Anda di halaman 1dari 23

Al-Qur’an Dan Hadis Dimata “Darul Hadis”

Dan Pemikirannya

Takwallo
Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan, Indonesia
Email : mastaqwa93@gmail.com

Abstrak
Adanya kesenjangan antara dalil dengan kenyataan, dalam dalil
dijelaskan bahwa Islam adalah agama yang menjujung tinggi nilai
persatuan dan persadaraan, serta melarang untuk saling bermusuh-
musuhan.1 Akan tetapi kenyataannya sekarang ini, antar kelompok agama
khususnya agama Islam masih terdapat sekat-sekat penghalang untuk
bersatu. Seperti peraktek keagamaan yang diterapkan oleh kelompok Darul
Hadis (LDII) seolah-olah sangat mencolok perbedaanya dalam memahami
dalil dan menerapkannya. Adapun tujuan dari penelitian ini tidak lain
adalah untuk mengenal dan mengetahui kelompok tersebut dan
bagaimana kelompok ini memahami sebuah dalil dan menerapkannya.
Hasil dari penelitian ini yaitu: Pertama, Darul hadis (LDII)
merupakan sebuah lembaga dakwah yang didirian oleh Nur Hasan
Ubaidillah Lubis (1908) pada tahun 1951 M, di Desa Bengi Purwosari Kediri
Jawa Timur. Adapun struktur kepemimpinanya: 1.Amir, 2. Wakil Amir, 3.
Wakil Amir daerah, 4. Wakil Amir Desa, 5. Wakil Amir kelompok. Kedua,
pokok ajaranya 1. Orang Islam diluar golongannya adalah kafir, najis, 2.
Wajib taat pada amir, 3. Wajib baiaat (janji setia kepada sang amir, 4. Al-
Qur’an dan hadis harus yang manqul dari sang amir, 5. Dosa bias di tebus
kepada sang amir, 6. Harta benda diluar kelompok halal diambil.

Kata Kunci : : Darul Hadis, al-Qur’an dan Hadis.

1 Surah Ali Imran ayat 103:


“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah
kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi
jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”
Al-Qur’an dan Hadis Dimata “Darul Hadis” dan Pemikirannya

Pendahuluan

Islam yang diyakini sangat menjujung tinggi nilai kasih sayang atau
dengan kata lain Islam adalah agama yang rahmatal lil ‘alamin, yang
pastinya selalu memberi kedamaian, keadilan serta kesejukan bagi seluruh
penganut dan lingkungan berkembangnya, Namun seiring
perkembangannya Islam terkontaminasi dengan dominasi penafsiran yang
beragam sehingga seringkali menimbulkan perbedaan antar umat, serta
membentuk seperti sekat-sekat antara kelompok yang berbedaan tersebut.
Lalu dengan perbedaan tersebut ia mulai memposisikan dirinya.
Pada prkembangan berikutnya mulai membentuk semacam aliran
dan faham menurut fersi ini dan itu, yang dipelopori oleh para tokoh atau
ulama’, sebagai contoh kecil tentang Persepsi Kelompok Islam Jama’ah
terhadap Interaksi Sosial dan Keagamaan, diungkapkan bahwa interaksi
kelompok Islam Jama’ah dengan kelompoknya sendiri sangat akrab, tetapi
dengan orang-orang di luar kelompoknya sangat terbatas, khususnya
dalam kaitan dengan sikap-sikap keagamaan, seperti kelompok aliran di
luar Islam Jama’ah tidak diperbolehkan ikut mengurusi jenazah jika yang
meninggal adalah anggota kelompok Islam Jama’ah. Begitu pula dalam
penyelenggaraan shalat jama’ah, mereka lebih suka menyelenggarakannya
bersama kelompok mereka sendiri daripada berbaur dengan kelompok
aliran keagamaan lainnya.
Dari situ perlu kiranya untuk lebih memahami sedikit banyak
tentang Islam Jama’ah yang mula-mula bernama Darul Hadis kemudian
berubah menjadi LEMKARI (Lembaga Karyawan Islam ) dan akhirnya
berubah lagi menjadi LDII(Lembaga Dakwa Islam Indonesia) sampai
sekarang. Dalam penelitian ini mencoba menjabarkan tentang asal-usul
LDII, pokok-pokok ajarannya, perkembanganya, struktur organesasi setar
doktrin-doktrin dari LDII.

94 al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019


Takwallo

Darul Hadis (LDII) dan Pemikirannya Tetang Hadis


1. Asal-Usul Darul Hadis atau Islam Jamaah atau lebih dikenal LDII

Asal usul mula LDII tidak bisa dipisahkan dengan tokoh ulama
lahirnya aliran ini, yakni Madekal atau Madigol. Nama lengkapnya
Muhammad Madigol, Muhammad Madigol ini merupakan nama asli dari
Imam Haji Nurhasan al-Ubaidah Lubis Amir. Ia lahir pada tahun 1908 di
Desa Bangi, Papar/Purwosari, Kediri Jawa Timur, sebagai anak dari H.
Abdul Aziz. Sekolahnya hanya sampai kelas tiga sekolah dasar, kalau
disamakan dengan tingkat sekarang. Dahulu dikenal Sekolah Rakyat (SR).
Adapun Pesantren pertama yang dikunjungi Madigol adalah pondok
Sawelo, Nganjuk. Ini adalah sebuah pesantren kecil model sufi. Lalu
melanjutkan mondoknya ke Pondok Pesantren Jamsaren, Solo selama
tujuh bulan, karena ia lebih menyukai bid’ah, seperti beberapa ilmu
perdukunan. Lalu ia belajar di Dresmo Surabaya, pondok khusus yang
mendalami pencak silat. Setelah itu ia belajar di Sampang Madura, berguru
kepada Kyai al-Ubaidah dari Batu Ampar. Kegiatannya mengaji dan
melakukan wirid di sebuah kuburan keramat. Nama gurunya itulah
kemudian ia pakai di belakang namanya.2 Kemudian mengenai cikal bakal
dari atas keberadaan lembaga LDII ini sudah ada sejak tahun 19413, lalu
dalam perkembangannya lembaga terseebut resmi didirikan pada tahun
1951, namun seiring perkembangannya lembaga tersebut dianggap
menyimpang oleh masyarakat sehingga pada tahun 1971 tepatnya pada
tanggal 29 oktober, Jaksa Agung mengeluarkan SK RI No. Kep-

2 Ottoman, “Asal-usul dan perkembangan Lembaga Dakwa Islam Indonesia”, artikel dari
Fakultas Adab program SKI, (UIN Raden Fatah Palembang, t.th), 19.
3 Abdul Rohman, “Karakter Kelompok Aliran Islam Dalam Merespons Islamic social

Networking di Kabupaten Bayumas”, Jurnal Pendidikan Krakter, tahun IV, Nomor 2,( Juni
2014), 205.

al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019 95


Al-Qur’an dan Hadis Dimata “Darul Hadis” dan Pemikirannya

089/D.A/10/1971 tentang dilarangnya lembaga tersebut. 4 Menurut


anggota DPR surat keputusan Jaksa Agung yang melarang ajaran Darul
Hadith tetap berlaku tehadap Islam Jamaah ini.

Setahun berikutnya yakni 1972, lembaga itu menganti namanya


menjadi Lembaga Karyawan Islam(LEMKARI) sebagai kelanjutan dari
faham Darul Hadis atau Islam Jamaah, selanjutnya LEMKARI berganti
nama menjadi Jamaah al-Qur’an dan Hadis dan berubah lagi menjadi
Yayasan Pondok Pesantren Nasional(Yeppenas),5 dan pada tahun 1990.an
berganti nama lagi menjadi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII).6

Pokok-Pokok ajaran Darul Hadis atau LDII


Ada beberapa pokok ajaran yang diterapkan dalam faham kelompok LDII
yakni:
1. Orang Islam diluar golongan mereka adalah kafir dan najis, termasuk
orang tua sekalipun.
2. Kalau ada orang diluar kelompok mereka yang melakukan salat dimasjid
mereka, maka bekas tempat salatnya dicuci karena dianggap sudah
terkena najis.
3. Wajib taat kepada amir atau imam.
4. Mati dalam keadaan belum bai'at kepada amir/imam LDII, maka akan
dianggap mati jahiliyah(mati kafir).
5. Al-Qur'an dan Hadith yang boleh diterima adalah yang manqul dari
imam atau amir mereka, sehingga kalau bukan dari amir mereka maka
haram di ikuti.
6. Haram mengaji al-Qur'an dan Hadith kecuali kepada amir mereka.

4 Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifullah, “Menyibak Hakekat LDII”, Majalah al-Furqan,
edisi 10 (Juni, 2007), 29.
5 Sya’roni, “Jamaah Islam Eksklusif: Studi Terhadap Pola Intraksi Sosial Jamaah LDII kota

Jambi”, Jurnal Penelitian Sosial keagamaan,Vol. 20 No.20,(Desember, 2005), 95.


6 Ahmad Saifullah, Menyibak Hakekat LDII., 29

96 al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019


Takwallo

7. Dosa bisa ditebus kepada amir atau imam mereka, dan besar tebusannya
tergantung besar kecilnya dosa yang diperbuat, dan yang menentukan
adalah sang amir.
8. Harus rajin membayar infaq, shadaqah, dan zakat kepada amir mereka,
dan haram kepada orang lain.
9. Harta benda diluar kelompok mereka dianggap halal untuk diambil atau
dimiliki walaupun dengan cara bagimana memperolehnya seperti
mencuri, merampok, korupsi, menipu, asal tidak ketahuan atau
tertangkap, malah kalau usaha mereka berhasil, maka dianggap
berpahala besar.
10. Bila mencuri harta orang lain yang bukan golongannya lalu ketahuaan,
maka salahnya bukan mencurinya itu, tetapi kenapa mencuri kok
ketahuaan.
11. Harta uang zakat, infaq, shodaqoh yang sudah diberikan kepada imam
atau amir, jadi haram ditanyakan kembali catatannya atau digunakan
kemana uang zakat tersebut. Sebab kalau bertanya kembali
pemanfaatan zakat-zakat itu kepada amir, maka dianggap sama dengan
menelan kembali ludah yang sudah dikeluarkan.
12. Haram membagikan dagin kurban atau zakat fitrah kepada orang diluar
kelompoknya.
13. Haram salat dibelakang imam yang bukan kelompok mereka, kalaupun
terpaksa sekali, tidak usah berwudhu karena salatnya harus diulangi
kembali.
14. Haram menikah dengan orang diluar kelompoknya.
15. Perempuan LDII atau Islam Jama'ah kalau mau bertamu kerumah orang
yang bukan kelompok mereka, maka memilih waktu pada saat haid,
karena badan dalam keadaan kotor, sehingga ketika dirumah non LDII
yang sudah dianggap najis itu tidak perlu dicuci lagi, sebab kotor
dengan kotor tidak apa-apa.

al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019 97


Al-Qur’an dan Hadis Dimata “Darul Hadis” dan Pemikirannya

16. Kalau ada orang dikelompok mereka yang bertamu dirumah mereka,
maka bekas tempat duduknya dicuci karena dianggap kena najis.7
Perkembangan Lembanga Darul Hadis atau LDII

Sekitar tahun 1940-an sepulang dari mukimnya selama 10 tahun di


tanah suci, saat itu pula ia mulai menyampaikan ilmu manqul musnad
muttasil, yaitu ilmu al-Qur'an manqul dan ilmu hadis manqul dari madigol,
atau bisa disingkat dengan "Qur'an Hadith Manqul" pada tahapan ini dia
juga mengajarkan ilmu qiroat dan ilmu beladiri(pancak silat) kanuragan.8

