Anda di halaman 1dari 55

GAMBARAN HASIL PEMRIKSAAN JUMLAH LEUKOSIT

PADA PENDUDUK DI SEKITAR STOCKPILE BATU BARA


DI KABUPATEN MUARO JAMBI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program


Pendidikan Diploma III Teknologi Laboratorium Medis

OLEH :
SITI NURHALIZA
NIM:PO71340190042

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


PROGRAM DIPLOMA TIGA
POLTEKKES KEMENKES JAMBI
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN JUMLAH LEUKOSIT


PADA PENDUDUK DI SEKITAR STOCKPILE BATU BARA
DI KABUPATEN MUARO JAMBI

Oleh:
SITI NURHALIZA
NIM : PO71340190042

Karya Tulis Ilmiah ini Telah Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji


Pada Tanggal 04 Agustus 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Nasrazuhdy, M.Si Agraini, SKM, M.Bmd


NIP. 196307061992031002 NIP. 197308111997032003

ii
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN JUMLAH LEUKOSIT


PADA PENDUDUK DI SEKITAR STOCKPILE BATU BARA
DI KABUPATEN MUARO JAMBI

Oleh :
SITI NURHALIZA
NIM : PO71340190042

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Nasrazuhdy, M.Si Agraini, SKM, M.Bmd


NIP. 196307061992031002 NIP. 197308111997032003

Penguji I Penguji II

Wuni Sri Lestari, S. Pd, M.Kes Dra. Dewi Kurniasih, M.Pd


NIP. 197205261996032002 NIP. 196708312012122001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi

Drs. Nasrazuhdy, M. Si
NIP. 196307061992031002

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“kita di atas bumi yang sama tapi di atas takdir yang berbeda”

Puji syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan Karunia-Nya saya dapat


menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan untuk:

Kedua orang tua saya yang sangat saya sayangi yang selalu memberikan
dukungan semangat, nasehat, motivasi dan do’a restunya sehingga saya bisa sampai
ketahap ini.

Terimakasih kepada kakak saya yang selalu memberikan semangat juga


dukungan.

Terimakasih kepada teman 1 tim saya dalam penelitian ini yang selalu
memberikan semangat satu sama lain.

Terimakasih juga untuk seluruh teman-teman seangkatan terutama (Dea,


Nazwa, Novia dan Shepina) yang telah bersama-sama berjuang memberikan motivasi
serta ikut berperan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Dan terimakasih yang sebanyak-banyak nya untuk semua pihak yang terlibat
dalam penelitian ini.

iv
ABSTRAK

GAMBARAN HASIL PEMRIKSAAN JUMLAH LEUKOSIT PADA PENDUDUK DI


SEKITAR STOCKPILE BATU BARA
DI KABUPATEN MUARO JAMBI

Siti Nurhaliza

Batu bara merupakan bahan bakar hidrokarbon yang terbentuk secara alami dari sisa
tumbuh-tumbuhan dan umumnya digunakan sebagai penghasil energi. Berdasarkan
pengamatan di lokasi stockpile, Efek kesehatan yang dirasakan adalah pusing, lesu, lemas,
sesak napas, batuk,dan konsentrasi yang buruk. Leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh
dari infeksi. Leukosit dibawa ke daerah yang terinfeksi dan mengalami peradangan serius,
dengan demikian leukosit memiliki peran pertahanan cepat dan kuat terhadap zat asing
infeksius yang masuk ke dalam tubuh.
Tujuan dari penelitian ini adalah melihat gambaran hasil pemeriksaan jumlah
leukosit pada penduduk di sekitar stockpile batu bara di Talang Duku Kabupaten Muaro
Jambi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan
pendekatan cross sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 30 (tiga puluh) orang.
Rata-rata hasil Pemeriksaan jumlah leukosit berdasarkan umur menunjukkan bahwa
umur > 40 tahun lebih tinggi yaitu (7,76) sedangkan ≤ 40 tahun (7,5), berdasarkan jenis
kelamin laki-laki lebih tinggi yaitu (8,12) sedangkan jenis kelamin perempuan (7,31),
berdasarkan jarak rumah ke lokasi stockpile ≤ 500 meter lebih tinggi yaitu (7,79) sedangkan
> 500 meter (7,37) dan berdasarkan lama domisili tinggal > 10 tahun lebih tinggi yaitu (7,78)
sedangkan ≤ 10 tahun (7,38).

Kata Kunci : Leukosit, Stockpile Batu bara


Pustaka : 22
Tahun : 2007-2018

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. dengan segala

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya

Tulis Ilmiah yang berjudul “GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN JUMLAH

LEUKOSIT PADA PENDUDUK DI SEKITAR STOCKPILE BATU BARA DI

KABUPATEN MUARO JAMBI” Karya Tulis ilmiah ini merupakan suatu

kewajiban penulis dalam melengkapi dan memenuhi persyaratan akhir dalam

menyelesaikan program pendidikan Diploma III jurusan Analis kesehatan Poltekkes

Kemenkes Jambi.

Pada penyusunan Karya Tulis ilmiah ini banyak mendapatkan bimbingan dari

berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Rusmimpong, S.Pd M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Jambi.

2. Bapak Drs, Nasrazuhdy, M. Si selaku Ketua Jurusan Teknologi Laboratorium

Medis Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi dan selaku pembimbing I Karya

Tulis Ilmiah yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan motivasi dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Bapak James P. Simanjuntak, S. Si, M. Si selaku Ketua Prodi Diploma III Jurusan

Teknologi Laboratorium Medis Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi yang telah

memberikan pengarahan, bimbingan, dan motivasi dalam menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini.

vi
4. Ibu Agraini, SKM, M.Bmd selaku Pembimbing II Karya Tulis Ilmiah yang telah

memberikan pengarahan, bimbingan, kritik, saran, dan motivasi untuk kelancaran

dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Ibu Wuni Sri Lestari, S.Pd, M.Kes selaku penguji I yang telah yang telah

memberikan pengarahan, bimbingan, saran, kritik, dan motivasi untuk kelancaran

dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Ibu Dra. Dewi Kurniasih, M.Pd selaku penguji II yang telah yang telah

memberikan pengarahan, bimbingan, saran, kritik, dan motivasi untuk kelancaran

dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Orang tua yang telah meberikan semangat, dukungan serta kasih sayangnya baik

secara moril maupun materil.

8. Serta teman-teman perjuangan penulis Dea, Novia, Shepina dan Nazwa yang ikut

serta dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini,

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang

bersifat membangun agar dalam penulisan yang akan datang dapat disempurnakan

lagi. Penulis bersedia menerima seluruh saran dan masukan.

Jambi, 2022

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum.................................................................................. 5
1.3.2 Tujuan Khusus................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................... 5
1.4.1 Bagi Penelitian................................................................................. 5
1.4.2 Bagi Akademik................................................................................. 5
1.4.2 Bagi masyarakat .............................................................................. 6
1.5 Batasan Masalah ......................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Batu Bara ..................................................................................................... 7
2.1.1 Pengertian Batu bara........................................................................... 7
2.1.2 Stockpile Batu bara ............................................................................ 7
2.1.3 Kandungan debu batu bara................................................................. 9
2.1.4 Akibat paparan debu terhadap kesehatan........................................... 9
2.2 Leukosit (Sel Darah Putih)........................................................................... 10
2.2.1 Definisi leukosit.................................................................................. 10

viii
2.2.2 Fungsi Leukosit ................................................................................. 11
2.2.3 Jenis-jenis Leukosit ........................................................................... 12
2.2.4 Pemeriksaan Laboratorium Jumlah Leukosit .................................... 17
2.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Leukosit ................................... 18
2.2.6 Hubungan kadar debu batu bara terhadap jumlah leukosit................. 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep......................................................................................... 21
3.2 Definisi Operasional Variabel...................................................................... 21
3.3 Metodologi Penelitian.................................................................................. 22
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian................................................................... 22
3.4.1 Populasi Penelitian............................................................................. 22
3.4.1 Sampel Penelitian............................................................................... 22
3.5 Teknik Pengambilan Sampel....................................................................... 22
3.6 Teknik Pengumpulan Data........................................................................... 23
3.7 Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................... 23
3.7.1 Waktu Penelitian ................................................................................ 23
3.7.2 Tempat Penelitian .............................................................................. 23
3.8 Instrumen Penelitian ................................................................................... 24
3.8.1 Alat .................................................................................................... 24
3.8.2 Bahan Pemeriksaan ............................................................................ 24
3.9 Prosedur Pemeriksaan.................................................................................. 24
3.9.1 Metode Pemeriksaan........................................................................... 24
3.9.2 Prinsip Pemeriksaan........................................................................... 25
3.9.3 Pengambilan Spesimen Darah ........................................................... 25
3.10 Nilai Normal .............................................................................................. 27
3.11 Analisa Data................................................................................................ 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................... 28
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 32

ix
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 34
5.2 Saran............................................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel ...........................................................


............................................................................................................

Tabel 2. Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ....................


............................................................................................................

Tabel 3. Distribusi frekuensi jumlah leukosit pada penduduk di sekitar


stockpile batu bara di Talang Duku kabupaten Muaro Jambi ...........
............................................................................................................

Tabel 4. Nilai standar deviasi pada pada penduduk di sekitar stockpile


batu bara di Talang Duku kabupaten Muaro Jambi ...........................
............................................................................................................

Tabel 5. Gambaran hasil pemeriksaan jumlah leukosit pada penduduk di


sekitar stockpile batu bara di Talang Duku kabupaten Muaro
Jambi berdasarkan Umur....................................................................
............................................................................................................

Tabel 6. Gambaran hasil pemeriksaan jumlah leukosit pada penduduk di


sekitar stockpile batu bara di Talang Duku kabupaten Muaro
Jambi berdasarkan jenis kelamin........................................................
............................................................................................................

Tabel 7. Gambaran hasil pemeriksaan jumlah leukosit pada prnduduk di


sekitar stockpile batu bara di Talang Duku kabupaten Muaro
Jambi berdasarkan jarak rumah ke lokasi stockpile............................
............................................................................................................

Tabel 8. Gambaran hasil pemeriksaan jumlah leukosit pada prnduduk di


sekitar stockpile batu bara di Talang Duku kabupaten Muaro
Jambi berdasarkan lama domisili.......................................................
............................................................................................................

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ............................................................................


...............................................................................................................

Lampiran 2 Data Hasil Penelitian ............................................................................


...............................................................................................................

Lampiran 3 Lembar Kuisioner Penelitian Pada Penduduk Di Sekitar Stockpile


Batu Bara Di Desa Talang Duku Kabupaten Muaro Jambi..................
...............................................................................................................

Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian........................................................................


...............................................................................................................

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batu bara merupakan bahan bakar hidrokarbon yang terbentuk secara alami

dari sisa tumbuh-tumbuhan dan umumnya digunakan sebagai penghasil energi. Selain

terbentuk dari senyawa-senyawa organik, batubara juga mengandung senyawa

anorganik terutama unsur mineral yang berasal dari lempung, pasir kuarsa, batu kapur

dan sebagainya (Arif, 2014). Menurut Kementerian ESDM, melalui Peta Potensi

Energi di Indonesia (2004), Provinsi Jambi memiliki potensi batu bara yang belum

dieksplorasi sebanyak 788.65 juta ton yang tersebar di beberapa kabupaten, antara

lain: Bungo, Tebo, Tanjabbar, Sarolangun, Merangin, Batanghari, dan Muaro Jambi.

Produksi batu bara di Provinsi Jambi dimulai sejak tahun 2007 hingga tahun 2012

mencapai 21,7 juta metrik ton (Subhan, 2015).

Stockpile adalah tempat penyimpanan atau penumpukan hasil tambang batu

bara. Stockpile berfungsi sebagai penyangga antara pengiriman dan proses,sebagai

persediaan strategis terhadap gangguan yang bersifat jangka pendek atau jangka

panjang. Stockpile juga berfungsi sebagai proses homogenisasi dan atau

pencampuran batu bara untuk menyiapkan kualitas yang dipersyaratkan

(Maryuningsih, 2015).

Debu batu bara beterbangan di udara dalam ukuran dari 1 mikron sampai 500

mikron dan mengandung bahan kimia seperti timbal (Pb). Timbal merupakan salah

1
2

satu jenis logam berat yang terdapat secara alami dan sebagai komponen pencemar

udara serta dapat menimbulkan efek toksik yang meluas pada manusia melalui

berbagai faktor lingkungan yang tercemar. Sumber timbal berasal dari pembakaran

limbah industri yang mengandung timbal dan batu bara (Suciani, 2007).

Pencemaran udara merupakan keadaan udara yang telah berubah dari

keadaan semula menjadi keadaan memburuk. Pencemaran udara disebabkan oleh

pengolahan atau akibat penambangan batu bara dan berdampak buruk pada paru-paru

pekerja dan masyarakat di sekitar area penambangan (Sukana, et al., 2013). Paparan

ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui banyak jalur: pernapasan (inhalasi),

pencernaan (oral) dan kulit (dermal) (Gunawan et al., 2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Sholihah, dkk pada tahun 2008 menunjukkan

pekerja lapangan tambang batubara PT. Kalimantan Prima Persada mengalami

gangguan pernafasan dimana hasil pengukuran kadar debu terhirup melebihi nilai

ambang batas sebesar 2,19 mg/m3. Adapun jenis gangguan pernafasan yang

dirasakan responden berupa batuk kering (23,73%), batuk berdahak (25,42%), sesak

nafas (13,56%) dan keluhan gangguan pernafasan lainnya karena sifat debu yang

mengisi ruang udara, dengan partikel ukuran kecil, debu batu bara dapat mudah

terhirup dan merusak sistem pernafasan.

Sel darah putih atau yang biasa disebut dengan leukosit merupakan salah satu

komponen darah yang mengandung inti serta mempunyai peran sangat penting dalam

sistem pertahanan tubuh manusia yaitu berfungsi untuk melawan mikroorganisme

penyebab terjadinya infeksi, sel tumor, serta zat-zat asing yang berbahaya (Bakhri, 2018).
3

Menurut penelitian Lily Gunawan, Onny setiani, Suhartono (2013)

menunjukkan ada hubungan antara kadar timbal dalam darah dengan jumlah leukosit.

Pajanan polutan yang berulang dapat menyebabkan peradangan akut sampai

peradangan kronik (Xiaohua et al., 2013). jumlah partikel yang berukuran kecil sangat

berbahaya karena dapat terhirup dan memasuki alveoli kemudian difagositosis dan

memicu pengeluaran mediator-mediator yang menyebabkan inflamasi (Robbins,

2013). Mediator yang berperan dalam perlawanan terhadap zat asing tersebut adalah

sel darah putih (leukosit) (Fiko, 2017).

Leukosit dibawa ke daerah yang terinfeksi dan mengalami

peradangan serius, dengan demikian leukosit memiliki peran pertahanan cepat

dan kuat terhadap zat asing infeksius yang masuk ke dalam tubuh (Guyton

and Hall, 2008). Peranan leukosit sebagai pertahanan tubuh terhadap zat-zat

asing (toksik) karena leukosit memiliki kemampuan untuk menahan benda

asing yang sifatnya merugikan dan sebagai sistem pertahanan internal

(Sherwood, 2015).

Untuk melihat keadaan sel leukosit dapat dideteksi dengan cara

pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan leukosit berguna untuk mendeteksi

adanya sistem pertahanan tubuh untuk menyingkirkan benda asing yang

masuk kedalam tubuh. Fungsi utama leukosit adalah sistem pertahanan imun

tubuh untuk menahan atau menyingirkan benda asing yang berpotensi

merugikan (Sherwood L, 2012). Faktor yang menyebabkan leukosit tinggi

diantaranya terjadi infeksi bakteri dan jamur, stress, radang (inflamasi),


4

trauma, keganasan, TBC, atau penyakit sum-sum tulang, demam, ISPA,

batuk, flu, fungiditas. Leukosit tinggi merupakan sebuah sinyal dari adanya

infeksi atau penyakit dalam tubuh (Turrohmah, 2016). Nilai normal leukosit

pada orang dewasa antara lain 4.000-10.000 sel/mm3 (Kiswari,2014).

Berdasarkan pengamatan di lokasi stockpile, masyarakat mengeluhkan debu

dan kemacetan yang setiap hari dilalui truk batu bara. Karena masyarakat setempat

rata-rata terlibat dalam pekerjaan stockpile batu bara, efek kesehatan yang dirasakan

adalah pusing, lesu, lemas, sesak napas, batuk,dan konsentrasi yang buruk. Debu batu

bara tertiup angin saat batubara melewati proses penyortiran. Penulis memilih 2

lokasi penelitian di desa Talang Duku kecamatan Taman Rajo kabupaten Muaro

Jambi yaitu di dusun Belanti Sempit RT 02 dan di dusun Sungai Rengas RT 10 yang

menjadi kawasan PT KBPC yang telah memenuhi kriteria dalam penelitian. Oleh

karena itu, masyarakat di sekitar penambang dapat mewaspadai gejala-gejala

penyakit yang muncul akibat paparan debu, baik dari penambangan batu bara dan

pengangkutan batu bara (Apriyanto dan Harini, 2012).

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka perlu dilakukan

penelitian tentang “Gambaran Hasil Pemeriksaan Jumlah Leukosit Pada

Penduduk Di Sekitar Stockpile Batu Bara”.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran hasil pemeriksaan jumlah Leukosit pada

penduduk di sekitar stockpile batu bara di Talang Duku Kabupaten Muaro


5

Jambi berdasarkan umur, jenis kelamin, jarak rumah ke lokasi stockpile dan

lama domisili.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk melihat gambaran hasil pemeriksaan jumlah leukosit pada

penduduk di sekitar stockpile batu bara di Talang Duku Kabupaten Muaro

Jambi.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Mengetahui rata-rata hasil pemeriksaan jumlah leukosit pada penduduk disekitar

stockpile batu bara berdasarkan umur.

2) Mengetahui rata-rata hasil pemeriksaan jumlah leukosit pada penduduk disekitar

stockpile batu bara berdasarkan jenis kelamin.

3) Mengetahui rata-rata hasil pemeriksaan jumlah leukosit pada penduduk disekitar

stockpile batu bara berdasarkan jarak rumah ke lokasi stockpile batu bara.

4) Mengetahui rata-rata hasil pemeriksaan jumlah leukosit pada penduduk disekitar

stockpile batu bara berdasarkan lama domisili.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Penelitian

Manfaat dari karya tulis ilmiah ini yaitu menambah pengetahuan,

wawasan, pengalaman dan keterampilan kerja bagi peneliti dalam


6

mengaplikasikan ilmu pengetahuan mengenai pemeriksaan hematologi,

khususnya pemeriksaan leukosit.

1.4.2 Bagi Akademik

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bacaan

bagi mahasiswa maupun orang banyak mengenai pemeriksaan leukosit dan

risiko keabnormalannya pada penduduk di sekitar stockpile batu bara terutama

untuk mahasiswa jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes

Kemenkes Jambi.

1.4.2 Bagi masyarakat

Hasil penelitian diharapkan dapat memberi informasi kepada

masyarakat mengenai dampak lingkungan yang terjadi dalam aktivitas

stockpile batu bara. Oleh karena itu perlu di lakukan pemantauan lingkungan

secara berkala untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat dan

lingkungan yang kondusif yang bebas dari polusi.

1.5 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah terhadap jumlah leukosit

pada penduduk di sekitar stockpile batu bara sebanyak 30 orang yang

dilakukan dengan metode automatic hematology analyzer di Balai

Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Jambi pada bulan Februari-juni

2022 dengan sampel darah sewaktu.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Batu Bara

2.1.1 Pengertian Batu bara

Batu bara merupakan merupakan salah satu bahan galian alam. Batu bara

didefinisikan sebagai batuan sedimen yang terbentuk oleh peluruhan tumpukan

tumbuhan selama hampir 300 juta tahun. Dekomposisi tanaman ini terjadi karena

proses biologi dengan mikroba dimana banyak oksigen dalam selulosa diubah

menjadi karbondioksida (CO2) dan air (H2O). Perubahan yang terjadi dalam

kandungan bahan tersebut disebabkan oleh adanya tekanan, pemanasan yang

kemudian membentuk lapisan tebal sebagai akibat pengaruh panas bumi dalam

jangka waktu berjuta-juta tahun, sehingga lapisan tersebut akhirnya memadat dan

mengeras (Mutasim, 2007). Tingkatan batu bara yang paling tinggi adalah antrasit,

sedangkan tingkatan yang paling rendah lebih banyak mengandung hidrogen dan

oksigen (Yunita, 2000).

2.1.2 Stockpile Batu bara

Stockpile batu bara merupakan lokasi penyimpanan batu bara pertama masuk

setelah mengalami proses pengangkutan panjang baik dari tempat distribusi ataupun

dari tempat penggalian material pada industri pertambangan. Kualitas batu bara dapat

terjaga seperti kualitas aslinya sebelum pengangkutan menuju tempat penyimpanan

(Aliyusra, 2017).

7
8

Salah satu kemungkinan masalah yang ditimbulkan oleh tumpukan batu bara

adalah penurunan kualitas batu bara akibat pembakaran batu bara itu sendiri atau

biasa dikenal dengan pembakaran spontan batu bara (Alfarisi dkk, 2017). Hal ini

disebabkan adanya reaksi oksidasi antara kandungan dalam batu bara dan oksigen

yang terdapat pada udara (Arisoy, A., et.al, 2006).

Provinsi Jambi memiliki potensi batubara yang belum dieksplorasi sebanyak

788.65 juta ton yang tersebar di beberapa kabupaten, antara lain: Bungo, Tebo,

Tanjabbar, Sarolangun, Merangin, Batanghari, dan Muaro Jambi. Batu bara

merupakan bahan tambang utama di Provinsi Jambi, di samping minyak bumi dan

gas. Produksi batu bara sejak tahun 2007 hingga Mei 2012 di Provinsi Jambi

mencapai 21,7 juta metrik ton. Jika dihitung dengan harga standar batu bara di

pasaran, USD 112/ton, maka penjualan batu bara dari Provinsi Jambi menembus

angka Rp 24 triliun (Subhan, 2015).

Stockpile batu bara yang berada di Kawasan Talang Duku Kabupaten Muara

Jambi Provinsi Jambi, dan lokasinya tidak jauh dari pemukiman penduduk. Salah

satu stockpile batu bara yang berada disekitar Rt.10 yaitu PT KBPC. Jarak PT KBPC

dengan Rt.10 yaitu <500 m. Penduduk sekitar wilayah tersebut telah terbiasa dengan

debu batu bara selama bertahun-tahun. Kegiatan pertambangan batu bara yang

terdapat di Kawasan Talang Duku yang berlangsung terus menerus itu pasti

berdampak bagi lingkungan dan penduduk sekitar lokasi stockpile.


9

2.1.3 Kandungan debu batu bara

Pencemaran udara merupakan suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk

asal pada keadaan yang lebih buruk. Debu batubara adalah campuran kompleks yang

mengandung berbagai macam bahan berbahaya di dalamnya dari berbagai proporsi

mineral, trace metal, dan bahan organik dengan derajat yang berbeda dari partikulat

batubara. Berbagai komponen aktif debu batubara diduga berperan secara langsung

pada patogeneis penyakit akibat debu batubara, antara lain silika, carbon centered

radical, timbal dan besi. Secara umum diketahui bahwa debu berperan penting dalam

berbagai gangguan pernapasan. Semakin tinggi kadar debu, semakin besar

kemungkinan terkena gangguan pernapasan dan sebaliknya (Chirstine dkk, 2015).

Timbal merupakan salah satu jenis logam berat yang proses terjadinya secara

alami yang dapat diperoleh dari alam tersedia dalam bentuk biji logam dan juga

dalam bentuk percikan gunung berapi (WHO, 2012). Timbal atau timah hitam

merupakan sebagai salah satu komponen polutan udara yang dapat menyebabkan efek

toksik yang luas pada manusia. Pencemaran udara oleh timbal perlu mendapatkan

perhatian yang serius, karena berbagai dampak yang ditimbulkan (Rosita & Widiarti,

2018).

2.1.4 Akibat paparan debu terhadap kesehatan

Debu batu bara mengakibatkan polusi udara di sepanjang jalan yg dijadikan

kegiatan pengangkutan batu bara. Hal ini menyebabkan merebaknya penyakit infeksi

saluran pernafasan, yang bisa memberi pengaruh jangka panjang berupa kanker paru-

paru, darah atau lambung bahkan bisa mengakibatkan kelahiran bayi cacat.
10

Dampak negatifnya lainnya seperti kerusakan lingkungan & kesehatan yg

disebabkan oleh proses penambangan & penggunaannya. Batu bara dan produk

buangannya, berupa abu ringan, abu berat, & kerak residu pembakaran, mengandung

aneka macam logam berat : misalnya arsenik, timbal, merkuri, nikel, vanadium,

berilium, kadmium, barium, cromium, tembaga, molibdenum, seng, selenium, &

radium sangat berbahaya apabila dibuang dilingkungan sekitar.

2.2 Leukosit (Sel Darah Putih)

2.2.1 Definisi leukosit

Leukosit atau sel darah putih adalah sel yang berinti dengan ukuran 9-20 𝝁m;

jumlahnya sekitar 4000-10.000 ribu/mm3 darah. Tempat pembentukannya di sumsum

tulang dan jaringan limfatik. Leukosit berasal dari satu sel bakal (stem cell) dan

kemudian mengalami diferensiasi (mengalami pematangan). Leukosit diangkut oleh

darah ke berbagai jaringan tubuh tempat sel-sel tersebut melakukan fungsi

fisiologiknya (Riswanto, 2013).

Leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi. Karena itu, jumlah

leukosit tersebut berubah-ubah dari waktu ke waktu, sesuai dengan jumlah benda

asing yang dihadapi dalam batas-batas yang masih dapat ditoleransi tubuh tanpa

menimbulkan gangguan fungsi (Sadikin, 2002). Meskipun leukosit merupakan sel

darah, tapi fungsi leukosit lebih banyak dilakukan di dalam jaringan. Leukosit hanya

bersifat sementara mengikuti aliran darah ke seluruh tubuh. Apabila terjadi


11

peradangan pada jaringan tubuh leukosit akan pindah menuju jaringan yang

mengalami radang dengan cara menembus dinding kapiler (Kiswari,2014).

Kenaikan jumlah leukosit (leukositosis) dapat dijumpai misalnya pada infeksi,

reaksi leukemoid, nekrosis jaringan (infark miokardial, sirosis hati, luka bakar,

kanker organ), penyakit kolagen, penyakit parasitik, stress (pembedahan, demam,

kekacauan emosional yang berlangsung lama), keadaan fisiologik (misal latihan

jasmani berat, akhir kehamilan, waktu partus, neonatus) dll.

Penurunan jumlah leukosit (leukopenia) dapat dijumpai misalnya pada

penyakit hematopoietik (anemia aplastik, hipersplenisme), infeksi virus, malaria,

agranulositosis, alkoholisme, systemic lupus erythematosus (SLE), demam tifoid,

malnutrisi (Riswanto, 2013).

2.2.2 Fungsi Leukosit

Leukosit bermanfaat ketika terjadi proses peradangan dan sebagian besar

diangkut secara khusus ke daerah yang terinfeksi sebagai lini pertahanan yang cepat

dan kuat terhadap agen-agen infeksius. Salah satunya granulosit dan monosit, kedua

sel ini mempunyai kemampuan untuk mencari dan merusak setiap benda asing yang

menyerang (Guyton dan Hall, 2008). Leukosit berperan penting dalam sistem

pertahanan tubuh, fungsi utamanya adalah membunuh patogen dengan cara

fagositosis (melingkupi dan menelan patogen). Fungsi lainnya adalah memproduksi

antibody yang dapat membunuh pathogen secara tidak langsung (indirek) atau

melepaskan zat untuk melawan benda asing (Riswanto, 2013).


12

2.2.3 Jenis-jenis Leukosit

Leukosit terdiri dari 2 kategori yaitu granulosit dan agranulosit.

a. Granulosit, yaitu sel darah putih yang di dalam sitoplasmanya terdapat

granulagranula. Granula-granula ini mempunyai perbedaan kemampuan

mengikat warna misalnya pada eosinofil mempunyai granula berwarna

merah terang, basofil berwarna biru dan neutrofil berwarna ungu pucat.

b. Agranulosit, merupakan bagian dari sel darah putih dimana mempunyai inti

sel satu lobus dan sitoplasmanya tidak bergranula. Leukosit yang termasuk

agranulosit adalah limfosit, dan monosit. Limfosit terdiri dari limfosit B

yang membentuk imunitas humoral dan limfosit T yang membentuk

imunitas selular. Limfosit B memproduksi antibodi jika terdapat antigen,

sedangkan limfosit T langsung berhubungan dengan benda asing untuk

difagosit (Tarwoto, 2007).

Ada tidaknya granula dalam leukosit serta sifat dan reaksinya terhadap zat

warna, merupakan ciri khas dari jenis leukosit. Selain bentuk dan ukuran, granula

menjadi bagian penting dalam menentukan jenis leukosit (Nugraha, 2015). Dalam

keadaan normal leukosit yang dapat dijumpai menurut ukuran yang telah dibakukan

adalah basofil, eosinofil, neutrofil batang, neutrofil segmen, limfosit dan monosit.

Keenam jenis sel tersebut berbeda dalam ukuran, bentuk, inti, warna sitoplasma serta

granula didalamnya (Mansyur, 2015).


13

1. Neutrofil

Neutrofil berukuran sekitar 14 μm, granulanya berbentuk butiran halus tipis

dengan sifat netral sehingga terjadi percampuran warna asam (eosin) dan warna basa

(metilen biru), sedang pada granula menghasilkan warna ungu atau merah muda yang

samar (Nugraha 2015). Neutrofil berfungsi sebagai garis pertahanan tubuh terhadap

zat asing terutama terhadap bakteri. Bersifat fagosit dan dapat masuk ke dalam

jaringan yang terinfeksi. Sirkulasi neutrofil dalam darah yaitu sekitar 10 jam dan

dapat hidup selama 1-4 hari pada saat berada dalam jaringan ekstravaskuler

(Kiswari,2014).

Neutrofil adalah jenis sel leukosit yang paling banyak yaitu sekitar 50-70%

diantara sel leukosit yang lain. Ada dua macam netrofil yaitu neutrofil batang (stab)

dan neutrofil segmen (polimorfonuklear) (Kiswari,2014). Perbedaan dari keduanya

yaitu neutrofil batang merupakan bentuk muda dari neutrofil segmen sering disebut

sebagai neutrofil tapal kuda karena mempunyai inti berbentuk seperti tapal kuda.

Seiring dengan proses pematangan, bentuk intinya akan bersegmen dan akan menjadi

neutrofil segmen. Sel neutrofil mempunyai sitoplasma luas berwarna pink pucat dan

granula halus berwarna ungu (Riswanto,2013).

Neutrofil segmen mempunyai granula sitoplasma yang tampak tipis

(pucat), sering juga disebut neutrofil polimorfonuklear karena inti selnya terdiri atas

2-5 segmen (lobus) yang bentuknya bermacam-macam dan dihubungkan dengan

benang kromatin. Jumlah neutrofil segmen yaitu sebanyak 3-6, dan bila lebih dari 6

jumlahnya maka disebut dengan neutrofil hipersegmen (Kiswari,2014).


14

Peningkatan jumlah neutrofil disebut netrofilia. Neutrofilia dapat terjadi

karena respon fisiologik terhadap stres, misalnya karena olah raga, cuaca yang

ekstrim, perdarahan atau hemolisis akut, melahirkan, dan stres emosi akut. Keadaan

patologis yang menyebabkan netrofilia diantaranya infeksi akut, radang atau

inflamasi, kerusakan jaringan, gangguan metabolik, apendisitis dan leukemia

mielositik. Sedangkan penurunan jumlah neutrofil disebut dengan neutropenia,

neutropenia ditemukan pada penyakit virus, hipersplenisme, leukemia, granolositosis,

anemia, pengaruh obat-obatan (Riswanto, 2013).

2. Eosinofil

Eosinofil dalam tubuh yaitu sekitar 1-6%, berukuran 16 μm. Berfungsi

sebagai fagositosis dan menghasilkan antibodi terhadap antigen yang dikeluarkan

oleh parasit. Masa hidup eosinofil lebih lama dari neutrofil yaitu sekitar 8-12 jam

(Kiswari, 2014).

Eosinofil hampir sama dengan neutrofil tapi pada eosinofil, granula

sitoplasma lebih kasar dan berwarna merah orange. Warna kemerahan disebabkan

adanya senyawa protein kation (yang bersifat basa) mengikat zat warna golongan

anilin asam seperti eosin, yang terdapat pada pewarnaan Giemsa. Granulanya sama

besar dan teratur seperti gelembung dan jarang ditemukan lebih dari 3 lobus inti.

Eosinofil lebih lama dalam darah dibandingkan neutrofil (Hoffbrand, dkk. 2012).

Eosinofil akan meningkat jumlahnya ketika ditemukan penyakit alergi,

penyakit parasitik, penyakit kulit, kanker, flebitis, tromboflebitis, leukemia mielositik

kronik (CML), emfisema dan penyakit ginjal. Sedangkan pada orang stres, pemberian
15

steroid per oral atau injeksi, luka bakar, syok dan hiperfungsiadrenokortikal akan

ditemukan jumlah eosinofil yang menurun (Riswanto, 2013).

3. Basofil

Basofil adalah jenis leukosit yang paling sedikit jumlahnya yaitu kira-kira

kurang dari 2% dari jumlah keseluruhan leukosit. Sel ini memiliki ukuran sekitar 14

μm, granula memiliki ukuran bervariasi dengan susunan tidak teratur hingga

menutupi nukleus dan bersifat azrofilik sehingga berwarna gelap jika dilakukan

pewarnaan Giemsa. Basofil memiliki granula kasar berwarna ungu atau biru tua dan

seringkali menutupi inti sel, dan bersegmen. Warna kebiruan disebabkan karena

banyaknya granula yang berisi histamin, yaitu suatu senyawa amina biogenik yang

merupakan metabolit dari asam amino histidin.

Basofil jarang ditemukan dalam darah normal. Selama proses peradangan

akan menghasilkan senyawa kimia berupa heparin, histamin, beradikinin dan

serotonin. Basofil berperan dalam reaksi hipersensitifitas yang berhubungan dengan

imunoglobulin E (IgE) (Kiswari,2014).

4. Monosit

Jumlah monosit kira-kira 3-8% dari total jumlah leukosit. Monosit

memiliki dua fungsi yaitu sebagai fagosit mikroorganisme (khusunya jamur dan

bakteri) serta berperan dalam reaksi imun (Kiswari,2014).

Monosit merupakan sel leukosit yang memiliki ukuran paling besar yaitu

sekitar 18 μm, berinti padat dan melekuk seperti ginjal atau biji kacang, sitoplasma

tidak mengandung granula dengan masa hidup 20-40 jam dalam sirkulasi. Inti
16

biasanya eksentris, adanya lekukan yang dalam berbentuk tapal kuda. Granula

azurofil, merupakan lisosom primer, lebih banyak tapi lebih kecil. Ditemui retikulim

endoplasma sedikit. Juga ribosom, pliribosom sedikit, banyak mitokondria. Aparatus

Golgi berkembang dengan baik, ditemukan mikrofilamen dan mikrotubulus pada

daerah identasi inti. Monosit terdapat dalam darah, jaringan ikat dan rongga tubuh.

Monosit tergolong fagositik mononuclear (system retikuloendotel) dan mempunyai

tempat-tempat reseptor pada permukaan membrannya (Effendi, 2003).

5. Limfosit

Limfosit adalah jenis leukosit kedua paling banyak setelah neutrofil (20-

40% dari total leukosit). Jumlah limfosit pada anak-anak relatif lebih banyak

dibandingkan jumlah orang dewasa, dan jumlah limfosit ini akan meningkat bila

terjadi infeksi virus. Berdasarkan fungsinya limfosit dibagi atas limfosit B dan

limfosit T. Limfosit B matang pada sumsum tulang sedangkan limfosit T matang

dalam timus. Keduanya tidak dapat dibedakan dalam pewarnaan Giemsa karena

memiliki morfologi yang sama dengan bentuk bulat dengan ukuran 12 μm.

Sitoplasma sedikit karena semua bagian sel hampir ditutupi nukleus padat dan tidak

bergranula (Nugraha, 2015). Limfosit B berasal dari sel stem di dalam sumsum tulang

dan tumbuh menjadi sel plasma, yang menghasilkan antibodi. Limfosit T terbentuk

jika sel stem dari sumsum tulang pindah ke kelenjar thymus yang akan mengalami

pembelahan dan pematangan. Di dalam kelenjar thymus, limfosit T belajar

membedakan mana benda asing dan mana bukan benda asing. Limfosit T dewasa
17

meninggalkan kelenjar thymus dan masuk ke dalam pembuluh getah bening dan

berfungsi sebagai bagian dari sistem pengawasan kekebalan (Farieh, 2008).

Ukuran sel limfosit beragam, ada yang seperti eritrosit dan ada yang

sebesar netrofil. Limfosit dengan garis tengah 6-8 mikrometer dikenal sebagai

limfosit kecil. Sitoplasma limfosit bersifat basa lemah dan berwarna biru muda pada

sediaan yang terpulas. Sitoplasma ini mengandung granul azurofilik. Inti selnya

kebanyakan bulat atau terkadang mirip ginjal. Kromatin inti amat padat dan berwarna

biru gelap. Sel ini juga relatif sedikit dan berwarna biru langit tanpa granul spesifik,

namun pada beberapa sel terlihat granula azurofil yang jika pulasannya baik bewarna

ungu kemerahan (Irianto, 2004).

2.2.4 Pemeriksaan Laboratorium Jumlah Leukosit

Metode pemeriksaan hitung jumlah leukosit dibagi menjadi dua bagian yaitu :

1) Metode manual

Metode penghitungan jumlah leukosit manual dapat dilakukan dengan

menggunakan kamar hitung improved neubauer antara lain:

1. Isap sampel darah sampai tanda 0,5 dengan pipet thoma leukosit

2. Hapus darah yang melekat pada luar ujung pipet

3. Lalu isap larutan turk sampai tanda 11

4. Kocok pipet hingga homogen, buang 3-4 tetes

5. Siapkan kamar hitung yang bersih dan kering dengan deckglass diatasnya, lalu

letakkan diatas mikroskop

6. Teteskan 1 tetes ke dalam kamar hitung, biarkan 2-3 menit


18

7. Hitung jumlah leukosit dalam 4 kotak besar ditepi dengan perbesaran 10×.

Kriteria : sel yang menyinggung garis kiri dan atas dihitung sel yang menyinggung

garis kanan dan bawah tidak dihitung (Gandasoebrata R, 2010).

2) Pemeriksaan otomatis

Dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya permintaan untuk penelitian

hematologi, sebagian besar laboratorium klinis saat ini mengunakan alat hematology

analyzer. Perangkat ini digunakan untuk mengukur dan menghitung sel darah secara

otomatis berdasarkan impedansi dari pancaran listrik atau cahaya dari sel yang

ditransmisikan. Penganalisis hematologi sering digunakan untuk hematologi rutin,

yang meliputi eritrosit, leukosit, jumlah trombosit, dan hemoglobin. Prinsip respons

instrumen hematologi otomatis bervariasi, termasuk impedansi dan flow cytometry

(Trijanto, 2018).

2.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Leukosit

Faktor – faktor yang berhubungan dengan hitung jumlah trombosit adalah

sebagai berikut:

1. Usia

Konsentrasi leukosit yang normal pada bayi adalah (6 bulan – 1 tahun)

10.000-20.000/uL dan terus menurun seiring bertambahnya usia. Pada anak-anak

berusia 2-5 tahun lebih sering terjadi peningkatan jumlah leukosit. Pada usia yang

semakin dewasa maka akan terjadi penurunan jumlah leukosit (Astuti, 2017).
19

2. Jenis kelamin

Jenis kelamin merupakan perbedaan status biologis antara laki-laki dan

perempuan. Jenis kelamin dikaitkan dengan pola dan aspek gender, pada jenis

kelamin laki-laki lebih banyak menderita penyakit leukemia dibandingkan dengan

perempuan. Laki-laki berisiko 3 kali terjadi peningkatan jumlah leukosit daripada

perempuan (Bustan, 2007).

3. Jarak rumah ke stockpile

Jarak lokasi tinggal ke stockpile merupakan jarak rumah tempat tinggal

dengan lokasi stockpile dalam satuan meter. Penelitian Nullolli et al mengungkapkan

adanya peningkatan jumlah penderita asma pada anak yang tinggal di dekat atau jauh

dari lokasi pertambangan batubara terbuka. Penelitian yang telah dilakukan adanya

hubungan antara kesehatan dan jarak lokasi tinggal dengan lokasi stockpile yang

menunjukkan tingginya tingkat kejadian penyakit paru dan asma (Hendryx, 2008).

4. Lama domisili

Lama domisili tinggal di lokasi stockpile merupakan lamanya waktu tinggal di

lokasi sejak adanya stockpile dalam hitungan tahun. Pada penelitian yang telah

dilakukan adanya hubungan bermakna antara lama domisili tinggal di lokasi stockpile

dengan lama paparan seseorang di lokasi perhari yang mengalami penurunan fungsi

paru dengan lingkungan polutan sehingga menimbulkan stress berat pada saluran

pernapasan dan gangguan pernapasan (Sari, et al., 2013).


20

2.2.6 Hubungan kadar debu batu bara terhadap jumlah leukosit

Timbal akan masuk kedalam sumsum tulang dan menghambat proses

hematopoesis yaitu menghambat pembentukan sel-sel darah sehingga sel-sel muda

banyak dikeluarkan dan mudah terjadi hemolisis (O.K et al., 2010). Salah satu sel

darah yang dibentuk oleh sumsum tulang adalah lekosit. Lekosit sebagian dibentuk di

sumsum tulang (granulosit dan monosit serta sedikit limfosit) dan sebagian lagi di

jaringan limfe yaitu limfosit dan sel-sel plasma (Hall, 2016).


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Penduduk di sekitar stockpile Batu Bara

- Umur
- Jenis Kelamin
- Jarak rumah ke lokasi
stockpile Jumlah leukosit
- Lama domisili

3.2 Definisi Operasional Variabel

Skala
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur
1 2 3 4 5 6
Umur Lama waktu hidup sejak Observasi dan ≤ 40 tahun Ordinal
dilahirkan (tahun) hingga wawancara Lembar > 40 tahun
saat dilaksanakan wawancara
penelitian.
Jenis Perbedaan status gender - Laki-laki Nominal
Kelamin antara laki-laki dan Wawancara Lembar - Perempuan
perempuan wawancara

Jarak rumah Jarak rumah tempat Observasi dan Lembar ≤ 500 m ordinal
ke lokasi tinggal dengan lokasi wawancara wawancara
stockpile stockpile dalam satuan > 500 m
meter (m)

Lama Lamanya waktu tinggal Observasi dan Lembar ≤ 10 tahun Ordinal


domisili di lokasi sejak adanya wawancara wawancara
stockpile dalam hitungan > 10 tahun
tahun.

Jumlah Banyaknya jumlah sel Electronic Automatic 103/ul Ratio


Leukosit darah putih dalam darah. Impedance Hematology

21
22

Analyzer
3.3 Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan

pendekatan cross sectional, yaitu rancangan penelitian dengan melakukan

pengukuran dan pengamatan pada waktu yang bersamaan atau hanya satu kali

(Hidayat,2007).

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi Penelitian

Penduduk yang tinggal di sekitar stockpile batu bara yang berada di kawasan

Talang Duku Kecamatan Taman Rajo Kabupaten Muaro Jambi yaitu di RT.02 yang

berjumlah 54 anggota keluarga, dan di RT.10 yang berjumlah 100 anggota keluarga.

3.4.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian ini adalah 30 (tiga puluh) orang penduduk yang bersedia

menjadi responden dan tinggal di sekitar PT KBPC yang terletak di dusun Belanti

Sempit RT 02 dan dusun Sungai Rengas RT 10 desa Talang Duku kecamatan Taman

Rajo kabupaten Muaro Jambi.

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik

Purposive sampling dengan terlebih dahulu menentukan perusahaan stockpile batu

bara yang diasumsikan dapat mewakili seluruh penduduk yang tinggal di sekitar

stockpile dan kemudian seluruh penduduk yang tinggal di sekitar stockpile yang

terpilih tersebut diminta kesediaannya untuk menjadi sampel dalam penelitian ini.
23

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Seluruh data dalam penelitian ini adalah data primer yang terdiri dari

- Karakteristik responden, yaitu umur, jenis kelamin, jarak rumah tinggal ke

stockpile dan lama domisili yang didapatkan dari hasil observasi / wawancara

pada penduduk di sekitar stockpile Batu Bara yang bertempat tinggal di dusun

Belanti Sempit RT 02 dan dusun Sungai Rengas RT 10 desa Talang Duku

kecamatan Taman Rajo kabupaten Muaro Jambi.

- Data jumlah leukosit didapat dari hasil pemeriksaan darah penduduk sekitar

stockpile menggunakan metode Electronic Impedance dengan alat Hematologi

Analizer.

3.7 Waktu dan Tempat Penelitian

3.7.1 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Juni 2022.

3.7.2 Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di dua tempat, yaitu tempat pengumpulan data

observasi/wawancara dan pengumpulan spesimen darah dilakukan di 2 tempat yaitu

dusun Belanti Sempit RT 02 dan dusun Sungai Rengas RT 10 Desa Talang Duku

Kecamatan Taman Rajo kabupaten Muaro Jambi sedangkan pemeriksaan

laboratorium terhadap spesimen darah dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan

Daerah Provinsi Jambi.


24

3.8 Instrumen Penelitian

3.8.1 Alat

(1) Pengambilan darah vena

- Needle vacutainer

- Holder

- tourniquet

- Alkohol swab

- Kapas kering

- Plester

- Tissue

- Tabung vacutainer EDTA 3 ml

- Rak tabung

- Tabung reaksi

- Cool box

- Spidol / pena

3.8.2 Bahan Pemeriksaan

Darah Vena

3.9 Prosedur Pemeriksaan

3.9.1 Metode Pemeriksaan

Metode yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah Electronic Impedance.


25

3.9.2 Prinsip Pemeriksaan

Prinsip pemeriksaan Electronic Impedance berdasarkan spesifikasi ukuran sel

yang melewati filter dengan memakai tegangan listrik untuk sekali pembacaan bisa

diperiksa sekaligus beberapa parameter seperti Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, Eritrosit,

MCH, MCHC, MCV dan Hitung Jenis Leukosit (Balai Laboratorium Kesehatan

Daerah Provinsi Jambi).

3.9.3 Pengambilan Spesimen Darah

(1) Siapkan needle vacutainer, holder, alkohol swab, kapas kering, tourniquet,

plester steril, dan tabung vacutainer EDTA

(2) Gunakan sarung tangan (handscoon)

(3) Pasang tourniquet pada lengan atas kira-kira 4 jari (7-10 cm) diatas lipat siku

(4) Pilih bagian vena mediana cubiti

(5) Desinfeksi dengan alkohol swab secara sirkuler dari arah dalam keluar,

kemudian tunggu sampai kering

(6) Tusukkan pada vena dengan posisi ujung jarum yang runcing menghadap ke

atas. Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian

posterior tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam

tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa

tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua,

begitu seterusnya.
26

(7) Tourniquet dilepaskan dan minta pasien membuka kepalan tangannya.

Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang

diperlukan untuk pemeriksaan.

(8) Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan

kapas, lalu plester selama kira-kira 15 menit.

Pemeriksaan Spesimen Darah

(1) Hubungkan kabel power kestabilisator (stavo)

(2) Switch utama dinyalakan, terletak di samping kanan instrument

(3) Setelah lampu indikator menyala maka secara otomatis alat akan melakukan

start up sampai layar menampilkan tulisan ready

(4) Siapkan bahan pemeriksaan (darah EDTA)

(5) Kemudian masukkan data pada sampel id dan pilih discrette untuk memilih

parameter

(6) Tempelkan alat penghisap sampai dasat tabung kemudian tekan sampel bar

sampai jarum masuk kembali dan melakukan pemeriksaan

(7) Kemudian klik start

(8) Alat akan memproses sampel selama 1 menit dan hasil pemeriksaan akan

tampak pada layar monitor dan diprint.

(9) Untuk mematikan alat klik shutdown dan tekan tombol power off di bagian

belakang alat.
27

3.10 Nilai Normal

Nilai Normal jumlah Leukosit yaitu 4-10 103/ul (Nilai rujukan Balai

Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Jambi).

3.11 Analisa Data

Untuk memperoleh analisa data dari hasil pemeriksaan jumlah leukosit pada

penduduk di sekitar stockpile batu bara di desa Talang Duku kabupaten Muaro Jambi

dapat menarik kesimpulan yang benar diperlukan penyajian data yang akan

ditampilkan dalam bentuk tabulasi.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pemeriksaan jumlah leukosit pada penduduk di sekitar

stockpile batu bara di Talang Duku kabupaten Muaro Jambi pada periode bulan

Februari – Juni 2022 didapatkan data sebanyak 30 responden kemudian di periksa di

Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Jambi. Hasil pemeriksaan jumlah

leukosit pada penduduk di sekitar stockpile batu bara di Talang Duku kabupaten

Muaro Jambi sebagai berikut:

Tabel 2. Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian

Karakteristik Responden N Persentase (%)


Umur < 40 tahun 17 56,7%
>40 tahun 13 43,3%
Jenis Kelamin Perempuan 19 63,3%
Laki-laki 11 36,7%
Jarak rumah ke <500 meter 17 56,7%
lokasi stockpile >500 meter 13 43,3%
Lama domisili <10 tahun 13 43,3%
>10 tahun 17 56,7%
Total 30 100%

4.1.1 Hasil pemeriksaan jumlah leukosit pada penduduk di sekitar stockpile


batu bara

Hasil pemeriksaan jumlah leukosit pada penduduk di sekitar stockpile batu bara

di Talang Duku Kabupaten Muaro Jambi dari 30 responden dapat digambarkan

sebagai berikut:

28
29

Tabel 3. Distribusi frekuensi jumlah leukosit pada penduduk di sekitar stockpile


batu bara di Talang Duku kabupaten Muaro Jambi

No Leukosit (103/ul) N Persentase (%)


1. Normal (4-10) 29 96,7
2. Tinggi (>10) 1 3,3
Total 30 100
Pada tabel 2. diatas dapat dilihat jumlah leukosit pada penduduk di sekitar

stockpile batu bara dalam kategori normal merupakan persentase terbanyak yaitu 29

orang (96,7%), dan kategori tinggi 1 orang (3,3%).

Tabel 4. Nilai standar deviasi pada penduduk di sekitar stockpile batu bara di
Talang Duku kabupaten Muaro Jambi

Hasil pemeriksaan jumlah leukosit


Sampel N
Rata-rata Min Max SD
Normal 29 7,49 4,5 9,6 1,34
Tinggi 1 11,1 11,1 11,1 0
Total 30 18,6 15,6 20,7 1,34

Pada tabel 3. di atas dapat dilihat jumlah leukosit pada penduduk di sekitar

stockpile batu bara dari 30 responden didapatkan hasil dalam kategori normal

didapatkan sebanyak 29 orang dengan rata-rata 7,49 sedangakan dalam kategori

tinggi 1 orang dengan rata-rata 11,1.

4.1.2 Hasil pemeriksaan jumlah leukosit pada penduduk di sekitar stockpile


batu bara berdasarkan umur, jenis kelamin, jarak rumah ke lokasi
stockpile dan lama domisili

Hasil pemeriksaan jumlah leukosit pada penduduk di sekitar stockpile batu bara

di Talang Duku Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan umur, jenis kelamin, jarak

rumah ke lokasi stockpile dan lama domisili dari 30 responden dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.


30

Tabel 5. Hasil pemeriksaan rata-rata jumlah leukosit pada penduduk di sekitar


stockpile batu bara di Talang Duku kabupaten Muaro Jambi
berdasarkan Umur

Hasil jumlah leukosit


No Umur N mean SD Tidak frekuensi
Normal
normal
1. ≤ 40 tahun 17 7,5 1,32 17 (100%) 0 (0%) 56,7%
2. > 40 tahun 13 7,76 1,66 13 (100%) 0 (0%) 43,3%
Jumlah 30 100%

Pada tabel 4. dilihat pada penduduk yang berumur > 40 tahun didapatkan rata-

rata jumlah leukosit yaitu 7,76 sedangkan pada penduduk yang berumur > 40 tahun

didapatkan rata-rata jumlah leukosit sebanyak 7,5.

Tabel 6. Hasil pemeriksaan rata-rata jumlah leukosit pada penduduk di sekitar


stockpile batu bara di Talang Duku kabupaten Muaro Jambi
berdasarkan jenis kelamin

Hasil jumlah leukosit


No Jenis kelamin N Mean SD Tidak frekuensi
Normal
normal
1. Perempuan 19 7,31 1,37 19 (100%) 0 (0%) 63,3%
2. Laki-laki 11 8,12 1,54 10 (90,9%) 1 (9,1%) 36,7%
Jumlah 30 100%

Pada tabel 5. dapat dilihat pada penduduk yang berjenis kelamin laki-laki

didapatkan rata-rata jumlah leukosit yaitu 8,12 sedangkan pada penduduk yang

berjenis kelamin perempuan didapatkan rata-rata jumlah leukosit sebanyak 7,31.


31

Tabel 7. Hasil pemeriksaan rata-rata jumlah leukosit pada penduduk di sekitar


stockpile batu bara di Talang Duku kabupaten Muaro Jambi
berdasarkan jarak rumah ke lokasi stockpile

Hasil jumlah leukosit


Jarak rumah Normal Tidak
No N Mean SD frekuensi
ke stockpile normal

1. ≤ 500 meter 17 7,79 1,12 17 (100%) 0 (0%) 56,7%


2. > 500 meter 13 7,37 1,86 13 (100%) 0 (0%) 43,3%
Jumlah 30 100%

Pada tabel diatas dapat dilihat pada penduduk dengan jarak rumah ke lokasi

stockpile ≤ 500 meter didapatkan rata-rata jumlah leukosit yaitu 7,79 sedangkan pada

penduduk dengan jarak rumah ke lokasi stockpile >500 meter didapatkan rata-rata

jumlah leukosit sebanyak 7,37.

Tabel 8. Hasil pemeriksaan rata-rata jumlah leukosit pada penduduk di sekitar


stockpile batu bara di Talang Duku kabupaten Muaro Jambi
berdasarkan lama domisili

Hasil jumlah leukosit


No Lama domisili N Mean SD Tidak frekuensi
Normal
normal

1. ≤ 10 tahun 13 7,38 1,80 13 (100%) 0 (0%) 43,3%


2. > 10 tahun 17 7,78 1,20 17 (100%) 0 (0%) 56,7%

Jumlah 30 100%

Pada tabel diatas dapat dilihat pada penduduk dengan lama domisili > 10 tahun

didapatkan rata-rata jumlah leukosit yaitu 7,78 sedangkan pada penduduk dengan

lama domisili ≤ 10 tahun didapatkan rata-rata jumlah leukosit sebanyak 7,38.


32

4.2 Pembahasan

Hasil data penelitian yang dilakukan pada bulan Februari – Juni 2022 pada

penduduk di sekitar stockpile batu bara di Talang Duku kecamatan Taman Rajo

kabupaten Muaro Jambi didapatkan 30 orang dan sampel tersebut diperiksa di Balai

Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Jambi.

Pada tabel 5. berdasarkan umur menunjukkan rata-rata jumlah leukosit

terbanyak yaitu pada umur > 40 tahun yaitu 7,76 sedangkan umur ≤ 40 tahun yaitu

7,5. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Astuti (2017) mengenai pada usia yang

semakin dewasa akan terjadi penurunan jumlah leukosit.

Pada tabel 6. berdasarkan jenis kelamin menunjukkan rata-rata jumlah

leukosit terbanyak yaitu pada jenis kelamin laki-laki 19 yaitu 8,12 sedangkan

perempuan 7,31. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan Bustan (2007)

bahwa laki laki lebih berisiko terjadi peningkatan jumlah leukosit dibandingkan jenis

kelamin perempuan.

Pada tabel 7. berdasarkan jarak rumah ke lokasi stockpile menujukkan rata-

rata jumlah leukosit terbanyak yaitu pada jarak ≤ 500 meter yaitu 7,79 sedangkan

jarak >500 meter yaitu 7,37. Berdasarkan dari data kuisioner dan wawancara terhadap

penduduk yang tinggal disekitar stockpile sering mengalami dampak kesehatan

seperti batuk, sesak napas dan pusing akibat debu. Hal ini sesuai dengan penelitian

Nullolli et al mengungkapkan adanya peningkatan jumlah penderita asma pada anak

yang tinggal di dekat atau jauh dari lokasi pertambangan batu bara terbuka. Penelitian

yang telah dilakukan Hendryx (2008) adanya hubungan antara kesehatan dan jarak
33

lokasi tinggal dengan lokasi stockpile yang menunjukkan tingginya tingkat kejadian

penyakit paru dan asma.

Pada tabel 8. berdasarkan lama domisili menunjukkan rata-rata jumlah

leukosit terbanyak yaitu pada lama domisili >10 tahun yaitu 7,78 sedangkan lama

domisili ≤ 10 tahun yaitu 7,38. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan

oleh Sari et al (2013) tentang adanya hubungan bermakna antara lama domisili

tinggal di lokasi stockpile dengan lama paparan seseorang di lokasi perhari dengan

lingkungan polutan sehingga menimbulkan stress berat pada saluran pernapasan dan

gangguan pernapasan.

Pada penelitian ini didapatkan jumlah leukosit pada penduduk di sekitar

stockpile batu bara rata-rata leukosit tinggi yaitu 1 orang dengan jumlah leukosit 11,1

103/ul dan leukosit normal 29 orang. Hal ini sesuai dengan penelitian Gunawan et al.,

(2013) Rerata kadar timah hitam dalam darah pekerja di Perkampungan Industri Kecil

Kebasen Kabupten Tegal diatas ambang toksik, namun rerata jumlah lekosit, jumlah

trombosit, dan aktifitas Superoxide Dismutase (SOD) masih dalam batas normal.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan di Balai laboratorium Kesehatan Daerah

Provinsi Jambi tentang Gambaran hasil pemeriksaan jumlah leukosit pada penduduk

di sekitar stockpile batu bara di Talang Duku kabupaten Muaro Jambi dapat

disimpulkan:

1. Rata-rata hasil Pemeriksaan jumlah leukosit pada penduduk di sekitar stockpile batu

bara berdasarkan umur masih dalam kategori normal pada umur > 40 tahun (7,76)

sedangkan umur ≤ 40 (7,5).

2. Rata-rata hasil pemeriksaan jumlah leukosit pada penduduk di sekitar stockpile batu

bara berdasarkan jenis kelamin masih dalam kategori normal pada jenis laki-laki

(8,12) sedangkan jenis kelamin perempuan yaitu (7,31).

3. Rata-rata hasil pemeriksaan jumlah leukosit pada penduduk di sekitar stockpile

batu bara berdasarkan jarak rumah ke lokasi stockpile masih dalam kategori

normal pada penduduk dengan jarak ≤ 500 meter (7,79) sedangkan > 500 meter

(7,37).

4. Rata-rata hasil pemeriksaan jumlah leukosit pada penduduk di sekitar stockpile

batu bara masih dalam kategori normal pada lama domisili tinggal > 10 tahun

(7,78) sedangkan ≤ 10 tahun (7,38).

34
35

5.2 Saran

1. Bagi peneliti dapat dijadikan dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai

dampak yang ditimbulkan dari aktifitas stockpile batu bara tentang gambaran

hasil pemeriksaan jumlah leukosit pada penduduk sekitar stockpile batu bara.

2. Bagi akademik dapat menambah sumber pustaka dan referensi bacaan bagi

mahasiswa dan sebagai bahan masukan dalam bidang hematologi mengenai

dampak yang ditimbulkan paparan debu pada kegiatan stockpile batu bara.

3. Bagi masyarakat agar dapat menghindari dampak lingkungan akibat stockpile

batu bara dan perlu dilakukan pemantauan lingkungan secara berkala untuk

meningkatkan status kesehatan masyarakat dan lingkungan yang kondusif yang

bebas dari polusi.


DAFTAR PUSTAKA

Apriyanto, D., & Harini, R. (2012). Dampak Kegiatan Pertambangan Batubara


Terhadap Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat. Jurnal Bumi Indonesia, 1, 289–
298.

Arif, I. (2014) Batubara Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Astuti, E. N. (2017). Kadar Benzena di Lindkungan Kerja dan Jumlah Leukosit pada
Mekanik Bengkel Ahass. Skripsi, Universita.

Bakhri, S. (2018). Analisis Jumlah Leukosit Dan Jenis Leukosit Pada Individu Yang
Tidur Dengan Lampu Menyala Dan Yang Dipadamkan. Jurnal Media Analis
Kesehatan, 1(1), 83–91.

Billah, Mutasim. (2007). Peningkatan Nilai Kalor Batubara Peringkat Rendah Dengan
Menggunakan Minyak Tanah Dan Minyak Residu. Teknik Kimia, Fakultas
Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Bustan, M. (2007). Epidemiologi : Penyakit Tidak Menular. Rineke Cipta. Jakarta

Christine Ayu Priscilla Wenas, Paul A.T Kawatu, Woodford B.S Joseph. (2015).
Gambaran Kadar Debu, Status Merokok Dan Fungsi Paru Pada Pekerja Tambang
Batu Di Desa Warembungan.
Fiko, N. M., Yanti, A. H., & Rousdy, D. W. (2017). Profil Hematologi Pekerja
Operator PT . PLN Sektor Kapuas PLTD Sungai Raya Pontianak. 5, 8–17

Gandasoebrata, R, (2010). Penuntun Laboratorium Klinik, cetakan ke-16, Jakarta :


Dian rakyat.

Gunawan, L., Setiani, O., & Suhartono. (2013). Hubungan Kadar Timah Hitam dalam
Darah dengan Jumlah Lekosit , Trombosit , dan Aktifitas Superoxide Dismutase
( SOD ) pada Pekerja Timah Hitam di Kabupaten Tegal The Association
beetwen Blood Lead Level with the amount of lekosit , trombosit , and superox.
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 12(2), 106–110.

Guyton, A.C., dan Hall, J.E. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jakarta: EGC

Hall, J. E. 2016. Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Singapura:
Elsevier Singapore

36
37

Hendryx, M., & Ahern, M. M. (2008). Relations between health indicators and
residential proximity to coal mining in West Virginia. American Journal of
Public Health, 98(4), 669-671.

Maryuningsih, Y. (IAIN S. N. C. (2015). Analisis Dampak Industri Stockpile Batu


Bara Terhadap Lingkungan Dan Tingkat Kesehatan. Scientiae Educatia, 5.

Riswanto. (2013). Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Yogyakarta: Alfamedika


dan Kanal Medika.

Sari, M., Santi, D., N., dan Chahaya, I. (2013). Analisis Kadar CO dan NO2 di Udara
dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan pada Pedagang Kaki Lima di Pasar
Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013.

Sherwood L. In: Herman OO, Albertus AM, Dian R editors. (2015). Fisiologi
Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: ECG;. p. 730

Sherwood L, (2012). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6.

Sholihah Q, Khairiyati L, Setyaningrum R. (2008). Pajanan Debu Batu Bara dan


Gangguan Pernafasan pada Pekerja Lapangan Tambang Batubara. J Kesehat
Lingkung.;4:1–8

Sri Suciani, M. E. (2007). KADAR TIMBAL DALAM DARAH POLISI THE BLOOD
LEAD LEVEL OF TRAFFIC POLICE AND ITS CORRELATION TO THE
HEMOGLOBIN LEVEL (Studi on Traffic Police in Semarang) Tesis Untuk
memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S2.

Subhan, A. (2017). Jejaring Kebijakan Pengangkutan Batubara Di Provinsi Jambi


Ditinjau Dari Perspektif Good Governance. CosmoGov, 1(1), 86.

Sukana, B., Lestary, H., & Hananto, M. (2013). Kajian kasus ispa pada lingkungan
pertambangan batu bara di kabupaten muara enim, sumatera selatan. Jurnal
Ekologi Kesehatan, 12(3), 234–242.

Turrohmah, S. (2016). Bahaya akibat Leukosit Tinggi, UniversitasMuhammadiyah


Semarang.
38

LAMPIRAN 1

SURAT IZIN PENELITIAN


39

LAMPIRAN 2
DATA HASIL PENELITIAN

Jarak rumah Hasil Keterangan


Jenis Lama
No Nama Umur ke lokasi Leukosit
kelamin domisili
stockpile 103/ul
1. GD 23 th L ≤ 500 m >10 th 8,7 Normal
2. HR 51 th P ≤ 500 m >10 th 9,0 Normal
3. SU 42 th P >500 m ≤10 th 7,7 Normal
4. SE 64 th P >500 m ≤10 th 9,2 Normal
5. SA 37 th P >500 m >10 th 8,8 Normal
6. EV 32 th P ≤500 m >10 th 7,8 Normal
7. RP 31 th P ≤500 m ≤10 th 6,3 Normal
8. MR 25 th L ≤500 m >10 th 9,6 Normal
9. IQ 22 th L ≤500 m >10 th 7,4 Normal
10. AD 42 th L ≤500 m >10 th 6,2 Normal
11. MC 20 th L ≤500 m >10 th 7,1 Normal
12. RS 53 th P >500 m ≤10 th 6,6 Normal
13. SK 64 th P >500 m ≤10 th 6,1 Normal
14. SI 43 th P >500 m ≤10 th 9,1 Normal
15. MA 70 th P >500 m ≤10 th 5,0 Normal
16. KA 61 th L >500 m ≤10 th 11,1 Tinggi
17. FA 38 th L ≤500 m >10 th 7,2 Normal
18. NA 28 th L ≤500 m ≤10 th 8,3 Normal
19. HE 44 th P ≤500 m >10 th 8,7 Normal
20. ST 44 th L ≤500 m >10 th 8,1 Normal
21. DW 28 th L ≤500 m >10 th 9,6 Normal
22. SD 38 th L ≤500 m >10 th 6,1 Normal
23. FT 39 th P >500 m >10 th 5,7 Normal
24. SI 44 th P ≤500 m >10 th 7,5 Normal
25. AP 26 th P ≤500 m >10 th 8,3 Normal
26. RO 59 th P ≤500 m >10 th 6,6 Normal
27. SH 24 th P >500 m ≤10 th 7,7 Normal
28. ST 32 th P >500 m ≤10 th 7,6 Normal
29. RT 35 th P >500 m ≤10 th 6,8 Normal
30. ID 34 th P >500 m ≤10 th 4,5 Normal
40

LAMPIRAN 3
LEMBAR KUISIONER PENELITIAN PADA PENDUDUK DI SEKITAR
STOCKPILE BATU BARA DI DESA TALANG DUKU KABUPATEN
MUARO JAMBI
A. Identitas Responden
1. Nama : ……………………………………
2. Alamat : ……………………………………
3. Jenis Kelamin :L/P
4. Umur : …. tahun
5. Pekerjaan : …………………………………
6. Tanggal Pengambilan sampel : …………………………………

B. Pertanyaan
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar!
1. Berapa jarak rumah ke lokasi stockpile batu bara?
a. < 500 meter b. > 500 meter
2. Berapa lama nya domisili tinggal di lokasi?
a. < 10 tahun b. > 10 tahun
3. Apakah anda selalu bekerja setiap hari?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah anda memiliki riwayat penyakit sebelumnya?
Ya b. Tidak
5. Apakah anda sering mengalami gejala seperti pusing, sesak napas, batuk
dan badan terasa lemah dan sebagainya?
a. Ya b. Tidak
6. Apakah dampak yang dirasakan setelah adanya PT stockpile Batu Bara?
a. Ya b. Tidak
Jika Ya, sebutkan: ………………………………………………
41

LAMPIRAN 4
DOKUMENTASI PENELITIAN

(Foto bersama dalam kegiatan sosialisasi masyarakat Talang Duku)

(Stockpile Batu bara) (Sampling darah vena)


42

(Alat Hematologi Analizer sysmex XN-450) (Reagen Hematologi Analizer)


43

AGENDA BIMBINGAN
PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

MAHASISWA DOSEN PEMBIMBING


Siti Nurhaliza Drs. Nasrazuhdy, M.Si
NIM: PO71340190076 NIP. 196307061992031002

Agraini, SKM, M.Bmd


NIP. 197308111997032003

Uraian Materi Yang Pembimbing


No Tanggal
Dikonsultasikan 1 2

1 14 maret 2022 Bimbingan Judul dan Variabel

2 21 maret 2022 Bimbingan BAB I dan BAB III

3 30 maret 2022 Revisi BAB I dan BAB III

4 08 april 2022 Bimbingan BAB II

5 12 april 2022 Revisi BAB I, II, dan III

6 13 april 2022 ACC Proposal

• Penelitian
7 27 juli 2022
• Pengolahan data

Konsultasi Laporan Penelitian,


8 28 juli 2022
BAB IV dan BAB V

Konsultasi BAB I , II, III, IV, V,


9 29 juli 2022
Abstrak dan Lampiran

10 01 agustus 2022 ACC KTI

Anda mungkin juga menyukai