Disusun Oleh:
Nuril Shepiani 20210730012
Resti Alfi Nadila 20210730080
Andrean Dwi Sukma 20210730037
Muhammad Farhan Assyadid 20210730089
Segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan hidayah yang telah
diberikan-Nya tanpa henti sehingga makalah yang berisi tentang Teori Permintaan Islam ini
dapatselesai dengan tepat waktu tanpa ada suatu halangan apapun. Tak lupa izinkan kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada, dosen mata kuliah Ekonomi
Mikro Islam, Bapak Ahmad Saifudin, M.sc. atas bimbingandan ilmu-ilmu berharga yang
beliau berikan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang tidak bisa
kami sebutkan satu persatu yang telah mengambil andil dalam penyuksesan makalah ini.
Selain disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Mikro Islam makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pemahaman mengenai Hukum dan Kurva
teori permintaan dalam islam. Kami juga berharap bahwa makalah ini dapatmenjadi jalan
terbukanya kesalahpahaman mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Teori Permintaan
Islam.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, maka saran dan kritik yang membangun sangat
kami harapkan demi perbaikan makalah-makalah di masa mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permintaan menurut aktivitas ekonomi dalam lingkup mikro memang sangat penting.
Tidak terlepas dari suatu barang atau jasa, seperti saat melakukan jual beli antara
pembeli dan penjual. Banyaknya permintaan dari pembeli/konsumen salah satu
faktornya berdasarkan pertimbangan harga pasar. Pada umunya teori permintaan
hampir sama antara permintaan konvensional dan Islam. Permintaan konvenional
tidak melihat atau mempertimbangkan aturan-aturan seperti, tujuan dikonsumsi,
kegunaan barang/jasa, dan lain-lain.
Apabila dikaji dari segi tujuan permintaan menurut perspektif Islam konsumen
melakukan jual beli berdasarkan kebutuhan hidupnya tidak untuk foya-foya atau
sekedar memiliki karena melihat perkembangan zaman. Belum banyak orang yang
mampu seperti itu, apalagi dikalangan mahasiswa. Beberapa mahasiswa masih terus
mengikuti perkembangan zaman sehingga melakukan permintaan-permintaan, maka
semakin mengikuti perkembangan berarti semakin banyak barang yang telah
dikonsumsi tidak terpakai lagi, seperti pakaian, tas, sepatu, dan lain-lain. Barang
yang dikonsumsi juga harus halal dan benar-benar baik, kedua itu dalam perspektif
Islam merupakan suatu kewajiban.
Selain itu, sudut pandang Islam orang yang memiliki banyak harta tidak boleh
menghambur-hamburkan uangnya. Seperti dalam pribahasan ketika memiliki banyak
uang berfikirlah seperti hidup kita akan bertahan lama di dunia ini, karena Islam juga
membatasi setiap muslim untuk tidak berlebihan dan hartanya digunakan untuk
kebaikan. Dalam ajaran Islam, manusia tidak dianjurkan melakukan permintaan
berupa barang untuk tujuan berlebih-lebihan bukan di niatkan ibadah. Ketika harta
kita sudah mencapai nisab justru Islam mengajarkan untuk melakukan zakat, infaq
atau shadaqah. Dalam Islam aturannya sudah sangat jelas, maka apabila tidak sesuai
dengan yang ditetapkan sudah dapat dibuktikan bukan sesuai permintaan menurut
Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian permintaan?
2. Apa saja faktor penentu permintaan?
3. Bagaimana hukum permintaan?
4. Jelaskan terkait kurva permintaan!
5. Bagaimana konsep elastisitas permintaan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari permintaan
2. Untuk mengetahui Faktor-faktor penentu permintaan
3. Untuk mengetahui hukum permintaan
4. Untuk mengetahui kurva permintaan
5. Untuk mengetahui konsep elastisitas permintaan
D. Metode Penulisan
Makalah ini menggunakan metodologi kepustakaan yang berfokus pada
penelusuran bahan pustaka dan penelusuran situs web terkait. Data yang diperoleh
untuk penyusunan makalah ini dikumpulkan dari buku-buku, surat kabar, situs web
dan lain sebagainya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian permintaan
Menurut Ibnu Taimiyyah, permintaan suatu barang adalah hasrat terhadap sesuatu,
yang digambarkan dengan istilah raghbah fi al-syai’. Diartikan juga sebagai jumlah
barang yang diminta. Secara garis besar, permintaan dalam ekonomi Islam sama
dengan ekonomi konvensional, namun ada prinsip-prinsip tertentu yang harus
diperhatikan oleh individu muslim dalam keinginannya
Islam mengharuskan orang untuk mengkonsumsi barang yang halal dan
thayyib. Aturan islam melarang seorang muslim memakan barang yang haram, kecuali
dalam keadaan darurat dimana apabila barang tersebut tidak dimakan, maka akan
berpengaruh terhadap muslim tersebut. Di saat darurat seorang muslim dibolehkan
mengkonsumsi barang haram secukupnya. Selain itu dalam ajaran islam, orang yang
mempunyai uang banyak tidak serta merta diperbolehkan untuk membelanjakan
uangnya untuk membeli apa saja dan dalam jumlah berapapun yang diinginkannya.
Batasan anggaran (budget constrain) belum cukup dalam membatasi konsumsi.
Batasan lain yang harus diperhatikan adalah bahwa seorang muslim tidak berlebihan
(israf) dan harus mengutamakan kebaikan (maslahah).
Islam tidak menganjurkan permintaan terhadap suatu barang dengan tujuan
kemegahan, kemewahan dan kemubadziran. Bahkan islam memerintahkan bagi yang
sudah mencapai nisab, untuk menyisihkan dari anggarannya untuk membayar zakat,
infak dan shadaqah. Sedangkan dalam teori ekonomi konvensional, permintaan adalah
sejumlah barang yang akan dibeli atau yang diminta pada tingkat harga tertentu dalam
waktu tertentu. Contoh permintaan adalah di pasar tradisional yang bertindak sebagai
permintaan adalah pembeli sedangkan penjual sebagai penawaran. Ketika terjadi
transaksi antara pembeli dan penjual maka keduanya akan sepakat terjadi transaksi
pada harga tertentu hasil dari tawar menawar yang cukup lama.
Masyarakat selaku konsumen harus membeli barang atau jasa keperluannya di
pasar. Keadaan ini mengandaikan bahwa barang atau jasa itu memiliki tingkat harga
tertentu. Adanya berbagai macam harga di pasar selanjutnya mengandaikan adanya
kondisi yang mempengaruhi. Adapun unsur-unsur yang terdapat pada permintaan
yakni barang atau jasa, harga dan kondisi yang mempengaruhi. Jadi permintaan adalah
jumlah barang atau jasa yang dibeli dalam berbagai situasi dan tingkat harga. Model
permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di pasar.
Model ini sangat penting untuk melakukan analisa ekonomi mikro terhadap perilaku
para pembeli dan penjual, serta interaksi mereka di pasar. Ia juga digunakan sebagai
titik tolak bagi berbagai model dan teori ekonomi lainnya. Model ini memperkirakan
bahwa dalam suatu pasar yang kompetitif, harga akan berfungsi sebagai penyeimbang
antara kuantitas yang diminta oleh konsumen dan kuantitas yang ditawarkan oleh
produsen, sehingga terciptalah keseimbangan ekonomi antara harga dan kuantitas.
Model ini mengakomodasi kemungkian adanya faktor-faktor yang dapat mengubah
keseimbangan, yang kemudian akan ditampilkan dalam bentuk terjadinya pergeseran
dari permintaan atau penawaran.
Terdapat permintaan perseorangan dan permintaan pasar :
Permintaan perseorangan atau permintaan Individu adalah permintaan yang dilakukan
oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Permintaan pasar atau
Permintaan kolektif adalah kumpulan dari permintaan-permintaan
perorangan/individu atau permintaan secara keseluruhan para konsumen di pasar.
1. Harga barang yang diminta, naik atau turunnya harga barang/jasa akan
mempengaruhi banyaknya barang yang diminta
2. Tingkat pendapatan masyarakat, pendapatan masyarakat mencerminkan daya
beli masyarakat. Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat akan
mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan.
3. Jumlah penduduk, semakin banyak penduduk, maka jumlah permintaan akan
meningkat.
4. Selera dan estimasi, perkembangan mode, pendidikan, lingkungan akan
mempengaruhi selera masyarakat, yang akan mempunyai pengaruh terhadap
jumlah permintaan.
5. Harga barang lain atau substitusi, adanya barang pengganti akan berpengaruh
terhadap jumlah permintaan. Pada saat harga barang naik, jika ada barang
pengganti maka jumlah permintaan akan dipengaruhinya.
6. Intensitas kebutuhan, mendesak atau tidaknya atau penting tidaknya kebutuhan
seseorang terhadap jasa, mempengaruhi jumlah permintaan. Kebutuhan
primer, lebih penting dibanding kebutuhan sekunder. Kebutuhan sekunder
lebih penting dibanding tersier, sehingga pengaruhnya terhadap jumlah
permintaan berbeda.
7. Distribusi pendapatan, makin merata pendapatan maka jumlah permintaan
semakin meningkat, sebaliknya pendapatan yang hanya diterima/dinikmati
oleh kelompok tertentu, maka secara keseluruhan jumlah permintaan akan
turun.
Bila faktor tingkat pendapatan jumlah penduduk, selera dan estimasi barang serta
harga barang lain atau subtitusi tetap . maka permintaan hanya ditentukan oleh harga.
Dengan demikian, besar kecilnya perubahan permintaan ditentukan oleh besar
kecilnya perubahan harga. Jika ini terjadi, maka berlaku perbandingan terbalik antara
harga terhadap permintaan dan berbanding lurus dengan penawaran. Perbandingan
terbalik antara harga terhadap permintaan disebut sebagai hukum permintaan.
Fungsi Permintaan
Fungsi Permintaan adalah suatu fungsi yang menunjukan hubungan antara harga dan
jumlah barang atau jasa yang diminta. Fungsi permintaan diambil dari sudut pandang
pembeli. Rumus fungsi permintaan digunakan untuk menganalisa perilaku konsumen
dan harga barang atau jasa. Pada dasarnya fungsi permintaan mengikuti hukum
permintaan, yaitu :
Jika Harga Naik maka Permintaan akan Turun
Jika Harga Turun maka Permintaan akan Naik
Dari hukum permintaan di atas, bisa disimpulkan bahwa harga dan jumlah barang
selalu berbanding terbalik. Ini menunjukan gradien dari fungsi permintaan akan selalu
negatif. Contoh dari fungsi permintaan adalah misalnya Beras merk A varian 5 kg yang
awalnya dijual harga Rp 70.000, harganya turun jadi Rp 59.000. Penurunan harga ini
membuat pembelian Beras merk A meningkat karena banyak konsumen membelinya,
dan beralih dari merk lain.
C. Hukum Permintaan
Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang
bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila
harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang
yang diminta meningkat, karena pada hakikatnya “semakin rendah harga suatu barang
maka semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, semakin
tinggi harga suatu barang maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut”.
Dapat kita simpulkan bahwa :
1. Apabila harga suatu barang naik, maka pembeli akan mencari barang lain yang
dapat digunakan sebagai pengganti barang tersebut, dan sebaliknya apabila
barang tersebut turun, konsumen akan menambah pembelian terhadap barang
tersebut.
2. Kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil konsumen berkurang, sehingga
memaksa konsumen mengurangi pembelian, terutama barang yang akan naik
harganya.
Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan
tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap
tetap/ceteris paribus). Kemudian dalam hukum permintaan terhadap barang halal
sama dengan permintaan dalam ekonomi pada umumnya, yaitu berbanding terbalik
terhadap harga, apabila harga naik, maka permintaan terhadap barang halal tersebut
berkurang, dan sebaliknya dengan asumsi ceteris paribus.
P = a – bQ atau Q = a – bP
Keterangan:
a = Angka konstanta
Pergeseran kurva diatas terjadi karena perubahan harga. Hal ini mengakibatkan
perubahan permintaan barang oleh konsumen. Pergeseran kurvanya sebagai berikut:
1. Intensitas kebutuhan
Suatu barang dikatakan memiliki intensitas tinggi jika digunakan oleh banyak orang.
Misalnya beras, bahan bakar minyak, dan sejenisnya. Jika kebutuhan suatu barang
atau jasa sangat besar, kenaikan harga hanya memiliki sedikit pengaruh terhadap
perubahan permintaan.
Penggunaan barang atau jasa sifatnya variatif. Ada yang skala penggunaannya
sedikit, maupun sebaliknya. Jika semakin besar jumlah penggunaan barang dan jasa,
berarti elastisitas permintaannya juga berbanding lurus.
Ada barang yang tidak ada penggantinya dan ada yang memiliki substitusi. Jika
semakin banyak suatu barang memiliki pengganti, berarti elastisitas permintaannya
akan kian besar.
5. Masa penyesuaian
Permintaan cenderung kian elastis jika periode penyesuaian jumlah barang dan jasa
yang diminta semakin lama. Konsumen memang perlu waktu untuk mempelajari
pergerakan harga, tak heran waktu pun berpengaruh pada terciptanya elastisitas.
6. Pendapatan
Jumlah barang dan jasa bisa dibeli karena pendapatan seseorang. Tentu jika
pendapatannya tinggi, jumlah barang yang dibeli juga akan kian meningkat dan
berpengaruh pada elastisitas permintaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan di atas yaitu Permintaan adalah
sejumlah barang atau jasa yang dinginkan dibeli atau dimiliki pada berbagai tingkat
harga pada waktu tertentu. Fungsi permintaan dalam ilmu ekomomi adalah
menunjukkan hubungan antara harga barang dan jumlah barang yang diminnta oleh
masyarakat.
Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang
bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila
harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah
barang yang dimintameningkat.
Konsep elastisitas memiliki peranan penting dalam menganalisa masalah-masalah
bisnis. Banyak keputusan bisnis yang diambil dengan keputusan elastisitas, seperti
elastisitas permintaan. Kurva permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu kurva yang
menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang tertentu dengan jumlah
barang tersebut yang diminta para pembeli.
DAFTAR PUSTAKA
Fattach, An’im. 2017. Teori Permintaan dan Penawaran dalam Ekonomi Islam. 2(3): 456.
Fatoni, Siti Nur. 2014. Pengantar Ilmu Ekonomi Dilengkapi Dasar-Dasar Ekonomi Islam.
Bandung: CV Pustaka Setia.
Muhammad. 2004. Ekonomi Mikro Dalam Perspektif Islam. Yogyakarta: BPFE.
Pontoh, Raysitho. 2013. Permintaan dan Penawaran Beras di Indonesia. 16(4): 836.