Anda di halaman 1dari 2

TUGAS AIK III

Airlangga Pramudya Kusumawardhana / 20220110158 / D

1. Pandangan saya terhadap KH. Ahmad Dahlan ialah sosok yang berpandangan kuat,
berkomitmen kuat terhadap ajaran Islam. Beliau adalah pendiri Muhammadiyah, salah
satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Pendekatannya dalam mendorong
pemahaman, pendidikan, toleransi, dan pemberdayaan umat Islam yang baik telah
memberikan kontribusi signifikan terhadap pembentukan umat Islam yang lebih sadar
dan aktif dalam berbagai bidang kehidupan.
 Komitmen Ahmad Dahlan terhadap ajaran Islam dapat dijelaskan sebagai berikut:
Ahmad Dahlan sangat prihatin dengan kebangkitan umat Islam. Ia melihat
perlunya umat Islam untuk lebih memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Oleh
karena itu, ia mendirikan Muhammadiyah untuk memajukan pemahaman yang
lebih benar dan menghilangkan praktik bid’ah (inovasi) dalam ajaran Islam.
 Ahmad Dahlan mengutamakan pendidikan sebagai cara untuk memahami dan
mengamalkan ajaran Islam dengan baik. Dia mendirikan sekolah modern dan
pesantren yang memperkenalkan pendekatan pendidikan yang lebih terstruktur
dan modern untuk memberikan informasi yang lebih baik kepada umat Islam
tentang ajaran Islam.
 Meskipun memegang teguh komitmennya terhadap ajaran Islam, KH. Ahmad
Dahlan juga mendorong toleransi antar umat beragama dan penerapan Islam
secara moderat. Beliau juga mendorong umat Islam untuk mandiri dan
mengembangkan diri. Ia mengajarkan bahwa umat Islam harus memberikan
kontribusi positif kepada masyarakat dan perekonomian, dan tidak menjadi
penonton perkembangan dunia.

2. Seperi yang telah di sebar luaskan oleh murid beliau Hadjid, yang menurut
peneliti masih relevan dengan kondisi umat Islam sekarang. Ketujuh falsafah ajaran
Ahmad Dahlan adalah:
1) “Kita, manusia ini, hidup di dunia hanya sekali, untuk bertaruh: sesudah mati,
akan mendapat kebahagiaankah atau kesengsaraankah?”
2) “Kebanyakan manusia berwatak angkuh dan takabbur, mereka mengambil
keputusan sendiri-sendiri.”
3) “Manusia itu kalau mengerjakan pekerjaan apapun berulang-ulang hingga
menjadi biasa. Kalau sudah menjadi kebiasaan yang disenangi maka sulit sekali
untuk diubah (menjadi semacam i’tiqad / keyakinan, dan taqlid pada keyakinan
itu).”
4) “Manusia harus mempergunakan akal pikirannya untuk memahami agama
dan mencari kebenaran yang sejati.”
5) “Kebanyakan manusia hidup asal hidup, hidup sebagai makhluk yang tak berakal,
dan tidak menetapi kebenaran.”
6) “Kebanyakan pemimpin tidak mau berkorban, malahan suka memperalat dan
mempermainkan manusia yang lemah dan bodoh.”
7) “Belajar, khususnya belajar agama, harus mempelajari teori dan
mempraktikkannya, agar ilmu yang dimilikinya bermanfaat.”(K.R.H. Hajid,
2005).

3. Surat Al Ma’un merupakan Surat Makkiyah yang terdiri dari 7 ayat. Surat tersebut
mengangkat masalah orang-orang yang termasuk pedusta agama. Dikutip dari buku
Tafsir Al-Quranul Majid An-Nur Jilid 4 oleh Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi
ash-Shiddieqy (1999: 629-631), maksud dari orang-orang pendusta agama menurut
Surat Al-Maun yakni: Orang yang mendustakan agama adalah mereka yang
menghardik anak yatim, tidak mau memberikan haknya, baik berupa harta mereka
yang berada dalam kekuasaannya ataupun yang tidak suka bersedekah. Selain itu,
orang yang tidak mau memberikan makanan kepada orang miskin dan tidak mau
menganjurkan orang lain bersedekah kepada fakir dan miskin. Artinya, jika tidak
mampu menolong orang miskin, maka wajib mencari pertolongan orang lain yang
mampu. Apabila tidak melakukannya, maka orang tersebut memiliki dua sifat, yaitu:
 Memandang rendah orang-orang yang lemah dan menyombongkan diri.
 Tidak mau mengeluarkan harta untuk kepentingan orang-orang miskin dan orang-
orang yang memerlukan, serta tidak mau berusaha untuk kepentingan mereka itu.
Allah akan menimpakan azab kepada orang yang melaksanakan shalat hanya
dengan gerakan tubuh dan lisannya, tetapi tidak tampak pengaruh shalat pada dirinya
dan tidak menghasilkan yang diharapkan dalam shalat tersebut. Di samping
beribadah secara riya, mereka juga sangat kikir, tidak memberikan atau
meminjamkan kepada orang lain sesuatu yang biasa dipinjamkan.
Dalam Surat Al-Maun, orang yang termasuk golongan pendusta agama adalah
orang yang menghardik anak yatim, enggan memberikan bantuan kepada orang
miskin, melakukan ibadah tanpa ada keikhalas di dalam hari, riya, dan enggan
bersedekah.
4. Ayat terakhir dari surah Al Asr menjelaskan empat golongan orang yang tak merugi.
Mereka adalah orang yang beriman, orang yang menjauhi perbuatan maksiat, orang-
orang yang saling menasihati dalam kebenaran, dan orang yang menasihati dalam
kesabaran.
5. Hawa nafsu adalah kecenderungan hati untuk mengikuti dorong syahwat tanpa
kendali akal. Allah memerintahkan manusia untuk tidak menyembah kepada selain-
Nya. Tidak hanya menyembah patung atau berhala, Allah juga melarang manusia
menjadikan hawa nafsu sebagai tuhan. Allah berfirman dalam Q.S. al-Jatsiyah: 23.
Ayat ini menyasar orang-orang yang menyembah hawa nafsunya. Mereka
menganggap bahwa kehidupan hanyalah di dunia. Setelah mati, maka segala
sesuatunya berakhir. Oleh karena itu, perbuatan yang mereka lakukan tidak
didasarkan pada prinsip kebenaran, kebaikan, kemaslahatan, dan keindahan.
6. Apa yang dapat kita petik dari ketujuh falsafah K.H. Ahmad Dahlan yaitu
membangun kedekatan dengan ajaran agama, memberi contoh kepada orang lain yang
baik, mengoptimalkan akal, berani hidup benar dan inovatif dalam berpikir. Selain itu,
nilai-nilai ini dapat kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai