A. Latar Belakang
Islam sebagai sebuah agama telah diyakini oleh penganutnya sebagai ajaran yang terakhir
dan dinyatakan oleh penganutnya sebagai ajaran yang terakhir dan dinyatakan final sampai
akhir zaman. Meskipun demikian, bukan berarti ajaran yang dianut oleh para penganutnya
selalu sama dalam memahami, mengkaji dan mengamalkan teks-teks yang ada dalam kitab suci
Al- Qur’an. Dalam pengalaman sejarah, fenomena keberislaman individu atau kelompok dalam
bermasyarakat menunjukkan bahwa Islam hanya satu yang diturunkan oleh Tuhan, tetapi
dalam prakteknya di tengah kehidupan sosial telah melahirkan multiinterpretasi terhadap
Islam. Dengan kata lain, Islam bagi kaum muslimin memang ada satu yang diwahyukan dan
dimandatkan Tuhan, tetapi terdapat banyak penafsiran tentang Islam.
Banyaknya penafsiran tersebut, berimplikasi pada munculnya banyak perubahan dalam islam
seperti paham, keyakinan, aliran dan gerakan-gerakan keagamaan. Perubahan tersebut
disebabkan karena adanya perbedaan interpretasi dan cara pandang dalam memahami situasi
dan kondisi yang terus berubah sebagai akibat dari berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi, walaupun kitab suci yang dijadikan pedoman hanya satu dan tidak pernah berubah.
Dalam perkembangannya, di dunia Islam muncul gerakan-gerakan keislaman yang mempunyai
ciri khas yang berbeda dengan Islam yang dominan, dipercayai dan diyakini oleh umat Islam
secara umum.
Fenomena keberagaman gerakan sosial Islam di era kontemporer telah mewarnai berbagai
aktivitas dan dakwah dalam pengembangan Islam. Salah satu yang menarik dalam kajian
akademik akhir-akhir ini yaitu dengan munculnya gerakan Islam global atau disebut dengan
“Gerakan Islam Transnasional”. Gerakan ini umumnya memiliki ciri ideologi yang tidak lagi
bertumpu pada konsep kenegaraan (nation-state), melainkan cenderung fokus pada konsep
ideologi untuk kemaslahatan umat.1
Beberapa organisasi Islam yang termasuk dalam kategori gerakan Islam transnasional dan kaki
tangannya yang ada di Indonesia antara lain: Ikhwanul Muslimin di Mesir, Hizbut Tahrir di
Lebanon, Wahabiyah di Arab Saudi, Jama’ah Islamiyah di Pakistan, Gerakan Salafi Jihadis di
Irak dan Afganistan, serta Syi’ah yang berpusat di Iran. Gerakan Islam transnasional telah
membawa pengaruh yang cukup kuat di Indonesia sampai saat ini. Spektrum Gerakan dari
organisasi ini adalah sama-sama mengedepankan formalisasi syariat dan menegakkan khilafah
dalam dunia Islam dengan scope gerakan dan metode perjuangan yang berbeda-beda. Gerakan
Islam tersebut merupakan representasi gerakan baru Islam di Indonesia yang mempunyai
jaringan dan anggota lintasnegara atau sering disebut sebagai “Gerakan Islam Transnasional”.
Salah satu fenomena global yang menarik untuk diamati dalam khazanah studi keislaman yaitu
munculnya gerakan-gerakan islam transnasional. Kemunculan gerakan-gerakan islam
transnasional menjadi penting untuk dikaji karena merupakan fenomena yang turut serta
mempengaruhi cita islam kontemporer di mata dunia. Gerakan-gerakan tersebut ada yang
bersifat gerakan pemikiran, gerakan spiritual, sampai gerakan politik.Munculnnya gerakan
1
Yupa, “Gerakan Islam Transnasional: Sebuah Nomenklatur, Sejarah dan Pengaruhnya di Indonesia,”
Historical Studies Journal, Vol. 1, No. 1, Januari 2017.
transnasional menurut Jamhari dan Jahroni merupakan akibat dari situasi global dunia,
termasuk dunia Islam, yang pada saat itu tengah memasuki era modern. 2
Makalah ini berupaya mendeskripsikan salah satu gerakan transnasional dengan secara khusus
terkait hadirnya Gerakan Hizbut Tahrir di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Gerakan hizbut tahrir?
2. Bagaimana sejarah gerakan hizbut tahrir di Indonesia?
3. Bagaimana respon negara Indonesia Terhadap Gerakan hizbut tahrir?
4. Mengapa negara Indonesia menolak terhadap gerakan hizbut tahrir ini?
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui gerakan hizbut tahrir (HTI) yang sekarang asing didengar.
2. Mengetahui sejarah datangnya gerakan hizbut tahrir di Indonesia.
3. Mengetahui keadaan respon negara kita terhadap gerakan hizbut tahrir.
4. Mengetahui alasan mengapa negara kita menolak terhadap gerakan hizbut tahrir ini.
2
Muhammad Syaoki, “Gerakan Islam Transnasional dan Perubahan Peta Dakwah di Indonesia,” Komunike,
Vol. 9, No. 2, Desember 2017.
PEMBAHASAN
3
Hizbut Tahrir, Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia: Indonesia, Khilafah, dan penyatuan kembali Daulah
Islam (Bogor: Hizbut Tahrir, 2009), 68.
4
Tahrir, Manifesto… 69.
5
Muhammad Muhsin Rodhi, Tsaqofah dan Metode Hizbut Tahrir dalam Mendirikan Negara Khilafah (Al-
Azhar freshzone publishing: 2012), 106.
mengembalikan Khilafah Rasyidah. Maka Syaikh Taqiyuddin segera mengirimkan
permohonan kepada Departemen Dalam Negeri Yordania sesuai dengan undang-undang yang
berlaku saat itu. Agar merealisasikan apa yang menjadi keinginan para anggota Hizbut Tahrir.
Yaitu untuk mendirikan partai politik berbasis Islam yang bernama partai politik Hizbut Tahrir.
Isi dalam surat permohonannya itu dilengkapi dengan latar belakang berdirinya, nama partai,
alamat, anggaran, sekertariat, dan struktur kepengurusannya. Adapun susunan kepengurusan
di antaranya sebagai berikut : Taqiyuddin an-Nabhani sebagai pimpinan Hizbut Tahrir, Dawud
Hamdan sebagai wakil pemimpin merangkap sekertaris, Hanim Abduh sebagai bendahara,
Adil an-Nablusi sebagai anggota, Munir Syaqir sebagai anggota.6 Pada saat itu Syarat dan
ketentuanpun telah dilengkapi oleh Syaikh Taqiyuddin dan anggota lainnya. Dengan demikian
Syaikh Taqiyuddin mengumumkan melalui harian ash-sharih 176, 14 Maret 1953. Bahwa
partai politik Hizbut Tahrir telah sah sebagai partai legal. Sehingga para anggota Hizbut Tahrir
langsung membuat kantor di kota al-Quds depan pintu al-Amud disertai dengan pemasangan
papan nama Hizbut Tahrir. Dengan begitu Hizbut Tahrir mempunyai otoritas dalam
menjalankan kegiatan kepartaian secara langsung. Namun kenyataan berkata lain. Setelah
Departemen Dalam Negeri melihat berita yang telah dipublikasikan oleh harian as-Sharih.
maka surat keputusan pun telah dikirimkan kembali kepada pihak pendiri Hizbut Tahrir.
Bahwasannya Departemen Dalam Negeri membantah akan legalnya partai politik Hizbut
Tahrir dan persetujuan atas berdirinya partai Hizbut Tahrir. Dalam hal ini adanya kesalah
pahaman antara Syaikh Taqiyuddin dengan Departemen Dalam Negeri. Adapun surat balasan
yang telah dikirim kepada Syaikh Taqiyuddin itu mengatakan bahwa surat permohonan Syaikh
Taqiyuddin telah diterima oleh pihak Departemen Dalam Negeri. Namun bukan berarti
Departemen Dalam Negeri memutuskan akan sahnya partai tersebut.7 Karena setelah
diadakannya penelitian bahwa ideologi Hizbut Tahrir sangat bertentangan dengan undang-
undang negara serta metode yang ditempuhnya tidak sesuai dengan undang-undang.
Meskipun persetujuan tidak pernah didapatkan oleh Syaikh Taqiyuddin dari pemerintah
Yordania. Akan tetapi, hal itu tidak dijadikan hambatan dalam penyebaran ajaran Hizbut
Tahrir. Syaikh Taqiyuddin tidak memperdulikan hal-hal yang mengklaim bahwa Hizbut Tahrir
sesat dan berbahaya. Bahkan Hizbut Tahrir terus menerus melakukan dakwah sehingga
perkembangannya semakin maju dan banyak diikuti dari berbagai kalangan.
6
Rodhi, Tsaqofah dan Metode Hizbut Tahrir… 98.
7
Rodhi, Tsaqofah dan Metode Hizbut Tahrir… 99.
Tidak berhenti sampai di sini, kini Hizbut Tahrir melakukan dakwah dan penyebaran
pemikirannya sampai penjuru dunia hingga meliputi sejumlah besar wilayah dunia Islam.
Seperti : Turki, Pakistan, Bangladesh, Malaysia, Kazakstan, Kirgiztan, Uzbekistan, Tazikistan,
Afghanistan, Aljazair, Afrika, Sudan, Mesir, Lebanon, Suriah, Kuwait, Yaman, dan Indonesia.
Setelah melakukan penyebaran di dunia Islam Hizbut Tahrir juga melakukan penyebaran di
negara non Islam. Seperti : Inggris, Belanda, Denmark, Swiss, Australia, Amerika, Jerman, dan
Rusia. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa Hizbut Tahrir ada dan menjadi partai politik
yang patut mendapatkan aspirasi. Karena aktivitasnya telah diperlihatkan secara terang-
terangan.
8
KumparanNEWS, “Sejarah Hizbut Tahrir di Indonesia” dalam https://kumparan.com/kumparannews/sejarah-
hizbut-tahrir-di-indonesia/full, Diakses pada 8 Mei 2017.
Ketiga, tahapan penerimaan kekuasaan yang dilaksanakan untuk menerapkan Islam secara
menyeluruh dan mengemban risalah Islam ke seluruh dunia.
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dalam situsnya menyebut perkembangan dakwah HTI tumbuh
secara pasti. Awalnya HTI hanya ada satu kota dengan belasan kader. Lalu tahun 1990 hingga
2000 HTI sudah berkembang ke seluruh Indonesia. Sekarang, di pertengahan 10 tahun ketiga,
dakwah HTI sudah tersebar di 33 provinsi, di lebih 300 kota dan kabupaten. Bahkan
sebagiannya telah merambah jauh hingga ke pelosok.
Era Reformasi membuka kran kebebasan berpendapat. Pada tahun 2000, HTI membuat acara
fenomenal yakni Konferensi Internasional Khilafah Islamiyah di Senayan, Jakarta. Chusna
mencatat, tidak kurang dari 5.000 peserta memadati lokasi acara tersebut.
HTI juga tampil dalam unjuk rasa di depan Kedubes AS di Jakarta untuk menentang invasi
Amerika Serikat atas Afghanistan. Demikian pula dengan aksi anti-invasi AS atas Irak. Massa
mereka saat itu berjumlah sekitar 12 ribu orang.
Dalam sidang tahunan MPR-RI 2002, HTI menyampaikan tuntutan penerapan syariat Islam.
Pada 29 Februari 2004, HTI mengerahkan massa berjumlah 20 ribu orang dari Monas hingga
sekitar Bundaran HI, Jakarta. Mereka menyuarakan dukungan bagi penegakan syariat Islam
dan sistem Khilafah di Indonesia. 9 Hizbut Tahrir bertujuan mengubah sistem politik negara
yang dimasukinya dengan sistem Khilafah al-Islamiyah. Dalam laman resminya, HTI
menegaskan bentuknya sebagai sebuah organisasi politik.
Dakwah HTI sejak itu terus berlanjut dengan menggunakan berbagai sarana, termasuk media
cetak seperti majalah, tabloid, buletin, selebaran, juga booklet yang terbit secara berkala untuk
melebarkan sayap dan menjaring banyak anggota hingga menyebar tidak saja di kampus tetapi
juga ke masyarakat. HTI menerima anggota dari kalangan pria dan wanita yang beragama
Islam, menjalankan organisasinya dan mengemukakan pandangan – pandangan yang berbasis
ajaran Islam. Para anggotanya dipersatukan oleh akidah Islam, penguasaan akan ide – ide
keislaman dalam Hizbut Tahrir, dan berkomitmen untuk menerapkan ide serta pendapat –
pendapat Hizbut Tahrir setelah terlibat secara intens dalam dakwah – dakwahnya, dan menjadi
anggota secara sukarela. Pembinaan anggota wanita HTI dipisahkan dari halaqah para anggota
pria, dengan para wanita dipimpin oleh suaminya, atau dipimpin oleh sesama wanita lainnya.
9
Republika, “Sejarah Lahirnya Hizbut Tahrir, Dari Timur Tengah Hingga Indonesia” dalam
https://www.republika.co.id/berita/opmp0b330/sejarah-lahirnya-hizbut-tahrir-dari-timur-tengah-hingga-
indonesia-part1, Diakses pada 8 Mei 2017.
Perkembangan Dakwah HTI walaupun awalnya lambat, kemudian mulai tumbuh dan
berkembang dengan pasti. Pada awalnya HTI hanya berjumlah belasan kader di satu kota,
kemudian pada tahun 1990-2000 HTI sudah berkembang ke seluruh wilayah Indonesia,
kemudian di pertengahan 10 tahun ketiga sudah menyebar di 33 Propinsi, lebih dari 300 kota
dan kabupaten yang telah terjangkau dakwahnya, bahkan sebagian hingga ke pelosok daerah.
10
Wishnugroho Akbar, “Hizbut Tahrir Indonesia: Menyebar Khilafah di Bumi Nusantara,” CNN Indonesia,
Diakses pada 8 Agustus 2017.
kepemimpinan absolut. Di antara kritik dan sanggahan itu, pukulan paling keras kepada HTI
tentu saja berasal dari pemerintah melalui Perppu tentang Ormas. Sebab lewat Perppu itu,
pemerintah tak hanya membubarkan HTI sebagai organisasi, namun juga berusaha
menyingkirkan ideologi atau gagasan yang diusung organisasi tersebut.
Pemerintah memutuskan untuk membubarkan dan melarang kegiatan yang dilakukan oleh
organisasi kemasyarakatan (ormas) Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Menteri Koordinator
bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menuturkan, keputusan tersebut telah melalui
satu proses pengkajian yang panjang. Pembubaran HTI dilakukan secara sepihak. Tak sedikit
pun ruang diberikan kepada HTI untuk melakukan pembelaan. Pun dengan respons
masyarakat. Hanya segelintir yang menaruh simpati dan membela. Selebihnya memilih
mendukung pemerintah. Di media sosial, HTI kerap menerima tudingan dan penghakiman.
11
Kristian Erdianto, “Ini Alasan Pemerintah Bubarkan Hizbut Tahrir Indonesia,” KOMPAS.com, 8 Mei 2017.
Indonesia yang menjaga dan menghormati kemajemukan bangsa, salah satunya kemajemukan
agama. Penghargaan atas kemajemukan agama ini bertentangan dengan prinsip HTI yang
menekankan kebenaran tunggal agama Islam. 12
Keyakinan bahwa Indonesia adalah tempat strategis bagi pendirian khilafah ini didasarkan pada
beberapa alasan. 1) Dukungan umat Islam yang besar. 2) HTI semakin besar dan dakwah
berjalan aman. 3) Kepercayaan publik kepada pemerintah Indonesia semakin merosot. 4)
Besarnya potensi SDM dan SDA di Indonesia, dan 5) Pengalaman historis Indonesia dalam
menerapkan syariat Islam. Pengajuan surat terbuka kepada Presiden RI ini mengindikasikan
keberanian HTI untuk memproklamirkan garis politik yang berbeda dengan sistem politik di
Indonesia dan dengan bangunan dasar NKRI.
Keyakinan ini kemudian diperkuat oleh ancaman para pemimpin HT atas para pemimpin
nasional yang tidak mendukung pendirian khilafah. Ancaman ini dilontarkan melalui
Muktamar Ulama Nasional di Jakarta pada 21 Juli 2009. Dalam muktamar ini, HTI melakukan
ancaman akan menghukum pihak-pihak yang mengabaikan dan menghambat pendirian
khilafah di Indonesia. Artinya seandainya HTI berhasil mendirikan khilafah, maka pihak-pihak
dalam pemerintah Indonesia serta pihakpihak keagamaan yang menentang pendirian khilafah
akan mendapatkan hukuman oleh pemerintahan khilafah Indonesia. 13
Lontaran ancaman ini dilakukan mengingat situasi politik Indonesia yang masih berada dalam
kerangka nasionalisme. Hal ini yang menghambat penegakan kembali khilafah yang mana juga
akan menyebabkan negara terpecah belah.
Dengan berbagai pemikiran dan gerakan seperti ini, maka tak heran HTI menjadi organisasi
terlarang di Indonesia sebagaimana terjadi di negara-negara lain. Realitas bangsa yang
majemuk tak mengizinkan organisasi yang monolitik ini hidup dan berkembang. Apalagi jelas-
jelas visi gerakannya bersifat politis, yakni ingin mendirikan sistem politik baru yang
bertentangan dengan NKRI. 14 Hal ini dengan kemajemukan ras dan agama yang begitu kaya
tentu lebih berharga daripada hanya dengan gerakan sekelompok pihak.
