Anda di halaman 1dari 6

Nama Kelompok : 1.

Akhlan Dwi Pramana (231220004)


2. Khairunnisa Azzahra Shagita (231220001)
Prodi : D3 Akuntansi Malam

Agama TM 9

MENGANALISIS KELOMPOK ISLAM DI INDONESIA

Resume :

A. Menjelaskan Pengertian dan Sejarah HTI

Pemerintah membubarkan ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) karena dianggap bertentangan
dengan ideologi negara, Pancasila. HTI sebagai ormas berbadan hukum tidak melaksanakan peran
positif untuk mengambil bagian dalam proses pembangunan untuk mencapai tujuan nasional. Kegiatan
HTI terindikasi kuat bertentangan dengan tujuan, asas, dan ciri berdasarkan ideologi negara. Dilihat
dari asal-usulnya, Hizbut Tahrir merupakan organisasi politik yang berideologi Islam berskala
internasional. Hizbut Tahrir lahir pada tahun 1953 di Al-Quds, Palestina. Dalam situs hizbut-
tahrir.or.id disebutkan gerakan Hizbut Tahrir menitik beratkan pada perjuangan membangkitkan umat
di seluruh dunia untuk mengembalikan kehidupan Islam melalui tegaknya kembali Khilafah Islamiyah.
Gerakan ini dipelopori oleh Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani, seorang ulama alumni Al-Azhar Mesir
dan pernah menjadi hakim di Mahkamah Syariah di Palestina. Tujuan dari Hizbut Tahrir adalah
mengembalikan kaum muslimin untuk kembali taat kepada hukum-hukum Allah SWT yakni hukum
Islam, memperbaiki sistem perundangan dan hukum negara yang dinilai tidak Islami agar sesuai
dengan tuntunan syariat Islam, serta membebaskan dari sistem hidup dan pengaruh negara Barat.
Meski di negara asalnya, Palestina, Hizbut Tahrir merupakan organisasi partai politik, namun di
Indonesia Hizbut Tahrir merupakan ormas berbadan hukum yang terdaftar di Kemenkumham. Hitzbut
Tahrir masuk ke Indonesia pada tahun 1980-an saat pimpinan pesantren Al-Gazhali Bogor KH
Abdullah bin Nuh bertemu dengan aktivis Hizbut Tahrir di Sydney, Australia, Syaikh Abdurrahman al
Baghdadiy. Abdullah tertarik dengan ceramah yang disampaikan Abdurrahman tentang kewajiban
persatuan umat dan kewajiban menegakkan khilafah guna melawan hegemoni penjajahan dunia.
Abdullah yang merupakan tokoh ulama asal Cianjur itu lalu mengajak Abdurrahman ke Indonesia
untuk berdakwah bersama. HTI berkembang melalui dakwah di kampus-kampus besar, lalu meluas ke
masyarakat dan masjid-masjid di perumahan hingga perusahaan.
Ada 3 tahapan dakwah yang diterapkan oleh Hizbut Tahrir. Pertama, tahapan pembinaan dan
pengkaderan yang dilaksanakan untuk membentuk kader-kader yang mempercayai pemikiran dan
metode Hizbut Tahrir. Kedua, tahapan berinteraksi dengan umat yang bertujuan agar umat ikut
memikul kewajiban dakwah Islam, hingga umat menjadikan Islam sebagai permasalahan utamanya,
agar umat berjuang untuk mewujudkannya dalam realitas kehidupan. Ketiga, tahapan penerimaan
kekuasaan yang dilaksanakan untuk menerapkan Islam secara menyeluruh dan mengemban risalah
Islam ke seluruh dunia.
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dalam situsnya menyebut perkembangan dakwah HTI tumbuh secara
pasti. Awalnya HTI hanya ada satu kota dengan belasan kader. Lalu tahun 1990 hingga 2000 HTI
sudah berkembang ke seluruh Indonesia. Sekarang, di pertengahan 10 tahun ketiga, dakwah HTI sudah
tersebar di 33 provinsi, di lebih 300 kota dan kabupaten. Bahkan sebagiannya telah merambah jauh
hingga ke pelosok. HTI juga pernah menggelar Konferensi Khilafah Internasional (KKI) 2007 pada 12
Agustus di Gelora Bung Karno. KKI dihadiri oleh 100 ribu perserta dan dianggap sebagai konferensi
luar biasa karena banyaknya peserta dan tema yang diusungnya cukup provokatif yakni "Saatnya
Khilafah Memimpin Dunia".
HTI juga sering terlibat dalam berbagai aksi. Misalnya pada 5 Februari 2017 HTI mengadakan aksi
bela ulama dengan tema ‘Aksi Umat Peduli Jakarta’ yang dihadiri ribuan orang di Patung Kuda,
Monas, Jakarta. HTI juga banyak menuai kontra. Sejumlah massa melakukan demo menolak HTI dan
meminta HTI dibubarkan. Alasannya mereka menolak gagasan khilafah yang dianggap bertentangan
dengan Pancasila dan mengancam NKRI.
B. Menjelaskan Akidah dan Ajarannya
Aktivitas HTI hanya bisa kita lacak pada tahun 1982. Hizbut Tahrir dibawa ke Indonesia oleh
Abdurrahman al Baghdadi, pimpinan Hizbut Tahrir di Australia, yang pindah ke Bogor atas undangan
KH Abdullah bin Nuh, kepala Pesantren Al-Ghazali. Seperti halnya Gerakan Tarbiyah, gerakan ini
yang disebarkan melalui jaringan “dakwah kampus”.
Gerakan dakwah kampus muncul ketika M. Natsir dkk mendirikan Dewan Dakwah Islamiyah
Indonesia (DDII), setelah kiprah politik eks Masyumi dikebiri dan adanya pergeseran pemikiran Nur
Kholis Madjid yang kala itu dijuluki “Natsir muda”. Nur Kholis Madjid seperti yang kita ketahui
pernah meluncurkan gagasan kontroversial “Islam Yes, partai Islam No!”. Langkah penggeseran
madjid dari pemikiran awalnya dahulu sangatlah mengecewakan kelompok yang berorientasi dakwah.
Kekecewaan ini mendorong kelompok M. Natsir, Imaduddin Abdurrahim dan kawan-kawan lebih
serius dalam gerakan dakwah masjid. Gerakan dakwah berawal dari Masjid Salman ITB dan menyebar
ke berbagai kampus-kampus di Indonesia. Pemikiran Cak Nur mendapat perlawanan diam-diam yang
hingga saat ini wilayah kampus negeri steril dari virus-virus gerakan Liberal dan Zionisme.
Gerakan Islam yang membendung gerakan liberalisme, seperti Tarbiyah, Salafi, Hizbut Tahrir,
dan Jamaah Tabligh tumbuh pesat di kampus-kampus non keagamaan, sementara di kampus-kampus
Islam anehnya sejak tahun 1980-an hingga sekarang yang berkembang adalah kelompok liberal dan
Marxis. Massa HTI kebanyakan dari kalangan intelektual, khususnya mahasiswa Teknik, bahasa
maupun pelajar dari sekolah umum/STM. Menurut jubir HTI Ismail Yusanto, HTI cukup kuat di
kampus IPB, UGM, UNAIR, ITB, UNPAD, IKIP. Kalau di Jakarta gerakan Hizbut Tahrir lebih kuat
daripada UI. Sepanjang rezim Orde baru tahun 1980-an sampai 1990-an akhir, HTI masih menjalankan
metode dakwah tahap pertama, seputar pengkaderan dan pembinaan secara rahasia.
Berapa jumlah anggota dan siapa saja yang ada dalam struktur kepengurursan organisasi juga
tidak pernah dipublikasikan. Sebagian dari aktivis HTI hingga kini memakai nama samaran untuk
menutupi identitasnya. Nama-nama samaran berbau ke Arabaraban, misalnya Muhammad al-Khattath,
Abu fuad, Abu dzar al-Ghifari, Taqiyudin al-baghdady, Salman al-Farisi dan nama-nama sejenisnya.
Seperti mantan DPP HTI Muhammad al-Khattath yang kini aktif sebagai Sekjen FUI, ternyata nama
aslinya adalah Gatot. Alasan para aktivis HTI untuk menyamarkan dan merahasiakan berbagai
aktivitas dakwahnya ataupun jumlah anggotanya, adalah upaya perlindungan diri selama era Orde baru
yang menganut haluan kebijakan politik “sapu bersih” terhadap kelompok radikal. Aktivis HTI pernah
bersatu bersama jamaah Tarbiyah dalam wadah Lembaga dakwah kampus (LDK). Tapi pada suatu
ketika mereka berjalan sendiri-sendiri (pisah) karena masing-masing memiliki buku pegangan dakwah
dan strategi penegakan Syariah Islam.
Peranan HTI di Kampus-kampus untuk saat ini di wakili Gema Pembebasan, BKLDK dan
bentuk-bentuk organisasi mantel lainnya yang di dalamnya banyak aktivis HTI. Penulis melihat bahwa
setelah Konferensi Khilafah tahun 2007, mereka mulai gencar penetrasi dakwah di pabrik, Pondok
pesantren di kabupaten dan masjid-masjid di kompleks perumahan. Paham Keagamaan Hizbut Tahrir :
1. Khilafah
Khilafah ini merupakan trade mark dari organisasi HTI. Dari pusat sampai daerah, aktivis HTI
punya satu suara bagaimana mengkampanyekan Khilafah. Penulis punya pengalaman tak
terlupakan ketika menggali data-data atau informasi mengenai konsep keluarga Sakinah di
kalangan aktivis HTI. Entah kenapa selalu dihubung-hubungkan dengan “Khilafah”. Dalam
rangka menegakkan kembali Khilafah Islamiyah, Hizbut Tahrir melakukan kegiatan politis, yang
apapun bentuknya itu disebut sebagai kegiatan dakwah siyasi. Sejarah perjuangan Nabi SAW.
Pada masa lampau kemudian dijadikan legitimasi bagi periodisasi dan pentahapan kegiatan
dakwah Hizbut Tahrir di seluruh dunia. Pentahapan berdasarkan periodisasi tersebut dijadikan
sebagai thariqah/metode dakwah.
2. Pandangan tentang Jihad
Jihad menurut Hizbut Tahrir dimaknai dengan makna syar’i yaitu perang untuk menyebarkan
risalah Islam (berperang dijalan Allah). Aktualisasi jihad Hizbut Tahrir dilakukan dengan melihat
kondisi di mana terjadi ancaman terhadap kaum muslimin. Hizbut Tahrir yang berada di daerah
tersebut wajib ikut dalam peperangan. Realisasi jihad hizbut Tahrir terwujud dalam bentuk-bentuk
jihad defensif (pertahanan) dan jihad ofensif (penyerangan).
3. Formulasi Nalar Fikih
a. Peranan akal dan wahyu dalam berijtihad Peranan akal dan wahyu dalam memahami hukum
syara bahwa fungsi akal dalam Islam, menurut mereka adalah untuk memahami wahyu dan
memahami fakta. Karena untuk menghukumi sesuatu mutlak harus memahami fakta sebelum
memahami wahyu. Posisinya begitu saja menurut mereka. Dalam kultur Hizbut Tahrir posisi
akal harus tunduk kepada wahyu, mereka tidak ingin menggunakan akal seliar kaum liberal.
b. Metode ijtihad
Dalam buku-buku pegangan HTI, ketika seorang mujtahid akan berijtihad hendaknya:
o Mengetahui fakta atas persoalan yang akan digali hukumnya.
o Mengetahui nash-nash syara yang berkaitan dengan masalah tersebut.
o Mengerahkan segenap kemampuan dalam menggali hukum syara tentang suatu masalah
dari nashnash yang berkaitan dengannya hingga dia (seorang mujtahid) merasakan tidak
mampu lagi melampaui upaya yang telah ditempuhnya.
Sedangkan menerapkan suatu hukum terhadap berbagai masalah baru yang masih dalam
cakupan maknanya, maka hal seperti ini tidak bisa dikatakan ijtihad.Dalam berijtihad, aktivis HTI
bersandar pada sumber-sumber berikut: al-Qur’an, Sunnah, Ijma’ sahabat dan Qiyas Syar’i.
Keempatnya menurut mereka merupakan mashadir ahkam yang disepakati oleh jumhur ulama.
Akan tetapi selain keempat sumber tadi, HTI tidak mendasarkan ijtihadnya kepada sumbersumber
hukum yang sebenarnya masih diperselisihkan, seperti: syar’u man qablana, mazhab sahabat,
istihsan, maslahah mursalah, dan ‘urf. Sikap HTI terhadap sumber-sumber hukum tersebut, mirip
dengan ormas Persatuan Islam (Persis). Persis juga membatasi pada keempat sumber hukum yaitu:
Qur’an, Sunnah, Ijma Sahabat dan Qiyas syar’i.
4. Fikih Ibadah
Berbicara mengenai pandangan HTI dalam bidang ibadah, ada beberapa temuan menarik tentang
hal ini. Pertama, ternyata dalam hal ibadah, HTI secara institusi tidak ikut melakukan intervensi
kepada jamaahnya. Bahkan hampir tidak ada yang arahan bagaimana metode baku dalam
berijtihad di bidang ibadah. Hizbut Tahrir juga sama sekali tidak pernah membuat semacam kitab
fiqh ibadah.
5. Tasawuf dan Ide-ide Barat
Tentang tasawuf, HTI dengan tegas mengatakan dalam pasal 10 di RUU Daulah khilafah versi
mereka: “Seluruh kaum Muslim memikul tanggung jawab terhadap Islam. Islam tidak mengenal
rohaniawan. Dan negara mencegah segala tindakan yang dapat mengarah pada munculnya mereka
dikalangan kaum Muslim.” Tasawuf menurut mereka bukan bagian integral dari Islam, tasawuf
mereka anggap berasal dari India. Tidak murni ajaran Islam. Menurut Ketua DPD HTI Malang
raya, Abdul Malik, pembinaan spriritual untuk aktivis HTI bukan dengan tasawuf tapi cukup
dengan al-Qur’an: “Tasawuf itu bukan dari islam, tasawuf itu adalah perkawinan antara islam,
ketika islam ke india. Berarti itu bukan murni dari islam. Sebenarnya pembinaaan spiritual untuk
para kader Hizb cukup apa yang ada pada hadist Rasulullah dan cukup apa yang ada pada Qur’an,
selesai. kita punya buku min muqawimat nafsiyah islamiyah (pilar-pilar pengokoh nafsiyah
islamiyah). orang yang ingin bergabung dengan Hizbut Tahrir harus mengkaji kitab itu sampai
selesai.” Selain tasawuf, Semua mabda’ (ideologi) selain Islam, seperti kapitalisme dan sosialisme
(termasuk di dalamnya komunisme), tidak lain merupakan ideologi-ideologi destruktif (rusak) dan
bertentangan dengan fitrah kemanusiaan. Ideologi-ideologi tersebut adalah buatan manusia yang
sudah nyata kerusakannya dan telah terbukti cacat-celanya. Semua ideologi yang ada selain Islam
tersebut bertentangan dengan Islam dan hukum-hukumnya. Oleh karena itu, upaya mengambil dan
meyebarluaskannya serta dan membentuk organisasi/partai berdasarkan ideologi-ideologi tersebut
adalah termasuk tindakan yang diharamkan.

C. Menjelaskan Perbedaan dengan NU


 Aqidah
 NU: Asy'ariyah, menerima konsep kasbul ikhtiari, meyakini adzab kubur, menerima hadits
ahad dalam hal aqidah, mengakui sababiyah ghaibiyah. Meyakini akan tegaknya Khilafah
Mahdiyah.
 HTI: Menolak ajaran Asy'ariyah, meyakini perbuatan manusia hasil kehendak murni
manusia bukan kasbul ikhtiari, tidak meyakini adzab kubur, tidak menerima hadits dalam
hal aqidah, menolak sababiyah ghaibiyah. Meyakini tegaknya Khilafah Tahririyah.
 Syariah
 NU: Bermadzhab kepada 4 imam mujtahid mutlaq yaitu Imam Abu Hanifah, Imam Malik,
Imam Syafi'i dan Imam Ahmad bin Hambal. Tidak mengakui Syaikh Taqiyuddin an-
Nabhani sebagai mujtahid mutlaq/ imam madzhab. Menjadikan ijma ulama, qiyas aqliyah,
'urf, istihsan ,istishlah, mashlahah mursalah, saddudz dzara'i sebagai dalil syara selain al-
Qur'an dan hadits. Menggunakan rukyah lokal dan regional.
 HTI: Bermadzhab kepada Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani dan Amir-Amir HT setelah
Syaikh Taqiyuddin. Menganggap Syaikh Taqiyuddin dan Amir-Amir HT sebagai mujtahid
mutlaq. Tidak bermadzhab kepada empat Imam madzhab. Pendapat keempat imam
madzhab hanya untuk menunjang dan memperkuat pendapat Amir HT. Hanya menerima
ijma sahabat dan qiyas nash sebagai dalil setelah al-Qur'an dan hadits. Penganut pendapat
rukyah global.
 Politik
 NU: Mengakui NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45 sebagai Darus Salam.
Menerima demokrasi sebagai sistem politik yang sah. Mengakui republik sebagai bentuk
negara yang syar'i. Menghukumi bughat kepada kelompok yang mau menggantikan NKRI
menjadi khilafah ala HTI.
 HTI: Menganggap negara yang tidak menerapkan hukum Islam (memformalkan syariah)
versi HTI sebagai Darul Kufur. Dengan kegiatan HTI mendirikan khilafah di wilayah
NKRI secara tidak langsung telah "mengkufurkan" NKRI. Berpendapat demokrasi sistem
kufur yang haram diambil, diterapkan dan disebarluaskan. Tidak menerima republik
sebagai bentuk negara yang sah menurut syariah.
Pertemuan – 9 Menganalisis Kelompok Islam di Indonesia




pengertian HTI 1. Akidah Hizbut Tahrir
• 
Hizbut Tahrir (Hizb) merupakan adalah Akidah merupakan pondasi setiap umat beragama dan dasar
kepercayaan dalam meyakini Tuhannya. Selain itu juga iman
organisasi politikpan-Islamis, yang menganggap memiliki makna pembenaran yang pasti, sesuai dengan kenyataan

"ideologinya sebagai ideologi Islam", yang yang berasal dari dalil yang benar, tanpa dalil yang benar tidak
tujuannya membentuk
 "Khilafah Islam" atau akan ada pembenaran yang bersifat pasti. Sehingga akidah harus
negara Islam.  Kekhalifahan baru akan dibangun berdasarkan dalil qathi dan tidak boleh dibangun
berdasarkan dalil dzanni, bagi Hizbut Tahrir bukan berarti
menyatukan komunitas
 Muslim (Ummah) dalam menolak dan mengingkarinya akan tetapi jika membenarkan apa
negara Islam kesatuan
 (bukan federal) dari yang berasal dari dalil dzanni itu tidak jadi masalah namun
negara-negara mayoritas Muslim. melakukan pembenaran yang pasti dengan menggunakan dalil
 dzanni itu yang dilarang sehingga haram hukumnya membangun
 keyakinan dengan bersandar pada dalil dzanni. Begitupun akidah
dalm konsep Hizbut Tahrir secara umum mendefinisikan bahwa
akidah merupakan pemikiran yang menyeluruh tentang alam,
manusia dan kehidupan, dan tentang sebelum dan sesudah
kehidupan di dunia

Sejarah HTI

• Pada 28 Rajab
 1342 H/3 Maret 1924 M
sejarah Hizbut Tahrir mengatakan bahwa musibah

terjadi pada umat Islam. Yaitu dihapuskannya

Khilafah secara resmi oleh negara penjajah kafir 2. Fiqih Hizbut Tahrir

Inggris dan pengikutnya Musthafa Kamal Atatruk di
Seperti yang telah ditetapkan dalam kehidupan sehari-hari
negara Istanbul. Maka
 dari itu dengan adanya
bahwa dalam memahami ilmu fiqih umat Muslim tidak terlepas
kejadian ini melatar belakangi umat Muslim bangkit dari empat imam yang telah dijadikan sebagai patokannya
dan menegakan kembali sistem Khilafah dengan dalam menentukan hukum. Seperti: fiqih dengan paham imam
mendirikan partai politik yang berasaskan pada Syafi’i, imam Hanafi, imam Hambali, dan imam Abi Hanifah.
Alquran dan Sunah yaitu yang dinamakan partai Dalam hal ini ada perbedaan meski memang pada hakikatnya
politik Hizbut Tahrir. Semua itu dilakukan agar sama. Hukum mempelajari fiqih termasuk fardu’ain karena
kaum Muslim terikat dengan seluruh hukum syara merupakan keharusan bagi umat Muslim dan merupakan
untuk menegakan hukum-hukum yang telah Allah kewajibanyang telah Allah tetapkan. Dalam pemahaman
perintahkan serta menerapkan Islam secara Hizbut Tahrir, fiqih adalah suatu ilmu yang wajib dipelajari
menyeluruh dalam seluruh aspek kehidupan.. Selain karena merupakan kebutuhan bagi para umat Muslim untuk
menjalankan kehiduupannya dan ini sangat penting sekali
itu juga pendapat lain mengatakan bahwa tujuan
untuk dikaji. Sikap Hizbut Tahrir terhadap ke empat imam
Hizbut Tahrir untuk mengembalikan apa yang yang telah menjadi patokan dalam penentuan hukum itu tidak
seharusnya menjadi hak kaum Muslim. terlalu dipermasalahkan karena tidak semua anggota Hizbut
Tahrir harus bermadzhab pada satu imam saja, di sini adanya
kebebsan tanpa ada paksaan jika salah satu anggota Hizbut
Tahrir berbeda madzhab dengan anggota lainnya, dan tidak
adanya larangan untuk mengikuti madzhab manapun. Sehingga
pada umumnya anggota Hizbut Tahrir juga memiliki
keragaman dalam memilih madzhab fiqih
Syariah

• NU: Bermadzhab kepada 4 imam mujtahid mutlaq yaitu Imam


Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i dan Imam Ahmad bin Hambal.
Tidak mengakui Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani sebagai mujtahid
mutlaq/ imam madzhab. Menjadikan ijma ulama, qiyas aqliyah, 'urf,
istihsan ,istishlah, mashlahah mursalah, saddudz dzara'i sebagai dalil
syara selain al-Qur'an dan hadits. Menggunakan rukyah lokal dan
regional.

• HTI: Bermadzhab kepada Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani dan


Amir-Amir HT setelah Syaikh Taqiyuddin. Menganggap Syaikh
Taqiyuddin dan Amir-Amir HT sebagai mujtahid mutlaq. Tidak
bermadzhab kepada empat Imam madzhab. Pendapat keempat imam
madzhab hanya untuk menunjang dan memperkuat pendapat Amir HT.
Hanya menerima ijma sahabat dan qiyas nash sebagai dalil setelah al-
Qur'an dan hadits. Penganut pendapat rukyah global.

Aqidah
• NU: Asy'ariyah, menerima konsep kasbul ikhtiari, meyakini
adzab kubur, menerima hadits ahad dalam hal aqidah, mengakui
Perbedaan NU dan sababiyah ghaibiyah. Meyakini akan tegaknya Khilafah Mahdiyah.
HTI • HTI: Menolak ajaran Asy'ariyah, meyakini perbuatan manusia
hasil kehendak murni manusia bukan kasbul ikhtiari, tidak meyakini
adzab kubur, tidak menerima hadits dalam hal aqidah, menolak
sababiyah ghaibiyah. Meyakini tegaknya Khilafah Tahririyah.

Politik

• NU: Mengakui NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45


sebagai Darus Salam. Menerima demokrasi sebagai sistem politik yang
sah. Mengakui republik sebagai bentuk negara yang syar'i.
Menghukumi bughat kepada kelompok yang mau menggantikan NKRI
menjadi khilafah ala HTI.
• HTI: Menganggap negara yang tidak menerapkan hukum Islam
(memformalkan syariah) versi HTI sebagai Darul Kufur. Dengan
kegiatan HTI mendirikan khilafah di wilayah NKRI secara tidak
langsung telah "mengkufurkan" NKRI. Berpendapat demokrasi sistem
kufur yang haram diambil, diterapkan dan disebarluaskan. Tidak
menerima republik sebagai bentuk negara yang sah menurut syariah.

Anda mungkin juga menyukai