Masa membangun asrama pengajian Darul Hadith dan


pesantrennya terdapat di Jombang, Kediri, dan dijalan Petojo Sabangan
Jakarta, sampai dengan masa sang Madigol bertemu dan mendapat konsep
dasar doktrin Imamah dan Jama'ah yaitu: Bai'at, Amir, Jama'ah dan Taat.
pada tahun 1953 di jakarta telah terjadi pembaiatan sang Imam dan
Kholifah yaitu Imam Wali al-Falah yang di baiat langsung oleh sang
Madigol dan para pengikut jama'ah, sejak itu pula Wali al-Falah menjadi
kepala biro politik kementrian dalam negeri RI.9

Masa pendalaman manqul Qur'an Hadith, tentang konsep Bai'at,


Amir, Jama'ah, Taat itu berlangsung sampai tahun 1960, ketika ratusan
jama'ah pengajian Asramah manqul Qur'an Hadith di desa Gadingmagu
menagis meminta sang Madigol mau di bai'at dan ditetapkan menjadi
Imam/Amir Mu'minin. Mereka semua menyatakan sanggup dan taat
dengan dikuatkan masing-masing berjabat tangan dengan Madigol seraya

7 Hartono Ahmad Jaiz, Aliran dan Faham Sesat di Indonesia (Jakarta Timur: Pustaka al-
Kautsar, 2002), 74-76.
8 Hartono Ahmad Jaiz, Bahaya Islam Jamaah Lemkari LDII (Jakarta: Lembaga Penelitiaan

dan Pengkajian Islam (LPPI), 2006), 6.


9 Ibid., 7.

98 al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019


Takwallo

mengucapkan syahadat, sholawat dan kata-kata sakti ucapan bai'atnya


"Sami'ma wa atho'na mastatho'na".10

Masa bergabungnya Bangbang irawan, kemudian di ikuti juga Drs.


Nur Hasyim, Raden Eddy Masiadi, Notaris Mojiomo dan Hasyim Rifa'i,
sampai masa pebinaan aktif oleh Jendral Soejono Hoemardani dan Jendral
Ali Moertopo serta para perwira OPSUS nya, yaitu masa pembinaan
dengan naunga surat sakti BAPILU SEKBER GOLKAR: SK No. Kep.
2707/BAPILO/SBK/1971 dan Radiogram PANGKOPKAMTIB No. TR
105/KOPKAM/III/1971 atau masa LEMKARI sampai saat LEMKARI
dibekukan diseluruh Jawa Timur oleh pihak penguasa di Jawa Timur atas
desakan MUI Jatim dibawa pimpinan KH. Miabach. Masa LEMKARI
diganti nama oleh Jendral Rudini (Mendagri) 1990/1991 menjadi LDII
(Lembaga Dakwah Islam Indonesia), dimana pada masa itu lembaga bisa
dikata lagi mabuk kemenangan, karena merasa berhasil mencapai Go-
Internasional, masa sukses besar setelah antek-antek Madigol berhasil
menembus Singapura, Malaysia, Saudi Arabiyah, kemudian menembus
Amerika Serikat dan eropa, bahkan ke Australia dengan siasat taqiyah:
Fathonah, Bithonah, Budiluhur Luhuringbudi, yang lebih-lebih tega hati dan
canggih, kata orang kampung "Orang setengah gila terlanjur masuk pasar,
sukar diperbaiki".11

Struktur Organisasi LDII

Kelompok ini memiliki struktur kepemimpinan yang sangat rapi


bahkan sangat menyerupai sebuah negara, yakni:

1. puncak tertinggi adalah "Amir"(Imam Amirul Mu'minin)


Nurhasan Ubaidah. dan ketika ia wafat pada tanggal 31 maret 1982 sebab

10 Ibid.,
11 Ibid., 8.

al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019 99


Al-Qur’an dan Hadis Dimata “Darul Hadis” dan Pemikirannya

insiden kecelakaan, maka tampuk kepemimpinannya diteruskan oleh sang


putra kandung yakni Abdul Dhohir bin Madigol, lalu ketika ia juga wafat
maka diteruskan oleh adik kandungnya sendiri yakni Abdul Aziz bin
Madigol dengan didampingi oleh adik-adik kandungnya yaitu:
Abdussalam, Muhammad Daud, Sumaida'u serta suaminya(Muhammad
Yusuf) sebagai bendahara, dan sibungsu Abdullah. Sang Amir sangat
dijaga dan dikawal oleh semacam "paspampres" yang dijuluki sebagai
"paku bumi"

2. Wakil empat terdiri dari empat tokoh jama'ah yaitu: Ahmad Soleh,
Carik Affandi, Su'udi Ridwan, dan Muhammad Nurzain (setelah
meninggal diganti oleh Nurdin).

3. Wakil Amir Daerah.

4. Wakil Amir Desa.

5. Wakil Amir Kelompok.

Disamping itu ada wakil Amir khusus ABRI anggota Gerakan GPK
Kerajaan itu yang dari ABRI(Jama'ah ABRI, RPKAD, BRIMOB, PGT AURI,
MARINIR, KOSTRAD, dll), dan wakil Amir khusus Muhajirin, juga ada tim
empat seramgkai yang terdiri dar para wakil Amir, para Aghniya'(orang
kaya), para pengurus organisasi(LDII,Pramuka/CAI), dan para
Muballigh.12

Doktrin-doktrin LDII

Pada dasarnya doktrin-doktrin dari lembagai ini tentuang atau


berkembang di pondok pesantren Burengan, yang bersumber dari
pendirinya yakni Nur Hasan al-Ubaidillah. Pesantern ini difungsikan

12 Ibid., 8-9.

100 al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019


Takwallo

untuk pengembangan ideologi, pendadaran, dan pemahaman keagamaan


yang tentunya ala islam jamaah. Hal ini tergambar dalam sistim aktivitas
pendidikan yang ada dilembaga tersebut, yakni antara lain:

