A. PENDAHULUAN
Pokok bahasan jama’atul Muslimin, PERTEMUAN KE-3: Realita gerakan-gerakan
Islam
Setiap gerakan Islam merupakan jamaatun minal muslimin. Fokus pembahasan
pertemuan ini tentang pengenalan beberapa realita gerakan-gerakan Islam yang lahir di
Indonesia maupun luar negeri, bersifat nasional maupun internasional. Gerakan yang
dimaksud adalah Syarikat Islam, Muhammadiyyah, Nahdhatul Ulama, Ikhwanul Muslimin,
Jamaah Tabligh dan Hidayatullah. Fokus pembahasannya dari aspek spirit, latar belakang,
visi, misi, tujuan, manhaj dakwah dan tarbiyah gerakan.
Dengan pembahasan ini diharapkan setiap aktivis dan kader masing-masing gerakan
dapat melakukan ta’aruf, tafaahum,taawun dan takaaful dalam mewujudkan jama’atul
muslimin dan peradaban Islam. Berikut ini akan diuraikan secara singkat realita gerakan-
gerakan Islam tersebut, dari beberapa sumber berupa jurnal, website dan data internet.
B. PEMBAHASAN
1. SYARIKAT ISLAM
a. Spirit
Diyakini bahwa Islam agama universal yang mengatur semua aspek kehidupan
manusia. Syarikat Islam punya motivasi kuat untuk mengimplementasikan ajaran-
ajaran Islam dalam berbagai aspeknya, tidak terbatas aspek ritual ibadah tetapi perlu
dijabarkan di tengah-tengah masyarakat aspek aspek lainnya seperti aspek ekonomi
dan politik.1
Organisasi Syarikat Islam (SI) memiliki ideologi untuk memperjuangkan dan
memegang peranan penting dalam pemberdayaan masyarakat dalam menciptakan
kesadaran rakyat serta mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Hal ini terwujud dalam
trilogi SI yakni, Sebersih-bersih Tauhid, Setinggi-tinggi ilmu dan Sepandai-pandai
siasah.2 Berdasarkan dua kutipan di atas dapat dipahami bahwa spirit Syarikat Islam
adalah melaksanakan Islam secara kaffah.
b. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya
Lahirnya Sarekat Islam didahului dengan berdirinya Sarekat Dagang Islam
(SDI). Ia merupakan perkumpulan para pedagang Islam, didirikan oleh H Samanhudi
pada 1905. Adapun tujuan Sarekat Dagang Islam yang paling utama adalah
menghimpun para pedagang pribumi Muslim agar dapat bersaing dengan pedagang-
1
Jurnal Potret -Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam – Vol. 21, No. 1, Januari-Juni 2017
2
Hariya Toni, dakwah syarikat islam dan kontribusinya dalam masyarakat Indonesia, Anida (Aktualisasi Nuansa
Ilmu Dakwah) Volume 20, Nomor 2, 2020, h.221.
1
pedagang besar Tiongkok yang didukung Pemerintah Hindia belanda. Ini artinya
sikap non pribumi cina menguasai bisnis pribumi dan mendiskreditkan penduduk asli.
Jadi ada dua latar belakang berdirinya; pertama, kompetisi perdagangan dengan
penduduk non pribumi cina dan kedua, tekanan kaum bangsawan dan penjajajah
Hindia Belanda.
Pada tahun 1912, H.O.S Tjokroaminoto mengubah nama organisasi Sarekat
Dagang Islam menjadi Sarekat Islam. Perubahan nama tersebut memiliki tujuan agar
keanggotaan organisasi tidak hanya terbatas pada golongan pedagang, namun juga
terbuka bagi seluruh umat Islam di indonesia. 3 Jadi ada dua faktor pendorong
berdirinya: dominasi ekonomi cina dan ketidakadilan kebijakan penjajahan Belanda.
