial berdasarkan Pancasila yang diridai Allah SWT.
Lembaga Dakwah Islam Indonesia berdiri pada 1 Juli  1972 di
Kota Kediri, Jawa Timur  dengan nama Yayasan Lembaga Karyawan
Islam (YAKARI) sesuai Akta Notaris Mudijomo tanggal 27 Juli 1972
tentang Pembetulan Akta Tanggal 3 DJanuari 1972 berisi Pembentulan
Tanggal Pendirian LEMKARI.

B. Menjelaskan Akidah dan Ajarannya LDII

Aqidah takfiri, yaitu menganggap semua muslim yang


berada di luar golongannya adalah kafir. Walaupun seseorang sudah
masuk Islam, melaksanakan rukun Islam, tetapi belum baiat kepada
Amir mereka, maka dianggap kafir. Imam memiliki hak untuk
membuat aturan baru, membuat konsep 5 bab (Mengaji, Mengamal,
Membela, Sambung Jamaah, Taat). Jamaah LDII dilarang membaca
kitab-kitab dan mengaji di luar kelompok mereka. LDII
menggunakan metode pengajian tradisional, yaitu guru-guru yang
berasal dari beberapa alumni pondok pesantren kenamaan, seperti
Pondok Pesantren Gontor di Ponorogo, Tebu Ireng di Jombang,
Kebarongan di Banyuwangi, Langitan di Tuban, Ma'had Darul
Hadits di Mekkah, dll.

C. Menjelaskan Perbedaan dengan NU

NU adalah Nahdatul Ulama, sementara LDII adalah Lembaga


Dakwah Islam Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai