Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PRIBADI

EPILOG AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAH

DI SUSUN OLEH :

Elsa Yustika Adzkia

20190009

DOSEN PEMGAMPU :

MARDALIS,M.Ag

PRODI DIII ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMMADIYAH SUMATERA BARAT

TP.2021/2022
A. MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN ISLAM YANG BERTAWATAK
TAJRID DAN TAJDID
a. Pengertian tajdid dan tajrid
Istilah tajdid berasal dari bahasa arab yaitu jaddada, yang berarti memperbaharui
atau menjadikan baru.Kata ini pula bentukan dari kata jadda, yajiddu,
jiddan/jiddatan,artinya sesuatu yang ternama, yang besar, nasib baik dan baru. Bisa juga
berarti membangkitkan, menjadikan, (muda, tangkas,kuat). Dapat pula berarti
memperbaharui, memperpanjang izin,dispensasi, kontrak. Dalam kamus bahasa
indonesia tajdid berarti pembaruan,modernisasi atau restorasi. Orang yang melakukan
pembaruan disebut mujaddid.Prof.dr.Quraisy shihab, mengartikan tajdid sebagai
pencerahandan pembaruan.
Tajdid dalam makna pencerahan mencakuppenjelasan ulang dalam bentuk
kemasan yang lebih baik dan sesuaimenyangkut ajaran-ajaran agama yang pernah
diungkap olehpara pendahulu. Adapun tajdid dalam arti pembaruan
adalahmempersembahkan sesuatu yang benar-benar baru yang belumpernah diungkap
oleh siapapun sebelumnya. Sedangkan istilah modernis (inggris) atau modernisasi
(indonesia)atau pembaruan, dalam islam, diartikan sebagai upaya yangsungguh-sungguh
untuk melakukan re-interpretasi terhadappemahaman, pemikiran dan pendapat tentang
masalah ke-islamanyang dilakukan oleh pemikiran terdahulu untuk disesuaikandengan
perkembangan zaman.
b. Model-model tajrid dan tajdid muhammadiyah
1. Model-model tajrid muhammadiyah.
 Dalam bidang kepercayaan dan ibadah, muatannya menjadi khurafat Dan bid’ah.
Khurafat adalah kepercayaan tanpa pedoman yang sah dari al-Qur’an dan al
sunnah. Hanya ikut-ikutan orang tua atau nenek moyang. Sedangkan Bid’ah
Biasanya muncul karena ingin memperbanyak ritual tetapi pengetahuan
islamnyakurang luas, sehingga yang dilakukan adalah bukan dari ajaran
islam.misalnya selamatan dengan kenduri dan tahlil dengan menggunakan lafal
islam.
 Masyarakat jawa pada umumnya menggunakan upacaraselamatan, dalam
berbagai peristiwa, seperti kelahiran, khitan,perkawinan, kematian, pindah
rumah, panen, ganti nama, dans ejenisnya. Namun, diantara macam-macam
selamatan yang paling menonjol adalah selamatan kematian, yaitu terdiri dari
tiga hari,empat puluh hari,seratus hari, dan kahul. Selamatan ini selalu diringi
Dengan membaca tahlil sebagai cara mengirim do’a kepada si Mayit
 bentuk khurafat lain yang biasa dilakukan orang jawa adalahpenghormatan
kuburan orang-orang suci, sambil meminta do’a restu, jimat, benda-benda
pusaka dianggap mempunyai kekuatanghaib yang mampu melindungi.
 Realitas sosio-agama yang dipraktikkan masyarakatinilah yang mendorong
ahmad dahlan melakukanpemurnian melalui organisasi muhammadiyah.
Munawirsyazali mengatakan bahwa muhammadiyah adalahgerakan pemurnian
yang menginginkan pembersihanislam dari semua unsur singkretis dan daki-daki
tidakislami lainnya.
2. Model-model tajdid dalam muhammadiyah
1. kongkrit dan produktif, yaitu melalui amal usahayang didirikan, hasilnya
kongkrit dapat dirasakan dandimanfaatkan oleh umat islam, bangsa indonesia
dan umatmanusia di seluruh dunia. Suburnya amal saleh dilingkungan aktivis
muhammadiyah ditujukan kepadakomunitas muhammadiyah, bangsa dan
kepada seluruhumat manusia di dunia dalam rangka rahmatan lil alamin.
2. Tajdid muhammadiyah bersifat terbuka. Maksud dari keterbukaan tersebut,
muhammadiyah mampu mengantisipasi perubahan dan kemajuan di sekitar
kita.dari sekian amal usahanya, rumah sakitnya misalnya,dapat dimasuki dan
dimanfaatkan oleh siapapun. Sekolah sampai kampusnya boleh dimasuki dan
dimanfaatkan oleh siapa saja. Kalau muhammadiyah mendirikan lembaga
ekonomi dan usaha atau jasa, maka yang menjadi nasabah, partner dan
komsumennya pun bisa siapa saja yang membutuhkan.
3. Tajdid muhammadiyah sangat fungsional dan selaras dengan cita-cita
muhammadiyah untuk menjadikan islam itu,sebagai agama yang berkemajuan,
juga islam yang berkebajikan yang senantiasa hadir sebagai pemecah masalah-
masalah (problem solv)temasuk masalah kesehatan,pendidikan,dan masalah
sosial ekonomi.
B. MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN SOSIAL
a. Pengertian muhammadiyah sebagai gerakan sosial
Muhammadiyah sebagai gerakan sosial adalah wujud dakwah Islam yang
dilaksanakan sejak awal oleh KH. Ahmad Dahlan. Sedari awal KH. Ahmad Dahlan
memilih dakwah Islam dengan mengimplementasikan ayat-ayat Al Qur’an yang
mempunyai dimensi sosial. Ayat-ayat tersebut yang utama dan pertama dilaksanakan
oleh KH. Ahmad Dahlan adalah surat Al Ma’un ayat 1-7. ‫فَ ٰ َذلِ َك الَّ ِذي يَ ُد ُّع‬. ‫ِّين‬
ِ ‫أَ َرأَيْتَ الَّ ِذي يُ َك ِّذبُ بِالد‬
َ‫ َويَ ْمنَعُونَ ْال َما ُعون‬. َ‫الَّ ِذينَ هُ ْم ي َُراءُون‬. َ‫صاَل تِ ِه ْم َساهُون‬ َ ‫فَ َو ْي ٌل لِ ْل ُم‬. ‫واَل يَحُضُّ َعلَ ٰى طَ َع ِام ْال ِم ْس ِكي ِن‬.
َ ‫الَّ ِذينَ هُ ْم ع َْن‬. َ‫صلِّين‬ َ ‫ْاليَتِي َم‬
1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim
3. dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6. orang-orang yang berbuat riya,
7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna.
Surat Al Ma’un mengandung pembelajaran yang dalam tentang pentingnya
beragama dengan melaksanakan gerakan sosial, sehingga agama tidak hanya berupa
ritual ibadah mahdloh saja seperti sholat, puasa dan haji namun juga mempunyai
dimensi sosial. Beragama dalam wujud ritual saja masih belum dianggap oleh Alloh
SWT bahkan dianggap sebagai tindakan dusta manakala tidak diikuti tindakan sosial
yaitu menyantuni orang-orang miskin dan anak yatim. Orang yang shalat pun masih
dianggap lalai dalam shalatnya karena masih mempunyai sifat riya’ dan enggan
menolong dengan barang berguna.
b. Rumah Miskin dan Panti Asuhan Muhammadiyah
Dalam perjalanannya ide KH. Ahmad Dahlan untuk menyantuni fakir miskin
sebagai wujud pengamalan surat Al Ma’un tersebut berlanjut saat terpilihnya Kyai
Sudja’ sebagai Ketua Bahagian Pertolongan Kesengsaraan Oemoem (PKO) dan kini
menjadi Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU). Kiai Sudja’ memprogramkan
membangun hospital (rumah sakit), armenhuis (rumah miskin) dan weeshuis (rumah
yatim) sebagai tafsir dari surat Al-Maun.