c. Tujuan
d. Visi
e. Misi
1. Menegakkan persamaan derajat manusia sambil menjunjung tinggi kuasa negeri.
2. Melaksanakan 8 program : Politik, pendidikan, agama, keadilan, agrarian dan
pertanian, keuangan dan perpajakan, perlindungan hukum serta nasionalisasi
industri-industri penting.6
3
Hariya Toni, dakwah syarikat islam dan kontribusinya dalam masyarakat Indonesia, Anida (Aktualisasi Nuansa
Ilmu Dakwah) Volume 20, Nomor 2, 2020, h.227-228
4
https://www.merdeka.com/jateng/mengenal-tujuan-sarekat-islam-lengkap-beserta-sejarahnya-kln.html
5
Sarekat Islam (SI) Gerakan Pembaharuan Politik Islam. Ismail Usman .JURNAL POTRET --Jurnal Penelitian dan
Pemikiran Islam – Vol. 21, No. 1, Januari-Juni 2017. h.50
2
f. Manhaj Dakwah dan Tarbiyah
Gerakan dakwah Syarikat Islam tercermin dari keberpihakannya dalam
membangun kesadaran masyarakat pribumi. Dalam kongres Surabaya misalnya, HOS
Tjokroaminotor mengkampanyekan gerakan membasmi “tujuh M” yakni, main,
madon, minum, madat, mangan, maling dan misuh. Gerakan ini mencerminkan
konsistensinya bukan hanya dalam membangun kesadaran kebangsaan, tetapi juga
membasmi praktik-praktik adat/kebiasaan masyarakat yang bertentangan dengan
nilai-nilai ajaran Islam. Eksistensi gerakan dakwah SI bermuara pada kesadaran
keislaman, keummatan dan kebangsaan. Syarikat Islam bergerak membangun
konsolidasi umat Islam dalam memberantas praktik-praktik pembodohan dan
penindasan masyarakat. Dalam hal ini, Syarikat Islam membangun bargaining untuk
menjadi prototipe organisasi dakwah Islam yang bergerak di atas kepentingan
keummatan dan kebangsaan.7
2. MUHAMMADIYYAH
a. Spirit
Surah ali Imran Ayat 104 menjadi falsafah gerakan bagi Muhammadiyyah.
6
Ismail Usman , Sarekat Islam (SI) Gerakan Pembaharuan Politik Islam. .Jurnal Potret-Jurnal Penelitian dan
Pemikiran Islam – Vol. 21, No. 1, Januari-Juni 2017. h.51
7
Hariya Toni, dakwah syarikat islam dan kontribusinya dalam masyarakat Indonesia, Anida (Aktualisasi Nuansa
Ilmu Dakwah) Volume 20, Nomor 2, 2020, h.224.
8
Haedar Nashir, Memahami Ideologi Muhammadiyyah, Penerbit Suara Muhammadiyah atas seizin penulis JI. KHA
Dahlan No. 43, Yogyakarta 55122. h. 104.
3
H/ 18 November 1912 Di awal berdirinya, Muhammadiyah memiliki Sembilan
pengurus inti, mereka adalah K.H. Ahmad Dahlan sebagai Ketua/Presiden, Abdullah
Siraj sebagai Sekretaris/Juru tulis, lalu Ahmad, Abdul Rahman, Muhammad, Sarkawi,
Akis, Jaelani, dan Muhammad Fakih sebagai anggotanya.
Ada tiga faktor menjadi latar belakang berdirinya Muhammadiyyah : a)
keprihatinan sosial seperti kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan. b)
kegelisahan religius seperti adanya praktik keagamaan yang mekanistik tanpa
berkaitan dengan perilaku sosial dan juga praktik keagamaan yang mengandung
tahayul, c) kegelisahan moral seperti tidak jelasnya batas antara baik dan buruk,
pantas dan tidak pantas.9
c. Tujuan
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar ma'ruf nahi munkar,
beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur`an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja
untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, untuk melaksanakan
fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah ﷻyang
diwahyukan kepada para Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan
seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad ﷺ. sebagai hidayah dan rahmat
Allah ﷻkepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup
materiil dan spirituil, duniawi dan ukhrawi.10
Organisasi Muhammadiyyah bertujuan :
a) Untuk menyebarkan ajaran Islam, baik melalui pendidikan maupun kegiatan
sosial lainnya.
b) meluruskan keyakinan yang menyimpang
c) menghapuskan perbuatan yang dianggap oleh Muhammadiyah sebagai bid`ah
Atas dasar tujuan tersebut Muhammadiyah mendirikan lembaga-lembaga
pendidikan, lembaga wakaf, masjid-masjid, mengadakan rapat-rapat untuk
membicarakan Islam. Juga menerbitkan buku, brosur, surat kabar dan majalah.
d. Visi
Terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
e. Misi Muhammadiyah
1. Menegakkan tauhid yang murni berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Sunnah
2. Menyebarluaskan dan memajukan ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur’an
dan Al-Sunnah yang shahihah
9
https://repository.uin-suska.ac.id/7406/3/BAB%20II.pdf. h..14-15
10
Haedar Nashir” Ideologi Muhammadiyah”(Yogyakarta, suara Muhammadiyah, 1917) h. 119
4
3. Mewujudkan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.11
3. NAHDHATUL ULAMA
a. Spirit
ِ ِ ٰ صموا حِب ب ِل ال ٰلّ ِه مَجِ يعا َّواَل َت َفَّر ُقوا ۖوا ْذ ُكروا نِعم ِ
ْ َف َبنْي َ ُقلُ ْوبِ ُك ْم فَا
صبَ ْحتُ ْم َ َّت اللّه َعلَْي ُك ْم ا ْذ ُكْنتُ ْم اَ ْع َداۤءً فَاَل َ َْ ُْ َ ْ ًْ َْ ْ ُ ََو ْاعت
ك يَُبنِّي ُ ال ٰلّهُ لَ ُك ْم اٰ ٰيتِه لَ َعلَّ ُك ْم َت ْهتَ ُد ْو َن ِ ۚ ِ
َ بِنِ ْع َمتِه ا ْخ َوانًا َو ُكْنتُ ْم َع ٰلى َش َفا ُح ْفَر ٍة ِّم َن النَّا ِر فَاَْن َق َذ ُك ْم ِّمْن َها ۗ َك ٰذل
11
file:///c:/users/nur%20fuad/downloads/materi-i-visi-misi-dan-tujuan-Muhammadiyah.pdf
12
Haedar Nashir” Ideologi Muhammadiyah”(Yogyakarta, suara Muhammadiyah, 1917) h. 74-75.
5
“Berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, janganlah bercerai
berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan, lalu
Allah mempersatukan hatimu sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi
bersaudara. (Ingatlah pula ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Ali 'Imran [3]:103).
c. Tujuan
Dalam Anggaran Dasar bab IV tertulis Tujuan dan Usaha. Pasal 8
menyebutkan sebagai berikut:
(1) Nahdlatul Ulama adalah perkumpulan atau jam’iyah diniyyah islamiyyah
ijtima’iyyah (perkumpulan sosial keagamaan Islam) untuk menciptakan
kemaslahatan masyarakat, kemajuan bangsa, dan ketinggian harkat dan martabat
manusia.
(2) Tujuan Nahdlatul Ulama adalah berlakunya ajaran Islam yang menganut faham
Ahlus Sunnah wal Jama’ah untuk terwujudnya tatanan masyarakat yang
berkeadilan demi kemaslahatan, kesejahteraan umat dan demi terciptanyarahmat
bagi semesta.
Dalam khiththah NU disebutkan sebagai berikut:
Nahdlatul Ulama dengan demikian merupakan gerakan keagamaan yang bertujuan
untuk ikut membangun dan mengembangkan insan dan masyarakat yang bertaqwa
kepada Allah ﷻ, cerdas, terampil, berakhlak mulia, tenteram, adil dan sejahtera.14
d. Visi
13
http://digilib.uinsby.ac.id/8810/5/BAB%20II.pdf
14
Anggaran Dasar NU. Sekretariat Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Jl. Kramat Raya 164, Jakarta Pusat.
copyright@2022.h. h.53
6
Terwujudnya NU sebagai jam’iyyah diniyyah ijtimaiyyah ahlu Sunnah wal
jama’ah yang maslahah bagi umat menuju masyarakat yang sejahtera berkeadilan,
demokratis dan mandiri.15
e. Misi
Anggaran Dasar NU dalam pasal 9 menyebutkan hal-hal sebagai berikut:
Untuk mewujudkan tujuan sebagaimana Pasal 8 maka Nahdlatul Ulama
melaksanakan
usaha-usaha sebagai berikut:
1. Di bidang agama, mengupayakan terlaksananya ajaran Islam yang menganut
faham Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
2. Di bidang pendidikan, pengajaran dan kebudayaan mengupayakan terwujudnya
penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran serta pengembangan kebudayaan
yang sesuai dengan ajaran Islam untuk membina umat menjadi muslim yang
takwa, berbudi luhur, berpengetahuan luas dan terampil, serta berguna bagi
agama, bangsa dan negara,
3. Di bidang sosial, mengupayakan dan mendorong pemberdayaan di bidang
kesehatan, kemaslahatan dan ketahanan keluarga, dan pendampingan masyarakat
yang terpinggirkan (mustadl’afin).
4. Di bidang ekonomi, mengupayakan peningkatan pendapatan masyarakat dan
lapangan kerja atau usaha untuk kemakmuran yang merata. Dan
5. Mengembangkan usaha-usaha lain melalui kerjasama dengan pihak dalam
maupun luar negeri yang bermanfaat bagi masyarakat banyak guna terwujudnya
Khairu Ummah.16
15
https://www.scribd.com/doc/289863128/Visi-Misi-Nu.
16
Anggaran Dasar NU. Sekretariat Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Jl. Kramat Raya 164, Jakarta Pusat.
copyright@2022.h. 54
7
Aswaja mempunyai ciri yang utama yaitu tawasuth (moderasi) antara wahyu
dan akal, teks dan konteks vertikal dan horizontal, sakral dan profan. Moderasi
membutuhkan keterbukaan (iftitah) toleransi (tasamuh) keseimbangan (tawazun) dan
tegak lurus memegang dan memperjuangkan prinsip (I’tidal). Ciri-ciri ini melekat
dalam pemikiran dan aksi lapangan golongan Aswaja.17
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manhaj dakwah dan
tarbiyah NU adalah sbb: 1) Bersumber dari hasil pemikiran Abu al-Hasan al-Asyari di
bidang akidah, Imam syafii di bidang Fikih dan Imam al-Ghozali di bidang tasawwuf.
2) Ciri Utama NU adalah yaitu tawasuth (moderasi) antara wahyu dan akal, teks dan
konteks vertikal dan horizontal, sakral dan profan.
4. IKHWANUL MUSLIMIN
a. Spirit
اط اخْلَْي ِل ُتْر ِهُب ْو َن بِهٖ َع ُد َّو ال ٰلّ ِه َو َع ُد َّو ُك ْم َواٰ َخ ِريْ َن ِم ْن ُد ْوهِنِ ۚ ْم اَل ِ واَ ِعدُّوا هَل م َّما استَطَعتُم ِّمن ُق َّو ٍة َّو ِمن ِّرب
َ ْ ْ ْ ْ ْ ُْ ْ َ
ف اِلَْي ُك ْم َواَْنتُ ْم اَل تُظْلَ ُم ْو َن َّ َت ْعلَ ُم ْو َن ُه ۚ ْم اَل ٰلّهُ َي ْعلَ ُم ُه ۗ ْم َو َما ُتْن ِف ُق ْوا ِم ْن َش ْي ٍء يِف ْ َسبِْي ِل ال ٰلّ ِه يُ َو
“Persiapkanlah untuk (menghadapi) mereka apa yang kamu mampu, berupa
kekuatan (yang kamu miliki) dan pasukan berkuda. Dengannya (persiapan itu) kamu
membuat gentar musuh Allah, musuh kamu dan orang-orang selain mereka yang
kamu tidak mengetahuinya, (tetapi) Allah mengetahuinya. Apa pun yang kamu
infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas secara penuh kepadamu, sedangkan
kamu tidak akan dizalimi.” (Al-Anfal [8]:60)
17
https://www.nu.or.id/daerah/aswaja-manhaj-nahdlatul-ummah-729Hz .lihat pula Anggaran Dasar NU. Sekretariat
Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Jl. Kramat Raya 164, Jakarta Pusat. copyright@2022.h. 50-51.
8
Ikhwanul Muslimin pada saat itu dipimpin oleh Hassan al-Banna. Di masa-masa awal
tersebut, orang-orang Ikhwan langsung menyebarkan pemikirannya menuju utara dan selatan
Mesir. Pada tahun 1930, Anggaran Dasar Ikhwanul Muslimin dibuat dan disahkan pada
Rapat Umum Ikhwanul Muslimin pada 24 September 1930. Pada tahun 1932, struktur
administrasi Ikhwanul Muslimin disusun dan pada tahun itu pula, Ikhwanul Muslimin
membuka cabang di Suez, Abu Soweir dan Al-Mahmoudiya. Pada tahun 1933, Ikhwanul
Muslimin menerbitkan majalah mingguan yang dipimpin oleh Muhibuddin Khatib. 18
Latar Belakang berdirinya ikhwanul muslimin adalah dominasi kehidupan
sekuler di mesir dan penjajahan inggris.
c. Tujuan
Umat Islam bersatu dalam persaudaraan Islam untuk semata-mata mengabdi
kepada Allah ﷻdengan menegakkan agama Islam. Mempromosikan Islam sejati dan
meluncurkan perlawanan dominasi asing.19
d. Visi
Terbentuknya sosok individu muslim, rumah tangga Islami, bangsa yang islami,
pemerintahan yang islami, negara yang dipimpin oleh negara-negara Islam,
menyatukan perpecahan kaum muslimin dan negara mereka yang terampas, kemudian
membawa bendera jihad dan dakwah kepada Allah ﷻsehingga dunia mendapatkan
ketentraman dengan ajaran-ajaran Islam.20
e. Misi
Ikhwanul Muslimin sejak awal berdirinya telah merumuskan tugasnya dengan
sejelas-jelasnya, dan telah dijelaskan oleh pendirinya, Imam Hasan Al-Banna, dengan
penjelasan yang paling gamblang. Imam Hasan Al-Banna telah menentukan tugas
tersebut dalam empat poin berikut ini:
1. Membebaskan umat dari belenggu politik, dan membangunnya dari awal.
2. Menegakkan sistem Islam yang komprehensif.
3. Menghadapi peradaban materi.
4. Memimpin dunia dan membimbing umat manusia.21
18
https://id.wikipedia.org/wiki/Ikhwanul_Muslimin
19
https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/ath_thariq/article/download/1385/1180/ h. 13-14
20
https://id.wikipedia.org/wiki/Ikhwanul_Muslimin
21
https://www.dakwatuna.com/2013/09/30/39974/visi-peradaban-ikhwanul-muslimin-sebuah-pengantar/
#axzz7qXDv6Byh
22
Rodiyah, Sejarah Perkembangan Ikhwanul Muslimin dan kontribusinya dalam dakwah Islam, Universitas Islam
Negeri (UIN) Raden Inten Lampung ,rodiyahsarianwar@gmail.com
9
1. Sasaran dakwah bersifat komprehensif dan universal. dakwah Islam mencakup
semua sisi baik akal, hati, rohani, maupun jasmaninya. Aspek-aspek dakwahnya
meliputi:
a) Pemikiran. Menjadikan akal sebagai dasar untuk dibearikan beban (taklif) dan
sebagai ruang lingkup untuk diberi balasan (pahala) dan ancaman terhadap
apa yang diperbuatnya.