1. Doktrin kembali ke al-Qur’an dan Hadis


Nur Hasan mengenalkan pokok-pokok doktrin kembali kepada al-
Qur’an dan Hadis, oleh karena itu, aktivitas santri tidak pernah lepas dari
al-Qur’an dan Hadis. Membaca al-Qur’an dilakukan dengan target selesai
dalam waktu tertentu. Setelah waktu yang ditentukan tiba, santri
menghadap kesanguru yang sudah ditugaskan untuk mengecek
kemampuan bacaan dan hafalan pada level masing-masing santri.
Berpegangan teguh kepada al-Qur’an hadis sudah menjadi temasentral
dalam pengajian-pengajian LDII, disela-sela materi cerama atau pengajian
, sang penceramah selalu menyampaikan jargon-jargon nya seperti “Tidak
boleh praktek keagamaan kita dibumbui oleh sesuatu yang tidak
bersumber dari al-Qur’an dan Hadis. Semua peraktek yang tidak sesuai
dengan itu adalah Bid’ah dan siapa saja yang melaksanakan bid’ah akan
masuk neraka,” dan tentunya sanpenceramah mengutip hadis atau al-
Qur’an untuk memperkuat argumentasinya. Ada salah satu contoh dalam
buku Nasehat-nasehat pokok yang menjadi pegangan LDII disebutkan
sebagai berikut:13

Nasihat-Nasihat Pokok.

Hilmi Muhammadiyah, LDII PasangSurut Relasi Agama dan Negara (Depok: Elsas,
13

Desember 2013), 102.

al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019 101


Al-Qur’an dan Hadis Dimata “Darul Hadis” dan Pemikirannya

Assalamu alaikum Wr. Wb

Bismillahirrahmaaniraliim, Alhamdulillahirabbil alamnin. Asyhadu


allaailaaha illallaah wa Asyhadu anna Muhammiadar Rasulullah
Sholallahu'alahi wa sallam wa ala aalihi wa ashaabihi. Amma ba du.

Nasihat ijtihad kepada jamaah yaitu satu-satunya jamaah di mana


saja berada, kapan saja, dan bagaimana saja keadaannya supaya selalu
tetap menetapi, memerlukan, dan mempersungguhk Al-Quran-Hadis
jamaah cara lima bab karena Allah, yaitu mengaji Al Quran Hadis,
mengamalkan Quran Hadis, membela Al Quran-Hadis, sambung jamaah
Al Quran-Hadis, taat kepada Allah, taat kepada Rasul taat kepada
imam/ijtihad imam yang tidak maksiat, dan bermusyamarah mengikuti
dalil-dalil Al-Quran Hadis kesemuanyaitu supaya dikerakan dengan
sungguh-sungguh lahir batin sampai(tutuk ful) ajal matinya masing-
masing dengan disertai hati niat mukhlis lillah karena Allah, dan dengan
(fathonah bithonah) budi luhur, budi karena Allah. Adapun hasilnya
barang siapa yang mau tetap menetapi, memerlukan, mempersungguh Al
Quran Hadis jamaah cara lima bab karena sampai(tutuk ful) ajal matinya
masing-masing menurut firman Allah Al Quran dan sabda Rasul dalam
hadis wajib masuk surga, berdasarkan dalil-dalil haq firman Allah: Barang
siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya maka akan dimasukkan ke surga...."
(surat al-Nisa ayat 13)

Dan sabda Rasul SAW: "Barang siapa yang menginginkan


kelezatan/kesenangan surga maka wajib baginya berjamaah" (H R. Tirmidzi, juz
3, Hal.315).

Sebaliknya barang siapa yang tidak mau tetap menetapi


memerlukan, dan mempersungguh Al-Quran-Hadis jamaah cara lima bab
karena Allah sampai(tutuk ful) ajal matinya masing- masing menurut

102 al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019


Takwallo

firman Allah dalam Al-Quran dan sabda Rasul SAW dalam hadis wajib
masuk neraka, berdasarkan dalil-dalil haq firman Allah. Barang siapa yang
bermaksiat(tidak taat) kepada Allah dan Rasu-Nya dan melampau batas maka akan
dimasukkan ke dalam neraka. (surat al-Nisa ayat 14) Dan sabda Rasul SAW:
Tangan Allah di atas jamaah barang siapa yang menyendiri(tidak berjamaah) maka
ia a masuk neraka sendiri" (H. R Timidzi, juz 3, hal 315)

Maka satu-satunya Jama’ah supaya paham dan mengerjakan jangan


sampai terpengaruh. Ingatlah bahwa mati itu datangnya sewaktu waktu
dan setelah mati ada surga, ada neraka. Surga adalah tempatnya segala
kenikmatan dan tempatnya segala kebahagiaan yang "ful" dan kekal abadi
selama-lamanya. Dan neraka adalah tempatnya segala siksaan dan segala
penderitaan yang"ful" dan kekal abadi selama-lamanya. Maka satu-satunya
jamaah supaya berlomba-lomba mencari surga selamat dari neraka dan
mengajak mencari surga selamat dari meraka. juga satu-satunya jamaah
supaya ngurus ahli familinya, silaturahim sebagai menetapi firman Allah:

ۡ ۡ ‫ٓأَيٰيُّها ٱلَّ ِذين ءامنواْ ق واْ أٰنفس ُك ۡم وأ ٰۡهلِي ُك‬


ٗ‫َّاس ٰوٱۡلِ ٰج ٰارةُ ٰعلٰ ۡي ٰها ٰم ٓلٰأئِ ٰكةٌ غِ َٰلظٗ ِش ٰداد‬
ُ ‫ن‬ ‫ل‬‫ٱ‬ ‫ا‬‫ه‬ٰ ‫ود‬
ُ ‫ق‬
ُ‫و‬ٰ ‫ا‬ ٗ ‫ر‬ ‫َن‬
ٰ ‫م‬ ٰ ٰ ُ ‫ٰ ٰ ٰ ُ ُأ‬ ٰ ٰ
ۡ ۡ ۡ ۡ
ُ ‫َّّل يٰع‬
‫صو ٰن ٱ َّّللٰ ٰماأ أ ٰٰمٰرُهم ٰويٰف ٰعلُو ٰن ٰما يُؤٰم ُرو ٰن‬
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan

Dan sebagai pembinaan Al-Quran Hadis jamaah secara sambung


bersambung turun-temurun sampai harikiamat. Ini semua adalah masalah
agama/masalah ibadah masalah akhirat. Adapun masalah keduniaan/
masalah kemasyarakatan kita sebagai warga negara RI supaya tunduk dan
patuh kepada pemerintah yang sah berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
dan berbudi yang luhur agar menjadi warga negara yang baik.

al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019 103


Al-Qur’an dan Hadis Dimata “Darul Hadis” dan Pemikirannya

Kerjakan karena Allah, moga-moga Allah memberikan berkah


Alhamdulillah, semoga Allah membalas dengan yang lebih baik.14

2. penerapan praktis atas teks suci

Praktik atas kandungan teks suci juga dilakukan di Burengan. Mulai


dari Bertutur kata, bersikap, dan bertindak selalu dikaitkan dengan teks
suci. Meski dalam beberapa momentum terlihat kaku, namun kegigihan
belajar mempraktikkan teks suci merupakan pemandangan unik, yang sulit
didapatkan di luar komunitas Burengan. Nur Hasan al-Ubaidah seakan
membuat antitesis terhadap pemahaman yang menyebut bahwa sikap
keagamaan muslim muinstreum begitu rumit dan tidak praktis. Islam
abangan, seperti Kuncoro, merasa cukup mempelajari teks suci yang dia
perlukan dalam kehidupan sehari-hari. Nur Hasan al-Ubaidah menetapkan
parameter keberhasilan pengikutnya yang meliputi etika, pemahaman
yang kuat berilmu), dan memiliki skill. Pragmatisme beragama memang
diusung Burengan Nur Hasan tidak mengenalkan Islam yang rumit.
Disinilah kekuatan kelompok Burengan, sehingga membuat muslim
abangan menyambutnya antusias. Islam dihadirkan sebagai doktrin yang
pokok dan berkomunitas. Keampuhan doktrin versi Nur Hasan al-Ubaidah
secara sosio-kultural compatibel dengan kondisi lapisan masyarakat kelas
bawah.

Terkait pengamalan agama yang praktis ini, dari sisi pengajaran, apa
yang sesungguhnya diajarkan di pesantren- pesantren LDII terkait erat
dengan kebutuhan pokok aktivitas keagamaan sehari-hari. Pada kelas
Bacaan, misalnya, materi pokok yang diajarkan khusus pada bacaan Al-
Quran. Penekanannya pada surat al-Baqarah dan surat al-Mulk hingga

14 Ibid., 107, dikutip dari 25 Buku Nasehat Pokok LDII.

104 al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019


Takwallo

surat al-Nas. Sementara materi tambahan pada kelas Bacaan ialah belajar
mengenai tajwid (tata cara membaca Al-Quran dengan benar).

3. Doktrin Manqul

Helmi dalam bukunya memberikan ulasan maksud doktrin manqul


(transmisi ilmu pengetahua adalah bahwa pengikut Islam/amaah harus
mempunyai trans keilmuan dari pemimpin yaitu Nur Hasan al-
Ubaidah.Nur Hasan al-Ubaidah mendeklarasikan dirinya sebagai pemilik
transmisi keilmuan tersebut hingga ke level tertinggi. Tradisi keilmuan
Islam mengenal istilah talaggiy, yang berarti proses penyampaian materi
keilmuan secara oral dari pendidik kepada terdidik. Pola dan tafsir seorang
pendidik atas teks suci dijadikan rujukan tunggal oleh terdidik.15 Menurut
Hartono dalam bukunyayang berjudul “Aliran dan Faham Sesat di Indonesia”
menyebutkan “Manqul menurut mereka yaitu al-Qur’an maupun Hadis
harus berisnad atau bersambung dari guru skarang sampai kepada
Rasulullah Saw. Jadi hadis yang dinyatakan sahih(benar) oleh Imam
bukhari atau lainnya belum cukup menurut mereka, tetapi harus ditambah
dengan rawi atau isnad dari guru sekarang sampai kepada imam-imam
hadis tersebut.”16

peraktek manqul ini diperaktekan didalam pengajian-pengajian di


pondok pesantren Burengan dan pesantren-pesantren mini, seperti
Pesantren Nur Hikmah, Pesantren Siman, pesantren Nurul Hikmah,
Pesantren Nurul Muttaqin, dan Pesantren Nurul Azizah.17

Penggunaan metode manqul ini memberikan kesan eksklusivisme


dalam tubuh LDII -karena dalam lembaga tersebut tumbuh anggapan

15 Hilmi Muhammadiyah, LDII Pasang Surut.,112.


16 Hartono, Aliran dan Faham Sesat di Indonesia., 81.
17 Ibid., 113.

al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019 105


Al-Qur’an dan Hadis Dimata “Darul Hadis” dan Pemikirannya

bahwa ajaran dan praktik keagamaan yang benar hanyalah yang


bersumber dari gurunya. Pemahaman sebaliknya, atau paham-paham lain,
dianggap tidak benar dan tidak sah karena tidak memiliki ketersambungan
dengan sumber guru pertama LDll, yang berkonsentrasi pada sosialisasi
teks suci dalam proses interpretasinya, selalu merujuk pada hasil
interpretasi pemimpin mereka. 18

Sistem manqul bukan sekadar proses imitasi, tapi juga proses


kejelian membaca gesture/gerak tubuh guru secara total. Peserta didik
tidak dibenarkan menjadi pribadi tanpa manqul sekalipun dia mempunyai
kapasitas, kecuali beberapa orang saja yang mendapatkan izin dari Nur
Hasan al-Ubaidah. Orang-orang yang meninggalkan manqul, menurut
konsep Nur Hasan al-Ubaidah, dapat dikategorikan sebagai kelompok
yang tidak absah, namun beraktivitas dengan mengatasnamakan Islam.
Nur Hasan Ubaidah mengklaim sebagai pemilik orisinalitas manqul
tunggal di Indonesia, bahkan di dunia. Karena itu, pusat nilai dan prinsip-
prinsip sosial-budaya harus mereferensi kepada Nur Hasan al-Ubaidah
sebagai pemilik kesahihan. 19