12
Muhammad Nurruzaman dan Syaiful Arif, Pancasila vs Khilafah: Ancaman Hizbut Tahrir terhadap Ideologi
Negara (Aksarasatu, 2019), 100.
13
Nurrazaman, Pancasila vs Khilafah...113.
14
Nurrazaman, Pancasila vs Khilafah…114.
KESIMPULAN
Islam sebagai sebuah agama telah diyakini oleh penganutnya sebagai ajaran yang terakhir dan
dinyatakan oleh penganutnya sebagai ajaran yang terakhir dan dinyatakan final sampai akhir
zaman. Meskipun demikian, bukan berarti ajaran yang dianut oleh para penganutnya selalu
sama dalam memahami, mengkaji dan mengamalkan teks-teks yang ada dalam kitab suci Al-
Qur’an. Dengan kata lain, Islam bagi kaum muslimin memang ada satu yang diwahyukan dan
dimandatkan Tuhan, tetapi terdapat banyak penafsiran tentang Islam.
Hizbut Tahrir (HTI ) merupakan salah satu partai politik berideologi Islam yang pertama kali
didirikan oleh Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani di kota al-Quds. yang tujuannya membentuk
"Khilafah Islam" atau negara Islam.
Meskipun persetujuan tidak pernah didapatkan oleh Syaikh Taqiyuddin dari pemerintah
Yordania. Akan tetapi, hal itu tidak dijadikan hambatan dalam penyebaran ajaran Hizbut
Tahrir. Syaikh Taqiyuddin tidak memperdulikan hal-hal yang mengklaim bahwa Hizbut Tahrir
sesat dan berbahaya. Bahkan Hizbut Tahrir terus menerus melakukan dakwah sehingga
perkembangannya semakin maju dan banyak diikuti dari berbagai kalangan.
Tidak berhenti sampai di sini, kini Hizbut Tahrir melakukan dakwah dan penyebaran
pemikirannya sampai penjuru dunia hingga meliputi sejumlah besar wilayah dunia Islam.
Seperti : Turki, Pakistan, Bangladesh, Malaysia, Kazakstan, Kirgiztan, Uzbekistan, Tazikistan,
Afghanistan, Aljazair, Afrika, Sudan, Mesir, Lebanon, Suriah, Kuwait, Yaman, dan Indonesia.
Setelah melakukan penyebaran di dunia Islam Hizbut Tahrir juga melakukan penyebaran di
negara non Islam. Seperti : Inggris, Belanda, Denmark, Swiss, Australia, Amerika, Jerman, dan
Rusia.
Beberapa tahun dari Kehadiran HT ini, Pemerintah memutuskan mengambil langkah untuk
membubarkan dan melarang kegiatan yang dilakukan organisasi kemasyarakatan Hizbut Tahrir
Indonesia (HTI). Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto
mengatakan, kegiatan HTI terindikasi kuat bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945,
sebagaimana diatur dalam UU Ormas.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Wishnugroho. “Hizbut Tahrir Indonesia: Menyebar Khilafah di Bumi Nusantara.” CNN
Indonesia, Agustus 2017.
Erdianto, Kristian. “Ini Alasan Pemerintah Bubarkan Hizbut Tahrir Indonesia.” KOMPAS.com,
Mei 2017.
Hizbut Tahrir. Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia: Indonesia, Khilafah, dan penyatuan
kembali Daulah Islam. Bogor: HT, 2009.
KumparanNEWS. “Sejarah Hizbut Tahrir di Indonesia.” dalam
https://kumparan.com/kumparannews/sejarah-hizbut-tahrir-di-indonesia/full,diakses pada 8
Mei 2017.
Nurruzaman, Muhammad dan Syaiful Arif. Pancasila vs Khilafah: Ancaman Hizbut Tahrir
terhadap Ideologi Negara. Aksarasatu, 2019.
Republika. “Sejarah Lahirnya Hizbut Tahrir, Dari Timur Tengah Hingga Indonesia” dalam
https://www.republika.co.id/berita/opmp0b330/sejarah-lahirnya-hizbut-tahrir-dari-timur-
tengah-hingga-indonesia-part1, diakses pada 8 Mei 2017.
Rodhi, Muhammad Muhsin. Tsaqofah dan Metode Hizbut Tahrir dalam Mendirikan Negara
Khilafah. Al-Azhar freshzone publishing, 2012.
Syaoki, Muhammad. “Gerakan Islam Transnasional dan Perubahan Peta Dakwah di Indonesia.”
Komunike. Vol. 9, No. 2, Desember 2017.