NAMA : SAFRIL
PROGRAM : KARYA
PRODI : MPI
Secara teoretis, pendirian ini ditujukan demi tegaknya syariat Islam pada level politik dan
kemasyarakatan. adalah organisasi politik pan-Islamis, yang menganggap "ideologinya sebagai
ideologi Islam", yang tujuannya membentuk "Khilafah Islam" atau negara Islam. Hizbut Tahrir
didirikan oleh Taqiyuddin Al-Nabhani pada tahun 1953 di Al-Quds, Palestina.
Tujuan dari Hizbut Tahrir adalah mengembalikan kaum muslimin untuk kembali taat kepada
hukum-hukum Allah SWT yakni hukum Islam, memperbaiki sistem perundangan dan hukum
negara yang dinilai tidak Islami agar sesuai dengan tuntunan syariat Islam, serta membebaskan
dari sistem hidup dan pengaruh negara Barat.
Gerakan ini tak hanya ada di Palestina, Hizbut Tahrir berkembang ke seluruh dunia termasuk
Indonesia. Di Indonesia, Hizbut Tahrir dikenal dengan HTI atau Hizbut Tahrir Indonesia HTI
masuk ke Indonesia pada tahun 1980-an.
Hitzbut Tahrir masuk ke Indonesia pada tahun 1980-an saat pimpinan pesantren Al-Gazhali
Bogor KH Abdullah bin Nuh bertemu dengan aktivis Hizbut Tahrir di Sydney, Australia, Syaikh
Abdurrahman al Baghdadiy. Abdullah tertarik dengan ceramah yang disampaikan Abdurrahman
tentang kewajiban persatuan umat dan kewajiban menegakkan khilafah guna melawan hegemoni
penjajahan dunia.
Abdullah yang merupakan tokoh ulama asal Cianjur itu lalu mengajak Abdurrahman ke
Indonesia untuk berdakwah bersama. HTI berkembang melalui dakwah di kampus-kampus
besar, lalu meluas ke masyarakat dan masjid-masjid di perumahan hingga perusahaan.
Ada 3 tahapan dakwah yang diterapkan oleh Hizbut Tahrir. Pertama, tahapan pembinaan dan
pengkaderan yang dilaksanakan untuk membentuk kader-kader yang mempercayai pemikiran
dan metode Hizbut Tahrir.
Kedua, tahapan berinteraksi dengan umat yang bertujuan agar umat ikut memikul kewajiban
dakwah Islam, hingga umat menjadikan Islam sebagai permasalahan utamanya, agar umat
berjuang untuk mewujudkannya dalam realitas kehidupan.
Ketiga, tahapan penerimaan kekuasaan yang dilaksanakan untuk menerapkan Islam secara
menyeluruh dan mengemban risalah Islam ke seluruh dunia.
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dalam situsnya menyebut perkembangan dakwah HTI tumbuh
secara pasti. Awalnya HTI hanya ada satu kota dengan belasan kader. Lalu tahun 1990 hingga
2000 HTI sudah berkembang ke seluruh Indonesia. Sekarang, di pertengahan 10 tahun ketiga,
dakwah HTI sudah tersebar di 33 provinsi, di lebih 300 kota dan kabupaten. Bahkan sebagiannya
telah merambah jauh hingga ke pelosok.
HTI juga pernah menggelar Konferensi Khilafah Internasional (KKI) 2007 pada 12 Agustus di
Gelora Bung Karno. KKI dihadiri oleh 100 ribu perserta dan dianggap sebagai konferensi luar
biasa karena banyaknya peserta dan tema yang diusungnya cukup provokatif yakni "Saatnya
Khilafah Memimpin Dunia".
HTI juga sering terlibat dalam berbagai aksi. Misalnya pada 5 Februari 2017 HTI mengadakan
aksi bela ulama dengan tema ‘Aksi Umat Peduli Jakarta’ yang dihadiri ribuan orang di Patung
Kuda, Monas, Jakarta. Kemudian, pada 4 April 2017 HTI menggelar aksi long march bertema
“Khilafah Kewajiban Syar’i, Jalan Kebangkitan Ummat" di Surabaya. Aksi ini dibubarkan polisi
karena tak memiliki izin.
Tak hanya itu, selama beberapa tahun di Indonesia mereka juga membuat organisasi-organisasi
sayap dakwah yang digunakan untuk merekrut dan menyebarkan pemahaman keagamaan versi
mereka ke masyarakat luas. Tidak hanya itu, organisasi ini semakin hari semakin terlihat
orientasinya tidak hanya fokus pada ajaran keagamaan, tetapi orientasi politik yang mengancam
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hingga pada akhirnya, pemerintah mengeluarkan Perppu Nomor 2 tahun 2017 tentang
Organisasi Kemasyarakatan, yang pada intinya mencabut badan hukum dan membubarkan
secara resmi HTI sebagai ormas. Pembubaran HTI dilandasi atas ideologi yang mereka bawa,
pendirian negara syariah, dinilai "tidak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945".
Organisasi radikal HTI dianggap mengancam eksistensi demokrasi yang telah dinikmati bangsa
Indonesia sejak runtuhnya Orde Baru. Atas dasar itulah, pemerintah membubarkan HTI pada 19
Juli 2017.
Di negara asalnya yaitu Palestina,
TUJUAN
Hitzbut Tahrir memiliki dua tujuan, antara lain:
1. Melangsungkan kembali kehidupan Islam.
2. Mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.
Tujuan ini berarti mengajak umat Islam agar kembali hidup secara Islami di dâr al-Islam dan di
dalam lingkungan masyarakat Islam. Tujuan ini berarti pula menjadikan seluruh aktivitas
kehidupan diatur sesuai dengan hukum-hukum syariat serta menjadikan seluruh pandangan hidup
dilandaskan pada standar halal dan haram di bawah naungan dawlah Islam. Dawlah ini adalah
dawlah-khilâfah yang dipimpin oleh seorang khalifah yang diangkat dan dibaiat oleh umat Islam
untuk didengar dan ditaati. Khalifah yang telah diangkat berkewajiban untuk menjalankan
pemerintahan berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Muhammad serta mengemban risalah Islam ke
seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad.
Visi misi
Visi kelompok HTI adalah melanjutkan kehidupan Islam melalui penegakan Khilafah.
Sedangkan misi kelompok tersebut ialah membina umat dengan pemikiran-pemikiran Islam serta
membongkar orang-orang kafir.
HT memfokuskan perjuangannya melalui jalur politik dengan visi dan misi tegaknya khilafah
dan berlakunya syari'at Islam secara kaaffah melalui mesin kekuasaan dan pemerintahan.
Sementara para ulama sejak masa-masa yang silam, utamanya di Indonesia, memfokuskan
perjuangannya melalui jalur dakwah dan pendidikan kemasyarakatan. Hal ini kemudian sering
disalahpahami oleh HT dan simpatisannya bahwa gerakan para ulama selama ini tidak
mencerminkan ghirah dan berorientasi pada berlakunya syari'at Islam di tanah air dalam
mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara.
Di Pakistan, 30 pemuda HT ditangkap, karena diduga terlibat dalam teroris.19 Semua kasus ini
menandakan bahwa ada problem serius mengiringi keberadaan HT di negaranegara Islam,
sehingga menjadi kendala tersendiri dalam mewujudkan khilâfah al-Islâmiyyah yang selama ini
menjadi inti perjuangannya.20 Hal ini berbeda dengan di Indonesia yang disebut negara muslim,
dengan Pancasila sebagai ideologi negara, keberadaan HT sejak kedatangannya sampai sekarang
(selama 28 tahun) tidak mengalami problem perjuangan karena belum pernah terjadi
penangkapan aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) oleh pemerintah. Konflik fisik dengan
sesama anggota gerakan Islam lainnya juga belum pernah terjadi, bahkan perkembangan HTI
cukup berhasil dengan berdirinya 33 pengurus tingkat wilayah dan 300 tingkat daerah. HTI
sebagai gerakan Islam transnasional21 masuk ke Indonesia pada tahun 1983, dibawa oleh
Abdurrahman al-Baghdadi, seorang mubaligh sekaligus aktivis Hizbut Tahrir dari Australia yang
berasal dari Yordania. Abdurrahman datang ke Bogor untuk mengajar di Pondok Pesantren
alGhazali, kemudian Masjid al-Ghifari IPB dijadikan sebagai tempat penyemaian ideide HT
kepada mahasiswa.
Gerakan Islam yang berorientasi dakwah tidak memiliki kesamaan dalam strategi dan metode
berdakwah. Ada yang menggunakan metode kekerasan, ada yang dengan lemah lembut dari
rumah ke rumah, ada yang dengan kebijakan, memberikan nasehat yang baik dan melakukan
dialog keagamaan.
Orientasi murni politik. Artinya gerakan ini mengambil jalur politik struktural, melalui politik
kekuasaan, dengan mendirikan partai politik yang bercirikhas Islam, dan gerakan politik non-
parlemen. Gerakan Islam yang berada dalam orientasi ini hanya dengan politiklah Islam dapat
ditegakkan, karena kalau gerakan Islam telah berkuasa dalam suatu negara, maka dengan mudah
mengubah tatanan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan, dan pendidikan sesuai
dengan ajaran Islam. Din wa dauah (agama dan negara) menjadi satu kesatuan integral, tidak
dapat dipisahkan. Namun sayangnya, hampir semua gerakan Islam di dunia yang berorientasi
politik yang kemudian disebut gerakan politik Islam, tidak selalu menang dalam perebutan
kekuasaan melalui prosedur pemilihan umum