Armenhuis (Rumah Miskin) pertama berdiri 13 Januari 1923 di Yogyakarta. Saat
pertama berdirinya menampung 16 laki-laki dan 15 perempuan yang di akhir bulan
tinggal 12 laki-laki dan 13 perempuan sementaran yang lainnya, keluar dari Rumah
Miskin. Hingga tahun 1929 penghuni Armenhuis menjadi 36 laki-laki dan 26
perempuan.
Rumah Yatim Muhammadiyah secara resmi baru berdiri pada tahun 1931, meski
rintisannya sudah ada pada tahun 1923 yang hanya menampung 12 anak semuanya laki-
laki dari daya tampungnya sejumlah 15 anak. Dalam perkembangannya kini Rumah
Yatim Muhammadiyah menjadi Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah (PAYM) dan
bernaung dibawah Majelis Pelayanan Sosial (MPS).
Rumah sakit didirikan cikal bakalnya berasal dari poliklinik Muhammadiyah yang
berdiri pertama di kawasan Notoprajan, Ngampilan, Yogyakarta dan dokternya berasal
dari Malang bernama Somowidagdo. Dari poliklinik Muhammadiyah inilah dalam
perkembangannya menjadi poliklinik, rumah sakit Muhammadiyah dan juga milik
Aisyiyah yang menyebar ke seluruh Indonesia.
C. MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN
a. Faktor Yang Melatarbelakangi Gerakan Muhammadiyah Dibidang Pendidikan
Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan Islam yang mempelopori pendidikan
Islam modern. Salah satu latar belakang berdirinya Muhammadiyah menurut Mukti Ali
ialah ketidak efektifan lembaga pendidikan agama pada waktu penjajahan Belanda,
sehingga Muhammadiyah memelopori pembaruan dengan jalan melakukan reformasi
ajaran dan pendidikan Islam. Saat kolonial Belanda menjajah bumi nusantara.
Pendidikan Islam telah tersebar luas dalam wujud "pondok pesantren", dimana islam
diajarkan di mushollalanggarmasjid. Sistem yang digunakan seperti sistem sorogan,
bandongan, dan wetonan. Sorogan adalah sistem pendidikan climana secara perorangan
menghadap kyai dengan membawa kitab . dan mengartikan kemudian sang santri .
santri hanya mendengarkan penjelasan dari semasa itu hanya berorientasi pada hafalan
sang kyai.
Sistem pendidikan teks semata, sehingga tidak merangsang santri untuk
berdiskusi. Cabang ilmu agama yang diajarkan sebatas Hadits dan Mustholah Hadist,
Fiqih dan Usul Fiqih, Ilmu Tauhid, Ilmu Tasawuf, Ilmu Mantiq, Ilmu Bahasa Arab. Ini
berlangsung hingga awal abad ke-20.Dalam sekolah Belanda para murid tidak
diperkenalkan pendidikan Islam sehingga menjadikan cara berfikir dan tingkah laku
mereka banyak yang menyimpang dari ajaran Islam.Melihat kenyataan ini K.H Ahmad
Dahlan beserta para tokoh bertekad untuk memperbaharui pendidikan bagi umat
Islam.Pembaharuan yang dimaksud meliputi dua segi, yaitu segi cita-cita dan segi
teknik. Segi cita-cita adalah untuk membentuk manusia muslim yang berakaqul
karimah, alim, luas pandangan dan paham terhadap masalah keduniaan, cakap, serta
bersedia berjuang untuk kemajuan agama Islam. Sedang dari Segi teknik adalah lebih
banyak berhubungan dengan cara-cara penyelenggaraan pendidikan modern
Kini pendidikan Muhammadiyah telah berkembang pesat dengan segala
kesuksesannya, tetapi masalah dan tantangan pun tidak kalah berat.Pendidikan
Muhammadiyah merupakan bagian yang terintegrasi dengan gerakan Muhammadiyah
dan telah berusia sepanjang umur Muhammadiyah.
b. Cita-Cita Pendidikan Muhammadiyah
Cita-cita pendidikan yang digagas Kyai Dahlan adalah lahirnya manusia- manusia
baru yang mampu tampil sebagai "ulama-intelek" atau "intelek-ulama", yaitu seorang
muslim yang memiliki keteguhan iman dan ilmu yang luas, kuat jasmani dan rohani.