Dari pemahaman manqul yang seperti diatas sehingga tidak heran


apabila hasil praktek dari konsep manqul nya mengandung kejanggalan
atau kebohonggan, salah satu contohnya adalah ketika Nur Hasan Ubaidah
(sang amir) menafsirkan ayat dari surah al-Isra’: 71

ۡ
20
٧١ ‫ك يقرءُو ٰن كِٓتٰبٰ ُه ۡم ٰوّٰل يُظلٰ ُمو ٰن فٰتِيَل‬ ‫أ‬ ِ ‫يٰ ۡوٰم نٰ ۡدعُواْ ُك َّل أُ َٰن ِس ِبِِ َٰٓمِ ِه ۡم فٰمن أ‬
ٰ ِ‫ُوِتٰ كِٓتٰبٰهُۥ بِيٰ ِمينِ ِهۦ فٰأ ُْوٓلٰئ‬

(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat
dengan pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab

18 Ibid.,
19 Ibid., 114.
20 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan terjemahannya (Bandung:Diponogoro,2013), 289.

106 al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019


Takwallo

amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca


kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.

Ayat diatas ditafsirkan oleh Nur Hasan dengan “Pada hari kami
panggil setiap manusia dengan Imam mereka(maksudnya dengan amir
mereka), sehingga yang tidak punya amir, maka masuk neraka.” Padahal
kalau dikembalikan pada penafsiran aslinya, makna imam artinya al-Kitab
lauh Mahfudh atau kitab(catatan amal) hal ini sesuai dengan surah Yasin
ayat 12:

١٢ ٗ‫ف إِ ٰمامٗ ُّمبِني‬ ٍۡ ۡ ٓ ِ


‫ٰحصينٰه ِ أ‬
21
ٰ ‫َّمواْ ٰوءٰاثٰٰرُهم ٰوُك َّل ٰشيء أ‬ ُ ٰ‫إ ََّن حنن ُحني ٱملوتٰ ٓى ٰون‬
ُ ‫كتب ٰما قٰد‬

Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami


menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang
mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab
Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh)

Dalam hadis juga tidak luput dari penafsiran dari Nur Hasan untuk
mendukung argumentasinya, sebagai contoh hadis Imam Bukhari
berikut:22

21 Ibid., 440.
Abi> ‘Abdillah Muhammad ibn Isma>il al-Bukha>ry al-Ju‘fi>, S{ah}ih} al-
22

Bukhary (Bairut: Dar Ibn Kathi>r, t.th), 2396.

al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019 107


Al-Qur’an dan Hadis Dimata “Darul Hadis” dan Pemikirannya

Telah mncritakan kepada kami Imran ibn Maisarah telah


menceritakan kepada kami ibn Fudhail telah menceritakan kepada kami
Khusainun berkata Abu> ‘Abdillah dan telah menceritakan kepadaku
Asi>d ibn Zaidin telah menceritakan kepada kami Husaim dari
Khusainin berkata saya berada disisi Sa‘id ibn Jubairin maka berkata
telah menceritakan kepadaku ibn ‘Abbas berkata: Rasulullah bersabda:
“Beberapa umat diperlihatkan kepadaku, maka aku lihat ada seorang
Nabi lewat bersama umatnya, kemudian lewatlah seorang Nabi
bersama beberapa orang, kemudian lewatlah seorang Nabi bersama
sepuluh orang, dan Nabi bersama lima orang, dan seorang Nabi yang
berjalan sendiriaan. Tiba-tiba ada rombongan besar, maka saya
tanyakan kepada Jibril, apakah mereka umatku? Bukan, namun lihatlah
ufuk, jawab Jibril, Aku melihat,tiba-tiba ada serombongan besar. Kata
Jibril, itulah umatmu, dan itu ada tujuh puluh ribu orang mula-mula
masuk surga dengan tampa hisab dan tampa siksa. Saya bertanya,
mengapa mereka bias seperti itu? Jibril menjawab: Karena mereka tidak
diminta diobati dengan cara kay (ditempel besi panas), tidak minta di
ruqyah dan tidak meramal nasib dengan burung, dan kepada Tuhan
mereka bertawakal. Ukaishah ibn Mihshan berdiri seraya berkata:
“Doakanlah aku, agar Allah menjadikan diriku diantara mereka” Nabi
berdoa ya Allah jadikan ia supaya diantara mereka. Lantas laki-laki

108 al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019


Takwallo

lainnya berdiri dan berkata “ jadikanlah aku diantara mereka, Nabi


menjawab kamu telah didahului Ukkasyah.

Hadis diatas menjelaskan Nanti pada hari kiamat setiap umat


datang bersama Imam, atau Nabinya masing-masing dan tidak menafikan
mereka untuk datang dengan membawa kitab catatan amalnya masing-
masing. Sedangkan penafsiran Nur Hasan Ubaidah malah lain ia
menafsirkan “Imam atau Nabi” adalah Amir, dengan maksud agar
kadernya selalu patuh padanya atas ke Amirannya. Sehingga ketika ada
yang tidak patuh, maka tidak diakui sebagai kadernya, serta kelak pada
hari kiamat akan dikatakan kalau ia tidak memiliki Imam, kemudian
taftsiran Nur Hasan ini ditopangi juga dengan hadis lalin yang setatus
hadisnya mauquf pada Sahabat Umar ibn Khatthab:

ٍ ‫جبماعة وّل مجاعة اّل ِبمارةٍ وّل إمارةً اّل‬


.‫بطاعة‬
23 ٍ ‫قال عمر بن اخلطاب رضي هللا عنه انهُ ّل اسَلم اّل‬

Umar ibn Khatthab berkata: “Tidak ada Islam bila tidak ada jama’ah,
tidak ada jama’ah tampa keamiran, tiada keamiran tampa bai’at tiada
bai’at tampa ketaatan”.

