Anda di halaman 1dari 4

TUGAS ANALISIS KASUS

MATA KULIAH ASAS-ASAS HUKUM ISLAM


“HIJAB SEBAGAI IDENTITAS”

PRAMUGARI WAJIB BERHIJAB DI ACEH, MENHUB SEBUT ITU SUATU SYARIAT


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendukung
imbauan dari Bupati Aceh Besar untuk meminta maskapai agar pramugarinya menggunakan hijab
saat melangsungkan penerbangan dari dan ke Aceh. Dia menyebut, Aceh memang menerapkan
syariat Islam, sehingga para maskapai harus memenuhi persyaratan tersebut. "Saya pikir itu usulan
yang baik, karena ini suatu syariat. Hanya saja memang ini kan sektoral di daerah Aceh," kata dia
saat ditemui di Gedung BPPT, Jakarta, Selasa (31/1/2018). Meski demikian, mantan Direktur
Utama PT Angkasa Pura II (Persero) ini menuturkan, pemberlakuan pramugari menggunakan hijab
hanya dilakukan di Aceh saja. Sementara untuk daerah lain, Budi Karya menyatakan, tidak ada
pemberlakukan busana hijab. "Untuk sementara di Aceh dulu. Karena daerah Aceh memang
menetapkan seperti itu, daerah lain tidak," sebutnya.
Hingga kini, terdapat beberapa maskapai yang mempunyai rute dari dan ke Aceh, yakni
Lion Air, Batik Air, Garuda Indonesia, Citilink Indonesia, dan AirAsia. Sebelumnya, Bupati Aceh
Besar Mawardi Ali menyurati seluruh General Manager Maskapai di Aceh untuk meminta agar
seluruh pramugari yang melayani rute Aceh untuk berhijab. Surat yang dikeluarkan pada 18 Januari
2018 lalu itu berisi dua poin utama dan tiga sub poin. Dalam surat bernomor 451/65/2018 itu,
pramugari juga diwajibkan untuk berbusana muslimah yang sesuai dengan aturan Syariat Islam.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pramugari Wajib Berhijab di Aceh, Menhub
Sebut Itu Suatu Syariat", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/01/31/143528226/pramugari-
wajib-berhijab-di-aceh-menhub-sebut-itu-suatu-syariat
Penulis : Achmad Fauzi

1
HIJAB SEBAGAI IDENTITAS
Allah berfirman:

ِ ‫اج كَ و ب ن اتِ كَ و نِ س‬
َ‫اءَ ال ُم ؤ ِم نِ يَ يُد نِ يَ ع ل ي ِه نَ ِم نَ ج َل بِ ي بِ ِه نَ َ ۚ ذَٰ لِ ك‬ ِ ‫يَ أ يي ه ا الن ِبيَ قُ لَ ِِل زو‬

‫يم ا‬ ِ
ً ‫أ د نََٰ أ نَ يُ ع ر ف نَ ف َلَ يُ ؤ ذ ي نَ َ ۗ وك انَ اّللَُ غ ُف ورًا رح‬

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang
mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu
supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al Ahzab 59)

Hijab dalam Bahasa arab berarti penghalang. Pada beberapa negara berbahassa Arab serta
negara-negara Barat, kata ‘hijab’ lebih sering merujuk kepada kerudung yang digunakan oleh
wanita muslim (seperti jilbab). Namun dalam keilmuan Islam, hijab lebih tepat merujuk kepada
tata cara berpakaian yang pantas sesuai dengan tuntunan agama.

Di Indonesia secara umum tidak mewajibkan berhijab untuk para penduduknya. Tetapi ada
di suatu wilayah di mana masyarakat yang memeluk islam wajib berhijab, yaitu Provinsi Naggroe
Aceh Darussalam. Hal tersebut diatur dalam Perda (Qanun) Provinsi NAD Nomor 11 tahun 2002
tentang Pelaksanaan Syariat Islam Bidang Aqidah, Ibadah dan Syi’ar Islam.

Dalam Pasal 13 dijelaskan bahwa:

1) Setiap orang Islam wajib berbusana Islam


2) Pimpinan instansi pemerintah, lembaga pendidikan, badan usaha atau institusi
masyarakat wajib membudayakan busana Islami di lingkungannya.

Penjelasan resmi atas pasal tentang pakaian ini berbunyi:

1) Busana Islam adalah pakaian yang menutup aurat, yang tidak tembus pandangan dan
tidak memperlihatkan bentuk tubuh.
2) Wajib membudayakan busana Islami, maksudnya betanggung jawab terhadap
pemakaian busana Islam oleh pegawai, anak didik atau karyawan (karyawati) di
lingkungan masing-masing, termasuk pada saat kegiatan olah raga.

2
Membahas mengenai hijab, mari kita jelaskan mengenai esensi memakai hijab bagi
manusia.

َ‫ذَٰ لِ كَ أ د نََٰ أ نَ يُ ع ر ف نَ ف َلَ يُ ؤ ذ ي ن‬

Dua poin penting yang perlu diperhatikan dalam ayat tersebut. Pertama agar mereka lebih
mudah dikenali, dan kedua, sehingga mereka tidak diganggu. Menurut saya, poin pertama
bermakna bahwa hijab berfungsi sebagai identitas bagi wanita muslim. Poin kedua adalah hijab
sebagai proteksi agar tak diganggu oleh orang-orang yang berniat jahat terhadap wanita.

Dengan demikian hijab secara tidak langsung berperan besar dalam menjaga martabat
seorang perempuan. Pertanyaannya adalah bagaimana jika kita sudah berhijab tapi masih saja
diganggu oleh orang jahat. Digoda oleh manusia bejat tak bermoral. Seharusnya kita instropeksi
diri. Melihat ketentuan hijab yang ada dalam syari’at. Sudah sesuai kah? Kalaupun hijab kita sudah
sesuai dengan syari’at tapi masih tetap saja digoda manusia jahat, jangan-jangan akhlak kita yang
masih buruk? Jangan-jangan esensi hijab belum masuk ke dalam diri kita. Ketahuilah, hijab adalah
identitas, hijab adalah akhlak. Hijab seseorang adalah cerminan dirinya.

Sistem hijab adalah sistem yang sempurna dan terpadu. sempurna karena bersumber dari
Allah yang Maha Mengetahui serta sesuai dengan fitrah manusia untuk mencapai keridhoan Allah
SWT. Terpadu karena sistem ini berasaskan pada akidah tauhid dalam akhlak yang mulia. Hijab
tidak mengandung makna bahwa wanita hanya berkerudung saja, tetapi tidak diikuti dengan
berdandan berlebihan. Pelaksanaan hijab bertujuan untuk melaksanakan tiga asas dalam
melindungi kesucian, yaitu :

a. melindungi kesucian masyarakat


b. menjaga kesucian diri
c. mencegah penodaan terhadap masyarakat dan melaksanakan hukuman apabila terjadi
pelanggaran.

Kurangnya pemahaman tentang pengertian hijab dapat menyalahi pemakaiannya. Banyak


wanita yang menutup aurat apabila melakukan kesalahan dan berakhlak tidak baik, Masyarakat
langsung menyalahkan kerudung/hijabnya, padahal yang harus disalahkan adalah orang yang
menggunakan kerudung tersebut.

3
Di dalam Islam, bila perkara ma’ruf dilakukan dengan kepahaman yang penuh disertai
keikhlasan (semata-mata untuk mencari ridha Allah) maka ini akan melahirkan banyak perkara
ma’ruf yang lain. Namun sebaliknya, bila masalah ma’ruf ini tidak dipahami tujuannya dengan
baik atau bahkan tidak sadar bahwa ini termasuk amal yang bertujuan untuk memperoleh ridha
Allah maka orang yang melaksanakannya tidak merasa bahwa dia tengah mematuhi perintah Allah
SWT. Oleh karena itu, suatu amalan yang meskipun secara lahiriah adalah ma’ruf dalam Islam,
namun bila tidak mengikuti cara yang telah ditunjukkan oleh syari’ah dan tidak disertai dengan
niat yang ikhlas lillahita'ala maka ini tidak termasuk dalam amalan yang saleh.

Awal tahun kemarin, Bupati Aceh Besar menerapkan sebuah aturan mengenai kewajiban
seorang pramugari yang akan ke atau dari Aceh untuk menggunakan hijab. Hal itu sesuai dengan
surat bernomor 451/65/2018 yang dikeluarkan oleh Bupati Aceh Besar kepada General Manajer
beberapa maskapai penerbangan yang melalui Aceh. Hasilnya apa? Hasilnya beberapa pramugari
bahkan merasa lebih nyaman ketika menggunakan hijab dalam pesawat. Tia Khairunnisa,
contohnya. Pramugari maskapai Citilink itu justru mengaku merasa lebih nyaman menggunakan
hijab saat bertugas sebagai pelayan penumpang pesawat. Ia juga tidak keberatan atas pemberlakuan
wajib hijab bagi pramugari yang ke Aceh. Hal ini membuktikan bahwa hijab tidak membebani
seorang wanita melainkan memberikan kenyamanan seorang wanita dalam beraktivitas dalam
kehidupannya.

Anda mungkin juga menyukai