Dalam rangka mengintegrasikan kedua sistem pendidikan tersebut, Kyai Dahlan
melakukan dua tindakan sekaligus; memberi pelajaran agama di sekolah-sekolah
Belanda yang sekuler, dan mendirikan sekolah- sekolah sendiri di mana agama dan
pengetahuan umum bersama-sama diajarkan.
Kedua tindakan itu sekarang sudah menjadi fenomena umum; yang pertama sudah
diakomodir negara dan yang kedua sudah banyak dilakukan oleh yayasan pendidikan
Islam lain. Namun, ide Kyai Dahlan tentang model pendidikan integralistik yang mampu
melahirkan muslim ulama-intelek masih terus dalam proses pencarian. Sistem
pendidikan integralistik inilah sebenarnya warisan yang musti kita eksplorasi terus sesuai
dengan konteks ruang d waktu, masalah teknik pendidikan bisa berubah sesuai dengan
perkembang ilmu pendidikan atau psikologi perkembangan.Dalam rangka menjarr
kelangsungan sekolahan yang ia dirikan maka atas saran murid-muridnya K' Dahlan
akhirnya mendirikan persyarikatan Muhammadiyah tahun 1912.
Meto pembelajaran yang dikembangkan Kyai Dahlan bercorak kontekstual melaI
proses penyadaran. Contoh klasik adalah ketika Kyai menjelaskan surat al-Ma'i kepada
santri-santrinya secara berulang-ulang sampai santri itu menyadz bahwa surat itu
menganjurkan supaya kita memperhatikan dan menolong fal miskin, dan harus
mengamalkan isinya. Setelah santri-santri itu mengamalk. perintah itu baru diganti surat
berikutnya. Ada semangat yang me dikembangkan oleh pendidikan Muhammadiyah,
yaitu bagaima merumuskan sistem pendidikan ala al-Ma'un sebagaimana dipraktekkan
KH Ahmad Dahlan.
c. Pemikiran dan Praksis Pendidikan Muhamadiyah
Hampir seluruh pemikiran K.H. Ahmad Dahlan berangkat dari keprihatinannya terhadap
situasi dan kondisi global umat Islam waktu itu yang tenggelam dalam kejumudan (stagnasi),
kebodohan, serta keterbelakangan. Kondisi ini semakin diperparah dengan politik kolonial
belanda yang sangat merugikan bangsa Indonesia.Pemikiran atau ide-ide K.H. Ahmad Dahlan
tertuang dalam gerakan Muhammadiyah yang ia dirikan pada tanggal 18 Nopember 1912.
Organisasi ini mempunyai karekter sebagai gerakan sosial keagamaan. Titik tekan
perjuangannya mula-mula adalah pemurnian ajaran Islam dan bidang pendidikan.
Muhammadiyah mempunyai pengaruh yang berakar dalam upaya pemberantasan bid’ah,
khurafat dan tahayul.
Ide pembaruannya menyetuh aqidah dan syariat, misalnya tentang uapcara kematian talqin,
upacara perkawinan, kehamilan, sunatan, menziarahi kuburan yang dikeramatkan, memberikan
makanan sesajen kepada pohon-pohon besar, jembatan, rumah angker dan sebagainya, yang
secara terminologi agama tidak dikenal dalam Islam.Menurut K.H. Ahmad Dahlan, upaya
strategis untuk menyelamatkan umat Islam dari pola berpikir yang statis menuju pada pemikiran
yang dinamis adalah melalui pendidikan. Memang, Muhammadiyah sejak tahun 1912 telah
menggarap dunia pendidikan, namun perumusan mengenai tujuan pendidikan yang spesifik baru
disusun pada 1936. Pada mulanya tujuan pendidikan ini tampak dari ucapan K.H. Ahmad
Dahlan: “ Dadiji kjai sing kemajorean, adja kesel anggonu njambut gawe kanggo
Muhammadiyah”( Jadilah manusia yang maju, jangan pernah lelah dalam bekerja untuk
Muhammadiyah).
D. MUHAMADIYAH DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
a. Pengertian muhammadiyah dan pemberdayaan perempuan
Perempuan merupakan tulang punggung keluarga dan masyarakat yang berdiri di
garda depan dalam membangun generasi bangsa yang tangguh. Pasalnya, perempuan
merupakan orang yang pertama kali akan memoles, membina, dan membentuk generasi
penerus bangsa tersebut. Oleh karena itu, perempuan dikatakan sebagai madrasah yang
pertama untuk putra putrid bangsa. Maka, Muhammadiyah melalui ‘Aisyiyah terus
melakukan pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan harkat dan martabat
perempuan melalui peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan berlandaskam
agama.
Organisasi ‘Aisyiyah adalah suatu organisasi otonom Muhammadiyah yang
didirikan bersamaan peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad pada tanggal 27 Rajab
1335 H, bertepatan 19 Mei 1917 M dan diketuai oleh Sitti Bariyah. Nama ‘Aisyiyah oleh
KH. Fahruddin dan diambil agar perjuangan seperti ‘Aisyah istri Rasulullah. Nasiatul
‘Aisyiyah adalah organisasi otonom dan kader Muhammadiyah yang merupakan gerakan
keputrian, dan bergerak di bidang keagamaan dan kemasyarakatan yang berdirinya
diawali dengan pembentukan SP (Siswa Praja) dari ide-ide Somodirjo.
‘Aisyiyah dalam perannya untuk pemberdayaan perempuan dan masyarakat,
dalam bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Dalam bidang pendidikan, ‘Aisyiyah
mendirikan PAUD (Kelompok Bermain dan Taman Kenak-Kanak). Program Keluarga
Sakinah juga memberi pengetahuan tentang adab berpakaian muslimah dalam Islam.
Dalam bidang kesehatan, ‘Aisyiyah mendirikan RSKIA (Rumah Sakit Khusus Ibu dan
Anak). Dalam bidang ekonomi, ‘Aisyiyah membuat suatu program home industry dan
lain-lain. Peran Nasiyatul ‘Aisyiyah adalah membekali para remaja putrid pengetahuan
dan keterampilan.
Selain itu, ‘Aisiyiyah juga memperhatikan masalah kaderisasi dan pengembangan
sumber daya kader di lingkungan Angkatan muda Muhammadiyah (AMM) putri secara
integrative dan professional yang mengarah pada penguatan dan pengembangan dakwah
amar ma’ruf nahi munkar menuju masyarakat madani.
Terkait dengan kesetaraan gender dalam perspektif Muhammadiyah, dinyatakan
bahwa wanita setara dengan laki-laki . Ini sesuai dengan perlakuan  KH. Ahmad Dahlan
yang sangat memperhatikan perempuan untuk dijadikan penerus perjuangan Islam, dan
juga menyuruh para wanita untuk bersekolah di sekolah-sekolah milik Belanda.
b. Pemberdayaan Perempuan dan kesetaraan gender
Sebagai organisasi perempuan yang bergerak dalam bidang keagamaan dan
kemasyarakatan, ‘Aisyiyah diharapkan mampu menunjukkan komitmen dan kiprahnya
untuk memajukan kehidupan masyarakat, terutama dalam pengetasan masyarakat miskin
dan tenaga kerja. Dengan visi “Tertatanya kemampuan organisasi dan jaringan aktifitas
pemberdayaan ekonomi keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat..
‘Aisyiyah melalui Majelis Ekonomi bergerak dibidang pemberdayaan ekonomi rakyat
kecil dan menengah serta pengembangan-pengembangan ekonomi kerakyatan.
Beberapa program pemberdayaan perempuan diantaranya adalah mengembangkan
Bina Usaha Ekonomi Keluarga ‘Aisyiyah (BUEKA) dan Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM). Saat ini ’Aisyiyah memiliki dan membina Badan Usaha Ekonomi sebanyak
1.426 buah di Wilayah, Daerah dan Cabang Muhammadiyah yang berupa bada usaha
koperasi, pertanian, industri rumah tangga, pedagang kecil dan Toko.
Dalam bidang pendidikan, sejalan dengan pengembangan yang menjadi salah satu
pilar utama gerakan ‘Aisyiyah, melalui Majelis Pendidikan Dasar dan Mrnengah serta
Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan, ‘Aisyiyah mengembangkan
visi pendidikan yang berakhlak mulia untuk umat dan bangsa. ‘Aisyiyah memajukan
pendidikan (formal, non-formal dan informal) serta mencerdaskan kehidupan bangsa
hingga terwujud manusia muslim yang bertakwa, berakhlak mulia, cakap, percaya pada
diri sendiri, cinta tanah air dan berguna bagi masyarakat serta diredhai Allah SWT.
Berbagai program dikembangkan untuk menangani masalah pendidikan dari usia pra-
sekolah, sekolah menengah umum dan kejuruan hingga adanya Universitas ‘Aisyiyah.
Dalam bidang kesehatan, ‘Aisiyiyah memiliki rumah sakit, rumah bersalin, badan
kesehatan ibu dan anak, balai pegobatan dan pos yandu, semuanya berjumlah 280 yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia.’Aisyiyah melalui Majelis Kesehatan dan
Lingkungan Hidup juga melakukan kampanye peningkatan kesadaran masyarakat dan
penanggulangan penyakit berbahaya dan menular, penanggulangan HIV/AIDS dan
NAPZA, bahaya merokok dan minuman keras dengan menggunakan berbagai
pendekatan dan bekerjasama dengan banyak pihak. ‘Aisyiyah meningkatkan pendidikan
dan perlindungan kesehatan reproduksi perempuan, menyelenggarakan pilot proyect
sistim pelayanan terpadu dengan melibatkan lembaga kesehatan, dakwah sosial dan
terapi psikologi Islami.
Dalam bidang keagamaan ‘Aisyiyah bekerja sama dengan Majelis Tablig untuk
menjadi organisasi dakwah yang mampu memberi pencerahan kehidupan keagamaan
guna membangun masyarakat madani. Mejelis Tablig mengembangkan gerakan-gerakan
dakwah Islam dalam seluruh aspek kehidupan, menguatkan kesadaran keagamaan
masyarakat, mengembangkan materi, strategi dan media dakwah serta meningkatkan
kualitas mubalighat.
Seiring dengan kesadaran perempuan yang mempertanyakan tentang sejauh mana
peran agama dalam memberikan rasa aman kepada perempuan dari berbagai tekanan,
ketakutan dan ketidakadilan, maka perlu direspon dengan tafsir keagamaan yang
konstekstual dan dinamis. Perbedaan gender sesungguhnya tidaklah menjadi masalah
selagi tidak muncul suatu ketidakadilan dan diskriminasi, baik laki-laki dan perempuan.
Ketidak adilan gender termanifestasi dalam berbagai bentuk ketidakadilan, yakni
marjinalisasi subordinasi (anggapan tidak penting), stereotype (pelabelan negative),
violence (kekerasan), dan beban kerja ganda atau lebih. Ketidaksetaraan gender yang
menimbulkan ketidakadilan ini menyebabkan kerugian bagi laki-laki maupun
perempuan. Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang cukup besar dan berpengaruh
di Indonesia harus ikut serta menyumbangkan pemikirannya dalam masalah
pemberdayaan perempuan ini. Tuntutan ini sebenarnya sejala dengan semangat tajdid
(perubahan) Muhammadiyah yang sudah digagaskan oleh KH. Ahmad Dahlan.
c. Peran Perempuan Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Dengan tugas dan peran (fungsi) sederhana ini, ‘Aisyiyah telah banyak memiliki
amal usaha di berbagai bidang antara lain adalah pendidikan, kewanitaan, PKK,
kesehatan dan organisasi wanita. Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah berusaha member
pendidikan di kalangan wanita Islam untuk berpakaian muslimat yang baik, bermoral
dan bermental luhur, memberikan bimbingan perkawinan dan kerumahtanggaan,
tanggung jawab istri dalam dan di luar rumah tangga, memberikan motivasi keluarga
sejahtera, keluarga bahagia, memberikan bimbingan pemeliharaan bayi sehat, keluarga
berencana, berIslam dan juga bimbingan serta pendidikan lainnya.