Oleh karena itu, tidak aneh jika dakwah itu tidak akan dipisahkan
dengan pendidikan keimanan sebab perilaku seseorang itu mencerminkan
pemikiran dan pandangannya terhadap dunia. Hasan Al-Banna menempatkan
“pemahaman” kepada unsur pertama dari baiatnya, setelah itu baru unsur
keihlasan, amal, jihad, ukhuwah dan lain-lain.
b) Akhlaq. Aspek akhlak merupakan titik awal guna mengadakan perubahan
masyarakat Hasan Al-Banna mengatakan krisis yang diderita dunia ini
pertama kali adalah krisis akhlak sebelum krisis ekonomi dan politik. Akhlak
yang ditanamkan kepada kadernya adalah sabar, hati yang teguh, dan harapan
(optimisme).
c) Jasmani. Jasmani merupakan kendaraan manusia untuk mencapai cita-cita,
melaksanakan kewajiban-kewajiba agama dan kehidupan dunia. Ikhwanul
Muslimin mendirikan klub olahraga, kelompok kepanduan, rekreasi,
perkemahan, latihan berat, mendaki gunung.
d) Jihad. Pendidikan jihad lebih dalam dan luas dibanding pendidikan militer.
Hasan Al-Banna mengatakan;”Jihad adalah jalan kami dan mati di jalan Allah
merupakan cita-cita kami tertinggi.
e) Sosial. Beramal untuk kebaikan masyarakat merupakan bagian misi setiap
muslim dalam hidupnya. Ikhwanul Muslimin mendirikan klinik-klinik
kesehatan dengan biaya murah bahkan Cuma-Cuma bagi yang tidak mampu,
mengumpulkan zakat dan membagikannya, membuka kursus-kursus baca
tulis, dan mendirikan sekolahan, membangun masjid dsb.
f) Politik. Ikhwanul Muslimin memberikan pendidikan politik yaitu pendidikan
tentang segala sesuatu ang berkaitan dengan urusan pemerintah, sistem
negara, hubungan pemerintah antar pemerintah dan rakyat, hubungan antar
negara, baik Islam maupun bukan, hubungan dengan penjajah dan sebagainya.
g. Tahapan-tahapan Dakwah
Hasan Al-Banna dalam Risalah Ta’lim ada tiga tahapan dakwah:
1. Ta’rif, (memperkenalkan). Tahapan ini dengan cara mempromosikan dan
memahamkan fikrah Islam. Semua syu’bah (nama kesatuan kelompok ikhwan)
yang ada sekarang adalah representasi dari tahapan ini dalam kehidupan
dakwahnya.
10
2. Takwin, Ini tahapan seleksi terhadap anasir positif untuk memikul beban jihad dan
untuk menghimpun berbagai bagian yang ada. Tahapan ini bersifat tasawuf murni
dalam tataran ruhani dan bersifat militer dalam tataran operasional, totalitas dalam
berislam.
3. Tanfidz. Dakwah dalam tahapan ini adalah jihad (bersungguh-sungguh),
konsisten, kerja terus menerus untuk menggapai tujuan akhir dan kesiapan
menanggung cobaan dan ujian yang tidak mungkin bersabar atasnya kecuali
orang-orang yang tulus. Tidaklah dapat dakwah ini meraih keberhasilan kecuali
dengan ketaatan yang total. Hasan Al-Banna menyebutkan bahwa dakwah ini
terdiri dari beberapa tahap, yakni : ta’rif, takwin, dan tanfidz.
Tiga tahapan dakwah tersebut mempunyai faktor pendukung sebagai berikut: a)
Karakteristik ideologi yaitu: dakwah salafiyah, tariqah sunnah, hakekat sufiyah,
mendunia, anti imperialism, perubahan terencana, aktif merespon kejadian penting,
organisasi kader berakar rakyat, b) prinsip dasar anggota, c) Akar sejarah yaitu misi
Islam yang bersifat mendunia tidak terbatas di jazirah Arab karena Islam rahmatan
lil’alamin.
