[permasalahan pokok yang muncul tentang praktik sufi KH. Ahmad Dahlan yaitu menyangkut
praktik ibadah Dahlan dalam memberikan arah modernitas dan praktik sosial Dahlan dalam
mengembangkan nilai-nilai modern dalam Islam]
PRAKTIK:
1. FALSAFAH DAHLAN
a. Manusia hidup di dunia hanya sekali, buat bertaruh. Sesudah itu mati, akan
mendapat kebahagiaankah atau kesengsaraan?
Falsafah ini mengindikasikan sebuah pemikiran Dahlan, bahwa segala
aktifitas kehidupan di dunia semata-mata sebagai bahan penolong untuk
memasuki kehidupan akhirat, dengan cara mengekang hawa nafsunya.
[Pengekangan terhadap hawa nafsu merupakan jalan yang dilakukan oleh
para sufi terdahulu]
c. Sudah menjadi sifat dan watak manusia, bahwa ia selalu berpegang teguh
kepada tradisi, adat peninggalan nenek moyang yang sukar sekali di ubah atau
diperbarui
Falsafah ini menunjukkan bahwa Dahlan dalam mencari dan mendapatkan
kebenaran yang paling haq, diawali dengan dassar pengetahuan yang kuat
sehingga menghindarkan potensi diri untuk beersikap taklid.
d. Manusia itu perlu tergolong dalam satu kelompok kebenaaran (haq), dimana
bersama-sama menggunakan akal pikirannya untuk mengoreksi soal-soal i’tiqad
dan kepercayaan, tujuan hidup, tingkah laku guna mencari kebenaran yang sejati.
Dan apakah perlunya hidup di dunia? Dan mengerjakan apa?
Falsafah ini menggambarkan sebuah pandangan Dahlan tentang Islam, yang
menyatakan bahwa Islam merupakan agama fitrah yang cocok dan
bersesuaian dengan masa dan jaman.
3. KEMASYARAKATAN
a. Aktif pada lembaga-lembaga dakwah;
- Masjid
- Sekolah/madrasah
- Pesantren
- Organisasi sosial kemasyarakatan
b. Menolong fakir miskin, kemudian mendirikan PKU (Penolong Kesengsaraan
Umat) 1921
c. Mendirikan madarasah, mushala dan klinik 1926
d. Dahlan merupakan pebisnis handal, dengan berdagang batik.
e. Mendirikan panti asuhan yatim piatu 1922
f. Mendapat gelar pahlawan nasional di masa presiden Soekarno
4. SUFI;
Pengertiannya;
- jalan yang ditempuh seseorang untuk mendekatkan diri kepada
Allah sedekat-dekatnya. [Terminologi tentang tasawuf sangat beragam, penulis
mereduksinya secara singkat]
- adalah orang yang hatinya jernih dari kehidupan yang buruk dan
terisi pengajaran dari Tuhan serta kemurniannya bagaikan emas dan tanah liat (Asy-
Syekh Muhammad Amin Al-Kurdy)
- adalah ahli ibadah yang telah melakukan suluk dengan nur
(petunjuk) dan ihsan (perbuatan mulia) (Imam Al-Ghazali)
- adalah orang yang dirinya bersih dari kehidupan yang buruk dan
jiwanya terisi dengan tafakkur dan memutuskan dirinya dengan sesama manusia
karena Allah, serta kemurniannya sama dengan emas dan tanah liat (Muhammad
Amin An-Nawawy)
- memurnikan jiwa dari berhubungan dengan mahluk-mahluk lain,
meninggalkan sifat-sifat alamiyah, menekan sifat-sifat manusiawi, menghindarkan
godaan jasmani, mengambil sifat-sifat ruh, mengikatkan pada ilmu-ilmu hakikat,
mengumpulkan sesuatu untuk masa yang kekal, menasehati seluruh umat, sungguh-
sungguh beriman kepada Tuhan dan mengikuti syariat nabi (Al-Junaid)
Jalannya;
Taubat, taqwa’, wara’, zuhud, diam, khauf, raja’, dan meninggalkan syahwat, khusyu
dan tawadhu, melawan nafsu, qana’ah, tawakal, syukur, yakin, sabar, muraqqabah,
ridha, ubudiyah, ibadat, istiqamah, ikhlas, kejujuran, dzikir, futuwwah, ridha, akhlak,
kedermawanan hati, gairah, kewalian, do’a kefakiran, adab, tata aturan berpergian,
persahabatan, tauhid, ma’rifat, cinta dan rindu (Imam al-Qusyairy an-Naishabury)