Tetapi hadis mauquf diatas sengaja difahami secara terbalik oleh Nur Hasan
dengan redaksi berikut:

24
.‫ ّل إسَلم فهو كافر‬,‫ ّل مجاعة ّل إسَلم‬,‫ ّل إمارة ّل مجاعة‬,‫ّل بيعة ّل إمارة‬, ‫ّل طاعة ّل بيعة‬

Tidak ada ketaatan tanpa ada baiat, tidak ada baiat tanpa adanya
pemimpin(Amir), tidak ada pemimpin tanpa adanya jama’ah, tidak ada
jama’ah tanpa adanya Islam, kalau tidak Islam maka ia kafir.

23 Hartono Ahmad Jaiz, Bahaya Islam Jamaah Lemkari LDII., 46. Baca juga Hartono, Aliran
dan Faham Sesat di Indonesia.,87.
24 Ibid.,

al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019 109


Al-Qur’an dan Hadis Dimata “Darul Hadis” dan Pemikirannya

4. Doktrin Baiat

Doktrin selanjutnya yang ditawarkan Nur Hasan al-Ubaidah adalah


baiat, yaitu janji setia kepada Tuhan untuk konsisten terhadap agama yang
dipersaksikan kepada Muhammad SAW atau pemimpin, dalam hal ini Nur
Hasan al-Ubaidah. Kesetiaan adalah perintah Tuhan dan Rasul. Karena itu,
kesetiaan juga termasuk materi keislaman sebagaimana salat, zakat, puasa,
dan haji. Seorang muslim harus setia, karena setia adalah jalan untuk
mempunyai seorang pemimpin, sementara kepemimpinan adalah jalan
untuk berkomunitas, dan puncaknya adalah menuju surga Tuhan.
Menurut Nur Hasan al-Ubaidah, tidak setia sama dengan kemauan
seseorang untuk mati sia-sia (jahiliyah). Islam Jamaah meyakini seorang
pemimpin menerapkan kedudukan sebagai Nabi, yakni mengatur
kehidupan beragama dan menjadi pemimpin bagi dirinya maupun
komunitasnya.25

5. Doktrin jamaah

Hidup berkomunitas Jamaal juga bagian dari doktrin Nur Hasan al-
Ubaidah. Dia sering mengajak masyarakat untuk masuk ke dalam
komunitas. Nur Hasan al-Ubaidah menegaskan muslim harus
berkomunitas agar selamat. Berkomunitas tidak sebatas melaksanakan
salat, tapi juga dalam aktivitas lain. Nur Hasan al-Ubaidah memperkuat
doktrin ini dengan merujuk pada teks suci yang mengatakan bahwa setiap
muslim harus selalu berada di jalan Tuhan (hidup berkomunitas dan harus
menghindari perpecahan Nur Hasan al-Ubaidah juga merujuk kepada teks
suci lainnya, yang menegaskan bahwa Muhammad sang Rasul
memerintahkan setiap muslim untuk hidup berkomunitas dan
menghindari kelompok-kelompok. Seseorang yang mernisahkan diri dari

25 Hilmi Muhammadiyah, LDII Pasang Surut., 116.

110 al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019


Takwallo

komunitas akan mati sia-sia. Maka, Nur Hasan menegaskan perlunya


komitmen untuk terikat dalam sistem komunalisme jamaah). Setia tidak
menjadi soal, meski menimbulkan "distingsi sosial". Dalam hal ini, Nur
Hasan al-Ubaidah menempatkan komitmen menjadi doktrin dan "kredo"
keanggotaan yang harus dilalui.26

6. Doktrin Pemimpin

Nur Hasan al-Ubaidah juga mengenalkan doktrin imamah Maksud


ajarannya itu untuk mengenal adanya seseorang yang diangkat sebagai
pemimpin tunggal dengan sistem kesetiaan Pemimpin mempunyai
wewenang menentukan segala-galanya baik persoalan ritual keagamaan
maupun aktivitas profan.27

Selain berbagai doktrin, terdapat pula hal paling fundamental yang


menjadi semacam "kredo" bagi LDII, yaitu "enam tabiat luhur jamaah".
Materi ini selalu menjadi pokok ajaran, baik pesantren maupun di
pengajian-pengajian lainnya. Berikut enam tabiat luhur jamaah yang
menjadi ciri khas LDII:

Pertama, rukun, artinya tidak mempunyai pikiran licik serta dengki


dan iri hati, saling mengasihi, saling memaafkan, bantu membantu dan
tolong menolong dalam kebaikan, saling memperkuat, saling mendoakan
yang baik, dan kalau bertemu dengan sesama jamaah diusahakan dengan
wajah yang ceria.

Kedua, kompak, yaitu kegiatan komunitas yang dilakukan secara


giat, gembira (seiya-sekata, holobis kuntul baris).

26 Ibid., 118.
27 Ibd., 119.

al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019 111


Al-Qur’an dan Hadis Dimata “Darul Hadis” dan Pemikirannya

Ketiga, kerja sama yang baik, yaitu saling peduli, mendukung,


melancarkan, tidak jegal-menjegal, tidak jatuh-menjatuhkan, tidak rugi-
merugikan dan tidak fitnah-memfitnah.

Keempat, jujur, yaitu berkata benar, tidak dusta, tidak menipu, tulus
apa adanya.

Kelima, amanah, yaitu bisa dipercaya, menjaga kepercayaan, tidak


berkhianat (tidak merusak kepercayaan) dan menyampaikan hak kepada
yang berhak menerima.

Keenam, mujhib muzhid, yaitu kerja giat, semangat, berhasil, dan


grouping. Muzhid artinya tirakat bantar, gemi setiti (hidup hemat), ati-ati
(waspada), tidak boros, bisa mengukur kemauan dengan kemampuan.28

7. Doktrin Amal Saleh

Islam Jamaah juga dikenalkan dengan doktrin amal salehnya. Bagian


ini termasuk salah satu dari tiga pilar kewajiban anggota Islam Jamaah.
Teddy Suratmaji,salah seorang pengurus LDII Pusat mengatakan, seorang
muslim harus selalu melakukan perbuatan amal saleh. Maksudnya,
aktivitasnya harus mendukung kebaikan seperti mengajar, membersihkan
masjid, menyapu halaman pesantren, mengatur keamanan komunitas,
membangunkan orang tidur untuk salat, dan seluruh aktivitas manusia
yang baik.29

Salah satu amal saleh yang diprioritaskan adalah berinfak, yang


dipraktikkan setiap habis pengajian, di mana setiap orang dengan mudah
merogoh sakunya, kemudian melemparkannya ke alas yang menjadi
tempat untuk menampung uang amal. Dapatlah dikalkulasi banyaknya

28 Ibid., 121-122.
29 Ibid.,

112 al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019


Takwallo

uang yang dikumpulkan,karena rata-rata di setiap pesantren baik yang di


Burengan maupun Pesantren-Pesantren mini LDII yang tersebar di seluruh
Kota dan Kabupaten Kediri mengadakan pengajian tiga kali seminggu.
Pesantren-pesantren mini yang rutin melakukan pengajian-dan dihadiri
lebih dari 100 jamaah, adalah Pondok Pesantren (PP) Siman (korban
tsunami PP Nurul Huda Kresek, PP Nurul Hakim Kelurahan Bandar Kidul,
Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, PP Nurul Hakim Kelurahan Ngino,
Kecamatan Pelemahan, Kabupaten Kediri, PPNurul Muttacien Desa Banjar
Anyar, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, PP Blawe Desa Blawe,
Kecamatan Purwosari, Kabupaten Kedir PP Nurul Azizah Desa Balong
Jeruk, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri.30

Kesimpulan

1. Darul hadis(LDII) merupakan sebuah lembaga dakwah yang didirian


oleh Nur Hasan Ubaidillah Lubis(1908) pada tahun 1951M, di Desa
Bengi Purwosari Kediri Jawa Timur.
2. Ada beberapa pokok ajaran yang diterapkan oleh lembaga tersebut
diantaranya: 1. Orang Islam diluar golongannya adalah kafir,najis, 2.
Wajib taat pada amir, 3. Wajib baiat(janji setia kepada sang amir, 4. Al-
Qur’an dan hadis harus yang manqul dari sang amir, 5. Dosa bias di
tebus kepada sang amir, 6. Harta benda diluar kelompok halal diambil.
3. Setelah Nur Hasan sempat di tanah suci selama 10 tahun dan ia pulang,
saat itulah ia mulai menyampaikan ilmu manqul musnad muttasil al-
Qur’an dan hadis dan mengajarkan ilmu qiroat, beladiri(kanuragan).
Dan pada tahun 1951 ia mendirikan lembaga Darul Hadis dan terus
berkembang dengan mendirikan banyak pensatren diberbagai daerah
seperti, Jombang, Kediri, Jakarta. namun seiring perkembangannya,

30 Ibid., 123.

al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019 113


Al-Qur’an dan Hadis Dimata “Darul Hadis” dan Pemikirannya

lembaga tersebut mendapatkan komitar negatif dari masyarakat


sehingga jaksa agung mengeluarkan SK RI No. Kep-089/D.A/10/1971
tentang dilarangnya lembaga tersebut. Setahun berikutnya yakni 1972,
lembaga itu menganti namanya menjadi LEMKARI, dan pada tahun
1990, berganti nama lagi menjadi LDII sampai sekarang.
4. Adapun struktur kepemimpinanya: 1.Amir, 2. Wakil Amir, 3. Wakil
Amir daerah, 4. Wakil Amir Desa, 5. Wakil Amir kelompok. Yang
menjadi doktrin dari Darul Hadis: 1. Kembali pada al-Qur’an dan hadis,
2. Penerapan atas teks suci, 3. Manqul, 4. Baiat, 5. Jamaah, 6. Pemimpin,
7. Amal saleh.

Daftar Pustaka

al-Bukha>ry, Abi> ‘Abdillah Muhammad ibn Isma>il al-Ju‘fi>, S{ah}ih} al-


Bukhary (Bairut: Dar Ibn Kathi>r, t.th),

Ahmad Jaiz, Hartono, Aliran dan Faham Sesat di Indonesia (Jakarta Timur:
Pustaka al-Kautsar, 2002),

Ahmad Jaiz Hartono, Bahaya Islam Jamaah Lemkari LDII (Jakarta: Lembaga
Penelitiaan dan Pengkajian Islam (LPPI), 2006),

Departemen Agama RI, al-Qur’an dan terjemahannya (Bandung:


Diponogoro,2013), 289.

Muhammadiyah Hilmi, LDII PasangSurut Relasi Agama dan Negara (Depok:


Elsas, Desember 2013),

Ahmad Saifullah, Arif Fathul Ulum bin, “Menyibak Hakekat LDII”, Majalah
al-Furqan, edisi 10 (Juni, 2007),

Abdul Rohman, “Karakter Kelompok Aliran Islam Dalam Merespons


Islamic social Networking di Kabupaten Bayumas”, Jurnal
Pendidikan Krakter, tahun IV, Nomor 2,( Juni 2014),

Ottoman, “Asal-usul dan perkembangan Lembaga Dakwa Islam


Indonesia”, artikel dari Fakultas Adab program SKI, (UIN Raden Fatah
Palembang, t.th),

114 al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019


Takwallo

Sya’roni, “Jamaah Islam Eksklusif: Studi Terhadap Pola Intraksi Sosial


Jamaah LDII kota Jambi”, Jurnal Penelitian Sosial keagamaan,Vol. 20
No.20,(Desember, 2005),

al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019 115

Anda mungkin juga menyukai