Nasyiatul ‘Aisyiyah (NA) bergerak dalam bidang dan organisasi gerakan putrid
Islam, bidang keagamaan, kemasyarakatan dan keputrian, Nasyiatul ‘Aisyiyah
meberikan torobosan baru yang inovatif, yaitu mengadakan kegiatan SP (Siswa Praja)
Wanita. NA melatih wanita dalam kegiatan-kegiatan rumah tangga yang bersifat
kontributif, mebekali wanita dan putri-putri Muhammadiyah dengan berbagai ilmu
pengetahuan dan keterampilan.
Nasyiatul ‘Aisyiyah (NA) juga mengadakan shalat Jum’at bersama, mengadakan
tabligh ke luar kota dan kampung-kampung, mengadaka kursus administrasi, dan ikut
memasyarakatkan organisasi Muhammadiyah. Kegiatan SP (Siswa Praja) wanita juga
memiliki banyak terobosan yang inovatif dalam melakukan emansipasi wanita di tengah
kultur masyarakat feodal saat itu dan saat ini. Kultur patriarkis saat itu bnar-benar
mendomestifikasi wanita dalam kegiatan-kegiatan rumah ttangga. Para orng tua
seringkali melarang anak perempuannya keluar rumah untuk aktifitas-aktifitas yang
emangsipatif. Namun, dengan munculnya SP (Siswa Praja) Wanita, kultur patriarkis dan
feodal tersebut bisa didobrak. Hadirnya SP (Siswa Praja) Wanita sangat dirasakan
manfaatnya karena SP (Siswa Praja) Wanita membekali wanita dan putri-putri
Muhammadiyah dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan.
Prinsip gerakan Nasyiatul ‘Aisyiyah (NA) sering juga disebut Nasyiah, adalah
organisasi otonom dan kader Muhammadiyah yang merupakan gerakan putrid Islam di
bidang keagamaan, kemasyarakatan dan keputrian. Tujuan organisasi ini ialah
membentuk pribadi putri Islam yang berarti bagi agama, keluarga dan bangsa menuju
terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah SWT.
Muhammadiyah berpandangan bahwa perempuan dalam berkiprah dalam
kehidupan bangsa dan Negara merupakan salah satu perwujudan dari misi dan fungsi
melaksanakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar sebagaimana telah menjadi panggilan
sejarahnya sejak zaman pergerakan hingga masa awal dan setelah kemerdekaan
Indonesia. Peran dalam kehidupan bangsa dan Negara tersebut diwujudkan dalam
langkah-langkah strategis dan taktis sesuai dengan kepribadian, keyakinan dan cita-cita
hidup, serta khittah perjuangannya sebagai acuan gerakan.
E. MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN EKONOMI
Awal berdirinya Muhammadiyah merupakan pergerakan dakwah Amal ma’ruf nahi
mungkar. Bergerak demi terciptanya masyarakat utama adil, makmur dan sejahterasehingga
terwujud masyarakat islam yang sebenar - benarnya. Muhammadiyah sepertihalnya semua
gerakan pembaharuan Islam di seluruh dunia sudah sejak dini berpendapatbahwa ijtihad
tidak pernah tertutup. Ia terbuka selama-lamanya dengan tujuan untukaktualisasi ajaran
Islam dalam menghadapi segala perubahan yang terjadi.Dikalangan masyarakat umum
banyak yang melihat Muhammadiyah sebagaiorganisasi gerakan masyarakat yang buta
dengan politik, tidak mau bersentuhan denganpolitik. Namun, sejatinya Muhammadiyah
tidak seperti itu, Muhammmadiyah memangorganisasi keagamaan namun tidak berpolitik
secara langsung. Sepanjang sejarahmembuktikan keterlibatan Muhammadiyah atau tokoh-
tokohnya yang memperjuangkanmasyarakat dan pengembangan pergerakan amar ma’ruf
nahi mungkar.
Untuk menjaga kemurnian pergerakan sebagai organisasi keagamaan.
Muhammadiyahan memilih untuk terbebas dari afiliasi dengan kekuatan organisasi politik.