5. JAMAAH TABLIGH
1. Spirit
ف َو َتْن َه ْو َن َع ِن الْ ُمْن َك ِر َو ُتْؤ ِمُن ْو َن بِال ٰلّ ِه ۗ َولَ ْو اٰ َم َن اَ ْه ُلِ َّاس تَْأمرو َن بِالْمعرو
ْ ُ ْ َ ْ ُ ُ ِ ت للن
ِ ُكْنتم خير اَُّم ٍة اُخ ِرج
ْ َ ْ ََْ ْ ُ
ٰب لَ َكا َن َخْيًرا هَّلُ ْم ۗ ِمْن ُه ُم الْ ُمْؤ ِمُن ْو َن َواَ ْكَثُر ُه ُم الْ ٰف ِس ُق ْون
ِ الْ ِكت
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama)
kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman
kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka.
Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
fasik.” (Ali 'Imran [3]:110)
Jamaah Tabligh didirikan oleh Muhammad Ilyas bin Muhammad Ismail Al-
Kandahlawi Al-Deoband Al-Jisti. Kata Kandahlawi diambil dari kampung
halamannya yang bernama Kandahla di Saharanpur India. Adapun kata Deoband
berasal dari Deobandi, tempat belajar Muhammad Ilyas yang merupakan salah satu
madrasah terbesar di India bagi pengikut mazhab Hanafi. Pada tahun 1303 H
Muhammad Ilyas dilahirkan. Muhammad Ilyas menghabiskan masa kecilnya di
Kandahla. Kemudian bersama kedua orang tua dan saudaranya, mereka tinggal di
Nizhamuddin, New Delhi, India yang pada akhirnya menjadi markas besar Jamaah
Tabligh. Muhammad Ilyas berasal dari keluarga pencinta ilmu dan sangat agamis.
Ayahnya, Muhammad Ismail merupakan seorang penganut tasawuf yang sangat abid
11
dan zahid. Ayahnya telah mengabdikan seluruh hidupnya untuk ibadah kepada Allah
ﷻ. Demikian juga para saudara Muhammad Ilyas dan tidak terkecuali Muhammad
Ilyas sendiri. Muhammad Ilyas telah hafal Al-Quran dalam usia yang masih sangat
muda. Dia banyak belajar kepada kakak kandungnya sendiri yang bernama
Muhammad Yahya. Muhammad Ilyas belajar di madrasah Madhahirul Ulum yang
terletak di kota Saharanpur. Pada tahun 1326 H, Muhammad Ilyas pergi ke Deobandi
untuk mempelajari kitab hadis Jami Al-Sahih Al-Turmudzi dan Shahih Al-Bukhari
dari seorang alim yang bernama Mahmud Hasan. Kemudian melanjutkan belajar
Kutub Al-Sittah dari kakaknya sendiri Muhammad Yahya. Pada tahun 1328 H setelah
menyelesaikan pelajarannya di Deobandi Muhammad Ilyas mendapat tugas sebagai
pengajar di madrasah Madhahirul Ulum.23
3. Tujuan
Tujuan utama gerakan ini adalah membangkitkan jiwa spiritual dalam diri tiap-
tiap pribadi muslim baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat.25
Berdasarkan tujuan tersebut, maka berdasarkan pengamatan, kegiatan-kegiatan
jamaah ini seperti khuruj, bayan kitab fadhailul amal, silaturrahmi, zikir dsb
diarahkan untuk membangkitkan jiwa spiritual, menguatkan iman dan menggairahkan
ibadah kepada Allah ﷻ.
4. Visi
5. Misi
23
Uswatun Hasanah , El-Afkar Vol. 6 Nomor 1, Januari- Juni 2017,
24
Abdin Subu dkk, Strategi Dakwah Jamaah Tablig dalam Realitas Konflik sosial di Kecamatan Masamba
Kabupaten Luwu Utara Jurnal Diskursus Islam Volume 05 Nomor 1, April 2017. h. 35
25
Uswatun Hasanah , El-Afkar Vol. 6 Nomor 1, Januari- Juni 2017,
https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/elafkar/article/view/1234/pdf
26
https://journal.uinjkt.ac.id/index.php/indo-islamika/article/view/147.
12
Sedang misi yang diupayakan ada dua bentuk kegiatan yakni: melaksanakan
sosialisasi ta‘lim dengan cara gerak dari satu masjid ke masjid yang ada di seluruh
alam, dan berupaya untuk membentuk suasana belajar di setiap masjid umat Islam di
seluruh alam.27
Strategi dakwah yang dilakukan oleh Jamaah Tablig sebagai berikut: a) Jaulah,
yakni silaturahmi mengunjungi para sasaran dkwah untuk mengingatkan agar sama-
sama taat kepada Allah ;ﷻb) Bayan, yakni memberikan penerangan atau ceramah
agama; c) Tasykil, yakni mengajak para sasaran dakwah untuk meluangkan waktu di
jalan Allah ﷻ, dan d) Bersinergi dengan berbagai pihak untuk melakukan khuruj.28
Enam materi dakwah dan disebut enam sifat, yaitu:
Pertama: Memasukkan hakikat kalimat Thayyibah Lāa ilaha illāaAllah
Muhammadur-Rasulullah. Yaitu mewujudkan keyakinan dan penyembahan hanya
kepada Allah ﷻ. sesuai dengan cara yang telah diajarkan oleh Rasulullah ﷺ.
Kedua: Shalat Khusyu’ dan Khudhu‘. Yaitu mendirikan shalat dengan rukun
dan sunnah yang sempurna serta khusyu’ dalam mengerjakannya. Shalat yang
demikian akan memiliki ruh dan pengaruh untuk mencegah hal-hal yang keji dan
mungkar. Pada saat ini, banyak orang yang shalat, tetapi shalat mereka tidak dapat
mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Sebabnya, karena shalat mereka tidak
Khusyu’ danKhudhu’.
Ketiga: Ilmu dan Dzikir. Hendaknya kita mempelajari ilmu yang kita perlukan,
kemudian mengamalkannya. Mengamalkan ilmu juga termasuk dzikir. Ilmu tanpa
amal adalah kemaksiatan.
Keempat: Ikramul-Muslimin. Yaitu memuliakan saudara muslim. Maksudnya
adalah mewujudkan kembali persaudaraan sesama muslim yang telah lama hilang
sehinga tidak terjadi bahwa seorang muslim sanggup memusuhi saudaranya,
menyakiti badannya, membunuh nyawanya, mengambil hartanya, dan menginjak-
injak harga dirinya. Dengan sifat ini, seorang muslim hendaknya memuliakan
saudaranya, menghindari hal-hal yang dapat menyakitkannya, serta mencipakan
hubungan yang sebaik-baiknya.
Kelima: Tashhihun-niyyat. Yakni meluruskan niat. Maksudnya, dalam semua
amalannya, seorang muslim hendaknya hanya mengharapkan keridhaan Allah ﷻ.
hendaknya ia tidak berkeyakinan, berkata atau bertaubat, kecuali hanya untuk
mengaharapkan ridha Allah ﷻ. Inilah ikhlas yang dikehendaki oleh Al-Kitab dan
As-Sunnah.
27
https://journal.uinjkt.ac.id/index.php/indo-islamika/article/view/147.
28
Abdin Subu dkk, Strategi Dakwah Jamaah Tablig dalam Realitas Konflik sosial di Kecamatan Masamba
Kabupaten Luwu Utara Jurnal Diskursus Islam Volume 05 Nomor 1, April 2017. h. 41.
13
Keenam: Da‘wah Ilāllah dan Khurŭj fi Sabilillah. Yakni menyeru manusia
kepada Allah ﷻdan keluar di jalan Allah ﷻ. Maksudnya mengajak manusia agar
beriman kepada Allah ﷻserta mentaaati Allah dan Rasul-Nya sebagaimana yang
telah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Hadits, agar manusia dapat berbahagia di
dunia dan di akhirat29
Ciri- ciri yang bisa kita kenal dalam kegiatan mereka dengan istilah
menambah lima dan mengurangi empat. Kegiatan menambah yang lima
dimaksudkan dengan pertama: Kita bisa mengikuti ta’lim (membaca hadis atau kisah
sahabat, biasanya dari kitab Fadhil A'mal karya Maulana Zakaria), kedua:
melakukan jaulah (mengunjungi rumah-rumah di sekitar masjid tempat pelaksanaan
khuruj dengan tujuan mengajak kembali kepada Islam yang kaffah), ketiga:
melaksanakan bayan mudzakarah (menghafal sifat-sifat sahabat Rasul )ﷺ, keempat:
melakukan karkuzari (memberikan laporan harian kepada Amir) dan kelima ialah
melaksanakan musyawarah. Empat hal yang dikurangi yaitu: mengurangi waktu
tidur, mengurangi makan, tidak keluar meninggalkan masjid dan tidak pula bersifat
boros.30
66. HIDAYATULLAH
a. Spirit
ࣖ ي اَْر َس َل َر ُس ْولَه بِاهْلُٰدى َو ِديْ ِن احْلَ ِّق لِيُظْ ِهَره َعلَى الدِّيْ ِن ُكلِّه َولَ ْو َك ِر َه الْ ُم ْش ِر ُك ْو َن
ْٓ ُه َو الَّ ِذ
“Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan (membawa) petunjuk dan agama yang
benar agar Dia mengunggulkannya atas semua agama walaupun orang-orang
musyrik tidak menyukai.” (As-Saff [6] 1:9)
29
30
Uswatun Hasanah, Jama'ah Tabligh I (Sejarah dan Perkembangannya).h.10.
31
Hidayatullah.or.id/sejarah/
14
Tak heran bila pada tahun 1984, Presiden Soeharto menganugerahkan
Kalpataru kepada Ustadz Abdullah Said karena beliau dinilai mampu mengubah
kawasan kritis di Gunung Tembak menjadi lingkungan pesantren yang hijau dan asri.
Di tengah lokasi pesantren terdapat danau buatan yang tidak pernah kering meski
berada di musim kemarau.
Dalam perkembangan selanjutnya, Ustadz Abdullah Said mengirimkan santri-
santrinya berdakwah ke berbagai daerah di seluruh Indonesia, khususnya daerah-
daerah pedalaman dan minoritas Muslim.
Di tempat tugas tersebut, para santri Hidayatullah tak sekadar berdakwah, tetapi
juga membangun cabang-cabang pesantren. Pada akhirnya, tersebarlah pesantren ini
ke lebih dari 370 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Setelah Ustadz Abdullah Said wafat tahun 1998, kepemimpinan Hidayatullah
dilanjutkan oleh Ustadz Abdurrahman Muhammad. Tak berapa lama setelah itu
terbentuklah Dewan Eksekutif yang bertugas menyelenggarakan pertemuan nasional
untuk menentukan arah dan bentuk Hidayatullah ke depan.
Melalui Musyawarah Nasional pertama tanggal 9-13 Juli 2000 di Balikpapan,
Kalimantan Timur, Hidayatullah secara resmi mengubah bentuknya dari organisasi
sosial menjadi organisasi kemasyarakatan (ormas) dengan 5 jenjang kepengurusan,
yakni nasional/pusat, wilayah/provinsi, daerah/kabupaten/kota, cabang/kecamatan,
dan ranting/desa-kelurahan. Pengurus Pusat berkedudukan di Ibukota Negara
Republik Indonesia, Jakarta.32
c. Tujuan
Dalam membangun peradaban Islam, Hidayatullah tidak berdiri sendiri. Di
tengah masyarakat telah berdiri berbagai jamaah dengan niat dan tujuan yang sama,
yaitu izzul Islam wal muslimin. Untuk itu Hidayatullah mengokohkan tekad menjadi
ummatan wasathan dan pemersatu ummat. Hidayatullah menegaskan dirinya sebagai
jama’atun minal muslimin yang siap berkompetisi dalam kebajikan dan bersinergi
dalam kebaikan dan ketaqwaan.33
d. Visi
Visi Hidayatullah adalah Membangun Peradaban Islam.
Di sisi lain, Hidayatullah menyadari bahwa di tengah masyarakat telah berdiri
berbagai jamaah dengan tujuan yang sama. Untuk itu, Hidayatullah menegaskan diri
sebagai Jamaatun Minal Muslimin, yang berpegang pada prinsip Al
Wasathiyah dalam membangun peradaban Islam bersama elemen umat dan bangsa.
Hidayatullah meyakini bahwa peradaban Islam hanya bisa dibangun dengan
mengikuti manhaj nabawi. Hidayatullah juga meyakini bahwa manhaj
32
http://hidayatullah.or.id/
33
Muqaddimah Pedoman Dasar Organisasi Hidayatullah.
15
nabawi dengan merujuk kepada tartib nuzuli atau Sistematika Wahyu adalah taujih
rabbani yang telah melahirkan umat terbaik sepanjang sejarah kehidupan manusia.34
e. Misi
Misi Hidayatullah adalah mencari ridho Allah ﷻdengan melakukan upaya:
1. Melahirkan kader-kader yang berkualitas.
2. Membangun komunitas Islami.
3. Menjalankan kegiatan pendidikan, dakwah, sosial, ekonomi, dan lain-lain secara
profetik dan professional.
4. Membangun sinergi dengan segenap komponen umat Islam dalam gerakan amar
maruf nahi munkar.
5. Berperan secara aktif dalam melaksanakan proses pembaharuan (tajdid) di bidang
pemikiran Islam.
6. Mengajak pemerintah dan segenap bangsa Indonesia untuk mewujudkan NKRI
yang bermartabat.35
34
http://hidayatullah.or.id/
35
http://hidayatullah.or.id/
16
Prinsip-prinsip metode gerakan untuk penyebaran risalah tauhid yang diterima
oleh Rasulullah ﷺyaitu : berdiri lalu memberi peringatan, mengagungkan Allah ﷻ,
membersihkan akhlak tercela, menjauhi dosa, memberi tanpa pamrih, sabar dalam
ketaatan, menjauhi maksiat, dan berdakwah. Prinsip-prinsip dalam dawah dan jihad
ini juga menjadi bagian yang sangat penting dalam Manhaj Nabawi. (Al-Muddatstsir
ayat 1-7)
Visi risalah yaitu untuk membangun suatu tata kelola dunia dengan
berlandaskan nilai-nilai ajaran Islam )Membangun Peradaban Islam(. (Al-Fatihah
ayat 1-7)
17