Banyaknya masyarakat kita yang sekarang tidak mampu membuat Muhammadiyah untuk
terus mengembangkan dan memperbaiki ekonomi anggota dan umat. Dimana padaera
globalisasi sekarang ini ekonomi liberalisme dan kapitalismelah yang telah berkembang
sehingga membuat masyarakat kita merasa tertekan. Sehingga pada saat ini bagi masyarakat
kita yang kehidupannya menengah kebawah hidupnya merasa susah.Pada saat inilah peran
muhammadiyah sangat diperlukan sebagai orgnisasi besar diIndonesia untuk ikut serta
dalam perekonomian yang memberatkan umatnya.Dengan fasilitas dan media yang dimiliki
oleh muhammadiyah, maka dapat digunakan untuk bergerak dalam bidang ekonomi demi
mewujudkan masyarakat yang sebenar-benarnya.
F. peran kebangsaan muhammadiyah di Indonesia
Peran adalah perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan dalam masyarakat. Sedangkan Muhammadiyah secara bahasa diambil dari
nama Nabi dan Rasul terakhir,yaitu Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Beliau
adalah Nabi dan Rasul terakhir, pembawa risalah Islam yang sempurna diutus untuk semua
umat manusia sepanjang masa. Sedangkan “ yah ” dalam bahasa Arab disebut huruf syibhu
atau nisbi Yang artinya menyerupakan, menjeniskan, atau mengidentikkan. Jadi
Muhammadiyah berarti orang-orang Islam yang hidup setelah Rasul Muhammad Shollallâhu
álaihi wasallam yang akan mengikuti, menyerupakan diri, menjeniskan atau mengidentikkan
diri pada perilaku hidup serta akhlak budi pekerti perjuangan Nabi Muhammad Shollallâhu
álaihi wasallam.
Sedangkan menurut Mulkhan (1990 : 4-5) Muhammadiyah adalah sekelompok orang
yang berusaha mengidentifikasikan dirinya atau membangsakan dirinya sebagai pengikut,
penerus, dan pelanjut perjuangan dakwah Rasul dalam mengembangkan tata kehidupan
masyarakat. Dengan demikian Muhammadiyah dimaksudkan sebagai organisasi yang gerak
perjuangannya ditujukan untuk pengembangan suatu tata kehidupan masyarakat
sebagaimana dikehendaki Islam. Usaha-usaha dilakukan berdasarkan pola dasar yang telah
dicontohkan oleh Rosulullah. Jadi yang dimaksud peran Muhammadiyah dalam penelitian
ini adalah suatu perilakuatau usaha yang dilakukan organisasi Muhammadiyah dalam rangka
menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.
Muhammadiyah merupakan organisasi Islam tertua yang ada di negeri ini bahkan
mungkin di dunia yang masih tetap beridiri dan eksis. Banyak organisasi yang tidak
mampu berdiri lama seperti Muhammadiyah, bahkan Muhammadiyah ini sudah berdiri
sebelum Republik ini di Proklamasikan, jadi organisai persyarikatan Muhammadiyah ini
lebih tua dariusia Republik Indonesia.
 
Sebelum mendirikan persyarikatan Muhammadiyah beliau terlebih dahulu belajar
tentang keorganisasian, manajemen dan administrasi kepada organisasi Budi Utomo. Yang
dianggap salah satu organisasi yang modern karena didirikan oleh sarjana-sarjana barat.
Dantelah memiliki aturan-aturan yang sangat jelas dan memiliki data keanggotaan secara
sistematis dan teratur.Setelah beliau masuk dalam organisasi Budi Utomo beliau langsung
mempelajari manajemen organisasi ini. Sekaligus mempersiapkan bedirinya organisasi yang
akan mewadahi perjuangan KH. Ahmad Dahlan yang telah dirintis. Setelah melalui proses
yang panjang akhirnya beliau mendirikan Organisasi yang diberinama Muhammadiyah
artinya pengikut Nabi Muhammad. Pada 18 November 1912 bertepatan dengan tanggal 8
Dzulhijjah1330 Hijriyah permohonan KH. Ahmad Dahlan dikabulkan oleh pemerintah
Hindia Belanda.Penentuan tanggal tersebut sesuai usul Ahmad Dahlan dan kawan-kawannya
setelah melalui pertimbangan rasional dan spiritual lewat musyawarah dan salah istiharah
(Mahasaridkk.2008).

Anda mungkin juga menyukai